• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah 2b JasLink SUNGAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kuliah 2b JasLink SUNGAI"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Jasa Ekosistem Perairan Tawar

• Perairan Mengalir/Running Waters

- Sungai

- Saluran irigasi

• Perairan Menggenang/Standing Waters

- Danau

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Beda

Sungai

dengan

Danau ?

Ada 3 kondisi sungai yang berbeda dengan danau/kolam :

1. Arus di sungai sbg pengendali dan pembatas utama 2. Pertukaran tanah dan air lebih intensif sifat terbuka 3. Oksigen lebih seragam

Kecepatan arus ditentukan oleh :

1. Kemiringan gradien dasar sungai 2. Halus kasarnya dasar sungai

(7)

Sungai adalah alur atau wadah air alami atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.

Sungai merupakan sistem perairan terbuka dimana terjadi interaksi antara fakror biotik dan abiotik, yaitu flora-fauna di satu sisi hidraulika air dan sedimen disisi lain, serta seluruh aktivitas manusia yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sungai.

Sungai adalah alur atau wadah air alami atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.

Sungai merupakan sistem perairan terbuka dimana terjadi interaksi antara fakror biotik dan abiotik, yaitu flora-fauna di satu sisi hidraulika air dan sedimen disisi lain, serta seluruh aktivitas manusia yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sungai.

(8)

No Pulau Wilayah Jumlah Sungai

Jumlah Sungai

Utama

Total Panjang

Sungai Utama (km)

1 Sumatera 30 746 21.235,4

2 Jawa – Madura 15 612 14.820,5

3 Bali–Nusa Tenggara 7 1484 18.446,9

4 Kalimantan 14 514 16.460,2

5 Sulawesi 17 1251 17.126,8

6 Maluku 3 306 3.448,7

7 Papua 4 274 7.210,3

Jumlah 5187 98.748,8

(9)
(10)

Sungai berdasarkan debit aliran airnya, dibedakan atas:

1.Sungai permanen : Sungai yang debitnya stabil dan

tidak dipengaruhi oleh musim. Contoh Sungai Musi, Sungai Batanghari, Sungai Indragiri, Sungai Mahakam, Sungai

Barito, Sungai Kahayan dan Sungai Kapuas.

2.Sungai periodik : Sungai yang aliran airnya

dipengaruhi oleh musim, meluap ketika musim hujan dan kering ketika musim kering. Contoh Sungai Ciliwung,

Sungai Cisadane, Bengawan Solo, Sungai Opak, Sungai Progo, Sungai Code dan Sungai Brantas.

3.Sungai episodik atau intermitten; sungai yang aliran airnya ada hanya di musim penghujan, contoh Sungai

Kasada di Sumba.

4. Sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Sungai berdasarkan debit aliran airnya, dibedakan atas:

1.Sungai permanen : Sungai yang debitnya stabil dan

tidak dipengaruhi oleh musim. Contoh Sungai Musi, Sungai Batanghari, Sungai Indragiri, Sungai Mahakam, Sungai

Barito, Sungai Kahayan dan Sungai Kapuas.

2.Sungai periodik : Sungai yang aliran airnya

dipengaruhi oleh musim, meluap ketika musim hujan dan kering ketika musim kering. Contoh Sungai Ciliwung,

Sungai Cisadane, Bengawan Solo, Sungai Opak, Sungai Progo, Sungai Code dan Sungai Brantas.

3.Sungai episodik atau intermitten; sungai yang aliran

airnya ada hanya di musim penghujan, contoh Sungai Kasada di Sumba.

4. Sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya

hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

(11)

Klasifikasi Sungai

Klas

Debit (m3/dt)

Sungai besar (large river)

> 1000 m3/dt

Sedang (river)

150 – 1000 m3/dt

Kecil (stream)

5 – 150 m3/dt

Anak sungai (small stream)

< 5 m3/dt

(12)

• Tipe aliran : dendritik, …., …..

• Gradien sungai

• Tipe dasar sungai

• Sifat aliran : permanen, musiman

• Lebar dan kedalaman

• Debit

• Kualitas air

(13)

Ada dua zona utama pada aliran air (sungai) (Odum, 1988), yaitu:

Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme ferifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat, dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai di daerah pergunungan.

Zona air tenang: bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa kasus, plankton. Zona ini banyak dijumpai pada daerah yang landai, misalnya di pantai timur Sumatera, dan Kalimantan.

Ada dua zona utama pada aliran air (sungai) (Odum, 1988), yaitu:

Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan

arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme ferifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat, dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai di daerah pergunungan.

Zona air tenang: bagian sungai yang dalam dimana

kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa kasus, plankton. Zona ini banyak dijumpai pada daerah yang landai, misalnya di pantai timur Sumatera, dan Kalimantan.

(14)

Komunitas Biota Perairan

Plankton

: alga, protozoa, rotifera

Neuston

: serangga

Benthos

: moluska, krustase

Nekton

: ikan, amfibi, reptil, mammalia

(15)

Distribusi Fitoplankton/Alga

Klas

Air Tawar

Air Laut

Cyanophyta

XX

XX

Chlorophyta

XX

XX

Chrysophyta

X

XX

Pyrrophyta

X

XX

Euglenophyta

XX

-Phaeophyta

-

XX

(16)

Hubungan Saling Ketergantungan

Produser Primer

Omnivor Herbivor

Karnivor

(17)
(18)

Komunitas Biota Sungai

• Komunitas riam – di habitat riam

• Komunitas air tenang – di habitat berair tenang

• Habitat dasar :

- pasir dan sedimen halus – komunitas biota sedikit - tanah liat – komunitas lebih banyak

- batu pipih atau kerikil – komunitas paling banyak/beragam

• Benthos di habitat dasar :

- epifauna – di habitat riam melimpah (crustacea dll)

(19)

Adaptasi Benthos

1.

Bertaut permanen pada substrat, sprt batu, batang

pohon : alga filamen, diatom, lumut

2.

Berkait & alat pelekat : Diptera, Trichoptera

3.

Tubuh bag bawah lekat : siput, cacing pita

4.

Tubuh pipih

(20)

Bantaran sungai adalah areal sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri luapan air sungai, baik dalam periode waktu yang pendek maupun periode waktu yang cukup panjang, yang merupakan daerah peralihan (ekoton) antara ekosistem akuatik dengan ekosistem daratan.

Sebagai ekoton, daerah bantaran sungai memiliki peranan penting antara lain adalah:

•Menyediakan habitat yang unik bagi biota

• keanekaragaman hayati yang tinggi :

� hutan aluvial

� satwaliar (burung, mamalia, reptilia, ikan, dll

• produktivitas biologi tinggi

� hutan lahan basah

� perikanan

� burung

• sumber penyebaran spesies ke tempat lain •Mengatur “interpath dynamics”

• suplai bahan organik ke ekosistem akuatik (sungai)

• penyimpan hara untuk aliran permukaan lahan pertanian

• mempengaruhi pergerakan serta migrasi burung dan mamalia •Indikator dari perubahan hydroklimat

• sensitif terhadap external control •Mempunyai visual quality yang kuat

• menciptakan warna, variasi dan citra yang berbeda

• menyediakan wilderness experience

Bantaran sungai adalah areal sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri luapan air sungai, baik dalam periode waktu yang pendek maupun periode waktu yang cukup panjang, yang merupakan daerah peralihan (ekoton) antara ekosistem akuatik dengan ekosistem daratan.

Sebagai ekoton, daerah bantaran sungai memiliki peranan penting antara lain adalah:

•Menyediakan habitat yang unik bagi biota

• keanekaragaman hayati yang tinggi :

� hutan aluvial

� satwaliar (burung, mamalia, reptilia, ikan, dll

• produktivitas biologi tinggi

� hutan lahan basah

� perikanan

� burung

• sumber penyebaran spesies ke tempat lain •Mengatur interpath dynamics

• suplai bahan organik ke ekosistem akuatik (sungai)

• penyimpan hara untuk aliran permukaan lahan pertanian

• mempengaruhi pergerakan serta migrasi burung dan mamalia •Indikator dari perubahan hydroklimat

• sensitif terhadap external control •Mempunyai visual quality yang kuat

• menciptakan warna, variasi dan citra yang berbeda

• menyediakan wilderness experience

(21)

1. Terjadinya erosi tebing akibat terbukanya sempadan maupun akibat dampak transportasi air yang tinggi

2. Pendangkalan akibat laju sedimentasi dari lahan DAS-DAS kritis

3. Penyempitan badan air untuk pemukiman penduduk

4. Penggunaan lahan sempadan untuk pertanian,

perdagangan dan pemukiman

5. Degradasi dasar sungai akibat kegiatan penambangan pasir dan batu

6. Ratio debit maksimum dan minimum yang tinggi

7. Fluktuasi tinggi muka air yang tinggi antara musim kematau dan penghujan

8. Banjir di daerah hilir akibat menurunnya daya tamping air sungai.

1. Terjadinya erosi tebing akibat terbukanya sempadan maupun akibat dampak transportasi air yang tinggi

2. Pendangkalan akibat laju sedimentasi dari lahan DAS-DAS kritis

3. Penyempitan badan air untuk pemukiman penduduk

4. Penggunaan lahan sempadan untuk pertanian,

perdagangan dan pemukiman

5. Degradasi dasar sungai akibat kegiatan penambangan pasir dan batu

6. Ratio debit maksimum dan minimum yang tinggi

7. Fluktuasi tinggi muka air yang tinggi antara musim kematau dan penghujan

8. Banjir di daerah hilir akibat menurunnya daya tamping air sungai.

(22)

No Karakteri

stik Parameter Indikator/ Satuan Kondisi I Badan Air

Hidrologi Rasio debit

sungai (Q maks/Qmin) Rendah (<25)Sedang (25-50) Tinggi (>50) Rasio Muka Air

Sungai

Kedalaman (h maks/h min) Rendah (<25) Sedang (25-50) Tinggi (>50)

Morfologi Palung sungai (Perubahan bentuk palung)

Ratio luas palung eksisting / luas palung awal

1 = baik

1/4 – 1/2 (rusak sedang)

<¼ (rusak berat) Lebar sungai Lebar eksisting /lebar

alamiahnya 1 = baik ¾ - 1 (sedang) <¾ (rusak) Panjang sungai Panjang eksisting/panjang

alamiah

Rasio pendangkalan Rendah (<5 %) Sedang (5-10 %) Tinggi (>10 %) Penurunan

muka air sungai pada musim kemarau

Muka air Rendah (<25%) Sedang (25 - 50%) Tinggi (>50%)

Perubahan aliran

Meandering Baik : tidak ada perubahan

Rusak : terjadi pelurusan

Tapal kuda Baik : tidak ada perubahan

(23)

No Karakte

ristik Parameter Indikator/ Satuan Kondisi I Kualita

s air

Status mutu Indeks pencemaran Cemar ringan Cemar sedang

Indeks keanekaragaman Baik (> 2) Sedang (1-2) Rendah (>2) Ikan lokal/

endemik

Jumlah ikan lokal/ endemik

Tetap

Berkurang Punah

Ikan peruaya (migratory species)

Keberadaan ikan

peruaya Tetap adaJarang dijumpai Punah

Gulma air % luas penutupan gulma Rendah ( <5 %) Sedang (5-20 %) Tinggi (>20 %)

Sampah Persentase

(24)

II Ekosistem Sempadan Kondisi

Sempadan Sempadan (Kepres 32/1990 PP 26/2008 RTRW Nasional)

% lebar

sempadan Ada, 100% ) lebar (99-Ada, sempit (50-99%) Hampir tidak ada (<50%)

Vegetasi % Tutupan Tinggi (> 90 %) Sedang (50-90 %) Rendah (< 50 %) Sampah Timbunan

sampah Tidak ada sampahSedikit sampah Timbunan sampah Permukiman % Luas

lahan

III Ekosistem Daerah Tangkapan Air Kondisi

DAS/ DTA Vegetasi (sesuai peruntukan/RTRW UU 26/2007 Penataan Ruang)

% tutupan

hutan Baik ( 0 %)Sedang (<10 %) Rusak (>10 %)

Kepadatan penduduk di

DTA Jumlah jiwa/ km2 luas

DTA

(25)
(26)

ISSUE NASIONAL

ISSUE NASIONAL

PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR

KAWASAN RESAPAN AIR

SEMPADAN SUMBER AIR

INDUSTRI/HOTEL/

RESTORAN/RUMAH SAKIT

RUMAH TANGGA

PERTANIAN/PETERNAKAN

KERUSAKAN

KRISIS AIR BANJIR

Perambahan hutan

Illegal logging

Kebakaran hutan dan lahan

Alih fungsi lahan

dll

• mata air • sungai

(27)

Permasalahan kualitas

Permasalahan kualitas

air

air

DAS CILIWUNG

DAS CILIWUNG

Limbah domestik

Kurangnya resapan air

Limbah industri

Sampah sungai

Limbah domestik

Kurangnya resapan air

Limbah industri

Erosi

Fungsi Ruang/ Kawasan

Limbah domestik

Limbah ternak

Limbah domestik

Kurangnya resapan air

Limbah industri

Limbah ternak

Limbah domestik

(28)

Water Quality

Segmen Key Parameters

BOD COD F.coli Total coli

I

Kab. Bogor

2,0 - 12,4 5,7 – 33,0 490000-790000 24000-790000

II

Kota Bogor

3,1 - 8,0 17,0 – 22,6 7900-490000 13000-140000

III

Kab. Bogor

4,8 – 5,9 11,3 – 17,8 1700-3500 4600-4600

IV

Kota Depok

3,2 – 9,7 15,1 – 27,2 4900-790000 70000-490000

V

DKI Jakarta

(29)
(30)

Segmen BOD COD Fecal

coli Total coli Total P Kelas Air I 2004 7,10 > 2000 > 10.000 1,14 IV

(31)
(32)

Beban Pencemaran

No

. Segmen

Beban (kg/jam)

Keterangan BOD COD

1 Kab. Bogor 3.222 9.558 Telaga Warna - Katulampa

2 Kota Bogor 2.340 5.040 Katulampa – Kedunghalang

3 Kab. Bogor 1.080 1.980 Kedunghalang - Jembatan Panus

4 Kota Depok 4.680 7.740 Jembatan Panus - Kelapa Dua 5 Jakarta 22.320 49.140 Kelapa Dua - Ancol

(33)

SEGMENTASI

SEGMENTASI

Segmen 5

Segmen 1 Segmen 2

Segmen 3 Segmen 4

Segmen 6 JAKARTA

JAKARTA

KOTA DEPOK

KAB.BOGOR

KOTA BOGOR

(34)

WATER CLASS CONDITIONS

WATER CLASS CONDITIONS

SAAT INI

SAAT INI

MUTU AIR SASARAN

MUTU AIR SASARAN

TIDAK

Segmen 6 KELASKELAS

(35)

Class

Class 4 4 Class

Class 3 3 Class

Class 2 2 Class

Class 1 1

(pertanaman) (perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)

(rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)

(air baku air minum, rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)

WATER CLASSIFICATION

WATER CLASSIFICATION

KUALITAS AIR

KUALITAS AIR

SEMAKIN

SEMAKIN

BAIK

BAIK PP No.82 Tahun 2001

(36)

KAWASAN • PERTANIAN/

PETERNAKAN

KRISIS AIR BANJIR  Perambahan hutan

Illegal logging

 Kebakaran hutan dan lahan

 Alih fungsi lahan

Tambang Galian C

 dll

• mata air • sungai

• danau/waduk • dll

ISU PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI DAS

(37)
(38)

UPAYA PENGELOLAAN

1. Penetapan Kelas Air dan Baku mutu Air

2. Pemantauan kualitas air

3. Pemulihan kualitas air

(39)
(40)

Baku mutu air adalah ukuran batas

atau kadar makhluk hidup, zat,

energi, atau komponen yang ada atau

harus ada dan atau unsur pencemar

(41)

KELAS 4 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1

(pertanaman) (perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)

(rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)

(air baku air minum, rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)

BAKU MUTU AIR, PP 82 TAHUN 2001

KUALITAS AIR SEMAKIN BAIK

(42)
(43)

Landasan Hukum Pengkajian Kelas Air (Sungai)

Perkotaan, Permukiman dan Industri,

dll Muka air normal

Sempadan sungai Sempadan sungai

Muka air banjir

Alur sungai

SUNGAI : PP 35/1991, Permen PU 63/1991

PP 82/2001 PKA & PPA

UU 41/1999, PP 47/1999, Keppres 32/1990, (kota: PP

63/2002, &

Inmendagri 14/1988)

UUD 1945, UU No 7 Tahun 2004 , UU 32 Tahun 2009, UU No. 26 Tahun 2007

Air PP 150/2000,

pp 04/2001

UU 5/1990, UU 41/99, PP 68/1998

Fokus Kajian

Kelas Air

(Pasal 9)

(44)

AIR

(Di atas & dibawah Permukaan Tanah)

PENETAPAN STATUS MUTU

AIR

Sumber: Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kulaitas Air & Pengendalian Pencemaran Air

PENGELOLAAN KUALITAS AIR (PKA) – PP 82 Tahun 2001

BAKU MUTU

1. Pengkajian utk

Menetapkan Kelas Air 2. Penetapan BMA &

Penambahan Parameter BMA

3. Mekanisme & Prosedur Pemantauan Kualitas Air 4. Penentuan Status Mutu

Air

Pelestarian Kualitas Air & Pengendalian Pencemaran Air Setiap Orang

atau Penanggung Jawab Usaha

dan atau Kegiatan

PEMBINAAN & PENGAWASAN

Primiantoro, 2006 Pencemaran & Pemulihan Kualitas air

Pelestarian & Peningkatan Kualitas air

Mutu Air Sasaran

Minimal 6 bulan sekali

(45)

Penetapan Kelas Air

Perbaikan Fungsi Lingk

Sungai

• Perpres • Perda

TUJUAN

(46)

TUJUAN :

a. Sebagai dasar dalam melakukan PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

dan PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN sesuai mutu air

sasaran (hulu s/d hilir)

b. Memberikan ARAHAN PEMANFAATAN AIR sesuai peruntukan

SASARAN

Meningkatnya manfaat air untuk AIR BAKU AIR MINUM dan peruntukan

lainnya sesuai persyaratan mutu air.

TUJUAN, SASARAN DAN TARGET

TARGET

(47)

PENGKAJIAN MUTU AIR

PROGRAM PEMELIHARAAN DAN PEMULIHAN KUALITAS AIR PENGHITUNGAN

POTENSI AIR

PEMANTAUAN MUTU AIR SAAT INI

MUTU AIR SASARAN

KLASIFIKASI MUTU AIR

PETA DASAR

1. Peta Topografi Skala 1 : 50 000 2. Peta DAS dan Jaringan Sungai 3. Peta Sumberdaya Air

4. Peta Potensi Pencemaran Air 5. Peta Tata Guna Lahan Eksisting 6. Peta Rencana Umum Tata Ruang

ARAHAN PENDAYAGUNAAN

AIR (YAD) SEGMENTASI

BADAN AIR

TAHAPAN PENGKAJIAN PENETAPAN KELAS AIR

PENDEKATAN EKOSISTEM DAS DAN SEGMENTASI BADAN AIR

(48)
(49)

PENGENDALIAN KERUSAKAN

1. Daya tampung beban pencemaran

2. Inventarisasi & identifikasi sumber

pencemar

(50)

SUMBER PENCEMAR

DAYA TAMPUNG TERLAMPAUI

DAYA TAMPUNG TERPENUHI

BEBAN PENCEMAR

KECIL

BEBAN PENCEMAR

BESAR

KUALITAS AIR TIDAK SESUAI KELAS AIR

KUALITAS AIR

(51)

IDENTIFIKASI

SUMBER PENCEMAR KELAS AIR

BEBAN

PENCEMARAN

DAYA TAMPUNG

BEBAN PENCEMARAN

(52)

REKOMENDASI

ALOKASI BEBAN PENCEMARAN SUNGAI

Segmen: Kecamatan Ruas: Sungai &Anak Sungai

Sektor: Limbah Penduduk, Industri, dll

Prioritas Pengendalian Pencemaran Sungai

REKOMENDASI

ALOKASI BEBAN PENCEMARAN SUNGAI

Segmen: Kecamatan Ruas: Sungai &Anak Sungai

Sektor: Limbah Penduduk, Industri, dll

Prioritas Pengendalian Pencemaran Sungai PENGUMPULAN DATA

SEKUNDER KARAKTERISTIK SUNGAI, Debit Air

Kualitas Air Pemanfaatan Air

PENGOLAHAN DATA PERHITUNGAN DEBIT AIR

PERENCANAAN Debit Minimal Periodik

PENGUMPULAN DATA SUMBER DAN BEBAN PENCEMARAN AIR

Point Source Non Point Source (DAS)

PERSYARATAN KUALITAS AIR

KELAS AIR BAKU MUTU AIR

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG SUNGAI Berdasar Ruas Sungai

Point Source Non Point Source (DAS)

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG SUNGAI Berdasar Ruas Sungai

Point Source Non Point Source (DAS)

PENGOLAHAN DATA PERHITUNGAN BEBAN

PENCEMARAN AIR Beban Pencemaran Sungai PENGUKURAN

LAPANGAN Debit Air Sungai

Kualitas Air Koefisien Penguraian

Zat Pencemaran Air

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan manual System Jaminan Halal (SJH) pada IKM produk Gipang perlu dievaluasi dan diberikan bimbingan teknis terkait kesesuaian dengan ketentuan HAS-23000. Hal ini bertujuan

Kemudian yang lain, terkait dengan manusia muslim sebagai seorang individu yang memiliki kewajiban untuk membayar zakat, mau tidak mau individu harus melakukan pembukuan

Dari empat diagnosa yang penulis angkat, tiga diagnosa dari masalah keperawatan dapat teratasi sesuai dengan waktu dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu

Pada sub-bab ini, penulis akan menyajikan hasil dari pengujian dari model object detection dengan jumlah step training yaitu 16K dan batch size 1. Hasil pengujian

Untuk itu dibuat diagram alir dan program M-file dengan perangkat lunak MATLAB dari pemodelan mengenai laju aliran masa, perubahan suhu dan tekanan, serta fraksi gas persatuan waktu

Ini adalah sistem pertama yang disebut sebagai komputer desktop yang terintegrasi penuh, termasuk aplikasi dan GUI dan dikenal sebagai “The Xerox Star”, kemudian berganti nama

Bila pasien tidak dapat berkemih sendiri, maka dapat dilakukan kateterisasi karena kandung kemih yang penuh akan menghambat penurunan bagian terbawah janin, selain itu juga