• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PELAKSANAAN SMA TERBUKA PROViNSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANDUAN PELAKSANAAN SMA TERBUKA PROViNSI JAWA BARAT"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PELAKSANAAN SMA TERBUKA

PROViNSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Hukum ... 3

C. Tujuan... 3

D. Sasaran ... 3

II. PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN SMA TERBUKA ... 4

A. Gambaran Umum ... 4

B. Karakteristik Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Pada Pendidikan Menengah ... 7

C. Ruang Lingkup SMA Terbuka... 8

D. Penyelenggaraan SMA Terbuka ... 8

III. PELAKSANAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH PADA PENDIDIKAN MENENGAH ... 10

A. Peserta SMA Terbuka... 10

B. Kurikulum ... 11

C. Sarana dan Prasarana ... 12

D.Sekolah Penyelenggara SMA Terbuka dan TKB ... 12

E. Sumber Daya Manusia ... 14

F. Pembiayaan ... 15

G.Proses Pembelajaran ... 16

H.Evaluasi Hasil Belajar ... 17

I. Proses Pengelolaan ... 19

J. Pelaporan, Evaluasi, dan Penjaminan Mutu ... 20

K. Luaran (Output) ... 22

IV. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK ... 23

A. Instansi/Unsur Yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan di Pusat ... 23

B. Instansi/Unsur Yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan di Daerah ... 24

V. PENGUSULAN PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH ... 27

A. Pengusulan Program SMA Terbuka...29

B. Data Pendukung dan Lampiran ... 28

(3)

1

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Provinsi Jawa Barat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) tahun 2013-2018, memiliki visi “Membangun Masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing” dan Misi “Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Masyarakat Jawa Barat melalui Pendidikan yang unggul, Terjangkau, Merata, dan Terbuka”. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut pemerintah berencana menyediakan layanan pendidikan gratis jenjang pendidikan menengah.

Saat ini Provinsi Jawa Barat belum berhasil dalam hal pencapaian APM-APK sesuai dengan yang diharapkan. Data pada tahun 2015-2016 capaian APK pendidikan menengah Provinsi Jawa Barat 67,56%. (Nasional 76,45). Ada di peringkat ke 2 dari bawah, setelah Papua. Tahun 2016-2017 meningkat menjadi 76,62 (Nasional 81,95). Ada di peringkat ke 6 dari bawah. memiliki kesenjangan 10% dari target pencapain APK SM yang ditetapkan. Hal ini ditunjukkan masih terdapat 247.067 siswa yang tidak melanjutkan ke tingkat sekolah menengah. Pada tahun 2014-2015 berdasarkan data lulusan sekolah menengah pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) sebanyak 703.747 siswa. Sedangkan daya tampung sekolah menengah hanya 469.567. Sehingga terdapat kesenjangan sebanyak 234.180 peserta didik yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke pendidikan menengah.

Untuk mengatasi kesenjangan dari segi daya tampung sekolah, pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan telah melaksanakan beberapa program unggulan diantaranya pembangunan ruang kelas baru (RKB), pembangunan unit sekolah baru (USB), sekolah petang dan program Paket C. Namun hasilnya belum maksimal membantu memenuhi target pencapaian APK-APM pendidikan menengah.

(4)

2

tinggal siswa. Kedua hal ini menjadi kendala secara sosial budaya maupun geografis untuk menjangkau pelayanan pendidikan.

Dalam upaya mempercepat pencapaian APK-APM pendidikan menengah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengembangkan program SMA terbuka yang menggunakan pendidikan Jarak Jauh.

Perkembangan ilmu pendidikan yang sangat

cepat menuntut proses belajar sepanjang hayat. Untuk itu penciptaan sistem

pendidikan dan lingkungan belajar yang fleksibel sangat dibutuhkan. Sistem

pembelajaran jarak jauh telah menjadi sebuah inovasi yang berarti dalam dunia

pendidikan di abad ke dua puluh satu ini. Sistem pembelajaran jarak jauh telah

menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan belajar

dan berbagai macam tipe peserta didik

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

"Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat

pada BAB VI, Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh

Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi : (1) Pendidikan jarak jauh

diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan

jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat

yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular; (3)

Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan

yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang

menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan; (4) Ketentuan

mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah

Program SMA terbuka dikembangkan dari SMA yang sudah ada dengan membuka tempat kegiatan belajar (TKB) di daerah-daerah tertentu yang tidak dapat terjangkau oleh SMA/SMK/MA.

(5)

3

B.

Dasar Hukum

Berikut ini peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait PJJ pada pendidikan menengah.

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh dan Bagian Kesebelas Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.

2. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Bab VI Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh dan Bab VII Penyelenggaraan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.

3. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia.

4. Permendikbud No. 72 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus.

5. Permendikbud No. 119 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah 1670/D/LK/2014 Tentang Pelaksanaan Sekolah Terbuka Pada Jenjang Pendidikan Menengah.

C.

Tujuan

Tujuan penyelenggaraan SMA Terbuka ini adalah untuk memberikan layanan pendidikan melalui perluasan akses bagi masyarakat Jawa Barat yang belum terlayani di sekolah reguler, dan terkendala oleh: a) kondisi geografis, b) keterbatasan waktu, c) kondisi ekonomi, d)kondisi sosial budaya, sehingga dapat memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan jenjang Menengah yang bermutu.

D.

Sasaran

Sasaran pedoman pelaksanaan SMA Terbuka ini adalah:

1. Kepala SMA penyelenggara SMA Terbuka, pendidik, tenaga kependidikan, para pemangku kepentingan (stake holders) dan mitra sekolah penyelenggara PJJ (DU/DI);

(6)

4

II.

PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN SMA TERBUKA

A.

Gambaran Umum

Perkembangan ilmu pendidikan yang sangat cepat menuntut proses belajar sepanjang

hayat. Untuk itu penciptaan sistem pendidikan dan lingkungan belajar yang fleksibel

sangat dibutuhkan. Sistem pembelajaran jarak jauh telah menjadi sebuah inovasi yang

berarti dalam dunia pendidikan di abad ke dua puluh satu ini. Sistem pembelajaran

jarak jauh telah menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi berbagai macam

kebutuhan belajar dan berbagai macam tipe peserta didik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem

Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI,

Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh

pada Pasal 31 berbunyi : (1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan

layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti

pendidikan secara tatap muka atau regular; (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan

dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan

belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar

nasional pendidikan; (4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak

jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut

dengan peraturan pemerintah.

Dalam Permendikbud No 119 tahun 2014 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan

dengan tujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta

meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dasar dan menengah. Oleh karenanya

PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi pendidikan, dan/atau menggunakan teknologi

pendidikan lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap individu dapat memperoleh akses

terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan rumah, pekerjaan, dan

tidak kehilangan kesempatan bekerja. Selain akses, dalam meningkatkan pemerataan

kualitas pendidikan bagi setiap individu. Sifat massal yang dimiliki sistem PJJ dalam

mendistribusikan pendidikan berkualitas yang terstandar dengan menggunakan TIK,

(7)

5

pembelajaran, bantuan belajar, dan evaluasi pembelajaran, menjadikan pendidikan

berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan lintas ruang dan waktu.

Provinsi Jawa Barat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) tahun

2013-2018, memiliki visi

“Membangun Masyarakat yang berkualitas dan berdaya

sai

ng” dan Misi “Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Masyarakat Jawa Barat

melalui Pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka”. Untuk

mewujudkan visi dan misi tersebut pemerintah telah mencanangkan pendidikan gratis

mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kondisi saat ini Provinsi Jawa Barat masih belum berhasil mencapai APM, yang

secara nasional Provinsi Jawa Barat nilai APM menduduki posisi 2 terendah setelah

Provinsi Papua. Data pada tahun 2013-2014 capaian APK pendidikan menengah

Provinsi Jawa Barat memiliki kesenjangan 10% dari target pencapain APK SM yang

ditetapkan, hal ini ditunjukan masih terdapatnya 247.067 siswa yang tidak

melanjutkan ke tingkat sekolah menengah. Pada tahun 2014-2015 Berdasarkan data

lulusan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) sebanyak

703.747 siswa sedangkan daya tampung sekolah menegah hanya 469.567 sehingga

terdapat kesenjangan sebesar 234.180 peserta didik yang tidak dapat melanjutkan

pendidikan ke sekolah menengah.

Untuk mengatasi kesenjangan dari segi daya tampung sekolah Pemerintah Provinsi

Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan telah melaksanakan beberapa program

unggulan diantaranya pembanguan Ruang Kelas Baru (RKB), pembangunan unit

sekolah baru (USB), sekolah petang dan program Paket C, tetapi hasilnya belum

dapat memenuhi target pencapian APK-APM sekolah menengah.

Selain karena kondisi fisik sekolah menengah di Jawa Barat yang belum memiliki

daya tampung yang sesuai dengan kebutuhan, ada faktor lain yang menyebabkan

angka partisipasi sekolah menengah ini belum sesuai dengan harapan, diantaranya

rendahnya status ekonomi orang tua atau masyarakat dan keterpencilan tempat tinggal

siswa, baik secara sosial maupun geografis yang sulit untuk dijangkau oleh pelayanan

pendidikan, baik melalui Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan

(8)

6

Untuk mempercepat pencapaian APK-APM SM, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat, mengembangkan model SMA Terbuka dan PJJ pada SMK. Model Sekolah

Terbuka dan PJJ pada SMK dikembangkan dari SMA dan SMK yang sudah ada

dengan membuka Tempat Kegiatan Belajar (TKB) di daerah-daerah tertentu yang

tidak dapat terjangkau oleh SMA/SMK/MA.

Istilah yang sering digunakan dalam SMA Terbuka adalah sebagai berikut.

1.

Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan pada jalur formal, non-formal, dan informal pada setiap jenjang dan

jenis pendidikan.

2.

Sekolah terbuka adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang berdiri

sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah induk yang penyelenggaraan

pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri.

3.

Pendidikan Menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas

pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, dan madrasah

aliyah.

4.

Sekolah Menengah Atas Terbuka (SMA Terbuka) adalah salah satu bentuk

satuan pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari

sekolah menengah atas induk dengan menggunakan metode belajar mandiri,

terbuka dan jarak jauh.

5.

Peserta didik adalah anggota masyarakat tamatan SMP yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan jarak jauh.

6.

Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari

pendidik dan pembelajaranya menggunakan berbagai sumber belajar melalui

teknologi komunikasi, informasi, dan media lain. (Permen 72 Tahun 2013).

7.

Sekolah induk adalah sekolah yang memenuhi syarat untuk menjadi pembina dari

satu atau lebih Tempat Kegiatan Belajar (TKB)

8.

Tempat Kegiatan Belajar (TKB) adalah bagian dari satuan pendidikan berupa

tempat atau ruang yang representatif untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

pembelajaran

9.

Bantuan belajar adalah segala bentuk kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh sekolah induk untuk membantu kelancaran proses belajar peserta didik berupa pelayanan akademis dan administrasi, maupun pribadi secara tatap muka maupun melalui pemanfaatan TIK.

10.

Sumber belajar di SMA Terbuka adalah beragam bahan/sumber berbasis TIK yang digunakan dalam proses belajar.

11.

Tutorial adalah bentuk bantuan belajar akademik yang dapat dilaksanakan baik secara tatap muka maupun melalui pemanfaatan TIK.

12.

Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil proses belajar peserta didik baik secara tatap muka maupun berbasis TIK

13.

Praktik adalah latihan keterampilan penerapan teori dengan pengawasan

(9)

7

14.

Praktikum adalah tugas terstruktur dan berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan antarfakta yang mendukung capaian pembelajaran secara utuh sesuai dengan persyaratan dalam kurikulum.

15.

Guru bina adalah tenaga pendidik yang diberikan mandat oleh sekolah induk

untuk menjadi guru pada SMA Terbuka ini sesuai dengan kompetensi dan aturan

yang berlaku.

16.

Tutor adalah tenaga pendidik dan kependidikan yang diberikan mandat oleh

sekolah induk untuk melakukan pelayanan Pendidikan terhadap peserta didik di

TKB.

17.

Dinas Pendidikan Jawa Barat adalah Satuan Kerja Pemerintah Daerah Provinsi

Jawa Barat yang menangani Pendidikan. (Pergub tentang alih kelola)

B.

Karakteristik SMA Terbuka Pada Pendidikan Menengah

Karakteristik utama SMA Terbuka yang dilaksanakan menggunakan pendidikan jarak jauh adalah keterpisahan pendidik dengan peserta didik, tetapi dimungkinkan adanya interaksi pembelajaran melalui pertemuan tatap muka dan daring yang terjadwal.

Berdasarkan Permen 119 Tahun 2014, Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik sebagai berikut :

1.Terbuka

PJJ yang dilaksanakan pada pendidikan menengah memiliki karakteristik terbuka yang berarti pembelajaran pada program PJJ dilaksanakan secara fleksibel dalam hal tempat belajar dan cara belajar terorganisasi dalam sistem pendidikan formal. 2.Belajar mandiri

Belajar mandiri dalam program PJJ berarti proses pembelajaran diinisiasi oleh peserta didik dalam periode tertentu. Ketika belajar mandiri, peserta didik secara perorangan maupun berkelompok memanfaatkan berbagai sumber belajar. Daripada pendidik, sumber-sumber belajar tsb. lebih dominan dimanfaatkan oleh peserta didik. Akan tetapi, walaupun sumber belajar dimanfaatkan lebih domininan, peserta didik mutlak mendapatkan bimbingan atau bantuan belajar/tutorial sesuai kebutuhan.

3.Belajar tuntas

(10)

8

terstruktur wajib diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tutorial tatap muka dan atau daring, dengan mengandalkan bimbingan guru/tutor secara langsung maupun tidak langsung (virtual).

4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan atau teknologi pendidikan lainnya.

Dalam PJJ TIK dimanfaatkan untuk menyediakan bantuan belajar yang meliputi layanan akademis maupun layanan administrasi. Layanan akademis yang dimaksud adalah penyediaan sumber belajar sesuai standar nasional pendidikan, interaksi pembelajaran, maupun evaluasi belajar dapat memanfaatkan TIK dan atau teknologi pendidikan lainnya. Selain dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembelajaraan, penyelenggara PJJ juga wajib memiliki dan mengembangkan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis TIK.

C.

Ruang Lingkup SMA Terbuka

SMA Terbuka diselenggarakan pada satuan pendidikan SMA dengan ketentuan: 1. diselenggarakan untuk satuan pendidikan;

2. diselenggarakan oleh SMA reguler dengan izin Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

Ketentuan selanjutnya terkait pelaksanaan SMA terbuka pada jenjang menengah dilaksanakan berdasar Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1670/D/LK/2014 Tentang Pelaksanaan Sekolah Terbuka Pada Jenjang Pendidikan Menengah.

D.

Penyelenggaraan SMA Terbuka

Berdasarkan Permendikbud 119 Tahun 2014, pengorganisasian PJJ dapat diselenggarakan dalam 3 modus seperti berikut.

1. Modus tunggal yang berarti satuan pendidikan menyelenggarakan program pendidikan hanya dengan moda jarak jauh.

2. Modus ganda yang berarti satuan pendidikan menyelenggarakan program pendidikan baik secara tatap muka maupun jarak jauh.

(11)

9

Penyelenggaraan SMA Terbuka dilaksanakan sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri atas :

1. standar isi, 2. standar proses,

3. standar kompetensi peserta didik, 4. standar penilaian peserta didik,

5. standar pendidik dan tenaga kependidikan, 6. standar sarana dan prasarana,

7. standar pengelolaan, 8. standar pembiayaan.

Untuk itu, sistem pembelajaran di SMA Terbuka yang sesuai dengan SNP dilaksanakan sebagai berikut.

1. Penggunaan moda pembelajaran yang peserta didik dengan pendidiknya terpisah. 2. Penekanan prinsip belajar secara mandiri, terstruktur, dan terbimbing dengan

menggunakan berbagai sumber belajar.

a. Belajar mandiri dalam program PJJ berarti proses pembelajaran diinisiasi oleh peserta didik dalam periode tertentu. Untuk dapat memicu peserta didik untuk belajar mandiri, guru/tutor menyediakan pemicu/inisiasi berupa pertanyaan-pertanyaan maupun penugasan-penugasan dengan memanfaatkan TIK.

b. Belajar terstruktur dan terbimbing dalam program PJJ berarti penyelenggara PJJ menyediakan layanan akademik berupa tutorial daring maupun tatap muka bagi peserta didik dengan dengan mengandalkan bimbingan guru/tutor secara langsung maupun tidak langsung (virtual).

c. Media pembelajaran merupakan sumber pembelajaran yang lebih dominan daripada pendidik.

(12)

10

III. PELAKSANAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH PADA

PENDIDIKAN MENENGAH

2.1. Skema Penyelenggaraan SMA Terbuka

Secara umum diagram di atas menjelaskan komponen-komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada sekolah reguler maupun pada sekolah terbuka. Komponen-komponen tersebut terdiri atas komponen masukan (input), proses (process), luaran (output) yang interaksi antarkomponen tersebut terlihat pada diagram di atas.

Secara lebih rinci ketentuan-ketentuan terkait pelaksanaan PJJ adalah sebagai berikut : A. Peserta SMA Terbuka

Peserta didik yang mengikuti SMA Terbuka harus :

1.

Memiliki ijazah SMP/MTs/Paket B.

2.

Berusia antara 15 s.d 21 tahun saat mendaftar.

(13)

11

Ketentuan dan tata cara penerimaan peserta didik baru mengacu pada ketentuan yang berlaku. Dalam hal diperlukan pengaturan lain, ketentuan dapat ditambah oleh dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya.

Sesuai dengan UU No 20 tahun 2003, setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

1. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;

2. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;

3. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

4. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

5. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara; 6. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar

masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

Setiap peserta didik berkewajiban:

1. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;

2. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Kurikulum dan Bahan Ajar

Kurikulum yang dilaksanakan pada program PJJ adalah kurikulum yang berlaku sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Kurikulum dan beban belajar

peserta didik di program PJJ sama dengan di program reguler, tetapi ada keluwesan

(fleksibilitas) terkait cara dan tempat belajar.

Sumber-sumber belajar dapat tersedia dalam bentuk sebagai berikut.

1. Bahan ajar cetak: modul, bahan belajar mandiri, buku ajar, poster, dll panduan pedoman penggunan modul.

(14)

12

C. Sarana dan Prasarana

SMA Terbuka memiliki sarana dan prasarana pembelajaran atau sekurang-kurangnya akses terhadap sarana dan prasarana pembelajaran. TKB harus memiliki akses terhadap sarana dan prasarana pembelajaran.

Sarana dan prasarana yang mendukung SMA Terbuka dapat disediakan oleh SMA Induk dengan bekerja sama dengan dunia usaha/dunia industri maupun institusi lain sebagai tambahan keterampilan yang diberikan di SMA Terbuka.

D. Sekolah Induk SMA Terbuka dan TKB

Sekolah Induk adalah SMA yang ditunjuk untuk melaksanaan program SMA Terbuka berdasarkan persyaratan yang berlaku.

Dalam rangka mendukung terselenggaranya SMA Terbuka sesuai SNP, berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah nomor 1670/D/K/2014 dan permendikbud 119 Tahun 2014, penyelenggara PJJ wajib:

1. Memiliki dan mengembangkan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi;

2. Memiliki sumber daya atau akses terhadap sumber daya untuk menjamin terselenggaranya interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta didik secara intensif;

3. Menyediakan sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan;

4. Menyediakan sumber daya praktik dan/atau praktikum atau akses bagi peserta didik yang memilih jurusan IPA/Bahasa;

5. Menyediakan panduan bagi pengguna sistem pengelolaan pembelajaran dan panduan pengembangan materi pembelajaran;

6. Menyediakan pedoman etika dalam berkomunikasi dan berinteraksi melalui internet (pedoman netiket);

7. Menyediakan panduan akademik dan administrasi lainnya yang diperlukan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan PJJ.

(15)

13

mendapatkan keterampilan sesuai potensi daerah nya dan dapat menambah penghasilan peserta didik.

Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dalam program SMA Terbuka berperan sebagai tempat penyelenggaraan bantuan belajar bagi peserta didik yang terdaftar pada sekolah Induk dengan memberikan pelayanan akademik dan administrasi dalam rangka membantu kelancaran proses belajar dalam program SMA Terbuka sesuai aturan yang berlaku. Bantuan belajar yang dimaksud dapat dilaksanakan secara pribadi maupun berkelompok, secara daring maupun luring.

TKB dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam rangka menjamin ketersediaan bantuan belajar dan penyelenggaraan proses pembelajaran, dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan sekolah Induk.

E.

SMA TERBUKA

Penetapan Sekolah Induk

Penetapan sekolah induk dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat setelah melalui tahapan :

a. Study kelayakan mengenai : 1) Akreditasi minimal B

2) Kelengkapan sarana prasarana sekolah termasuk kelengkapan sarana TIK; 3) Kuantitas dan kualitas PTK;

4) Adanya calon peserta didik yang belum terlayani sekolah 5) Adanya partisifasi warga sekitar terhadap sekolah

b. Surat Keputusan Izin Operasional dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Sekolah yang dicalonkan untuk menjadi sekolah induk harus mengusulkan proposal untuk memperoleh izin operasional kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

1) susunan organisasi pengelola sekolah

2) daftar pendidik dan tenaga kependidikan (PTK); 3) data calon peserta didik dan peta lokasinya 4) rencana jumlah dan lokasi TKB;

(16)

14

F. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan SK per, struktur pengelola sekolah penyelenggara PJJ paling sedikit terdiri atas

1. Kepala sekolah/madrasah, 2. Guru/tutor,

3. Pengelola sekolah penyelenggara PJJ dan TKB, serta 4. Tenaga kependidikan.

Pendidik pada SMA Terbuka meliputi Guru bina dan tutor dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Guru bina pada SMA Terbuka bertugas sebagai a. Perancang program pembelajaran,

b. Penyusun dan pengembang bahan ajar, c. Penyusun dan pengembang media, d. Pendistribusian bahan ajar dan media, e. Penulis soal, tugas, dan evaluasi hasil belajar.

2. Dalam melaksanakan tugasnya, guru bina berkedudukan di sekolah Induk.

3. Guru bina merupakan guru yang terdaftar pada sekolah Induk dan mendapatkan surat tugas dari kepala sekolah Induk.

4. Guru bina memperoleh hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

5. Guru reguler yang belum memenuhi beban kerja guru 24 jam tatap muka

perminggu dapat menjadi guru bina pada SMA Terbuka. Sebagai guru bina, beban kerja nya akan diperhitungkan sebagai beban kerja guru sesuai dengan aturan yang berlaku.

6. Guru yang menjadi tutor pada PJJ adalah guru yang telah memenuhi paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satuan administrasi pangkalnya.

(17)

15

8. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Guru Bimbingan Karir (BK) dari sekolah induk selain tugas pokoknya, diberi tambahan tugas memberikan motivasi, bimbingan, dan konseling/ bimbingan karir kepada peserta didik program SMA Terbuka.

9. Dalam pelaksanaan pembelajaran di TKB, guru dibantu oleh tutor yang telah diakui kompetensinya oleh sekolah induk. Beban kerja tutor sesuai dengan kebutuhan penugasan menggunakan sistem kontrak.

10. Tutor bertugas

a. Melakukan bimbingan belajar, pembimbingan praktik/praktikum, dan tugas-tugas akademik lain mewakili dan atas tanggung jawab guru bina,

b. Membantu belajar peserta didik sesuai dengan pedoman penyelenggaraan tutorial,

c. Mendampingi dan memotivasi peserta didik untuk melaksanakan belajar mandiri.

11. Tenaga kependidikan pada program SMA Terbuka terdiri atas.

a. Pengelola. Seluruh perangkat sekolah reguler yang menyelenggarakan SMA Terbuka

b. bertanggung jawab terhadap pengelolaan program SMA Terbuka di sekolah tersebut.

c. Pengelola TKB; dan d. Administrator.

G. Pembiayaan

1.

Satuan Biaya

Satuan biaya untuk menunjang penyelenggaraan SMA Terbuka pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dihitung berdasarkan komponen biaya untuk peserta didik yang bervariasi tergantung jumlah peserta didik yang dikelola, dan komponen biaya tetap, yaitu komponen biaya untuk investasi dan pemeliharaan.

2.

Komponen Pembiayaan

a. Biaya pengelolaan (manajemen) 1) Honor (bulanan) bagi:

Pengelola DI tkb

2) Biaya transpor terdiri atas:

a)

Biaya kunjungan guru bina sekolah induk ke TKB;

(18)

16

3) Honor Kegiatan Penunjang Akademik:

a)

Pengawasan Ujian; dan

b)

Kegiatan Remedial. b. Barang persediaan:

1) Alat Tulis Kantor (ATK); dan 2) bahan praktik/praktikum. c. Biaya Investasi untuk:

1) Pengembangan TIK;

2) Pengadaan peralatan praktik. d. Biaya pemeliharaan untuk:

1) Peralatan TIK; 2) Peralatan praktik;

3) Gedung dan barang inventaris.

3.

Sumber Dana a. Pusat (APBN):

1) Bantuan Operasional Sekolah (BOS); 2) Bantuan Siswa Miskin (BSM); dan 3) Bantuan pendidikan lainnya. b. Provinsi/Kabupaten/Kota:

1) BOS daerah;

2) Bantuan pendidikan lainnya. c. Masyarakat dan Dunia Usaha

1) Sumbangan pendidikan 2) Sumbangan sukarela 3) Dana CSR perusahaan

H. Proses Pembelajaran

1.

Ketersediaan akses terhadap sumber belajar bagi peserta didik dalam program SMA Terbuka harus dijamin oleh sekolah induk.

2.

Kompetensi praktik, terutama praktik dasar kejuruan dilatihkan di SMK induk dalam sistem blok dan dalam kurun waktu relative singkat.

3.

Beberapa mata pelajaran yang tidak dapat diajarkan melalui PJJ, dapat dilakukan di sekolah menggunakan system blok, menggunakan modul

(19)

17

a. Belajar mandiri dilakukan peserta didik secara perseorangan atau kelompok dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar dan mendapat bimbingan serta bantuan belajar atau tutorial sesuai dengan keperluan.

b. Belajar terbimbing atau terstruktur dilaksanakan melalui tutorial yang dilakukan oleh tutor/guru bina dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam bentuk :

1) Tutorial daring

a) Tutorial daring adalah proses pembelajaran jarak jauh dimana interaksi peserta didik dengan guru bina/tutor maupun antarpeserta didik termediasi TIK.

b) Tutorial daring dilaksanakan melalui sistem pengelolaan pembelajaran dan dimanfaatkan pendidik untuk melakukan bimbingan, diskusi, tanya jawab, penugasan, praktikum, dan juga penilaian.

c) Tutorial daring menjadi proses belajar utama yang disediakan oleh sekolah penyelenggara PJJ maupun yang digunakan dalam proses pembelajaran oleh peserta didik dan guru/tutor.

d) Bantuan lain yang dapat membantu peserta didik belajar seperti menjawab pertanyaan tentang jadwal nilai, jadwal.

2) Tutorial tatap muka

a) Tutorial tatap muka dapat dilaksanakan di TKB serta sesuai dengan keberadaan peserta didik.

b) Tutorial tatap muka tidak sama dengan pembelajaran tatap muka karena tutorial didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik, bukan berdasarkan penjelasan dari guru.

c) Tutorial tatap muka dapat dilaksanakan untuk praktek atau praktikum dengan menggunakan sistem blok sesuai kubutuhan yang disyaratkan oleh kurikulum. Penyelenggaraan praktik juga dapat dilaksanakan di sekolah induk,.

I. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar peserta didik dalam program SMA Terbuka

dilaksanakan melalui :

(20)

18

pedoman penilaian yang ditetapkan dalam modul. Pada modul-modul tertentu peserta didik dapat melanjutkan belajar modul berikutnya setelah memenuhi kriteria ketuntasan minimal.

2. Tes oleh Guru, yaitu penilaian pencapaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru setelah peserta didik menyelesaikan satu atau beberapa unit modul. Tes ini dapat berbentuk Ujian Tengah Semester atau Ujian Akhir Semester. Ujian semester dapat dilaksanakan di Sekolah Penyelenggara PJJ atau di TKB.

3. Evaluasi Akhir

Peserta didik dalam program SMA Terbuka yang telah menyelesaikan seluruh modul dalam 6 semester, dapat mengikuti ujian akhir studi di Sekolah induk. Mekanisme Penilaian dan Evaluasi (menyesuaikan dengan Sekolah Induk). Penilaian hasil belajar siswa dengan model layanan PJJ Pada SMA Terbuka mengikuti pelaksanaan penilaian hasil belajar yang dilaksanakan oleh sekolah induk.

Penilaian akhir semester disusun oleh Guru bina/ tutor Sekolahinduk. penilaian akhir semester biasanya dilaksanakan secara serentak atau bersamaan waktunya dengan SMA reguler. Soal untuk masing-masing mata pelajaran non UN disusun oleh tutor /Guru Bina mata pelajaran yang bersangkutan dengan aturan seperti soal mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan.

Untuk siswa kelas 12 bisa diikutsertakan pada latihan Ulangan Dalam Jaringan (UDJ) sebagai persiapan menghadapi Ujian Nasional yang disiapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

Dengan memperhatikan kondisi siswa dan TKB penilaian dilaksanakan oleh Tutor dan Guru bina secara fleksibel, dengan memperhatikan lima hal berikut;

1. Waktu yang disepakati antara peserta didik dengan Tutor dan Guru bina. 2. Tempat pelaksanaan penilaian (kelas di sekolah induk, TKB, ).

3. Sistem pembelajaran online/offline,modul cetak, modul digital, atau gabungan.

(21)

19

J. Proses Pengelolaan

1.

Pengelolaan pada program SMA Terbuka mengikuti aturan pengelolaan program reguler pada sekolah induk. Dimungkinkan ada pengelola khusus yang ditunjuk oleh kepala sekolah induk atau digabungkan dengan pengelolaan program reguler. Sementara itu, di TKB ada pengelola TKB.

2.

Pembelajaran di SMA Terbuka menggunakan Sistem Pengelolaan Pembelajaran yang meliputi proses administrasi, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pengawasan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut.

a.

Proses administrasi meliputi pendaftaran, pelaporan kegiatan belajar, kelulusan, dan sertifikasi.

b.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pembelajaran yang mengacu pada standar kompetensi lulusan dan kebutuhan peserta didik.

c.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi:

1)

Belajar mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar;

2)

Tutorial menggunakan berbagai sarana komunikasi sinkron atau asinkron;

3)

Penugasan, pengumpulan, dan penilaian tugas, baik secara daring (online)

maupun luring (offline);

4)

Penilaian beragam kegiatan belajar; dan

5)

Praktikum yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak simulator dan/atau laboratorium.

3.

Penilaian hasil belajar meliputi penilaian capaian pembelajaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

4.

Pelaporan kegiatan belajar termasuk perekaman kegiatan pembelajaran.

5.

Tempat Kegiatan Belajar (TKB), secara tersistem, merupakan bagian dari sekolah induk yang menjamin akses bagi peserta didik dalam penggunaan fasilitas untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Pengelola TKB bertindak sebagai koordinator SMA Terbuka setempat dan dapat bertindak sebagai representasi dari sekolah induk. Pengelola TKB ditetapkan oleh sekolah induk sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sekolah induk membuat:

a. Pedoman pelaksanaan kurikulum dalam bentuk panduan belajar dan pan-duan evaluasi serta kalender pendidikan;

(22)

20

c. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan dilakukan sesuai dengan keperluan;

d. Tata tertib pengunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; e. Tata hubungan sesama warga di sekolah induk, TKB, dan masyarakat; f. Pedoman akademik dan administrasi lainnya yang dibutuhkan di sekolah

induk

g. Program kerja sekolah induk.

6.

Kerjasama dengan para mitra sekolah penyelenggara PJJ harus dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama secara resmi, termasuk dan tidak terbatas pada pemanfaatan sumber daya manusia bersama, pemanfaatan sarana prasarana bersama, dan atau pemanfaatan sumber belajar bersama.

K. Pelaporan, Evaluasi, dan Penjaminan Mutu 1. Pelaporan

Sekolah wajib melaporkan sekolah terbuka kepada Pemerintah, pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

2. Pembinaan

Pembinaan Sekolah Terbuka menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya meliputi pembinaan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, proses pembelajaran, dan kelembagaan.

3. Evaluasi

Evaluasi SMA Terbuka dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.

4. Penjaminan Mutu

Sekolah induk melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara berkala yang dilaksanakan oleh Kepala sekolah yang kemudian akan diakreditasi sesuai dengan karakteristik PJJ.

Penjaminan mutu/kualitas penyelenggaraan PJJ didasarkan pada indikator sebagai berikut:

(23)

21

b. Proses pengembangan sumber-sumber belajar antara lain dokumen panduan pengembangan dan pelatihan untuk para pengembang sumber belajar, kaji ulang dan revisi yang teratur, dan memastikan keterlibatan peserta didik. c. Kegiatan pembelajaran, antara lain adanya panduan bagi peserta didik

mengenai pembelajaran dan mata pelajaran yang dilaksanakan secara daring, analisis terhadap motivasi dan kemampuan awal peserta didik untuk berpartisipasi pada pembelajaran daring/e-learning, fasilitasi untuk interaksi antara guru/tutor, peserta didik, dan sumber belajar, kesepakatan mengenai tenggat waktu untuk penyerahan tugas (kontrak pembelajaran), umpan balik untuk tugas-tugas, dan seterusnya.

d. Dukungan untuk guru/tutor serta fasiliatator antara lain bantuan teknis, pelatihan untuk pembelajaran daring, panduan mengenai akses data elektronis oleh peserta didik.

e. Dukungan untuk peserta didik, antara lain pelatihan awal pemanfaatan sistem daring, penyediaan berbagai informasi yang diperlukan, bantuan teknis selama pembelajaran berlangsung, dan penanganan pertanyaan dan keluhan peserta didik.

f. Dukungan dari institusi mitra sekolah penyelenggara PJJ, terutama dalam hal penyediaan sarana praktik maupun proses penilaian sesuai kompetensi. g. Penilaian dan evaluasi, antara lain evaluasi proses pembelajaran dan

efektivitas program, data mengenai peserta didik yang mendaftar dan berpartisipasi sampai selesai program, dan kaji ulang terhadap capaian belajar secara periodik untuk memastikan manfaat, kejelasan dan kecocokan dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang disasar oleh program tersebut.

Mutu mata pelajaran yang ditawarkan di SMA Terbuka ditentukan oleh adanya ketepatan indikator berikut:

a. deskripsi mata pelajaran; b. tujuan pembelajaran; c. penilaian dan pengukuran;

d. sumber dan bahan pembelajaran; e. keterlibatan peserta didik;

f. pemanfaatan teknologi;

g. dukungan untuk peserta didik; dan

(24)

22

5. Supervisi

a. Kepala sekolah penyelenggara SMA Terbuka sebagai penanggung jawab harus melaksanakan supervisi secara berkala.

b. Dinas Pendidikan melalui pengawas melaksanakan supervisi secara berkala ke sekolah penyelenggara SMA Terbuka dan TKB.

L. Luaran (Output)

(25)

23

IV.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK

A. Instansi/Unsur Yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan di Pusat 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Ditjen Dikdasmen merupakan pimpinan sektor (lead sector) pelaksanaan SMA Terbuka di pendidikan dasar dan menengah.

a. Direktorat Pembinaan SMA

Peran utama Direktorat Pembinaan SMA/SMK adalah:

1) memberikan dukungan kebijakan dan penyelenggaraan program pendidikan jarak jauh pada SMA/SMK;

2) mengoordinasikan penyediaan bahan ajar bagi peserta didik dan pegangan bagi pendidik;

3) memberikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

b. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Pembinaan PKLK bertanggungjawab dalam memberikan dukungan kebijakan dan penyelenggaraan sekolah terbuka.

2.Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan bertanggung jawab dalam penyediaan dan pembinaan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah penyelenggara PJJ maupun TKB.

3.Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom)

Berkoordinasi dengan direktorat teknis terkait, Pustekkom membantu dalam hal: a. menyiapkan dan menyelenggarakan sistem pengelolaan pembelajaran secara daring bersama SEAMOLEC;

b. mengembangkan bahan ajar digital bagi peserta didik di SMA Terbuka bersama SEAMOLEC;

(26)

24

d. mengembangkan struktur jaringan di sekolah penyelenggara SMA Terbuka dan TKB;

e. menyosialisasikan prorgam SMA Terbuka melalui media daring (online); f. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi program SMA Terbuka

secara

daring bersama SEAMOLEC.

4.SEAMOLEC

Berkoordinasi dengan direktorat terkait, SEAMOLEC berperan membantu: a. menyiapkan dan menyelenggarakan sistem pengelolaan pembelajaran secara daring bersama Pustekkom;

b. mengembangkan bahan ajar digital bagi peserta didik di SMA Terbuka bersama Pustekkom;

c. melatih “master teacher” dalam rangka menyiapkan pendidik (guru dan tutor) SMA Terbuka;

d. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi SMA Terbuka secara daring bersama Pustekkom.

B.Instansi/Unsur Yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan di Daerah 1.Dinas Pendidikan Provinsi

Dinas pendidikan memiliki peran strategis dalam persiapan, pelaksanaan, dan keberlangsungan program PJJ pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan kewenangan yang dimilikinya, dinas pendidikan antara lain memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. mengeluarkan surat izin operasional penyelenggaraan program PJJ berdasarkan usulan dari calon sekolah penyelenggara PJJ atau sekolah induk, sesuai kewenangannya;

b. menyusun dan menetapkan pola pengelolalaan program PJJ; c. menetapkan TKB berdasarkan usulan masyarakat/ calon sekolah penyelenggara PJJ;

d. mensosialisasikan program SMA terbuka kepada stakeholders; e. menjamin ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan;

(27)

25

g. melakukan pembinaan secara berkelanjutan.

2.Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan (BP 3)

a. Mensosialisasikan program sekolah terbuka dan SMK PJJ kepada Kepala SMP / Mts , Camat ,Lurah, Desa ,dan Tokoh Masyarakat

b. Memverifikasi SMA Terbuka dan SMK Penyelenggara PJJ

c. Memfasilitasi kerjasama dengan Kadin kab / kota , UMKM , KUD dan BLK d. Melakukan Pendampingan Program Pendidikan Jarak Jauh Pada SMA dan SMK di wilayahnya .

3. Sekolah SMA Terbuka atau Sekolah Induk

SMA Terbuka atau sekolah induk berperan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan berbagai kegiatan yang terkait dengan program PJJ. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan antara lain:

a. mengusulkan penyelenggaraan program PJJ berdasarkan:

1) hasil analisis kebutuhan Sumber Daya manusia sesuai dengan program/paket keahlian yang diperlukan di wilayah tertentu;

2) jaminan keberlanjutan program/paket keahlian sesuai dengan Sumber Daya yang tersedia dalam satu siklus pendidikan;

3) analisis pengembangan kapasitas sekolah penyelenggara PJJ termasuk kapasitas barang modal, pendidik dan tenaga kependidikan.

b. Menyusun program kerja sekolah berkaitan dengan PJJ yang memuat: 1) Kegiatan persiapan menjelang tahun ajaran baru

2) Pelaksanaan pengelolaan SMK PJJ 3) Monitoring evaluasi

4) Komitmen kepala sekolah

c. melaksanakan rekrutmen peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan; d. melaksanakan sosialisasi program PJJ;

e. membina TKB;

f. melaksanakan seleksi dan registrasi peserta didik; g. melaksanakan proses pembelajaran secara jarak jauh; h. melaksanakan penilaian hasil belajar;

i. mengelola dan melaporkan hasil belajar, rapor dan lainnya; j. mengelola dokumen induk peserta didik;

(28)

26

l. berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan institusi lain yang relevan; m. menyediakan sarana-prasarana atau akses terhadap sarana-prasarana pembelajaran.

4.Pengawas Sekolah

a. Pengawas sekolah bertugas melaksanakan supervisi dalam rangka pembimbingan dan pembinaan penyelenggaraan program PJJ, sesuai dengan kewenangannya.

b. pengawas sekolah bertugas melaksanakan pendampingan pada perencanaan pelaksanaan dan monitoring serta melakukan evaluasi secara berkala pada penyelenggaraan program PJJ ke Dinas Pendidikan Provinsi melalui bidang Pendidikan Menengah Kejuruan

5.Pengelola TKB

a. Memberikan layanan akademis dan konseling kepada peserta didik

b. TKB melayani maksimal 30 peserta didik dengan paket keahlian yang sama untuk SMK Penyelenggara

c. Menyusun jadwal tatap muka

(29)

27

V.

PENGUSULAN PROGRAM SMA TERBUKA

A. Pengusulan Program SMA Terbuka

1. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Untuk itu, pembukaanProgram/Paket Keeahlian yang dilaksanakan dengan cara PJJ dilakukan oleh SMA, masyarakat, dan dunia usaha/dunia industri di Kota/Kabupaten di Jawa Barat.

2. SMA yang dapat membuka Program IPA atau Bahasa yang dilaksanakan dengan cara PJJ adalah SMA yang memenuhi persyaratan:

a. Memiliki akreditasi, sekurang-kurangnya B untuk swasta dan A dan B untuk SMA negeri

b. Telah menghasilkan lulusan program IPA;

1) SMA yang membuka Program IPA/Bahasa, sekurang-kurangnya sudah melaksanankan program tersebut selama 3 tahun pertama.

a) Mengizinkan pekerjanya untuk belajar di SMA dengan cara PJJ;

b) Ikut serta dalam penyesuaian kurikulum SMA Terbuka sesuai dengan kebutuhan siswa secara terstandar yang terdapat dalam Standar Kompetensi Lulusan SMA;

c) Menyediakan peralatan praktik yang dibutuhkan oleh peserta didik di sekolah induk.

d) Menerima, menyediakan laboratorium IPA/Bahsa di tempat, dan memberikan kesempatan bagi peserta didik SMA PJJ untuk melakukan praktik kerja industri di perusahaannya;

e) Menggunakan sebagian dana Corporate Social Responcibility (CSR)untuk pembiayaan kegiatan praktik di laboratorium;

f) Pernyataan persetujuan terhadap pendirian SMA Terbuka Program IPA/Bahasa

(30)

28

4. Dalam hal tidak memungkinkan dilakukannya kerja sama dengan perusahaan tertentu, kerja sama dapat dilakukan oleh SMA Terbuka dengan perwakilan dunia usaha/dunia industri dengan persetujuan Kamar Dagang dan Industri. Usulan dari SMK PJJ harus disertai dengan pernyataan persetujuan dan kesanggupan bekerja sama dari Kamar Dagang dan Industri (tingkat kabupaten/kota), yang sekurang-kurangnya berisi tentang:

a. Gambaran ringkas atas kebutuhan kompetensi teknis terkait Program Keterampilan pada SMA yang diperlukan oleh dunia kerja/dunia usaha di wilayah kerjanya;

b. Ikut serta dalam penyesuaian kurikulum SMA pada program SMA Terbuka dengan kebutuhan daerahnya tanpa mengurangi tingkat kompetensi terstandar yang terdapat dalam Standar Kompetensi Lulusan SMA;

c. Menjaga keselarasan dan meningkatkan kualitas kerja sama perusahaan dengan program SMA Terbuka;

d. Ikut serta dalam penempatan tamatan pada perusahaan/industri. 5. Pernyataan persetujuan terhadap pendirian SMA Terbuka

6. Usulan dari SMK (penyelenggara) harus disertai dengan pernyataan persetujuan dari pejabat (tingkat kabupaten) yang berwenang atas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

7. Usulan pembukaan Program Keahlian atau Paket Keahlian pada SMK yang dilaksanakan dengan cara PJJ harus disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sebelum tahun pelajaran dimulai.

8. Dinas Provinsi akan melakukan penilaian usulan berdasarkan kajian kelayakan dan kelengkapan berkas usulan. .

9. Kesesuaian dan kebenaran kajian kelayakan dinilai berdasarkan simpulan kunjungan tim penilai di lokasi dan wilayah setempat serta data pendukung dan pembanding lainnya.

B. Data Pendukung dan Lampiran

Penyelenggara program PJJ harus melakukan kajian kelayakan akademik dan administratif yang tertuang dalam suatu Naskah Akademik beserta lampiran yang terdiri antara lain:

(31)

29

2. Daftar guru beserta mata pelajaran yang diampu dan fotokopi ijazah S1 dan yang lebih tinggi (dari setiap guru) serta ijin perbantuan bagi guru dari sekolah lain atau instansi lain;

3. Daftar tutor beserta mata pelajaran dan lokasi tugas, dan fotokopi ijasah SMA atau yang lebih tinggi, serta surat kesediaan menjadi tutor (dari setiap tutor). 4. Daftar riwayat hidup guru dan tutor;

5. Daftar tenaga kependidikan;

6. Daftar sarana prasarana pendukung PJJ yang tersedia di sekolah penyelenggara PJJ dan TKB.

7. Daftar sarana prasarana dan daftar fasilitas fisik pendukung yang dapat dimanfaatkan berdasarkan asas pemanfaatan bersama.

8. Dokumen pendukung lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam akreditasi minimal.

(32)

30

VI.

PENUTUP

Pendidikan Jarak Jauh merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan media komunikasi dengan materi ajar yang dikembangkan dan dikemas dalam beragam bentuk berbasis TIK. Prinsip pelaksanaan PJJ adalah akses, pemerataan dan kualitas. Akses untuk mendapatkan pendidikan semakin mudah dengan bantuan teknologi. Sehingga ada pemerataan kesempatan berpartisipasi tanpa kendala dan kualitas sesuai standar nasional pendidikan.

(33)

31

A. Kelayakan Pembukaan Program PJJ pindah ke Juknis !!!!!!

Pembukaan program PJJ didasarkan pada pertimbangan: 1. Umum

a. Adanya kebutuhan nyata yang ditunjukkan oleh data penduduk yang berusia 16-21 tahun, tetapi tidak sekolah karena bekerja maupun bekerja paruh waktu, mengurus rumah tangga, maupun alasan-alasan lain terkait ekonomi, sosial. b. Adanya prospek pekerjaan yang nyata bagi lulusan program PJJ tersebut

sehingga tidak menimbulkan penganggur baru (harus didukung dengan data survei).

c. Adanya dukungan dari DU/DI berupa Sarana/Prasarana, SDM, dan kesediaan menerima peserta didik untuk praktek sampai perekrutan lulusan

d. Penyelenggaraan program PJJ memperhatikan keadaan lingkungan yaitu penye-lenggaraan program pendidikan oleh sekolah lain sekitarnya atau di wilayah jangkauan sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat antarsekolah. Setiap sekolah penyelenggara PJJ wajib membuat pemetaan wilayah yang menjelaskan posisi sekolah penyelenggara dan rencana TKB yang akan didirikan/dibuka yang disyahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi setempat. Pemetaan ini sekaligus menjadi dasar pengembangan TKB sehingga tidak tumpang tindih dengan SMA/SMK yang membuka program sejenis. e. Penyelenggaraan program PJJ tidak menimbulkan pergesekan internal di

dalam sekolah penyelenggara PJJ yang dapat menurunkan mutu kinerjanya, karena adanya kompetisi dalam pemanfaatan sumber daya.

f. Agar tidak terjadi kelebihan pasok lulusan, maka program PJJ yang diusulkan dapat ditutup dan dibuka sesuai dengan kebutuhan, sesudah tiga siklus pembelajaran. Untuk itu diperlukan kemampuan melakukan relokasi sumber daya .

g. Program PJJ menjamin efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan, serta meningkatkan layanan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah.

2. Khusus

(34)

32

a. Sumber Daya

1) Tersedianya sumber daya yang disiapkan untuk merancang, menyusun, memproduksi, dan menyebarluaskan seluruh sumber belajar.

2) Tersedianya sumber daya untuk memutakhirkan secara berkala setiap ma-teri ajar yang diproduksi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

3) Mampu menyediakan sumber daya yang menjamin penyelenggaraan interaksi antara peserta didik dengan guru/tutor secara intensif, baik melalui tatap muka, telewicara, surat menyurat elektronik, maupun bentuk-bentuk interaksi jarak jauh sehingga mampu menjaga kualitas proses pembelajaran.

4) Mempunyai akses kepada sumber daya penyedia fasilitas praktik/ praktikum/ praktik kerja lapangan dan/atau akses bagi peserta didik sesuai dengan capaian pembelajaran yang dipersyaratkan.

5)

Tersedianya sumber daya untuk melakukan evaluasi hasil belajar

secara terprogram.

6)

Mampu menyediakan sumber daya bidang manajemen dan

pembelajaran jarak jauh.

7) Tersedianya sumber daya untuk mengorganisasikan TKB yang bertujuan memberikan layanan teknis dan akademis secara intensif kepada pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran jarak jauh.

b. Kurikulum

1) Kurikulum program PJJ memiliki capaian belajar (learning outcomes) yang setara dengan capaian belajar pada pendidikan reguler.

2) Kurikulum program PJJ mengacu kepada Kurikulum Nasional dan disesuikan dengan kebutuhan pembangunan daerah sepanjang tidak mengurangi standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan.

c. Proses Pembelajaran

1) Rancangan pembelajaran disusun dengan memperhatikan interaksi antara media, metode, materi, waktu, dan sistem penyampaian serta memuat penjelasan tentang belajar mandiri, tutorial, dituangkan dalam bentuk silabus.

(35)

33

3) Rancangan interaksi dua arah dengan pendidik (guru/tutor) harus menggambarkan cara, tujuan, dan frekuensi pelaksanaannya.

4) Rancangan bahan ajar dan media belajar yang digunakan harus menggambarkan sumber dan strategi pemanfaatannya.

5) Rancangan evaluasi hasil belajar harus mencerminkan tingkat kematangan dan kemampuan peserta didik melalui mekanisme tertentu. 6) Layanan bantuan belajar/pendampingan harus dirancang sesuai dengan

strategi pembelajaran.

7) Ketersediaan perangkat lunak pengelolaan pembelajaran jarak jauh (Learning Management System dan sejenisnya) yang digunakan serta dukungan server (hosting atau di sekolah penyelenggara PJJ), Sumber Daya pengelola perangkat keras dan perangkat lunak.

d. Manajemen 1) Organisasi

• Program PJJ terintegrasi pada program reguler yang tergambarkan

secara jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam struktur organisasi sekolah.

• Tersedia kerangka kerja antara sekolah penyelenggara PJJ, TKB, dan

mitra-mitra penyelenggara PJJ terkait pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan PJJ.

• Adanya kebijakan sekolah tentang program PJJ yang terintegrasi pada

rencana tahunan sekolah. 2) Pendanaan

• Kejelasan dana investasi terhadap besarnya dana serta sumbernya.

• Kejelasan dana operasional dan pemeliharaan terhadap besarnya dana

serta sumbernya.

• Kejelasan penerimaan internal dan eksternal yang menggambarkan

komposisi penerimaan internal dan peruntukannya dalam program PJJ untuk menjamin keberlanjutan program secara mandiri.

• Kepastian dukungan finansial oleh sekolah penyelenggara untuk

penyediaan akses infrastruktur PJJ. 3) Manajemen Akademik

• Adanya rencana pengembangan program yang mencakup tahapan

(36)

34

• Adanya manajemen sumber daya yang meliputi proses perekrutan,

staffing, kualifikasi, pengembangan dan pembinaan sesuai dengan kewenangannya.

• Adanya mekanisme pemutakhiran bahan ajar serta media yang

digu-nakan.

• Adanya sistem penjaminan mutu akademis yang mengacu kepada

SPMI untuk memastikan bahwa pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud dalam program PJJ dipenuhi.

• Adanya kerjasama antarlembaga bidang akademik atau non akademik

dengan sekolah lain, institusi, dunia industri, dan pihak lain dalam dan luar negeri untuk memfasilitasi pelaksanaan program pjj dan peningkatan kualitas pendidikan.

• Memiliki ijin penyelenggaraan program reguler dan telah diakreditasi

oleh Badan Akreditasi Nasional dengan minimal nilai B untuk sekolah negeri dan nilai A untuk sekolah swasta.

4) Administrasi

• Pemenuhan dokumen pembukaan program PJJ dalam bentuk studi

kelayakan.

• Pemenuhan data pendukung dan lampiran pembukaan program PJJ.

• Pemenuhan persyaratan akreditasi minimal.

B.Data Pendukung dan Lampiran

Penyelenggara program PJJ harus melakukan kajian kelayakan akademik dan administratif yang tertuang dalam suatu Naskah Akademik beserta lampiran yang terdiri antara lain:

10. Kurikulum dan silabus;

11. Daftar guru beserta mata pelajaran yang diampu dan fotokopi ijazah S1 dan yang lebih tinggi (dari setiap guru) serta ijin perbantuan bagi guru dari sekolah lain atau instansi lain;

12. Daftar tutor beserta mata pelajaran dan lokasi tugas, dan fotokopi ijasah SMA atau yang lebih tinggi, serta surat kesediaan menjadi tutor (dari setiap tutor). 13. Daftar riwayat hidup guru dan tutor;

(37)

35

15. Daftar sarana prasarana pendukung PJJ yang tersedia di sekolah penyelenggara PJJ dan TKB.

16. Daftar sarana prasarana dan daftar fasilitas fisik pendukung yang dapat dimanfaatkan berdasarkan asas pemanfaatan bersama.

17. Dokumen pendukung lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam akreditasi minimal.

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya baik mahasiswa UT, yang belajar dalam sistem pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) maupun siswa SMA, yang merupakan calon potensial mahasiswa PTJJ sudah

Tingginya kasus HPAI di Jawa Barat dipengaruhi oleh tingginya populasi unggas baik di sektor 1, 2, 3, maupun di sektor 4 (unggas pekarangan/bukan ras); tingginya lalu

4.1 Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait jati diri, dengan

3.1.1 Peserta didik dapat mengidentifikasi kata, frasa atau kalimat yang diperdengarkan tentang salam, kabar dan identitas dengan benar. 3.1.2 Peserta didik dapat

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek

inklusif bukan tidak mungkin memiliki kendala. Mulai dari kendala teknis hingga manajerial. Baik dari pihak pemerintah, pimpinan sekolah, guru, dan peserta

Jawaban soal esai kemudian dipindai sebagai file (lihat tipe file yang dibutuhkan di tiap soal) dan diunggah di tempat yang telah ditentukan (lihat lampiran contoh lembar

Bandung Barat 68 SMAS PGRI CIPEUNDEUY Swasta Kec.. Bandung Barat 69 SMA DARUN NASYA Swasta