• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT DALAM ILMU PENDIDIKAN filsafat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FILSAFAT DALAM ILMU PENDIDIKAN filsafat "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT DALAM ILMU

PENDIDIKAN

FILSAFAT DALAM ILMU PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan suatu pemikiran yang praktis dan mmebutuhkan teori dalam menciptakan sistem pendidikan yang ideal.Oleh sebab itu pendidikan harus berangkat dari filsafat yang khusus dan condong membahas tentang pendidikan.Apalagi jika ada beberapa pertanyaan radikal tentang pendidikan yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial dan alam. Landasan filsafat pendidikan memberi perspektif filosofis yang seyogyanya merupakan “kacamata” yang dikenakan dalam memandang menyikapi serta melaksanakan tugasnya.

Berfikir filosofis pada satu sisi dan di pihak lain pengalaman dan penyelidikan empiris berjalan bersama-sama.Maka filsafat merupakan suatu pengetahuan teoritis dan pedagogic merupakan pengetahuan praktis yang menentukan suatu pendidikan itu efektif.

Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang kolerasi filsafat dalam ilmu pedagogic.Namun tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ust.Muhammad Ma’ruf selaku konstributor utama mata kuliah pedagogik.Semoga pembahasan ini bermanfaat dan memperluas pengetahuan kita serta kita dapat mengaplikasikan wawasan tersebut dalam menjalankan proses pendidikan di Pondok ini.

(2)

Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala hal lingkungan dan sepanjang hidup atau segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

Pendidikan dalam arti sempit adalah sekolah atau pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal .Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan serta tugas sosial mereka.

Sedangkan pendidikan menurut definisi alternatif atau luas terbatas adalah usaha dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintahan , melalui kegiatan bimbingan, pengjaran yang berlangsung disekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan hidup sekarang atau yang akan datang.Pendidikan atau pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal serta informasi disekolah maupun luar sekolah yang berlangsung seumur hidup bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan individu agar kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat[1].

Hakekat Pendidikan

a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.

b. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.

c. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupoan pribadi dan masyarakat. d. Pendidikan berlangsung seumur hidup.

e. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya[2].

Pentingnya filasafat dalam ilmu pendidikan

Terdapat cukup alasan yang baik untuk belajar filsafat, khususnya apabila ada pertanyaan-pertanyaan rasional yang tidak dapat atau seyogyanya tidak dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu. Misalnya: apakah yang dimaksud dengan pengetahuan, dan/atau ilmu? Dapatkah kita bergerak ke kiri dan kanan di dalam ruang tetapi tidak terikat oleh waktu? Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sekitar pendidikan dan ilmu pendidikan.

(3)

memadukan konsep-konsep, prinsip-prinsip serta pendekatan-pendekatannya kepada kerangka konseptual kependidikan. Pedagogik bersifat filosofis dan empiris. Berfikir filosofis pada satu sisi dan di pihak lain pengalaman dan penyelidikan empiris berjalan bersama-sama. Pedagogik mewujudkan teori tindakan yang didahului dan diikuti oleh berfikir filosofis. Dalam berfikir filosofis tentang data normative pedagogic didahului dan diikuti oleh oleh pengalaman dan penyelesaikan empiris atas fenomena pendidikan. Itulah fenomena atau gejala pendidikan

secara mikro.

Tetapi ilmu pendidikan harus sedapat mungkin melakukan pengumpulan datanya sendiri langsung dari fenomena pendidikan, baik oleh partisipan-pengamat (ilmuwan) ataupun oleh pendidik sendiri yang juga biasa melakukan analisis apabila situasi itu memaksanya harus bertindak kreatif. Tentu saja untuk itu diperlukan prasyarat penguasaan atas

sekurang-kurangnya satu ilmu Bantu yaitu filsafat umum.

Kajian Filsafat Ilmu Pendidikan

Baiklah sekarang kita lihat dasar-dasaar filsafah keilmuan terkait dalam arti dasar ontologis, dasar epistemologis, dan aksiologis, dan dasar antropolgis ilmu pendidikan[3].

1. Kajian ontologis ilmu pendidikan

Pertama-tama panda latar filsafat diperlukan dasar ontologis dari ilmu pendidikan. Adapun aspek realitas yang dijangkau teori dan ilmu pendidikan melalui pengalaman pancaindra ialah dunia pengalaman manusia secara empiris. Objek materil ilmu pendidikan ialah manusia seutuhnya, manusia yang lengkap aspek-aspek kepribadiannya, yaitu manusia yang berakhlak mulia dalam situasi pendidikan atau diharapokan melampaui manusia sebagai makhluk sosial mengingat sebagai warga masyarakat ia mempunyai ciri warga yang baik (good

citizenship atau kewarganegaraan yang sebaik-baiknya).

2. Kajian epistemologis ilmu pendidikan

Dasar epistemologis diperlukan oleh pendidikan atau pakar ilmu pendidikan demi mengembangkan ilmunya secara produktif dan bertanggung jawab. Sekalipun pengumpulan data di lapangan sebagaian dapat dilakukan oleh tenaga pemula namun telaah atas objek formil ilmu pendidikan memerlukaan pendekatan fenomenologis yang akan menjalin stui empirik dengan studi kualitatif-fenomenologis. Pendekaatan fenomenologis itu bersifat kualitatif, artinya melibatkan pribadi dan diri peneliti sabagai instrumen pengumpul data secara pasca positivisme. Karena itu penelaaah dan pengumpulan data diarahkan oleh pendidik atau ilmuwan sebagaai pakar yang jujur dan menyatu dengan objeknya.

(4)

yang mempunyi objek formil sendiri atau problematika sendiri sekalipun tidak dapat hnya menggunkaan pendekatan kuantitatif atau pun eksperimental (Campbell & Stanley, 1963). Dengan demikian uji kebenaran pengetahuan sangat diperlukan secara korespondensi, secara koheren dan sekaligus secara praktis dan atau pragmatis (Randall &Buchler,1942).

3. Kajian aksiologis ilmu pendidikan

Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab. Oleh karena itu nilai ilmu pendidikan tidak hanya bersifat intrinsic sebagai ilmu seperti seni untuk seni, melainkan juga nilai ekstrinsik dan ilmu untuk menelaah dasar-dasar kemungkinan bertindak dalam praktek mmelalui kontrol terhadap pengaruh yang negatif dan meningkatkan pengaruh yang positif dalam pendidikan. Dengan demikian ilmu pendidikan tidak bebas nilai mengingat hanya terdapat batas yang sangat tipis antar pekerjaan ilmu pendidikan dan tugas pendidik sebagi pedagok. Implikasinya ialah bahwa ilmu pendidikan lebih dekat kepada ilmu perilaku kepada ilmu-ilmu sosial, dan harus menolak pendirian lain bahwa di dalam kesatuan ilmu-ilmu terdapat unifikasi satu-sayunyaa metode

ilmiah (Kalr Perason,1990).

4. Kajian antropologis ilmu pendidikan

Pendidikan yang intinya mendidik dan mengajar ialah pertemuan antara pendidik sebagai subjek dan peserta didik sebagai subjek pula dimana terjadi pemberian bantuan kepada pihak yang belakangan dalaam upaayanya belajr mencapai kemandirian dalam batas-batas yang diberikan oleh dunia disekitarnya. Atas dasar pandangan filsafah yang bersifat dialogis ini maka 3 dasar antropologis berlaku universal tidak hanya (1) sosialitas (2) individualitas (3) moralitas dasar antropologis (4) religiusitas.

Pedagogik sebagai ilmu murni menelaah fenomena pendidikan

(5)

 Orang dewasa yang berpran sebagai pendidik (educator)  Keberadaan anak manusia sebagai terdidik (learner, student)  Tujaun pendidikan (educational aims and objectives)  Tindakan dan proses pendidikan (educative process), dan

 Lingkungan dan lembaga pendidikan (educational institution)[4]

Itulah lingkup pendidikan yang mikroskopis sebagai hasil telaah ilmu murni ilmu pendidikan dalam arti pedagogic (teoritis dan sistematis). Mengingat pendidikan juga dilakukan dalam arti luas dan makroskopis di berbagai lembaga pendidikan formal dan non-formal, tentu petugas tenaga pendidik di lapangan memerlukan masukan yang berlaku umum berupa rencana pelajaran atau konsep program kurikulum untuk lembaga yang sejenis. Oleh karena itu selain pedagogic praktis yang menelaah ragam pendidikan diberbagai lingkungan dan lembaga formal, informal dan non-formal (pendidikan luar sekolah dalam arti terbatas, dengan begitu, batang tubuh diatas tadi diperlukan lingkupnnya sehingga meliputi:

 Konteks sosial budaya (socio cultural contexs and education)  Filsafat pendidikan (preskriptif) dan sejarah pendidikan (deskriptif)

 Teori, pengembangan dan pembinaan kurikulum, serta cabang ilmu pendidikan lainnya yang bersifat preskriptif.

 Berbagai studi empirik tentang fenomena pendidikan

 Berbagai studi pendidikan aplikatif (terapan) khususnya mengenai pengajaran

termasuk pengembangan specific content pedagogy. telaah utama yang memperbedakan antara objek formal dari pedagogic dari ilmu pendidikan lainnya. Karena pedagogic tidak langsung membicarakan perbedaan antara pendidikan informal dalam keluarga dan dalam kelompok kecil lainnya., dengan pendidikan formal (dan non formal) dalam masyarakt dan negara, maka hal itu menjadi tugas dari andragogi dan cabang-cabang lain yang relevan dari ilmu pendidikan. Itu sebabnya dalam pedagogic terdapat pembicaraan tentang factor pendidikan yang meliputi : (a) tujuan hidup, (b) landasan falsafah dan yuridis pendidikan, (c) pengelolaan pendidikan, (d) teori dan pengembangan kurikulum, (e) pengajaran dalam arti pembelajaran (instruction) yaitu pelaksanaan kurikulum dalam arti luas di lembaga formal dan non formal terkait[5].

(6)

Jadi pedogogik menrupakan pengetahuan praktis dan filsafat merupakan pengetahuan teoritis

dalam pendidikan. Kajian Filsafat Ilmu Pendidikan

Baiklah sekarang kita lihat dasar-dasaar filsafah keilmuan terkait dalam arti dasar ontologis, dasar epistemologis, dan aksiologis, dan dasar antropolgis ilmu pendidikan.Dan ilmu pendidikan merupakan pengembangan dari suatu fenomena yang diteliti oleh para pendidik professional demi meningkatkan mutu pendidikan.Oleh sebab itu filsafat merupakan dasar ilmu pedogogik karena mencakup aspek yang luas dalam pendidikan baik pengetahuan umum dan sosial.

Daftar Pustaka

Mudhaharjo, Redjo, Pengantar Pendidikan ,Rajawali Pres,Jakarta 2002

Langeveld, MJ, (l955), Pedagogik Teoritis Sistematis (terjemahan), Bandung, Jemmars Nunu Heryanto,Makalah Falsafah Sains (PPs 702), Program Pasca Sarjana / S3, Institut Pertanian Bogor, Maret 2002

Desniarti, Makalah Falsafah Sains (PPs 702), Program Pasca Sarjana / S3, Institut Pertanian Bogor, Maret 2002

Ahmadi, Drs.H,Abu, Ilmu Pendidikan , Rineka Cipta, Cetakan kedua,Jakarta 2001.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam program ini tujuan utama yang ingin dicapai adalah memanfaatkan sesuatu yang seringkali tidak mempunyai arti di masyarakat yang kemudian diharapkan menjadi sesuatu

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian adalah bahwa penerapan hukum pidana baik secara formil maupun materil dalam Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Kewenangan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pembuatan tepung wortel serta untuk mengetahui kadar protein dan lemak dalam tepung wortel, selain itu

Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap keputusan masyarakat dalam memilih apartemen di Kota Depok, didapatkan

By 1991, GSM based cell phone networks started providing wireless data transmission capability directly over the mainly voice based 2G network using a new kind

Berdasarkan rumusan ketentuan pidana dalam UU No.5 Tahun 1990 tersebut, maka dapat dipahami bahwa UU No.5 Tahun 1990 hanya secara khusus mengatur mengenai kajahatan

Menimbang, bahwa akan tetapi para Pembanding semula para Pengugat dengan Surat Pencabutan Pernyataan banding tertanggal 14 Pebruari 2018, yang ditandatangani

“Dalam perencanaan mema ng semuanya harus jelas, karena di RPP itukan menyangkut apa-apa yang akan kami lakukan dalam pembelajaran, walaupun nantinya dalam proses tidak