• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL

PENGELASAN

Saiful Arifin, Uswatun Hasanah, Wayan Eko Widianto,Wiwin Apriyanditra J1B 013 111, J1B 013 119, J1B 013 121, J1B 013 123

Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri Universitas Mataram

2016

Pendahuluan

Indonesia saat ini berada sebagai negara penganut teknologi. Teknologi di indonesia sudah sangat berkembang. Terutama

perkembangan teknologi dibidang industri. Industri yang mengalami perkembangan teknologi ini diantaranya adalah industri konstruksi. Industri ini memiliki ruang lingkup yang sangat luas namun beberapa diantaranya adalah industri baja, industri perpipaan, konstruksi jembatan, konstruksi kereta api, konstruksi kapal laut dan pesawat terbang dan masih banyak lagi yang lainnnya.

Dalam menunjang berkembangnya teknologi dan memajukan kualitas produksi industri dalam melaksanakan proses perakitan, perbaikan dan perawatan dalam hal penyambungan logam biasanya digunakan penyambungan

dengan cara pengelasan.

Penyambungan ini lebih dipilih karena dipercaya oleh para teknisi penyambungan jenis ini memiliki tingkat kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengan penyambungan lainnya.

Selain karena faktor tersebut luasnya penggunaan metode ini karena dalam penggunaannya mudah untuk dilakukan, berharga murah, sehingga dapat menghemat biaya, dan memiliki efisiensi yang baik. Selain berperan dalam

(2)

Penyambungan logam dengan proses pengelasan akan menjadi penting baik ditinjau dari segi teknologi maupun komersial, karena pengelasan merupakan sambungan tetap atau permanen, sedang logam pengisi pada sambungan las memiliki kekuatan yang lebih besar dari logam induknya, penggunaan material dan biaya fabrikasi sangat ekonomis dan yang lebih penting pengelasan dapat dilakukan dilapangan luar pabrik.

Dengan adanya teknologi pengelasan ini untuk mendapatkan hasil produksi dalam penyambungan terhadap logam maka perlu untuk diketahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas pengelasan tersebut. Untuk menjamin mutu dan kepercayaan terhadap konstruksi las maka perlu diadakan kajian lebih lanjut.

Tinjauan Pustaka

Las menurut deutche industrie normen (DIN) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang

dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair menggunakan energi panas. Rancangan las dan cara pengelasan

harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan disekitarnya. Atau dengan kata lain pengelasan adalah aktifitas menyambung dua bagian benda atau lebih dengan cara memanaskan atau menekan atau gabungan dari

keduanya sedemikian rupa sehingga menyatu seperti benda utuh.

Penyambungan bisa dengan atau tanpa bahan tambah yang sama atau berbeda titik cair maupun

strukturnya.

Ada dua jenis sambungan yang dikenal secara umum (1) Sambungan tetap (permanent joint), Merupakan sambungan yang bersifat tetap, sehingga tidak dapat dilepas selamanya, kecuali dengan

merusaknya terlebih dahulu..

Contohnya : Sambungan paku keling (rivet joint) dan sambungan las (welded joint). Dan (2) Sambungan tidak tetap (semi permanent),

Merupakan sambungan yang bersifat sementara, sehingga masih dapat dibongkarpasang selagi masih dalam kondisi normal. Contohnya :

(3)

joint ) dan sambungan pasak (keys joint).

Dari berbagai banyak teknik pengelasan yang digunakan untuk menyambung atau menghubungkan dua atau lebih logam. Namun dari sekian banyak teknik penyambungan tidak dapat menjamin untuk

memberi hasil yang baik karena dalam menggunakan suatu teknik pengelasan untuk mendapatkan hasil yang baik membutuhkan banyak faktor yang perlu untuk diperhatikan agar hasil yang didapatkan dari pengelasan menjadi sambungan yang baik dan padu.

Metode pelaksanaan

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembuatan laporan ini langkah yang dilaksanakan yakni dengan mengkaji pustaka. Pustaka yang kami gunakan yaitu berupa buku-buku teks dalam bentuk tulisan ilmiah, handbook, e-book, dan tulisan berupa artikel bebas dari suatu situs dan surat kabar yang berhubungan dengan materi laporan sehingga dapat menunjang agar laporan menjadi lebih baik.

Pembahasan

Menurut definsi

konvensional, kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performansi (performance) , kehandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy to use ), estetika (esthetics) dan sebagainya. Menurut definisi strategik, kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang dilakukan selama perancangan produk atau proses. Aktivitas

pengendalian kualitas mencakup dalam setiap fase dari penelitian dan pengembangan produk, perancangan proses produksi, dan kepuasan konsumen.

(4)

ada beberapa teknik penyambungan logam yang tidak memerlukan bahan pengisi sebagia perekat melainkan menggunakan bahan dari logam yang akan disambung tersebut dengan cara dilelehkan bersama-sama.

Dari sekian banyak teknik penyambungan yang ada, bambang (2015) mengemukakan

penyambungan logam pada konstruksi baja dengan

.menggunakan teknik pengelasan akhir-akhir ini banyak menjadi alternatif pilihan. Banyaknya pilihan ini dikarenakan dengan pengelasan sistem sambungan akan lebih ringan pengerjaannya lebih sederhana kwalitas sambungan cukup bagus. Karena pengelasan menggunakan energi panas sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pengelasan membutuhkan syarat-syarat tertentu yaitu tersedianya energi panas yang mampu melumerkan logam hingga pada proses penyambungan diantara logam satu dengan yang lainnya didapatkan bidang massa yang kuat dan tidak mudah terpisahkan. Sehingga kategori pengelasan ini pada teknik penyambungan logam

dikelompokkan dalam teknik penyambungan logam secara permanen, sambungan ini untuk dapat dipisahkan maka bagian tersebut perlu untuk dirusak terlebih dahulu. Sedangkan logam pengisi yang digunkan memiliki kekuatan yang lebih besar dari logam induk yang akan disambung. Diantara keberhasilan dalam proses pengelasan terdapat beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya diantaranya pengoperasian

pengelasan yang dilaksanakan secara manual membutuhkan biaya tenaga kerja yang mahal, resiko bahaya tinggi terhadap operator tidak cocok untuk produk-produk rakitan dan cacat pengelasan yang dapat menurunkan kekuatan las.

(5)

Berikut akan dibahas setiap faktor yang mempengaruhi kualitas las, faktor yang memepengaruhi pertama kali adalah teknik

pengelasan yang digunakan untuk mengelas bahan. Ditinjau dari sumber panasnya. Pengelasan dapat dibedakan tiga:

· Mekanik · Listrik · Kimia

Sedangkan menurut cara pengelasan, dibedakan menjadi dua bagian besar: · Pengelasan tekanan (Pressure Welding)

· Pengelasan Cair.

Wiryosumarto (2004) mengemukakan bahwa dengan berkembangnya teknologi manufatktur setiap perusahaan manufaktur dituntut untuk meningkatkan kualitas las yang dimiliki. Salah satu metode pengelasan yang ada dalam perusahaan manufaktur adalah las titik atau spot welding. Cara ini merupakan pengelasan yang menggunakan resistansi listrik dimana permukan plat yang akan disambung ditekan satu sama lain oleh dua buah elektroda. Dalam

penelitiaan ini ternyata cara pengelasan ini memberi hasil yang bebeda dari hasil penelitian lain yang menggunakan teknik pengelasan yang berbeda dengan hasil

pengelasan baja tahan karat austenit dengan baja karbon rentan

menyebabkan terbentuknya karbida krom sehingga menimbulkan beberapa permasalahan yang

merugikan terutama pada penurunan kekuatan mekaniknya jika

menggunakan teknik dissimilar welding dalam pengelasan

Material yang sering digunakan dalam pengelasan titik adalah aluminium. Material

(6)

permukaan baja yang disandblasting (9,65 μm) memiliki hambatan paling tinggi dibandingkan dengan

permukaan baja disikat (1,51 μm) dan permukaan baja asli (1,34 μm). Namun permukaan yang hambatan listriknya paling tinggi tidak selalu memiliki kualitas hasil sambungan yang terbaik atau paling kuat. Karena Permukaan baja disikat memiliki kekuatan tegangan geser paling tinggi dibandingkan dengan

permukaan baja asli dan permukaan baja disandblast. Pada penelitian bambang pula didapatkan bahwa ketebalan bahan yang akan dilas setelah dianalisi menggunakan anova membuktikan bahwa ketebalan bahan las mempengaruhi kualitas las agar tidak terjadi retakan.

Salah satu yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pengelasan adalah pembuatan kampuh las. Kampuh las berguna sebagai tempat pengisian logam pengisi (elektroda) yang ikut mencair. Bentuk kampuh sangat

mempengaruhi efisiensi

sambungan dan jaminan sambungan.

Menurut penelitian Maradu Sibarani (2007) tentang pengaruh jenis kampuh las terhadap sifat mekanik hasil las SS-41, dengan menggunakan mesin las Shield Metal Are Welding dilaporkan bahwa uji tarik terhadap logam las dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik logam las dan hasil pengujian tarik yang dilakukan memperlihatkan bahwa logam pengelasan putus pada daerah las dan pada logam induk. Perbandingan terhadap nilai kekuatan tarik memperlihatkan kecenderungan tertentu akibat pengaruh jenis kampuh.

Sambungan kampuh V

dipergunakan untuk

menyambung logam atau plat. Sambungan ini terdiri dari sambungan kampuh V tunggal dan sambungan kampuh V ganda dengan sudut kampuh antara 450

-700. Pada dasarnya pemilihan

bentuk kampuh menuju kepada penurunan pemasukan panas dan penurunan logam las pada tingkat harga terendah dan tidak

menurunkan mutu dari

(7)

Ada 3 aturan dalam pemilihan sambungan dan kampuh:

1. Pemilihan sambungan yang memerlukan sedikit logam pengisi.

2. Penggunaan akar kampuh yang minimum dengan sudut yang sangat kecil agar dapat mengurangi jumlah logam pengisi.

3. Pada pelat yang tebal menggunakan kampuh ganda untuk mengurangi logam pengisi.

Bentuk kampuhan ini sedikit mirip dengan Sudut pengelasan yang berfungsi untuk mengarahkan elektroda dalam proses pengisian logam las pada sistem sambungan, dalam perhitungan hasil penelitian bambang menunjukan bahwa sudut pengelasan berpengaruh terhadap nilai kekuatan tarik dan kekuatan tekan pada hasil pengelasan. Hal ini menunjukan bahwa penentuan sudut pengelasan mempunyai andil yang sangat besar untuk mengoptimalkan pada sambungan las. Karena sudut pengelasan semakin kecil akan berdampak pada proses pengisian

logam las yang tipis dan sambungan las menjadi mudah patah/retak. Perhitungannya menyatakan bahwa untuk mencapai kondisi optimal pada uji kekuatan tarik dan uji kekuatan tekan hasil pengelasan dicapai sudut pengelasan 90o. Hal ini menunjukan

bahwa ketebalan bahan pada sambungan las mempunyai andil yang sangat besar untuk mengoptimalkan hasil proses pengelasan pemilihan bahan yang terlampau tipis akan berakibat pada tepi sambungan terjadi penggoresan (ander cut) atau berlubang, sehingga kekuatan tarik dan kekuatan tekan akan menjadi berkurang.

(8)

sambungan konstruksi baja seperti jembatan dan bejana tekan, harus memenuhi

persyaratan yang ketat

diantaranya adalah tegangan tarik harus mempunyai nilai yang tinggi dan ketangguhan minimal 27 joule pada suhu 1000-5000C.

Pemanasan dengan temperatur yang tepat akan menjaga kwalitas brazing, temperatur terlalu tinggi membuat

filler meleleh, jika temperatur terlalu rendah maka kekuatan sambungan akan menurun

Kesimpulan

1. Pengelasan adalah proses penyambungan dua tau lebih logam menjadi bagian yang padu sehingga dapat digunakan dengan baik

2. Faktor yang mempengaruhi kualitas las diantaranya adalah teknik pengelasan, bahan logam yang disambung, pengaruh pemanasan dan macam-macam jenis kampuhan

3. Faktor teknik pengelasan berpengaruh terhadap bagaimana bahan tersebut diperlakuan pengelasan yang cocok untuk bahan yang cocok, las welding

dapat digunakan dalam mengelas bahan tipis

4. Faktor bahan logam yang disambung sangat berpengaruh terhadap kualitas las yang

dihasilkan, dengan

menggunakan bahan anti karat seperti aluminium akan memberi kekuatan yang berbeda dengan baja carbon lainnya.

5. Faktor pemanasan yang diberikan berpengaruh ketika proses pengelasan, jika suhu yang digunakan terlalu tinggi dan energi panas yang dihasilkan sangat besar maka akan merusak bahan, begitupun bahan yang memiliki titik leleh dibawah energi panas tersebut maka hasil pengelasan menjadi rusak

6. Faktor macam-macam

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Celviana dkk (2010) mengaitkan pengaruh sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi terhadap keterandalan dan ketepatan waktu laporan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa independensi, obyektifitas, pengetahuan, dan etika berpengaruh terhadap kualitas hasl audit, sedangkan pengalaman kerja dan

5 Walaupun pelayanan kesehatan Puskesmas murah dari segi pelayanan namun masyarakat tetap berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal 6 Masyarakat perlu memanfaatkan

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN,SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS

Sedangkan responden yang paling banyak menganggap bahwa proses pembelajaran berada pada tingkat kepentingan 6 (sangat penting) adalah sebanyak 49 orang dengan prosentase

Kepemilikan jaminan harus jelas dan jaminan yang merupakan milik debitur sendiri akan menjadi ikatan moril bagi debitur untuk tetap menjaga kualitas kredit agar tidak

Dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan hasil regresi linier dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.Hal ini

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa semakin tinggi objektivitas dengan indikator seperti bebasnya dari benturan kepentingan baik individu maupun golongan dan