• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pajak Leasing dan Modal Ventura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pajak Leasing dan Modal Ventura"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Reguler (Mingguan) PAKEIS IV A

Judul:

Pajak,

Leasing

dan Modal Ventura

Disusun oleh:

Fachry Ganiardi

Mujadid Ramli Tanjung

Pembimbing:

Ust. Abdul Murad

Ust. Mahfudz

Ust. Rifqi Arriza Lc.

PUSAT KAJIAN EKONOMI ISLAM (PAKEIS) ICMI Orsat KAIRO

(2)

Daftar Isi

Perbedaan Antara Pajak Islam dengan Pajak Secara Umum

(3)

Zakat dan Pajak di Indonesia

... 9

2. Leasing / Sewa Guna Usaha (GSU)... 10

d. Tinjauan Syariat Terhadap Leasing

...

g. Kesamaan Konsep Modal Ventura dan Mudarabah

(4)

BAB III PENUTUP

... 26

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sebuah kitab al-kharâj karangan Abu Yusuf menjelaskan bagaimana negara Islam juga memiliki pajak. Walaupun Islam tidak menyebutkan secara eksplisit tentang pajak, namun esensi dari pajak sudah ada dengan lahirnya Islam, yang kemudian digunakan istilah al-dharîbah

sebagai penyatuan hukum-hukum yang menyerupai pajak dalam negara Islam. Hanya saja pajak didalam Islam memiliki nilai spiritual daripada pajak dalam kaidah umum seperti zakat.

Dalam konsep negara Islam, penarikan pajak terbagi menjadi banyak, namun pada umumnya ada empat jenis pajak yaitu zakat, jizyah, kharaj,

dan ‘usyr. Dari sekian jenis pajak pada hari ini hanya zakat-lah yang tetap berjalan. Bukan tanpa sebab, tidak berfungsinya penarikan pajak selain zakat adalah karena tidak ada lagi negara yang menggunakan konsep negara Islam secara utuh.

Selain itu juga perbedaan agama juga bukanlah batasan-batasan yang dianggap penting dalam konsep negara modern saat ini. Padahal hampir dari semua jenis pajak negara Islam mempunyai hubungan dengan ahli dzimmah, seperti Nasrani, Yahudi, Majusi dan lain sebagainya. Sehingga dengan sendirinya pajak-pajak tersebut pun tidak lagi terpakai oleh masyarakat muslim modern.

Namun ternyata pajak menimbulkan permasalahan bagi kaum muslim. Karena disamping mereka harus membayar zakat, mereka juga wajib membayar pajak. Kalau memang semua harus dibayar secara utuh, ini akan menjadi beban khususnya bagi masyarakat menengah kebawah. Sehingga harus ada jalan tengah antara dua kebijakan yang serupa tanpa harus meninggalkan kewajiban kepada agama dalam melaksanakan zakat dan kewajiban terhadap negara dalam memenuhi pajak.

(6)

Leasing yang juga berarti akad sewa-menyewa mempunyai tawaran-tawaran untuk mempermudah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Hanya saja ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan, karena sebagai muslim tansaksi pun harus mempunyai standar halal. Begitu juga halnya dengan modal ventura.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi pajak, dharîbah, leasing dan modal ventura?

2. Apakah hukum dan landasan pajak, dharîbah, leasing dan modal ventura?

3. Apa perbedaan antara pajak dalam kaidah umum dan dalam hukum kenegaraan Islam?

4. Apakah saja pajak-pajak di negara Islam?

5. Bagaimana posisi zakat dalam perpajakan Indonesia? 6. Bagaimanakah proses transaksi leasing dan modal ventura?

7. Bagaimana tinjauan syariat terhadap transaksi leasing dan modal ventura?

C. Tujuan Penulisan

1. Peserta kajian dapat mengetahui definisi, hukum serta landasan pajak,

dharîbah, leasing dan modal ventura

2. Peserta kajian dapat mengetahui perbedaan antara pajak dalam kaidah umum dan dalam hukum kenegaraan Islam

3. Peserta mengetahui jenis pajak-pajak di negara Islam

4. Peserta kajian dapat mengetahui posisi zakat dalam perpajakan Indonesia

5. Peserta kajian dapat mengetahui proses transaksi leasing dan modal ventura

6. Peserta kajian dapat memahami tinjauan syariat terhadap transaksi

leasing dan modal ventura

D. Metode Penelitian

Metode penelitian makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu pengumpulan data-data dari literatur fikih klasik tentang pajak di negara Islam, dan dari berbagai sumber tulisan ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan, serta beberapa artikel, kemudian menyusunnya kembali.

(7)

1. Pajak

a. Pengertian Pajak

Pajak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang, dan sebagainya.1

Pajak menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH adalah “Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan dari sektor swasta ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestatie) yang langsung dapat ditunjuk untuk membiayai pengeluaran umum dan yang digunakan sebagai alat pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada di luar bidang keuangan”

2

Pajak menurut UU 16 pasal 1 ayat 1 tahun 1983 yang kemudian diubah pada tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.3

Dari pengertian diatas kita dapat menyimpulkan beberapa poin : 1. Pajak merupakan iuran wajib dari rakyat kepada negara 2. Penarikan pajak harus berdasarkan undang-undang

3. Tanpa jasa timbal secara langsung atau kontraprestasi oleh pemerintah kepada rakyat

4. Pajak digunakan negara untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan umum masyarakat luas

Pajak yang merupakan salah satu alat Negara untuk menghasilkan uang selain sektor-sektor yang lain juga umum digunakan setiap negara didunia, namun masing-masing mempunyai istilahnya tersendiri.

Di Inggris pajak menggunakan istilah tax, di Perancis menggunakan istilah

taxe, di Belanda belasting, dan di negara-negara Timur Tengah menggunakan istilah al-dharibah.

1 http://kbbi.web.id/pajak, diakses pada 11 April 2015

(8)

b. Landasan Hukum Pajak

Pajak tertulis dalam UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan, "Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang."

Pajak dan tata cara pelaksanaannya juga tertulis dalam UU nomor 16 tahun 1983 yang kemudian disempurnakan pada tahun 2009.

c. Asas Pajak

Terdapat banyak asas yang bisa ditemukan dalam hukum pajak, namun pada umumnya pajak tidak terlepas dari asas yang diungkapkan Adam Smith.

1. Equity dan Equality

Maksudnya adalah adil dan merata. Pajak menerapkan asas adil dalam memungut pajak, dan sesuai kemampuan Wajib Pajak.

2. Certainty

Artinya ada kepastian hukum, harus jelas subjek, objek, dan tarip pajaknya.

3. Convenience of Payment : artinya pajak harus dipungut pada saat yang tepat, saat yang paling baik bagi wajib pajak

4. Efisiensy / Economics of Collection : artinya pemungutan pajak harus memberikan hasil, dilakukan dengan sehemat- hematnya dan jangan sampai biaya pemungutan melebihi pemasukan pajaknya.4

d. Fungsi Pajak

Pajak dapat berfungsi menjadi dua hal, fungsi keuangan dan fungsi mengatur.

1. Fungsi Keuangan (Budgetair)

Pajak sebagai fungsi keuangan ialah menjadi sumber dana bagi pemerintah terhadap pengeluaran-pengeluarannya, seperti APBN atau APBD.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak sebagai fungsi mengatur ialah menjadi alat untuk mengatur kesejahteraan rakyat di bidang sosial, ekonomi dan budaya, seperti pajak

(9)

yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi minuman keras.5

e. Jenis-jenis Pajak

Pembagian jenis pajak berbeda-beda, tergantung dari sudut mana dilihatnya. Minimal ada tiga sudut, pertama menurut golongan, kedua menurut kewenangan memungut dan ketiga menurut sifatnya

1. Menurut Golongan

Pajak dari sudut penggolongannya dibagi menjadi dua, pajak langsung dan tidak langsung.

a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak, seperti Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dialihkan kepada pihak lain, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2. Menurut Kewenangan

Pajak dari sudut kewenangan memungut dibagi menjadi dua, pajak pusat dan pajak daerah.

a. Pajak pusat adalah pajak yang kewenangan memungutnya dipegang oleh pemerintah pusat, seperti PPh, PPN, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Pajak daerah adalah pajak yang kewenangan memungutnya dipegang oleh pemerintah tingkat daerah (Propinsi, Kabupaten atau Kota) yang digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, seperti pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, pajak reklame, pajak parkir dan lain sebagainya.

3. Menurut Sifat

Pajak dari sudut sifat dibagi menjadi dua, pajak pribadi dan pajak perbendaan.

a. Pajak Pribadi (subyektif) yaitu pajak yang pemungutannya memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak (subjek pajak), misalnya Pajak Penghasilan dalam menentukan besar kecilnya utang pajak akan dilihat kondisi atau jumlah tanggungan Wajib Pajak.

b. Pajak Kebendaan (pajak objektif) yaitu pajak yang pemungutannya tanpa memperhatikan keadaan Wajib Pajak, yang dilihat hanya

(10)

objek pajaknya saja, misalnya PBB, PPN, Bea Meterai (BM) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan lain-lain. 6

Pajak Dalam Perspektif Negara Islam

Islam dan Arab sulit untuk dipisahkan, ini berdasarkan Alquran yang menggunakan bahasa Arab sebagai perantara penyampaian wahyu Tuhan. Sehingga pada dasarnya istilah pajak secara umum tidak ditemukan dalam Islam, namun esensi dari pajak itu sendiri sudah ada seiringan dengan keberadaan Islam.

Islam mewajibkan zakat kepada muslim sesuai dengan kadar-kadar yang sudah ditentukan dalam pembahasan zakat sebelumnya. Islam juga mewajibkan jizyah kepada orang-orang yang tidak beragama Islam yang tinggal di Negara Islam. Kemudian Khalifah Umar bin Khattab mewajibkan al-kharâj atau bisa disebut juga PBB dalam istilah perpajakan modern. Semua hal ini menyentuh nilai-nilai esensi daripada pajak.

Kemudian bangsa Arab menggunakan istilah al-dharîbah atau al-muks

dalam menerapkan pajak di negri mereka.

a. Pengertian al-Dharibah

Al-Dharîbah secara bahasa berarti kewajiban terhadap kepemilikan, pekerjaan, dan gaji seseorang untuk kemaslahatan negara sebagai pemasukan yang bersifat paksaan dan dibebankan kepada seluruh masyarakat.7

Istilah al-Dharîbah bukanlah istilah yang biasa digunakan dalam syariat Islam, dan pada umumnya ia tidak beda jauh dengan makna pajak. Hanya saja kemudian istilah ini digunakan untuk menyimpulkan seluruh hukum-hukum syariat yang berkaitan dengan pemasukan kas negara.

b. Macam-macam Pajak Islami

Dalam agama Islam, terdapat pemasukan-pemasukan untuk kas Negara yang tidak berbeda jauh dengan pajak pada umumnya, serta digunakan untuk biaya belanja negara dan memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Setidaknya ada empat jenis pajak yang diatur menurut hukum kenegaraan Islam.

1. Zakat

6 Ibid., hal. 37-38

(11)

Zakat adalah penunaian kewajiban pada harta yang khusus dan disyaratkan ketika harta itu dikeluarkan telah memenuhi haul8 dan nishab9.

Zakat telah diketahui ia diwajibkan berdasarkan Alquran dan sunah, serta memiliki kadar masing-masing pada zakat uang, hewan ternak, emas, perak dan lain sebagainya.

2. Jizyah

Jizyah secara bahasa adalah balasan. Sedangkan secara istilah adalah apa yang diambil dari ahlu dzimmah sebagai balasan atas keamanan mereka di negri muslim, dan keselamatan mereka10.

Jizyah hukumnya adalah wajib terhadap para lelaki ahli dzimmah yang hidup di Negara Islam. Pewajiban ini berdasarkan firman Allah Swt. pada surat al-Taubah ayat 29 :

ننيد ننونيدين لون ههلهوسرنون ههللنلا منرلنحن ام ننومرلرحنيه لون ررخرلا مروينلابر لون هرللنلابر ننونمرؤيه ل ننيذللنا اولهتراق

ننورغراص مههون ددين نعن ةنينزجرلا اوطهعيه ىىتلحن بناتكرلا اوتهوأ ننيذللنا ننمر قلرحنلا

Artinya : “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragamadengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan kitab, hingga mereka membayar jizyah (pajak)

dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk

Jizyah diwajibkan bagi mereka yang laki-laki, baligh, berakal, bebas, mampu membayar. Jizyah juga diwajibkan kepada mereka yang miskin namun mampu bekerja.

Jumlah uang pembayaran jizyah dibagi menjadi dua, pertama jizyah atas dasar perdamaian. Jizyah ini tidak ditentukan jumlah minimumnya, dan jumlahnya sesuai kesepakatan pemimpin-pemimpin ahli dzimmah

terhadap negara. Sedangkan kedua jizyah al-‘anwiyah. Jizyah ini jumlahnya ditentukan sesuai kemampuan masing-masing. Umar bin Khattab membagi tiga kriteria ahli dzimmah di jizyah ini. Pertama, mereka yang kaya membayar sejumlah 48 Dirham, kedua kalangan menengah membayar 24 Dirham serta bagi ketiga yaitu mereka yang miskin namun mampu bekerja maka jizyah mereka sebanyak 18 dirham.11

8Haul adalah masa satu tahun

9 Nishob adalah ukuran minimal harta untuk diwajibkan zakat

10 Abu Ya’la Muhammad bin Husain, al-Ahkâm al-Sulthâniyah, Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 2000, hal. 153

(12)

3. Kharâj

Kharâj secara bahasa adalah keluar, atau sesuatu yang keluar dari bumi. Secara istilah kharâj adalah pajak yang ditetapkan pemimpin terhadap tanah yang mempunyai potensi berkembang.

Kharâj merupakan hasil ijtihad Umar bin Khattab yang berlandaskan dari firman Allah Swt. pada surat al-Hasyr ayat 6 -10.

Tanah yang terkena kharâj adalah tanah yang diurus oleh pemiliknya, dan tanah yang berpotensi menghasilkan keuntungan, seperti toko, bukan tanah yang dibangun di atas nya bangunan untuk tempat tinggal mereka.

Tanah yang terkena kharâj adalah tanah para ahi dzimmah, dan bagi muslim ia tidak dikenakan kharâj, hanya saja mereka terkena zakat kharâj.

Jumlah penghasilan yang wajib disetorkan pun berbeda-beda antara ulama, berkisar antara 5 sampai 10 Dirham dengan tanah yang berbeda-beda juga. Sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikelola di atas tanah tersebut.

4. ‘Usyr

‘Usyr adalah apa yang diwajibkan kepada ahli dzimmah yang disiapkan pada harta perniagaannya ketika ia peindah ke negara Islam.

Landasan hukum ‘usyr ini adalah sabda Nabi Saw. :

روشع نيملسملا ىلع سيلو ىراصنلاو دوهيلا ىلع روشعلا امنإ

Sesungguhnya ‘usyur (ditetapkan) kepada orang-orang Yahudi dan

Nashrani, dan tidak ada bagi kaum muslim” H.R. Abu Daud

Dan secara logika, para pedagang ketika ingin berdagang di neagar Islam, maka ia butuh keamanan untuk terhindar dari pencuri dan perampok. Maka pemerintah menyediakan fasilitas keamanan bagi mereka selama di perjalanan.

‘usyr diwajibkan terhadap dua kelompok, pertama kelompok yang berdagang di negara Islam namun tidak tinggal di sana. Kedua kelompok

ahli dzimmah yang tinggal di negara Islam. 12

Namun pedagang muslim juga terkena pajak ‘usyr ini, dengan ketentuan bila melebih 200 Dirham maka pajaknya 5 dirham. Sedangkan bagi ahli dzimmah pajaknya dikenakan 5% dari harta dagangannya.13

12 Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Islam Kuwait, op. cit., jil. 30, hal. 109

(13)

Perbedaan Antara Pajak Islami Dengan Pajak Secara Umum

Pajak secara umum memiliki beberapa perbedaan dengan pajak islami khususnya zakat, beberapa perbedaannya adalah :

1. Pajak Islami (zakat) memiliki nilai spiritual dan ibadah bila mengeluarkannya, sedangkan pajak secara umum tidak memiliki nilai ibadah.

2. Pajak secara umum memungut dari semua lapisan masyarakat tanpa memandang standar hidup mereka. Sedangkan pajak islami seperti zakat tidak diambil kecuali bagi mereka yang muslim dan mampu untuk membayarnya sesuatu jumlah yang ditentukan.

3. Pajak secara umum tidak memiliki standar khusus, dan berubah-ubah sesuai dengan keadaannya. Sedangkan pajak islami memiliki standar yang tetap dari zaman ke zaman.

4. Para cendikiawan sering berbeda pendapat tentang tujuan utama dari pajak, apakah tujuannya adalah kemajuan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, mereka melakukan ini karena khawatir bahwa pajak akan kembali sebagai mesin uang yang hanya berorientasi mengumpulkan uang semata. Sedangkan pajak islami tidak seperti itu, pajak islami tidak hanya memperhatikan pemutaran uang zakat saja, tapi juga memiliki nilai-nilai akhlak dan spiritual yang tinggi, sebagai pensucian dari harta-harta mereka.14

Zakat dan Pajak di Indonesia

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yang merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional. BAZNAS yang dimaksudkan bukan hanya BAZNAS yang dibentuk di tingkat pusat, melainkan juga BAZNAS yang dibentuk di tingkat provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia dengan keputusan Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 mempertegas asas pengelolaan zakat, salah satunya ialah asas “terintegrasi”.

Dalam kaitan zakat dan pajak, sesuai perundang-undangan yang berlaku, pembayaran zakat yang diperhitungkan sebagai komponen pengurang penghasilan kena pajak atau dalam peraturan perpajakan disebut “pengurang penghasilan bruto” berlaku secara nasional. Namun pada prakteknya banyak yang mengira itu hanya perlaku pada BAZNAS pusat.15

(14)

2. Leasing/ Sewa Guna Usaha (SGU)

a. Pengertian

Leasing secara bahasa diambil dari bahasa Inggris “to lease” yang berarti menyewakan, namun secara istilah leasing atau ta’jir tamwily atau Sewa Guna Usaha (SGU) diartikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.16

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan SGU ini ada 3 :

1. Penyewa guna usaha (lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan modal dari kontrak SGU ini.

2. Pihak perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah perusahan atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal.

3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.

b. Jenis-jenis Leasing

1. Finance Leasing (sewa guna usaha pembiayaan)

Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha

(lessee) biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas nama

perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barng modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan dan pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksi leasing.

Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atau jasa penggunaan barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang beruba uang rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.

Jumlah rental ini secara keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor ditambah faktor bunga serta keuntungan pihak lessor.

15 http://pusat.baznas.go.id/berita-artikel/realisasi-zakat-pengurang-penghasilan-kena-pajak-di-daerah/ , diakses pada 12 April 2015

(15)

Contoh perusahaan direct finance lease ini seperti PT. Federal International Finance ( FIF ) yang memberikan kredit motor baru maupun bekas.

Selanjutnya capital atau finance lease masih bisa dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Direct finance lease

Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum pernah memiliki barang yang dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor

membeli suatu barang atas permintaan lessee dan akan dipergunakan oleh

lessee.

b. Sale and lease back

Dalam transaksi ini lesse menjual barang yang telah dimilikinya kepada

lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu konrak

leasing antara lessee dengan lessor. Dengan memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan direct finance lease.

Di sini lessee memerlukan cash yang bisa dipergunakan untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan sistem sale and lease back memungkinkan lessor memberikan dana untuk keperluan apa saja kepada kliennya dan tentu saja dana yang dibutuhkana sesuai dengan nilai objek barang lease.

2. Operating lease (sewa menyewa biasa)

Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan selanjutnya disewagunakan kepada penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha berkala dalam operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan perusahaan sewa guna usaha mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang disewa guna usahakan atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha lainnya.

Perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya bertanggung jawab atas biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan.

(16)

Suatu transaksi sewa guna usaha, dimana produsen atau pabrik juga berperan sebagai perusahaan sewa guna usaha sehingga jumlah traksaksi termasuk bagian laba sudah diperhitungkan oleh produsen atau pabrikan.

4. Leveraged Lease

Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibatkan lessor dan lessee juga melibatkan bank atau kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar transaksi.

5. Cross Border Lease

Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan

lessee yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara berbeda.17

c. Proses Transaksi Leasing

Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus dijalankan yang secara garis besar dapat diuraikan sebaga berikut :

1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksudkan.

2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai dokumen lengkap.

3. Lessor mengevakuasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas leasie dengan syarat dan kondisi yang disetujui

lessee (lama kontrak pembayaran sew lease), setelah ini maka kontrak

lease dapat ditandatangani.

4. Pada yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang di-lease dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan tersebut.

(17)

5. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang di-lease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut,

supplier akan menandatangani perjanjian purna jual.

6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada

supplier.

7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada supplier.

8. Lessor membayar harga peralatan yang di-lease kepada supplier.

9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease. Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut lease agreement, dimana didalam perjanjian tersebut memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua belah pihak. 18

d. Tinjauan Syariat Terhadap Leasing

Pada dasarnya leasing atau SGU ini tidak berbeda jauh dengan akad

Ijârah al-Muntahiyah bi Tamlîk (IMBT) bahkan ia adalah perkembangan

dari akad IMBT19. Hanya saja perbedaannya terletak pada adanya hak opsi

di SGU.

Leasing mempunyai beberapa kesamaan dengan akad ijarah dalam fikih mu’amalah. Namun pada prakteknya terdapat beberapa hal yang bertentangan dengan akad ijarah.

Beberapa hal yang bertentangan tersebut adalah :

1. Leasing pada pengertiannya adalah pinjaman, namun pada hakikatnya

ia adalah akad jual beli yang dilabeli dengan peminjaman.

2. Leasing merupakan akad yang mengandung unsur haram, karena terdapat dua transaksi dalam satu akad dan hal ini tidak dibenarkan dalam Islam. Pertama akad sewa, kedua akad jual beli.

3. Dalam leasing, bila lessee tidak bisa untuk memenuhi akadnya dan terpaksa harus mem-faskh akad ini, maka lessee tetap membayar sisa yang harusnya dipenuhi, dan ini adalaha haram.

4. Leasing mempunyai unsur riba dalam proses pembayaran cicilannya,

dan ini diharamkan.20

18 Ibid

(18)

3. Modal Ventura Syariah

a. Pengertian

Istilah venture berasal dari kata venture yang secara bahasa bisa berarti sesuatu yang mengandung risiko atau juga dapat diartikan sebagai usaha. Dengan demikian, secara bahasa modal ventura (venture capital) adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko. Adapun definisi perusahaan modal ventura menurut Keppres No. 61 Tahun1988 adalah bisnis pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.

Y. Sri. Susilo, dkk. Menyebutkan pengertian modal ventura menurut beberapa ahli, antara lain:

a. Modal ventura adalah usaha penyediaan pembiayaan untuk memungkinkan pembentukan dan pengembangan usaha-usaha baru di berbagai bidang (Robert White).

b. Modal ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk pemberian modal yang mengandung risiko, dengan penyediaan dana (venture capital company) terutama mengharapkan capital gain di samping pendapatan bunga atau deviden (Tony Lorenz)

c. Modal ventura adalah dana yang diinvestasikan pada perusahaan atau individu yang memiliki risiko tinggi (Clinton Richardson).

Dengan demkian, dapat dipahami bahwa modal ventura merupakan pembiayaan yang memliki risiko tinggi. Keputusan ini dibuat dengan berbagai pertimbangan tentunya dan sesuai pula dengan maksud dan tujuan didirikannya perusahaan modal ventura yaitu melakukan penanaman modal dalam suatu usaha yang memliki risiko tinggi, baik dalam penyertaan modal maupun dalam bentuk pinjaman. Modal ventura adalah salah satu sumber pembiayaan yang penting bagi investasi dari perusahaan yang mempunyai investasi. Penyertaan modal ventura dilakukan dalam bentuk saham atau obligasi konversi, dan tidak untuk melakukan investasi dalam rangka menerima deviden yang bersifat jangka pendek, tetapi bersama-sama dengan Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk mengembankan dan meningkatkan nilai dari PPU. Akhirnya investasi harus dijual dan modal dibayar kembali kepada investor.

(19)

1. Menumbuhkan dan merangsang pengusaha-pengusaha kecil dan menengah, serta memberikan berbagai macam bantuan yang diperlukan dengan tetap mengacu pada kaidah-kaidah yang sehat. 2. Membantu pengembangan usaha kecil dan menengah dengan cara:

a. Turut serta sebagai penyertaan modal pada perusahaan yang didirikan.

b. Mengidentifikasi proyek dan membantu menyusun feasing studies

perusahaan.

c. Menyediakan dana dan SDM serta membantu dalam pemasaran.

Pembiayaan modal ventura berbeda dengan bank yang memberikan pembiayaan berupa pinjaman atau kredit. Sementara modal ventura memberikan pembiayaan dengan cara melakukan penyertaan langsung dalam perusahaan yang dibiayainya. Perusahaan yang memperoleh pembiayaan modal ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PUU) atau investee company. Walaupun dasar pembiayaan dalam modal ventura adalah “peyertaan” namun hal tersebut tidak berarti bahwa bentuk formal dari pembiayaanya selalu penyertaan. Bentuk penyertaan tersebut dapat berupa obligasi atau kredit biasa dengan syarat pengembalian dan bunga yang lebih lunak. Persyaratan yang lebih lunak misalnya imbalannya berupa bagi hasil, pengembalian pinjaman sesuai dengan kemampuan perusahaan pasangan usaha, dan pinjaman dapat dikonversi dengan saham

(convertible bond). Umumnya pembiayaan modal ventura hampir selalu

disertai dengan persyaratan keterlibatan dalam manajemen PPU yang biasanya disepakati dalam perjanjian modal ventura.

Jangka waktu penyerahan saham modal ventura besifat sementara. Di beberapa negara jangka waktu pembiayaan modal ventura antara 3-10 tahun. Di Indonesia sendiri jangka waktu tersebut menurut Keppres No. 61 Tahun 1998 paling lama 10 tahun harus sudah divestasi. Ciri inilah yang membuat modal ventura berbeda dengan dengan investasi biasa. Peyertaan modal dalam setiap PPU bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 tahun, dan penarikan kembali pernyertaan modal (divestasi) oleh PMV dalam segala bentuknya dilaporkan kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 3 bulan setelah dilaksanakan.

(20)

Secara nasional perkembangan modal ventura masih sangat lamban. Terbukti sampai dengan saat ini baru ada 2 perusahaan modal ventura syariah dalam daftar DSN MUI yaitu PT Bahama Artha Ventura dan PT Sumut Ventura. Kondisi ini memang menunjukkan lambannya pertumbuhan modal ventura syariah. Padahal, mekanisme perusahaan modal ventura sangat sesuai dengan prinsip kerja sama yang menjadi pilar dasar ekonomi Islam.21

b. Karakteristik Modal Ventura

Sebagai suatu manajemen pembiayaan, modal ventura memiliki beberapa ciri yang menunujkkan bahwa “ia” berbeda dengan konsep lembaga keuangan lain, seperti perbankan dan berbagai perusahaan pembiayaan yang lain, seperti leasing dan juga anak piutang. Diantaranya:

a. Pembiayaan bersifat equity. Pembiayaan modal ventura dilakukan dengan adanya penyertaan modal yang langsung dilakukan pada perusahaan pasangan usaha.

b. Merupakan investasi yang dilaksanakan dengan perspektif jangka panjang.

c. Merupakan pembiayaan yang bersifat “risk capital”. Dikatakan berisiko tinggi karena pembiayaan modal ventura tidak disertai dengan jaminan, seperti layaknya kredit yang diberikan oleh perbankan akan tetapi hanya berdasarkan keyakinan akan gagasan yang diusung. d. Pembiayaan modal ventura bersifat aktif, dimana akan selalu disertai

dengan keterlibaan dari manajemen perusahaan yang mendapatkan pembiayaan.

e. Modal ventura bersifat sementara. Dengan adanya batasan waktu, maka perusahaan modal ventura akan melakukan penarikan diri dengan melakukan penjualan saham kepada perusahaan pasangan usahanya. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang ingin menarik diri, diantaranya adalah

initial public offering (IPO) dan juga penjualan ataupun manajer dari perusahaan.22

Disamping itu, bagi perusahaan modal ventura syariah terdapat karakteristik khusus yaitu terpenuhinya prinsip-prinsip syariah. Ciri khusus tersebut sebagai berikut:

a. Adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi penerapan prinsip-prinsip syariah.

(21)

b. Aktivitas usaha yang dijalankan oleh perusahaan modal ventura haruslah sesuai dengan prinsip syariah dan tidak dibernarkan melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah. Kegiatan usaha yang bertentangan antara lain:

1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram.

4. Produsen, distributor, dan penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

5. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih

a. Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru. b. Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan

dana dalam pengembangan usahanya, terutama tahap-tahap awal. c. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk

maupun pada tahap mengalami kemunduran.

d. Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi produk jadiyang siap dipasarkan.

e. Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri. f. Mendorong pengembangan proyek research and development.

g. Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih teknologi.

h. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan.

Dari sisi perusahaan pasangan usaha, masuknya modal ventura sebagai sumber pembiayaan pada perusahaan akan memberikan manfaat kepada yang bersangkutan. Manfaat tersebut antara lain:

a. Kemungkinan berhasilnya usaha lebih besar. b. Meningkatkan efisiensi pendistribusian produk. c. Meningkatkan bankabilitas.

d. Meningkatkan kemampuan memeperoleh keuntungan.

(22)

e. Meningkatkan likuiditas.24

d. Mekanisme Modal Ventura

Pada prinsipnya mekanisme modal ventura merupakan suatu proses yang menggambarkan arus investasi yang dimulai dari masuknya pemodal dengan membentuk suatu pool of funds, proses pembiayaan pada perusahaan pasangan usaha sampai proses penarikan kembali penyertaan tersebut (divestasi). Dengan demikian, modal ventura adalah kumpulan dana (pool of funds) yang berasal dari investor, dikelola secara profesional untuk diinvestasikan kepada perusahaan yang membutuhkan modal. Oleh karena itu, dalam mekanisme modal ventura paling sedikit tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu:

a. Pemilik modal yang menginginkan keuntungan tinggi dari modal yang dimilikinya. Modal dari berbagai sumber atau investor tersebut dihimpun dalam satu wadah atau lembaga khusus yang dibentuk untuk itu atau disebut venture capital funds.

b. Profesional yang mempunyai keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis investasi potensial. Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan manajemen (management venture capital company).

c. Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya. Perusahaan yang dibiayai ini disebut perusahaan pasangan usaha (investee company).

Di Indonesia perusahaan modal ventura yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dapat mengelola atau dikelola oleh perusahaan modal ventura lainnya. Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi modal ventura dalam mekanisme modal ventura konvensional dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan hukum, atau denga kata lain suatu perusahaan modal ventura dapat sebagai pemilik modal (venture capital fund) dan dalam waktu yang sama menjadi perusahaan manajemen (management venture capital company). Oleh karena itu, kebijakan dan analisis investasi, pelaksanaan monitoring, dana keterlibatan pada manajemen perusahaan pasangan usaha serta pelaksanaan dalam proses divestasi dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang bersangkutan. Sedangkan dalam mekanisme dengan pendekatan venture capital fund company pelaksanaan semua kebijakan dan strategi investasi mulai dari analisis, monitoring sampai pada proses divestasi dan review

merupakan tugas dan tanggung jawab perusahaan manajemen

(23)

investasi. Atas tanggung jawab tersebut perusahaan manajemen mendapat contract fee dan success fee.25

e. Tahap Pembiayaan Modal Ventura

Sebagai suatu perusahaan pembiayaan, maka pembiayaan modal ventura sangat tergantung pada tahapan operasional dari perusahaan pasangan usaha (investee company) yang membutuhkan pembiayaan. Adapun tahapan pembiayaan modal ventura dapat dilihat seperti berikut ini:

1. Early Stage Financing. Merupakan tahap pembiayaan yang paling sulit karena perusahaan yang dibiayai tersebut baru berdiri sehingga memiliki tingkat risiko kegagalan yang besar. Tahap ini terdiri dari

seed financing, dimana yang baru dilakukan adalah membiayai perusahaan pasangan usaha untuk melakukan penelitian dan riset untuk mengukur keandalan gagasan yang dikembangkan. Kemudian start financing, yaitu pembiayaan yang berkaitan dengan pengembangan produk dan juga pemasaran produk yang dibuat tersebut.

2. Expansion Stage Financing. Tahapan ini terdiri dari third round financing yang mana perusahaan telah menjalankan operasionalnya dengan sangat formal serta bridge financing, dimana perusahaan sampai pada kemampuan untuk melakukan initial public offering.26

f. Modal Ventura Islam

Pembiayaan modal ventura pada early stage of life dari suatu investee

adalah bentuk klasik dari pembiayaan musyarakah atau mudarabah. Dari sudut pandang Islam, penggunaan equity financing dalam bentuk saham atau penyertaan terbatas dengan bagi hasil adalah suatu bentuk dari aplikasi akad mudarabah, musyarakan ‘inan atau musayarakah ‘inan al

mutanâkis. Hubungan erat antara penyedia dana dengan pengguna dana,

mulai dari penetapan klausula yang menyangkut pengguanaan dana sampai ke adding value, monitoringi, dan pembagian hasil dan risiko sesuai dengan semangat musyarakah.

Seperti diketahui ada tiga instrumen pembiayaan Islam yang utama:

1. Musyarakah. Pembiayaan ini berguna untuk pendirian usaha ataupun proyek. Dalam pembiayaan musyarakah dicampurkan dana untuk mendirikan usaha baru ataupun kontrak proyek dengan tujuan untuk dapat memperoleh keuntungan. Pemilik modal dalam pembiayaan musyarakah adalah perusahaan modal ventura, pengusaha atau bisa partner bisnis yang non-aktif. Keuntungan dan kerugian dari proyek ang dijalankan ini

25 Ibid., hal. 314

(24)

dinikmati secara bersama-sama sesuai dengan porsi yang ada dengan konsep profit atau loss sharing. Dalam modal ventura Islam, musayarakah mempunyai implementasi yang spesifik, terutama dalam bentuk saham. Adapun prinsip saham secara Islam adalah:

a. Bersifat musyarakah jika saham ditawarkan secara privat. b. Bersifat mudarabah jika saham ditawarkan kepada masyarakat.

c. Tidak boleh ada perbedaan jenis saham karena risiko harus ditanggung oleh kedua belah pihak.

d. Seluruh keuntungan akan dibagi hasil, karena risiko harus ditanggung oleh semua pihak.

e. Investasi pada saham tidak dapat dicairkan dari usaha ataupun proyek yang bersangkutan kecuali dalam keadaan bangkrut, atau terjadi pengalihan kepemilikan lewat jual beli investasi.

2. Mudarabah, berguna untuk pembiayaan usaha ataupun proyek yang dapat diselaraskan dengan

instrumen obligasi. Perusahaan memegang amanah yang diterima oleh perusahaan modal ventura di mana modal yang ada merupakan titipan dengan skim wadiah yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Di saat pengusaha melakukan proyek yang berkaitan dengan konsep mudarabah maka posisinya adalah wakil pemilik modal. Adapun jika pengusaha memperoleh keuntungan, maka pengusaha bertindak sebagai mitra pemilik modal. Keuntungan yang ada harus dibagikan sesuai dengan porsi yang telah disepakati dia awal, atau dengan prinsip musyarakah. Dalam konsep ini, modal disediakan secara utuh oleh pihak pemilik modal hingga masa tertentu di mana modal tersebut lalu dikembalikan secara utuh. Karena itu konsep mudarabah disebut juga dengan trust financing di mana pembiayaan ini biasanya diberikan kepada para pengusaha yang sudah diyakini kemampuannya.

3. Murâbahah. Pembiayaan murâbahah merupakan jual beli barang untuk

keperluan investasi dan juga bahan baku yang digunakan untuk kepentingan modal kerja. Dalam menajemen modal ventura, aplikasi

(25)

berupa modal ventura pada dasarnya bukan merupakan lembaga simpan pinjam atau lembaga lain yang memberikan kredit. Karena itu modal ventura tidak mendapat imbalan berupa bunga dari pembayaran cicilan.27

g. Kesamaan Konsep Modal Ventura dan Mudarabah

Seperti diketahui bahwa konsep dasar dari investasi mudarabah adalah untuk melakukan penyatuan modal dengan tenaga kerja dan juga semangat kewirausahaan. Selain itu, juga dilandasi dengan sifat dan semangat keadilan dalam menanggung kerugian, serta melakukan pembagian keuntungan secara transparan. Berikut ini adalah hal-hal yang menjelaskan mengapa konsep modal ventura tidak bertentangan dengan konsep Islam:

1. Pemilik modal. Dalam usaha modal ventura pemilik modal juga disebut investor, sedang pada mudarabah pemilik modal disebut

mudhârib atau pemilik dana. Dalam hal ini tidak terdapat pertentangan antara konsep modal ventura dan juga mudarabah.

2. Penerima modal. Dalam modal ventura, pihak penerima modal , baik melalui penyertaan langsung ataupun melalui obligasi konversi biasa disebut dengan investee company. Adapun dalam mudarabah biasa disebut dhârib atau pengelola dana. Konsep mudarabah ataupun musyarakah memang tidak diatur secara khusus dalam Alquran akan tetapi pada masa Rasulullah SAW. Dan juga para sahabat hal ini biasa dilakukan dalam kegiatan perdagangan.

3. Modal. Dalam modal ventura, modal berarti dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan pasangan usaha. Sementara dalam mudarabah pengertian modal adalah dana yang diberikan kepada dhârib dari pihak

mudhârib. Di sini ditunjukkan tidak adanya perbedaan antara modal

ventura dengan konsep mudarabah.

4. Cara melakukan pengikatan. Dalam hal perjanjian, ada perbedaan antara konsep modal ventura dengan mudarabah. Perbedaan itu terletak dalam adanya ijab kabul yang dilakukan secara lisan. Sementara dalam modal ventura hal itu tidak ada karena implisit telah terjadi pada waktu perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak.

5. Penyertaan modal. Penyertaan modal yang dilakukan ke dalam

investee company dilakukan oleh perusahaan modal ventura dengan

jalan penyertaan langsung melalui saham atau obligasi konversi atau juga melalui partisipasi terbatas. Sementara metode penyertaan modal dalam konsep mudarabah atau musyarakah dilakukan dengan penyertaan langsung melalui saham, terutama untuk usaha yang sudah atau akan berjalan.28

27 Ibid., hal. 374

(26)

h. Sumber Dana Modal Ventura

Sumber dana modal ventura dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:

1. Investor perseorangan

Alternatif sumber modal ventura adalah investor individu. Hanya saja menarik investor perseorangan untuk mengikutsertakan dananya ke dalam suatu usaha modal ventura tidaklah mudah. Hal ini disebabkan bisnis modal ventura memilki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Umumnya investor perseorangan lebih menyukai dan cenderung melakukan investasi pada usaha yang telah berjalan lancar dan bersifat jangka pendek. Bagi investor individu dibutuhkan orang yang memiliki kesabaran dan kesiapan menerima dan menanggung risiko tinggi dalam suatu usaha

2. Saham

Modal ventura di Indonesia masuk ke dalam entitas usaha melalui instrumen pembiayaan saham dengan harapan memperoleh keuntungan dari deviden, benefit lain atas kepemilikan entitas tersebut, dan capital gain pada saat melakukan exit untuk sebagian atau seluruh kepemilikian melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO). Kemudian dilanjutkan dengan pasar sekunder dan private selling ke investor potensial lainnya. Penetapan harga saham pada sat modal ventura Indonesia masuk ke dalam suatu entitas lebih banyak menggunakan nilai nominal saham mengingat entitas tersebut belum mempunyai harga pasar yang jelas untuk saham yang dikerluarkan.

3. Obligasi konversi

Modal ventura masuk ke dalam suatu entitas usaha melalui instrumen pembiayaan obligasi konversi dalam upaya memberikan waktu yang lebih banyak sebelum benar0benar memiliki usatu entitas usaha dan untuk berjaga-jaga agar pembiayaannya masih mempunyai alternatif mekanisme exit melalui pelunasan pinjaman.

4. Bagi hasil

(27)

harus mampu menerpkan pola bagi hasil yang murni syariah, yaitu berbasis profit and loss sharing yang memungkinkan adanya fluktuasi.

5. Investor institusi

Biasanya bagi perusahaan-perusahaan besar terutama di negara-negara industri memiliki diisi tersendiri yang khusus menangani bisnis modal ventura. Tugas divisi khusus ini adalah menampung dan mengevaluasi suatu ide-ide terutama dalam bidang teknologi yang dapat dikembangkan menjadi suatu produk teknologi baru untuk dipasarkan. Keikutsertaan investor institusi ini merupakan salah satu sumber dana modal ventura.

6. Perusahaan asuransi dan dana pensiun

Lembaga keungan non bank ini meruoakan sumber dana modal ventura yang cukup besar, potensi lembaga ini sebagai investor dalam usaha modal ventura didukung oleh sumber dananya yang berjangka panjang.

7. Perbankan

Sumber dana modal ventura dapat diperoleh dari bank-bank yang tertarik melakukan bisnis modal ventura. Namun perlu dipertimbangkan mengenai sifat dan bank yang berjangka pendek sementara modal ventura berjangka panjang.Dana-dana yang berasal dari bank sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan pola bagi hasil yang berjangka waktu pendek.

8. Pemerintah Daerah

Sumber modal ini perlu dipertimbangkan oleh daerah yang disishkan dari APBD sehingga dapat memacu pembangunan di daerah. Dalam konteks ini pemda dapat berperan sebagai PMV

9. Lembaga keuangan intrnasional

Lembaga keuangan internasional dapat menjadi sumber dana modal ventura terutama yang berkaitan dengan upaya bantuan pengembangan sektor-sektor tertentu. Kelebihan sumber dana ini di samping berbiaya murah juga biasanya memiliki jangka waktu panjang dengan masa tenggang waktu. Untuk mendapatkan sumber dana ini umumnya melalui pinjaman dua tahap dari pemerintah.29

(28)

i. Pola Pembiayaan Modal ventura

Pola pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan modal ventura antara lain:

1. Pembiayaan langsung; yaitu PMV membiayai langsung PPU yang usad/ akan berbentuk badan hukum. PMV pun dapat berperan aktif dengan menempatkan wakilnya sebagai anggota direksi maupun komisaris dalam perusahaan tersebut. Pola pembiayan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mendirikan perusahaan baru dengan pemegang saham PMV dan penemu/penggagas ide. Kedua, PMV ikut menjadi pemegang saham PPU yang saudah ada dengan mengambil porsi modal yang masih dalam portofolio dengan komposisi jumlah midal ditentukan di awal kontrak.

2. Pembiayaan langsung dengan franchise; pola pembiayaan ini hampir sama dengan pola pembiayaan langsung bedanya dalam hal pengawasan yang dilakukan oleh PMV atau jasa profesional dapat dialihkan kepada franchisor. Dalam pola ini, PMV lebih berfungsi sebagai penyedia dana/ modal kepada PPU.

3. Inti-Plasma; yaitu pola di mana perusahaan inti membina beberapa perusahaan plasma dalam suatu wadah usaha. Setiap perusahaan plasma harus mendukung usaha perusahaan inti. Dengan cara ini diharapkan terjadi kesinambungan yang saling menguntungkan antara inti dan plasma.

4. Pola payung; yaitu bentuk pembiayaan yang diberikan kepada suatu perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Masing-masing pemilik memiliki usaha yang saling menunjang satu sama lainnya sehingga nilai lebih dapat menjadi lebih baik.Perusahaan dengan pola ini berfungsi sebagai trading house bagi perusahaan para pemiliknya. Biasanya dikelola oleh tenaga profesional yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan pemilik perusahaan sehingga independensi dapat terjaga dengan baik.

5. Kemitraan; pola ini melibatkan perusahaan besar yang akan membeli produk barang dan jasa yang dihasilkan dari perusahaan mitra binaan. Pola ini didahului dengan kerja sama antar perusahaan besar dengan PMV, selanjutnya PMV melakukan pembiayaan kepada PPU ataupun sebaliknya.30

(29)

BAB III PENUTUP

Demikianlah penjelasan mengenai pajak, leasing dan modal ventura, di mana ketiganya memiliki peran penting dalam dunia investasi. Dan masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan yang dapat masyarakat nilai dan pilih sesuai kebutuhan.

Dengan pemaparan dan penjelasan yang telah disampaikan, semoga bisa menjadi saran dan solusi dalam berinvestasi, tentunya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.

Sedikit banyak yang telah kami paparkan, namun penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Akan tetapi penulis telah berusaha untuk menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya agar pembaca dapat memiliki gambaran umum mengenai pajak, leasing

dan modal ventura.

(30)

Daftar Pustaka

Diktat Kuliah Univ. Al-Azhar fak. Hukum Islam, Qadhâya Fiqhiyah Mu’âshirah

Huda, Nurul dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis, Kencana, Jakarta, 2010

Husain , Abu Ya’la Muhammad bin, al-Ahkâm al-Sulthâniyah, Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 2000

Ibrahim, Abu Yusuf Yakub bin, Kitâb al-Kharâj, Darul Marifat, Beirut, 1979

Kamus Bahasa Arab Kontemporer

Kementrian Keuangan RI Direktorat Jendral Pajak, Undang-undang KUP dan PeraturanPelaksanaannya, Jakarta, 2013

Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Islam Kuwait, al-Mausû’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, Kuwait, cet I

Lakhdar, Ben Ahmed, Dirasat Muqâranah li al-Dharîbah wa al-Zakâh, Univ. Al-Jazair, al-Tasyir, 2001

(31)

Suparnyo, Hukum Pajak, Pustaka Magister, Semarang, 2012

www.pusat.baznas.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administratif, kesesuaian farmasetik, serta pertimbangan klinis. c) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep. d)

Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja

10 POLISI KESELAMATAN PRODUK PENGGUNA: SETAMT MANA AKIA PELINDUNCAN PENCGUNA 1999 MENGKANUNKANNYA KE DALAM BAHAGIAN III. Rahtnah Ismail, Sakina Shoik Altmad Yusolf,

Depkes RI (2005) menyebutkan dari beberapa hasil studi bahwa berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu yang tidak memberikan ASI kepada bayinya karena faktor internal

Untuk mendesain tulangan pelat pada struktur flat plate ber- hollow dua arah perlu penyederhanaan dari bentuk distribusi tegangan yang terjadi, caranya adalah dengan memanfaatkan

Untuk dapat menghitung nilai LSF tiap node dalam sebuah sistem distribusi, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu nilai beban dan tegangan pada setiap bus,

Buku Praktis Bahasa Indonesia 1,2, Jakarta Timur: Badan. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian

By extension, this logic implicates the vast majority of studies on the public service orientation and underscores the present study’s main contribution to the public