• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAMBARAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES M"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 GAMBARAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELITUS

RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTANOPAN KABUPATEN MANDAILING NATAL

TAHUN 2013

Marlina Nasution1, Jumirah2, Mhd. Arifin Siregar2

1

Program sarjana Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU 2

Staff Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU Email : marlinanasution86@yahoo.co.id

ABSTRACT

The technological development make a change of public behavior and life style like food pattern unsuited with the body necessity and less activity until having an effect on improve the diabetes mellitus case. The objective of this research to know the food pattern of diabetes mellitus at Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

This study adopted descriptive survey with design method in cross sectional. The sample on the research known in total sampling involved 60 patients with diabetes mellitus as out-patient. The data used such as primary and secondary data. Primary data was taken by interview with questionnaire, in food recall and food frequency forms. Secondary data was taken from Puskesmas, such as general description and data of patient with diabetes mellitus. In research the characteristics of patient mostly aged 50-64 years old, female. In taken carbohydrate, protein and fat is certainty exceeding standard rate namely as recommended carbohydrate 48.4 %, protein 40,0 % and fat 61,7 % respectively. The meal time of those patient diabetes mellitus should more than 3 hours.

Recommended to health care improve of service the information to patient with diabetes mellitus so as to more discipline admission of food pattern, and to the patient with diabetes mellitus so as comply food pattern as requested, so that they can develop good habits and focused on the health living.

(2)

2 PENDAHULUAN

Perkembangan pembangunan dan teknologi telah membawa perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kurangnya aktifitas fisik. Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit Diabetes Melitus, Jantung Koroner, Stroke dan Hipertensi.

Menurut data badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia. Pada tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes melitus. Pada tahun 2006 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia menjadi 14 juta orang dan diantara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat secara teratur.

Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan, bahwa sekarang sudah ada sekitar 230 juta penderita diabetes melitus. Angka ini terus bertambah hingga 3 % atau sekitar 7 juta orang setiap tahunnya. Dengan demikian jumlah penderita diabetes melitus diperkirakan akan mencapai 350 juta pada tahun 2025 dan setengah dari angka tersebut berada di Asia terutama India, Cina, Pakistan dan Indonesia (Tandra, 2008).

Menurut PERKENI (Persatuan Endokrinologi Indonesia, 1998) menyatakan bahwa pola pertambahan penduduk seperti saat ini diperkirakan pada tahun 2020 di Indonesia akan terdapat 178 juta penduduk berusia 20 tahun dengan asumsi prevalensi diabetes melitus sebesar 4 % akan ada 7 juta orang dengan diabetes melitus di Indonesia yang akan meningkat dari 5 juta di tahun 1995 menjadi 12 juta di tahun 2025 (Handayono, 2010).

Di Indonesia menurut survei prevalensi penyakit diabetes melitus dikota-kota besar mencapai 0,26 % pada usia 6-20 tahun, 1,43 % pada usia diatas

20 tahun, 4,16 % pada usia 40 tahun ke atas. Sedangkan di pedesaan pada usia diatas 20 tahun prevalensi penyakit diabetes melitus mencapai 1,47 % (Handayono, 2010).

Pola makan maupun diet sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, khususnya bagi penderita diabetes melitus baik untuk memelihara kesehatan tubuh maupun untuk perawatan dan penyembuhan penyakit. Telah diketahui sejak ratusan tahun lalu pengaturan diet untuk penyembuhan penyakit merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan upaya perawatan untuk penyembuhan penyakit yang diderita oleh penderita diabetes melitus (Moehyi, 1995)

Gaya hidup seseorang tercermin dari kebiasaan mengatur makanan, seseorang penderita yang hidup di perkotaan dimana kebiasaan makan dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan diet. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa tidak seluruh penderita melaksanakan diet diabetes mellitus sesuai dengan aturan, dengan alasan malas dan bosan dengan diet diabetes mellitus yang telah ditetapkan sehingga jumlah asupan energi tidak seimbang (Notoatmojo, 2003).

(3)

3 Badan Pusat Statistik Angka

Proyeksi 2011 Kabupaten Mandailing Natal menyebutkan jumlah penduduk Kecamatan Kotanopan adalah sebanyak 26.510 jiwa. Dimana pada kelompok umur 35-39 tahun sebanyak 1.652 orang dan umur 40-44 tahun sebanyak 1.458 jiwa. Sedangkan data kunjungan penderita diabetes melitus yang rawat jalan di Puskesmas Kotanopan pada tahun 2012 sebanyak 1.127 orang. Jumlah data kunjungan penderita diabetes melitus tersebut adalah 10% dari jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Kotanopan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melihat gambaran pola makan penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola makan penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola makan penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kotanopan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masalah gizi khususnya gizi pada penderita diabetes melitus dan sebagai masukan tentang informasi gizi pada penderita diabetes melitus.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriftif yaitu menggambarkan pola makan penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi pada saat penelitian.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Adapun alasan pemilihan lokasi di Puskesmas Kotanopan karena angka kejadian penderita diabetes melitus yang rawat jalan cukup tinggi, yaitu 60 orang penderita diabetes melitus.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - September 2013 di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat jalan di Puskesmas Kotanopan yang dengan diagnosa dokter dinyatakan menderita diabetes melitus. Dimana jumlah penderita diabetes melitus di Puskesmas Kotanopan dari bulan Januari – Mei 2013 berjumlah 60 orang.

Sampel dalam penelitian ini adalah

total sampling yaitu keseluruhan dari populasi, dimana seluruh pasien yang rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal yang berjumlah 60 orang

Metode Pengumpulan Data

Data karakterisistik responden diporoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan untuk mengetahui pola makan (jumlah,jenis dan jadwal makan) dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan formulir food recal 24 jam dan formulir

food frekuency

Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diberi keterangan secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN

(4)

4 Puskesmas Kotanopan Kabupaten

Mandailing Natal pada bulan September 2013, karakteristik responden yaitu Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat keluarga dan lama menderita sebagai berikut :

Tabel.1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Penderita Diabetes Melitus

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah pada kelompok umur 50-64 tahun yaitu 27 responden (45,0%). Menurut jenis kelamin responden, yang paling banyak adalah perempuan yaitu 39 orang (65,0%). Berdasarkan tingkat pendidikannya yang paling banyak adalah tamat SMA yaitu 19 orang (36,7 %). Sedangkan pekerjaan penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 16 orang (26,7%).

Berdasarkan riwayat keluarga dan lama menderita diabetes melitus dari tabel diatas diketahui bahwa ada 50 orang (83,3%) yang tidak ada riwayat keluarga yang menderita diabetes melitus dan lama menderita diabetes melitus lebih banyak ≥ 1 tahun (81,7%).

Untuk menentukan jenis diet penderita diabetes melitus, di bawah ini dapat dilihat distribusi berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) penderita diabetes melitus :

Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa penderita diabetes melitus yang paling banyak dengan IMT gemuk sebanyak 49 responden (81,7%).

Menurut Rafanani (2013) tujuan makan sesuai kebutuhan kalori adalah agar dapat mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal. Pada penderita diabetes melitus yang gemuk, untuk mempertahankan kadar gula darah makan tepat waktu dan teratur.

(5)

5 Tabel 3. Distribusi Jenis Diet

Berdasarkan IMT Penderita Diabetes Melitus

No. Jenis Diet Jumlah % 1. Diet I – III 49 81,7 2. Diet IV – VI 11 18,3

Jumlah 60 100,0

Dari hasil penelitian diketahui bahwa klasifikasi status gizi berdasarkan IMT penderita diabetes melitus adalah normal dan gemuk Sehingga diketahui jenis diet penderita diabetes melitus adalah 2 jenis yaitu; jenis diet I s/d III sebesar 81,7 % diberikan kepada penderita yang gemuk, obesitas berat atau terlalu gemuk dan jenis diet IV s/d VI sebesar 18,3 % diberikan kepada penderita diabetes dengan berat badan normal tanpa komplikasi.

Jenis diet I – III mengandung energi 1000-1500 Kkal, karbohidrat 172 – 235gr, protein 43 – 51,5gr dan lemak 30 – 36,5gr. Sedangkan jenis diet IV – VI mengandung energi 1700 – 2100 Kkal, karbohidrat 275 – 319gr, protein 55,5 – 62gr dan lemak 36,6 – 53gr.

Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Pola makan penderita diabetes melitus adalah jenis, jumlah dan jadwal makan penderita, yang bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan kadar gula darah mendekati normal.

Jenis makanan

Jenis makanan untuk penderita diabetes melitus adalah yang tidak memberikan efek terhadap peningkatan glukosa darah.

Jenis bahan makanan berdasarkan susunan bahan makanan yang dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus diukur dengan menggunakan Food Recall dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Susunan Bahan Makanan yang

Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus. N

o

SusunanBahan Makanan Jlh %

1. Nasi + lauk-pauk + sayur + buah

19 31,7 2. Nasi + lauk –pauk + sayur 26 43,3 3. Nasi + lauk-pauk 15 25,0

Jumlah 60 100,0

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa susunan bahan makanan penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah dengan susunan (nasi + lauk-pauk + sayur) sebanyak 26 orang (43,3%).

Dari hasil penelitian, jenis bahan makanan sumber karbohidrat, protein hewani dan proein nabati juga sayuran dan buah berdasarkan frekuensi makan penderita diabetes melitus terdapat pada tabel 10,11 dan 12 pada Lampiran 1

Dari tabel tersebut diketahui bahwa jenis bahan makanan sumber energi yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi yaitu 60 orang (100%) dengan frekuensi 1-3x sehari. Sedangkan sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi adalah ayam sebesar 58,4 % dengan frekuensi 1-2x sebulan. Sedangkan jenis bahan makanan sumber protein nabati yang paling banyak dikonsumsi adalah tempe yaitu 46,6% dengan frekuensi 1-3x seminggu.

Distribusi jenis bahan makanan sayuran berdasarkan frekuensi makan penderita diabetes melitus ada 3 golongan yaitu : sayuran golongan A, sayuran golongan B dan sayuran golongan C.

(6)

6 Berdasarkan penelitian diketahui

jenis buah yang paling banyak dikonsumsi adalah buah jeruk yaitu (41,7%) dengan frekuensi makan 1-2x sebulan.

Menurut Rafanani (2013) jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Kecepatan suatu makanan dalam menaikkan kadar gula darah disebut juga indeks glikemik. Makanan Indeks glikemik tinggi harusnya dihindari seperti sumber karbohidrat sederhana, gula, madu,sirup, roti, mie dan lain-lain. Makanan yang berindeks glikemik lebih rendah adalah makanan yang harus dikonsumsi dan kaya dengan serat, contohnya sayuran dan buah – buahan.

Jumlah Makanan

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes melitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat 10-15 % dari protein 20-25 % dari lemak.

Pada tabel 5,6, dan 7 bawah ini dapat dilihat distribusi berdasarkan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak yang dikonsumsi penderita diabetes melitus :

Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Asupan Energi yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus dikonsumsi penderita diabetes melitus yang lebih dominan adalah tidak sesuai yaitu kurang dari diet yang dianjurkan 16

orang (26,7%) dan lebih dari yang dianjurkan 22 orang (36,7%).

Pengaturan pola makan merupakan pilar utama pengendalian diabetes melitus. Namun penderita diabetes melitus sering mendapat berbagai informasi tentang makanan diabetes melitus dari berbagai sumber yang tidak selalu benar. Informasi yang kurang tepat sering kali merugikan penderita diabetes itu sendiri, antara lain tidak dapat lagi menikmati makanan kesukaan mereka. Sebenarnaya anjuran makan pada penderita diabetes melitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya, yaitu makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing – masing.

Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Asupan Zat Gizi Karbohidrat yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus

Dari tabel di atas terlihat bahwa asupan zat gizi karbohidrat lebih dominan tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan yaitu dengan kategori kurang dari yang dianjurkan 29 orang (48,4%) dan lebih dari yang dianjurkan 12 orang (20,0%).

Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari – hari, terdiri atas tepung- tepungan dan gula. Penderita diabetes melitus dianjurkan mengkonsumsi padi – padian, sereal, buah dan sayuran karena mengandung serat tinggi, juga vitamin dan mineral

(7)

7 Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Asupan

Zat Gizi Protein yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa asupan zat gizi protein yang lebih dominan adalah tidak sesuai yaitu kurang dari diet yang dianjurkan 17 orang (28,3%) dan lebih dari diet yang dianjurkan 24 orang (40,0%).

Protein adalah zat gizi yang penting untuk pertumbuhan dan pengganti jaringan yang rusak. Oleh karena itu perlu makan protein setiap hari. Sumber protein banyak terdapat dalam ikan, ayam, daging, tahu, tempe dan kacang – kacangan.

Tabel 8. Distribusi Berdasarkan Asupan Zat Gizi Lemak yang Dikonsumsi

Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan tabel di atas dapat dari yang dianjurkan.

Lemak adalah sumber tenaga, bagi penderita diabetes melitus makan jangan

terlalu banyak digoreng, sebaiknya lebih banyak dimasak menggunakan sedikit minyak seperti dipanggang, dikukus, dibuat sup, direbus atau dibakar. Batasi konsumsi makanan tinggi kolesterol seperti otak, jerohan dan lain – lain.

Jadwal Makan

Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, dapat menimbulkan komplikasi diabetes melitus.

Di bawah ini dapat dilihat distribusi berdasarkan jadwal makan yang dilaksanakan penderita diabetes melitus yaitu :

Tabel 9. Distribusi Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus bahwa jadwal makan yang dominan berada pada kategori kurang baik yaitu 45 orang (75,0%) lebih dari 3 jam atau lebih dari waktu yang dianjurkan.

Penderita diabetes mellitus biasanya mempunyai kecenderungan perubahan kadar gula darah yang drastis. Sehabis makan, kadar gula akan tinggi dan beberapa lama tidak mendapat asupan makanan, maka kadar gula darah akan rendah sekali. Makan tepat waktu dan makan harus teratur untuk mencegah terjadi rendahnya kadar gula darah (hipoglikemi) dan tingginya kadar gula darah (hiperglikemi) (Rafanani, 2013).

KESIMPULAN

(8)

8 penatalaksanaan diet secara umum yaitu

mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal.

Susunan bahan makanan yang dikonsumsi penderita diabetes melitus belum lengkap yaitu hanya nasi + lauk pauk + sayur sebesar 43,3%

Jenis bahan makanan penderita diabetes mellitus masih memberikan efek untuk kenaikan kadar glukosa darah, Jenis bahan makanannya yaitu ; dari sumber energi adalah nasi dengan frekuensi makan 1-3x sehari, dari sayuran adalah sayuran golongan A (lobak) dengan frekuensi makan 1-2xsebulan, sayuran golongan B (labu siam, brokoli, genjer, kacang panjang, rebung, jagung muda dan pepaya muda) juga pada frekuensi makan 1-2x sebulan dan sayuran golongan C (nangka muda) pada frekuensi makan 4-6x seminggu dan jenis bahan makanan buah adalah jeruk dengan frekuensi 1-2x sebulan.

Jumlah asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak umumnya lebih banyak dari standar diet yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus.

Jadwal makan penderita diabetes melitus pada umumnya tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan atau sebagian besar melaksanakan jadwal makan lebih dari 3 jam.

Saran

Kepada pihak Puskesmas untuk melaksanakan Konseling gizi ataupun perkumpulan - perkumpulan bagi penderita dibetes melitus untuk membicarakan tentang segala vitamin atau nutrisi dalam melaksanakan diet ataupun pengaturan pola makan.

Bagi penderita diabetes melitus agar mengikuti konseling gizi agar mendapat informasi, penjelasan ataupun penyuluhan mengenai penyakitnya sehingga lebih disiplin terutama dalam memperhatikan jadwal makan serta untuk mempertahankan kadar glukosa kadar glukosa darah dalam batas normal.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet. Penerbit PT . Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Barus , N. 2009, Perilaku Diet Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Medan Baru Medical Center Tahun 2009. Skripsi FKM - USU Medan.

Handayono, 2010. Terapi Diet dan Nutrisi, Penerbit Hipokrates, Jakarta

Hartini, S. 2009. Diabetes Siapa Takut. Penerbit Qanita. Bandung. Isgianto, 2009. Tekhnik Pengambilan

Sampel. Penerbit Buku Kesehatan. Jogjakarta.

Tandra. 2008. Terapi Jus Untuk Penderita Diabetes. Penerbit Cable book. Klaten

Moehyi, 1995. Pengaturan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan Penyakit, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Notoatmodjo, 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Pranadji, 2002. Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes

Melitus. Penerbit Swadaya. Jakarta

Rafanani, B. 2013. Buku Pintar Pola Makan Sehat Dan Cerdas Bagi Penderita Diabetes. Penerbit Araska. Yogyakarta

(9)

Gambar

Tabel.1. Distribusi Berdasarkan
Tabel 4. Distribusi Berdasarkan
Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Asupan
Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Asupan

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

Program ini ditujukan agar praktikan bisa mengetahui hasil belaajr dari siswa. Dalam pembuatannya disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan. Selanjutnya hasil soal

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian suplemen multivitamin dengan status gizi balita usia 1-5 tahun di posyandu Pala VII Notoprajan

Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan dan peran yang lebih besar kepada orang asli Papua dalam pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan di

hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang konkrit atau. dalam pasal-pasal, asas hukum Lex superiori derogat

Dengan adanya sistem informasi penjadwalan ini diharapkan dapat membantu menyusun jadwal mata pelajaran sehingga proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan dengan baik..

Hasil penelitian ini dukungan keluarga masuk dalam kategori baik, mungkin karena dukungan keluarga yang paling banyak diterima oleh lansia Desa Ciwaru melibatkan

Alasan digunakannya variabel profitabilitas, yaitu karena profitabilitas diperkirakan berpengaruh terhadap kebijakan hutang suatu perusahaan, dimana ketika suatu