• Tidak ada hasil yang ditemukan

17.LAPORAN REMBUKNAS Bid.Kes Final ke Presiden 2410171

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "17.LAPORAN REMBUKNAS Bid.Kes Final ke Presiden 2410171"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BIDANG 9:

KESEHATAN

LAPORAN REMBUK

“MEMBANGUN KESEHATAN DARI

PINGGIRAN DAN MENYEHATKAN

MASYARAKAT”

MEMBANGUN UNTUK

KESEJAHTERAAN RAKYAT

LAPORAN REMBUK

(2)

K

esehatan sebagai bagian integral dari kesejahteraan, adalah tujuan akhir dari pembangunan. Namun pada saat yang sama, ia menjadi prasyarat agar

pembangunan berjalan secara efektif. Sederhananya, ia diperlukan agar bonus demografi, tidak menjadi bencana demografi. Ia diperlukan, agar setiap wilayah Indonesia, termasuk wilayah perbatasan, terpencil dan kepulauan, dan juga Papua, bukan menjadi beban, tetapi memberikan ikut berkontribusi memberikan gambaran keceriaan bangsa Indonesia. Namun orang sering terlupa, sehingga perjuangan mencapai 5% APBN dan 10 % untuk APBD sepertinya tidak pernah selesai. Mengingat hal ini, pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu yang integral, dalam setiap sektor pembangunan. Paradigma penyelesaian kesehatan tidak dapat terkotak-kotak pada suatu lembaga saja, namun harus bersifat holistik dan menganut kerja sama multi-sektoral.

Periode pemerintahan Jokowi-JK mengusung Nawacita sebagai rencana strategis untuk memperbaiki Indonesia secara holistik. Dalam hal ini, bidang kesehatan sangat berkaitan dengan poin ke 5 tentang 'Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia'. Upaya kerja sama multi-sektoral dan sinkronisasi program dari periode sebelumnya harus menjadi salah satu agenda dalam pembangunan kesehatan. Secara konkrit, Nawacita diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (RPJMN 2015-2019) yang berisi program pembangunan kesehatan yang dirincikan dalam perencanaan tahunan.

Kesehatan dalam RPJMN 2015-2016 terangkum dalam Program Indonesia Sehat yang disokong oleh 3 pilar utama yaitu Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. Dalam pilar Paradigma Sehat,

pelaksanaan harus dilaksanakan secara integratif mencakup isu lingkungan, budaya dan ekonomi, bukan hanya berkutat fokus kesehatan, mengingat pilar Paradigma Sehat mencakup pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif dan preventif serta pemberdayaan masyarakat. Pilar Penguatan Pelayanan Kesehatan dilakukan dengan peningkatan akses dan pelayanan kesehatan,

pemerataan layanan, optimalisasi rujukan, dan ketersediaan obat melalui

e-Katalog.Pilar ini berimplikasi pada transformasi pendidikan tenaga kesehatan di tengah isu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dihentikannya moratorium, mahalnya biaya pendidikan, masalah kualitas fakultas kedokteran, dan maldistribusi di berbagai wilayah Indonesia. Sedangkan pilar Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada

Universal Health Coverage untuk seluruh rakyat Indonesia dengan strategi penyiapan sarana dan prasarana, pemerataan tenaga kesehatan, kesinambungan pendanaan serta kejelasan pembagian peran antara pemerintah dan swasta.

(3)

Tim Pakar dan Perumus :

1. Prof. DR. Dr. Abdul Razak Thaha,MSc,Sp.GK 2. Dr. Ario Djatmiko,Sp.B-K.Onk

3. Prof Dr. Anhari Achadi, SKM. ScD. 4. Prof Budi Hidayat Msc. Ph.D

5. Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH,DT.PH 6. Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis Sp OG 7. Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD

8. DR. Ridwan Thaha Msc

9. Prof. Dr. dr Bambang Supriyanto, SpA (K)

10.Prof. Dr. H. Fasli Jalal SpGK, PhD

11.Prof. Drg. Moh. Dharma Utama, PhD, Sp.Pros (K) 12.Dra.Barokah Sri Utami Apt , MM ,

13.Drs. Djoharsjah Aptk

Ketua :

Prof. Dr. Purnawan Junadi MPH Ph.D

Sekertaris :

Dr. Mariya Mubarika

Wakil Sekertaris :

Dr. Putro Setyobudyo Muhammad

Notulis :

Alfu Nikmatul Laily S.Gz

9. MUHAMAD NASIR 10. SRI ADININGSIH 11. AGUM GUMELAR 12. KARTINI SJAHRIR 13. ARIFIN PANIGORO

14. SETYONO JUANDI DARMONO 15. YUDI LATIF

1. TRY SUTRISNO

2. SIDARTO DANUSUBROTO 3. PRATIKNO

4. PRAMONO ANUNG WIBOWO 5. BASUKI HADIMULJONO 6. BUDI KARYA SUMADI 7. ANDI AMRAN SULAIMAN 8. TETEN MASDUKI

DEWAN PENGARAH

Ketua umum : Dr. Ir. Firdaus Ali, MSc. Ketua I : Saleh Husin, SE. MSi. Ketua II : Dr. Donny Gahral Ardian Ketua III : Ir. Gembong Primajaya, MBA Sekretaris I : Ir. Anang S. Kusuwardono

Sekretaris II : Miranti Serad Ginanjar Sekretaris III : Evie Casino

Bendahara I : Garibaldi Tohir Bendahara II : Zulnahar Usman Bendahara III : Fetty Azizah

PANITIA PELAKSANA

TIM REMBUK BIDANG 9 : KESEHATAN

(4)

1.

Program Indonesia Sehat.

Presiden segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang SPM

khususnya dalam bidang kesehatan agar dapat menjadi program kerja dari

pemerintah daerah sesuai dengan UU no. 23 tahun 2014 pasal 18

2.

Pelayanan Kesehatan

Presiden segera menerbitkan PERPRES yang mengatur tentang

penggunaan cukai rokok untuk bidang kesehatan (promotif, preventif dan

kuratif) sebagaimana dilaksanakan oleh negara-negara yang meratifikasi

FCTC (Framework Convention on Tobacco Control ).

3.

Jaminan Kesehatan Nasional

Presiden segera mencabut Peraturan Presiden No. 28 tahun 2016

(tentang perubahan ketiga atas peraturan presiden nomor 12 tahun 2013

tentang jaminan kesehatan) Pasal 16D Ayat (1) dan (2) untuk

meningkatkan iuran JKN yang bersumber dari iuran peserta penerima

upah (di luar APBN ) dengan batas upah yang memungkinkan subsidi

silang lebih luas.

4.

Pendidikan Tenaga Medis/Kesehatan

Presiden memberlakukan kembali moratorium pendirian Fakultas

Kedokteran baru, dan berfokus meningkatkan kualitas Fakultas

Kedoktaran, agar terwujud lulusan tenaga Medis yang berkualitas dan

sesuai dengan kebutuhan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

merata di seluruh Nusantara .

5.

Distribusi, ketersediaan dan pemanfaatan Tenaga Medis/Kesehatan yang optimal.

Menghentikan kebijakan moratorium CPNS 2015-2019 yang dikeluarkan

Kementrian PAN-RB khususnya SDM yang berkaitan dengan kesehatan

agar tersedia tenaga gizi, sanitasi dan promosi kesehatan di seluruh

Puskesmas

(5)

C. REKOMENDASI REMBUK BIDANG KESEHATAN

A. PARADIGMA SEHAT

1. Peningkatan Perkembangan Program promotif dan

preventif dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Kesehatan, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Menjadikan seluruh program lintas sektor yang menjadi

tumpuan GERMAS sebagai prioritas nasional.

2. Pendekatan keluarga dalam Program Indonesia Sehat.

Presiden segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah

tentang SPM khususnya dalam bidang kesehatan agar

dapat menjadi acuan program kerja dari pemerintah

daerah sesuai dengan UU no. 23 tahun 2014 pasal 18

Agar program promosi kesehatan dimasukkan kembali ke

dalam indikator SPM Kesehatan, agar menjadi acuan

program kerja dari pemerintah daerah

3. Penanggulangan stunting

(6)

B. PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN

1. Peningkatan pelayanan kesehatan wilayah Maluku dan

Papua, dan wilayah DTPK lainnya.

Pemerintah Pusat menangani secara langsung

pelayanan kesehatan di wilayah Maluku dan Papua,

dan wilayah DTPK lainnya dengan melalui program

afirmatif, bukan dengan mekanisme JKN.

2. Pengarusutamaan peran dan fungsi Puskesmas sebagai

garda terdepan upaya promotif dan preventif yang

didanai dari APBN dan APBD.

Mengembalikan fungsi Puskesmas sebagai Pembina

wilayah dalam bidang kesehatan

dan

memfasilitasi pemberdayaan masyarakat hidup

sehat.

Menjalankan kembali program Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) , sehingga sekolah berfungsi sebagai

tempat pendidikan kesehatan masa depan

3. Memobilisir dana tambahan dari kenaikan cukai rokok

untuk program Kesehatan

Presiden segera menerbitkan PERPRES yang

mengatur tentang penggunaan cukai rokok untuk

bidang kesehatan (promotif, preventif dan kuratif)

sebagaimana dilaksanakan oleh negara-negara

(7)

4. Penyediaan dan distribusi obat yang murah & merata serta

insentif pengembangan industri obat dan alat kesehatan

seluruh indonesia di tengah isu kekosongan, keterlambatan

dan kedaluwarsa.

Menurunkan biaya produksi kesehatan melalui

peninjauan kembali PPN dan Bea masuk Alkes dan Obat.

Merevisi kebijakan Sistem Tender E-Katalog dari berbagai

aspek seperti

leadtime

waktu pengumuman vs

kebutuhan, kepastian pemenang, Rencana Kebutuhan

Obat serta tidak hanya fokus pada harga paling murah.

Mengikutsertakan pihak swasta untuk dapat mengkases

pembelian melalui e-Katalog

5. Pelaksanaan pemerataan pelayanan kesehatan

Memberlakukan satu nomor emergensi untuk seluruh

pelayanan emergensi publik.

Mengelola kesehatan Masyarakat dengan

(8)

C. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

1. Meningkatkan iuran JKN terutama yang bersumber dari

iuran peserta penerima upah (di luar APBN ).

Presiden segera mencabut Peraturan Presiden No. 28

tahun 2016 (tentang perubahan ketiga atas peraturan

presiden nomor 12 tahun 2013 tentang jaminan

kesehatan) Pasal 16D Ayat (1) dan (2) untuk

meningkatkan iuran JKN yang bersumber dari iuran

peserta penerima upah (di luar APBN ) dengan batas

upah yang memungkinkan subsidi silang lebih luas

2. Memperkuat program JKN dengan membayar fasilitas

kesehatan dengan harga layak.

Presiden membentuk lembaga independen yang

bertugas melakukan penghitungan tarif JKN dengan

melibatkan seluruh

stake-holder

yang relevan .

3. Meningkatkan transparansi penyelenggaraan dan sharing

data JKN oleh BPJS kesehatan dan fasilitas kesehatan

BPJS segera memberlakukan keseluruhan sistem secara

On-Line dan terintegrasi (Pelayanan, Pembiayaan dan

Informasi). Sistem ini diberlakukan guna terwujudnya

transparansi, akuntabilitas, kemudahan dan fleksibitas

sebagaimana yang ditawarkan sistem online pada

(9)

D. TRANSFORMASI PENDIDIKAN DAN

DISTRIBUSI TENAGA MEDIS/KESEHATAN

1. Transformasi pendidikan Tenaga Medis yang sejalan dengan

pembangunan kesehatan nasional , berkeadilan sosial,

menjamin kualitas lulusan dan menjamin darma-bakti

terhadap Negara

Melakukan revisi terhadap UU Pendidikan Kedokteran

sebagai upaya mewujudkan pendidikan Tenaga Medis yang

murah, merata, berkualitas dan berkeadilan

2. Pendidikan Tenaga Medis

Presiden memberlakukan kembali moratorium pendirian

Fakultas Kedokteran baru, dan berfokus meningkatkan

kualitas Fakultas Kedoktaran, agar terwujud lulusan tenaga

Medis yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan serta

meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata di seluruh

Nusantara .

3. Dukungan serius pemerintah dalam hal distribusi, ketersediaan

dan pemanfaatan Tenaga Medis/Kesehatan yang optimal.

Memberlakukan program nusantara sehat yang dijalankan

dengan paket lengkap meliputi Dana, Tenaga , Obat, Sarana

dan Prasarana.

Menghentikan

kebijakan moratorium CPNS 2015-2019 yang

dikeluarkan Kementrian PAN-RB

khususnya SDM yang

berkaitan dengan kesehatan agar tersedia tenaga gizi,

sanitasi dan promosi kesehatan.

(10)

dan Konsultan dan narasumber Kemenkes, Kemenkeu, Bappenas, UNICEF, World bank, HKI, ADB, JIKA, WVI. Aktif terlibat dalam puluhan penelitian nasional, seperti Monitoring and Evaluation of Social Safety Net Program in 24 Provinces (1999), Project Review of Fight TB Program (2003), Riset Penelitian Dasar Kesehatan (2010), Riset Validasi Riskesdas (2010), Penerapan Bantuan Operasional Kesehatan (2010), Riset Fasilitas Kesehatan (2011), Riset Validasi Rifakses (2011), dan Riset Kesehatan Dasar (2013). Selain itu, Purnawan aktif sebagai penulis buku seperti Operational Strategies for Nutritional Anemia Intervention in Indonesia (1994) dan Pengantar Analisis Data (1995).

Ketua: Prof. Dr. Purnawan Junadi MPH Ph.D

Purnawan adalah guru besar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan menyelesaikan pendidikan dokternya pada tahun di Universitas Indonesia tahun 1978. Purnawan melanjutkan program master dan doktoralnya di University of Michigan, Ann Arbor, US. Pernah menjabat sebagai Ketua Program Pascasarjana UI, Ketua Program Studi Kajian Administrasi RS FKM-UI

Sekretaris: Dr. Mariya Mubarika

Dokter Umum lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dan telah 14 tahun bekerja di Unit Gawat Darurat RS Mulya, Saat ini aktif di Organisasi Profesi sebagai pengurus di bagian Advokasi hubungan Legislasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Ketua Bagian Pengabdian Masyarakat

juga aktif menjadi pembicara topik Kesehatan dan Kebangsaan di berbagai media TV dan Radio.

Wakil Sekertaris: Dr. Putro Setyobudyo Muhammad

Dokter Umum lulusan Fakultas Kedokteran Tarumanagara dan Co-Founder MUDA Enterprise. Saat ini aktif di beberapa Organisasi seperti PP PERDAWERI (Sekretaris), Yayasan Peduli Kanker Serviks (Anggota Dewan Pembina), Clination Indonesia (Anggota Tim Penasihat), Majelis Buku Layak Baca ( Pendiri), ASET - Indonesia (Wakil Ketua). Putro

IDI Wilayah Banten, dan Pengurus Pusat PERDAWERI. Mariya

juga giat mengorganisir beberapa event nasional dan internasional seperti INTAAC I & II (Internatioanal Anti Aging Conference) dan ISOE ( International Symposium on Emergency).

(11)

Prof. DR. Dr. Abdul Razak Thaha, MSc, Sp.GK

Menyelesaikan pendidikan dokternya di Universitas Hasanuddin, Razak meneruskan program masternya di SEAMEO Topmed dan doktornya di Universitas Indonesia di bagian Gizi Terapan dan Kesehatan Masyarakat. Pernah menjabat sebagai Dekan FKM dan Direktur Program Pascasarjana di Universitas Hasanuddin, saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Institut Gizi Indonesia dan Ketua

TIM PAKAR & PERUMUS

Dewan Pakar PB IDI. Secara aktif mulai melakukan penelitian sejak awal 1980-an. Razak telah menjadi peneliti utama atau anggota peneliti untuk puluhan penelitian bekerjasama atau dibiayai oleh: Bank Dunia, ADB, USAID, JICA, JTZ, UNICEF, AUSAID, WHO, UNESCO serta beberapa Kementerian seperti BAPPENAS, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Pendidikan Tingi, Kemenetarian Pertanian.

Prof Dr. Anhari Achadi, SKM, ScD

Anhari menyelesaikan Graduate Study dalam Public Health di University of Hawaii pada tahun 1976, dan ScD (Doctor Science in Public Health) di Johns Hopkins, USA, pada tahun 1991. Pernah aktif di birokrasi pemerintahan, dengan menjadi Deputy Menteri Masalah Kemasyarakatan pada era Presiden Ke-4, kemudian menjabat sebagai Kepala B a d a n Perencanaan d a n Pengembangan S D M

Kesehatan dan Sosial pada Kementerian Kesehatan dan Sosial, serta menjadi Staf Ahli Menteri Kesehatan di era Presiden ke-5. Selain mengajar dan melakukan penelitian-penelitian terutama dalam sistem kesehatan, kebijakan dan administrasi kesehatan, manajemen rumah sakit, dan kesehatan ibu dan anak, juga pernah menjadi konsultan di berbagai kegiatan yang disponsori oleh lembaga Internasional maupun Pemerintah Indonesia.

Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis SpOG (K)

Menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Komisioner Konsil Kedokteran Indonesia, Marsis merupakan seorang profesor di bidang obstetrik dan ginekologi yang menamatkan pendidikan dokter spesialisnya di Universitas Indonesia tahun 1975. Selain itu, ia telah menyelesaikan Post Graduate Trainingnya di beberapa negara seperti Jepang, Belanda, Korea Selatan, Budapes dan Kanada. Marsis juga menerima

(12)

Prof. Budi Hidayat Msc. Ph.D

Merupakan Guru Besar termuda di FKMUI yang mendapatkan gelar Ph.D (Summa Cum Laude) ketika berusia 32 tahun dari University of Heidelberg. Memiliki keahlian riset di bidang kebijakan kesehatan, Budi telah menerbitkan puluhan artikel ilmiah di jurnal internasional maupun menjadi penyaji hingga pada forum internasional. Kini menduduki posisi sebagai ketua CHEPS (Center for Health Economics and Policy Studies) FKM UI dan anggota IORB (International Outcome Research Board), serta mengajar Asuransi Sosial di berbagai negara, Pengembangan Bisnis Asuransi Kesehatan dan Aplikasi Ekonometrik Kesehatan. Budi tercatat aktif membantu pemerintah (Bappenas, Kemkes, Kemsos, dan Kemkeu), serta BPJS Kesehatan pada pengembangan Sistem Perlinduangan Sosial di Indonesia. Budi pernah menduduki posisi sebagai konsultan di sejumlah lembaga donor Internasional, seperti: GTZ dan EPOS Health Consultants/GVG/AOK (2004-2005); Bank Dunia (2006-10); AusAID (2011-13); dan UNICEF (2015) serta mengantongi puluhan penghargaan di bidang penelitian dan hibah, seperti: Penulis Artikel Ilmiah Jurnal Internasional Terakreditasi (Dikti 2006 dan Rektor UI 2006); Peneliti Muda Kesehatan dan Kedokteran (LIPI, 2006);Health System Research Institute and China Medical Board Scholarship (2010) and National Institute of Health Scholarships

(2011).

Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH

Tidak hanya menamatkan pendidikan kedokteran di Universitas Indonesia tahun 1980 dan mendapatkan gelar Master of Public Health di University of California di Berkeley, US, Hasbullah juga telah meninjau dan mempelajari sistem asuransi kesehatan nasional di Amerika, Kanada, Belanda, Jerman, Jepang, Korea, Taiwan, Filipina, dan Muangtai. Ia telah menulis banyak artikel di dalam jurnal ilmiah maupun surat kabar atau majalah nasional tentang

(13)

sebagai peneliti dan pakar riset pada beberapa lembaga diantaranya Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Riset Pembinaan Iptek Kedokteran, dan Riset Kesehatan Daerah. Lebih dari 45 judul artikel ilmiah diterbitkan di jurnal bergengsi nasional maupun internasional.

DR. Ridwan M. Thaha Msc

Lahir di Tual pada tahun 1958, Saat ini adalah Ketua Umum PP-IAKMI. Ridwan menyelesaikan sarjananya tahun 1983 di bidang Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin dan meneruskan program master bidang Kesehatan Masyarakat kemudian dilanjutkan program doktor Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia tahun 2001. Ridwan merupakan pendidik di FKM Universitas Hasanuddin dan pernah menjabat sebagai Wakil Dekan 1 Bidang Akademik.

Selain itu, Ridwan pernah menjabat sebagai ketua IV DPP-IAKMI, Wakil Direktur 1 AIPTKMI Badan Litbang, dan Ketua Tim Penyusun NA Kesmas.

Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD

Menjabat sebagai pengajar dan dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Irawan juga merupakan alumni kedokteran Universitas Hasanuddin dan menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Hiroshima, Jepang. Kegiatan manajerial yang pernah diikuti diantaranya Health Professional Education Quality (HPEQ) World Bank 2009, Tim Penyusun Instrumen Akreditasi Pendidikan Profesi Dokter, dan Anggota DewanRiset Nasional (DRN). Irawan juga aktif berperan

Prof. Dr. dr Bambang Supriyanto, SpA (K)

Menjabat sebagai Ketua Konsil Kedokteran Indonesia,

Bambang juga merupakan Alumni FK UI (Pendidikan

kedokteran , Spesialis Ilmu Kesehatan Anak dan

Konsultan Pulmonologi anak) juga menyelesaikan

program doktoral sekaligus sebagai guru besar di

FKUI. Ia juga aktif dalam organisasi profesi tingkat

(14)

Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, SpGK

Fasli menyelesaikan program dokternya di UNAND kemudian studi doktoralnya di Cornell University, US, di bidang Ilmu Gizi Masyarakat Minor: Epidemiologi dan Kajian Asia Tenggara. Beperan sebagai pendidik di Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Indonesia, ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional RI, dan Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Kementerian Pendidikan Nasional. Ia juga aktif sebagai konsultan untuk Bank Dunia, ADB, UNICEF, UNESCO, dan DFAT Australia.

Prof.drg.Moh.Dharma Utama.PhD,SpPros(K),

Ketua

PPDGS

Prostodonsia

FKG

UNHAS,

Anggota Senat Akademim UNHAS, Ketua Panitia

Nasional

Uji

Kompetensi

Program

Profesi

kedokteran gigi, Pengurus PB PDGI 2017-2020,

Pernah menjabat dekan FKG UNHAS, Ketua dan

Sekretaris Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi

Indonesia, Ketua PDGI Cabang Makassar, Ketua

1 PENWIL PDGI SULSELBAR.

Dr. Ario Djatmiko,Sp.B(K) Onk

(15)

NOTULIS

Dra.Barokah Sri Utami Apt , MM

,

dengan nama panggilan Emmy adalah praktisi dan pemerhati Kesehatan , Apoteker lulusan ITB dan magister manajemen Undip , aktif dalam organisasi profesi dan telah berkiprah lebih dari 25 tahun di hampir semua fungsi di industri farnasi , posisi terakhir diberi amanah sebagai Direktur Utama PT Phapros Tbk, RNI Group

Drs. Djoharsjah Aptk

Merupakan Sarjana Farmasi/Apoteker ITB 1971, pernah mengikuti Top Management Courses : LAN ( Indonesia) -INSEAD (Perancis) – AIM (Filipina) dan APO (Jepang) – PREX (Jepang) – AOTS (Jepang). Pernah menjabat Direksi BUMN (1988 – 2O07) bidang Pemasaran Keuangan dan menjadi Dosen Farmasi Universitas Pancasila (1972 – sekarang), ia juga pernah menjadi penasehat teknis beberapa badan internasional, seperti WHO, UNDP, dan UNIDO. Djoharsjah juga aktif di PP ISFI, PP GP Farmasi Indonesia, Rotary International dan IAI

Alfu Nikmatul Laily, S.Gz

Laily merupakan seorang sarjana Gizi dari Universitas Indonesia yang telah terlibat dalam 11+ kegiatan sukarela tentang kesehatan masyarakat, 8+ panitia seminar kesehatan lokal maupun nasional, 10+ publikasi artikel ilmiah serta menjadi pembicara pada 10+ acara nasional maupun internasional. Pernah aktif dalam Berkala Ilmiah Mahasiswa Gizi Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu masing2 100 pasien diberi obat yang berbeda, yaitu obat baru atau obat standar. Ternyata

Koordinator OJT : adalah dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang ditunjuk oleh masing-masing Ketua Jurusan atau Ketua Program Studi (dengan surat Tugas Yang

Berdasarkan pedoman umum gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (Depkes), masyarakat dianjurkan mengkonsumsi air minum minimal 2 liter (setara dengan 8

ke dalam enam segitiga seperti pada gambar 1 dengan syarat batas seperti pada Gambar 4, maka dalam Matlab kita dapat menyimpan data syarat batas dengan

Terdapat hubungan stresor masalah internal keluarga dengan kelahiran kurang bulan (partus prematurus) dengan nilai p < 0,05 (0,009) dan stresor perubahan hidup dan

kepala.Hal ini berbeda dengan antigen Pemfigus Foliaseus, desmoglein 1, yang dapat ditemukan pada epidermis, dan lebih padat pada epidermis atas.Penyakit ini dapat dikaitkan

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4