• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Perpustakaan dan Informasi docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ilmu Perpustakaan dan Informasi docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Library & Information Science/Library& Information Studies)

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi serta dinamika masyarakat berimbas pada sebutan dan kajian lmu Perpustakaan. Bila dahulu disebut Ilmu Perpustakaan kini nama tersebut berubah menjadi Ilmu Perpustakaan dan Informasi (disingkat IP&I). Bila dikaitkan dengan ontologi timbul pertanyaan apakah objeknya berubah dari Ilmu Perpustakaan atau tidak.

Pengertian informasi memiliki konotasi yang berbeda-beda, misalnya dalam biologi akan berbeda dengan manajemen. Informasi tidak memiliki arti yang universal, namun umumnya membawa konotasi data yang dinilai, divalidasi atau berguna. Makalah ini mengambil pembagian Saracevic (1999) menyangkut arti informasi karena pembahasannya jelas.

Pembahasan objek IP&I dapat menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan definisi dan pendekatan objek. Berbagai kamus serta pengarang memberikan definisi ilmu informasi. Kamus seperti Webster mengatakan bahwa ilmu informasi adalah ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan dan temu balik infromasi secara efisien. Sebagai contoh Harrod’s glossary of library terms menyatakan

Information science as the study of information, its sources and development, usually taken to refer to the role of scientific, industrial and specified libraries and information units in the handling and dissemination of information

American Society for Information Science (ASIS) memberi definisi sebagai berikut.

Information science is concerned with the generation, collection, organization, interpretation, storage, retrieval, dissemination, transformation and use of information, with particular emphasis on the application of modern technology in these areas. As a discipline it seeks to create and structure a body of scientific, technological and systems knowledge related to the transfer of information. It has both pure science (theorical components) which inquire into the subject without regard to application and applied science (practical components) which develops services and products.

Orientasi utama ilmu informasi ialah cantuman pengetahuan manusia sebagai objek yang memuat isi dalam segala bentuk, media dan format. Cantuman tersebut dapat disebut dokumen maupun literatur. Mungkin tepat yang dikatakan White dan McCain (1997, 1998) :

The proper study of information science is the interface between people and literature… [Information ascience addresses] modeling the world of publication with a practical goal of being able to deliver their content to inquireres on demand. . . While many scientists seek to understand communication between persons, information seek to understand communication between persons and certain valued surrogates for persons that literature comprises.

(2)

bahwa ilmu informasi tidak berhubungan dengan sistem informasi yang dibayangkan umum seperti sistem informasi gaji, inventaris, pengolahan data, tiket penerbangan dll

Pendekatan definisi tidak selalu menghasilkan penjelasan yang memuaskan karena tidak semua objek dapat didefinisikan dengan baik mislanya kesehatan, listrik, kakas dab (Saracevic, 1999). Maka digunakan pendekatan objek, dalam hal ini objek kinaji atau yang dikaji adalah informasi.

Informasi dalam arti sempit

Dalam arti sempit informasi ditafsirkan dalam arti sinyal atau berita yang tidak mencakup pengolahan kognitif ataupun bila, pengolahan ditafsirkan dalam algoritma dan probabilitas. Pengertian semacam itu dikemukakan oleh Shannon (1948)

Informasi = H = -∑ p1 . log p1. < 1 = i < = n

di mana informasi dirumuskan dalam istilah matematika. Untuk sebuah sistem dengan pesan n di mana p1 = probabilitas dari pesan i, sedangkan H = artinya jumlah bita (byte) informasi dalam sebuah sistem yang terdiri dari pesan n dengan probabilitas p1 masing-masing maka isi informasi H adalah ukuran informasi dalam pengertian Shannon dalam sebuah sistem pesan. Dalam bidang Informetrika, hal itu dikembangkan lagi oleh Brillouin (1962) menyangkut probabilitas huruf dalam sebuah bahasa. Kajian menyangkut probabilitas huruf dalam sebuah aksara, masing-masing bahasa memiliki probabilitas huruf yang berlainan. Contoh probabilitas huruf dalam bahasa Inggris:

Huruf Probabilitas -log10p

Spasi 0.2 0.899

E 0.105 0.979

T 0.072 11.43 dan

seterusnya

Sumber: Brillouin (1962)

Pendekatan ini tidak diterima oleh ilmu informasi karena pengertian informasi yang sangat sempit. Karena itu kita beranjak ke pengertian yang lebih luas.

Informasi dalam arti lebih luas

Informasi diperlakukan langsung mencakup pengolahan dan pemahaman kognitif. Hal itu berasal dari interaksi antara dua struktur kognitif yaitu pikiran dan teks. Informasi adalah sesuatu yang mempengaruhi atau mengubah status pikiran. Dalam konteks ilmu informasi, informasi disalurkan melalui media teks, dokumen atau cantuman artinya apa yang dipahami seorang pembaca dari teks atau dokumen. Ada yang mengatakan informasi dalam arti luas mencakup juga tanda (sign), sinyal dan simbol.

(3)

Peristiwa data -> Informasi -> Pengetahuan -> Kearifan

Di sini data dalam konteks berubahmenjadi informasi. Maka BH 48 akan berarti nomor mobil di provinsi Jambi atau dalam konteks asesori, BH bermakna ukuran asesori wanita. Pendapat lain dikemukakan oleh Foskett(1996) mengutip Concise Oxford Dictionary dan Macquarie Dictionary mengatakan

Pendekatan ini dirasakan belum cukup bagi ilmuperpustakaan dan informasi.

Informasi dalam arti paling luas

Informasi diperlakukan dalam konteks, artinya informasi tidak hanya bermakna berita yang diolah secara kognitif melainkan juga dikaitkan dalam konteks seperti dalam konteks situasi, tugas, masalah yang dihadapi dll. Contoh arti paling luas ialah menggunakan informasi yang telah diolah untuk menyelesaikan sebuah tugas.

Saracevic mengatakan informasi dalam pengertian ketiga yang akan digunakan dalam ilmu informasi karena informasi digunakan dalam konteks, misalnya dalam temu balik informasi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Wersig dan Neveling (1975) serta Belkin dan Robertson (1976).

Masalah yang dihadapi IlmuInformasi terbagi atas dua hal yaitu masalah umum dan khusus. Ada pun masalah umum ialah masalah berkaitan dengan keperluan dan penggunaan informasi yang menyertakan rekaman atau cantuman pengetahuan yang bermuara ke teknik, prosedur, dan sistem informasi. Cantuman pengetahuan manusia ini sering disebut literatur (lazimnya digunakan di lingkungan ilmu pengetahuan budaya) atau dokumen (ilmu pengetahuan alam) sebagai objek yang mengandung isi dengan tidak memandang bentuk maupun medianya

Menyangkut masalah masalah khusus, Saracevic menyebutkannya sebagai berikut :

 Temu baik eksperimental

 Analisis sitiran

 Temu balik praktis

 Teori umum sistem perpustakaan termasuk otomasi perpustakaan

 Komunikasi ilmu pengetahuan (dalam arti luas)

 Kajian dan teori pemakai

(4)

 Ide yang berasal dari disiplin lain seperti ilmu kognitif, teori informasi, ilmu komputer

 Teori pengindeksan

 Teori sitasi

 Teori komunikasi

Penulis Hawkins mengemukakan peta ilmu informasi dan ilmu perpustakaan sebagai berikut :

Ilmu Informasi & Perpustakaan (Information & Library Science)

Sebenarnya tidak terdapat perubahan hakiki, hanya saja mata kuliah yang berkaitan dengan informasi lebih ditamakan. Perguruan tinggi yang menggunakan pola ini antara lain ialah U North Carolina in Chapel Hill, U Kolkata (1998). Pada bentuk ini terdapat dua kubu yang bertentangan (Berry, 1998) Kubu prtama berpegang teguh pada hubungan tradisional antara program kegiatan dan perpustakaan sebagai lembaga. Kubu ini mendorong pengajaran teknologi baru namun tetap terkait dengan perpustakaan serta konteks social danpolitik tempat teknologi dan informasi berlangsung. Mereka melihat manajemen sector public dan infromasi sebagai benda public ekonomi, tidak semata-mata sebavgai komoditas pasar.

Kubu kedua pada tingkat paling ekstrim memuja millennium baru, di dalamnya kemajuan komputer, web, net dan telekomunikasi menggantikan institusi dan teknologi yang lebih tua yang brgerak dalam pertukaran informasi. Informasi merupakan komoditas, semua program dan mekanisme pertukaran komoditas sepenuhnya didorong oleh perubahan teknologi dan kekuatan pasar bebas (Berry, 1998), Tujuannya teknologi informasi yang baru serta mendidik spesialis informasi bukan pustakawan. Kubu kedua ini kemudian pindah ke program yang disebut Information studies atau kajian informasi.

Kajian informasi (Information Studies)

Nama ini digunakan di UCLA, Syracuse U, Sheffield. Dalam kajian informasi, Wilson mengusulkan 4 bidang dasar kajian informasi yaitu (1) muatan/isi/konten informasi; (2) system informasi; (3) manusia/orang dan (4) organisasi (Wilson,2001). Dari empat bidang tersebut dikembangkan kurikulum yang merupakan irisan antara bidang, misalnya A Information Content, B Information System C People, lalu CA orang yang berinteraksi dengan isi; membaca, penggunaan informasi, pembelajaran dsb.

iSchools

Bidang informasi merupakan bidang yang berkembang pesat. Profesional informasi (tidak selalu pustakawan) diperlukan karena tuntutan masyarakat dan dunia bisnis dalam era digital.

(5)

bisnis, jurnalisme. Hampir semua disiplin yang mengkaji informasi berasal dari bidang ilmu pengetahuan social sehingga dapat dikatakan IP&I atau II&P kini bergerak kea rah ilmu pengetahuan sosial.

Kajian informasi terfokus pada irisan informasi, teknologi dan manusia, yang mensyaratkan pendekatan interdisipliner yang luas terhadap fenomena informasi, hubungan antara informasi dengan teknologi dan manusia serta hubungan denganaspek lain dari kebudayaan dan usaha maanusia. Sifat informasi yang ada di mana-mana dalam usaha manusia memunayi imbas bahwa bidang informasi berdampak pada semua bidang ilmu pengetahuan dan semua aspek budaya.

Organisasi iSchools didirikan pada tahun 2005 oleh sekelompok information schoolsdengan tujua memajukan informasi pada abad 21. Lembaga penddiikan informasi tersebut ada yang merupakan lembaga yang baru dibentuk atau bermula dari program yang terpusat pada bidang spesifik seperti teknologi informasi, ilmu perpustakaan, informatika, dan ilmu informasi. Setiap lembaga pendidikan informasi memiliki kekkhasan dan spesialisasi, bersaama-sama lemabaga tersebut berbagi minat fundamental dalam hubungan antara informasi, manusia dan teknologi.

iSchools mendorong pendekatan antardisipliner dalam memahami peluang dan tantangan manajemen infomasi (dalam arti luas), dengan komitmen ke konsep seperti akses universal dan pengorganisasian informasi yang terpusat atau berorientasi pafa pemakai. Bidang ini secara luas bertautan dengan masalah desain dan preservasi informasi lintas ruang informasi, dari ruang maya dan digital seperti komunitas sambung jaring (online0) jaringan sosial, World Wide Web (Waring Wera Wanua) , pangkalan data sampai dengan ruang fisik seperti perpustakaan, museum, koleksi dan repositori lainnya. Bila digambar nampak sebagai berikut:

Karena pendekatan interdisipliner tersebut, maka matakuliah yang diberikan bervariasi seperti arsitektur informasi, desain, kebjakan informasi dan ekonomi informasi; manajemen pengetahuan, desain pengalaman pemakai, dan ketergunaan (usability); preservasi dan konservasi; kepustakawanan dan administrasi perpustakaan; sosiologi informasi; interaksi manusia dengan komputer dan ilmu komputer.

Hal yang harus dimiliki calon profesional informasi

Keahlian yang harus dimiliki calon profesional informasi adalah kemampuan kebahasaan, kemampuan keilmuan, kemampuan Teknologi Informasi dan perilaku ingin tahu serta membaca.

Kompetensi kebahasaan

(6)

Kompetensi keilmuan

Karena IP&I berada di bawah naungan fakultas yang berbeda maka perlu ada kesepakatan di antara pengelola menyangkut kurikulum yang disepakati bersama (untuk kemudahan sebut saja kurikulum ”nasional”). Kompetensi keilmuan diciptakan oleh mata kuliah yang diberikan oleh program studi/jurusan/departemen

Kompetensi teknologi

Di sini dituntut kemampuan mendayagunakan TI untuk kepentingan lembaga serta untuk kepentingan pustakawan.

Perilaku lain.

Profesional informasi dituntut untuk memiliki rasa ingin tahu yang dipenuhi dari bacaan profesi. Maka profesional informasi dituntut suka membaca. Hal tersebut juga disebutkan dalam

kompetensi perpustakaan sekolah

Apa yang dimaksud dengan perpustakaan digital?

Perpustakaan digital disebut juga dengan perpustakaan elektronik, perpustakaan hyper,

perpustakaan cyber, perpustakaan maya, atau perpustakaan tanpa dinding/ library without wall. Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tesebut melalui perangkat digital. Layanan ini

diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat, dan akurat.

(7)

malah sampai pada artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk tercetak. Koleksi menekankan pada isi informasi, jenisnya dari dokumen tradisional sampai hasil penelusuran. Perpustakaan ini melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai informasi. Semuanya ini demi mendukung manajemen koleksi, menyimpan, pelayanan bantuan penelusuran informasi.

2. 2. Apakah manfaat dan tujuan diadakannya perpustakaan digital? Manfaat:

a. Pertukaran informasi berjalan sangat cepat dengan penggunaan jasa internet, sehingga sumber-sumber informasi pada perpustakaan digital tersedia dalam kondisi yang selalu baru.

b. Bagi pengguna informasi, adanya perpustakaan digital ini dapat menghemat waktu,

menghemat tenaga, menghemat tempat, menghemat biaya, memperoleh informasi yang paling baru dan cepat, memperudah akses informasi dari berbagai sumber, memberikan solusi secara mudah untuk memindah dan mengubah bentuk informasi untuk berbagai kepentingan.

c. Bagi perpustakaan dan pustakawan, manfaatnya adalah dapat menghemat anggaran,

memperingan pekerjaan,meningkatkan layanan, menghemat ruangan/tempat, menumbuhkan rasa bangga, menghemat sumber daya manusia, menghemat waktu, dan dapat meningkatkan citra perpustakaan.

Tujuan :

a. Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang cara mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan dalam format digital.

b. Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di semua sektor.

c. Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.

d. Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian, perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.

e. Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang penting.

f. Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.

3. 3. Apakah keunggulan dan kelemahan perpustakaan digital itu? Keunggulan :

(8)

b. Akses yang mudah. Akses perpustakaan digital lebih mudah dibanding dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama.

c. Murah (cost effective). Perpustakaan digital tidak memerlukan banyak biaya. Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan membeli buku.

d. Mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih “aman”, sehingga tidak akan mudah untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca oleh pengguna, tanpa bisa mengeditnya.

e. Publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.

Kelemahan :

a. Tidak semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya, pengarang akan berpikir tentang royalti yang akan diterima bila karyanya didigitalkan.

b. Masih banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi, bila perpustakaan digital ini dikembangkan dalam perpustakaan di pedesaan.

c. Masih sedikit pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh sosialisasi dan penyuluhan tentang perpustakaan digital.

d. Undang-Undang Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas, masalah ini masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan digital.

e. Pengguna masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks elektronik.

f. Proses digitalisasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan keterampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi digital.

g. Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak mempunyai jenset, tidak dapat beroperasi.

h. Pengunjung perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna mengakses perpustakaan digital dari rumah masing-masing ataupun dari warnet, maka pengunjung perpustakaan akan berkurang karena dengan mengunjungi perpustakaan digital, pengguna tidak merasa perlu mengunjungi perpustakaan secara fisik, tapi dapat mengunjungi perpustakaan dengan cara online.

(9)

a. Membuat Undang-Undang tentang sebuah karya yang didigitalkan. Sehingga pengarang akan lebih aman mempublikasikan karyanya di perpustakaan digital.

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan maupun teknologi yang terus berkembang dengan melakukan sosialisasi di berbagai pelosok daerah.

c. Melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan tentang perpustakaan digital kepada pustakawan.

d. Meningkatkan pelayanan dan pengolahan data digital di perpustakaan.

e. Sarana dan prasarana di perpustakaan lebih ditingkatkan untuk mencapai pelayanan yang baik.

f. Melalukan promosi perpustakaan kepada masyarakat.

Prospek Kerja:

Hampir tidak satu pun lembaga, instansi maupun perusahaan yang tidak memiliki data, dokumen, arsip maupun berbagai jenis sumber informasi lainnya yang harus mereka kelola secara profesional. Oleh karena itu, lulusan dari program studi ini dapat bekerja dan berkiprah secara profesional hampir di tiap lembaga, instansi pemerintah maupun perusahaan swasta sebagai ahli informasi, ahli dokumentasi, pustakawan, arsiparis maupun sebutan profesi lainnya dalam bidang informasi. Berbagai jenis perpustakaan mulai dari perpustakaan nasional,

perpustakaan umum tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus pada berbagai instansi pemerintah maupun swasta merupakan lapangan kerja bagi lulusan program studi ini. Selain itu, lulusan dari program studi ini dapat juga membuka lapangan usaha sebagai wiraswasta dalam bidang

informasi seperti konsultan informasi, konsultan perpustakaan, perusahaan jasa pengelolaan dan penyimpanan arsip dan dokumen, jasa pembuatan paket-paket informasi, dan berbagai jasa informasi lainnya.

PERANAN PERPUSTAKAAN

Peran perpustakaan sangatlah penting bagi dunia pendidikan, sehingga semua pendidikan formal mempunyai perpustakaan. Kerena perpustakaan merupakan jantung dunia pendidikan, tidak hanya itu perpustakaan dapat mengajarkan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar dan mampu memberi motivasi kepada siswa. (Pasal 1 UU RI No. 20 th. 2003) dinyatakann bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

(10)

4 mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penghendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Secara garis besarnya tugas perpustakaan adalah sebagai berikut: 1.

Mengumpulkan, menyimpan dan menyediakan informasi dalam bentuk tercetak ataupun dalam bentuk elektronik dan multimedia kepada pemakai. 2.

Menyediakan informasi yang dapat diakseslewat internet, namun harus pula menyediakan peraturan-peraturan yang dapat melindungi kepentingan perpustakaan dan keamanan informasi tersebut. 3.

Terus memperhatikan kemajuan zaman dan kemajuan teknologi agar keinginan masyarakat dalam mengakses informasi dapat terpenuhi. 4.

Harus mampu menjadi jembatan penyediai informasi pada masa lalu, massa kini dan masa depan. 5.

Perpustakaan harus terus mencari jalan agar tetap tanggap secara efektif dan inovatif terhadap lingkungan yang beragan dalam memenuhi harapan pengguna. Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran –

peran yang dapat dilakukan adalah : a)

Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan. b)

Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat. c)

Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya. d)

Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. e)

Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.

M a n a g i n g L i b r a r y C o l l e c t i o n s

(11)

informasi. Namun perlu diingat bahwa, kekuatan koleksi cetak sekarang bukanlah sesuatu yang boleh dikatakan wah, karena koleksi/bahan pustaka cetak akan mempersempit gedung

perpustakaan yang ada. Oleh karena itu, bisa jadi koleksi/bahan pustaka cetak lambat-laun akan tergantikan atau disandingkan oleh koleksi digital. Koleksi/bahan pustaka yang baik tentunya koleksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakainya, penyediaan koleksi/bahan pustaka akan menjadi baik apabila dilakukan dengan pengadaan yang baik pula dengan melibatkan beberapa unsur yang terkait dan melalui pengorganisasian yang

10 baik pula. Salahsatu pengorganisasian koleksi/bahan pustaka adalah penyajian.

Koleksi/bahan pustaka yang tersaji, setelah melalui pengolahan, harus disediakan alat aksesnya untuk memberi kesempatan pengguna mengakses koleksi/bahan pustaka tersebut. Di samping, perlu dilakukan pemeliharaan terhadap koleksi, baik secara fisik maupun informasii yang terkandung di dalamnya. Pemeliharaan koleksi, yang salah satu usahanya adalah konservasi, tidak saja ditujukan pada koleksi yang sudah tua dan rusak saja, tetapi juga pada koleksi yang baru. Berikut prinsip-prinsip konservasi yang dikutip oleh Purwono dalam

Buku Materi Pokok: Dasar-dasar Dokumentasi

(2009) dari Code of Ethics and Guideline for conservation Pratice (1986): 1)

Preservation of deterioration:

tindakan untuk melindungi benda budaya termasuk bahan pustaka dengan mengendalikan kondisi lingkungan, melindungi dari faktor perusak lainnya, termasuk salah penanganan. 2)

Preservation:

penanganan yang berhubungan langsung dengan benda. Kerusakan oleh udara lembab, faktor kimiawi, serangga, mikroorganisme harus dihentikan termasuk untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. 3)

Consulidation:

memperkuat benda yang sudah rapuh dengan jalan memberi perekat atau bahan penguat. 4)

Restoration:

memperbaiki koleksi yang telah rusak dengan jalan menambal, menyambung, memperbaiki jilidan yang rusak dan mengganti bagian yang hilang bentuknya mendekati keadaan semula. 5)

Reproduction:

membuat ganda dari benda asli, termasuk membuat mikrofilm, mikrofis, foto repro, fotokopi. 4.

M a n a g i n g F a c i l i t i e s

Pengelolaan fasilitas/peralatan peralatan perpustakaan meliputi: perencanaan, pengadaan, perbaikan dan pemeliharaan fasilitas. Di dalam perencanaan meliputi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas/peralatan yang dimiliki oleh perpustakaan. Dimungkinkan perpustakaan PT membentuk devisi pengelolaan

(12)

perawatan secara periodik guna memastikan kenyamanan bila dipakai. Desain ulang perabot dan gedung/ruang perlu dilakukan untuk memenuhi gaya belajar mahasiswa masa kini. Perpustakaan harus memikirkan untuk memfasilitasi masyarakat penggunanya dengan berbagai ruang untuk konsultasi, kolaborasi, dan instruksi guna mendorong kebutuhan belajar yang bervariasi. Tren desain gedung/ruang perpustakaan saat ini memiliki nilai-nilai arsitistik, bisa jadi ruang seperti bar, rumah-makan cepat saji, atau ruang-ruang pertemuan di hotel. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja dan belajar, serta memberikan kemudahan akses.

5.

M a n a g i n g L i b r a r y S y s t e m ( I T )

Keberadaan teknologi informasi (TI) perpustakaan adalah keharusan. Dengan TI akan dapat menjadi salah satu tolok ukur bahwa, perpustakaan itu berkembang dan mengikuti kemajuan jamannya. Pengelolaan dari Managing Library System TI ini lebih fokus kepada: a.

TI yang terintergrasi. Teknologi informasi yang terintegrasi menjadi tumpuan dalam pengelolaan perpustakaan sekaligus memberikan nilai prestise - tidak hanya perpustakaan, tetapi bagi

institusi induknya dan memberikan kemudahan dan kecepatan pemenuhan informasi. Integrasi otomasi perpustakaan, perpustakaan digital, administrasi akademik dan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) merupakan salahsatu contoh dari penerapan teknologi yang terintegrasi. b.

TI yang terbarukan. Perangkat lunak dan keras perlu diperbarui dan divariasikan sesuai dengan perkembangan TI dan tuntutan kebutuhan.

6.

Managing Services

12 Mutu layanan perlu secara terus menerus ditingkatkan. Prinsip pelayanan adalah

mengutamakan masyarakat yang dilayani. Dengan menerapkan prinsip tersebut akan mengubah sikap staf terhadap masyarakat yang dilayaninya. Dengan perubahan sikap staf, tentunya akan meningkatkan citra terhadap perpustakaan dan stafnya. Oleh karenanya, perpustakaan harus: a.

Menetapkan kebijakan, prosedur dan pelaksanaannya. Perpustakaan perlu memiliki peraturan baku tentang layanan. Rekonstruksi peraturan perpustakaan perlu dilakukan dan seyogyanya melibatkan seluruh pengelola perpustakaan. b.

Mengkaji lingkungan. Pengkajian lingkungan, terutama terhadap pemustaka, untuk memastikan apa yang diharapkan dan dibutuhkan dari perpustakaan. Dengan demikian akan terjadi

kesamaan persepsi antara pengelola perpustakaan dan masyarakat penggunanya. c.

Memperluas layanan dengan penyediakan makerspaces (penyediaan ruang, mesin dan perangkat lunak di mana pengunjung perpustakaan dapat membuat sesuatu) di perpustakaan, jika perlu mengembangkan

(13)

Promosi dan pemasaran. Promosi dan pemasaran perlu diprogramkan dan diimplementasikan guna memperikan informasi pada yang sudah, sedang dan akan dilakukan serta apa yang ada di perpustakaan.

TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN

Berdasar kutipan Lien, Diao Ai, Transformasi adalah perubahan yang bersifat struktural, secara bertahap, total, dantidak bisa dikembalikan lagi ke bentuk semula (irreversible) (Danabalan, 1999). Transformasi mutlak perlu dilakukan dalam sebuah perpustakaan untuk menyesuikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Perpustakaan sebagai sumber informasi harus mampu berkembang mengikuti tantangan perubahan peradaban teknologi yang semakin modern mengikuti dinamika zaman. "Leadership..., like swimming, cannot be learnt by reading about it," kata Harkrisyati Kamil, Presiden Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) mengutip perkataan Henry Mintzberg, ketika menggambarkan peran sentral seorang pemimpin dalam menggiring perpustakaan konvensional untuk bertransformasi.

Pendapat mantan kepala perpustakaan British Council Jakarta itu juga di setujui oleh Blasius Sudarsono, pustakawan senior di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI) yang hadir dalam pelatihan pada Pelatihan Kepemimpinan Manajemen Perpustakaan yang diselenggarakan Klub Perpustakaan Indonesia di Bogor, 14-16 Oktober.

(14)

pengguna (users) dan biaya. Poin pertama ini sepaham dengan ungkapan Harkrisyati Kamil(Presiden Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia) yang menyatakan bahwa perpustakaan yang bertransformasi, harusnya mempersipakan sumberdaya manusianya menjadi sumberdaya yang "multitasking" alias memiliki segenap keahlian dan siap menjadi agen perubahan.

Pada konsep materi mata kuliah kapita selekta membahas bahwa transformasi yang harus dilakukan oleh perpustakaan meliputi:

1).transformasi pemustaka, 2).tranformasi .layanan 3) tranformasi fasilitas TIK 4). SDM

5).fungsi dan nilai tambah.

Akan tetapi, Lien, Diao Ai., (2004) hanya menekankan bahwa Transformasi yang

wajib dilakukan hanya meliputi 3 (tiga) garis besar yaitu transformasi fungsi, transformasi fasilitas dan transformasi pustakawan.

Untuk mempermudah pemahaman tentang tranformasi fungsi sebuah perpustakaan, Lien, Diao Ai membandingkan fungsi dari sebuah perpustakaan dalam sebuah tabel yang memeperlihatkan perubahan fungsi dari sebuah perpustakaan sebelum dan sesudah era internet.

Sebelum internet Sesudah internet Menjaga koleksi dan akses informasi dan

pengetahuan

Memberikan pelayanan di tempat (on site) dan sebatas jam pelayanan

Memberikan pelayanan on-line 24 jam

(15)

pelayanan sebatas akses informasi dan

Masih menurut Lien, Diao Ai(2004) ,untuk menjalankan fungsi baru tersebut maka, perpustakaan haruslah melakuakan tranformasi fasilalitas, yaitu perpustakaan harus mengembangkan fasilitas yang lebih dari sekedar perpustakaan digital, yang menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengitegrasikan perpustakaan dengan penggunanya yang ditunjang dengan fasilitas gedung yang memadai.

Harkrisyati Kamil( Presiden Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia) juga sependapat bahwa Transformasi perpustakaan itu tidak terlepas dari peran teknologi, teknologi bukanlah semata-mata mesin, karena juga mengandung pengetahuan dan keterampilan menggunakan alat atau mesin tersebut. Selain itu teknologi bersinggungan dengan aspek budaya dan aspek organisasion untuk menjadi sebuah kegiatan yang terus-menerus dan meluas.

Lien, Diao Ai menjelaskan transformasi ketiga yang harus dilakukan perpustakaan adalah transformasi pustakawan. Dia mengutip bahwa pustakawa yang di butuhkan di era digital ini adalah :

“Holistic librarians with a broad range of competencies and skills are an emergingprerequisite in academic libraries, especially in technology-oriented roles.” (Dupuis &Ryan (2002, h5) “New librarians will come from other backgrounds, and the emphasis will be on

leadership, connectivity, innovation and creativity – making new and powerful connections increasingly on an individual basis between people and their knowledge needs.” (Kempster, 1999, h.201).

(16)

kinerja sebuah perpustakaan sudah berhasil melaksanakan tugasnya memberikan layanan jasa informasi kepada pengguna, menurut Sutoyo (2001: 132) setidaknya dapat dilihat dari 3 (tiga) tolok ukur : kelengkapan koleksi, penelusuran informasi, dan kualitas informasi yang disajikan .

Transformasi lain yang yang dilakaukan perpustakaan adalah transformasi pemustaka, karena pemustaka merupakan aset terpenting yang menunjang keberlangsungan sebuah perpustakaan.Sebuah perpustakaan yang memiliki koleksi yang lengkap dan layanan beragam tidak akan bermanfaat jika pemustaka itu sendiri belum memiliki kesadaran untuk mendayagunakan perpustakaan. Maka dari itu perpustakaan harus melakukan transformasi merubah paradigma masyarakat yang memandang perpustakaan hanyalah sebuah gedung tua yang berisikan koleksi buku-buku usang dan berdebu,dijaga oleh penjaga yang berpenampilan monoton dan berkacamata tebal. Zaman sudah berubah, dunia perpustakaan sudah mengalami kemajuan, pihak internal perpustaan sudah berbenah diri,sekarang tugas perpustakaan adalah membuat masyarakat untuk melek literasi informasi. Endang Fatmawati (2010:26) dalam buku The Art of Library mengatakan bahwa jika masyarakat sebagai pengguna perpustakaan,sudah melek lierasi informasi, maka berbagai informasi yang melimpah tersebut akan menjadi sumberdaya yang bermanfaat.

Apa itu Ilmu Perpustakaan dan Informasi?

Saat mendengar ilmu perpustakaan pasti dalam pikiran kita terbayang sebuah ruangan berisi penuh buku dan sepi. Tapi bayangan itu pasti akan berubah ketika kita tahu apa saja yang kita pelajari disini.

Materi yang dipelajari di Ilmu Perpustakaan adalah ilmu interdisipliner dari ilmu manajemen, teknologi informasi, komunikasi, metadata, pendidikan dan ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan penataan koleksi, peng-organisasian, pelestarian, dan penyebarluasan sumber informasi. Jadi mata kuliah yang kita pelajari nggak monoton dan selalu up-to-date dengan perkembangan zaman sesuai dengan teknologi informasi terkini.

Prospek Lulusan

(17)

beberapa mahasiswa ilmu perpustakaan yang keasyikan kerja sampe lupa skripsi.

Banyak sekali bidang-bidang keahlian yang nantinya akan kita kuasai ketika lulus dari jurusan ini. Maka dari itu prospek kerja lulusan Jurusan ini sangat beragam dan banyak dibutuhkan di instansi pemerintah, swasta tingkat nasional dan internasional, dan jika kemampuan bahasa asing cukup baik, bisa mendapat kesempatan untuk bekerja di perusahaan asing dalam negeri maupun luar negeri.

Referensi

Dokumen terkait

Bacillus mempunyai sifat yang lebih menguntungkan daripada mikroorganisme lain karena dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada kondisi lingkungan yang tidak

Jelas, rakyat sangat menentang keputusan tersebut, sehingga menimbulkan aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh ratusan ribu pekerja dan pegawai pemerintah yang

Karakteristik yang diberikan oleh beberapa peneliti tersebut di atas membuktikan gambaran tentang sektor informal sebagai sektor kegiatan perekonomian yang

Metode observasi adalah suatu teknik yang digunakan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian untuk

Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Di Indonesia terdapat lebih kurang 150 jenis alat musik yang berasal dari daerah- daerah

Hubungan dokumen Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2007 - 2010 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Pada refleksi awal di gambarkan kondisi pra tindakan sebelum di adakan penelitian tindakan kelas, hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran belum optimal dari

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa