Jasa Ekosistem Perairan Tawar
• Perairan Mengalir/Running Waters
- Sungai
- Saluran irigasi
• Perairan Menggenang/Standing Waters
- Danau
Beda
Sungai
dengan
Danau ?
Ada 3 kondisi sungai yang berbeda dengan danau/kolam :
1. Arus di sungai sbg pengendali dan pembatas utama 2. Pertukaran tanah dan air lebih intensif sifat terbuka 3. Oksigen lebih seragam
Kecepatan arus ditentukan oleh :
1. Kemiringan gradien dasar sungai 2. Halus kasarnya dasar sungai
Sungai adalah alur atau wadah air alami atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Sungai merupakan sistem perairan terbuka dimana terjadi interaksi antara fakror biotik dan abiotik, yaitu flora-fauna di satu sisi hidraulika air dan sedimen disisi lain, serta seluruh aktivitas manusia yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sungai.
Sungai adalah alur atau wadah air alami atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Sungai merupakan sistem perairan terbuka dimana terjadi interaksi antara fakror biotik dan abiotik, yaitu flora-fauna di satu sisi hidraulika air dan sedimen disisi lain, serta seluruh aktivitas manusia yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sungai.
No Pulau Wilayah Jumlah Sungai
Jumlah Sungai
Utama
Total Panjang
Sungai Utama (km)
1 Sumatera 30 746 21.235,4
2 Jawa – Madura 15 612 14.820,5
3 Bali–Nusa Tenggara 7 1484 18.446,9
4 Kalimantan 14 514 16.460,2
5 Sulawesi 17 1251 17.126,8
6 Maluku 3 306 3.448,7
7 Papua 4 274 7.210,3
Jumlah 5187 98.748,8
Sungai berdasarkan debit aliran airnya, dibedakan atas:
1.Sungai permanen : Sungai yang debitnya stabil dan
tidak dipengaruhi oleh musim. Contoh Sungai Musi, Sungai Batanghari, Sungai Indragiri, Sungai Mahakam, Sungai
Barito, Sungai Kahayan dan Sungai Kapuas.
2.Sungai periodik : Sungai yang aliran airnya
dipengaruhi oleh musim, meluap ketika musim hujan dan kering ketika musim kering. Contoh Sungai Ciliwung,
Sungai Cisadane, Bengawan Solo, Sungai Opak, Sungai Progo, Sungai Code dan Sungai Brantas.
3.Sungai episodik atau intermitten; sungai yang aliran airnya ada hanya di musim penghujan, contoh Sungai
Kasada di Sumba.
4. Sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Sungai berdasarkan debit aliran airnya, dibedakan atas:
1.Sungai permanen : Sungai yang debitnya stabil dan
tidak dipengaruhi oleh musim. Contoh Sungai Musi, Sungai Batanghari, Sungai Indragiri, Sungai Mahakam, Sungai
Barito, Sungai Kahayan dan Sungai Kapuas.
2.Sungai periodik : Sungai yang aliran airnya
dipengaruhi oleh musim, meluap ketika musim hujan dan kering ketika musim kering. Contoh Sungai Ciliwung,
Sungai Cisadane, Bengawan Solo, Sungai Opak, Sungai Progo, Sungai Code dan Sungai Brantas.
3.Sungai episodik atau intermitten; sungai yang aliran
airnya ada hanya di musim penghujan, contoh Sungai Kasada di Sumba.
4. Sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya
hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Klasifikasi Sungai
Klas
Debit (m3/dt)
Sungai besar (large river)
> 1000 m3/dt
Sedang (river)
150 – 1000 m3/dt
Kecil (stream)
5 – 150 m3/dt
Anak sungai (small stream)
< 5 m3/dt
• Tipe aliran : dendritik, …., …..
• Gradien sungai
• Tipe dasar sungai
• Sifat aliran : permanen, musiman
• Lebar dan kedalaman
• Debit
• Kualitas air
Ada dua zona utama pada aliran air (sungai) (Odum, 1988), yaitu:
•Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme ferifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat, dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai di daerah pergunungan.
•Zona air tenang: bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa kasus, plankton. Zona ini banyak dijumpai pada daerah yang landai, misalnya di pantai timur Sumatera, dan Kalimantan.
Ada dua zona utama pada aliran air (sungai) (Odum, 1988), yaitu:
•Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan
arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme ferifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat, dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai di daerah pergunungan.
•Zona air tenang: bagian sungai yang dalam dimana
kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa kasus, plankton. Zona ini banyak dijumpai pada daerah yang landai, misalnya di pantai timur Sumatera, dan Kalimantan.
Komunitas Biota Perairan
Plankton
: alga, protozoa, rotifera
Neuston
: serangga
Benthos
: moluska, krustase
Nekton
: ikan, amfibi, reptil, mammalia
Distribusi Fitoplankton/Alga
Klas
Air Tawar
Air Laut
Cyanophyta
XX
XX
Chlorophyta
XX
XX
Chrysophyta
X
XX
Pyrrophyta
X
XX
Euglenophyta
XX
-Phaeophyta
-
XX
Hubungan Saling Ketergantungan
Produser Primer
Omnivor Herbivor
Karnivor
Komunitas Biota Sungai
• Komunitas riam – di habitat riam
• Komunitas air tenang – di habitat berair tenang
• Habitat dasar :
- pasir dan sedimen halus – komunitas biota sedikit - tanah liat – komunitas lebih banyak
- batu pipih atau kerikil – komunitas paling banyak/beragam
• Benthos di habitat dasar :
- epifauna – di habitat riam melimpah (crustacea dll)
Adaptasi Benthos
1.
Bertaut permanen pada substrat, sprt batu, batang
pohon : alga filamen, diatom, lumut
2.
Berkait & alat pelekat : Diptera, Trichoptera
3.
Tubuh bag bawah lekat : siput, cacing pita
4.
Tubuh pipih
Bantaran sungai adalah areal sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri luapan air sungai, baik dalam periode waktu yang pendek maupun periode waktu yang cukup panjang, yang merupakan daerah peralihan (ekoton) antara ekosistem akuatik dengan ekosistem daratan.
Sebagai ekoton, daerah bantaran sungai memiliki peranan penting antara lain adalah:
•Menyediakan habitat yang unik bagi biota
• keanekaragaman hayati yang tinggi :
� hutan aluvial
� satwaliar (burung, mamalia, reptilia, ikan, dll
• produktivitas biologi tinggi
� hutan lahan basah
� perikanan
� burung
• sumber penyebaran spesies ke tempat lain •Mengatur “interpath dynamics”
• suplai bahan organik ke ekosistem akuatik (sungai)
• penyimpan hara untuk aliran permukaan lahan pertanian
• mempengaruhi pergerakan serta migrasi burung dan mamalia •Indikator dari perubahan hydroklimat
• sensitif terhadap external control •Mempunyai visual quality yang kuat
• menciptakan warna, variasi dan citra yang berbeda
• menyediakan wilderness experience
Bantaran sungai adalah areal sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri luapan air sungai, baik dalam periode waktu yang pendek maupun periode waktu yang cukup panjang, yang merupakan daerah peralihan (ekoton) antara ekosistem akuatik dengan ekosistem daratan.
Sebagai ekoton, daerah bantaran sungai memiliki peranan penting antara lain adalah:
•Menyediakan habitat yang unik bagi biota
• keanekaragaman hayati yang tinggi :
� hutan aluvial
� satwaliar (burung, mamalia, reptilia, ikan, dll
• produktivitas biologi tinggi
� hutan lahan basah
� perikanan
� burung
• sumber penyebaran spesies ke tempat lain •Mengatur “interpath dynamics”
• suplai bahan organik ke ekosistem akuatik (sungai)
• penyimpan hara untuk aliran permukaan lahan pertanian
• mempengaruhi pergerakan serta migrasi burung dan mamalia •Indikator dari perubahan hydroklimat
• sensitif terhadap external control •Mempunyai visual quality yang kuat
• menciptakan warna, variasi dan citra yang berbeda
• menyediakan wilderness experience
1. Terjadinya erosi tebing akibat terbukanya sempadan maupun akibat dampak transportasi air yang tinggi
2. Pendangkalan akibat laju sedimentasi dari lahan DAS-DAS kritis
3. Penyempitan badan air untuk pemukiman penduduk
4. Penggunaan lahan sempadan untuk pertanian,
perdagangan dan pemukiman
5. Degradasi dasar sungai akibat kegiatan penambangan pasir dan batu
6. Ratio debit maksimum dan minimum yang tinggi
7. Fluktuasi tinggi muka air yang tinggi antara musim kematau dan penghujan
8. Banjir di daerah hilir akibat menurunnya daya tamping air sungai.
1. Terjadinya erosi tebing akibat terbukanya sempadan maupun akibat dampak transportasi air yang tinggi
2. Pendangkalan akibat laju sedimentasi dari lahan DAS-DAS kritis
3. Penyempitan badan air untuk pemukiman penduduk
4. Penggunaan lahan sempadan untuk pertanian,
perdagangan dan pemukiman
5. Degradasi dasar sungai akibat kegiatan penambangan pasir dan batu
6. Ratio debit maksimum dan minimum yang tinggi
7. Fluktuasi tinggi muka air yang tinggi antara musim kematau dan penghujan
8. Banjir di daerah hilir akibat menurunnya daya tamping air sungai.
No Karakteri
stik Parameter Indikator/ Satuan Kondisi I Badan Air
Hidrologi Rasio debit
sungai (Q maks/Qmin) Rendah (<25)Sedang (25-50) Tinggi (>50) Rasio Muka Air
Sungai
Kedalaman (h maks/h min) Rendah (<25) Sedang (25-50) Tinggi (>50)
Morfologi Palung sungai (Perubahan bentuk palung)
Ratio luas palung eksisting / luas palung awal
1 = baik
1/4 – 1/2 (rusak sedang)
<¼ (rusak berat) Lebar sungai Lebar eksisting /lebar
alamiahnya 1 = baik ¾ - 1 (sedang) <¾ (rusak) Panjang sungai Panjang eksisting/panjang
alamiah
Rasio pendangkalan Rendah (<5 %) Sedang (5-10 %) Tinggi (>10 %) Penurunan
muka air sungai pada musim kemarau
Muka air Rendah (<25%) Sedang (25 - 50%) Tinggi (>50%)
Perubahan aliran
Meandering Baik : tidak ada perubahan
Rusak : terjadi pelurusan
Tapal kuda Baik : tidak ada perubahan
No Karakte
ristik Parameter Indikator/ Satuan Kondisi I Kualita
s air
Status mutu Indeks pencemaran Cemar ringan Cemar sedang
Indeks keanekaragaman Baik (> 2) Sedang (1-2) Rendah (>2) Ikan lokal/
endemik
Jumlah ikan lokal/ endemik
Tetap
Berkurang Punah
Ikan peruaya (migratory species)
Keberadaan ikan
peruaya Tetap adaJarang dijumpai Punah
Gulma air % luas penutupan gulma Rendah ( <5 %) Sedang (5-20 %) Tinggi (>20 %)
Sampah Persentase
II Ekosistem Sempadan Kondisi
Sempadan Sempadan (Kepres 32/1990 PP 26/2008 RTRW Nasional)
% lebar
sempadan Ada, 100% ) lebar (99-Ada, sempit (50-99%) Hampir tidak ada (<50%)
Vegetasi % Tutupan Tinggi (> 90 %) Sedang (50-90 %) Rendah (< 50 %) Sampah Timbunan
sampah Tidak ada sampahSedikit sampah Timbunan sampah Permukiman % Luas
lahan
III Ekosistem Daerah Tangkapan Air Kondisi
DAS/ DTA Vegetasi (sesuai peruntukan/RTRW UU 26/2007 Penataan Ruang)
% tutupan
hutan Baik ( 0 %)Sedang (<10 %) Rusak (>10 %)
Kepadatan penduduk di
DTA Jumlah jiwa/ km2 luas
DTA
ISSUE NASIONAL
ISSUE NASIONAL
PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR• KAWASAN RESAPAN AIR
• SEMPADAN SUMBER AIR
• INDUSTRI/HOTEL/
RESTORAN/RUMAH SAKIT
• RUMAH TANGGA
• PERTANIAN/PETERNAKAN
KERUSAKAN
KRISIS AIR BANJIR
Perambahan hutan
Illegal logging
Kebakaran hutan dan lahan
Alih fungsi lahan
dll
• mata air • sungai
Permasalahan kualitas
Permasalahan kualitas
air
air
DAS CILIWUNG
DAS CILIWUNG
Limbah domestik
Kurangnya resapan air
Limbah industri
Sampah sungai
•Limbah domestik
•Kurangnya resapan air
•Limbah industri
Erosi
Fungsi Ruang/ Kawasan
Limbah domestik
Limbah ternak
•Limbah domestik
•Kurangnya resapan air
•Limbah industri
•Limbah ternak
Limbah domestik
Water Quality
Segmen Key Parameters
BOD COD F.coli Total coli
I
Kab. Bogor
2,0 - 12,4 5,7 – 33,0 490000-790000 24000-790000
II
Kota Bogor
3,1 - 8,0 17,0 – 22,6 7900-490000 13000-140000
III
Kab. Bogor
4,8 – 5,9 11,3 – 17,8 1700-3500 4600-4600
IV
Kota Depok
3,2 – 9,7 15,1 – 27,2 4900-790000 70000-490000
V
DKI Jakarta
Segmen BOD COD Fecal
coli Total coli Total P Kelas Air I 2004 7,10 > 2000 > 10.000 1,14 IV
Beban Pencemaran
No
. Segmen
Beban (kg/jam)
Keterangan BOD COD
1 Kab. Bogor 3.222 9.558 Telaga Warna - Katulampa
2 Kota Bogor 2.340 5.040 Katulampa – Kedunghalang
3 Kab. Bogor 1.080 1.980 Kedunghalang - Jembatan Panus
4 Kota Depok 4.680 7.740 Jembatan Panus - Kelapa Dua 5 Jakarta 22.320 49.140 Kelapa Dua - Ancol
SEGMENTASI
SEGMENTASI
Segmen 5
Segmen 1 Segmen 2
Segmen 3 Segmen 4
Segmen 6 JAKARTA
JAKARTA
KOTA DEPOK
KAB.BOGOR
KOTA BOGOR
WATER CLASS CONDITIONS
WATER CLASS CONDITIONS
SAAT INI
SAAT INI
MUTU AIR SASARAN
MUTU AIR SASARAN
TIDAK
Segmen 6 KELASKELAS
Class
Class 4 4 Class
Class 3 3 Class
Class 2 2 Class
Class 1 1
(pertanaman) (perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)
(rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)
(air baku air minum, rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)
WATER CLASSIFICATION
WATER CLASSIFICATION
KUALITAS AIR
KUALITAS AIR
SEMAKIN
SEMAKIN
BAIK
BAIK PP No.82 Tahun 2001
• KAWASAN • PERTANIAN/
PETERNAKAN
KRISIS AIR BANJIR Perambahan hutan
Illegal logging
Kebakaran hutan dan lahan
Alih fungsi lahan
Tambang Galian C
dll
• mata air • sungai
• danau/waduk • dll
ISU PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI DAS
UPAYA PENGELOLAAN
1. Penetapan Kelas Air dan Baku mutu Air
2. Pemantauan kualitas air
3. Pemulihan kualitas air
Baku mutu air adalah ukuran batas
atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan atau unsur pencemar
KELAS 4 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
(pertanaman) (perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)
(rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)
(air baku air minum, rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman)
BAKU MUTU AIR, PP 82 TAHUN 2001
KUALITAS AIR SEMAKIN BAIK
Landasan Hukum Pengkajian Kelas Air (Sungai)
Perkotaan, Permukiman dan Industri,
dll Muka air normal
Sempadan sungai Sempadan sungai
Muka air banjir
Alur sungai
SUNGAI : PP 35/1991, Permen PU 63/1991
PP 82/2001 PKA & PPA
UU 41/1999, PP 47/1999, Keppres 32/1990, (kota: PP
63/2002, &
Inmendagri 14/1988)
UUD 1945, UU No 7 Tahun 2004 , UU 32 Tahun 2009, UU No. 26 Tahun 2007
Air PP 150/2000,
pp 04/2001
UU 5/1990, UU 41/99, PP 68/1998
Fokus Kajian
Kelas Air
(Pasal 9)
AIR
(Di atas & dibawah Permukaan Tanah)
PENETAPAN STATUS MUTU
AIR
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kulaitas Air & Pengendalian Pencemaran Air
PENGELOLAAN KUALITAS AIR (PKA) – PP 82 Tahun 2001
BAKU MUTU
1. Pengkajian utk
Menetapkan Kelas Air 2. Penetapan BMA &
Penambahan Parameter BMA
3. Mekanisme & Prosedur Pemantauan Kualitas Air 4. Penentuan Status Mutu
Air
Pelestarian Kualitas Air & Pengendalian Pencemaran Air Setiap Orang
atau Penanggung Jawab Usaha
dan atau Kegiatan
PEMBINAAN & PENGAWASAN
Primiantoro, 2006 Pencemaran & Pemulihan Kualitas air
Pelestarian & Peningkatan Kualitas air
Mutu Air Sasaran
Minimal 6 bulan sekali
Penetapan Kelas Air
Perbaikan Fungsi Lingk
Sungai
• Perpres • Perda
• TUJUAN
TUJUAN :
a. Sebagai dasar dalam melakukan PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
dan PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN sesuai mutu air
sasaran (hulu s/d hilir)
b. Memberikan ARAHAN PEMANFAATAN AIR sesuai peruntukan
SASARAN
Meningkatnya manfaat air untuk AIR BAKU AIR MINUM dan peruntukan
lainnya sesuai persyaratan mutu air.
TUJUAN, SASARAN DAN TARGET
TARGET
PENGKAJIAN MUTU AIR
PROGRAM PEMELIHARAAN DAN PEMULIHAN KUALITAS AIR PENGHITUNGAN
POTENSI AIR
PEMANTAUAN MUTU AIR SAAT INI
MUTU AIR SASARAN
KLASIFIKASI MUTU AIR
PETA DASAR
1. Peta Topografi Skala 1 : 50 000 2. Peta DAS dan Jaringan Sungai 3. Peta Sumberdaya Air
4. Peta Potensi Pencemaran Air 5. Peta Tata Guna Lahan Eksisting 6. Peta Rencana Umum Tata Ruang
ARAHAN PENDAYAGUNAAN
AIR (YAD) SEGMENTASI
BADAN AIR
TAHAPAN PENGKAJIAN PENETAPAN KELAS AIR
PENDEKATAN EKOSISTEM DAS DAN SEGMENTASI BADAN AIR
PENGENDALIAN KERUSAKAN
1. Daya tampung beban pencemaran
2. Inventarisasi & identifikasi sumber
pencemar
SUMBER PENCEMAR
DAYA TAMPUNG TERLAMPAUI
DAYA TAMPUNG TERPENUHI
BEBAN PENCEMAR
KECIL
BEBAN PENCEMAR
BESAR
KUALITAS AIR TIDAK SESUAI KELAS AIR
KUALITAS AIR
IDENTIFIKASI
SUMBER PENCEMAR KELAS AIR
BEBAN
PENCEMARAN
DAYA TAMPUNG
BEBAN PENCEMARAN
REKOMENDASI
ALOKASI BEBAN PENCEMARAN SUNGAI
Segmen: Kecamatan Ruas: Sungai &Anak Sungai
Sektor: Limbah Penduduk, Industri, dll
Prioritas Pengendalian Pencemaran Sungai
REKOMENDASI
ALOKASI BEBAN PENCEMARAN SUNGAI
Segmen: Kecamatan Ruas: Sungai &Anak Sungai
Sektor: Limbah Penduduk, Industri, dll
Prioritas Pengendalian Pencemaran Sungai PENGUMPULAN DATA
SEKUNDER KARAKTERISTIK SUNGAI, Debit Air
Kualitas Air Pemanfaatan Air
PENGOLAHAN DATA PERHITUNGAN DEBIT AIR
PERENCANAAN Debit Minimal Periodik
PENGUMPULAN DATA SUMBER DAN BEBAN PENCEMARAN AIR
Point Source Non Point Source (DAS)
PERSYARATAN KUALITAS AIR
KELAS AIR BAKU MUTU AIR
PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG SUNGAI Berdasar Ruas Sungai
Point Source Non Point Source (DAS)
PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG SUNGAI Berdasar Ruas Sungai
Point Source Non Point Source (DAS)
PENGOLAHAN DATA PERHITUNGAN BEBAN
PENCEMARAN AIR Beban Pencemaran Sungai PENGUKURAN
LAPANGAN Debit Air Sungai
Kualitas Air Koefisien Penguraian
Zat Pencemaran Air