• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN STRATEGI KEBIJAKAN kode PENGARUSUTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEDOMAN STRATEGI KEBIJAKAN kode PENGARUSUTAMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN STRATEGI KEBIJAKAN

PENGARUSUTAMAAN PEMUDA

(2)

Ringkasan Eksekutif

Kebijakan Pengarusutamaan Pemuda dimaksudkan sebagai strategi yang sistematis untuk melibatkan pemuda dalam setiap level struktur, pengambilan kebijakan dan proses pembangunan. Menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menciptakan kondisi dimana keterlibatan dimungkinkan terjadi. Dalam hal ini pemerintah harus membuka semua pintu partisipasi dengan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi pemuda dan memiliki paradigma positif tentang kepentingan pemuda, dimana pemuda harus dilihat sebagai aset dan stakeholder utama dalam pembangunan sehingga aspirasi, kepentingan dan cita-cita mereka menjadi paradigma utama pembangunan.

Adapun strategi kebijakan yang direkomendasikan adalah pembentukan forum komunikasi lintas sektor bidang kepemudaan, peningkatan partisipasi pemuda dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan melalui mekanisme Musrenbang Kepemudaan, serta perumusan indikator dan alat ukur dalam rangka menilai pencapaian program pembangunan kepemudaan yang sudah berjalan selama ini

(3)

Perumusan Masalah

Di Indonesia, jumlah pemuda sesuai UU No. 40 Tahun 2009 yaitu yang termasuk usia 16-30 tahun, mencapai 25 persen dari total jumlah penduduk. Menurut PBB, jumlah pemuda di seluruh dunia mencapai angka 1,2 milyar. Dalam hal ini, pemuda menurut PBB adalah mereka yang berusia 15-24 tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 87% (±1 milyar) berada di negara-negara berkembang serta 8 dari 10 orang pemuda berada di wilayah Afrika dan Asia. Data juga menunjukkan hampir sekitar 50% dari penduduk negara-negara berkembang adalah pemuda dan anak-anak.

Angka ini merupakan potensi besar jika dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Namun sebaliknya, apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan baik justru akan berdampak negatif terhadap proses pembangunan yang sedang berlangsung. Oleh karena itu untuk memastikan agar potensi pemuda dapat tersalurkan untuk menghasilkan manfaat semaksimal mungkin, pemuda perlu dilibatkan dalam proses-proses pembangunan. Keterlibatan ini menjadi penting, karena apabila pemuda berada di luar lingkaran proses pembangunan potensinya cenderung akan menjadi faktor penghambat pembangunan dan pemuda akan termarjinalisasi. Apalagi mengingat pemuda merupakan segmen yang memiliki energi besar serta inovasi tinggi, sehingga apabila mereka terpinggirkan biasanya akan melahirkan masalah-masalah sosial lainnya.

Kondisi yang terjadi saat ini seperti yang telah diteliti oleh tim Kemenpora pada tahun 2011 dan 2012 di beberapa daerah, menunjukkan masih minimnya kesempatan dan peluang yang dimiliki oleh pemuda untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Pemuda masih belum memiliki akses untuk berpartisipasi dalam proses-proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan-kegiatan pembangunan. Yang terjadi adalah posisi pemuda masih diletakkan sebagai objek pembangunan, bukan sebagai subjek/pelaku pembangunan. Hal ini diantaranya disebabkan minimnya komunikasi dan informasi yang dapat diakses oleh pemuda tentang tahapan dan proses pembangunan. Selain itu terlihat masih belum adanya kepercayaan dari pihak penyelenggara pemerintahan untuk melibatkan pemuda. Pemuda masih dianggap sebagai sumber masalah, bukannya sebagai potensi dan modal utama pembangunan.

(4)

Hal-hal di atas membutuhkan dukungan peran lintas sektor di dalam pemerintahan yang masih perlu ditingkatkan. Kendala lintas sektor di dalam pemerintahan adalah bahwa Kementerian/Lembaga memiliki prioritas masing-masing dan kurang memperhatikan bidang kepemudaan karena menganggap bukan tugas dan fungsi pokoknya, apalagi dengan pelaksanaan program berbasis kinerja.

Selain itu belum adanya alat ukur dan indikator untuk melihat sejauh mana kegiatan dan program kepemudaan yang telah berjalan memiliki implikasi terhadap peningkatan kapasitas pemuda menyebabkan tidak terukurnya pencapaian program pembangunan kepemudaan yang sudah berjalan selama ini. Saat ini indikator yang ada lebih bersifat kuantitatif, yang hanya mencakup besaran peserta maupun daya jangkau kegiatan, Padahal dampak lebih jauh yang diharapkan adalah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang seharusnya dapat diukur secara lebih spesifik.

Selanjutnya, peran olahraga dalam mendukung terciptanya sumberdaya manusia yang memiliki kualitas fisik yang baik sudah tidak diragukan lagi. Selain bermanfaat untuk jasmani, olahraga juga berperan dalam pengembangan karakter bangsa. Olahraga mampu melahirkan kebiasaan yang baik seperti jujur, disiplin, sportif, tanggungjawab, dan kerjasama.

Walaupun bidang olahraga memiliki alat ukur yang lebih jelas dalam pencapaian prestasi dan keberhasilannya, pembangunan olahraga di Indonesia masih menemui banyak hambatan dalam pelaksanaanya. Hasil penelitian Kemenpora 2011-2012 menunjukkan pembinaan terhadap bibit-bibit atlet olahraga prestasi masih belum terarah dan perlu ditingkatkan. Mulai dari kurang terarahnya sistem rekrutmen calon atlet, pembibitan, pembinaan pada cabang olahraga, sampai pada peningkatan prestasi, yang masih belum memperlihatkan keterkaitan yang sistematis antara satu sama lain. Hal ini memerlukan perhatian dan dukungan banyak pihak, mulai dari tingkat sekolah untuk sistem perekrutan, sampai kepada program dan komitmen anggaran dan pendanaan baik dari pemerintah maupun stakeholder terkait.

Hal lain yang turut mendukung iklim olahraga di tingkat masyarakat, di tingkat pendidikan maupun di tingkat olahraga prestasi adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, Sarana dan prasarana yang ada saat ini masih perlu ditingkatkan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, disebabkan kendala terbatasnya lahan, alih fungsi lahan, maupun minimnya komitmen pemerintah dalam pengadaan maupun pemeliharaan fasilitas. Pengadaan sarana dan prasarana harus diikuti dengan sosialisasi dan edukasi, terutama kepada masyarakat pengguna agar turut serta memelihara fasilitas tersebut.

(5)

salah satunya dengan mengalokasikan dana untuk penelitian dan pengembangan serta perapihan database bidang olahraga.

(6)

Rekomendasi Kebijakan

Forum ini akan bertugas melakukan koordinasi lintas sektor terkait isu kepemudaan serta melakukan upaya-upaya komunikasi, informasi dan edukasi secara rutin dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap masalah kepemudaan. Forum ini sebaiknya didukung oleh peraturan setingkat Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden sebagai dasar peraturan pelaksananya.

 Peningkatan partisipasi pemuda dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan melalui mekanisme Musrenbang Kepemudaan. Dalam hal ini pemuda diberi kesempatan untuk merancang kegiatan untuk memecahkan masalah dimana mereka berperan sebagai pengambil keputusan. Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya peningkatan kapasitas dan keterampilan pemuda dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, penganggaran dan monev.

 Perumusan indikator dan alat ukur dalam rangka menilai pencapaian program pembangunan kepemudaan yang sudah berjalan selama ini. Hal ini untuk lebih mengefektifkan mekanisme evaluasi terhadap kegiatan dan program kepemudaan agar dampaknya lebih terukur. serta pemuda dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan memperhatikan serta melibatkan pemuda ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan” (Staf Ahli Menpora, 2010).

(7)

Rekomendasi Kebijakan:

serta optimalisasi sistem manajemen keolahragaan nasional dalam rangka pembangunan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi (Renstra Kemenpora 2010-2014).

Langkah kongkrit:

Membangun gerakan olahraga sebagai gerakan nasional, yaitu dengan mengupayakan komunikasi, informasi dan edukasi tentang gerakan berolahraga secara nasional dengan mengedepankan dampak positif dari berolahraga.

Membentuk wadah organisasi pembinaan olahraga mulai dari tingkat Kecamatan. Misalnya dengan membentuk kepengurusan KONI tingkat kecamatan, sehingga dapat mewadahi minat dan bakat serta melakukan pembibitan dari tingkat SD maupun SMP di level Kecamatan. Hal ini dilaksanakan secara sistematis dan terpadu. Pembangunan olahraga yang selama ini dilaksanakan bersama-sama antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Dinas Pemuda dan Olahraga di daerah), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas Pendidikan), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan Badan Pembina Olahraga Profesional Indonesia (BAPOPI) harus dilakukan secara manusia Indonesia sebagai manusia bugar, sehat, dan berprestasi dengan memasukkan unsur kebutuhan olahraga ke dalam kebijakan dan program dalam perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan”

(8)

agar saling mendukung dan tidak terjadi tumpang tindih program dan perencanaan.

 Dalam rangka keberlangsungan pembinaan olahraga di tingkat daerah, perlu dilakukan penggalangan sumber-sumber dana berdasarkan inisiatif lokal/daerah, yang dapat dilakukan melalui mekanisme Perda dan keterlibatan pihak swasta maupun BUMN/BUMD melalui jalur sponsorship. Hal ini juga dapat dilakukan dalam rangka pembangunan/pemeliharaan sarana/prasarana dan fasilitas olahraga sehingga mengurangi ketergantungan terhadap sumber dana pemerintah yang jumlahnya sangat terbatas.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pukulan drop short bulutangkis adalah suatu kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah mengikuti salah

Roda gigi cacing di gunakan untuk posisi sumbu bersilangan dan pengtransmisian  putaran selalu berupa reduksi.Pada sepasang roda gigi cacing terdiri dari batang cacing yang

Setiap peralatan medis yang baru maupun yang selesai diperbaiki / diservice harus dilakukan uji coba / uji fungsi untuk memastikan dan meyakinkan bahwa peralatan

Secara nasional, upaya pengembangan dan pemberdayaan UKM perlu dilakukan dengan fokus pada penciptaan nilai tambah sehingga pangan lokal mempunyai nilai (nilai

Apabila ada sebuah tahap pengerjaan proyek telah selesai, kepala proyek akan menyuruh tukang dan kuli untuk membantu pengerjaan proyek yang lain sudah proses pengerjaan dapat

Dengan demikian, unsur budaya Okinawa bila dibandingkan dengan unsur budaya Jepang berbeda karena pengaruh yang didapatkan Okinawa memiliki kesamaan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penentuan sewa tanah bengkok sebagai peningkatan pendapatan perangkat desa yang digunakan Desa Tawangrejo, yaitu

Almady’s List |Kata-Kata Bijak Richard Denny dalam Buku Succeed for Yourself 11 Ingatlah untuk memusatkan pikiran pada apa yang Anda inginkan, lebih daripada yang tidak.