• Tidak ada hasil yang ditemukan

POSISI STRATEGIS INDONESIA DI DUNIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POSISI STRATEGIS INDONESIA DI DUNIA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

POSISI STRATEGIS INDONESIA DI DUNIA

“Sebuah Kajian Mengenai Kestrategisan Indonesia dari Perspektif Pertahanan”

Oleh

Ade prasetia, S.Kel, M.si (Han)

Abstract

This paper describes about the strategic of Indonesia as archipelago country

that is surrounded by another countries around it. The meaning of strategic

Indonesia is based on its position which is between the two oceans and

continents. It is also along with many natural resources that Indonesia has. In the

defense perspective point of view, this condition can be ideal potential in

destroying the defense of Indonesia. On the other hand, both of aspects are

actually the cause of conflict between countries. In addition, it can cause war in

the world. It is written in the history that war is started by struggling the natural

resources and regions of a country. Thus it can suffer a financial loss. Finally, to

be wise that Indonesia manages the two variables as good as possible to optimize

the defense of NKRI.

Keywords: strategic position, natural resources, and defense.

1. Makna Lokasi Strategis Bagi Pertahanan

Perang merupakan sebuah kepedihan, baik bagi pihak yang menang maupun pihak yang kalah. Di dalamnya terdapat penderitaan dan korban jiwa dari kedua belah pihak. Manusia telah belajar banyak dari meletusnya Perang Dunia II yang menelan korban hingga 66 juta jiwa,1 sekitar 3% dari jumlah penduduk dunia saat itu.2 Jumlah sebanyak itu setara dengan seperlima penduduk Indonesia saat

1

M White. Source List and Detailed Death Tolls for the Primary Megadeaths of the Twentieth Century. 2011. http://necrometrics.com/20c5m.htm#Second

2

Tahun 1940 diperkirakan penduduk dunia berjumlah 2,3 Miliar jiwa. US Census. Historical Estimates of World Population.

(2)

ini atau hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1940.3 Ini belum menghitung jumlah korban yang luka parah dan cacat seumur hidup. Kita juga belum pula menghitung hilangnya harta benda. Karena besarnya kerugian ini, kita sangat tidak menginginkan perang terjadi.

Walau demikian, perebutan selalu terjadi. Hal ini karena setiap bangsa memiliki kepentingannya sendiri dan kadang bertentangan dengan bangsa lain. Mereka sebenarnya dapat menyelesaikannya secara damai. Tetapi kadangkala hal ini tidak selalu berhasil. Akibatnya, penyelesaian dapat terjadi dengan cara peperangan antar bangsa. Dan di dunia ini ada banyak sekali bangsa.

Sejalan dengan itu, tidaklah mengherankan jika negara paling damai sekalipun berusaha menjaga wilayahnya dengan begitu kuat. Swiss yang dipandang sebagai negara paling aman di dunia, memiliki perangkat pertahanan yang sangat kuat, tersembunyi di balik pegunungan. Sewaktu-waktu, ketika serangan datang, mereka dapat menggerakkan kekuatan dari tempat-tempat yang tak terduga. Serangan ini dapat datang dari pangkalan-pangkalan militer mereka yang tersembunyi di balik hiruk pikuk kehidupan perkotaan dan sepinya perdesaan.

Gambaran di atas adalah contoh dari sebuah strategi. Strategi adalah konsep yang berakar kuat pada dunia militer. Ia diturunkan dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti “jenderal”.4 Strategi merupakan elemen penting rencana

perang. Rencana perang bertujuan untuk memaksakan syarat dan ketentuan pada lawan, sehingga lawan tidak memberikan sedikitpun kompromi. Intinya adalah, rencana perang bertujuan untuk mencapai kemenangan total. Dengan kata lain, strategi adalah alat untuk mencapai kemenangan total.

Strategi didefinisikan sebagai sebuah seni oleh berbagai ahli. RH Liddel Hart, sejarawan dan ahli strategi perang Inggris, menyatakan bahwa strategi adalah “seni mendistribusikan dan menerapkan alat militer untuk memenuhi sebuah tujuan kebijakan.” Sementara itu, Andre Beaufre, ahli strategi perang

3

Tahun 1940 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia adalah 70,4 juta jiwa. MD Poesponegoro dan N Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda. Jakarta: Balai Pustaka, 2008, h. 91

4

(3)

Perancis mengartikan strategi sebagai “seni mengendalikan semua sumber daya suatu bangsa untuk mendorong dan mengamankan kepentingan vitalnya terhadap lawan aktual maupun potensial.” Begitu pula, Edward Mead Earle, pakar hubungan internasional Amerika Serikat, mengatakan bahwa strategi adalah “seni dialektika dua keinginan yang bertentangan menggunakan kekuatan untuk memecahkan pertikaian.”5

Ahli strategi yang paling dikagumi dan dipanut di dunia adalah seorang ahli strategi Tiongkok, Sun Tzu, yang hidup 500 tahun sebelum masehi. Beliau menyebutkan bahwa strategi terdiri dari lima elemen penting: tao (kekuatan jiwa), cuaca, tempat, kepemimpinan, dan sistem.6 Selanjutnya, Sun Tzu juga mengatakan bahwa kita bukan saja harus mempelajari lima elemen ini pada diri kita sendiri, tetapi juga pada diri musuh kita. Dengan pengetahuan ini, kita dapat memperhitungkan kemungkinan kemenangan dari sebuah peperangan.

Dari lima elemen penting dari strategi perang di atas, kita akan berfokus pada elemen lokasi. Lokasi ini merupakan tempat peperangan di adakan. Ada lokasi yang menguntungkan, dan ada juga yang merugikan bagi suatu pihak. Contoh yang paling jelas adalah ketika 300 orang prajurit Sparta mampu mengalahkan mengalahkan satu juta prajurit Persia dalam pertempuran Thermophyle. Elemen yang paling menentukan dalam pertempuran ini adalah lokasi. Para prajurit Sparta berlindung di celah sempit antara dua tebing terjal sehingga musuh tidak dapat menyerang sekaligus. Menyerang dalam jumlah besar hanya mempersulit mereka satu sama lain karena sempitnya ruang gerak. Kejadian yang hampir sama terjadi dalam pertempuran Laut Myeongyang (1592-1598). Admiral Yi Sun Sin memimpin hanya 13 kapal perang, tetapi mampu mengalahkan 300 kapal perang Jepang yang menyerang. Seperti halnya para pejuang Sparta, mereka berlindung di selat sempit, sehingga kapal-kapal perang Jepang tak mampu bergerak dan terjebak di selat ini. Mereka pun menjadi sasaran empuk para pejuang Korea. Karena pentingnya lokasi dalam

5

Definisi dari RH Liddel Hart, Andre Beaufre, dan Edward Mead Earle. N Mohapatra. Significance of Strategic and Military Studies in International Relations. Scholar’s Voice: A New Way of Thinking. 2, No. 1, January-June 2011, 92-96, p. 92

6

(4)

pertempuran, maka berbagai pihak akan mencari dan memperebutkan lokasi yang strategis tersebut.

Ada dua makna lokasi strategis dari sebuah strategi perang. Lokasi dapat bermakna strategis sebagai lokasi pertempuran dan dapat bermakna strategis sebagai pusat sumber daya bangsa. Kasus pertama menunjukkan bahwa lokasi tidak harus merupakan tempat suatu bangsa berada. Contoh dari pertempuran memperebutkan lokasi ini adalah pertempuran perbatasan. Perbatasan adalah lokasi strategis karena kita dapat mengepung musuh jika mampu menguasai semua perbatasannya. Strategi ini dipakai oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam Perang Dingin. Pada perang tersebut, ada yang disebut sebagai Perang Proksi. Perang proksi terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, tetapi dilakukan di negara tetangganya, yang dibuat seolah-olah sebagai perang demi harkat dan martabat bangsa di negara tersebut. Ada tiga perang proksi di masa Perang Dingin: Perang Afganistan (1979-1989), Perang Korea (1950-1953), dan Perang Vietnam (1955-1975).

Perang Afghanistan dan Perang Korea masing-masing menelan korban sekitar satu juta jiwa sementara Perang Vietnam bahkan tiga juta jiwa.7 Pembunuhan massal di Kamboja oleh Rezim Pol Pot dan di Indonesia tahun 1965 juga merupakan salah satu bentuk tragedi kemanusiaan yang merupakan bagian dari strategi besar perebutan kekuasaan dunia oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat. Dalam semua kasus, kedua negara adi daya tersebut memanfaatkan pemerintah yang lemah dari negara proksi untuk menjadi pengikutnya. Setelah kedua negara mendapatkan pengikut, para pengikut ini saling berperang satu sama lain. Bahkan sekarang, Korea Utara dan Korea Selatan masih dalam ketegangan besar, sementara Uni Soviet sendiri telah runtuh. Seperti kita lihat, Korea dan Afghanistan merupakan dua negara tetangga Uni Soviet, sementara Vietnam merupakan negara tetangga Tiongkok, yang saat itu juga merupakan sekutu Uni Soviet. Krisis misil Kuba, negara tetangga Amerika Serikat, merupakan salah satu bentuk konflik proksi dimana Uni Soviet berhasil melobi pemerintah Kuba untuk meletakkan rudal-rudal mereka di negara ini, mengarah langsung ke Amerika Serikat.

7

(5)

Pertanda penting dari Perang Proksi adalah mulai menumpuknya dua kekuatan dari negara yang bermusuhan di satu negara proksi. Pada masa Perang Dunia II, perang Pasifik salah satunya memperebutkan Kepulauan Solomon. Amerika Serikat dan Jepang memperebutkan kepulauan ini karena berada di lokasi strategis di Pasifik. Penguasaan Solomon memungkinkan Amerika Serikat dapat menyerang basis-basis Jepang di Asia Tenggara dan Jepang itu sendiri. Jepang sendiri berkepentingan dengan Kepulauan Solomon untuk dapat melakukan serangan ke Australia dan Amerika Serikat yang membangun basis-basisnya di kawasan Pasifik. Karenanya, kedua negara menjadikan Kepulauan Solomon sebagai lokasi perang besar, walaupun bangsa Solomon sendiri tidak memiliki relasi dengan bangsa Jepang maupun Amerika-Australia.

Lokasi strategis sebagai pusat sumber daya bangsa bermakna bahwa lokasi tersebut penting agar suatu bangsa dapat terus hidup dan membangun. Bangsa ini dapat merupakan bangsa pemilik lokasi tersebut, atau sebaliknya, bangsa yang menginginkan lokasi tersebut. Lokasi strategis Provinsi Khuzestan yang kaya minyak memotivasi terjadinya Perang Teluk I (1980-1988). Irak mengklaim wilayah tersebut sebagai wilayahnya sejak tahun 1969 walaupun merupakan wilayah Iran. Inggris saat menjajah Irak menyerahkan provinsi tersebut ke Iran. Konflik ini tidak akan begitu mengemuka jika tidak akhirnya diketahui bahwa provinsi ini memiliki cadangan minyak bumi yang begitu besar. Satu juta nyawa melayang dalam perang ini.8

Berbagai perang selanjutnya di kawasan Timur Tengah dimotivasi oleh perebutan sumber daya minyak ini. Perang Teluk (2003-2010) yang akhirnya meruntuhkan Saddam Hussen dari kekuasaannya juga dimotivasi terutama oleh upaya menguasai ladang minyak di negara ini. 200 ribu nyawa melayang dalam perang ini.9 Sebelumnya, Irak juga telah menginvasi Kuwait dengan tujuan yang sama. Kasus Ambalat juga merupakan bentuk konflik yang memperebutkan basis sumber daya karena adanya kandungan minyak yang besar di Blok Ambalat. Belum lagi kasus Timor Timur yang lepas dari NKRI, di selatannya terdapat Blok Timor yang juga kaya minyak.

8

BBC. Iraq Profile – Timeline. http://www.bbc.com/news/world-middle-east-14546763

9

(6)

Minyak merupakan sumber daya penting bagi suatu bangsa. Ia memberikan banyak kontribusi bagi pembangunan dan penguasaan atasnya adalah penguasaan pembangunan. Ketika ia berada di tangan sebuah negara yang lemah, segera bangsa yang kuat akan merebutnya, baik dengan cara damai maupun cara perang. Kita tentu heran mengapa negara kaya minyak seperti Venezuela, Nigeria, dan Indonesia sendiri kesulitan menjadi negara industrialis. Penyebabnya adalah negosiasi damai dari negara-negara maju yang miskin minyaklah yang ternyata membawa pada penguasaan atas ladang-ladang minyak di negara ini. Para ahli menyebut fenomena ini sebagai paradoks kekayaan sumber daya alam.10 Negara maju berusaha mati-matian merebut sumber daya alam dari negara berkembang dan mempertahankannya mati-matian. Amerika Serikat akan segera merespon ketika ladang minyaknya di Irak diserang oleh pasukan “teroris” dan segera mengerahkan kekuatan bersenjatanya pada pemimpin negara yang tidak kooperatif dalam berbagi sumber daya alam, seperti di Venezuela dan Libya. Amerika Serikat menyadari bahwa sekali pusat sumber daya alam mereka dikuasai, mereka akan lumpuh karena perekonomiannya maupun angkatan bersenjatanya, sangat bertopang pada persediaan minyak dan energi dari pusat-pusat ini.

2. Indonesia sebagai Lokasi Strategis

Sekarang mari kita menoleh ke NKRI. Segera kita menyadari bahwa negara kita merupakan negara strategis, baik dari segi lokasi maupun dari segi sumber daya alam. Untuk itu, di bawah ini akan penulis mendeskripsikan mengenai makna strategis posisi dan sumber daya alam yang terkandung di wilayah Indonesia.

a. Makna Strategis Posisi

Dari segi lokasi, baik darat, laut, udara, bahkan antariksa kita bernilai strategis. Makna strategis kawasan darat NKRI terletak pada bentuk daratan yang berupa kepulauan. Sedikit negara di dunia yang memiliki

10

(7)

bentuk kepulauan. Indonesia merupakan negara dengan bentuk daratan berupa kepulauan terbesar di dunia, terbentang horizontal pada peta dunia di garis khatulistiwa. Musuh yang menyerang sebuah kepulauan dapat menguasainya sedikit demi sedikit. Musuh dapat menguasai satu pulau tanpa harus pulau lainnya sadar. Hal ini berbeda dengan negara daratan, dimana penguasaan satu wilayah akan segera terdeteksi dan tidak ada halangan berarti bagi kekuatan dari kawasan lain untuk segera merebut kembali. Pengambil alihan secara perlahan-lahan ini penting bagi sebuah negara musuh. Ia dapat segera mengambil alih kemudian memasang pos di pulau tersebut, dan mulai mengarah ke pulau lainnya. Hal ini yang terjadi pada berbagai kepulauan di Samudera Pasifik semasa Perang Dunia II. Amerika Serikat dan Jepang bergantian merebut satu persatu pulau di kepulauan-kepulauan ini. Mereka mengisolasi satu pulau kemudian membangun pertahanan, sampai titik di mana kedua kekuatan bertemu dan bertempur.

(8)

Kita memiliki Maluku di timur. Ia merupakan sebuah kepulauan yang luas, terdiri dari sekitar 1.600 pulau.11 Setiap pulau besar memiliki bahasa dan sukunya sendiri, dan bahkan kerajaannya sendiri di masa lalu. Penjajah memanfaatkan keanekaragaman ini sebagai alat pemecah belah. Kalau tidak karena adanya kesadaran bersama antar kerajaan yang ada di Maluku, tentulah kawasan ini dapat terpecah belah oleh politik divide et impera penjajah. Hal yang sama terjadi pada skala yang lebih besar, yaitu Nusantara itu sendiri, di masa penjajahan VOC dan Belanda. Untungnya, keanekaragaman di Nusantara bukanlah keanekaragaman ras. Setiap pulau berdekatan sehingga memiliki kemiripan dalam beberapa aspek budaya. Hal ini berbeda dengan kawasan benua dimana keanekaragaman dapat sangat mencolok antara satu sisi benua dengan satu sisi benua lainnya. Tiongkok dan India keduanya di Benua Asia, tetapi perbedaan budaya keduanya sangat mencolok. Inggris menggunakan strategi ini untuk memecah belah bangsa Malaysia, Afrika Selatan, dan negara-negara jajahan Inggris lainnya. Inggris mengirim bangsa India ke Uganda, Malaysia, dan Afrika Selatan, yang kemudian berkelahi dengan penduduk asli, membuat mereka kehilangan fokus yang sebenarnya, yaitu mengusir penjajah itu sendiri. Di Nusantara, orang Jawa dibawa ke Minangkabau dan orang Jawa dibawa ke Tondano, hanya untuk memperkuat kesatuan bangsa karena mereka masih banyak miripnya ketimbang bedanya.

Makna strategis kedua dari bentuk kepulauan adalah keberadaan teluk, selat, dan titik sedak (chokepoints). Teluk merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan pelabuhan dan juga merupakan lokasi yang cocok untuk persembunyian. Adanya teluk memungkinkan kapal-kapal perang disimpan dalam jumlah besar namun sedikit yang terpapar langsung ke laut, sehingga tidak dapat musnah dalam sekali serang. Hal ini berbeda jika suatu bangsa menyimpan kapal-kapal perang mereka di pesisir biasa yang lurus, yang membuat sebuah ombak besar, katakanlah tsunami, dapat menghancurkan kapal perang secara keseluruhan. Lebih dari itu, kapal-kapal perang dapat bersembunyi dari pengamatan kiri dan kanan, dan

11

(9)

untuk mengetahuinya, musuh harus berada langsung berhadapan dengan kapal perang. Di sisi lain, kapal perang sendiri dapat mengirimkan pengintai untuk mengintai musuh yang ada di kiri dan kanan sementara memasang persenjataan langsung menghadap ke depan untuk menyambut musuh.

Selat merupakan perairan strategis pula. Ia ibarat jembatan pendek yang menghubungkan dua pulau. Penguasaan atas jembatan ini akan memotong pasokan darat musuh sehingga musuh harus berputar untuk dapat sampai ke seberang. Jika daratan yang mengapit selat sangat luas, maka tidak ada jalan lain selain kapal harus melewati selat dan siapapun yang menguasai selat, dapat memaksakan syarat dan ketentuannya pada pelintas selat. Bangsa-bangsa telah sedapat mungkin menguasai laut sempit ini, dan bahkan ada yang menggali sendiri untuk membuat selat buatan seperti di Suez dan Panama. Karenanya banyak selat di dunia menjadi kawasan perebutan bangsa-bangsa. Selat Dardanella di Turki misalnya, sepanjang sejarah menjadi perebutan Yunani, Usmaniyah, dan Persia, karena menghubungkan Eropa dan Asia, jalur masuk bagi barang dagangan dari Tiongkok dari dan ke Eropa. Alternatifnya sangat buruk. Ke selatan, hanya ada daratan Israel yang gersang, sementara di utara, ada kawasan padang rumput yang luas dan seolah tiada akhir.

(10)

Selain Malaka, ada dua titik sedak lain di Indonesia, yaitu Selat Sunda dan Selat Lombok. Selat Sunda adalah sebuah titik sedak yang memungkinkan kapal dari Samudera Hindia memasuki perairan Nusantara tanpa harus berhadapan dengan pajak dan bajak laut di Selat Malaka. Angin selatan dapat mendorong kapal menyimpang dari arah menuju Selat Malaka dan membuatnya sampai ke jalan alternatif ke Nusantara lewat Selat Sunda. Hal inilah yang terjadi pada pelayaran orang Belanda pertama yang datang ke Nusantara, Cornelis de Houtman. Cornelis de Houtman terbawa angin selatan dan mendarat di Enggano, dan akhirnya sampai ke Banten.12 Berbeda dengan Selat Malaka, selat Sunda jauh lebih sempit. Lebar Selat Malaka hampir 400 km, sementara Selat Sunda hanya 30 km. Selain itu, selat ini penuh dengan pulau-pulau kecil, berbeda dengan Selat Malaka yang bersih dari pulau kecuali di ujung selatannya. Belum lagi perjalanan laut ke Selat Sunda lebih jauh dari perjalanan laut ke Selat Malaka, dari daratan Asia Timur dan Selatan. Karenanya, Selat Sunda kalah pamor dari Selat Malaka. Tetapi ia tetap strategis, karena ia menjadi jembatan yang menghubungkan Sumatera dan Jawa, dua pulau besar dengan kekayaan alam sekaligus budaya di barat Nusantara.

Selat Lombok adalah selat lain yang merupakan titik sedak di Indonesia. Ia mengapit dua pulau sedang: Bali dan Lombok. Selat ini dalam dan cukup luas, berbeda dengan alternatifnya yang dangkal dan terlalu sempit dan berliku seperti Selat Bali. Di utara, ada Selat Makassar, selat yang mengapit Kalimantan dan Sulawesi, terhubung dengan jalur ke Tiongkok, Taiwan, dan Filipina. Di tepiannya terdapat pusat-pusat minyak bumi Kalimantan Timur. Sementara itu, juga ada Selat Ombai, selat yang sangat dalam, menghubungkan Maluku dengan Nusa Tenggara Timur, terus ke Australia dan Samudera Hindia. Kedalaman lautnya memungkinkan kapal selam asing melintas tanpa terdeteksi dalam penyeberangan dari Amerika Serikat atau Tiongkok ke Samudera Hindia.

12

(11)

Beberapa Titik Strategis di NKRI

Pulau di Indonesia sendiri telah sangat strategis dengan masing-masingnya. Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, memiliki sejarah perebutan kekuasaannya sendiri-sendiri. Kesultanan Aceh mengusai bagian utara Pulau Sumatera yang merupakan tempat masuknya Islam pertama ke Nusantara. Di selatan, ada Batak, Lingga, Minangkabau, dan Sriwijaya, masing-masing memiliki kawasannya sendiri-sendiri. Sulawesi juga demikian, di utara ada lokasi pendaratan Spanyol dan Belanda. Bahkan di Minahasa ada etnik Borgo yang merupakan etnik campuran Eropa dan Minahasa. Jikalau Spanyol mampu mengalahkan kerajaan-kerajaan di Selatan, tentulah seluruh Sulawesi jadi kawasan jajahan Spanyol. Tetapi pulau yang benar-benar diperebutkan adalah Kalimantan. Istilah Kalimantan sendiri memiliki makna besar tentang kekayaan alam pulau ini, dimana terdapat banyak sungai besar dan panjang (kali) dan batu mulia (intan).13 Di sini, para penduduk Dayak menukarkan batu-batu mulia dengan barang dagangan dari negeri Tiongkok dan negeri lainnya, memberikan kesan betapa kayanya pulau ini. Tiga negara kini menguasai kawasan ini: Malaysia, Brunei, dan Indonesia. Jauh sebelumnya, ia menjadi kawasan rebutan antara Inggris dan Belanda. Jawa juga demikian. Ada sejarah perebutan kekuasaan yang membagi

13

(12)

pulau ini menjadi kawasan Sunda (barat) dan kawasan Jawa (tengah dan timur). Sementara itu, Belanda, Jerman, dan Inggris, bergantian merebut Pulau Papua, yang kemudian Indonesia dan Australia memperebutkannya pula. Bagian timur akhirnya menjadi bagian dari negara Papua Nugini, sementara Indonesia dengan susah payah merebut Irian Jaya kembali dari Belanda. Di perut buminya terkandung emas yang sekarang dikelola asing. Sementara itu, di selatan Timor Leste, terdapat blok Timor yang kaya minyak. Lokasinya akan persis di selatan Timor Timur jika tidak provinsi ini akhirnya lepas dari tangan NKRI karena desakan negara-negara donor Indonesia ketika krisis moneter terjadi.

Melihat ke barat dan ke timur, kita menemukan dua samudera besar: Hindia dan Pasifik. Sejalan dengan itu pula, maka Indonesia berada di antara dua samudera besar ini. Dengan perspektif ini, kita dapat menyadari bahwa sesungguhnya Indonesia adalah sebuah titik sedak. Kapal perang dari Samudera Pasifik harus memutar ke Australia jika tidak dapat melalui Indonesia ke Samudera Hindia. Begitu pula sebaliknya. Insiden 3 Juli 2003 merupakan bukti bagaimana strategisnya posisi Indonesia bagi Amerika Serikat. Pada tanggal ini, dua jet tempur F-16 NKRI mencegat armada laut Amerika Serikat yang teridentifikasi di Laut Jawa, terdiri dari lima pesawat tempur Hornet, satu super carrier kelas Nimitz, USS Carl Vinson, dua fregat, dan satu kapal perusak, semuanya mengangkut 100 pesawat tempur, 16 pesawat pengintai, enam helikopter, 3.184 kelasi dan perwira, 2.800 pilot, dan 70 personil lainnya.14 Mereka mengklaim berada di perairan internasional dan hendak melakukan latihan tempur di kawasan barat laut Pulau Bawean. Mereka datang dari Samudera Hindia dan keluar lewat Selat Lombok, meneruskan perjalanan ke Australia atau ke Samudera Pasifik. Akan sangat jauh bagi mereka untuk menuju ke Samudera Pasifik jika harus memutar Australia dari arah selatan, karenanya mereka melewati kawasan utara, yaitu perairan NKRI.

14

Bara News. Cerita Menegangkan F-16 TNI AU Cegat Pesawat Militer AS di Bawean. 16 Februari 2015.

(13)

Gambaran di atas juga menunjukkan sebuah keheranan. Mengapa Amerika Serikat tidak menuju utara, ke arah Laut Tiongkok Selatan, menuju ke Taiwan atau ke basis tempur mereka di Okinawa. Masalahnya, jika melalui jalur ini, mereka akan memasuki kawasan Tiongkok, saingan barunya dalam geopolitik dunia setelah Uni Soviet runtuh. Selama ini, ada sebuah strategi besar Amerika Serikat untuk mengepung Tiongkok dari segala arah. Di Semenanjung Korea, Amerika Serikat hadir dengan alasan membantu Korea Selatan dalam berjaga-jaga terhadap kemungkinan serangan Korea Utara, yang sedikit banyak mendapatkan pasokan persenjataan dari Tiongkok. Amerika Serikat telah memperoleh lahan dari Jepang atas kemenangannya dalam Perang Dunia II di kepulauan Okinawa. Sementara itu, Amerika Serikat sangat mendukung Taiwan yang memisahkan diri dari Tiongkok. Di selatannya, ada Filipina, negara bekas jajahan Amerika Serikat yang menjadi lokasi basis militernya. Lebih ke selatan lagi ada Indonesia, yang karena keteguhan hati Presiden Suharto, menggagalkan upaya Amerika Serikat untuk membangun basis militernya di Biak.

Dalam rantai ini, ada Vietnam, yang walaupun trauma sejarah berperang dengan Amerika Serikat sebagai negara proksi, telah mendapat banyak bantuan atas dasar permintaan maaf yang membuka ruang diplomasi untuk membangun basis militernya pula di negara ini. Di Singapura, ada pusat logistik bagi militer Amerika Serikat atau setidaknya, dukungan logistik dari negara ini jika Amerika Serikat terlibat dalam perang di salah satu kawasan di proksi Tiongkok. Di Thailand, terdapat pangkalan militer Utapau. Amerika Serikat menggunakan pangkalan ini dahulu sebagai basis darat untuk komando penanggulangan bencana tsunami Aceh. Pakistan dan Afghanistan telah pula dikuasai diplomasi Amerika Serikat atas nama perang atas terror, yang memungkinkan Amerika Serikat membangun pangkalan militer di dua negara ini. Di utara, Amerika Serikat mendekati secara intensif negara yang selama ini kurang terdengar ceritanya, Mongolia.15 Pada akhirnya, hampir seluruh negara tetangga

15

(14)

Tiongkok telah didekati Amerika Serikat, kecuali Rusia (dan negara-negara eks CIS seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan) dan India yang keras, serta negara seperti Nepal dan Bhutan yang mati-matian bersikap netral, terjaga dengan tingginya Pegunungan Himalaya. Belakangan, bahkan India dan Uzbekistan telah berhasil di lobi oleh Amerika Serikat.

Strategi Pengepungan Tiongkok oleh Amerika Serikat dengan Membangun

Pangkalan Militer di Berbagai Negara Proksi16

Tiongkok sebenarnya dapat bersikap serupa dengan membangun basis militer yang mengepung Amerika Serikat seperti di Amerika Tengah, Karibia, Amerika Selatan, dan Laut Tengah, tetapi hal ini tidak dilakukan karena mereka pertama berfokus pada kepentingan pembangunan dalam negeri yang sedang sangat maju, mencoba mengalahkan dominasi Amerika Serikat. Sungguh demikian, perang di dunia maya telah terjadi dimana para peretas dari kedua negara saling membobol rahasia negara lawan mereka. Selain itu, Tiongkok juga telah mengeluarkan strategi pembangunan benteng laut untuk menangkal kekuatan Amerika Serikat

16Sumber gambar BD Cole. Island Chains and Sea Control: China’s Ma

(15)

lewat konsep dua rantai kepulauan. Dua rantai ini mencakup rantai pertama (terdalam) terentang dari Kepulauan Kurile, Jepang, kepulauan Ryukyu, Taiwan, Filipina, Kalimantan, dan berakhir di Natuna. Berjarak 1,6 hari (514 mil laut) dari pantai daratan Tiongkok. Rantai kedua, melewati selat Soya, Tsugaru, Osumi, Miyako, dan Bashi, sejauh 1.800 mil laut atau 5,4 hari perjalanan dari daratan Tiongkok, terdiri dari rantai mulai dari Yokota dan Yokosuka di Jepang, terus hingga ke Guam, dan berujung di Semenanjung Kepala Burung Papua. Tiongkok tidak perlu menguasai negara-negara yang ada di rantai kepulauan ini, tetapi seperti Amerika Serikat, mereka berambisi menempatkan pangkalan militer mereka di kawasan-kawasan ini, siap menangkis kekuatan dari Timur, yang tak lain adalah kekuatan Amerika Serikat. Sebagai bukti keseriusan mereka meluncurkan rudal anti satelit tahun 2007 untuk menembak hancur satelit mereka sendiri di antariksa, menciptakan protes dari kalangan internasional karena menghasilkan sampah antariksa yang berbahaya bagi berbagai satelit yang ada di orbit Bumi.17

Strategi Pembentengan Tiongkok dari serangan Amerika Serikat

dengan Membangun Pangkalan Militer di Berbagai Negara Proksi18

17

B Weeden. Anti Satellite Tests in Space – The Case of China. 2013. Secure World Foundation, h. 3

18

(16)

Kembali ke Indonesia, seperti halnya laut dan darat, kawasan udara kita sangat strategis. Sejalan dengan kesepakatan internasional, kawasan udara kita ada di atas wilayah darat kita. Sejalan dengan kesepakatan UNCLOS 1982, luas Indonesia mencakup lautan mencapai 5,8 juta km2. Karenanya, begitu pulalah, kawasan udara, hingga ketinggian 110 km, memberikan ruang udara sebesar 638 juta km3. Pesawat militer maupun sipil seringkali menerobos ruang udara yang luas ini. Di sisi lain, kawasan udara di atas Batam, Natuna, dan Dumai, masih dikuasai oleh Singapura. Patroli Angkatan Udara di atas kawasan ini harus mendapatkan izin dan dipandu oleh Singapura, sejak tahun 1946 hingga sekarang. Padahal, kawasan Natuna merupakan sebuah kawasan yang strategis. Kepulauan ini menjorok ke Laut Tiongkok Selatan, secara efektif memotong kawasan Malaysia Barat dan Timur, sehingga menjadi incaran bagi Malaysia, yang ingin mengintegrasikan kawasan Barat dan Timurnya lewat laut.

Lebih dari itu, Natuna juga berhadapan dengan kawasan sengketa Laut Tiongkok Selatan yang melibatkan negara Vietnam, Brunei, Filipina, Malaysia, Tiongkok, dan Taiwan. Sengketa belum sampai ke kawasan Indonesia, tetapi Indonesia terus mengamatinya agar tidak meluas ke wilayah kita. Jika meluas, maka korban pertama adalah Natuna. Malahan, Natuna sudah masuk dalam bagian rantai kepulauan pertama Tiongkok.19 Adalah mungkin bahwa penguasaan udara Natuna oleh Singapura yang membuat Indonesia tidak terlibat dalam konflik Laut Tiongkok Selatan. Singapura merupakan negara kuat yang akan sulit dihadapi oleh Tiongkok yang tergolong paling agresif dalam upaya menguasai Laut Tiongkok Selatan. Kalaupun dimiliki NKRI, negara kita juga kuat dan dapat dipandang paling kuat di Asia Tenggara dari segi Sumber Daya Manusia. Tetapi yang jelas, penguasaan Singapura atas ruang udara Natuna akan mempersulit Indonesia mengawasi dan menjaga kedaulatan di perbatasan Natuna. Indonesia telah membahas masalah ini dengan Singapura dan Malaysia sejak tahun 1983 tetapi belum berhasil mengambil alih hingga

19

(17)

saat ini. Pemerintah menargetkan pengembalian ruang udara Indonesia dari Singapura tercapai 100% pada tahun 2024.20

Lebih jauh lagi ke atas, ada GSO (Geo Stationary Orbit), sebuah orbit antariksa dengan ketinggian 35.786 di atas khatulistiwa. Ia merupakan kawasan antariksa yang sangat strategis, dimana sebagian besar satelit komunikasi, penyiaran, dan militer berdiam. Makna strategis datang dari jarak pisah yang sempit antar satelit sehingga ruang harus dijatah. Satelit mengejar lokasi ini karena jauh lebih murah. Mekanisme orbit mengatur sendiri lokasi satelit sehingga tidak perlu ada teknisi yang mati-matian menulis rumus dan merekayasa satelit agar dapat bergerak sesuai orbit yang diharapkan. Jangkauan satelit juga dapat mencapai sepertiga planet bumi, lebih luas dari lokasi manapun di orbit antariksa. Saat ini, terdapat 854 satelit di orbit geostasioner, 516 diantaranya tergolong masih aktif.21 Amerika Serikat memiliki 339 satelit di orbit ini sementara Indonesia hanya memiliki satu.22 Sementara di orbit di atas Indonesia, 95°BT - 141°BT terdapat enam satelit dimana tiga diantaranya milik Malaysia (MEASAT-3, MEASAT-3a, dan MEASAT-5) dan dua sisanya milik Rusia (Express AM33 dan Express AM3) dan hanya satu satelit Indonesia, Palapa D.23

Ada delapan negara khatulistiwa yang mengklaim kedaulatan di orbit geostasioner.24 Selain Indonesia, terdapat Brazil, Equador, Kolombia, Kongo, Kenya, Uganda, dan Zaire. Mereka telah bersatu lewat Deklarasi Bogota tahun 1976 untuk memperluas kedaulatan hingga orbit geostasioner.25 Walau begitu, dunia internasional tidak menerima tuntutan ini. Alasan utamanya adalah tidak ada satupun negara anggota Deklarasi

20

The Jakarta Post. Indonesia Not Ready to Take Over Airspace from Singapore. 14 Maret 2015.

http://www.thejakartapost.com/news/2015/03/14/indonesia-not-ready-take-over-airspace-singapore.html

21

Nayebi, N. The Geosynchronous Orbit and the Outer Limits of Westphalian Sovereignty .

Hastings Science & Technology Law Journal 3:2 : 471-498, h. 472

22

Ibid, h. 487

23

Wikipedia. List of Satellites in Geosynchronous Orbit. (update terakhir 12 Juli 2015) https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_satellites_in_geosynchronous_orbit . Sebenarnya ada banyak satelit Indonesia lainnya yaitu Palapa A1, A2, B1, B4, C1, dan C2. Tetapi semuanya sudah tidak aktif.

24

Sebenarnya ada 13 negara yang dilintasi garis khatulistiwa. Walau begitu negara Sao Tome dan Principe, Gabon, Somalia, Maladewa, dan Kiribati, tidak mengajukan klaim. Tampaknya karena porsi wilayah mereka yang dilintasi garis khatulistiwa sangat kecil.

25

(18)

Bogota yang memiliki kemampuan meluncurkan satelit ke orbit geostasioner, apalagi mengontrolnya.26 Sampai sekarang, tidak ada pengakuan dunia internasional atas kedaulatan negara manapun di antariksa, termasuk orbit geostasioner. Sejalan dengan itu, Indonesia pun membatalkan klaimnya atas orbit geostasioner dalam undang-undangnya. UU No 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan tidak lagi menyebut adanya orbit geostasioner. Sementara itu, pasal 6 UU No 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara hanya menyatakan bahwa penetapan batas wilayah negara di angkasa luar merujuk pada perkembangan hukum internasional. Padahal, orbit geostasioner masih dikatakan dalam UU No 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi27 dan UU No 20 tahun 1982 tentang Pertahanan Keamanan Negara.28 Walau begitu, tim diplomasi Indonesia tetap terus berjuang untuk mendorong pengakuan kedaulatan atas orbit geostasioner di atas langit Indonesia.29

26

Palapa diluncurkan pada tahun yang sama tetapi tampaknya belum diakui pada saat Deklarasi Bogota.

27

Pasal 7, Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1989 Tentang Telekomunikasi menyatakan bahwa: “Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit geostasioner yang merupakan sumber daya alam yang terbatas dalam penyelenggaraan telekomunikasi diatur dengan Peraturan Pemerintah”

28

Penjelasan pasal 30 ayat 3 UU No 20 tahun 1982 tentang Pertahanan Keamanan Negara menyatakan bahwa Penjelasan pasal ini adalah: “Adapun pengertian dirgantara mencakup ruang

udara dan antariksa termasuk “Orbit Geostasioner“ yang merupakan sumber daya alam terbatas“.

Menjelaskan pasal 30 ayat 3 yang menyatakan bahwa salah satu tugas TNI Angkatan Udara

adalah “Selaku penegak kedaulatan negara di udara bertugas mempertahankan keutuhan wilayah

dirgantara nasional bersama – sama segenap komponen kekuatan pertahanan keamanan negara lainnya;”

29

(19)

Negara-Negara yang dilewati Garis Khatulistiwa dan berdaulat atas Orbit

Geostasioner

b. Makna Strategis Kandungan Sumber Daya Alam

(20)

Bahan tambang ini membentuk peradaban modern. Manusia menggunakan semen, perak, emas, tembaga, minyak bumi, gas alam, nikel, dan berbagai jenis bahan logam dan non logam lainnya, untuk membuat kendaraan tempur, rudal, hingga perabotan rumah tangga dan kendaraan sehari-hari. Negara maju sangat menginginkannya karena dengan eksistensi barang-barang konsumsi inilah kita menyebut mereka sebagai negara maju. Akan sangat aneh jika Amerika Serikat kita sebut negara maju tetapi penduduknya hidup dari mata pencaharian bertani dan nelayan. Negara-negara berkembang menyegani negara-negara maju karena kota-kotanya penuh dengan pencakar langit dan permukaan tanahnya dilapisi oleh jaringan jalan yang kompleks ke sana kemari dengan semua fasilitas yang memuaskan.

(21)

keterbatasan modal dan sumber daya manusia yang ia miliki. Karenanya, dari barat sampai timur negeri ini, dari Arun hingga Tembagapura, perusahaan-perusahaan asing membangun pusat-pusat pertambangan mereka, mengalirkan hasil bumi Indonesia ke negaranya.

Adanya pusat-pusat sumber daya alam di Indonesia memberikan makna geopolitik yang cukup besar bagi reputasi Indonesia. Penemuan deposit emas terbesar di dunia di Papua, yang sekarang ditangani PT Freeport, merupakan sebuah potensi strategis. Amerika Serikat tidak dapat menolak untuk menjaga PT Freeport sebagai sebuah kepentingannya. Alternatifnya, jika Belanda yang menguasai Papua, Amerika Serikat akan kesulitan mendapatkan emas ini. Belanda memiliki kemampuan eksploitasi yang sangat besar, buah dari pengerukan kekayaan negeri ini selama tiga setengah abad. Karenanya, Amerika Serikat membantu Indonesia dalam perebutan kembali Irian Barat dari tangan sang saingan. Menjajah Indonesia sendiri demi kekayaan alamnya merupakan alternatif yang tidak dapat dipilih. Indonesia sangat kuat, dan sebagai salah satu negara non blok, Indonesia mampu menggerakkan semua rakyat dan bantuan dari negara senasib untuk menangkal kekuatan Sekutu. Adanya Uni Soviet juga menghalangi pengambil alihan Indonesia demi kekayaan alamnya, karena Uni Soviet tidak akan tinggal diam dan dapat terjadi perang proksi di Indonesia. Akan sangat rugi bagi Amerika Serikat maupun Uni Soviet untuk melancarkan perang proksi di Indonesia yang berbentuk kepulauan. Harga sebuah kapal perang pengangkut pesawat tempur sangat mahal dan sekali hancur, mereka dapat rugi besar. Hal ini berbeda dengan situasi dimana perang terjadi di darat seperti di Vietnam, Afghanistan, dan Korea, dimana kehancuran lebih terletak pada kendaraan-kendaraan kecil yang murah. Karenanya, diplomasi merupakan satu-satunya jalan bagi negara-negara asing untuk menguasai sumber alam di NKRI, sebagian melalui mekanisme “haram” dengan menyuap dan menggoda sebagian pejabat kita dengan harta berlimpah. Strategi ini lebih murah ketimbang harus membayar dana yang besar kepada negara.

(22)

daya alam di sejumlah negara kaya cadangan kekayaan alam di dunia. Bukan hanya perilaku korup, kesalahan manajemen, atau keterlenaan atas mudahnya mendapatkan uang dari kepemilikan tanah semata yang menyebabkan paradoks ini. Perusahaan asing memang sengaja menciptakan paradoks. Strateginya adalah memecah belah atau memiskinkan lokasi tambang sehingga masyarakat lokal tidak memiliki kekuatan untuk menuntut haknya. Strategi pecah belah menyebabkan konflik lokal, sementara strategi pemiskinan mencegah keberdayaan lokal. Keduanya menjamin kepemilikan jangka panjang asing terhadap lokasi tambang. Untuk mencegah lokasi tambang ikut hancur oleh konflik, mereka membangun persenjataan canggih ala militer beserta benteng yang begitu tebal di sekitar pertambangan mereka. Strategi konflik merupakan strategi kuno, dipakai penjajah Inggris dan Belanda untuk mempertahankan kepemilikannya atas negara jajahannya. Strategi ini kurang efektif karena saat ini, masyarakat semakin mampu memiliki persenjataan yang dapat menyamai persenjataan asing. Tidaklah mungkin bagi perusahaan asing menggunakan rudal atau tank dalam menjaga aset mereka. Mereka bertopang pada senjata-senjata ringan dan pertahanan berlapis. Artinya, masyarakat lokal juga mampu mengimbangi dengan bom dan senjata rakitan serta pengenalan wilayah. Ketika kesadaran muncul bahwa mereka diadu domba, akan sangat berbahaya bagi perusahaan asing. Mereka akhirnya harus meninggalkan tanah garapan mereka dan menumpuk hutang perlahan-lahan sebelum akhirnya bangkrut. Tetapi senjata yang berkualitas sangat mahal. Kepemilikannya memerlukan uang yang tidak sedikit. Masyarakat lokal akan tak berdaya jika mereka tidak punya uang. Karenanya, strategi pemiskinan adalah yang lebih masuk akal.

(23)

merupakan benua termiskin. Walaupun dijajah hanya oleh segelintir negara Eropa, tetapi jumlah negara yang merdeka begitu banyak dan terpecah-pecah. Sejalan dengan itu pula, minyak dan permata mengalir tanpa henti dari Afrika ke Eropa dan Amerika Serikat. Di masa lalu, bahkan manusia, yang mengalir lewat perbudakan, baik ke Amerika, Eropa, maupun Asia.

Demikianlah, negara kita strategis, bukan saja dari lokasinya, tetapi juga dari kandungan yang ada di dalamnya. Usaha melindungi negara ini memerlukan perhatian yang serius. Kita harus mulai memperhatikan bukan saja lingkungan internal kita, tetapi juga lingkungan eksternal kita. Bab selanjutnya akan berbicara tentang bagaimana Indonesia menerapkan strategi militer selama ini untuk menjaga pertahanan dan ketahanan bangsa, sekaligus menyorotnya dari sisi makna strategis negeri ini di mata dunia internasional.

3. Kesimpulan

Sejak awal sejarah manusia, penundukan bangsa yang dilakukan oleh bangsa lain dengan alasan untuk menguasai sumber daya alam yang terkandung di suatu wilayah. Kestrategisan sebuah wilayah dan potensi sumber daya alam yang terkandung di dalamnya menjadi sebuah daya tarik yang mengundang keinginan bangsa lain untuk menguasainya. Sejarah mencatat bahwa perang besar yang terjadi di dunia dikarenakan alasan itu. Dua aspek tersebut merupakan potensi yang menjadi pendukung sebuah negara dalam membentangkan sistem pertahanan secara sistemik. Sehingga tak heran bila banyak negara bersikukuh mempertahankan klaimnya atas sebuah kawasan, semisal klaim China terhadap Laut Cina Selatan. Tindakan China tentu saja menciptakan friksi dengan banyak negara yang merasa memiliki opsi kepemilikan terhadap kawasan tersebut.

(24)

menjadi variabel yang sangat ideal sebagai modal dalam memetakan sistem pertahanan negara dengan berpijak pada cara pandang bangsa dalam memaknai geostrategis yang dimiliki. Untuk menerjemahkan hal tersebut di atas, maka dibutuhkan strategi yang tepat dan mendasar sebagai sebuah pemahaman yang linear dengan konsep kepentingan Indonesia akan interaksinya dengan negara di kawasan.

4. Referensi

a. A Pramono. Orbit Geostasioner (GSO) dalam Hukum Internasional dan Kepentingan Nasional Indonesia. Pandecta, 6(2), 2011, h.128

b. B Weeden. Anti Satellite Tests in Space – The Case of China. 2013. Secure World Foundation, h. 3

c. BBC. Iraq Profile – Timeline. http://www.bbc.com/news/world-middle-east-14546763

d. BKKBN Promal. Program KKB dan Pembangunan Keluarga Berbasis Gugus Pulau, 2014. Kementerian Kehutanan. Profil Kehutanan Provinsi Maluku Utara, 2013.

e. Definisi dari RH Liddel Hart, Andre Beaufre, dan Edward Mead Earle. N Mohapatra. Significance of Strategic and Military Studies in International Relations. Scholar’s Voice: A New Way of Thinking. 2, No. 1, January-June 2011, 92-96, p. 92

f. F Swart. Lambert Biesman (1573–1601) of the Company of Trader- Adventurers, the Dutch Route to the East Indies, and Olivier van Noort’s Circumnavigation of the Globe. The Journal of the Hakluyt Society December 2007, h. 9

g. G Price, BG de Wet. Converting the military strategy principle of simplicity into a successful tool for strategy execution in a geographically dispersed organisation. African Journal of Business Management Vol. 6(17), pp.5750-5762, 2 May, 2012, h. 5751

(25)

i. M White. Source List and Detailed Death Tolls for the Primary Megadeaths of the Twentieth Century. 2011. http://necrometrics.com/20c5m.htm#Second

j. MD Poesponegoro dan N Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda. Jakarta: Balai Pustaka, 2008, h. 91

k. M Strauss. The Growth and Natural Resource Endowment Paradox: Empirics, Causes & the Case of Kazakhstan. Praxis: the Fletcher Journal of Development Studies, 16, 2000, h. 1

l. M Matsumura. The Limits and Implications of the Air-Sea Battle Concept: A Japanese Perspective. Journal of Military and Strategic Studies,

15(3), 2014, 23-59, h.40

m. Nayebi, N. The Geosynchronous Orbit and the Outer Limits of Westphalian Sovereignty . Hastings Science & Technology Law Journal 3:2 : 471-498, h. 472

n. RD Sawyer. Chinese Strategic Power: Myths, Intent, and Projections. Journal of Military and Strategic Studies, Winter 2006/07, Vol. 9, Issue 2, p. 31

o. Slamet Muljana, Sriwijaya, LKIS, 2006

p. Sumber gambar BD Cole. Island Chains and Sea Control: China’s Maritime Strategy. National War College, 2014, h. 27

q. The Jakarta Post. Indonesia Not Ready to Take Over Airspace from

Singapore. 14 Maret 2015.

http://www.thejakartapost.com/news/2015/03/14/indonesia-not-ready-take-over-airspace-singapore.html

r. Ziad Obermeyer, Christopher J L Murray, Emmanuela Gakidou. Fifty years of violent war deaths from Vietnam to Bosnia: analysis of data from the world health survey programme. BMJ 2008;336

s. Bara News. Cerita Menegangkan F-16 TNI AU Cegat Pesawat

Militer AS di Bawean.16Februari2015.

(26)

t. Cost of War. Human Costs of War: Direct War Death in Afghanistan, Iraq, And Pakistan October 2001--‐February 2013. http://costsofwar.org/sites/default/files/HMCHART_2.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, pembelajaran di luarkelas (Outdoor Learning) lebih menantang bagi siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada di

Untuk menjawab soal-soal dalam latihan ini, anda harus mempelajari kembali materi Kegiatan Belajar 3 tentang modifikasi bunga yang mencakup bahasan tentang berikut ini.

Anak usia sekolah adalah anak berusia 6 – 21 tahun , yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya di bagi menjadi 2 sub kelompok yakni praremaja 9( 6-9 tahun) dan remaja ( 10 – 19

terlampau cukup jauh adalah jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan dinding bata ringan jauh lebih sedikit ketimbang penggunaan pekerja dengan menggunakan

H G X D E D K Z D W L Q G D N D Q P R U D O VHVHRUDQJ VXGDK OHELK UDVLRQDO ZDODXSXQ PDVLK NHNDQDNNDQDNDQ 0RWLYDVL GDODP WLQGDNDQ PRUDO DGDODK XQWXN PHQFDSDL

Hasil akhir dari pelaksanaan Brainstorming adalah rancangan Mouth Mirrordengan spesifikasi sebagai berikut: Warna mouth mirror silver matte, diameter mouth mirror adalah 1,5 cm, letak

Terdapat beberapa jenis penyakit yang berhubungan dengan stres yang dialami seseorang, diantaranya hipertensi atau peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan

Penelitian ini menekankan proses terjalinnya hubungan antara pasangan calon kepala daerah dan kiai dalam setiap jaringan yang dibentuk, yang dilakukan oleh peneliti yang