1
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, hal ini tercantum dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (20). Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya metode ilmiah (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah (working scientifically), nilai dan sikap ilmiah (scientific attitudes) (Depdiknas, 2006). Menurut Folwer (Trianto, 2014:136) “IPA adalah pengetahuan yang sistematis yang dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi“.
dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai umtuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method). Menurut Iskandar (1997: 16) beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu, IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, bagian kebudayaan bangsa, melatih anak berfikir kritis, dan mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 tanggal 7 September 2016 dalam pembelajaran IPA telah berjalan dengan baik namun belum memenuhi karakteristik IPA. Terlihat pada rasa keingintahuan siswa yang masih kurang dan siswa belum mengaplikasikan pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari, contohnya masih terlihat siswa membuang sampah tidak pada tempatnya. Siswa belum terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta masih banyak siswa yang kurang memerhatikan guru. Guru sudah berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memanfaatkan perpustakaan, dan membuat RPP yang baik, namun karena keterbatasan teknologi membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran IPA sehingga hasil belajar juga belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Guru ingin meningkatkan hasil belajar IPA agar semua siswa dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) serta siswa dapat mengaplikasikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
1.2.Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, terdapat beberapa permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran. Permasalahan pembelajaran tersebut antara lain siswa belum terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta masih banyak siswa yang kurang memerhatikan guru. Guru sudah berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memanfaatkan perpustakaan, dan membuat RPP yang baik, namun karena keterbatasan teknologi membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran IPA. Di sisi lain siswa belum mampu mengaplikasikan pembelajaran IPA di dalam kehidupan sehari-hari.
Dari permasalahan yang telah terjadi, perlu adanya upaya tindak lanjut untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA di SD Negeri Kalicacing 02. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran IPA. Pembelajaran yang kontekstual dapat dicapai melalui pendekatan pembelajaran yang mengacu pada pengaplikasian materi di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual menuntut siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Salah satu pendekatan yang dapat menjawab permasalahan diatas adalah pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
Upaya diatasdidukung dengan penelitian yang dilakukan Heru Santoso yang memperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan SETS meningkatkan aktivitas belajar kelas IV SD Negeri 03 Kalieuluh Kebakkrabat, dapat dilihat dari besarnya peningkatan rata-rata pada semua indikator siswa sbesar 33,75%. Dan penelitian yang dilakukan oleh Heru Santoso memperoleh kesimpulan bahwa pendekata SETS berpengaruh terhadap aktivitas belajar.
masyarakat. Menurut Anna Poedjiadi (2010:115) dari beberapa istilah yang telah dikemukakan oleh para pendidik atau praktisi pendidik yakni Science Technology Society yang diterjemahkan dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM atau SATEMAS atau ITM), Science Environment Technology (SET) dan Science Environment Technology Society (SETS) yang disingkat dengan salingtengmas yang intinya sebenarnya sama saja. Amalia Sapriati (2014:2.9) menyatakan pendekatan salingtengmas merupakan cara pandang bahwa siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui interaksi pribadi antara pengalaman dan skemata siswa yang tepat. Pendekatan SETS bertujuan untuk membantu siswa dalam mengaplikasikan ilmu alam dengan lingkungan sekitar serta masyarakat, dan membantu siswa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perlu adanya perbaikan pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul “PenerapanPembelajaran Kontekstual Melalui Pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Tahun Pelajaran 2016/2017”.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 semester I tahun pelajaran 2016/2017?
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian tindakan kelas bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Semester I.
2. Untuk mengetahui apakah peningkatan aktivitas belajar dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing Semester I.
1.5.Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini, manfaat tersebut dapat berupa manfaat teoritis, dan manfaat praktis. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Teoritis
b. Praktis 1. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS). 2. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan, ketrampilan, serta pengalaman tentang penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS). 3. Sekolah