• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DISIPL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DISIPL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. KARISNAMAS DI BEKASI

Hj. Reni Yesi. S

Dosen STIE Mulia Pratama Bekasi Email : renikepodang@gmail.com

ABSTRACT

The company in carrying activities required role we call as leaders, often leaders pour the idea, innovation in the motivation in the development of the company but not only leaders are a role in promotion company but the role of employees required for employees will implement and run the of a given by the leadership.

This research aimt to determine the effect of leadership and work discipline to employee performance company Karinamas Bekasi in research author using data analysis method using data analysis using the analysis of regression coefficient, coefficient of determination.

Based on the calculation of multiple regression coefficient obtained value Y = 1.032 + 0.298 XI + 0.685 X2. Based on the research result shows the correlation coefficient between leadership (X1) and employee performance (Y) of = 0.497. These results indicate that there is a moderate and positive relationship between leadership and emplye performance at PT. Karinamas Bekasi. The result of the calculation of the correlation coefficient between the discipline (X2) and employee performance (Y) of 0.578. This shows that there is a positive correlation between discipline work and Employee Performance. The calculation result of the correlation coefficient between leadership (X1) and disciplinework (X2) of 0.602. This shows that there is a strong and positive relationshipleadership and discipline work. multiple correlation coefficient calculation result of RY12 obtained a value of 0.607 means that ledearship and discipline work have a strong relationship and positive Employee Performance.

Keywords: Leadership, Discipline work, and Employee Performance

PENDAHULUAN

Dalam persaingan global saat ini, dunia kerja sangat membutuhkan orang yang bisa berpikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya

dengan semangat tinggi dalam

menghadapi kemajuan zaman. Tidak hanya itu dalam kondisi saat ini peran sumber daya manusia, mempunyai peran penting dalam suatu lembaga, diperioritaskan pada aspek manajerial

yang matang dalam pengelolaan

organisasi. Baik atau tidaknya kinerja pegawai tergantung kepada pimpinan dalam memberikan pengaruh dan

motivasi kerja dengan cara

mempengaruhi bawahan agar bekerja

sesuai dengan harapan yang

diinginkan yaitu bekerja secara professional, efisien dan efektif sehingga tujuan perusahaan terapai.

Demikian halnya dengan PT.

Karinamas yang bergerak dibidang perbankan.

Demikian halnya dengan PT.

Karinamas Bekasi yang bergerak

dibidang jasa perbankan. Perlunya

peranan pimpinan untuk

(2)

semua pimpinan berprilaku baik dan memberikan motivasi bekerja kepada

bawahannya sehingga suasana

bekerja menjadi tidak kondusif dan menurunnya kinerja pegawai. Sering kali pimpinan dalam kepemimpinannya bersikap egois, tidak bersikap koperatif,

tidak mau berkorban untuk

bawahannya dan suka plin plan dalam

memberikan pekedaan kepada

bawahannya. Kepemimpinan yang

seperti itulah yang dapat menurunkan kinerja pegawai dalam bekerja.

Peningkatan kinerja pegawai

dalam sebuah perusahaan sangatlah penting, karena akan berdampak positif

bagi perusahaan dan diharapkan

mampu untuk meningkatkan

keefektifan dan efisiensi perusahaan. Salah satu cara melalui kepemimpinan dan pemberian contoh kedisiplinan kerja yang baik bagi perusahaan.

Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada PT. Karinamas di Bekasi atas dasar pertimbangan bahwa dalam kurun waktu beberapa tahun ini kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan dan disiplin kerja disetiap perusahaan.

Penulis mencoba merumuskan

masalah, apakah kepemimpinan

berpengaruh dan memiliki hubungan terhadap kinerja karyawan, apakah disiplin kerja berpengaruh dan memiliki hubungan terhadap kinerja pegawai dan apakah kepemimpinan dan disiplin

kerja berpengaruh dan memiliki

hubungan terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan masukan untuk

pengembangan dan pembinaan

sumber daya manusia pada PT. Karinamas di Bekasi. Penelitian ini

menambah pengetahuan dan

pengalaman bahasa dalam

menerapkan teori-teori sebagai awal informasi penelitian selanjutnya.

KEPEMIMPINAN

Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting karena kepemimpinan

itulah yang akan menggerakkan dan

mengarahkan organisasi dalam

mencapai tujuan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah,

karena harus memahami setiap

perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian dan partisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, bahwa sukses tidak usaha

pencapaian tujuan organisasi

ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Namun pada intinya, kepemimpinan

adalah suatu proses kegiatan

seseorang untuk menggerakan orang lain dengan memimpin, membimbing,

memengaruhi orang lain, untuk

melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan. Mengingat bahwa apa yang digerakan oleh seorang pemimpin bukan benda mati, tetapi manusia yang mempunyai perasaan dan akal, serta beraneka ragam jenis

dan sifatnya, maka masalah

kepemimpinan tidak dapat dipandang mudah. Kemauan seorang pemimpin

merupakan suatu saran untuk

mencapai tujuan. Hal ini berarti

bawahan dalam memenuhi

kebutuhannya tergantung pada

keterampilan dan kemampuan

pemimpin.

Menurut Siagan (2002:213)

mengatakan kepemimpinan adalah

kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenangi.

Menurut Blancard dan Hersey

(dalam Tohardi 2002:214)

mengemukakan kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Menurut Fiedler (dalam Tohardi, 2002), tidak ada seseorang yang dapat

menjadi pemimpin yang berhasil

(3)

segala situasi. Untuk itu pemimpin

yang berhasil harus mampu

menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang berbeda-beda pula.

Teori Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan pada

dasarnya dapat dilihat dari bermacam-macam sudut pandangan. Adapun gaya kepemimpinan yang ada, yaitu :

1. Gaya persuasif yaitu gaya

memimpin dengan menggunakan

pendekatan yang menggugah

perasaan, pikiran atau dengan

kata lain dengan melakukan

ajakan atau bujukan.

2. Gaya refresif yaitu gaya

kepemimpinan dengan cara

memberikan tekanan-tekanan,

ancaman-ancaman, sehingga

bawahan merasa ketakutan. 3. Gaya partisipatif yaitu gaya

kepemimpinan dimana

memberikan kesempatan kepada bawahan untuk ikut serta secara aktif baik mental, spiritual, fisik, maupun materil dalam kiprahnya di organisasi.

4. Gaya inovatif yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan usaha-usaha pembaruan didalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sisoal, budaya, atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia. 5. Gaya investigatif yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap

bawahannya sehingga

menyebabkan kreativitas, inovasi, serta insiatif dari bawahan kurang

berkembang, karena bawahan

takut melakukan

kesalahan--kesalahan.

6. Gaya inspektif yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara

yang sifatnya protokoler,

kepemimpinan dengan gaya

inspektif menuntut penghormatan

bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati.

7. Gaya motivatif yaitu pemimpin

yang dapat menyampaikan

informasi mengenai ide-idenya, program-program dan kebijakan kebawahan dengan baik.

8. Gaya naratif yaitu pemimpinan yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuaikan dengan apa yang ia kerjakan.

9. Gaya edukatif yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan

bawahan dengan cara

memberikan pendidikan dan

keterampilan kepada bawahan. 10. Gaya retrogresif yaitu pimpinan

tidak suka melihat maju, apalagi

melebihi dirinya. Untuk itu

pemimpin yang bergaya,

retrogresif selalu menghalangi

bawahannya untuk

mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan.

Tugas-Tugas Kepemimpinan

Tugas-tugas kepemimpinan cukup banyak, namun dalam hal ini akan

diuraikan beberapa tugas-tugas

penting saja, antara lain :

1. Sebagai Konselor

Konselor merupakan tugas

seorang pemimpin dalam suatu unit

kerja, dengan membantu atau

menolong sumber daya manusia untuk mengatasi masalah yang dihadapinya

dalam melakukan tugas yang

dibebankan kepadanya. Dalam

pengertian ini, maka pekerjaan seorang konselor disebut dengan konseling. 2. Sebagai Instruktur

Seorang pemimpin pada peringkat mana pun ia berada, sebenarnya pada jabatannya itu melekat tugas sebagai instruktur, atau sebagai pengajar yang baik terhadap sumber daya manusia yang ada dibawahnya. Instruktur yang baik akan mempunyai pecan sebagai

guru yang bijaksana, yang

(4)

semakin lama semakin pintar dan

professional dalam melaksanakan

tugasnya.

3. Memimpin Rapat

Seorang pemimpin pada tingkat manapun, pada suatu waktu perlu mengadakan rapat dan memimpinnya. Suatu rencana yang akan disusun biasanya didahului oleh rapat, agar pelaksanaan rencana itu lebih mudah dilaksanakan.

4. Mengambil Keputusan

Di antara seluruh tugas yang disandang oleh manajemen sumber daya manusia, maka yang mungkin terberat adalah tugas mengambil keputusan. Pengambilan keputusan ini merupakan satu-satunya hal yang membedakan seorang pemimpin. Oleh sebab itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat di tentukan oleh keterampilan mengambil keputusan, di saat-saat amat kritis.

5. Mendelegasikan Wewenang

Pendelegasian disebut jugs

pelimpahan. Seorang pemimpin tidak mungkin dapat mengedakan sendiri

seluruh pekerjaannya, karena

keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang bijaksana haruslah mendelegasian sebagaian tugas dan wewenang kepada bawahannya.

DISIPLIN KERJA

Seharusnya pegawai mengerti

bahwa disiplin kerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu perhitungan yang berguna baik bagi perusahaan maupun pegawai sendiri, oleh karena itu diperlukan kesadaran para pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Perusahaan sendiri harus mengusahakan agar peraturan-peraturan itu bersifat jelas, mudah dipahami dan adil, yaitu berlaku bagi pemimpin yang tertinggi maupun bagi pegawai yang rendah. Ada beberapa pengertian mengenai disiplin kerja

Menurut Hasibun, (2007:193).

Kedisiplinan Kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Menurut Moekijat (2010:193), disiplin kerja adalah latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta mengembangkan tabiat. Sedangkan menurut Warsono (2007:147) disiplin kerja di artikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap suatu aturan atau

ketentuan yang berlaku dalam

organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan insyafan bukan karena

adanya unsur paksaan. Disiplin

menunjukan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana yaitu : Tingginya rasa kepedulian karyawan

terhadap pencapaian tujuan

perusahaan. Tingginya semangat dan gairah kerja insentif para karyawan dalam melakukan pekerjaan. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang

tinggi dikalangan karyawan.

Meningkatnya efesiensi dan

produktivitas kerja para karyawan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela

pada peraturan dan ketetapan

perusahaan. Macam-Macam Disiplin Kerja

Disiplin Preventif

(5)

dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.

Disiplin Korektif

Disiplin Korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan

pengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuatu dengan pedoman yang berlaku pada. perusahaan.

Faktor-faktor yang Mem-pengaruhi Disiplin Kerja

Asumsinya bahwa pemimpin

mempunyai pengaruh langsung atas

sikap kebiasaan yang diperoleh

pegawai. Kebiasaan itu ditentukan oleh pemimpin, baik dengan iklim atau

suasana kepemimpinan maupun

melalui contoh diri pribadi. Karena itu, untuk mendapat disiplin yang baik, maka pemimpin harus memberikan kepemimpinan yang baik pula. Menurut Singodimedjo (2006), faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah:

1. Besar kecilnya pemberian

kompensasi.

Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para

pegawai akan mematuhi segala

peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.

2. Ada tidaknya keteladanan

pimpinan dalam perusahaan.

Keteladanan pimpinan sangat

penting sekali, karena dalam

lingkungan perusahaan, semua

pegawai akan selalu memerhatikan

bagaimana pimpinan dapat

menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan.

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti

untuk dapat dijadikan pegangan

bersama.

4. Keberanian pimpinan dalam

mengambil tindakan.

Bila ada seseorang pegawai yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya.

5. Ada tidaknya pengawasan

pimpinan.

Dalam setiap, kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan

para pegawai agar dapat

melaksanakan pekerjaan dengan tepat

dan sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai.

Pegawai adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain. Seorang pegawai tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri. 7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan

yang mendukung tegaknya disiplin. Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara

lain:

- Saling menghormati, bila ketemu di lingkungan pekedaan.

- Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para pegawai akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut.

- Sering mengikutsertakan pegawai

dalam pertemuan-pertemuan,

apalagi pertemuan yang berkaitan

dengan nasib dan pekerjaan

mereka.

- Memberi tahu bila ingin

meninggalkan tempat kepada rekan sekerja, dengan menginformasikan kemana dan untuk urusan apa,

walaupun kepada bawahan

sekalipun.

KINERJA PEGAWAI

Kinerja merupakan hasil kerja dari seorang pegawai dalam menjalankan

(6)

manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai persatuan periode dalam waktu melaksanakan

tugas sesuai dengan tanggung

jawabnya dalam organisasi. Hasil kerja yang dimaksud dapat berupa hasil kerja baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Tohardi (2002) juga berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil kerja seorang pekerja di dalam sebuah

proses manajemen atau suatu

perusahaan secara keseluruhan

dimana hasil kerja tersebut dapat ditunjukkan buktinya secara kongkrit dan dapat diukur (dibandingkan secara standar yang telah ditentukan).

Selama karyawan bekerja di suatu organisasi secara teratur perlu diadakan evaluasi terhadap kinerjanya, apakah oleh atasannya, oleh bagian personel, atau oleh pejabat lain maupun panitia khusus yang di tunjuk. Penilaian kinerja adalah suatu evaluasi terhadap tingkat kinerja seseorang dibandingkan dengan standart kinerja yang sudah di tentukan, guna bahan

pertimbangan dalam menentukan

promosi, kompensasi, perlunya

pelatihan atau pengembangan,

maupun untuk memberhentikan

seseorang.

Menurut Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi.

Kinerja individu adalah bagian hasil dari kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standart kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dan kinerja kelompok. Nawawi (2006) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik atau material maupun non fisik atau non material. Menurut Simanjuntak (2005) kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas

pelaksanaan tugas tertentu Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bagaimanapun harapan yang ingin dicapai dari hasil penilaian kinerja personal adalah kinerja yang baik. Oleh karena itu para pimpinan dan bagian personel sejak awal harus menyadari akan pentingnya faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang bisa berkinerja baik atau tidak. Pada umunnya kinerja personel dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: Sasaran : adanya rumusan sasaran

yang jelas tentang apa yang

diharapkan oleh organisasi untuk dicapai. Standart : apa ukurannya

bahwa seseorang telah berhasil

mencapai sasaran yang diinginkan oleh organisasi. Umpan balik : Informasi terhadap kegiatan yang berkaitan dengan upaya mencapai sasaran sesuai standart yang telah ditentukan. Peluang : Beri kesempatan orang untuk

melaksanakan tugasnya mencapai

sasaran tersebut. Sarana : Sediakan

sarana yang diperlukan untuk

mendukung pelaksanaan tugasnya. Kompensasi : Beri pelatihan yang efektif yaitu bukan sekedar belajar tentang sesuatu, tetapi belajar bagimana melakukan sesuatu. Motivasi : Harus bisa menjawab pertanyaan “mengapa saya harus melakukan pekerjaan ini?”

Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Sedermayanti (2007)

tujuan dari penilaian kinerja adalah

sebgai berikut:Untuk mengetahui

keterampilan dan kemampuan

pegawai. Sebagai dasar perencanaan

bidang kepegawaian khususnya

penyempurnaan kondisi kerja. Sebagai

dasar pengembangan dan

pendayagunaan pegawai seoptimal mungkin sehingga pegawai memiliki jenjang atau rencana kariernya.

Mendorong terciptanya hubungan

timbal baik antara atasan dan

bawahan. Mengetahui kondisi

(7)

pegawai dalam bekerja. Secara pribadi pegawai mengetahui kekuatan dan

kelemahannya sehingga dapat

memacu perkembangannya dalam

berkarier. Karakteristik Kinerja Pegawai Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah Sebagai berikut (Mangkunegara, 2002:68): Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. Memiliki tujuan yang realistis. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

Mencari kesempatan untuk

merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan. Indikator Kinerja

Pegawai Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu (Robbins, 2006:260): Kualitas, Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesernpurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan

karyawan. Kuantitas, Merupakan

jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Ketepatan waktu, Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Efektivitas,

Merupakan tingkat penggunaan

sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. Kemandirian, Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian Kepustakaan (Library Research). Dalam metode ini penulis

mempelajari, menggunakan, dan

memanfaatkan buku-buku yang ada

hubungannya dengan pokok

permasalahan yang akan dibahas oleh

penulis, serta bahan-bahan

perkuliahan untuk mendapatkan teori penelitian.

Penelitian Lapangan (field

Research). Untuk mengembangkan

metode ini penelitian harus

mengadakan langsung ke perusahaan sebagai objek yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observation)

Pengumpulan data secara

langsung dan pengamatan secara langsung di lapangan. Di mana penulis secara langsung meneliti atau mengamati di PT. Karinamas. 2. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan metode

yang di gunakan untuk

memperoleh data secara langsung dengan karyawan yang terkait dengan menggunakan sesi tanya jawab.

3. Daftar Pertanyaan (Questioner) Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa

yang di temukan dalam

wawancara dengan melalui daftar pertanyaan yang diberikan pada responden, yaitu karyawan PT. Karinamas di Bekasi.

Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Analisis Kuantitatif

Untuk megetahui seberapa besar

pengaruh kepemimpinan dan

disiplin kerja terhadap kinerja pegawai, penulis menggunakan beberapa teori-teori pendekatan. b. Analisis Deskriptif

Salah satu jenis penelitian yang

tujuannya untuk rnenyajikan

gambaran lengkap mengenai

(8)

mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pelaksanaan Kepemimpinan Pengaruh Kepemimpinan pada PT.

Karinamas Bekasi adalah aspek

penting dalam perusahaan ini,

keseluruhan aktivitas pemimpin dalam rangka mempengaruhi orang-orang

agar mau bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang diinginkan bersama artinya seorang pemimpin

bertugas mendorong bawahannya

untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada, dalam hal ini seorang pemimpin harus menjadi

fasilitator bagi pegawai dalam

mencapai tujuan. Seorang pemimpin memiliki ciri fisik, intelegensi dan kepribadian yang lebih menonjol dibandingkan dengan pegawai lainnya. Pada umumnya fisik seorang pemimpin lebih kuat, lebih tinggi, sangat percaya diri, terbuka mudah menyesuaikan diri, antusias, mempunyai dorangan untuk berprestasi, mempunyai inisiatif,

mampu bekerja sama dan

berhubungan baik dengan semua orang.

Pengaruh kepemimpinan pada PT. Karinamas Bekasi merupakan bukti bahwa selain sifat faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas kepemimpinan adalah faktor gaya

kepemimpinan juga mempunyai

pengaruh besar terhadap suksesnya

seorang pemimpin dalam

melaksanakan proses kepemimpinan, setiap pemimpin yang mempunyai sifat,

kebiasaan dan kepribadian yang

berbeda akan mempunyai pengaruh besar terhadap gaya kepemimpinan dalam perusahaannya.

Proses Pelaksanaan Disiplin Kerja Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri, kecenderungan orang normal

adalah melalukan apa yang menjadi kewajibannya dan menempati aturan

perusahaan. Suatu waktu orang

mengerti apa yang dibutuhkan dari mereka, dimana pegawai diharapkan untuk selalu melakukan tugasnya secara efektif dan efisien dengan senang hati. Kini banyak orang mengetahui bahwa kemungkinan yang terdapat dibalik disiplin kerja adalah meningkatkan diri dari kemalasan.

Penyajian Data

Penulis melakukan penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh

kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada PT. Karinamas Bekasi. Data ini diperoleh dengan membagikan koisioner kepada responden, data kualitatif kemudian dikuantitatifkan dengan meng-gunakan skala lima tingkat, yang skor nilaianya sebagai berikut.

Data kualitatif yang kita dapatkan kemudian dikuantitatifkan dengan menggunakan skala lima tingkat yang skor nilainya disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

Sumber : Hasil Koesioner

Data responden juga disesuaikan dengan masa kerja masing-masing

pegawai PT. Karinamas Bekasi.

Datanya adalah sebagai berikut :

Tabel 1

(9)

No MASA KERJA JUMLAH

Sumber : Hasil Koesioner

Dari data penelitian pada PT.

Karinamas Bekasi disajikan data kepemimpinan, disiplin kerja, dan kinerja pegawai sebagai berikut :

Analisis Regresi Linier Berganda Analisis merupakan suatu metode untuk menganalisa seberapa besar

pengaruh antara variabel bebas

kepemimpinan (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap variabel terikat kinerja pegawai (Y) pada PT. Karinamas Bekasi yaitu Y = 1,032 + 0,298 X1 + 0,685 X2. Disimpulkan bahwa bila ada kepemimpinan (X1 = 0 tidak efektif dan disiplin X2 = 0 tidak ditingkatkan maka tingkat kinerja pegawai yang dapat dicapai hanya 1,032 satuan.

Analisis Koefisien Korelasi Linier Berganda

Berdasarkan perhitungan (Ry12) didapat nilai sebesar 6,607. Ini menunjukkan terdapat hubungan yang kuat dan positif antara kepemimpinan dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai pada PT. Karinamas Bekasi artinya, jika kepemimpinan ditingkatkan maka kinerja pegawai meningkat.

Analisis Koefisien Determinasi

Disimpulkan bahwa koefisien

Determinasi yaitu besarnya kontribusi kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai sebesar

36,90% dan sisanya 63,10%

dipengaruhi oleh factor lain seperti konpensasi dan mutasi kerja.

Analisa Deskriptif

Kepemimpinan dan disiplin kerja memiliki pengaruh yang kuat dan positif terhadap kinerja pegawai pada PT. Karinamas Bekasi. Hal ini terlihat dari hasil analisis dengan menggunakan rumus regresi berganda, diperoleh nilai

sebesar Y = 1,032 + 0,298 X1 + 0,685 X2. Kesimpulan dari analisis dengan menggunakan rumus koefisien regresi

linear berganda adalah bila

kepemimpinan (X1 = 0) tidak

diefektifkan dan disiplin kerja (X2 = 0) tidak ditingkatkan, maka tingkat kinerja pegawai yang dapat dicapai hanya 1,032 satuan. Sedangkan apabila

kepemimpinan ditingkatkan

efektifitasnya sebesar 1000 satuan (X1 = 1000) akan mengakibatkan kinerja

pegawai meningkat sebesar 298

satuan dengan asumsi pemberian disiplin kerja (X2 = 0). Selanjutnya apabila disiplin kerja ditingkatkan bertambah sebesar 1000 satuan (X2 = 1000) akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 685 satuan dengan asumsi gaya kepemimpinan tetap (X1 = 0).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi linear berganda (Ry12) didapat nilai sebesar 0,607. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan

yang kuat dan positif antara

kepemimpinan dan disiplin kerja dengan kinerja pegawai. Artinya jika kepemimpinan dan disiplin kerja ditingkatkan maka kinerja pegawai meningkat. Sementara itu dari nilai koefisien determinasi dapat diketahui

bahwa besarnya kontribusi

kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai adalah

36,90% dan sisanya 63,10%

dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis menggunakan analisis

statistik uji t, berarti pengaruh dan

hubungan kepemimpinan terhadap

(10)

menyatakan : “kepemimpinan mempunyai hubungan yang sedang dan positif terhadap kinerja pegawai

pada PT. Karinamas Bekasi”.

Sedangkan untuk t hitung 2 diperoleh nilai t hitung (3,751) > nilai t tabel (2,048). Kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Hipotesis 2 yang menyatakan : “Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sedang dan positif terhadap kinerja pegawai pada PT. Karinamas Bekasi”.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan analisis uji F diperoleh nilai f hitung > f tabel atau 5 > 3,35 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya hipotesis 3 yang menyatakan : “Kepemimpinan dan Disiplin kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT. Karinamas Bekasi.”

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data-data hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT. Karinamas Bekasi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan dan Disiplin kerja memiliki pengaruh yang kuat dan positif terhadap kinerja pegawai pada PT. Karinamas Bekasi. Hal ini terlihat dari hasil analisis

dengan menggunakan rumus

regresi berganda, diperoleh nilai sebesar Y = 1,032 + 0,298 X, + 0,685 X2. Kesimpulan dari analisis

dengan menggunakan rumus

koefisien regresi linear berganda adalah bila Kepemimpinan (X1= 0) tidak diefektifkan dan Disiplin kerja (X2 = 0) tidak ditingkatkan, maka tingkat kinerja pegawai dapat

dicapai hanya 1,19 satuan.

Sedangkan apabila Kepemimpinan ditingkatkan efektifitasnya sebesar 1000 satuan (X1 = 1000) akan mengakibatkan kinerja pegawai meningkat sebesar 298 satuan dengan asumsi pemberian Disiplin kerja (X2 = 0). Selanjutnya apabila

Disiplin kerja bertambah sebesar 1000 satuan (X2 = 1000) akan

meningkatkan kinerja pegawai

sebesar 685 satuan dengan

asumsi gaya Kepemimpinan tetap (X1 = 0).

2. Berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan rumus

koefisien korelasi linear berganda (Ry12) didapat nilai sebesar 0,607.

Hasil ini menunjukan bahwa

terdapat hubungan yang kuat dan positif antara Kepemimpinan dan Disiplin kerja dengan kinerja

pegawai. Artinya jika

Kepemimpinan dan disiplin kerja ditingkatkan maka kinerja pegawai juga meningkat. Sementara itu dari nilai koefisien determinasi dapat

diketahui bahwa besarnya

kontribusi Kepemimpinan dan

Disiplin kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai adalah 36,90% dan sisanya 63,10% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik uji t, berarti pengaruh dan hubungan Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai diperoleh nilai t hitung (3,024) > nilai t tabel (2,048). Kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Hipotesis I yang menyatakan :

“Kepemimpinan mempunyai

hubungan yang sedang dan positif terhadap kinerja pegawai pada PT. Karinamas Bekasi”. Sedangkan untuk t hitung 2 diperoleh nilai t hitung (3,751) > nilai t tabel (2,048). Kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Hipotesis 2 yang menyatakan : “

Disiplin kerja mempunyai

hubungan yang sedang dan positif terhadap kinerja pegawai PT. Karinamas Bekasi”.

(11)

hipotesis 3 yang menyatakan : “Kepemimpinan dan Disiplin kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada, PT. Karinamas Bekasi”.

DAFTAR PUSTAKA

Dajan Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik Jilid IL Jakarta : Lp3ES

Hasibuan. Malayu S.P.2000.

Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta : PT Gunung Agung

Mangkunegara. Anwar Prabu.2007. “Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia.” Bandung Refika

Aditama.

Moekijat. 1991.Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta:

Salemba Empat

Siagian, P Sondang. 2008. Manajemen

Sumber Daya Manusia.

Cetakan kelima Belas.

Bandung. Penerbit Bumi

Aksara.

Sugiyono. Prof, Dr.(2005). M-etode Penelitian Bisnis, Cv. Bandung : Alfabeta.

Mujiono Imam. 2002. Kepemimpinan

dan Keorganisasian

Gambar

Tabel 4.1  Skor Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses itu akan mengikat zeolit arang aktif dilakukan bersama dengan emisi ketika dimasukkan pada tabung kedua.Setelah proses uji coba dan alat ini

Dari langkah-langkah pembelajaran teknik discovery di atas, peneliti mengacu pada pendapat Herdian yang mengatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran teknik discovery

Hasil penelitian ini disajikan dalam 3 bagian yang diharapkan dapat memenuhi tujuan dan hipotesis penelitian yaitu : (1) distribusi sampel penelitian untuk mengetahui

Dengan ini menyerahkan karya tersebut di atas untuk disimpan dalam Koleksi Digital Perpustakaan Universitas dengan ketentuan akses tugas akhir elektronik sebagai

Sumber data: Laporan Keuangan Konsolidasi Kementerian Kesehatan RI Sesuai dengan data realisasi pendapatan dan belanja rumah sakit Pemerintah di DKI Jakarta, RSCM

Penelitian dari Erviana (2015) didapatkan hasil bahwa mayoritas responden yang diberikan penyuluhan kesehatan dengan media leaflet memiliki pengetahuan cukup,

1) Siswa sudah mulai mempersiapkan sarana yaitu Kitab Al-Qur'an ketika sebelum guru masuk ke dalam kelas, akan tetapi ada sebagian siswa yang kurang mampu melafalkan/membaca

Perbedaan kontur melodi antara lagu dengan gending seperti di atas terjadi karena beberapa hal: pertam a, perbedaan laras antara lagu dengan gamelan yakni lagunya berlaras madenda