• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Hukum Pidana Subjek hukum pidana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian Hukum Pidana Subjek hukum pidana"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Pengertian Hukum Pidana

Hukum pidana sudah tidak asing lagi mendengarnya karena banyak sekali tentang kasus-kasus pidana yang ada di Indonesia, mengharuskan adanya pengendalian yang di kendalikan dengan hukum yang bersubjek kepada manusia.

Kembali lagi kepada tujuan hukum yaitu bukan hanya melahirkan manusia dan pola perilaku masyarakat.1 Kita tahu bahwa hukum juga menjadi sarana perubahan untuk pola

masyarakat menjadi lebih tertib dan menghormati hak-hak umum dan personal. Ketika seorang melanggar hak dan peraturan, pasti akan ada konsekuensi yang telah dilakukannya.

Asal usul kata pidana dari kata dalam bahasa sansekerta yang telah digunakan dalam ketatanegaraan Majapahit. Pidana secara harfiah berarti penderitaan, siksaan, nestapa. Seringkali ditengah masyarakat disebut-sebut istilah hukuman pidana. Penggunaan istilah itu keliru karena pidana itu sendiri berarti hukuman. Hukuman pidana tidak sekedar membicarakan hukuman, akan tetapi juga membicarakan perbuatan-perbuatan apa saja yang dapat dihukum, serta siapa saja yang dapat dihukum, apa-apa semua orang dapat dihukum atau apa yang membuat seseorang tidak dapat dihukum.2

Dengan kata lain, untuk dapat disebut sebagai hukum pidana, suatu sistem hukum harus terdiri atas setidaknya tiga hal, yaitu perbuatan-perbuatan apa saja yang dilarang, siapa saja yang dapat dikenakan hukuman atau pidana apa yang dapat dijatuhkan. Jika ditiadakan satu dari tiga hal tadi, maka belum memenuhi pengertian hukum pidana.

Hukum pidana adalah sekumpulan peraturan hukum yang dibuat oleh Negara, yang isinya berupa larangan dan keharusan tersebut dikenakan sanksi yang dapat dipaksakan oleh negara. Pengertian sederhana dari hukum pidana adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengandung keharusan dan larangan terhadap pelanggarannya yang diancam dengan hukuman berupa siksa badan. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa hukum pidana berisi peraturan tentang keharusan sekaligus larangan.3

Peraturan-peraturan atau lebih tepatnya undang-undang sebagai dasar dari setiap tindakan hukum seseorang, tentang keharusan dan larangan, keharusan mengandung arti bahwa seseorang harus mengikuti setiap aturan hukum yang telah ditetapkan dalam hukum pidana. Adapun

1 Marwan mas, pengantar ilmu hukum, Bogor : ghalia Indonesia, 2004, hlm. 82

2 Neni Sri Imaniyati dan Panji Adam, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), hlm. 150.

(2)

larangan dalam undang-undang, bagi pelanggarnya diancam dengan sanksi, sanksi dalam hukum pidana adalah ancaman badan, dalam konteks Indonesia adalah pidana kurungan atau penjara.4

2.2 Pengertian Hukum HAM

Pada pasal 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Ini menjadi bukti adanya perhatian penuh dalam ruang lingkup hukum HAM, adanya UU No. 39 1999 yang diresmikan 23 September 1999 yang di tanda tangani oleh presiden ke-3 indonesia.

Menurut Prof. A. Mansyur Efendy (2004; 9), menyatakan selama ini, HAM sering juga disebut hak kodrat, hak dasar manjusia hak mutlak atau dalam bahasa inggris disebut human rights, natural rights, fundamental right dan lain-lain. Dalam bahasa belanda biasa dikenal

grond rechten, mense rechten, dan rechten van mens.

Menurut Martehn kreale (Porf. Aswanto. Bahan kuliah program doktor ilmu hukum PPS UNHAS), mengemukakan bahwa HAM adalah hak yang bersumber dari Allah. Jack Donnaly, mengatakan bahwa HAM adalah hak yang bersumber dari hukum alam, tetapi sumber utamanya dari Allah.5

Dalam hal ini HAM sebuah pemberian dari tuhan yang harus di jaga dan dihormati oleh setiap individu. Bukan sejak dia lahir, tapi sejak dia dalam kandungan ibu sudah mendapatkan hak asasi dari allah SWT, juag tertera pada UUD 1945 pasal 28A tentang hak hidup setiap orang.

Bagaimana agar orang-orang mengerti tentang HAM ?

Yaitu dengan pendidikan. Pendidikan adalah alat yang paling mangkus untuk pengembangan nilai-nilai yang berhubungan dengan HAM. Pendidikan HAM haruslah mengembangkan kemampuan untuk menilai kebebasan pemikiran, kata hati, dan keyakinan dan seterusnya.6 Ini adalah cara agar memberi pengetahuan akan pentingnya HAM, adanya edukasi

4 Ibid.hlm. 158.

5 Nurul Qamar, Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi. (Jakarta, Sinar Grafika; 2013) hlm. 15

(3)

tentang HAM yang di dapatkan sejak pendidikan SD sampai perguruan tinggi. Apalagi kita sebagai calon sarjana hukum harus tahu tentang seluk beluk HAM, agar tidak terjadinya kesalah dalam perkara yang berkaitan dengan HAM.

Dalam kamus politik, pengertian Hak Asasi Manusia adalah setiap hak yang dimiliki manusia karena kelahirannya, bukan kerana diberikan oleh masyarakat atau Negara. Hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau dinyatakan tidak berlaku oleh negara (Miriam Budiardjo : 20014,120).7

Juga semua hak asasi manusia adalah universal, tak terbagi, interdependen, dan saling berkaitan.8 Semuanya setara tanpa adanya perbedaan yang bertitel maupun orang biasa. Kami

yakin bahwa sebagai manusia yang diberikan akal pasti akan berpikir dan menghargai antar sesama manusia. Menjaga hak agar terciptanya keseimbangan sosial yang ada di Indonesia.

Secara khusus hak asasi manusia ini dapat dirinci yaitu:

a. Hak asasi pribadi, yang meliputi hak kemerdekaan memeluk agama, menyatakan pendapat, dan kebebasan berorganisasi atau berpartai.

b. Hak asasi ekonomi, yang meliputi hak kebebasan memiliki sesuatu, hak membeli atau menjual sesuatu, dan hak mengadakan suatu perjanjian atau kontrak.

c. Hak asasi mendapat pengayoman dan perlakuan yang sama dalam keadilan dan pemerintahan (hak persamaan hukum).

2.3 Hubungan Hukum Pidana dengan Hukum HAM

Hak ada yang bersifat relative dan absolut. Pada awalnya sebagai pribadi, orang perorang/personal mempunyai hak asasi (personal rights) dan berubah menjadi hak asasi manusia (human rights) ketika antar sesamanya berbaur dalam kehidupan bersama. Hal ini sesuai dengan fitrah keberadaan manusia sendiri sebagai makhluk sosial (zoon politicon), kata Aristoteles. Pada tataran titik awal inilah, hak asasi manusia dan hukum bertemu.9

Manusia sendiri selalu membutuhkan orang lain dalam berinteraksi, sosialisasi, dan internalisasi. Dalam artian manusia sudah memiliki hak personal dan hak masyarakat (society

7 Asep S. Gatara dan Subhan Sofhian, Pendidikan Kewarganegaraan,(Bandung, Fokusmedia,2011) hlm.141

8 Ibid hlm. 158

(4)

rights) yang harus di lindungi oleh semua orang, yang sudah dimiliki hak tersebut sejak dalam kandungan.

Prof. Mansyur A. Effendi (Kapita Selekta Hukum, 2009: 224) Hukum dan HAM merupakan kesatuan yang sulit untuk dipisahkan, keduanya seperti dua sisi dalam satu mata uang. Apabila suatu bangunan hukum dibangun tanpa HAM yang merupakan pengawal bagi hukum dalam merealisasi perwujudan nilai-nilai keadilan kemanusiaan, maka hukum tersebut menjadi alat bagi penguasa untuk melanggengkan kekuasaanya.10

HAM melindungi manusia secara utuh (demi tegaknya martabat manusia/human dignity). Pelanggaran hak-hak asasi manusia yang dilakukan oleh individu terhadap individu yang lain atau pun pelanggaran hak asasi manusia dari masyarakat luas (publik), sebenarnya sudah tertampung dalam hukum pidana nasional negara-negara. Dalam hal ini, negara sebagai pribadi hukum publik bertindak untuk melindungi korban maupun masyarakat luar dengan mengenakan sanksi pidana terhadap pelakunya, terutama dalam rangka mengembalikan hak-hak individu atau rakyat atas rasa aman, tertib, dan tentram sebagai salah satu hak asasi manusia. Oleh karena itu, penegakan hukum pidana secara baik, jujur, adil, dan tidak memihak, Pada hakekatnya adalah wujud dari penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.11

Hukum dan HAM berkolerasi yaitu, yang melindungi hak-hak masyarakat dan Negara dengan hukum. Berkaitan dengan hukum pidana, asal mula HAM yang dimiliki oleh setiap personal yang seharusnya berkaitan dengan hukum privat dan juga semua masyarakat dengan hukum publik, banyaknya terjadi pelanggaran atau tindak kriminal kepada HAM, maka dibuatlah hukum untuk melindungi dan mencegah tindak kriminal dan pelanggaranl HAM dengan adanya hukum HAM dan hukum pidana. Karena dalam pelanggaran hukum HAM sudah termasuk kepada tindak pidana yang berkaitan dengan hukum pidana, yang mengharuskan pelaku pelanggaran HAM dikenai tindak pidana yang di atur dalam KUH Pidana.

Di Indonesia ada UU No.39 Tahun 1999 Tentang HAM yang mengatur dan memelihara nilai-nilai HAM. Bukan hanya itu, di Indonesia di perkuat dengan ideologinya yaitu pancasila pada sila ke 2, “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Didalam pembukaan UUD 1945 tersirat juga makna kemanusiaan yang berarti menjunjung tinggi HAM. Pada UUD 1945 pada Bab XA Hak Asasi Manusia pasal 28 A-J. Contoh pada pasal 28A “Setiap orang berhak untuk hidup serta 10 Nurul Qomar, Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2013) hlm. 19.

(5)

berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”. Ditambah lagi dengan hukum pidana, banyak sekali hukum yang mengatur tentang pelanggaran kepada individu maupun kepada Negara. Karena itu adanya unsur pidana atau pelaku membuat pelanggaran HAM dapat dikenakan sanksi pidana.

Dalam KUH Pidana terdapat buku kedua yang berisi tindak pidana tentang kejahatan, misalnya pada Bab XVIII. Tentang Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang, Bab XIX. Tentang Kejahatan terhadap Nyawa, Bab XX. Tentang Penganiayaan, dan masih banyak lagi tentang UU dan hukum dalam KUH Pidana yang melindungi hak-hak rakyat. Ini membuktikan bahwa Indonesia sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, di karenakan Indonesia pernah di jajah yang membuat luka akan kehilangannya hak-hak yang ada pada negara dan rakyat Indonesia.

2.4. Kedudukan Hukum Pidana dalam Hukum HAM

Kedudukan hukum pidana sangatlah penting, karena di lihat dari tujuan hukum pidana yaitu untuk melindungi kepentingan orang perseorangan atau hak asasi manusia dan melindungi kepentingan masyarakat dan negara dengan pertimbangan yang serasi dari kejahatan/tindakan tercela di satu pihak dan dari tindakan penguasa yang sewenang-wenang di lain pihak.12

Bisa dipastikan bahwa pentingnya kedudukan hukum pidana dalam hukum HAM, karena tujuan hukum pidana untuk melindungi hak masyarakat dan negara. Dengan adanya hukum pidana hak-hak masyarakat dan negara akan terlindungi dengan adanya hukum, konsekuensinya apabila ada yang melanggar hak tersebut, akan dikenakan sanksi pidana yang berkaitan dengan pelanggaran HAM. Menurut Satjipto Rahardjo hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut. Kekuasaan yang demikianlah yang di sebut hak.13

Demikian yang dilindungi oleh hukum pidana bukan saja indivudu tetapi juga negara, masyarakat harta benda milik individu.14 Sudah di jelaskan kedudukannya sangat penting hukum

pidana dalam hukum HAM. Dengan kata lain, tidak ada seseorang pun manusia yang tidak mempunyai hak (pasal 13 KUHP), tetapi konsekuensinya bahwa orang lain pun memiliki hak

12 Neni Sri Imaniyati dan Panji Adam, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), hlm. 155.

13 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum,(Bansung: PT. Citra aditya bakti, 1982), hlm.53

(6)

yang sama dengannya. ”Hak” pada pihak satu berakibatkan timbulnya ”kewajiban” pada pihak lain untuk menghotmati hak tersebut.15

Jadi, adanya hukum pidana akan melindungi hukum HAM. Apabila adanya seseorang yang melanggar hukum HAM, maka akan dikenakan sanksi hukum pidana. Hukum HAM sangat memerlukan hukum pidana, karena hukum HAM akan mengatur tentang HAM dan hukum pidana akan mengatur konsekuensi pelanggar hukum HAM tersebut. Kedudukan dan hubungan tidak bisa dipisahkan,karena hubungan akan berpengaruh dengan kedudukan, penting atau tidaknya sesuatu. Jadi, kedudukan hukum pidana sangat penting bagi hukum HAM.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan: pertama , pemaknaan kebebasan memilih pihak dalam asas kebebasan berkontrak pada Pemasangan Papan “Terima Kost Muslim”, dan

Pada masa baru saja guru habis mengajar sesuatu kemahiran, mereka dapat mengingatinya dengan baik dan dapat juga menunjukkan prestasi yang bagus dalam latihan yang diberikan yang

Tentunya ada banyak faktor lain yang mempengaruhi perubahan perilaku ini terjadi, selain keempat motif diatas, berdasarkan wawancara dengan 3 orang responden

mediasi di BPSK Jakarta Barat juga mendukung adanya efektivitas dari segi hukum secara prosedural, karena dengan biaya yang terjangkau, pelaku usaha dan konsumen

72 berpendidikan akhir lebih tinggi (D3 & S1) menonton acara RAbu KETawa terutama untuk informasi, pengawasan lingkungan, dan hiburan sedangkan motif

Hakikat dan makna teknologi bagi manusia adalah sebagai salah satu sarana yang amat penting untuk kehidupan masyarakat di jaman yang modern ini terutama di dalam berbagai bidang

As a regional economic cooperation, the AEC will have significant repercussions towards the development of trademark law and investment law in the ASEAN region.

Pada hasil penelitian didapatkan kadar hs-CRP secara signifikan lebih tinggi (p=0,02)pada kelompok pasien PP baik dengan demensia maupun tanpa demensia dibanding kelompok kontrol