• Tidak ada hasil yang ditemukan

FIXED TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM EKRANISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FIXED TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM EKRANISA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM EKRANISASI NOVEL DAN FILM ‘YEOBGIJEOK-IN GEUNYEO (MY SASSY GIRL)’

Astari Pramesti

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia e-mail: astari.pramesti@ui.ac.id

Abstrak

Dalam suatu karya sastra, baik puisi, novel, maupun film selalu memiliki unsur intrinsik. Salah satu unsur penting dalam unsur interinsik adalah tokoh dan penokohan. Penokohan dalam sebuah karya sastra merupakan salah satu cara pengarang untuk memperkenalkan dan menggambarkan sifat juga watak dari sebuah tokoh kepada pembaca maupun penonton. Jurnal ini menganalisis tokoh dan penokohan Gyeonwoo sebagai tokoh utama di dalam film ‘

엽기적인그녀 (My Sassy Girl)’. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan mendeskripsikan sifat dan watak tokoh utama dalam novel dan film ini dilihat dari ucapan maupun perilakunya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskrptif kualifikatif. Hasil dari penelitian adalah secara umum pendeskripsian sifat Gyeonwoo dalam novel dan film memiliki persamaan dan perbedaan.

Kata kunci: sifat, watak, ekranisasi

Abstract

In a literature, such as poetry, novel, and film, they always have an intrinsic element. One of the important element in intrinsic element are character and characterization. Characterization in literature is the way of the author to introduce and portray the characteristic and personality of a character to reader and/or viewer. This journal analyze the character and characterization of Gyeonwoo as the lead character in the movie ‘엽기적인그 녀 (My Sassy Girl)’. This study aims to compare and describe characteristic and personality of the lead character, in the novel and film, seen from his remark and behaviour. Research method that used is descriptive qualitative method. The result of the study is the description of Gyeonwoo’s character in the novel and film both have similarities and differences.

▸ Baca selengkapnya: tokoh dan penokohan batu menangis

(2)

PENDAHULUAN

Perfilman Korea sekarang ini telah banyak dikenal oleh seluruh dunia. Seiring dengan perkembangan Hallyu1, film-film Korea dapat menyebar ke seluruh dunia.

Meledaknya perfilman Korea ke seluruh dunia terjadi pada tahun 1990-an. Sejak 1999, Perfilman Korea mengalami pertumbuhan yang pesat dan membuat industri ini seperti kembali ke Era Keemasannya pada tahun 1950-an dan 1960-an. Box-office, yang sebelumnya belum pernah terjadi di Korea, diartikan sebagai penyebaran perusahaan perfilman dan menuai sukses dalam pengeksporan film Korea ke negara Asia dan seluruh dunia (Paquet, 2005: 47).

Perkembangan perfilman Korea meningkat pesat sejak tahun 1999. Dengan film bekualitas dan pembukaan bioskop modern pertama, seperti CGV pada 1998 di daerah Gangbyeon, membuat masyarakat makin antusias untuk menonton film. Hal ini mencapai puncaknya pada tahun 2001. Korea Selatan merupakan salah satu negara terkuat dalam industri komersil di dunia, setelah Amerika dan India, dengan penjualan tiket untuk film lokal mencapai 45-50% dan mengalahkan film blockbuster Hollywood (Paquet, 2005: 33). Jinhee Choi pada bukunya The South Korean Film Renaissance, mengatakan bahwa perkembangan perfilman Korea yang pesat juga membuat pemerintah Korea membuat acara international film festival. Pada 1996, diadakan acara Busan Film Festival yang digelar di Busan, Korea (Choi, 2010).

Pada saat perfilman Korea sedang berkembang pesat, salah satu film yang paling laris dan mendapat perhatian penonton adalah <엽기적인그녀> (Yeobgijeok-in geunyeo, My Sassy Girl). Film ini merupakan film terlaris kedua di Korea pada tahun 2001, dengan pendapatan sekitar 26 juta dollar dengan 1.76 juta penonton2. Film ini

juga merupakan salah satu representasi dari tren hallyu yang mulai menyebar di wilayah Asia Timur dan Tenggara pada akhir tahun 1990-an, film ini juga sukses secara regional, dengan pendapatan sekitar 1.67 juta dollar di Hong Kong pada 2002 dan 4.2 juta dollar di Jepang saat pemutaraannya pada 20033.

1 Dalam buku The Global Impact of South Korea Culture, "Hanryu" atau "Hallyu" (dalam bahasa Inggris, "Korean Wave") adalah sebuah fenomena di Asia dan mengacu pada pengaruh dari produk dari budaya populer Korea Selatan (film, musik, game, fashion). (Dator dan Seo 2004; Seo: 2004)

2 Kim Mihui, “Local pix soared in 2001 B.O. derby,” Variety.com, January 22, 2002.

(3)

Setelah penayangannya, di akhir tahun 2001, film ini menjadi film dengan penjualan tertinggi kedua (setelah film “친구”(Chinggu, Teman)) pada tahun 2001 dan mendapatkan tempat pada buku rekor sebagai film lokal terlaris untuk box-office dalam negeri. Pada Februari 2002, Dreamwork SKG dari Amerika juga ingin mengadaptasi film ini beserta dua film lainnya untuk dibuat ulang (Leong, 2002: 48).

Tabel Penjualan Film Terlaris Tahun 20014

(4)

Film yang kebanyakan ditujukan kepada masyarakat dengan usia di bawah 30 tahun, membuat film-film yang dihasilkan ditujukan untuk penonton usia muda. Untuk menarik perhatian penonton berusia muda, film yang diadaptasi dari novel internet yang ditulis oleh para remaja banyak berkembang dan jumlahnya bertambah, seperti My Sassy Girl (Yeobgijeok-in genyeo, 2001), My Tutor Friend (Tonggapnaegi kwae hagi, 2003), dan 100 Days with Mr. Arrogant (Nae sarang ssagaji, 2004). (Paquet, 2005: 48).

Film My Sassy Girl merupakan film yang diangkat dari sebuah novel internet karya Kim Ho-sik. Novel internet sendiri di Korea mulai masuk pada pertengan 1990-an, lalu mulai berkembang pesat sejak tahun 2000-an. Sejak itu, mulai banyak bermunculan perkumpulan dan homepage yang menerbitkan novel internet, juga bermunculan penulis-penulis profesional yang hanya menulis novel internet. Rilisnya film <엽기적인그녀> (Yeobgijeok-in geunyeo, My Sassy Girl) pada tahun 2001 dan <동갑내기 과외하기> (Tonggapnaegi kwae hagi, My Tutor Friend) pada awal tahun 2003, yang membuat rekor dengan menarik penonton sebanyak lima juta orang, membuat kemungkinan novel internet dijadikan sebagai konten budaya semakin

meningkat (대중문화사전, 2009, 현실문화연구).

Film <엽기적인그녀> (Yeobgijeok-in geunyeo, My Sassy Girl) sendiri merupakan salah satu film komedi romantis Korea yang terkenal pada masanya. Film ini dibuat berdasarkan cerita novel internet yang ditulis oleh Kim Hosik, bercerita tentang kisah cintanya (Leong, 2002: 48). Film ini bercerita tentang Gyeonwoo (Cha Taehyun), yang tidak sengaja bertemu seorang wanita mabuk (Jeon Jihyun) di kereta bawah tanah. Sejak itu kisah cinta mereka dimulai. Semakin lama bersama dengan wanita itu Gyeonwoo menemukan hal-hal aneh, seperti cepat berubahnya suasana hati wanita itu sampai seringnya ia diancam dengan kata-kata “죽을래?” (Jugeul-lae?, Kau mau mati?). Namun, walaupun perlakuan kasar wanita itu terhadapnya, Gyeonwoo tetap bersama dengan ‘pacarnya’ itu dan akhirnya mengetahui bahwa sikap wanita itu merupakan wujud kasih sayang.

(5)

dan mendeskripsikan, juga membandingkan bagaimana sifat dan watak tokoh utama dalam film dan novel dengan judul yang sama, dilihat dari ucapan, prilaku, maupun pemikiran mereka. Metode yang akan digunakan merupakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan objek penelitian berupa novel internet dengan judul <엽기 적인그녀> (Yeobgijeok-in geunyeo, My Sassy Girl) yang dibuat pada tahun 1999 dan film dengan judul sama yang dirilis pada tahun 2001. Penelitian ini menggunakan pendekatan alih wahana dan ekranisasi dari novel menjadi film. Jurnal ini akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian pertama yang mencakup latar belakang, tujuan, rumusan masalah, metode, dan sistematika penulisan beserta tinjauan teori. Bagian kedua terdiri dari deskripsi dari tokoh dan penokohan tokoh utama dan bagian terakhir yang mencakup kesimpulan.

TINJAUAN TEORI

Bluestone (dalam Erneste, 1991:18) menyatakan, film merupakan gabungan dari berbagai ragam kesenian, yaitu musik, seni rupa, drama, sastra ditambah dengan unsur fotografi. Film itu sendiri merupakan gambar hidup, juga sering disebut dengan movie. Film, secara kolektif sering disebut dengan sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Pengertian secara harfiah, film adalah cinemathographie yang berasal dari "cinema", sedangkan "tho" berasal dari kata phytos yang artinya cahaya dan "graphie" berasal dari kata graph artinya tulisan, gambar, citra. Dalam bahasa Korea, menurut 국어사전 (Gugeosajeon, Kamus Besar

Bahasa Korea), 여화는 일정한 의미를 갖고 움직이는 대상을 촬영하여 영사기로 영

사막에 재현하는 종합 예술. Maksudnya adalah film merupakan seni gabungan dari reka ulang berupa objek bergerak dan memiliki arti tertentu, yang direkam dan diproyeksikan pada layar.

Sedangkan, menurut Undang-Undang Perfilman No. 8 tahun 1992 Bab I Pasal 1 Tentang Perfilman5 disebutkan bahwa,

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala

(6)

bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.

Novel internet, menurut 대중문화사전 (Daejungmunhwa-sajeon, Kamus Budaya Pop Korea), yaitu:

“온라인상에서 연재되고 읽히는 소위 ‘통신소설’을 말한다. 인터넷소설은 정보

통신기술과PC통신의발달로등장한새로운소통방식의글쓰기로소설이라는

전통적 문학형식의 진지함보다는이야기를 쓰고읽는소통의 즐거움에 무게를

둔장르다. 인터넷소설은작품창작을원하는사람들에게정통적문단등단의방

식을통하지않고도소설을발표할수있는기회를제공한다.”

Novel elektronik yang diterbitkan dan dapat dibaca secara online. Novel internet, dengan perkembangan teknologi komunikasi dan komputer, merupakan metode komunikasi yang baru yang cara penulisannya lebih menitikberatkan pada kesenangan dalam menulis cerita dan berkomunikasi dibandingkan dengan bagaimana bentuk sastra tradisional yang seharusnya. Novel internet juga memberikan kesempatan kepada orang-orang yang ingin menjadi penulis tanpa melalui cara lama yang sulit, juga memberikan mereka kesempatan untuk menerbitkan novel atau karyanya.

Perubahan dari bentuk novel ke dalam bentuk film dikenal dengan istilah ekranisasi. Selain ekranisasi, terdapat pula deekranisasi. Kedua istilah tersebut merupakan transformasi dari karya sasta dan film. Istilah ini berasal dari bahasa Prancis, écran yang berarti “layar”. Transformasi dari sastra ke film dikenal dengan istilah ekranisasi, sedangkan transformasi dari film ke novel disebut deekranisasi. (Eneste, 1991: 60). Istilah ekranisasi dimunculkan pertama kali oleh Bluestone (1957:5) yang berarti proses pemindahan atau perubahan bentuk dari sebuah novel ke dalam bentuk film.

(7)

dialihkan dari satu bahasa ke bahasa lain, tetapi juga dialihwahanakan, yakni diubah menjadi jenis kesenian lain (Damono, 2009:121). Berbeda dengan ekranisasi, proses alih wahana tidak sekedar mengubah karya sastra menjadi film, tetapi mengubah suatu karya sastra atau kesenian menjadi kesenian lain.

Sebuah film pasti memiliki unsur-unsur interinsik dan eksterinsik yang terdapat di dalamnya. Dalam unsur interinsik terdapat tokoh dan penokohan, tema, plot atau alur, gaya bahasa, sudut pandang, amanat, dan latar. Sedangkan unsur eksterinsik terdapat latar belakang kehidupan pengarang, pandangan hidup pengarang, dan situasi sosial dan budaya yang melatari lahirnya karya sastra tersebut.

Unsur tokoh dan penokohan merupakan hal yang penting dalam sebuah karya sastra. Sebuah tokoh dalam cerita memegang peranan penting untuk mengarahkan cerita tersebut. Dalam sebuah karya drama atau film, seorang tokoh tidak hanya digambarkan dengan karakter yang ia punya saja, tetapi kita juga bisa mengenal lebih dalam karakter seorang tokoh berdasarkan tutur kata dan gaya bahasanya (Nurgiyantoro 2007: 201). Namun, ada perbedaan antara tokoh dan penokohan. Tokoh adalah pelaku yang mengemban dalam suatu cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh tersebut adalah penokohan (Aminudin, 1984 : 85).

Menurut 국어사전 (Gugeosajeon, Kamus Besar Bahasa Korea), tokoh adalah 등 장인물 (deung-jang in-mul), yaitu 연극, 영화, 소설 따위에나오는 인물. Maksudnya adalah tokoh yang muncul dalam drama, film, maupun novel. Terdapat pula karakter atau 성격 (seong-gyeok) yaitu 개인이 가지고 있는 고유의 성질이나 품성. Maksudnya adalah karakter dan kepribadian unik yang ada pada seorang individu. Sedangkan, penokohan adalah 성격묘사 (seog-gyeok myosa) yaitu, 문예작품에서등 장인물의성격을그려내는일. Maksudnya adalah cara menggambarkan kepribadian atau karakter tokoh utama pada sebuah karya sastra.

(8)

Watak para tokoh itu bukan saja merupakan pendorong untuk terjadinya peristiwa, akan tetapi juga merupakan unsur yang menyebabkan gawatnya masalah-masalah yang timbul dalam peristiwa-peristiwa tersebut (Jakob, 1994: 145).

Joseph M. Boggs dalam bukunya, Cara Menilai Sebuah Film, menjelaskan beberapa cara untuk menganalisis tokoh dalam dunia perfilman. Cara pertama yaitu melalui penampilan, karakter tokoh dapat terlihat melalui wajah, pakaian, sosok, tubuh, tingkah laku, dan cara mereka bergerak. Cara kedua melalui dialog, tokoh banyak mengungkapkan diri mereka lewat ucapan-ucapannya, pikiran-pikiran tokoh serta sikap dan emosi yang diperankan sesuai dengan pilihan kata, tekanan, dan tinggi suara dalam kalimat serta dialek sehingga terungkap tentang tingkat sosial dan ekonomi, latar belakang pendidikan, dan proses mental tokoh. Cara ketiga melalui action eksternal dan internal serta reaksi dari tokoh lain. Cara keempat melalui leitmotif6 dan pemilihan nama (name-typing). Cara kelima melalui karakter baku dan

stereotip, tokoh baku adalah tokoh kecil yang tingkah lakunya dapat diramalkan dan berfungsi sebagai bagian dari setting yang memiliki kekhasan sesuai dengan pekerjaan mereka. Sedangkan tokoh stereotip adalah watak yang dicocokkan dengan suatu pola tingkah laku yang sudah ditentukan sebelumnya. Cara terakhir yaitu melalui analisis karakter statis dan berkembang, cara ini sama halnya dengan analisis tokoh datar dan tokoh bulat pada novel (1992: 53-62).

Dalam penggambaran perwatakan, terdapat penggambaran secara eksplositori dan dramatik. Pada penggambaran dramatik terdapat beberapa teknik, diantaranya melalui teknik cakapan, teknik tingkah laku, dan teknik pikiran dan perasaan. Teknik cakapan, teknik ini diteliti dari percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita. Teknik tingkah laku, menyaran pada tindakan yang bersifat non-verbal dan fisik. Teknik pikiran dan perasaan, diteliti melalui pikiran dan perasaan, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya (Nurgiantoro, 2007: 194-210).

ANALISIS SIFAT DAN WATAK TOKOH GYEONWOO

(9)

Tokoh utama merupakan pelaku utama dalam sebuah cerita, ia memiliki peranan penting dan menjadi orang yang paling terlibat dalam konflik di dalam sebuah cerita. Pada 엽기적인그녀 (Yeobgijeoki-in geunyeo, My Sassy Girl), Gyeonwoo merupakan tokoh utama yang berperan penting dalam konflik yang membangun cerita film ini.

Gambar 17

Bertanggung Jawab

Gyeonwoo yang selalu terlihat serampangan8, sebenarnya adalah orang yang

bertanggung jawab. Walalupun selalu mengeluh saat melakukan suatu hal, tanpa ia sadari, ia melakukan sesuatu yang bertanggung jawab. Sifatnya yang bertanggung

7 http://movie.daum.net/moviedetail/moviedetailMain.do?movieId=3113&t__nil_main=tabName (diunduh pada 23 Mei 2015 pukul 15.03)

8 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; serampangan /se·ram·pang·an/ - sembarangan saja; seenaknya saja;

(10)

jawab ini dapat kita temui dalam novel dan film-nya. Seperti pada saat pertemuan pertamanya dengan ‘si wanita’, Gyeonwoo yang melihat ‘si wanita’ yang sedang mabuk, muntah ke kepala seorang kakek di dalam kereta bawah tanah. Gyeonwoo sebenarnya tidak kenal sama sekali dengan wanita itu, tetapi ia merasa bertanggung jawab apalagi setelah wanita itu memanggilnya ‘자기야’ (jagiya, sayang) dan akhirnya menggendong dan membawanya ke sebuah penginapan.

전철이 떠나고 있다. 견우가 축 늘어진 그녀를 업고 있다. 사람들이 역으로 빠져나

가고 있고, 그녀를 업은 견우, 맨 뒤에서 터벅터벅 걸어가고 있다. 그녀를 업고 부

평 역 앞을 걸어가고 있는 견우. 이리저리 땀을 뻘뻘 흘리며 왔다갔다하는 견우. 억

수장이란 간판 아래 서 있다. 견우, 그녀를 업고 다가와 문을 조심스럽게 연다.

Terjemahan bebas:

Keretanya berjalan menjauh. Gyeonwoo menggendong wanita itu di punggungnya. Orang-orang mulai berjalan keluar dari stasiun. Gyeonwoo yang menggendong si wanita, berjalan dengan susah payah di paling belakang. Sambil menggendong wanita itu, ia berjalan di depan stasiun Bupyeong. Gyeonwoo berjalan ke sana kemari sampai bercucuran keringat. Gyeonwoo berdiri di bawah papan bertuliskan Oksujang. Gyeonwoo yang menggendong wanita itu mendekati pintu dan membukanya perlahan.

Walaupun Gyeonwoo tidak mengenal wanita itu tapi ia tetap menggendong wanita itu sampai ke penginapan. Kejadian ini tidak hanya satu kali, bahkan saat pertemuan kedua mereka, kejadian ini terulang. Gyeonwoo dan wanita itu bertemu dan akhirnya mabuk-mabukan. Gyeonwoo akhirnya membawa wanita itu ke

Gyeonwoo: (Sambil menggendong wanita itu, Gyeonwoo membuka pintu Oksujang dan masuk ke dalam. Mendengar suara ‘kiiiik’ karena pintu dibuka, pemilik penginapan menoleh dari jendela. Tanpa bicara apapun ia mengambil kunci dan naik ke lantai empat. Gyeonwoo mengendong wanita itu dengan terengah-engah dan menaiki tangga.)

Tidak hanya di dalam film, pada cerita di novel Gyeonwoo juga memperlihatkan sifat bertanggung jawabnya dengan menggendong ‘si wanita’ yang sedang mabuk. Ia menggendong ‘si wanita’ dari stasiun sampai ke penginapan. Walaupun dia sendiri sudah kelelahan, ia tetap membawa wanita karena ia tidak tega meninggalkannya di stasiun kereta.

다음 역은 부평역입니다. 드디어 제가 내려야 합니다. 그런데 아무것도 모르

고 자고 있는 이 아가씨는 어떻게 합니까? 두고 내릴 수도 없습니다. 아까부터 지

(11)

없이 저는 그녀를 들처 업고 지하철을 내려씁니다. 가냘퍼 보이는 그녀인데. 업고

부평역 밖까지 빠져나오니깐 온몸이 땀벅벅이 되더군요. 이 일을 어쩜니까. 저 나

쁜놈 아닙니다. 술먹은 여자 데리고 다니기 싫습니다. 어쩔수 없이 근처의 여관을

찾았습니다.

Terjemahan Bebas

Stasiun berikutnya adalah Stasiun Bupyeong. Akhirnya aku harus turun, tetapi wanita yang tertidur ini harus diapakan? Aku tidak bisa meninggalkannya dan turun begitu saja. Sedari tadi orang-orang di dalam kereta terus melihatku. Mau dibangunkan seperti apapun, wanita ini tidak bangun dari tidurnya. Mau tidak mau aku menggendongnya dan turun dari kereta. Wanita itu terlihat rapuh. Seluruh disekap oleh seorang tentara gila yang kabur di dalam taman hiburan.

유령의집안

Tentara: (Berjalan di belakang Gyeonwoo dan si wanita dan masuk ke dalam rumah hantu yang gelap. Mereka berjalan sambil menyinari sekitar dengan lampu senter) Adanya lampu senter membuat hantu-hantunya terlihat dan Gyeonwoo pun berteriak karena ketakutan.

Tidak hanya di dalam rumah hantu, ia juga takut kepada preman-preman yang ia temui di dalam penjara saat diamankan ke kantor polisi karena ia tidur di jalanan. Di dalam penjara ia terus saja meminta tolong dan hampir menangis karena takut. Ia juga gemetaran dan dan meminta tolong agar dikeluarkan dari dalam sel.

견우: (경찰이 유치장에 밀어 넣는데 안들어가려고 뻐팅기고 난리다.)

울상이 된 견우, 조폭들 사이에 끼어서 눈치를 보며 침을 꿀꺽 삼킨다. 견우의 주변

으로 좀비처럼 어슬렁어슬렁 다가오는 조폭들.

견우: (무서워서 오돌오돌 떨고 있다.)

Terjemahan bebas

Gyeonwoo: (Berusaha keras agar polisi tidak memasukannya ke sel tahanan.) Gyeonwoo hampir menangis, ia berada di antara para tahanan melihat sekeliling dan menelan ludah. Para tahanan mendekati Gyeonwoo seperti zombie.

(12)

Dalam novel, sifat penakut Gyeonwoo juga muncul. Sifat ini muncul saat ‘si wanita’ meminta ongkos taksi untuk pulang. Bukan karena kasihan, melainkan karena ia takut kepada ‘si wanita’.

카페를 나왔습니다. 그리곤 그녀가 한마디 했습니다...

" 차비 좀 줘라.."

저는 택시타고 가라고 만원을 주었습니다. 저 너무 착하지 않씁니까? 사실은

무서워서 그랬습니다. 이 여자 생긴 것을 답지 않게 절라 터프합니다.

Terjemahan bebas

Kami keluar dari cafe, lalu wanita itu berkata.. “Aku minta ongkos..”

Aku memberinya sepuluh ribu won untuk pulang naik taksi. Aku orang yang baik, kan? Sebenarnya, aku memberikannya karena aku takut. Wanita ini tidak seperti kelihatannya, dia sangat galak.

Pemalas

Gyeonwoo sebenarnya merupakan seorang yang pintar, tetapi akibat sifat pemalasnya, nilainya selalu jelek. Sifat pemalasnya ini juga sulit dihilangkan. Terbukti sejak SMP ia selalu mendapatkan nilai jelek. Sifat pemalasnya ini terlihat pada perilaku Gyeonwoo, baik dalam novel maupun dalam film.

견우: (나레이션) 다 아시죠? 저는 복딩입니다. 공과대에 다니고, 공부요? 머리는

Gyeonwoo: (Narasi) Kalian tahu, kan? Aku anak yang beruntung. Aku kuliah di universitas teknik. Tapi soal belajar? Aku pintar tapi tidak pernah belajar. Ayah dan ibuku bisa menjamin itu.

Masa SMP, Gyeonwoo berlutut dan mengangkat kedua tangannya. Sang ibu memegang rapot dengan nilai 20 di depannya.

Ibu: Sebenarnya kamu pintar, tapi kau tidak pernah belajar.

Masa SMA, Gyeonwoo berlutut dan mengangkat kedua tangannya. Di depannya, ibu dan ayahnya memegang rapot.

Ayah: Karena kamu pintar, belajar sedikit juga bisa cepat mengerti.

Tidak hanya di dalam film, sifat pemalas Gyeonwoo juga diperlihatkan di dalam novel. Gyeonwoo selalu berniat belajar tapi dia selalu saja mengantuk saat belajar. Ia dengan mudahnya akan tertidur saat belajar.

오늘은 토요일. 그녀도 수업이 없고 저도 수업이 없습니다. 오늘 견우의 계획

(13)

라는 것을 한답니다. 학교에 갔습니다. 도서관에 자리를 잡았습니다. 책을 펼쳤습

Hari ini hari Sabtu. Wanita itu hari ini tidak ada kelas, begitu juga aku. Hari ini rencanaku adalah pergi ke perpustakaan dan belajar dengan giat. Benar! Gyeonwoo juga terkadang belajar. Aku pergi ke sekolah. Aku mendapat tempat di perpustakaan. Aku membuka bukuku. Aku mengantuk.

Sudah 5 menit sejak aku datang ke perpustakaan untuk belajar dengan giat agar menjadi seseorang yang sukses dan membuka bukuku. Aku mulai gila. Aku minum kopi untuk menahan rasa kantukku. Aku juga merokok. Aku juga membasuh muka dan kembali ke tempatku. Lalu, aku tertidur dengan pulas.

Perasa

Perasa merupakan saat di mana seseorang peka perasaannya atau dapat merasakan hal yang dirasakan orang lain. Pada film ini, beberapa kali Gyeonwoo merasa sedih saat melihat ‘si wanita’, bahkan Gyeonwoo ingin dia tidak merasakan kesedihan itu lagi dan ingin menjaganya. Saat Gyeonwoo dan wanita itu pergi bersama, wanita itu minum alkohol dan tiba-tiba menangis. Gyeonwoo meminjamkan sapu tangannya.

그 녀: (손수건으로 눈물을 닦으며 울고 있다.)

견 우: (나레이션) 우는 여자를 보니까 왠지 가슴이 아픕니다. 이 여자.. 가까이서

보니까 정말 더 매력적이더군요.

Terjemahan bebas:

Wanita: (mengelap air matanya menggunakan sapu tangan)

Gyeonwoo: (narasi) Melihat wanita yang sedang menangis, entah mengapa hatiku sakit. Wanita ini.. Kalau dilihat baik-baik, ternyata menarik juga.

Saat ‘si wanita’ tertidur di penginapan, Gyeonwoo juga sempat memperhatikannya. Saat itu Gyeonwoo tahu bahwa di balik prilaku kasar wanita itu, ia menyimpan banyak kesedihan. Gyeonwoo ingin menyembuhkan rasa sakit itu.

견 우: (약을 먹이기 위해 물을 따루고 그녀를 안아 일으킨다. 그녀를 바라보다가

Gyeonwoo: (Gyeonwoo mengangkat badan wanita itu untuk memberikannya obat dan air. Ia melihat wanita itu dan mengelap air di bibirnya)

(14)

Gyeonwoo: Melihat wanita ini tidur seperti bayi, walaupun terkesan sombong aku ingin menyembuhkan rasa sakit wanita ini.

Tidak hanya di dalam novel, sifat Gyeonwoo ini juga dapat kita di dalam novel. Dalam novel, sifat perasa Gyeonwoo juga diperlihatkan kepada pembaca lewat pikiran dan tingkah lakunya kepada ‘si wanita’. Ia dapat merasakan dan mengerti bahwa ‘si wanita’ sedih karena ditinggal kekasih yang ia sayangi.

사실은 어제 실연 당한 날이였답니다. 사랑하는 사람하고 헤어지고 혼자서 술 kekasihnya dan minum sampai mabuk. Dia lalu menangis. Semua orang di dalam cafe lagi-lagi memandangku. Jika sedang bersama wanita ini pandangan menjadi seperti itu. Walaupun begitu ketika sedang sadar ia sangat memesona. Hatiku bertambah sakit karena ia menangis.

Gyeonwoo sering kali dapat mengetahui isi hati ‘si wanita’ dan merasakannya. Hanya dengan melihat wajahnya ia langsung tahu bahwa ‘si wanita’ sedang bersedih. Tanpa ia sadari, ia juga ikut merasakan kesedihan wanita itu.

호수를 보면서 호수가 참 이쁘다며 가까이 가서 보자는 것이였습니다. 그래서 mengajakku untuk melihatnya dari dekat. Kami menyingkirkan pepohonan di dekat danau dan mendekat. Aku bisa melihat lampu jalanan di matanya. Aku juga bisa melihat danau. Ia tidak berkata apapun. Mungkin ia sedang memikirkan kekasih yang sudah berpisah dengannya. Tanpa kusadari, air mata sudah menggenangi matanya. Hatiku sangat sakit. Wanita kuat yang ada di sampingku, hatinya sangat rapuh.

Lambat

(15)

wanita’ menghubunginya mengenai peringatan 100 hari hubungan mereka, ia tidak ingat dan malah bertanya balik kepada ‘si wanita’.

“야, 우리 쫌 있으면 100일인거 알지?”

“Kamu tahu kan sebentar lagi kita merayakan 100 hari?” “Wah, 100 hari, ya?”

“Iya~ Hehe”

“Ah, begitu. Tapi merayakan 100 hari apa, ya?” “Apa-apaan sih. Merayakan 100 hari kita bersama!” “Ah, benarkah? Haha..”

Aku sebenarnya agak lambat dalam hal-hal seperti ini. Aku bahkan tidak ingat tanggal ulang tahunku sendiri. Bagaimanapun, tiba-tiba dia menelpon pagi-pagi sekali untuk mengingatkan mengenai peringatan 100 hari kami.

Perhatian

Berbeda dengan dalam novel, sifat Gyeonwoo yang kurang peka tidak terlihat di dalam film. Kebalikannya, di dalam film, Gyeonwoo merupakan seseorang yang perhatian. Walaupun Gyeonwoo terlihat tidak memperhatikan, ternyata ia memperhatikan segala hal kecil tentang wanita itu.

견 우: 이 목걸이.. 헤어졌다던 그 남자가 준거겠지? 단순히 헤어진 거라면 그 목걸

Gyeonwoo: Kalung ini.. diberikan oleh pria yang berpisah denganmu, kan? Kalau kamu sudah putus dengannya, melihat sifatmu, kamu tidak akan menggunakan kalung itu. Kamu juga sering mengatakan kamu tidak bisa melupakan pria itu, kan? Pria yang kamu cintai.. sudah meninggal, bukan?

Wanita itu menganguk dan menangis.

Wanita: Pria itu.. sejak dulu ibuku ingin aku berpacaran dengannya. (perasaan berubah) artinya.. dia orang yang baik, kan?

(16)

suka wanita yang feminim. Jangan minum alcohol lebih dari tiga gelas. Banyak pria yang mengambil kesempatan untuk berlaku jelek kepada wanita yang mabuk.

Wanita: Kau! mengerti perilaku wanita itu. Dalam nasihat yang ia berikan kepada Sikwon, terlihat bahwa sebenarnya ia adalah orang yang perhatian.

견 우: 쉬운 일이에요. 저 애한테 여자다운 거 요구하지만 않으면 대요. 그리고 술

Gyeonwoo: Hal yang mudah. Jangan menuntutnya jadi feminin. Jangan membiarkan dia minum alkoho lebih dari tiga gelas. Kalau pergi ke cafe, minum kopi, jangan minum cola atau jus. Kalau kamu dipukul, walaupun kesakitan pura-pura lah tidak sakit, kalau tidak sakit berpura-pura lah kesakitan. Pada hari keseratus saat berpacaran dengannya, datanglah ke kelasnya dan berikan dia setangkai bunga mawar. Dia sangat suka. Kamu juga harus mulai belajar kendo dan squash. Kadang kamu juga akan merasakan masuk penjara. Kadang kalau kamu diancam akan dibunuh, berpikirlah kamu akan benar-benar mati, dengan begitu kamu akan tenang. Kadang kalau kakinya sakit, tukar lah sepatu kalian. Terakhir, dia senang sekali menulis. Beri lah dia banyak pujian.

Sabar

(17)

견 우: 남자가 어떻게 그런 구두를 신냐

Wanita: Ibuku mendapat voucher belanja lalu dia selalu menyuruhku memakainya tapi setelah dipakai kakiku sakit sekali.

Gyeonwoo: Kakimu mau aku pijat?

Wanita: Tidak, tidak usah. Kita kan bisa bertukar sepatu.

Gyeonwoo: Eh?

Wanita: Kenapa? Tidak mau?

Gyeonwoo: Lelaki mana pantas pakai sepatu seperti itu!

Wanita: Pakai saja.

Pada tahun 1990-an perkembangan industri perfilman Korea berkembang pesat. Dengan berkembang pesatnya industri perfilman dan didukung dengan pembukaan bioskop modern pertama pada tahun 1998, sineas film Korea banyak membuat film-film berkualitas pada saat itu. Pada tahun 2001, Kwak Jaeyong, membuat sebuah film-film dengan judul <엽기적인그녀> (Yeobgijeok-in geunyeo, My Sassy Girl). Film ini merupakan sebuah film hasil adaptasi atau hasil alih wahana dari sebuah novel internet karya Kim Hosik dengan judul yang sama.

Dalam sebuah karya sastra, baik novel maupun film, unsur interinsik merupakan hal yang penting. Dalam jurnal ini, unsur interinsik yang dibahas adalah mengenai tokoh dan penokohan. Unsur ini adalah bagian yang membangun karakter pada tiap tokoh. Karakter-karakter tersebut juga yang membangun cerita dan membuat suatu tokoh terlibat konflik dan menemukan cara bagaimana menyelesaikannya. Tokoh dan penokohan juga menentukan bagaimana sifat dan watak suatu tokoh dalam sebuah karya.

(18)

terlihat bahwa sifat dan watak Gyeonwoo memiliki beberapa persamaan di dalam kedua karya tersebut. Sutradara berusaha tetap mengangkat sifat dan watak Gyeonwoo yang terdapat di dalam novel. Hal ini dilakukan agar penonton yang telah membaca novelnya merasa ‘mengenal’ Gyeonwoo yang sedang mereka lihat di layar. Sifat-sifat tersebut tidak hanya membuat Gyeonwoo terlibat masalah, tetapi juga menuntunnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Persamaan antara novel dan film adalah bahwa Gyeonwoo memiliki sifat bertanggung jawab, penaku, pemalas, dan perasa.

Dalam novel terdapat sifat Gyeonwoo yang lambat atau kurang peka yang tidak ditampilkan di dalam film. Kebalikannya, di dalam film ada beberapa sifat yang tidak terdapat di dalam novelnya, yaitu sifat Gyeonwoo yang perhatian dan sabar. Adanya perbedaan karakter Gyeonwoo antara di dalam novel dan film terjadi karena adanya perbedaan fungsi munculnya karakter atau watak tersebut. Pada novel, fungsi dari karakter Gyeonwoo merupakan cerminan dari imajinasi dan pengharapan penulis. Penulis beranggapan bahwa sebuah hubungan yang didominasi oleh para pria adalah hal yang biasa. Namun, lain hal apabila terjadi kebalikannya. Penulis membuat Gyeonwoo sebagai karakter yang penakut dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun dipukul oleh kekasihnya.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Korpus

Film:

2001. 엽기적인그녀 (My Sassy Girl). ShinCine Communications IM Pictures. Kwak Jaeyong.

Novel Internet:

1999. 엽기적인그녀 (My Sassy Girl). Kim Hosik. Sumber Buku

Bluestone, George. (1957). Novels Into Film. Berkeley and Los Angeles: University of California Press.

Boogs, Joseph M. (1992). Cara Menilai Sebuah Film, terj: Asrul Sani. Jakarta: Yayasan Citra.

Choi, Jinhee. (2010). The South Korean Film Renaissance. Middletown: Wesleyan University Press.

Damono, Sapardi Djoko. (2005). Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa.

Eneste, Panusuk. (1991). Novel dan Film. Flores: Nusa Indah.

Leong, Anthony C.Y. (2002). Korean Cinema: The New Hong Kong (a Guidebook for the Latest Korean New Wave). Canada: Trafford Publisher.

Nurgiyantoro, Burhan. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Paquet, Darcy. (2005). The Korean Film Industry: 1992 to The Present, dalam New Korean Cinema. Skotlandia: Edinburgh University Press.

Rokhmansyah, Alfian. (2012). Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumardjo, Jakob & Saini K.M. (1994). Apresiasi Kesusastaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

The Global Impact of South Korea Popular Culture (ed, Valentina Marinescu). (2014). Maryland: Lexingtoon Books.

Wendy, Kan. “Korean ‘Girl’ wows HK auds,” Variety.com, April 15, 2002; Darcy Paquet, “Kwak directs ‘Cyborg,’” December 27, 2006.

(20)

Sumber Internet

Film:엽기적인그녀 (My Sassy Girl). Diunduh pada 12 Oktober 2014 pukul 04:22 WIB. <http://www.imdb.com/title/tt0293715/>

Script: Diunduh pada 15 Oktober 2014 pukul 22:39 WIB. <http://cafe.naver.com/pubilc/319323>

국어사전. Diunduh pada 12 Desember 2014 pukul 20.05. <http://krdic.naver.com/detail.nhn?docid=27411700> <http://krdic.naver.com/detail.nhn?docid=21324700> <http://krdic.naver.com/detail.nhn?docid=21325100>

대중문화사전, 2009, 현실문화연구. Diunduh pada 10 April 2015 pukul 11.52 <http://terms.naver.com/entry.nhn?docId=370968&cid=42028&categoryId=42028> Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diunduh pada 27 November 2014 pukul 18.55 WIB.

<http://kbbi.web.id/serampang-3>

Gambar

Gambar 17Bertanggung Jawab

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa tahun terakhir, petani bawang merah di daerah Lembah Palu resah karena adanya serangan lalat pengorok daun ( Liriomyza chinensis ) yang dapat menyebabkan gagal

a) Sistem Informasi pada Taman Pengasuhan Anak (TPA) ini merupakan aplikasi sistem komputerisasi yang dibuat berbasis web yang memuat database pengolahan data

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ling-kungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru

Variabel terikat (Y) yaitu produktivitas kerja pegawai bank Syariah Bukopin.. kantor

SATGAS PROTOKOL COVID 19 ADALAH KEPANJANGAN TANGAN DPP PARTAI GOLKAR UNTUK DAPAT MENGAWASI SETIAP KEGIATAN CALON KEPALA DAERAH MAUPUN WAKIL KEPALA DAERAH YANG BERHUBUNGAN

Hal ini sesuai dengan Pasal 79 ayat 2 UUPT yang mengatakan 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) dari seluruh jumlah saham

Dari tabel 3.5 di atas dapat diketahui bahwa intensitas penggunaan media audio visual pada mata pelajaran PAI, apakah media audio visual digunakan oleh guru

Dengan tunjuk ajar Rasulullah s.a.w berhubung dengan bacaan al-Quran yang terbaik, maka lahirlah para QurraÊ di kalangan para sahabat r.a yang mempunyai kepakaran dalam