• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSKESMAS Makalah ini disusun untuk meme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PUSKESMAS Makalah ini disusun untuk meme"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PUSKESMAS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas

Dosen Pengampu Sri Eny Setyowati SKM

Disusun Oleh: Wahyu Aji M. (P17420109035)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Puskemas” dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah

ini dengan baik.

2. Ibu Sri Eny Setyowati SKM selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengajaran kepada kami.

3. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang baik

secara langsung maupun tidak langsung juga telah membantu dalam

penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai terselesaikannya

makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun demi kemajuan dan perbaikan untuk masa

mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Semarang, 27 Juli 2011

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latarbelakang ... 1

B.Tujuan ... 2

C.Rumusan Masalah ... 2

D. manfaat ... 3

E. Metode ... 3

F. Sitematika penulisan ... 3

BAB II ISI ... 5

A.Pengertian ... 5

B.visi dan misi Puskesmas ... 6

C. peran puskesmas ... 6

D. fungsi puskesmas ... 6

E.struktur puskesmas ... 6

F.tata kerja puskesmas ... 7

G.Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas ... 7

H.progam pokok puskesmas ... 10

I. Azas Penyelenggaraan Puskesmas ………... 11

J. Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas ... 12

K. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas ... 15

L. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas ... 20 BAB III PENUTUP ... 21

A.Simpulan ... 21

B.Saran ... 21

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu

wilayah yang tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup

bersama setiap anggotanya dalam koridor kebersamaan. Dalam angan

setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini akan

melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota berkaitan

dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya.

Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan

sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang

mendasar adalah kesehatan.

Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat

kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang

bersifat mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan

layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud

nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya

Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan

layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif

terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi

menengah ke bawah.

Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai “Pelayanan

Puskesmas” karena Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam

memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, khususnya dalam

bidang kesehatan sdan karena Puskesmas merupakan ujung tombak

(6)

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Puskesmas

2. Mengetahui visi dan misi Puskesmas

3. Mengetahui peran puskesmas

4. Mengetahui fungsi puskesmas

5. Mengetahui struktur puskesmas

6. Mengetahui tata kerja puskesmas

7. Mengetahui Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh

Puskesmas

8. Mengetahui progam pokok puskesmas

9. Mengetahui Azas Penyelenggaraan Puskesmas

10. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan

kesehatan di lingkup Puskesmas

11. Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya

masalah-masalah di lingkup Puskesmas

12. Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di

lingkup Puskesmas.

C. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Puskesmas?

2. Sebutkan visi dan misi Puskesmas?

3. Apa peran puskesmas?

4. Apa fungsi puskesmas?

5. Sebutkan struktur puskesmas?

6. Sebutkan tata kerja puskesmas?

7. Bagaimana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh

Puskesmas?

8. Sebutkan progam pokok puskesmas?

9. Sebutkan Azas Penyelenggaraan Puskesmas?

10. Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan

(7)

11. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup

Puskesmas?

12. Bagaimana solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di

lingkup Puskesmas?.

D. Manfaat

Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini, diharapkan

dapat memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang

definisi, fungsi, peran, tujuan, struktur, tata kerja Puskesmas, serta mengetahui

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Selain

itu pembaca dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan

kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor

penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas, sekaligus dapat

mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup

Puskesmas.

E. Metode

1. Studi Pustaka

2. Internet

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

E. Metode

F. Sistematika Penulisan

BAB II ISI

(8)

C. peran puskesmas

D. fungsi puskesmas

E. struktur puskesmas

F. tata kerja puskesmas

G. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas

H. progam pokok puskesmas

I. Azas Penyelenggaraan Puskesmas

J. Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas

K. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas

L. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

(9)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam

bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan

mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang

melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah

ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun

tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja

B. Visi dan Misi Puskesmas

1. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat .

Indikator Kecamatan Sehat: a. lingkungan sehat b. perilaku sehat

c. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu d. derajat kesehatan penduduk kecamatan 2. Misi Puskesmas

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

(10)

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya

C. Peran Puskesmas

peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan

kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan

rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.

D. Fungsi Puskesmas

1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah

kerjanya.

2.Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan

kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali

dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan

rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan

ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanakan program

E. Struktur Organisasi

1. Kepala Puskesmas

(11)

3. Data dan Informasi,

4. Perencanaan dan Penilaian,

5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian

6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

7. UKM / UKBM

8. UKP

9. Jaringan pelayanan Puskesmas:

10. Unit Puskesmas Pembantu

11. Unit Puskesmas Keliling

12. Unit Bidan di Desa/Komunitas

F. Tata Kerja

1. Kantor Camat → koordinasi

2. Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes

3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra

4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina

5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama

6. Lintas sektor → koordinasi

7. Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun

Puskesmas)

G. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas

Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program

Indonesia Sehat. Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan

Minimal). Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan

batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib

daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang

mencakup : jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan

Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM yang wajib

(12)

UW-SPM spesifik yang hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai

keadaan setempat. UW-SPM wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan

kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat,

penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi

kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan

kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat

dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal.

RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL

Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan

1. Penyelenggaraan

Pelayanan Kesehatan

Dasar

 Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir

 Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah

 Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja

 Pelayanan laboratorium kesehatan yang mendukung upaya kesehatan

perorangan dan kesehatan masyarakat

(13)

kesehatan

3. Penyelenggaraan

pemberantasan penyakit

menular

 Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan

(14)

5. Penyelenggaraan

 Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik, kimia, biologi dan Penanggulangan Penyalahgunaan

NAPZA) yang berbasis masyarakat

 Penyediaan dan pemerataan pelayanan kefarmasian di saranan pelayanan

kesehatan

 Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan

H. Program Pokok Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun

fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat

berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan

seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )

2. Keluarga Berencana

3. Usaha Peningkatan Gizi

(15)

5. Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8. Usaha Kesehatan Sekolah

9. Kesehatan Olah Raga

10. Perawatan Kesehatan Masyarakat

11. Usaha Kesehatan Kerja

12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

13. Usaha Kesehatan Jiwa

14. Kesehatan Mata

15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )

16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan

17. Kesehatan Usia Lanjut

18. Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga

sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas

ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari

masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas

dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (

PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok

Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta

untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat

( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk

pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat

bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat

terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana

alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau

menunda kegiatan lain.

(16)

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

1) Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.

2) Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung

3) Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas

keliling

2. Azas pemberdayaan masyarakat

a. Puskesmas harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat

agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas

b. Potensi masyarakat perlu dihimpun

3. Azas keterpaduan

Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu

a. Keterpaduan lintas program

1) UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro,

Remaja, Kesehatan Jiwa

b. Keterpaduan lintassektoral

1) Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi,

PKK

2) Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan

camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama

4. Azas rujukan

a. Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan

1) rujukan kasus

2) bahan pemeriksaan

3) ilmu pengetahuan

b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

1) rujukan sarana dan logistik

(17)

3) rujukan operasional

J. Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak

pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu

masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya

menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi

masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih

memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas

kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang

negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan

bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak

cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik

dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran

yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak

sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan

Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Misalnya: sikap

tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada, yang

dikeluhkan masyarakat. Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para

petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan

obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien

terpaksa membeli obat pada apotik. Di samping itu, ketika membawa salah

seorang warga yang jatuh sakit saat mengikuti kegiatan perkampungan

pemuda, kemudian warga yang lain mengantarnya ke Puskesmas Peudada,

pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red) mengaku

telah kehabisan stok obat. Hal tersebut, tentu telah merusak citra Puskesmas

sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat

membantu dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan

standar pelayanan kesehatan. Selain itu, tidak berjalannya tugas edukatif di

Puskesmas yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus

(18)

sangat jarang berkunjung, kalaupun ada, yaitu ketika keluarga mempunyai

masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk atau

penderita TB. Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif

dibanding upaya promotif. Kemudian, perawat puskesmas biasanya aktif

dalam BP, puskesmas keliling, dan puskesmas pembantu. Jelas dalam tugas

tersebut, perawat melakukan pemeriksaan pasien, mendiagnosa pasien,

melakukan pengobatan pada pasien dengan membuat resep pada pasien.

Namun, ketika melakukan tugas tersebut tidak ada supervisi dari siapapun,

khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatan/medis. Tenaga

perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri,

karena mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal ini berdampak kepada status

kesehatan masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin

upaya kesehatan ibu dan anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga

berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Kalaulah memang tugas

tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah kuratif, maka Puskesmas

menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit akan memiliki

banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik. Tapi kalaulah Puskesmas

ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas

eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan, dan puskesmas menjadi bagian dari

unit Dinas kesehatan, atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat

dalam mengatur program-programnya, sedangkan Dinas kesehatan hanya

sebagai regulator, pemberi dana dan pengadaan petugas, untuk pelayanan

kesehatan masyarakat diberikan kepada Puskesmas, atau pelayanan kesehatan

dapat ditenderkan kepada pihak swasta. Tidak hanya hal-hal yang telah

diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di

lingkup puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat

hanya sampai jam 14.00 WIB, kemampuan keuangan daerah yang terbatas,

puskesmas yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang

ada, puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri, serta

kurangnya kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi

(19)

K. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas

Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki

masalah-masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas

itu diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said

Zainal Abidin, 1993: 44-46)

a. Faktor Internal

1) Pelaksanaan Manajemen

Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan

dalam mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan

Puskesmas. Dimana fungsi manajemen itu untuk planning,

organaizing, leading, dan controling. Pada kegiatan perencanaan

setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan

apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘baik/sudah biasa’.

Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya

pengembangan. Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan

kendali mutu pelayanan yang disebabkan kurangnya pengetahuan,

peralatan, dan perhatian tersita pada upaya pengobatan. Dapat

dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada masalah-masalah

manajerial daripada kasus-kasus klinik. Dapat dikatakan juga bahwa

kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya

disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak

berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk

melayani masyarakat dalam bidang kesehatan.

2) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam

mencapai target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang

terjadi pada Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh

pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk

dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam

Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun

(20)

Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi

rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.

3) Tenaga medis

Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan

ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.

Misalanya program Posyandu yang tidak tepat sasaran. Jumlah tenaga

medis sedikit karena insentif dari pemerintah daerah. Faktor

kesejahteraan pegawai memang hal penting karena berkaitan dengan

satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji. Untuk mencapai

penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan

pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi

kebutuhan hidupnya.

4) Sumber keuangan Puskesmas

Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat

tidak sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga

biaya pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat

di sana tidak sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal

ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit

saja yang fasilitas lebih baik daripada Puskesmas. Adapun

sumber-sumber keuangan Puskesmas sebagai berikut:

a) Pemerintah

Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan

atas dana pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini

diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan

Kabupaten.

b) Retribusi

Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas

yang membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya

dan besarnya ditentukan oleh Pemerintah Daerah.

(21)

Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya

sebagai imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri

Sipil (PNS)

d) PT. JAMSOSTEK

Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang

peruntukannya sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK

yaitu Pegawai / karyawan yang berada dibawah naungan Dinas

Tenaga Kerja.

e) BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat

membiayai operasinal dari program-program Puskesmas. Hal ini

diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu, birokratisasi penyaluran

keuangan dari pemerintah sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya

responsibilitas pengelola manajemen Puskesmas.

5) Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk

Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di

Puskesmas dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesma.Tenaga-tenaga

yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari orang-orang

terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga

penduduk menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika

bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh

penduduk, maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke

(22)

b) Faktor Eksternal

1. Kondisi Geografis

Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah

pelosok atau setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan

tiap-tiap daerah memilki keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas. Memang ada

kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah

dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga puskesmas

yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di

dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari

Puskesmas. Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk

menggunakan alat-alat transportasi atau memang tempat tinggalnya

terpencil sehingga penduduknya lebih senang tinggal di rumahnya

daripada pergi ke Puskesmas.

2. Pemerintah daerah

Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas

pemahaman pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari

pihak legslatif dan eksekutif yang tercermin dari dijadikannya

pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan daerah.

Ini berarti orang sakit dijadikan tualng punggung pendapatan

daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat sejatinya

termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25

tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas

pelayanan publik dan mengembangkan demokrasi menuju

peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping itu alokasi anggaran

kesehatan berbagai daerah mencerminkan kurangnya perhatian

terhadap investasi hak-hak dasar pembangunan manusia

diantaranya pelayanan kesehatan dasar.

3. Keadaan Ekonomi Penduduk

Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya

(23)

warga negara Indonesia mayoritas bermata pencarian petani dan

nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang memadai.

Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak

mampu untuk tidak usah membayar retribusi di Puskesmas, namun

kenyataannya orang-orang yang demikian justru enggan datang ke

Puskesmas.

4. Kondisi Pendidikan Penduduk

Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat

pelayanan yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan

kesehatan pada tingkat pertama, karena pada umumnya pendidikan

masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir mereka sangat

sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti

kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang

sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki

tingkat pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar

penduduk Indonesia lulusan SD terutama di daerah

pelosok-pelosok Indonesia, sehingga hal berdampak pada rendahnya

partisipasi masyarakat dalam mewujudkan masyarakat Indonesia

sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya dekat

dengan masyarakat tersebut. Selain itu juga disebabkan Rumah

Sakit lebih baik sarana dan prasarananya, padahal Puskesmas

merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dalam

lingkungan masyarakat setempat.

5. Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek

melayani penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh

penduduk dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang dapat

digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit

pada penduduk. Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas

(24)

tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan

juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap

pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada

sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.

L. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang

terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam

menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di daerah. Untuk itu

dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan/meratakan

kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi

sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan

efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga

kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan

kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif,

serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.

Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah, jelas bahwa Puskesmas

memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika dilihat

dari sarana, Puskesmas tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun

(25)

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat

ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak

dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan

prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis yang

demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari

pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta

komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk

oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar

pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk

mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

B. Saran

1.Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan

kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh

2.Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi

terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan

3. Merestrukturisasikan peran Puskesmas

4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

5. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada

masyarakat untuk mengubah citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin, Reformasi Administrasi dan

Pembangunan Nasional. 1993. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:

Jakarta

http:// model-puskesmas-era-desentralisasi.html, diunduh tanggal 26 November 2011

http://one.indoskripsi.com, diunduh tanggal 26 November 2011

Referensi

Dokumen terkait

Untuk biaya konstruksi fisik pekerjaan-pekerjaan yang belum ada pedoman harga satuannya (non-standar), dihitung dengan rincian kebutuhan nyata dan dikonsultasikan dengan

Kemudian secara regional sejarah telah mencatat, kehadiran Mpu Kuturan di Bali yang berasal dari Daha (Jawa Timur) di abad X, telah membawa perubahan besar

komitmen pemohon penyelenggara hajatan dan penanggungjawab (Ketua Panitia) serta angota panitia pelaksanaan hajatan terhadap penerapan protokol kesehatan

Lampu operasi tidak sama dengan lampu-lampu pada umumnya, arena lampu operasi harus memiliki syarat tidak boleh panas dan tidak ada  bayangan karena dapat

Kami memahami kebimbangan anda dan kami prihatin dan sedia membantu dengan pelan bantuan yang bersesuaian dengan keperluan kewangan anda. Sekiranya kami tidak

Materi berikutnya yang bisa diintegrasikan pengetahuan daur hidup manusia Jawa adalah “Adat dan Kebiasaan Masyarakat.” Oleh karena kompetensi minimal yang harus

Jenis Dokumen AMDAL KERANGKA ACUAN (KA-ANDAL) ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HDUP (RKL) RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HDUP (RPL)