• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STRUKTUR DAN

FUNGSI

TUMBUHAN

UNTUK GURU

SD

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)

(3)

STRUKTUR DAN FUNGSI

TUMBUHAN

UNTUK GURU

SD

Penulis

Drs. Wanwan Setiawan, M.M

Penelaah

Drs. M. Sohib, M.Sc.Ed

Drs. M. Syarif, M.Si

Desainer Grafis

Irman Yusron, S.Sos., Agus Maulani, A.Md., Dani Suhadi, S.Sos.

Penata Letak/Setter

Rini Nuraeni, M.Si

Diterbitkan oleh

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)

untuk Program BERMUTU

Tahun Cetak

(4)

KATA SAMBUTAN

Program BERMUTU (Better Education through Reform Management and Universal Teacher Upgrading) merupakan upaya sistematis dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai institusi, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini, tidak terhenti sampai dengan kabupaten, tetapi memberdayakan forum asosiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada unit terkecil, yaitu KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

Pemberdayaan secara optimal forum KKG dan MGMP, memerlukan berbagai dukungan dari kita semua, baik dalam hal fasilitasi pada tingkat kebijakan maupun dukungan pada tataran bahan analisis riil kasus, yaitu Modul Suplemen BBM (Bahan Belajar Mandiri). PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan), sebagai salah satu institusi yang berperan dalam pengembangan bahan belajar sesuai dengan bidang studinya telah menghasilkan modul suplemen BBM. Suplemen BBM yang dikembangkan ini, meliputi suplemen BBM: Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa (Indonesia dan Inggris), Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun PPPPTK yang terlibat dalam pengembangan modul suplemen BBM yaitu PPPPTK IPA, PPPPTK Matematika, PPPPTK IPS dan PKn, dan PPPPTK Bahasa.

Modul suplemen BBM yang dikembangkan merupakan suplemen dari bahan belajar dalam forum KKG dan MGMP yang dilaksanaakan dalam kurun waktu 16 kali pertemuan (minggu), sesuai dengan program BERMUTU. Program 16 kali pertemuan ini diharapkan dapat membawa dampak dalam hal peningkatan kompetensi berkelanjutan (CPD: Continuous Professional Development), dan diharapkan dapat memperoleh pengakuan angka kredit (RPL: Recognition of Prior Learning). Dalam pengembangannya, modul ini disusun oleh Widyaiswara PPPPTK sebagai unsur NCT (National Core Team), yang melibatkan unsur Dosen LPTK, WI LPMP, dan Guru Pemandu untuk meninjau secara komprehensif. Dosen LPTK meninjau modul, antara lain berdasarkan kesesuaian dengan struktur keilmuan dan kesesuaian dengan mata kuliah tertentu di LPTK. Guru Pemandu (SD dan SMP) mengkaji modul antara lain, berdasarkan keterpakaian di KKG dan MGMP dan keterbacaan bagi guru serta kesesuaian dengan masalah yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas profesi. Aspek strategi pembahasan modul ini juga digunakan sebagai dasar untuk menganalisis keterlaksanaan pembahasan modul agar tinggi tingkat keterlaksanaannya dan dapat terpakai secara signifikan oleh guru dalam pembelajaran.

Jakarta, medio September 2009 Dirjen PMPTK

Dr. H. Baedhowi

(5)

KATA PENGANTAR

Modul Suplemen BBM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikembangkan

oleh PPPPTK IPA. Modul ini ditinjau juga oleh dosen LPTK, Widyaiswara LPMP, dan

Guru Pemandu (SD dan SMP). Jumlah modul yang dikembangkan berjumlah 20 buku

terdiri atas Sembilan modul untuk kegiatan di KKG dan 10 untuk kegiatan MGMP serta

satu panduan sistem pelatihan.

Modul untuk guru SD meliputi: Pengembangan Perangkat Pembelajaran; Penilaian

Hasil Belajar; Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan; Model Pembelajaran

Terpadu; Hakikat IPA dan Pendidikan IPA; Struktur dan Fungsi Tumbuhan; Benda,

Sifat dan Kegunaannya; Energi dan Perubahannya; Bumi dan Alam Semesta.

Modul untuk guru SMP meliputi: Pengembangan Perangkat Pembelajaran; Penilaian

Hasil Belajar; Model Pembelajaran Langsung dan Kooperatif; Hakikat IPA dan

Pendidikan IPA; Materi dan Sifatnya; Kegunaan Bahan Kimia dalam Kehidupan; Energi

dan Perubahannya; Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan; Sistem Tata Surya; dan

Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Panduan sistem pelatihan, diharapkan dapat sebagai pedoman bagi penyelenggara

yaitu LPMP, Dinas Pendidikan, PCT, DCT, dan Guru Pemandu mengelola pelatihan

dalam program BERMUTU. Dengan demikian pelaksanaan penyelenggaraan

peningkatan kompetensi guru sesuai dengan standar dan memperoleh pencapaian

sesuai dengan yang diharapkan.

Bandung, medio September 2009 Kepala PPPPTK IPA,

(6)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Deskripsi Singkat 1

C. Tujuan 4

D. Program Penyajian 4

BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN 9

A. Tubuh Tumbuhan 9

1. Sistem tunas dan sistem akar 10

2. Sistem tunas 18

3. Sistem akar 23

4. Tumbuhan berkayu 27

B. Nutrisi dan sistem pengangkutan pada tumbuhan 31

1. Kebutuhan nutrisi 31

2. Pengendalian penyerapan nutrisi 37

3. Pengangkutan dan konservasi air 39

4. Penyimpanan dan pengangkutan bentuk-bentuk senyawa organik 44

C. Adaptasi batang, daun, dan akar pada tumbuhan 49

D. Reproduksi pada tumbuhan 52

1. Model-model reproduksi 53

2. Pembentukan gamet pada bunga 55

3. Mikrospora menuju serbuk sari 57

4. Megaspora menuju telur 58

5. Penyerbukan dan pembuahan 59

6. Pembentukan biji dan buah 63

E. Aplikasi dalam Pembelajaran 66

BAB III RANGKUMAN 69

BAB IV EVALUASI 73

DAFTAR PUSTAKA 79

(7)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Skema Tubuh Tumbuhan 10

Gambar 2.2. Potongan melintang batang tumbuhan Angiospermae 11

Gambar 2.3. Contoh Jaringan Dasar. Penampang melintang batang bunga

matahari. 12

Gambar 2.4. Sklereid daging buah pir 13

Gambar 2.5. Contoh sel-sel pada xylem dan floem tersusun dalam suatu ikatan

berada pada jaringan dasar suatu batang. 14

Gambar 2.6. Tipe-tipe sel utama pada xilem yang mengalirkan air dan

garam-garam mineral terlarut. 15

Gambar 2.7. (a) Penampang melintang batang jagung, menunjukkan bagian epidermis

(b) Permukaan epidermis daun jagung 16

Gambar 2.8. Perkiraan lokasi meristem primer (kuning) dan meristem lateral (merah) pada tumbuhan yang memperlihatkan pertumbuhan primer

dan pertumbuhan sekunder. 17

Gambar 2.9. Struktur batang jagung; tumbuhan monokotil 18

Gambar 2.10. Struktur batang alfalfa; tumbuhan dikotil 19

Gambar 2.11. (a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan koleus

(b) dan (c) mikrograf skaning elektron ujung tunas tumbuhan yang

sama 19

Gambar 2.12. a. sketsa susunan kuncup pada cabang pohon walnut berumur 3

tahun. b-d. Pembentukan daun pada pohon dogwood 20

Gambar 2.13. Bentuk umum daun tumbuhan dikotil (kiri) dan daun tumbuhan monokotil (kanan). Gambar atas memperlihatkan contoh beberapa

daun tunggal dan daun majemuk. 21

Gambar 2.14. Tulang daun; Jalinan anak tulang daun tersebar di jaringan

fotosintetik 22

Gambar 2.15. struktur internal daun; menunjukkan sel-sel daun yang berbeda. 22

Gambar 2.16. Sistem akar tunggang; b. Sistem akar serabut 23

(8)

Gambar 2.18. Penampang melintang akar jagung; Pembagian jaringan dasar: empulur dan korteks.

25

Gambar 2.19. Penampang melintang akar muda 26

Gambar 2.20. Plasmodesmata, suatu saluran yang melintasi dinding sel. 26

Gambar 2.21. Pembentukan akar lateral 27

Gambar 2.22. Struktur batang tumbuhan berkayu, memperlihatkan pertumbuhan

sekunder 28

Gambar 2.23. Hubungan antara kambium vaskuler dan sel-sel turunannya (xilem

sekunder dan floem sekunder). 29

Gambar 2.24. Pertumbuhan sekunder pada akar dikotil (penampang melintang). 29

Gambar 2.25. Lokasi kambium vaskuler pada batang tua memperlihatkan

pertumbuhan sekunder 30

Gambar 2.26. Lapisan pertumbuhan tahunan atau lingkar tahunan batang pinus (kiri). Gambaran mikrograf pola pertumbuhan tahunan tumbuhan

dikotil: Querecus rubra (kanan). 30

Gambar 2.27. Pengambilan makanan pada bintil akar tumbuhan kacang-kacangan 35

Gambar 2.28. Rambut akar 36

Gambar 2.29. Lokasi dan fungsi pita kaspari dalam akar. 38

Gambar 2.30. Proses saling keterkaitan yang mempengaruhi pertumbuhan

tumbuhan. 38

Gambar 2.31. Teori tegangan kohesi pengangkutan air 40

Gambar 2.32. Penjelasan akumulasi kalium pada sel penutup stomata yang

membesar. 42

Gambar 2.33. Tetesan madu dari ujung ekor kutu daun yang memakan gula yang

diambil dari floem tumbuhan. 45

Gambar 2.34. Penampang membujur irisan sel utama pada floem. 45

Gambar 2.35. Tahapan pemindahan nutrisi 48

Gambar 2.36. Siklus hidup tumbuhan berbunga pada umumnya. 54

Gambar 2.37. Susunan bagian-bagian bunga dengan putik tunggal. 55

Gambar 2.38. Tempat beberapa bagian bunga mawar. 56

Gambar 2.39. Skaning mikrograf serbuk sari a. ros, b. rumput, c. jenis lain dari

serbuk sari. 57

Gambar 2.40. Tahap perkembangan gametofit jantan. 58

Gambar 2.41. Beberapa tahap perkembangan tumbuhan dikotil 62

Gambar 2.42. Irisan membujur biji jagung 64

Gambar 2.43. Berbagai jenis buah; a. Nanas, buah majemuk, b. Mahoni, buah

(9)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Elemen Esensial Tumbuhan Darat 10

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran pengembangan Program BERMUTU adalah untuk mendukung upaya

peningkatan kualitas dan kinerja guru melalui peningkatan penguasaan materi

pembelajaran dan keterampilan mengajar di kelas. Untuk mendukung tercapainya

sasaran pengembangan program tersebut, khususnya dalam hal peningkatan

penguasan materi pembelajaran, PPPPTK mengembangkan modul-modul/bahan

diklat yang akan digunakan dalam kegiatan di KKG dan MGMP.

Seperti diketahui, guru-guru SD yang ada saat ini memiliki latar belakang

pendidikan yang bervariasi, tidak spesifik dengan latar belakang mata pelajaran

tertentu seperti halnya pada guru sekolah lanjutan. Dalam hal ini, tidak banyak

guru SD yang memiliki latar belakang pendidikan IPA secara khusus. Selain itu,

ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu terus berkembang. Demikian

pula halnya di bidang ilmu pengetahuan alam. Kemajuan ini tentunya perlu diikuti

oleh semua guru sehingga ilmu pengetahuan yang disampaikan kepada peserta

didik selalu mengikuti perkembangan. Berdasarkan hal tersebut di atas,

diharapkan modul ini dapat membantu memecahkan masalah tersebut.

B. Deskripsi Singkat

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Permendiknas No 22 Th 2006

tentang Standar Isi Mata pelajaran IPA SD) meliputi empat aspek (1) Makhluk

hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya

dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) Benda/materi, sifat-sifat dan

kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas; (3) Energi dan perubahannya meliputi:

gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; dan (4) Bumi

dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit

lainnya.

Modul ini (Struktur dan Fungsi Tumbuhan) disusun sebagai bahan

(11)

sewaktu membahas salah satu dari aspek “Makhluk hidup dan proses kehidupan” yaitu tentang tumbuhan. Materi tumbuhan yang harus dikuasai siswa sesuai

tuntutan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk kelas tinggi

tersebar mulai di kelas 4 (struktur akar, batang, daun, dan bunga); kelas 5 (cara

tumbuhan hijau membuat makanan, ketergantungan manusia dan hewan pada

tumbuhan, dan penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungannya); kelas 6

(ciri-ciri khusus yang dimiliki tumbuhan, dan perkembangbiakkan tumbuhan). Namun

demikian lingkup materi yang dibahas dalam modul ini tidak seluruhnya dapat

memberikan pencerahan sesuai dengan tuntutan SK dan KD di atas, karena salah

satu materi IPA di kelas 5 (cara tumbuhan hijau membuat makanan) tidak

termasuk dalam lingkup struktur dan fungsi tumbuhan melainkan termasuk dalam

lingkup fisiologi tumbuhan.

Secara garis besar materi yang dibahas adalah sebagai berikut.

Pembahasan diawali dengan memperkenalkan tubuh tumbuhan berdasarkan

morfologi (bentuk tubuh) dan anatomi (struktur internal) tumbuhan berbunga atau

angiospermae. Tubuh tumbuhan dibedakan dalam dua sistem utama yaitu: (1)

sistem akar (root system), yaitu bagian tumbuhan yang biasanya ada di dalam

tanah, seperti akar, umbi, dan rizoma; (2) sistem tunas (shoot system). Sistem

tunas adalah bagian tumbuhan yang biasanya berada di atas tanah, termasuk

organ-organ seperti daun, tunas, batang, bunga, dan buah. Dalam sistem tunas

dan sistem akar pada tumbuhan muda memiliki tiga jaringan utama yaitu: (1)

jaringan dasar (ground tissue), (2) jaringan pembuluh, tersebar di dalam jaringan

dasar, dan (3) jaringan dermal. Masing-masing jaringan sambung menyambung di

seluruh tubuh tumbuhan.

Tumbuhan tumbuh pada bagian ujung-ujungnya yaitu pada ujung akar dan

ujung tunas. Pada setiap bagian ujung itu terdapati daerah yang ditempati oleh

sel-sel yang tidak berdiferensiasi (meristem apikal). Sel-sel ini membelah dengan

cepat, memanjang, dan berkembang menjadi sel-sel khusus yaitu jaringan dermal,

jaringan dasar, dan jaringan vaskular. Pertumbuhan pada ujung-ujung akar dan

tunas itu menghasilkan jaringan primer dalam tubuh tumbuhan.

Banyak tumbuhan yang memperlihatkan pertumbuhan sekunder, yang

meningkatkan diameter akar dan batang tumbuhan. Tubuh sekunder tumbuhan

terdiri atas jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder yaitu:

kambium pembuluh yang menghasilkan xilem sekunder (kayu) floem, serta

(12)

menggantikan epidermis pada batang dan akar. Pertumbuhan sekunder akan

menghasilkan suatu jaringan yang biasa kita sebut dengan istilah kayu.

Selanjutnya adalah pembahasan mengenai nutrisi tumbuhan serta

pengangkutannya. Banyak aspek dari struktur dan fungsi tumbuhan yang secara

adaptif merespon terhadap suatu keadaan kekurangan air, mineral, dan sumber

lingkungan lainnya.

Daun memiliki suatu pintu lintasan (stomata) yang terbentang pada

epidermis. Kebanyakan tumbuhan memelihara air dengan menutup stomata pada

malam hari. Tumbuhan akan kehilangan air pada siang hari, ketika stomata tetap

terbuka sehingga karbondioksida dapat masuk dan berpindah ke dalam daun

(yang digunakan dalam proses fotosisntesis).

Tumbuhan memiliki mekanisme khusus untuk pengangkutan air. Air tertarik “mendaki” dari akar menuju bagian tumbuhan yang bersifat aerial. Air berpindah melalui xilem sebagai hasil penguapan dari bagian-bagian tumbuhan (transpirasi).

Pengangkutan sukrosa dan senyawa organik lainnya pada tumbuhan dilakukan

dengan suatu mekanisme khusus yang disebut translokasi. Pengangkutan terjadi

di dalam suatu sistem tabung penyaring saling berhubungan yang meluas

sepanjang tumbuhan. Translokasi terjadi karena perbedaan tekanan turgor dalam

tabung penyaring dimana senyawa-senyawa dimasukkan ke dalam sistem dan

dikeluarkan dari sistem.

Bahasan mengenai reproduksi pada tumbuhan menyangkut reproduksi

seksual dan reproduksi aseksual. Pada tumbuhan berbunga, reproduksi seksual

membutuhkan produksi spora seperti halnya gamet. Spora dibentuk dalam suatu

struktur reproduksi khusus disebut bunga. Pada banyak spesies, bunga bekerja

sama dengan serangga, burung, dan hewan lainnya yang membantu dalam

polinasi dan penyebaran benih.

Struktur bunga jantan memproduksi mikrospora haploid yang berkembang

menjadi gametofit jantan yang belum dewasa (butir serbuk sari). Sperma dibentuk

di dalam butir serbuk sari. Struktur bunga betina memproduksi megaspora haploid

yang berkembang menjadi gametofit betina. Telur dibentuk di dalam gametofit

betina. Butir serbuk sari dilepaskan dari tumbuhan induk dan beradaptasi dalam

rangka perjalanannya menuju telur. Gametofit betina yang tersisa tetap melekat

pada tumbuhan induk dan terpelihara oleh tumbuhan induk tersebut. Melalui

(13)

terdiri dari sebuah sporofit embrio dan jaringan-jaringan yang memiliki fungsi

nutrisi, proteksi, dan penyebaran.

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan bergantung pada pengaruh

beberapa hormon berbeda. Hormon tersebut diproduksi oleh sel-sel pada

bagian-bagian tertentu dalam tumbuhan, yang seringkali diangkut menuju sel-sel pada

bagian tumbuhan lainnya dimana hormon tersebut memicu perubahan dalam

aktifitas metabolisme. Perubahan metabolik tersebut memiliki dampak yang

mudah diprediksi, contohnya ketika perubahan metabolik tersebut dapat

mempengaruhi batang untuk memanjang.

Selanjutnya, modul ini juga dilengkapi dengan aplikasi dalam

pembelajaran, berupa saran-saran tentang strategi pembelajaran siswa di kelas.

C. Tujuan

Setelah mempelajari uraian materi dalam modul ini, diharapkan Anda dapat:

1. mendeskripsikan sistem utama tubuh tumbuhan;

2. menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi pada tiga jaringan utama

tumbuhan (jaringan dasar, jaringan pembuluh, dan jaringan dermal);

3. menjelaskan mekanisme pertumbuhan sekunder pada tumbuhan berkayu;

4. mendeskripsikan mekanisme pengambilan air dan nutrisi pada tumbuhan;

5. mendeskripsikan mekanisme pengangkutan zat-zat organik di dalam tubuh

tumbuhan;

6. menjelaskan mekanisme perkembangbiakan pada tumbuhan;

7. menyusun rencana pembelajaran yang terkait dengan materi struktur dan

fungsi tumbuhan.

D. Program Penyajian

Modul ini dapat digunakan sebagai pendukung Bahan Belajar Mandiri mata

pelajaran IPA di SD kelas tinggi terkait dengan topik Perencanaan Tindakan.

Bahwa pada topik perencanaan tindakan itu guru peserta di KKG diminta

membuat RPP untuk topik-topik terpilih sesuai permasalahan yang ditemukan.

Sebelum menentukan indikator pembelajaran guru harus menentukan kedalaman

dan keluasan konsep-konsep yang harus dikuasai siswa. Modul pengayaan materi

(14)

No. Kelas/

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. IV/1 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya

2.1. Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya

2.2. Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya

2.3. Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya

2.4. Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya

2. VI/1 1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya

1.2 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki tumbuhan (kaktus, tumbuhan pemakan serangga) dengan lingkungan hidupnya

3. 2. Memahami cara perkembangbiakkan makhluk hidup

2.3. Mengidentifikasi cara

perkembangbiakkan tumbuhan dan hewan

Jika materi ini menjadi pilihan yang dibahas di KKG maka alternatif

penyajiannya disarankan antara minimal 8 jam pelajaran @ 45 menit. Metode

(15)

Alur Kegiatan

Kegiatan 1 : 10 menit

Penjelasan umum:

Topik yang akan dipelajari, tujuan, kegiatan belajar yang akan dilakukan guru peserta diskusi, dan produk kegiatan belajar yang diharapkan dari kegiatan belajar.

Kegiatan 2: 25 menit

Curah pendapat

Diskusi dan tanya jawab tentang kesulitan serta solusinya dalam melaksanakan pembelajaran materi:

 struktur bagian tumbuhan

 hubungan antara ciri-ciri tumbuhan dengan lingkungannya

 perkembangbiakan tumbuhan

Kegiatan 3: 145 menit

Pengkajian modul:

Kerja kelompok

 Membuat rangkum-an materi yrangkum-ang ada pada modul

 Menjawab

pertanyaan-pertanya-an ypertanyaan-pertanya-ang ada pada modul

Pleno

laporan hasil kerja kelompok

Kegiatan 4: 135 menit

Kegiatan praktikum:

Kerja kelompok

 Melakukan pengamatan langsung terhadap jaringan tumbuhan melalui mikroskop

 Membandingkan antara hasil pengamatan dan diagram jaringan tumbuhan

Pleno

Laporan hasil kerja keompok Kegiatan 5: 45 menit

Penutup

Penjelasan tugas mandiri : Menyusun rencana pembelajaran

(16)

Penjelasan Alur Kegiatan

Kegiatan 1: Penjelasan Umum (10 menit)

Awal pertemuan, guru pemandu menginformasikan topik yang akan

dipelajari, tujuan, kegiatan belajar yang akan dilakukan guru peserta

diskusi, dan produk kegiatan belajar yang diharapkan dari kegiatan

belajar sebagai kelengkapan portofolio. Hubungan antara materi modul

dengan materi IPA SD sesuai dengan standar isi dapat dilihat pada Tabel 2.3 Materi IPA SD yang Berhubungan dengan Modul “Struktur dan Fungsi Tumbuhan”.

Kegiatan 2: Curah Pendapat (25 menit)

Diskusi dan tanya jawab tentang kesulitan serta solusinya dalam

melaksanakan pembelajaran materi:

 struktur bagian tumbuhan

 hubungan antara ciri-ciri tumbuhan dengan lingkungannya

 perkembangbiakan tumbuhan

Dijaring juga kesulitan guru tersebut apakah masalah yang berkaitan

dengan keluasan dan kedalaman materi, model pembelajaran, media,

ataukah evaluasinya.

Kegiatan 3: Pengkajian modul (145 menit)

Kerja kelompok:

Peserta dibagi dalam tiga kelompok besar, masing masing kelompok

mengkaji satu topik dalam modul yaitu :

 Tubuh tumbuhan

 Nutrisi dan system pengangkutan pada tumbuhan

 Reproduksi pada tumbuhan

Rangkuman materi yang ada pada modul: dapat berupa peta konsep

bagan konsep, mind map, atau bentuk lain yang sesuai dengan

kemampuan peserta.

Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada modul didiskusikan.

(17)

Kegiatan 4: Kegiatan praktikum ( 135 menit)

Kerja kelompok

Peserta melakukan kegiatan praktik tentang: Struktur tumbuhan dan

Reproduksi pada tumbuhan (Lembar kegiatan terlampir.)

Hasil praktik dilaporkan dan didiskusikan.

Kegiatan 5: Penutup (45 menit)

Penjelasan tugas mandiri : Peserta diminta menyusun rencana

pembelajaran yang terkait dengan modul yaitu

 struktur bagian tumbuhan

 hubungan antara ciri-ciri tumbuhan dengan lingkungannya

 perkembangbiakan tumbuhan

(18)

BAB II

STRUKTUR DAN FUNGSI

TUMBUHAN

A. Tubuh Tumbuhan

Di bumi ini terdapat lebih dari 275.000 jenis tumbuhan, dan tidak satupun jenis

tumbuhan yang dapat digunakan sebagai contoh khusus yang dapat mewakili

tubuh tumbuhan secara keseluruhan. Namun demikian, tumbuhan yang paling

dikenal secara luas adalah Angiospermae dan Gimnospermae.

Angiospermae adalah tumbuhan berbunga, seperti bakung, pohon

mangga, dan jagung, disamping menghasilkan bunga, yang merupakan struktur

reproduksi juga menghasilkan biji yang ditutupi rapat dengan lapisan jaringan

pelindung. Biji itu dihasilkan di dalam suatu ruangan terlindungi yang disebut

ovarium (indung telur). Sedangkan Gimnospermae, contohnya pohon cemara dan

pinus, tumbuhan ini menghasilkan biji terbuka terletak pada permukaan struktur

reproduksi (tidak terbungkus dalam suatu ruangan khusus).

Angiospermae merupakan kelompok terbesar dari tumbuhan berpembuluh,

sehingga dalam modul ini tumbuhan tersebut akan dijadikan fokus pembahasan.

Anatomi dasar tumbuhan menunjukkan sejarah evolusinya sebagai makhluk hidup

yang hidup di darat. Suatu tumbuhan darat harus menempati dua lingkungan yang

berbeda yaitu tanah dan udara, pada waktu bersamaan harus mengambil sumber

daya dari kedua lingkungan itu. Tanah menyediakan air dan mineral, udara

merupakan sumber utama CO2, cahaya tidak bisa menembus jauh ke dalam

tanah. Solusi evolusioner terhadap pemisahan sumber daya ini adalah diferensiasi

tubuh tumbuhan menjadi dua sistem utama yaitu sistem akar (root system) yang

biasanya berada di bawah permukaan tanah dan sistem tunas (shoot system)

bagian tumbuhan yang biasanya berada di atas tanah, termasuk organ-organ

(19)

1. Sistem Tunas dan Sistem Akar

Ciri khas tumbuhan berbunga adalah memiliki perkembangan sistem tunas dan

sistem akar yang baik. Pada Gambar 2.1 di bawah ini, terlihat bahwa kedua sistem

itu terdapat berkas pembuluh (jaringan vaskuler), saluran pengangkutan air,

mineral, dan zat organik ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Sistem tunas terdiri

atas batang, daun, dan struktur reproduksi. Batang berperan sebagai kerangka

tumbuhan untuk tumbuh ke atas. Dengan demikian, jaringan fotosintetik pada

daun dapat dikenai cahaya, dan penyerbukan pada bunga dapat terlaksana

dengan baik. Beberapa bagian pada sistem ini berperan sebagai tempat

penyimpanan makanan. Sistem Akar, umumnya tumbuh di bawah permukaan

tanah, berfungsi menyerap air dan mineral terlarut dari tanah. Pada beberapa jenis

tumbuhan, sistem akar merupakan tempat menyimpan makanan, melekatkan dan

menopang tubuh tumbuhan.

Sistem tunas dan sistem akar pada

tumbuhan muda memiliki tiga jaringan

utama yaitu: (1) jaringan dasar (ground

tissue), (2) jaringan pembuluh, tersebar di

dalam jaringan dasar, dan (3) jaringan

dermal, berfungsi sebagai pelindung yang

menutupi bagian luar tubuh tumbuhan.

Masing-masing jaringan sambung

menyambung di seluruh tubuh tumbuhan.

a. Jaringan Dasar

Sistem jaringan dasar merupakan

bagian terbesar penyusun tubuh

tumbuhan muda, menempati ruangan

antara sistem jaringan dermal dan

sistem jaringan pembuluh. Jaringan

dasar terdiri dari tiga jenis yaitu

parenkima, kolenkima, dan sklerenkima.

Ketiganya dibedakan terutama

berdasarkan pada struktur dinding

(20)

Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa semua sel-sel yang baru akan

membentuk suatu dinding sel primer, yang disusun oleh ikatan helaian

selulosa. Selanjutnya, pada bermacam jenis sel tumbuhan terjadi penambahan

selulosa dan bahan lainnya ke dalam dinding primer, membentuk dinding sel

sekunder. Selulosa pada dinding sel itu merupakan polisakarida. Jenis bahan

yang lain pada dinding sel adalah pektin, berupa polisakarida yang

mengandung garam kalsium dan magnesium. Bahan-bahan itu menumpuk

pada lamella tengah, yaitu lapisan yang menghubungkan dinding primer sel

yang satu dengan sel lainnya, dan membantu mengikatkan sel-sel yang

berdekatan.

1) Parenkima

Sebagian besar jaringan dasar tumbuhan terdiri atas sel-sel parenkima. Sel

ini umumnya memiliki dinding sel primer yang tipis dan lunak. Sebagai

contoh, bahan lunak pada tangkai seledri adalah massa sel parenkima. Pada

batang, akar, daun, bunga, dan daging buah sel-sel parenkima membentuk

suatu massa, bersama dengan rongga udara di antara sel-selnya.

Berbagai jenis sel-sel parenkima berperan dalam fotosintesis,

penyimpanan, sekresi, dan peran lainnya. Sel-sel parenkima tetap hidup

sampai sel dalam keadaan dewasa, dan siap untuk tahap pembelahan sel.

Jika Anda melihat suatu goresan pada tumbuhan, di tempat tersebut sel-sel

(21)

parenkima sedang bekerja, menyembuhkan luka dan kadangkala melakukan

regenerasi pada bagian tumbuhan yang lepas.

Jaringan parenkima dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging

daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam.

Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang

mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.

2) Kolenkima

Kolenkima merupakan jaringan dasar

yang membantu menguatkan tubuh

tumbuhan. Umumnya sel-sel ini

bentuknya membulat atau silinder,

terletak tepat di bawah jaringan dermal

batang dan tangkai daun. Sebagai

contoh, kolenkima adalah benang atau

tali lunak pada tangkai seledri. Sel-sel

kolenkima tetap hidup hingga sel itu

dewasa. Dinding sel primer menjadi

tebal diisi dengan selulosa dan pektin,

sampai ke bagian sudut selnya. Akibat

interaksi dua senyawa ini membuat

kolenkima begitu liat. Apabila jaringan

ini mengalami suatu tarikan semasa

pertumbuhan, bentuk baru sel-selnya

tetap dipertahankan.

3) Sklerenkima

Bagian tumbuhan dewasa memperoleh

dukungan mekanik dan perlindungan

dari sklerenkima. Pada jaringan dasar

ini, dinding sel sekundernya mengalami

penebalan sehingga menjadi kaku atau

liat.

a. Parenkima

b.Kolenkima

c. Sklerenkima

(22)

Pada umumnya dinding sel sekunder diisi dengan lignin. Lignin mengandung

gula alkohol dengan kandungan yang beragam, bergantung pada jenis

tumbuhannya. Pada proses lignifikasi, senyawa ini mula-mula disimpan pada

sudut-sudut sel, kemudian menyebar ke lamella tengah. Keberadaan lignin

ini menimbulkan tiga efek. Pertama menambatkan selulosa pada dinding sel

sehingga bagian tersebut menjadi kuat dan kaku. Kedua, lignin menjadi

lapisan penutup yang stabil di sekeliling komponen dinding sel lainnya dan

melindungi sel dari kerusakan secara fisik atau kimiawi.

Ketiga, lignin membentuk suatu penghalang anti air di sekeliling

selulosa. Jika terjadi penumpukan lignin, air tidak dapat membuat dinding sel

berair dan tidak dapat melunakkannya. Dalam hal ini, banyak ahli biologi

yang meyakini bahwa tumbuhan berpembuluh muncul manakala sel-sel

tumbuhan mengembangkan kemampuannya untuk lignifikasi.

Sel-sel sklerenkima, dinamakan sklereid dan serabut/serat (fibers),

yang karena berkaitan dengan kemampuannya dalam memberikan kekuatan

dan perlindungan bagian-bagian tumbuhan. Serat tumbuhan berukuran

panjang, bersatu dalam ikatan berbentuk pita sejajar. Serat-serat itu dapat

dibentuk benang halus dan dipilin tanpa peregangan, diolah di pabrik

menjadi tali, kertas dan benang. Susunan sklereid mirip lembaran, berperan

sebagai pembungkus yang kuat melindungi bagian luar biji. Batok kelapa

adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung

serabut dan sklereid. Sklereida juga terdapat menyebar pada daging buah

pir, sehingga tekstur daging buah itu seperti berpasir (Gambar 2.4).

Beberapa selnya berdinding tebal berlignin, ciri dari sklereida.

(23)

Tentu saja, bila setiap sel membungkus dirinya dengan dinding sel

berlignin, pada akhirnya akan membunuh dirinya sendiri. Hal ini terjadi

karena antara sel dengan lingkungannya tidak akan terjadi pertukaran gas,

makanan, dan materi lain. Ketika terjadi lignifikasi pada dinding sel, akan

terbentuk suatu rongga dan lubang lainnya yang berfungsi sebagai saluran

antara sel-sel dengan lingkungan luar. Sebagaimana Anda ketahui, jumlah

dan ukuran bukaan sejenis pori itu, bervariasi bergantung pada peran sel-sel

yang bersangkutan.

b. Jaringan Vaskuler (Jaringan Pengangkut)

Pada tumbuhan berbunga terdapat

dua jenis jaringan vaskuler, yaitu xilem

dan floem. Kedua jenis jaringan ini

disusun oleh sel-sel penghantaran

khusus, serat, dan sel parenkima

dalam satu kelompok membentuk

ikatan khusus.

1) Xilem

Xilem berfungsi mengangkut air dan

material terlarut yang diserap dari

tanah. Disamping ini juga berperan

sebagai pendukung tumbuhan

secara mekanik.

Sel-sel pengangkutan air itu

saling bersambungan atau menyatu

di bagian ujung-ujung selnya,

membentuk pipa kapiler di

sepanjang akar, batang, dan daun.

Unsur utama xilem adalah trakeid dan unsur pembuluh (vessel element).

Kedua jenis sel-sel itu mati pada saat dewasa dan seluruh atau sebagian

dinding selnya mengandung lignin.

Trakeid merupakan sel-sel panjang dengan ujung yang lancip, antara

sel yang satu dengan yang lain saling berhubungan pada ujung-ujungnya.

(24)

Air mengalir dari sel yang satu ke sel yang lain melalui bagian dinding sel

yang tipis disebut ceruk.

Pembuluh xilem sel-selnya lebih pendek, berdinding tebal,

ujung-ujung selnya terbuka, yang satu dengan yang lain bersambungan

membentuk pembuluh, sehingga air dapat mengalir dengan bebas. Sel-sel

pembuluh ini memiliki celah dan lempeng perforasi, masing-masing terbuka

pada ujung-ujung dinding selnya. Pada beberapa sel pembuluh kayu hanya

memiliki satu bukaan yang besar. Pada unsur pembuluh yang lain, terdapat

suatu jeruji mirip tangga terentang menyilang ujung sel yang terbuka, atau

memiliki sekumpulan lempeng perforasi kecil yang melingkar.

Gambar 2.6 di atas, memperlihatkan trakeid dan sel-sel pembuluh,

bentuk-bentuk merupakan bentuk sel utama pada xilem yang

menghantarkan air dan garam mineral terlarut ke seluruh tubuh tumbuhan

berpembuluh.

2) Floem

Floem merupakan jaringan vaskuler yang menyalurkan zat makanan (gula

dan zat terlarut lainnya) hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian

tumbuhan. Pada umumnya floem disusun oleh sel-sel pembuluh tapis, sel

pendamping, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama

floem adalah pembuluh tapis dan parenkima floem. Pembuluh tapis

sel-selnya hidup hingga dewasa. Pada dinding sel-selnya terdapat pori-pori yang

menghubungkan materi sitoplasma antara sel-sel yang berdekatan. Pada

(25)

kebanyakan tumbuhan, sel-sel pendamping membantu pembuluh tapis

mengangkut gula hasil fotosintesis dari daun. Pada tumbuhan lain, sel

pendamping tidak menyalurkan gula namun bertindak sebagai tempat

penyimpanan makanan.

c. Jaringan Dermal

Jaringan dermal berfungsi membatasi hilangnya air dari tumbuhan, menahan

serangan mikroba, dan pada tumbuhan berkayu jaringan ini melindungi, secara

fisik, jaringan yang berada di bagian lebih dalam. Jaringan dermal dapat

dibedakan atas jaringan epidermis dan periderma (jaringan gabus).

Gambar 2.7. (a) Penampang melintang batang jagung, menunjukkan bagian epidermis

(b) Permukaan epidermis daun jagung

1) Epidermis

Biasanya hanya terdiri atas selapis sel, berbentuk pipih dan tersusun rapat.

Merupakan jaringan terluar tumbuhan yang menutupi seluruh tubuh

tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Permukaan dinding luar sel

epidermis dilapisi lilin yang kemudian terbenam dalam suatu senyawa lemak

(kutin). Penutup permukaan luar dinding sel epidermis itu disebut kutikula,

berfungsi menjaga lepasnya air dan menjaga menahan mikroba. Pada

tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan

(26)

2) Periderma

Periderma atau jaringan gabus merupakan pengganti epidermis ketika akar

dan batang tumbuhan diameternya bertambah besar dan berkayu, berfungsi

sebagai lapisan pelindung. Pada tumbuhan, uap air seperti halnya

karbondioksida dan oksigen umumnya bergerak melewati epidermis pada

celah-celah di antara pasangan sel-sel pendamping. Celah di antara

pasangan sel pendamping ini dinamakan stoma (jamak; stomata).

d. Pembentukan Jaringan pada Tumbuhan : Meristem

Tumbuhan yang baru mengalami pertumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan

yang lebih tua menjadi panjang melalui pembelahan dan pembesaran sel pada

ujung akar dan ujung tunas. Pertumbuhan pada ujung akar dan di ujung-ujung

tunas ini dikenal sebagai pertumbuhan primer.

Pada setiap ujung akar dan ujung tunas ini

terdapat suatu massa sel berbentuk kubah,

disebut meristem apikal. Turunan dari

beberapa sel ini berkembang menjadi

jaringan penguat pada ujung-ujung akar

dan ujung tunas tersebut.

Satu sel induk yang disebut

protoderm, akan menghasilkan epidermis;

sel induk lainnya yaitu meristem dasar

menghasilkan jaringan dasar. Sel induk

ketiga adalah prokambium, sebagai

penghasil xilem primer dan floem primer.

Sel-sel yang lain pada daerah meristem itu

membelah diri tetap menjadi meristem

apikal.

(27)

Banyak tumbuhan, seperti jagung, akan mati setelah sekali musim

pertumbuhan primer. Tumbuhan berkayu menunjukkan adanya pertumbuhan

sekunder pada daerah selain pada ujung akar dan ujung tunas.

Pertumbuhan sekunder berasal dari pengabadian sendiri massa

jaringan yang disebut meristem lateral, dan meristem lateral ini meningkatkan

diameter akar dan batang yang lebih tua.

2. Sistem Tunas

a. Susunan Berkas Pembuluh pada Sistem Tunas

Jaringan primer pada batang tumbuhan monokotil dan dikotil diorganisasikan

dalam satu dari dua pola, bergantung pada penyebaran berkas pembuluh.

Berkas pembuluh adalah susunan xilem dan floem primer yang terletak pada

jaringan dasar akar, batang, dan daun.

Batang pada kebanyakan tumbuhan monokotil (dan beberapa tumbuhan

dikotil) memiliki berkas pembuluh menyebar pada jaringan dasar. Batang pada

kebanyakan tumbuhan dikotil memiliki susunan berkas pembuluh seperti cincin

yang membagi jaringan dasar menjadi dua daerah, yaitu korteks di sebelah luar

dan empulur di sebelah dalam.

(28)

b. Susunan Daun dan Kuncup

Pada kebanyakan tumbuhan berpembuluh, daun merupakan tempat utama

proses fotosintesis. Daun berkembang pada sisi ujung batang utama atau pada

cabang-cabang batang. Masing-masing mulai sebagai tonjolan kecil dari

meristem apikal dan membesar menjadi daun rudimenter yang tipis. Awalnya

tonjolan itu tertutup, namun seiring dengan tumbuhnya tumbuhan, terbentuklah

daun dengan jarak tertentu di sepanjang batang. Titik pada batang tempat satu

atau lebih daun menempel disebut buku, dan setiap daerah di antara dua buku

pada batang disebut ruas.

Gambar 2.11. (a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan coleus (jawer kotok) (b) dan (c) mikrograf skaning elektron ujung tunas tumbuhan yang sama

Gambar 2.10. Struktur batang alfalfa; tumbuhan dikotil

a

(29)

Apabila kita amati ranting

pohon kemboja di musim

kemarau, tampak ranting itu tidak

ada daunnya. Di ujung tunas

terdapat kuncup merupakan suatu

tunas yang belum berkembang

disusun oleh jaringan

meristematik, kadangkala

dilindungi dengan suatu penutup

dari modifikasi daun. Sebagai

tambahan dari ”kuncup terminal”

ini kuncup-kuncup lainnya

menyebar secara teratur dengan

jarak tertentu di sepanjang batang.

Kuncup lateral itu terbentuk di

sudut sebelah atas tempat daun

menempel pada batang.

Selanjutnya kuncup

tumbuh menjadi daun, bunga,

atau keduanya.

Bergantung pada jenis tumbuhan, pada setiap buku terdapat satu, dua,

atau tiga, atau lebih daun dan kuncup.

c. Struktur Daun

1) Bentuk Daun

Banyak daun tumbuhan dikotil seperti daun pohon jati dan daun pohon

jambu bol, memilikil daun dengan helaian yang lebar yang menempel pada

batang melalui tangkai daun. Kebanyakan tumbuhan monokotil, seperti

halnya padi dan jagung, daunnya tidak selebar daun tumbuhan dikotil.

Sebagai pengganti tangkai daun, dasar dari helaian daun tumbuhan

monokotil melingkari batang, membentuk pelepah. Beberapa jenis tumbuhan

seperti petai cina memiliki daun majemuk. Pada daun majemuk, helaian

daunnya dibagi menjadi helaian daun yang lebih kecil, dan setiap anak daun

masing-masing memiliki tangkai daun kecil. Untuk mengkontraskan, daun

Gambar 2.12. a. sketsa susunan kuncup pada cabang kedongdong berumur 3 tahun. b-d. Pembentukan daun pada pohon kemboja

b

c

(30)

tunggal itu tidak dibagi seperti itu. Terdapat banyak variasi dari bentuk dasar

daun. Sebagai contoh, pada beberapa daun terdapat rambut-rambut dan

sisik, daun yang lain memiliki kait.

2) Struktur Internal Daun

Daun memiliki permukaan luar yang luas yang dapat dikenai berkas cahaya

matahari dan karbondioksida di udara. Sel-sel parenkima fotosintetik terletak

di dalam daun, di antara lapisan epidermis atas dan epidermis bawah.

Rongga udara yang luas berada di antara sel-sel, meningkatkan masuknya

karbondioksida dan pelepasan oksigen selama fotosintesis berlangsung.

Berkas pembuluh pada daun atau disebut tulang daun membentuk jaringan

renda di seluruh helai daun. Tulang daun mengangkut air dan zat terlarut ke

sel-sel fotosintetik dan membawa hasil fotosintesis keluar dari daun

disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan.

(31)

Gambar 2.14. Jalinan anak tulang daun tersebar di jaringan fotosintetik.

Gambar 2.15. Struktur internal daun, menunjukkan sel-sel daun yang berbeda.

Lapisan jaringan yang umum pada daun, yang paling atas adalah

epidermis sebagai pelindung, dengan kutikula menutupi permukaan terluar.

Selanjutnya mesofil palisade (jaringan pagar), jaringan disusun oleh sel-sel

parenkima yang ikatannya lepas. Jaringan ini mampu melakukan

fotosintesis. Di bagian bawah jaringan palisade adalah mesofil bunga

karang. Jaringan ini lebih longgar karena ikatannya lebih lepas lagi

dibandingkan dengan yang ada pada mesofil palisade, dan merupakan

jaringan fotosintetik. Antara 15 hingga 50 persen daun berisi rongga udara

yang berada di sekeliling mesofil bunga karang dan di sekeliling dinding

sel-sel palisade. Di bagian bawah mesofil bunga karang adalah lapisan

epidermis yang lain (epidermis bawah), juga dinding selnya dilapisi kutikula.

Pada lapisan epidermis bawah ini terdapat banyak stomata, yaitu celah kecil

(32)

3. Sistem Akar

Tumbuhan harus menyerap air yang cukup dan mineral-mineral yang terlarut

untuk mempertahankan pertumbuhan dan pemeliharaan rutin. Untuk memenuhi

kebutuhan ini tumbuhan memerlukan permukaan akar yang luas. Apabila Anda

mengukur sistem akar gandum hitam yang muda yang hanya tumbuh selama

empat bulan, Anda akan menemukan bahwa luas permukaan sistem akarnya lebih

dari 675 meter persegi, artinya sekitar 130 kali lebih besar dari sistem akar itu

sendiri.

Sistem akar menembus ke bawah, menyebar dan menambat pada tanah

bagian bawah. Akar wortel, akar bit, dan banyak tumbuhan yang lain juga

berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan hasil fotosintesis. Makanan itu

sebagian digunakan oleh sel-sel akar dan sebagian disalurkan ke bagian

tumbuhan yang lebih atas jika diperlukan.

a. Sistem Akar Tunggang dan Akar Serabut

Pada kebanyakan pertumbuhan

akar tumbuhan dikotil, akar

yang pertama (akar primer)

ukuran diameternya bertambah

besar dan tumbuh kearah

bawah. Akar-akar lateral

kemudian muncul di sepanjang

bagian akar.

Cabang akar termuda ditemukan di dekat ujung akar. Akar primer dan

cabang-cabang lateralnya merupakan sistem akar tunggang.

Tumbuhan wortel memiliki sistem akar tunggang, demikian pula pohon

mangga. Akar itu menembus ke dalam tanah sampai kedalaman lebih dari

enam meter.

Secara umum, akar primer pada tumbuhan monokotil masa hidupnya

pendek, seperti pada rerumputan. Di tempatnya, sejumlah akar adventisia

tumbuh dari batang tumbuhan muda. Istilah adventisia mengacu pada

(33)

beberapa struktur yang timbul pada tempat yang tidak biasa, seperti akar yang

tumbuh dari batang atau dari daun. Ukuran diameter dan panjang akar

adventisia beserta cabang-cabangnya hampir sama, dan mereka membentuk

sistem akar serabut.

b. Struktur Akar

Struktur ujung akar sel-selnya dibagi dalam meristem apikal dan daerah yang

terbatas di sekitarnya, di mana meristem primer mengalami pembelahan dan

diferensiasi. Dari meristem apikal itu timbul epidermis akar, jaringan dasar, dan

jaringan vaskular. Sel-sel mengalami pemanjangan hingga jaringannya

bertambah panjang beberapa millimeter. Setelah daerah pemanjangan

tersebut, sel-selnya matang, sehingga tidak dapat tumbuh lebih jauh.

c. Tudung Akar

Pada ujung akar terdapat massa sel berbentuk kubah terbalik yang dikenal

sebagai tudung akar. Meristem apikal akar menghasilkan massa sel yang

gilirannya nanti akan menjadi pelindung. Tudung akar terdorong ke depan

seiring dengan tumbuhnya akar, dan sebagian selnya pecah dan terkelupas.

Bekas pecahan sel yang licin melumasi tudung akar.

(34)

d. Epidermis Akar

Di belakang tudung akar, terbentuklah epidermis, jaringan dasar, dan jaringan

vaskular. Epidermis akar adalah permukaan yang melaksanakan absorpsi

dengan lingkungan. Beberapa sel epidermal memiliki tonjolan keluar yang

panjang, dinamakan rambut akar. Rambut-rambut akar memperluas

permukaan akar untuk melaksanakan penyerapan air dan zat-zat terlarut. Itulah

alasannya mengapa petani tidak mencabut tumbuhan dari tanahnya ketika

memindahkan tumbuhan tersebut. Terlalu banyak permukaan penyerapan yang

pecah jika mencabutnya.

e. Silinder Vaskuler

Hampir semua jaringan vaskuler

(jaringan pembuluh) pada akar

tersusun sebagai suatu kolom yang

berada di bagian tengah, dinamakan

silinder vaskuler. Jaringan dasar

yang disebut korteks akar

mengelilingi silinder vaskuler.

Pada jagung dan beberapa spesies lainnya, susunan jaringan vaskuler seperti

cincin yang membagi jaringan dasar menjadi korteks dan empulur.

Gambar 2.18. Penampang melintang

(35)

Rongga udara yang melimpah pada jaringan dasar memungkinkan

oksigen mencapai sel-sel akar yang hidup, yang bergantung pada oksigen

untuk respirasi aerobik. Pada jaringan ini juga, banyak sel-sel korteks yang

berdekatan, sitoplasmanya berhubungan melalui plasmodesma. (jamak :

plasmodesmata).

Gambar 2.19. Penampang melintang

akar muda

(36)

Air yang masuk ke dalam akar

bergerak dari satu sel ke sel lainnya

sehingga mencapai endodermis

(suatu lapisan yang teletak persis di

sebelah dalam korteks akar).

Endodermis merupakan lapisan yang

mirip sarung, terdiri atas satu lapis

sel yang tebal mengelilingi silinder

vaskuler.

Setelah lapisan endodermis,

di sebelah dalam terdapat perisikel.

Perisikel merupakan bagian dari

kolom vaskuler terdiri atas satu atau

lebih lapisan sel yang dapat

menghasilkan akar lateral (akar

samping). Akar ini tumbuh melalui

korteks dan epidermis.

4. Tumbuhan Berkayu

Siklus hidup tumbuhan berbunga dimulai dari perkecambahan biji sampai dengan

pembentukan biji, yang kemudian tumbuhan itu mati. Selama siklus hidupnya,

kebanyakan tumbuhan monokotil dan sebagian tumbuhan dikotil mengalami

sedikit atau tidak sama sekali pertumbuhan sekunder. Tumbuhan ini dikenal

sebagai tumbuhan tidak berkayu atau tumbuhan menerna (herba). Sebaliknya,

kebanyakan tumbuhan dikotil dan semua gymnospermae memperlihatkan

pertumbuhan sekunder selama satu atau lebih musim pertumbuhannya.

Tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan berkayu. Tumbuhan menerna dan

tumbuhan berkayu memiliki karakteristik sebagai berikut.

Annual : siklus hidupnya lengkap dalam satu musim pertumbuhan; bila

ada, hanya sedikit mengalami pertumbuhan sekunder. Contoh:

jagung

Gambar 2.21. Pembentukan akar lateral korteks

Akar lateral muncul dari aktivitas meristematik pada

(37)

Biennial : siklus hidupnya lengkap dalam dua musim pertumbuhan

(pembentukan akar, batang, daun pada musim pertumbuhan

pertama; pembentukan bunga, biji, dan mati pada musim

pertumbuhan kedua). Contoh wortel.

Perennial : pertumbuhan vegetatif dan pembentukan biji terus menerus

sepanjang tahun. Beberapa tumbuhan memiliki jaringan

sekunder, dan sebagian lagi tidak. Contoh : semak berkayu

(mawar), tumbuhan menjalar (anggur), dan pohon (mangga).

Gambar 2.22 menunjukkan struktur batang pohon, suatu batang berkayu

tua yang telah mengalami pertumbuhan sekunder. Tampak floem yang hidup tepat

dibelakang permukaan lapisan gabus. Galih (heartwood) bagian tengah pohon

dewasa, sel-selnya telah mati. Gubal (sapwood) daerah silindris dari xilem terletak

di antara galih dan kambium vaskuler; mengandung sel-sel parenkima yang hidup

di antara pembuluh tapis dan trakeid yang tidak hidup.

Bagian yang berada di

sebelah luar kambium vaskuler

seringkali dinamakan pegagan

atau kulit kayu (bark) dan bagian

di sebelah dalam kambium

vaskuler dinamakan kayu.

a. Pembentukan Jaringan Selama Pertumbuhan Sekunder

Bagaimanakah batang pohon yang tua menjadi lebih padat dan berkayu? Hal

ini terjadi melalui kegiatan dua jenis meristem lateral. Meristem itu adalah

kambium vaskuler dan kambium gabus. Apabila suatu kambium vaskuler telah

selesai menjalani perkembangan, bentuknya mirip silinder, satu atau beberapa

sel menebal. Sel-sel meristematik itu tumbuh menjadi jaringan xilem sekunder

dan floem sekunder, yang menyalurkan air ke arah atas, bawah, dan horizontal

melalui batang atau akar yang membesar. Xilem terbentuk di sebelah dalam

kambium vaskuler, dan floem terbentuk di sebelah luar.

(38)

Gambar 2.24. Pertumbuhan sekunder pada akar dikotil (penampang melintang). (a) Awal perkembangan daun pada ujung tunas tumbuhan koleus

(b) dan (c) Pembentukan cincin kambium vaskuler; Kambium vaskuler tumbuh menjadi xilem dan floem sekunder. Diameter akar bertambah besar, karena pembelahan sel-sel sejajar dengan kambium vaskuler.

(d) Epidermis diganti dengan periderm, yang tumbuh dari kambium gabus.

Massa xilem membesar dari musim ke musim, dan biasanya

menyebabkan pecahnya dinding sel floem yang tipis dalam periode

pertumbuhan tersebut. Demikian pula sel-sel floem yang baru dibentuk setiap

tahun, di sebelah luar xilem.

Massa jaringan baru pada batang atau akar menyebabkan korteks dan

lapisan di sebelah luar floem pecah dan epidermis ikut terbawa. Namun

demikian, sebagai gantinya kambium gabus dihasilkan dari sel-sel

(39)

meristematik. Kambium gabus menghasilkan periderma, suatu lapisan

bergabus menggantikan epidermis yang lepas. Gabus tidak sama persis

dengan pegagan. Gabus mengacu pada jaringan yang hidup dan jaringan yang

mati yang terletak di antara kambium vaskuler dan batang atau permukaan

akar.

b. Kayu awal dan Pembentukan kayu berikutnya

Pada musim kemarau pertumbuhan kambium vaskuler pada batang dan akar

tumbuhan berkayu agak terhambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada

musim hujan. Sel-sel xilem pertama yang dihasilkan di awal musim

pertumbuhan cenderung diameternya besar dan berdinding tipis; sel-sel ini

membentuk kayu awal (lihat gambar 2.26). Pertumbuhan sel berlanjut,

dihasilkan sel-sel dengan diameter lebih kecil dan dindingnya lebih tebal.

Sel-sel itu membentuk kayu berikutnya.

Gambar 2.26. Lapisan pertumbuhan tahunan atau lingkar tahunan batang pinus (kiri). Gambaran mikrograf pola pertumbuhan tahunan tumbuhan dikotil: Querecus rubra (kanan).

Gambar 2.25.

(40)

Dengan berakhirnya pembentukan sel-sel berdiameter kecil pada kayu

berikutnya, kemudian beralih pada pembentukan awal musim pertumbuhan

selanjutnya yang menghasilkan sel-sel berdiameter besar. Apabila Anda

perhatikan potongan batang yang utuh dari suatu pohon yang tua, Anda tidak

akan melihat satu persatu sel-selnya. Tetapi kayu awal dan kayu berikutnya

memantulkan cahaya yang berbeda, dan memungkinkan kayu itu diidentifikasi

sebagai berkas terang dan berkas gelap yang saling bergantian. Bentuk selang

seling antara berkas terang dengan berkas gelap tersebut menunjukkan lapisan

pertumbuhan tahunan, atau lingkaran tahun.

B. Nutrisi dan Sistem Pengangkutan pada Tumbuhan

Dalam bagian ini, akan dibahas jenis-jenis adaptasi yang memungkinkan

tumbuhan darat berfungsi di lingkungannya. Tumbuhan secara umum adalah

organisme autotrof yang berfotosintesis; mereka hanya membutuhkan sinar

matahari, air, karbondioksida, dan beberapa jenis mineral. Namun, tumbuhan

sebagaimana halnya manusia, tidak memiliki pasokan tak terbatas dari seluruh

sumber daya yang diperlukan. Udara, misalnya, hanya mengandung satu bagian

karbondioksida dari 350 juta bagian yang lain. Sebagian besar tanah biasanya

kering. Disamping ini, air tanah biasanya tidak mengandung banyak mineral,

kecuali tanah kebun yang banyak mendapatkan pupuk. Sebagaimana akan Anda

lihat sendiri, banyak aspek dari struktur dan fungsi tumbuhan merupakan respon

terhadap rendahnya konsentrasi sumber daya lingkungan.

1. Kebutuhan Nutrisi

Tidak ada satu tumbuhan pun yang dapat tumbuh dengan normal ketika tumbuhan

itu kekurangan elemen esensial yang diperlukan untuk melakukan metabolisme.

Secara umum, tumbuhan memerlukan enam belas elemen esensial. Tiga di

antaranya adalah oksigen, karbondioksida, dan hidrogen, yang digunakan sebagai

bahan utama dalam pembentukan karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.

Tumbuhan mendapatkan ketiga elemen itu dari air (H2O) dan dari gas oksigen (O2)

serta dari karbondioksida (CO2) di udara.

Elemen-elemen esensial lainnya tersedia bagi tumbuhan dalam bentuk

(41)

atau fraksi yang signifikan. Sisanya adalah mikronutrien; menyusun hanya

sebagian kecil dari jaringan tumbuhan. Mikro dan makronutrien berperan penting

dalam fotosintesis dan kegiatan-kegiatan metabolik lainnya. Kedua kategori

elemen mineral tersebut berkontribusi dalam pelarutan gradien konsentrasi yang

diperlukan untuk mengangkut zat-zat ke dalam dan keluar sel.

Tabel 2. 1 memperlihatkan enambelas unsur yang diperlukan tumbuhan.

Tabel 2.2 memperlihatkan ion-ion mineral dibedakan atas makronutrien dan

mikronutrien beserta fungsinya dan gejala defisiensi mineral yang dapat diamati

Tabel 2.1. Elemen Esensial Tumbuhan Darat

Unsur Simbol Tersedia dalam bentuk (dalam berat kering jaringan) Persentase

Karbon C CO2 45

45 96% dari total berat kering 6

Oksigen O O2 , H2O, C 2

Hidrogen H H2O

Nitrogen N NO3-; NH4+ 1,5

Kalium K K+ 1,0

Kalsium Ca Ca++ 0,5

Magnesium Mg Mg++ 0,2

Fosfor P H2PO4-, HPO4- - 0,2

Sulfur S SO4

- - 0,1

Klorin Cl Cl- 0,010

Besi Fe Fe++, Fe+++ 0,010

Tembaga Cu Cu+, Cu++ 0,006

Boron B H3BO3 0,002

Manggan Mn MN++ 0,0050

Seng Zn Zn++ 0,0020

Molibdenum Mo MoO4

- 0,00001

Tabel 2.2. Peran Mineral bagi Tumbuhan

Makronutrien Fungsi Gejala Defisiensi

Nitrogen Komponen protein, asam nukleat, hormone, dan koenzim

Pertumbuhan kerdil, daun tua berwarna pucat; daun tua kuning dan mati (klorosis)

Kalium Kofaktor yang berfungsi dalam sintesis klorofil; zat terlarut utama yang berfungsi dalam keseimbangan air; pergerakan stomata

(42)

Makronutrien Fungsi Gejala Defisiensi

Kalsium Berperan dalam pembentukan dan stabilitas dinding sel dan dalam pemeliharaan struktur dan permeabilitas membrane; mengaktifkan beberapa enzim; mengatur banyak respons sel terhadap rangsangan

Pembentukan daun terhambat; kuncup terminal mati; pertumbuhan akar terhambat

Magnesium Merupakan komponen klorofil; mengaktifkan banyak enzim

Klorosis; daun gugur

Fosfor Komponen asam nukleat, fosfolipid, ATP, beberapa koenzim

Tulang daun yang tua berwarna keunguan; buah dan biji yang dihasilkan sedikit; pertumbuhan terhambat

Sulfur Komponen protein, koenzim Daun berwarna pucat atau kekuningan; pertumbuhan terhambat

Klorin Diperlukan dalam tahapan pemecahan air pada fotosintesis; berfungsi dalam menjaga

keseimbangan air

Layu; klorosis; beberapa daun mati

Besi Komponen sitokrom; mengaktifkan beberapa enzim

Klorosis; pada rerumputan

daunnya menguning dengan garis-garis hijau

Boron Kofaktor dalam sintesis klorofil; bias terlibat dalam transport karbohidrat dan sitesis asam nukleat

Kuncup terminal, cabang lateral mati; daun menebal, mengikal, menjadi rapuh

Manggan Aktif dalam pembentukan klorofil; mengaktifkan beberapa enzim; diperlukan dalam tahapan pemutusan air dalam fotosintesis

Daun pucat, tulang daun utama berwarna hijau; daun memutih dan gugur

Seng Aktif dalam pembentukan klorofil; mengaktifkan beberapa enzim

Klorosis; daun burik atau berwarna perunggu; akar abnormal

Tembaga Komponen enzim-enzim redoks dan biosintesis lignin

Klorosis; pada daun terdapat bintik-bintik daun mati; pertumbuhan terhambat; kuncup terminal mati

Molibdenum Berperan dalam fiksasi nitrogen; kofaktor yang berfungsi dalam reduksi nitrat

Memungkinkan defisiensi nitrogen; daun pirang, menggulung

a. Pengambilan Air dan Nutrisi

Ketersediaan air dan garam-garam mineral terlarut sangat mempengaruhi

perkembangan akar dan ini mempengaruhi pertumbuhan keseluruhan

tumbuhan. Akar pertama bercabang dan menembus tanah di sekitarnya.

Kemudian, ketika kondisi tanah berubah, akar baru yang bercabang ke

(43)

menjelajah tanah untuk mencari nutrisi, melainkan tanah yang mengandung

konsentrasi air dan ion yang lebih tinggi menyediakan rangsangan yang lebih

besar bagi pertumbuhan akar.

b. Bintil-Bintil Akar

Banyak tumbuhan berbunga mendapatkan nutrisi dengan bantuan

organisme-organisme lain yang juga mendapatkan manfaat dari tumbuhan yang

dibantunya. Hubungan semacam ini dikenal juga sebagai mutualisme. Dua

spesies itu berinteraksi dalam cara yang saling menguntungkan secara

permanen.

Coba Anda bayangkan jenis hubungan mutualistik yang membantu

tumbuhan kacang-kacangan untuk mendapatkan nitrogen! Kacang-kacangan

mencakup tumbuhan kedelai, kacang polong, kacang panjang, semanggi, dan

tumbuhan-tumbuhan lain dengan nilai ekonomi yang tinggi. Di berbagai daerah

pertanian, panen kacang-kacangan gagal karena kelangkaan nitrogen.

Sebenarnya, terdapat banyak nitrogen di udara (N=N), tetapi tumbuh-tumbuhan

tidak memiliki sarana metabolik untuk memecah ketiga ikatan kovalen dalam

tiap molekulnya. Tumbuhan komersial bergantung pada pemberian pupuk kaya

nitrogen atau aktivitas bakteri pengikat nitrogen di dalam tanah. Bakteri-bakteri

tersebut mengubah nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh

mereka sendiri dan juga tumbuh-tumbuhan.

Kacang-kacangan memiliki keuntungan dalam hal ini. Bakteri pengikat

nitrogen hidup dalam bintil-bintil akar tumbuhan tersebut. Bakteri ini makan dari

molekul-molekul organik yang dihasilkan oleh tumbuhan melalui fotosintesis.

(44)

Gambar 2.27. Pengambilan makanan pada bintil akar tumbuhan kacang-kacangan.

Perhatikan Gambar 2.27. Gambar ini memperlihatkan bagaimana interaksi

mutualisme antara bakteri pengikat nitrogen (Rhizobium dan Bradyrhizobium) itu

terjadi.

a. Ketika sel-sel bakteri menginfeksi rambut-rambut akar, menimbulkan

pembentukan suatu benang infeksi berupa kumpulan selulosa.

b. Bakteria menggunakan benang infeksi itu sebagai jalan untuk mencapai sel-sel

korteks akar, beberapa diantaranya berbentuk tetraploid.

c. Karena terinfeksi, sel-sel itu dan bakteri yang ada di dalamnya membelah diri

dengan cepat, membentuk massa yang membengkak yang akhirnya membentuk

bintil akar. Bakteri mulai mengikat nitrogen ketika bakteri itu telah mencapai

membran sel-sel akar. Tumbuhan mengambil sejumlah nitrogen hasil pengikatan

oleh bakteri, dan bakteri mengambil senyawa yang dihasilkan tumbuhan.

d. Bintil akar pada tanaman kacang kedelai

e. Tanaman kacang kedelai pada tanah yang miskin nitrogen (kiri). Tumbuhan yang

ada di sebelah kanan diinokulasi dengan sel-sel Rhizobium dan membentuk bintil

akar.

(45)

c. Mycorrhizae

Selain bintil akar, terdapat struktur-struktur lain yang membantu pengangkutan

air dan mineral-mineral terlarut ke dalam banyak spesies tumbuhan berbunga.

Mycorrizhae adalah salah satu contohnya. Nama ini berarti akar jamur, dan

merujuk pada hubungan yang saling menguntungkan antara jamur dan akar

yang masih muda. Jamur seringkali tumbuh sebagai alas dari filamen-filamen di

sekitar akar. Dalam jumlah banyak, filamen-filamen ini menyediakan area

permukaan yang luas untuk menyerap garam-garam mineral dari tanah. Jamur

memanfaatkan senyawa-senyawa gula dan senyawa yang mengandung

nitrogen. Dalam pertumbuhannya, akar memanfaatkan beberapa mineral

langka yang didapatkan oleh jamur. Dalam jenis-jenis akar jamur yang lain,

jamur hidup di dalam sel-sel korteks akar. Salah satu tumbuhan yang

bergantung pada hubungan mutualistik jenis ini adalah anggrek.

d. Rambut Akar

Rambut akar adalah perpanjangan sel-sel epidermal yang halus. Rambut akar

meningkatkan area penyerapan air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.

Satu sistem akar dapat mengembangkan jutaan atau bahkan miliaran rambut

akar. Bintil akar, akar jamur, dan rambut akar adalah contoh-contoh dari

struktur-struktur khusus yang meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk

menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.

(46)

2. Pengendalian Penyerapan Nutrisi

Amati lagi Gambar 2.29 yang menunjukkan struktur internal akar. Begitu air telah

diserap dari tanah di sekitarnya, air bergerak melalui korteks akar hingga

mencapai lapisan sel-sel tunggal yang menyerupai lembaran yang membungkus

silinder vaskuler (tabung pembuluh). Lapisan sel ini adalah endodermis. Suatu pita

berlilin yang dinamakan pita kaspari berperan sebagai penghalang impermeabel di

antara dinding-dinding sel-sel endodermal yang saling berbatasan. Air tidak dapat

melewati pita kaspari ini. Air dapat bergerak menuju tabung pembuluh hanya

dengan menyeberangi membran plasma sel-sel endodermal, berdifusi melalui

sitoplasma, lalu menyeberangi membran plasma di sisi yang lain. Membran

plasma memungkinkan gerakan zat-zat tertentu melalui lapisan lemak ganda

sambil menahan zat-zat yang lain. Mekanisme pengangkutan membran membantu

mengendalikan jenis-jenis larutan yang akan didistribusikan ke seluruh tumbuhan.

Kajian terkini menunjukkan bahwa akar sebagian besar tumbuhan

berbunga (tumbuhan tingkat tinggi) juga memiliki eksodermis, lapisan sel yang

berada di dalam epidermis. Lapisan ini juga memiliki pita kaspari yang berfungsi

seperti pita kaspari di dalam endodermis.

Begitu nutrisi mencapai tabung pembuluh, kemudian didistribusikan ke

berbagai jaringan yang dikoordinasikan sedemikian rupa, sehingga berpengaruh

dalam pertumbuhan tumbuhan. Sel-sel hidup di seluruh tumbuhan mengambil

nutrisi melalui mekanisme pengangkutan aktif di membran plasma. Energi dari

ATP mengarahkan pompa membran sehingga larutan bergerak masuk ke dalam

sel-sel. Pompa tersebut adalah protein-protein pengangkut yang terikat dalam

membran plasma.

Dalam sel-sel fotosintetik, ATP yang diperlukan untuk operasi pompaan

membran dibentuk pada saat berfotosintesis dan pernapasan aerob. Bagaimana

dengan sel-sel nonfotosintetik seperti sel-sel parenkim di dalam akar?

(47)

Bagaimanakah mereka mendapatkan seluruh ATP yang diperlukan untuk

transportasi aktif? Dalam sel-sel tersebut, hampir semua ATP dihasilkan melalui

pernapasan aerob.

Gambar 2.29. Lokasi dan fungsi pita kaspari dalam akar.

Perhatikan Gambar 2.29! Umumnya pada akar terdapat endodermis (suatu

lapisan sel yang mengelilingi silinder vaskuler) dan eksodermis (suatu lapisan sel

tepat di sebelah dalam epidermis). Kedua lapisan ini memiliki pita kaspari

berperan dalam mengendalikan masuknya air dan nutrisi terlarut.

(48)

Gambar 2.30 menunjukkan Proses saling keterkaitan yang mempengaruhi

koordinasi pertumbuhan akar, batang, dan daun. Bila satu proses meningkat, yang

lainpun meningkat. Beberapa faktor lingkungan yang membatasi satu proses

kadangkala menimbulkan perlambatan pertumbuhan di seluruh bagian tumbuhan.

3. Pengangkutan dan Konservasi air

a. Transpirasi

Mari kita beralih pada mekanisme aktual di mana air dan nutrisi yang terlarut di

dalamnya bergerak dari akar ke batang, lalu ke daun. Sejumlah kecil air

digunakan dalam pertumbuhan dan metabolisme, namun sebagian besar

menguap ke udara. Penguapan air dari batang, daun, dan bagian-bagian

tumbuhan yang lain disebut sebagai transpirasi.

Bagaimanakah air dapat mencapai puncak tumbuhan, termasuk

pohon-pohon yang sangat tinggi? Air bergerak melalui sel-sel jaringan pembuluh yang

disebut xilem. Sebenarnya, sel-sel xilem mati ketika dewasa dan hanya dinding

sel mereka yang tinggal. Oleh karena itu, sel-sel itu sendiri tidak menarik air ke

atas, melainkan, air ditarik oleh kekuatan udara yang m

Gambar

Gambar 2.1. Skema Tubuh Tumbuhan
Gambar 2.2. Potongan melintang batang tumbuhan Angiospermae
Gambar 2.5. Contoh sel-sel pada xilem dan floem tersusun dalam suatu ikatan berada pada jaringan dasar suatu batang
Gambar 2.7. (a) Penampang melintang batang jagung, menunjukkan bagian epidermis (b) Permukaan epidermis daun jagung
+7

Referensi

Dokumen terkait

akan tumbang atau patah (tidak memiliki banyak sel-sel xilem yang berdinding tebal) Contoh: kacang, jagung.. Batang Berkayu. • Pohon dan semak memiliki batang berkayu. •

Silinder pusat atau stele berupa sel-sel parenkim dan merupakan bagian tengah akar.pada bagian inilah terdapat jaringan xilem dan jaringan floem. Bila dilihat dari

- Pada tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sekunder merupakan satu-satunya floem yang berfungsi pada tumbuhan dewasa.. Batang dikotil Batang monokotil.. - Jenis sel

Sel utuh pada tumbuhan dapat diamati secara langsung dengan mikroskop cahaya ketika sel merupakan sel tunggal atau tersusun dalam suatu lapisan tipis, misalnya trikoma,

• Pertumbuhan sekunder menghasilkan tisu xilem dan floem secara berterusan bagi menggantikan tisu xilem dan floem yang tua dan rosak • Pertumbuhan

Jaringan Pelindung Epidermis • Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah,

Gambar.2 Epidermis Akar Kulit luar  Merupakan lapisan luar akar  Terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat  Dinding sel: tipis dan mudah dilalui air  Sel-sel epidermis akan

 JARINGAN VASKULER JARINGAN PENGANGKUTAN FLOEM XILEM TERDIRI ATAS JARINGAN FLOEM DAN XILEM BERASOSIASI DG JARINGAN PARENKHIM SEBAGAI PEMELIHARA DAN TERSUSUN DARI JARINGAN