• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

186

KEBIASAAN KONSUMSI MINUMAN DAN ASUPAN CAIRAN

PADA ANAK USIA SEKOLAH DI PERKOTAAN

(Dr i nki ng Habi t s and Fl ui ds Int akes of School Chi l dr en i n Ur ban)

Dodik Briawan1*, Paramit ha Rachma 2, dan Kart ika Annisa2

1

Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekologi Manusia, Inst it ut Pert anian Bogor, Bogor 16680 2

Program St udi Gizi Masyar akat , Fakult as Ekologi Manusia (FEMA), IPB

* Alamat korespondensi: Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekologi Manusia, Inst it ut Pert anianBogor, Bogor 16680. Telp: 0251-8621258; Fax: 0251-8622276; Email: dbriawan@yahoo. com

ABST RACT

The st udy obj ect i ves wer e t o anal yze t he f ood and bever ages cont r i but i on t o t he t ot al f l ui d i nt ake, and t he si gn of mi l d dehydr at i on of school age chi l dr en. The cr oss-sect i onal st udy was appl i ed t o 78 boys and 78 gi r l s of el ement ar y school st udent s i n Bogor Ci t y. Two days f ood r ecal l was appl i ed t o est i mat e f l ui d i nt ake. The f l ui d i nt ake was a summat i on of var i ous f ood and bever ages. The r esul t showed besi de of pl ai n wat er , most of t he school chi l dr en used t o consumed mi l k and t ea (>70%) at home. The t ot al f l ui d i nt ake was 2283 mL f or boys and 2024 mL f or gi r l s, and i t s cont r i but i on was 21 per cent f r om f ood (430-490 mL) and 78 per cent f r om bever ages (1600-1800 mL). Ther e ar e 67. 4 per cent boys and 62. 8 per cent gi r l s suf f er ed mi l d dehydr at i on wi t h mi ni mum t hr ee physi cal si gns of dehydr at i on. Ther e ar e st i l l 18. 6 per cent boys and 3. 5 per cent gi r l s t hat t hei r f l ui d i nt ake bel ow 100% of t he r equi r ement .

Key words: bever age, f ood, f l ui d i nt ake, school chi l dr en

PENDAHULUAN

Air merupakan senyawa esensial yang keberadaannya sangat diperl ukan unt uk proses kehidupan. Tubuh manusi a t erdiri dari 55-75 persen air. Kondisi keseimbangan cairan dalam t ubuh yang negat if at au biasa disebut dehidra- si (penurunan cairan 2-6%). Dehi drasi disebab- kan oleh penurunan asupan air, peningkat an pengel uaran air (melal ui ginj al , saluran pen- cernaan dan lainnya), at aupun perubahan cair - an. Penurunan pada t ot al cairan dalam t ubuh akan menyebabkan t erj adi nya penurunan volu- me cairan int rasel uler maupun ekst rasel ul er. Perwuj udan kli nis dari dehidrasi kebanyakan dikait kan dengan penurunan volume int ravas- kular yang akan menyebabkan t erj adinya ke- gagalan f ungsi organ dan akhirnya kemat ian (Sawka, Cheuvront , & Cart er 2005).

Rasa haus merupakan indi kasi awal dan yang paling sederhana sebagai t anda t erj adi- nya dehidrasi ringan. Namun demikian, air t i- dak hanya dibut uhkan pada saat t ubuh merasa haus, t api air merupakan salah sat u zat gizi yang pent ing. Air mempunyai berbagai peran-an yperan-ang pent i ng dalam t ubuh, diperan-ant arperan-anya se- bagai pelarut , kat alisat or, pel umas, pengat ur suhu t ubuh sert a sebagai penyedia mineral dan el ekt rolit dalam t ubuh (FNRI 2002; Whit mire 2004).

Kebut uhan cairan t iap indi vidu akan sa- ngat bervariasi, t ergant ung pada akt ivit as f i- sik, umur, berat badan, ikl im (suhu) sert a diet (asupan makanan). Salah sat u pesan dari Pe- san Dasar Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah minum air dalam j umlah yang cukup dan aman (Depart emen Kesehat an 2005). Dalam pedo- man t ersebut , orang dewasa disarankan unt uk mengonsumsi minimal 2 lit er at au 8 gelas air minum set iap hari dalam kondisi lingkungan normal unt uk memenuhi kebut uhan cairan t u- buh sert a menj aga kese-hat an.

Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi t ahun 2004 (WNPG–LIPI) t elah didiskusikan besarnya angka kecukupan air dan el ekt rolit bagi orang Indonesia (Proboprast owo & Dwiriani 2004). Angka kecukupan air berkisar ant ara 0. 8-2. 8 lit er per hari, t ergant ung pada umur, j enis kelamin, akt ivit as, dan suhu. Mes-kipun demikian, di duga masih banyak masya-rakat mengonsumsi air dalam j umlah kurang dibandi ngkan dengan kebut uhannya.

(2)

187

49. 5 persen remaj a dan 42. 5 persen dewasa

meng-alami dehi drasi ringan (Hardinsyah et al. 2009). Dengan membandingkan ant ara dua da- erah dengan agroekologi berbeda menunj uk-kan preval ensi dehidrasi ri ngan lebih t i nggi di dat aran rendah (53%) daripada di dat aran t ing- gi (39%). Belum banyak st udi kebiasaan minum dan asupan cairan pada kelompok anak seko- lah (school chi l dr en), sehingga t idak banyak inf ormasi dari j urnal yang dapat dikaj i. Pada- hal dehi drasi ringan, yait u kehilangan kehi - langan cairan t ubuh 1-2 persen dapat menye- babkan gangguan f ungsi kognit if , kurang kon- sent rasi, dan menurunnya kapasit as f isik (Jequier & Const ant 2010).

Tuj uan penelit ian secara umum adalah unt uk mengkaj i kebiasaan minum dan asupan cairan pada siswa dan siswi anak usia sekolah dasar. Adapun t uj uan khusus penelit ian adalah mengkaj i : 1) kebiasaan konsumsi minuman, 2) kont ribusi asupan cairan dari makanan dan minuman, 3) t i ngkat kecukupan cairan t ubuh, dan 4) t anda f isik dehidrasi subyekt if .

METODE

Desain dan Lokasi

Desain penelit ian ini adal ah cr oss-sec- t i onal st udy. Penelit ian dilakukan di SD Polisi 4 Kot a Bogor yang dit et apkan secara purpo- sive, dengan pert imbangan berada di t engah kot a, sekolah f avorit , j umlah siswa banyak, dan berasal dari keluarga dengan sosial eko- nomi menengah. Pengumpulan dat a dilakukan pada bulan Mei-Juni 2009.

Cara Pemilihan Sampel

Jumlah minimum sampel dihit ung ber - dasarkan est imasi mean, dengan asumsi α=90 persen, sd=900 mL (Hardi nsyah et al . 2009), d=20 persen, sehingga di peroleh minimal 78 anak sekolah at au diambil 172 siswa dan siswi. Krit eria sampel adalah t idak sedang menderit a penyakit diare, ginj al , demam berdarah, f l u (demam) sert a radang t enggorokan. Sampel t ersebut diambi l secara acak dari 362 murid kelas 4 dan 5 yang diij inkan oleh sekolah un- t uk dit elit i.

Jenis dan Cara Pengumpulan Dat a

Dat a yang dikumpulkan meliput i karak-t eriskarak-t ik sampel seperkarak-t i umur, berakarak-t badan, t inggi badan, dan j umlah uang saku. Berat dan t inggi badan sampel diukur dengan t imbangan inj ak dan mi cr ot oi se.

Kebiasaan konsumsi minuman sampel di - kumpulkan melal ui wawancara dengan FFQ (f ood f r equency quest i onnai r e) selama se-minggu t erakhir. Dat a konsumsi minuman me- liput i j enis, merk, dan j umlahnya (porsi). Un- t uk menghit ung asupan cai ran dengan met ode f ood r ecal l 2x24 j am makanan dan minuman pada hari sekolah dan hari libur.

Tanda dehidrasi sampel secara subyekt if dinilai dari keluhan haus, lelah, kulit kering, mul ut dan t enggorokan kering pada periode wakt u sat u mi nggu (AFIC 2000). Sampel diang-gap dehidrasi ringan j ika mengalami minimal t iga t anda dehidrasi, dan t idak dehi drasi j ika kurang dari t iga t anda dehi drasi.

Kebut uhan air dihit ung berdasarkan re-komendasi dari The Nat i onal Resear ch Counci l (NRC) dalam Sawka et al . (2005) yait u 1 mL/ kkal unt uk anak-anak dan dewasa. Penilaian st at us gizi sampel dilakukan menggunakan Ant hr o Pl us dengan i ndeks IMT/ U (WHO 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Sampel

Usia sampel ant ara 9-12 t ahun, dengan persent ase t erbesar berusia 11 t ahun yait u 53 persen. Rat a-rat a berat badan sampel siswa 39. 0±12. 4 kg dengan t inggi badan 139. 3±8. 5 cm, sedangkan siswi 34. 4±7. 9 kg dan t inggi ba- dan 140. 1±8. 3 cm. Berdasarkan indeks IMT, se- banyak 50 persen siswa dan 68. 8 persen siswi memiliki st at us gizi normal. Lebih banyak sis- wa yang over wei ght dan obese (47. 8%) diban-dingkan siswi (30. 9%). Sebaliknya yang mende- rit a under wei ght dan sever e under wei ght l e- bih banyak (10. 5%) siswa dibandi ngkan siswi (2. 4%).

Sampel siswa dan siswi kebanyakan ber - asal dari keluarga kelas menengah. Kepala ke- luarga sampel dengan t ingkat pendi dikan sar- j ana (S1) sebanyak 47. 1 persen, bahkan ada yang berpendidikan pascasarj ana sebanyak 27. 4 persen. Rat a-rat a uang saku siswa dan siswi sebesar Rp 150 000 per bulan. Jenis mi- numan yang banyak dibeli siswa dan siswi de- ngan kat egori murah adalah berharga Rp 1 000-1 500, sepert i Teh Gelas, Ale-ale, Mun- t ea, es Milo, Nut risari, Teh Sisri , es blender (Pop Ice) dan sebagainya.

Kebiasaan Konsumsi Minuman

(3)

188

kemasan, kopi, sirup non kemasan dan kemas-an, j us buah non kemasan dan kemaskemas-an, mi- numan isot onik, sof t dr i nk, es bl ender sert a j enis minuman lainnya. Yang dimaksud dengan minuman non-kemasan adalah j ika minuman t ersebut dibuat at au disiapkan di rumah t ang- ga, sepert i susu bubuk, t eh celup, j us buah. Jenis minuman yang pali ng sering diminum oleh kebanyakan sampel (>70%) adalah air put ih, susu, dan t eh dibandingkan j enis mi-numan lainnya.

Minuman larangan adalah j enis minuman yang sebaiknya t idak diminum at as anj uran dokt er, guru at aupun orang t ua. Sebanyak 51. 2 persen sampel t idak memiliki minuman larangan, dan 48. 8 persen memiliki minuman larangan sepert i es, minuman dengan pewarna buat an, sof t dr i nk dan mi numan lainnya. Se- besar 4. 7 persen sampel memiliki j enis mi- numan kesukaan yang dilarang oleh orang t ua- nya. Ket erbat asan pengawasan orang t ua t idak dapat mencegah sampel unt uk mengonsumsi minuman yang dilarang, sepert i sof t dr i nk dan minuman es.

Saat di lingkungan sekolah, sebagian be-sar siswa (68. 6%) dan siswi (55. 8%) minum de- ngan f rekuensi 3-4 kali per hari . Sebagian be- sar sampel mi num pada wakt u j am ist irahat , membeli mi numan di sekolah (73. 3%), dan si- sanya membawa bekal dari rumah. Jenis ak- t ivit as yang mendorong sampel unt uk minum adalah set elah kegiat an ol ah raga. Di sekolah, sampel lebih menyukai j enis minuman yang “ berasa” dari pada air put i h (pl ai n wat er).

Kebiasaan minum saat di sekolah hanya 20. 9 persen siswi dan 10. 5 persen siswa yang menyukai air put ih. Sement ara sebagian besar sampel (54. 7% siswa dan 36. 0% siswi) menyu-

kai t eh kemasan. Adapun merek t eh yang disu- kai adalah Teh Kot ak, Fr ui t Tea, dan Teh Sosro. Hanya 7 persen siswa dan 14 persen sis- wi yang menyat akan menyukai minuman susu, dan j umlah t ersebut hampir sama dengan ke- sukaan t erhadap sof t dr i nk 8. 2 persen (siswa) dan 7. 0 persen (siswi).

Kebiasaan minum (bever ages) berikut ini dihit ung dari f rekuensi minuman sat u ming- gu sebelumnya. Konsumsi air put ih lebih ba- nyak pada siswa dibandingkan siswi, yait u ber- t urut -t urut 9791. 6±3337. 6 mL dan 7804. 3 ± 1634. 5 mL per minggu. Kurang lebih 70 persen sampel mengonsumsi susu (1900-2300 mL) dan t eh (1900-2200 mL). Jenis susu t ersebut t eru- t ama adalah susu bubuk, yang diseduh dengan air put i h dan disiapkan di rumah. Jenis mi - numan lainnya yang kont ri businya relat if kecil adalah j us buah, sirup, sof t drink, dan es blender (150-500 mL) (Tabel 1).

Kontribusi Asupan Cairan dari Makanan dan Minuman

Peni laian asupan cairan dilakukan de- ngan r ecal l 2x24 j am pada hari anak ke seko- lah dan hari libur (mL/ hari). Whit mire (2004) menyat akan bahwa sumber asupan cairan t u- buh berasal t erut ama dari makanan dan mi- numan. Sebagian besar sampel mengonsumsi pangan pokok, lauk hewani, sert a sayur dan buah. Dari makanan padat t ersebut , pangan pokok merupakan j enis pangan yang membe- rikan kont ri busi paling banyak t erhadap asup- an cairan dibandingkan dengan j enis pangan lainnya, yait u sebesar 260. 4±109. 0 mL (siswa) dan 218. 3±48. 0 mL (siswi). Jenis pangan pokok sampel adalah nasi, bubur, rot i put ih, dan biskuit .

Tabel 1. Sebaran Sampel dan Rat aan Konsumsi Minuman Seminggu yang Lalu

Jenis Minuman

Jumlah sampel Konsumsi (mL/ minggu) *) Siswa Siswi

Siswa Siswi

n % n %

Air put ih 86 100. 0 86 100. 0 9791. 6 ± 3337. 6 7804. 3 ± 1634. 5

Susu non kemasan 67 77. 9 73 84. 9 1642. 3 ± 1491. 8 1717. 9 ± 1402. 7

Susu kemasan 45 52. 3 68 79. 1 351. 9 ± 563. 1 590. 2 ± 764. 9

Teh non kemasan 55 64. 0 74 86. 0 876. 9 ± 1231. 9 795. 4 ± 654. 6

Teh kemasan 66 76. 7 65 75. 6 654. 2 ± 607. 5 504. 2 ± 469. 9

Kopi 14 16. 3 12 14. 0 55. 8 ± 137. 4 55. 8 ± 164. 1

Sirup non kemasan 28 32. 6 62 72. 1 205. 1 ± 309. 6 373. 5 ± 507. 2

Sirup kemasan 25 29. 1 25 29. 1 106. 4 ± 198. 0 98. 8 ± 194. 2

Jus buah non kemasan 25 29. 1 64 74. 4 281. 9 ± 350. 6 533. 0 ± 581. 7

Jus buah kemasan 32 37. 2 40 46. 5 164. 6 ± 245. 4 188. 9 ± 265. 5

Minuman Isot onik 15 17. 4 25 29. 1 98. 3 ± 240. 2 186. 0 ± 344. 5

Sof t dr i nk 52 60. 5 52 60. 5 299. 0 ± 351. 3 312. 6 ± 360. 0

Es bl ender 21 24. 4 20 23. 3 231. 4 ± 508. 4 154. 8 ± 342. 8

Minuman l ainnya 24 27. 9 19 22. 1 115. 8 ± 306. 5 82. 0 ± 255. 7

(4)

189

Sayur dan buah merupakan j enis pangan

berikut nya yang memberikan kont ribusi cairan besar set elah pangan pokok, yait u 110. 6±107. 8 mL (siswa) dan 111. 6±94. 0 mL (siswi). Tidak semua sampel mengonsumsi sayur dan buah, yait u hanya sebesar 25. 6 persen (siswa) dan 20. 9 persen (siswi). Asupan cairan dari sayur dan buah memberikan j umlah yang l ebi h besar dibandi ngkan dengan lauk hewani . Jenis sayur yang dikonsumsi ant ara lain bayam, sop, kang- kung, dan buncis, labu siam; sedangkan j enis buah ant ara lain semangka, apel, j eruk, me- lon, dan pepaya.

Rat a-rat a asupan cairan yang berasal dari lauk hewani adalah 79. 0±37. 6 mL (siswa) dan 76. 7±42. 4 mL (siswi). Sel uruh sampel me-ngonsumsi lauk hewani, j enisnya ant ara lain ayam, daging sapi, udang sert a ikan laut dan t awar. Rat a-rat a asupan cairan yang berasal dari makanan sepinggan, j aj anan, lauk nabat i dan pangan lain-lain ni lainya sangat kecil ka- rena t idak banyak sampel yang mengonsum- sinya. Kont ribusi asupan cairan dari kelompok makanan t ersebut disaj i kan pada Tabel 2 berikut .

Tabel 2. Kont ribusi Asupan Cairan dari Kelompok Makanan

Kelompok makanan

Asupan cairan (mL/ hari) *)

Siswa Siswi

Asupan cairan yang berasal dari minum- an lain sepert i sirup, kopi, j us buah, mi numan isot onik, sof t dr i nk, es blender dan lainnya kont ribusinya relat if kecil. Rat a-rat a t ot al asupan cairan yang berasal dari kelompok minuman adalah 1791. 0±452. 5 mL siswa dan 1597. 8±243. 0 mL siswi.

Rat a-rat a asupan cairan yang berasal dari aneka j enis minuman (bever ages) t erbe- sar adalah berasal dari air put i h. Rat a-rat a asupan cairan yang berasal dari air put ih ada- lah 1210. 0±343. 1 mL (siswa) dan 1128. 8±203. 6 mL (siswi). Kont ribusi t erbesar berikut nya ada- lah susu, yait u 271. 7±211. 5 mL (siswa) dan 251. 9±164. 0 mL (siswi), dan kont ribusi dari t eh bert urut -t urut sebesar 176. 0±237. 9 mL dan 113. 9±168. 5 mL. Apabila di hit ung kont ri- busi asupan mi numan selai n air put i h t erhadap

t ot al asupan minuman adalah sebesar 30 per- sen. Di Amerika Serikat (AS) t erj adi pening- kat an konsumsi t erhadap minuman yang ba- nyak mengandung kalori (sweet ened beve- r ages), yang memberikan kont ribusi 20 persen penyebab obesit as (Woordward-Lopez et al . 2010). Kont ribusi asupan cairan dari berbagai kelompok minuman disaj i kan pada Tabel 3 berikut .

Tabel 3. Kont ribusi Asupan Cairan dari Kelompok Mi numan

Kelompok minuman Asupan cairan (mL/ hari)

*)

Survey di Si ngapura menunj ukkan sum- ber cairan t ubuh ut ama adalah air put ih (74%). Minuman t eh dan kopi berada di urut an kedua (32%), dan selanj ut nya minuman ringan (17%). Sumber cairan lainnya adalah dari buah dan salad (AFIC 2002). Survey di AS menunj ukkan asupan cairan (f l ui d) ke dalam t ubuh sebesar 1764 mL per hari, dengan rincian air put ih 673 mL, susu 312 mL, t eh dan kopi 360 mL, dan minuman ringan 420 mL per hari (Kl einer 1999).

(5)

190

Tingkat Kecukupan Cairan

Rat a-rat a asupan cairan yang berasal dari makanan adalah sebesar 492. 3±161. 9 mL siswa dan 426. 6±126. 0 mL siswi. Sedangkan rat a-rat a asupan cairan yang berasal dari mi- numan bert urut -t urut sebesar 1791. 0±452. 5 mL dan 1597. 8±243. 0 mL. Sehingga rat a-rat a t ot al asupan cairan adalah 2283. 4±468. 1 mL (siswa) dan 2024. 4±287. 4 mL (siswi).

Rat a-rat a kebut uhan cairan yang dihi-t ung berdasarkan The Nat i onal Resear ch Counci l (NRC) di dalam Sawka et al . (2005) unt uk siswa adalah 1735. 0±282. 7 mL dan un- t uk siswi adalah 1516. 7±125. 3 mL. Angka ke- but uhan t ersebut lebih rendah dibandingkan dengan kebut uhan kelompok umur 9-13 t ahun di AS unt uk laki-laki sebesar 2400 mL dan pe- rempuan 2100 mL per hari, sedangkan unt uk Eropa bert urut -t urut 2100 mL dan 1900 mL (Jequier & Const ant 2010). Tingkat pemenuh- an cairan merupakan perbandingan ant ara t o- t al asupan dengan kebut uhan cairan. Jika di- bandingkan, maka rat a-rat a kebut uhan t erse- but relat if sudah t erpenuhi oleh asupan cairan dari makanan dan mi numan (Tabel 4).

Tabel 4. Tingkat Pemenuhan Kebut uhan Cairan

Tingkat Kecukupan Siswa Siswi ●Kebut uhan cairan

(mL/ hari) 1735. 0±282. 7 1516. 7±125. 3

●Asupancairan

(mL/ hari) 2283. 4±468. 1 2024. 4±287. 4

●Pemenuhan kebut uhan

cairan (%) 134. 6±33. 2 132. 8±20. 6

Meskipun rat a-rat a kebut uhan cairan t ersebut sudah t erpenuhi , masih t erdapat 18. 6 persen siswa dan 3. 5 persen siswi yang kebu- t uhannya masih di bawah 100 persen. Tot al asupan cairan berasal dari makanan dan mi- numan, namun cara unt uk menghit ung asupan cairan dari mi numan akan l ebih mudah dari pada menghit ung t ot al asupan. Eval uasi l ebih lanj ut apabila asupan cairan dihit ung dari mi - numan saj a, maka t erdapat 46. 5 persen siswa dan 45. 3 persen siswi asupan cairan di bawah 100 persen. Dan j ika hanya dihit ung dari air put ih saj a, maka t erdapat 70. 9 persen siswa dan 49. 0 persen siswi asupannya di bawah 2000 mL.

Terdapat berbagai alasan t idak t ercu-kupinya kebut uhan cairan t ubuh t ersebut . Se-banyak 70 persen sampel baru mi num set elah merasa haus, dan sebenarnya ini sudah t er-lambat karena haus merupakan indikasi awal dari dehi drasi. Alasan yang paling sering di -j umpai dari ket idakcukupan minum adalah ka- rena: 1) t idak haus, 2) lupa minum, 3)

merepot kan, dan 4) t idak mau sering ke kamar kecil (AFIC 2000).

Tanda-tanda Dehidrasi Ringan

Pada anak SD dit emukan bahwa sebagi- an besar sampel (66. 3%) akan minum pada saat haus. Hanya sedikit sampel yang minum saat sebel um haus (5. 8%). Hal i ni sama dengan st udi di Singapura yang menemukan sebagian besar subyek hanya mi num ket ika merasa ha- us. Namun sebenarnya haus merupakan t anda awal bahwa t ubuh mengal ami dehidrasi ri ngan (AFIC 2000). Peni laian t erhadap kecenderung- an dehidrasi dilakukan secara subyekt if berda- sarkan pada mengelompokkan t anda-t anda f i- sik dehidrasi. Sampel digol ongkan dehidrasi ri- ngan apabi la mengalami minimal t iga dari t an- da-t anda f isik dehidrasi. Sebesar 67. 4 persen siswa dan 62. 8 persen siswi kemungkinan mengalami dehidrasi ringan.

Beberapa indikat or yang dapat diguna-kan unt uk mengukur st at us hidrasi, ant ara lain keseimbangan masukan-kel uaran air, perubah- an berat badan, plasma, dan urin. Shiref f s (2003) menyebut kan pengukuran dehi drasi yang dianggap valid adalah ur i ne speci f i c gr avi t y dan osmolalit as plasma. Di kalangan dokt er, t eknik sederhana yang sering diguna- kan adalah menggunakan perubahan warna urin (Jequier & Const ant 2010).

KESIMPULAN

Selain air put ih, sebagian besar anak se- kolah dasar t erbiasa minum susu dan t eh (>70%). Ket iga minuman t ersebut biasa dimi-num di rumah, sedangkan di sekolah mereka lebi h menyukai minuman yang “ berasa” seper -t i -t eh kemasan dan sof t dr i nk.

Rat a-rat a kont ribusi asupan cairan pada anak sekolah dasar yang berasal dari makanan sekit ar 21 persen dan dari minuman 78 persen. Tot al asupan cairan rat a-rat a adalah 2283 mL (siswa) dan 2024 mL (siswi). Rat a-rat a asupan cairan yang berasal makanan 430-490 mL, se- dangkan dari minuman 1600-1800 mL.

(6)

191

mungkinan mengalami dehidrasi ringan dengan

mengalami minimal t iga dari t anda-t anda f isik dehi drasi.

Tanda-t anda dehidrasi sering diabaikan karena t idak disadari oleh anak sekolah. Da- lam membawa bekal makanan dari rumah maupun alokasi uang j aj an siswa, sebaiknya memasukkan minuman (air put ih/ t eh/ susu) agar anak t erhindar dari dehidrasi.

DAFTAR PUSTAKA

AFIC [ Asia Food Inf ormat ion Cent er] . 2002. Fluid t he f orgot t en f act or. Singapore.

Briawan D, Hardi nsyah, & Sunaryo E. Fl uid int ake of adolescent s livi ng in coast al and mount anious areas. Abst ract s 19t h Int ernat ional Congress of Nut rit ion, 2009 Oct ober 4-9, Bangkok.

[ Depkes] Depart emen Kesehat an RI. 2005. Panduan 13 Pesan Dasar Gi zi Seimbang. Depart emen Kesehat an Republik Indonesia, Jakart a.

[ FNRI] Food and Nut rit ion Research Inst it ut e. 2002. Recommended Energy and Nut rient Int akes, Philli ppines.

Hardinsyah et al. 2009. St udi Kebiasaan Minum and St at us Hidrasi pada Remaj a dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi yang Berbeda. Pergizi Pangan dan Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekologi Manusia, IPB, Bogor.

Jequier E & Const ant F. 2010. Wat er as an essent ial nut rient : t he physiological basis of hydrat ion. Europian Journal of Clinical Nut rit ion, 64, 115-123.

Manz F & A Went z. 2003. 24-h-Hydrat ion st at us: paramet ers, epidemiology and recommendat ion. Europ J Clinic Nut r, 57, S10-S18.

Mahan K. & St ump E. 2004. Food, Nut rit ion, and Diet Therapy. Elsevier, Healt h Science Right , USA.

Proboprast owo SM & Dwiriani CM. 2004. Angka Kecukupan Air dan Elekt rolit . Prosiding Widya Karya Nasional Pangan dan Gi zi, Jakart a.

Sawka MN et al. 2000. Ef f ect s of dehydrat ion and rehydrat ion on perf ormance. In Nut rit ion in sport , ed. Maughan RJ. Blackwell Science, Oxf ord.

, Cheuvront SN, & Cart er C. 2005. Human wat er needs. Nut r Rev, Jun 2005 (63) 63-6.

Shirref s SM. 2003. Markers of Hydrat ion St at us. Europoan Journal of Clinical Nut rit ion, 57, supl 2.

[ TP/ AFIC] Temasek Polyt echnic, AFIC. 1998. Singapore drinki ng habit s survey, Singapore.

Whit mire SJ. 2004. Wat er, el ect rolyt es, and acid-base balance. In Mahan and Escot t -St ump ed. Food, Nut rit ion and Diet Therapy. WB Saunders, USA.

Gambar

Tabel 1. Sebaran Sampel dan Rataan Konsumsi Minuman Seminggu yang Lalu
Tabel 3. Kontribusi
Tabel 4. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Cairan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Full costing atau sering pula disebut absorption atau conventional costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya

Dunia Baru, Takut Mati, dan Ini Bukan Mimpi karya Fira Basuki. Berikut ini adalah tabel acuan analisis struktur dalam kumpulan cerpen. Alamak! karya Fira Basuki. Tabel

©2010 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 13/e, Auditing 13/e, Arens//Elder/Beasley Arens//Elder/Beasley 15 - 15 - 33 33. Effect on Sample Size of Effect on Sample

Khlorin bereaksi dengan lignin secara Oksidasi dan substitusi. Reaksi-reaksi ini mengeluarkan lignin dan oleh karena itu, beberapa akan terlarut dalam tahap Khlorinasi. Khlorin

poli aluminium klorida (PAC) dan Tawas dalam konsentrasi yang sama dan jumlah yang. sama pada saat diinjeksi ke

pada pasca trauma, b) respon dan bimbingan terhadap anak yang mengalamiI. trauma, c) trauma konseling bagi anak-anak korban gempa,

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN ISLAMI BERBASIS KANDUNGAN SURATLUQMAN AYAT 13-19 UNTUK.. MENGEMBANGKAN POLA ASUH