• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI FKIP UNILA DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI SMA DAN SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI FKIP UNILA DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI SMA DAN SMP"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Kompentesi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus dan RPP SMP dan SMA

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sekretariat PPL FKIP Unila untuk

mendeskripsikan kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangkan Silabus dan RPP Biologi SMP dan SMA, diperoleh data

sebagai berikut.

Tabel 3. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus Dan RPP Biologi SMA Dan SMP (n=33)

Satuan Tingkat Pendidikan

Persentase Mengembangkan

Silabus

Kategori

Persentase Mengembangkan

RPP

Kategori

SMA 56,12 Sedang 44,31 Rendah

SMP 51, 98 Rendah 41,87 Rendah

Berdasarkan tabel 3 dan diketahui bahwa rata-rata kompetensi calon guru

biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi pada

umumnya termasuk dalam kategori rendah, kecuali kompetensi calon guru

(2)

44

Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus Biologi SMP dan SMA Pada Tiap Aspek Penilaian.

Data penunjang yang diperoleh dari penelitian ini adalah data persentase

kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus

Biologi SMP dan SMA pada tiap aspek penilaian. Selengkapnya data tersebut

disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus Biologi SMA dan SMP Pada Tiap Aspek Penilaian (n=33)

Satuan Tngkat Pendidikan

Skor Pada Tiap Aspek Penilaian

A b c d e f g

Keterangan: a) Identitas silabus; b) Menentukan materi pokok; c) Merumuskan indikator; d) Menentukan kegiatan pembelajaran: e) Menentukan sumber belajar, media/alat peraga; f) Menentukan rencana sistem penilaian; g) Menentukan alokasi waktu

Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa persentase kemampuan calon guru

biologi FKIP Unila dalam mengembangkan silabus biologi SMA dan SMP

termasuk kedalam kategori tinggi pada identitas silabus, pada aspek penilaian

menentukan materi pokok termasuk kedalam kategori rendah, aspek penilaian

merumuskan indikator termasuk kedalam kategori sedang, kategori kurang

pada aspek penilaian menentukan kegiatan pembelajaran, aspek penilaian

menentukan sumber belajar, meia/alat peraga termasuk kedalam kategori

sedang, untuk silabus biologi SMA dan rendah untuk silabus biologi SMP,

pada aspek penilaian menentukan rencana sistem penilaian termasuk kedalam

(3)

45

SMP, aspek penilaian menentukan alokasi waktu termasuk kedalam kategori

sedang untuk silabus biologi SMA dan rendah untuk silabus biologi SMP.

Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan RPP SMP dan SMA Dalam Tiap Aspek Penilaian

Data penunjang yang diperoleh dari penelitian ini adalah data persentase

kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP

Biologi SMP dan SMA pada tiap aspek penilaian. Selengkapnya data tersebut

disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan RPP Biologi SMA dan SMP Tiap Aspek Penilaian (n=33)

Tingkat Satuan Pendidikan

Skor Pada Tiap Aspek Penilaian

a b c d e f g h i j k l

Keterangan: a) Identitas RPP; b) Merumuskan tujuan pembelajaran; c) Merumuskan indikator; d) Menentukan materi ajar; e) Menentukan metode pembelajaran; f) Menenyusun langkah-langkah pembelajaran; g) Kegiatan awal pembelajaran; h) Kegiatan inti pembelajaran; i) Kegiatan penutup pembelajaran; j)

Menentukan sumber belajar, media/alat peraga; k) Menentukan alokasi waktu; l) Menentukan penilaian

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa persentase kemampuan calon guru

biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP biologi SMA dan SMP

termasuk kedalam kategori tinggi untuk aspek penilaian identitas RPP aspek

penilaian merumuskan tujuan pembelajaran termasuk kedalam kategori

(4)

46

sedang untuk RPP biologi SMA dan kategori rendah untuk RPP biologi SMP,

kategori kurang pada aspek penilaian merumuskan materi ajar, menentukan

metode pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti

pembelajaran, kegiatan penutup pembelajaran, menentukan sumber belajar,

media/alat peraga. Aspek penilaian menentukan alokasi waktu rendah untuk

RPP biologi SMA dan kurang untuk RPP biologi SMP, dan pada aspek

penilaian menentukan penilaian rendah untuk RPP bilgi SMP dan SMA.

Penelusuran Kepemilikan dan Cara Memperoleh Silabus dan RPP Oleh Calon Guru Biologi FKIP Unila Pada Saat Melaksanakan PPL.

Untuk menelusur hasil pengembangan Silabus dan RPP calon guru biologi

FKIP Unila agar diperoleh informasi pengetahuan responden dan mengetahui

apakah karya tersebut merupakan hasil pengembangan calon Guru sendiri atau

bukan, maka diberikan angket kepada sampel dan diperoleh data yang

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Persentasi Angket Pengetahuan Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus Dan RPP Biologi SMP Dan SMA (n=33)

Tingkat Satuan

Pendidikan Skor (%) Kategori

SMA 73,77+5,52 Sedang

SMP 72,97+7,58 Sedang

Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa pengetahuan calon Guru biologi FKIP

Unila dalam mengembangkan silabus dan RPP yang sesuai dengan SNP masih

(5)

47

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data (Tabel 3), diketahui kompetensi calon guru

biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi pada

umumnya termasuk dalam kategori rendah, kecuali kompetensi calon guru

dalam mengembangkan Silabus SMA dengan kategori sedang.

Hal ini dikarenakan penilaian per-aspek penyusunan silabus SMA lebih tinggi

per-individu dibandingkan dengan penilaian per-aspek silabus SMP yang

lebih rendah per-individu, contohnya pada aspek penilaian menentukan

materi pokok (tabel 4 poin b) sangat terlihat perbedaan yang sangat signifikan

antara calon guru biologi, hal ini di karena kemampuan masing-masing

individu berbeda dalam mengembangkan silabus per-tiap aspek yang sesuai

dengan SNP. Tabel 3 juga memperlihatkan bahwa tingkat kesesuaian Silabus

dan RPP Biologi SMP dan SMA yang dikembangkan calon guru biologi

FKIP Unila dengan SNP rendah.

Umumnya calon guru tidak menggunakan pedoman pengembangan Silabus

dan RPP yang dikembangkan Depdiknas secara langsung, melainkan

mengedit Silabus dan RPP dari berbagai sumber lain. Selain untuk menelusur

apakah silabus dan RPP yang digunakan dalam proses PPL calon Guru

Biologi FKIP Unila diperoleh dari mengembangkan sendiri sesuai dengan

SNP, mengedit berbagai sumber, atau copy paste, serta pengetahuan calon

guru terhadap pedoman pengembangan Silabus dan RPP, angket juga

merupakan strategi untuk mengetahui apakah perangkat rencana

(6)

48

Untuk mendeskripsikan kompetensi calon Guru Biologi dalam

mengembangkan Silabus dan RPP Biologi, maka diberikan analisis

kesesuaian Silabus dan RPP karya calon Guru dengan SNP pada tiap aspek

penilaian, sehingga diketahui peta-peta kelebihan dan kekurangan hasil

pengembangan Silabus dan RPP tersebut (Tabel 4 dan 5).

Merujuk hasil analisis data kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangkan Silabus Biologi SMP dan SMA, diketahui:

1) Aspek identitas Silabus, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP

Unila tinggi. Secara umum kelengkapan identitas Silabus telah

dicantumkan. Adapun kekurangan rata-rata adalah tidak dicantumkannya

identitas/nama sekolah, dan atau program kelas, dan atau alokasi waktu.

BSNP (2007:8) menyatakan bahwa identitas mata pelajaran, meliputi:

satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata

pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan.

2) Aspek menentukan materi pokok, kategori kompetensi calon guru biologi

FKIP Unila rendah. Kekurangan terletak pada: (a) tidak adanya

kesesuaian materi pokok dengan SK dan KD (b) materi yang dicantumkan

paling banyak hanya didasarkan pada urutan buku paket yang digunakan

sebagai sumber belajar; (c) materi pokok tidak dijabarkan dalam sub

materi pokok, hanya dituliskan dalam judul besar misalkan “Sistem

Reproduksi Manusia”. materi pokok tersebut seharusnya dijabarkan

dalam beberapa sub materi pokok contohnya“Struktur organ reproduksi

(7)

49

dan lain sebagainya sesuai dengan SK/KD yang akan dicapai. BSNP

(2007:9) materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi.

3) Aspek merumuskan indikator, kategori kompetensi calon guru biologi

FKIP Unila sedang. Secara umum calon guru sudah merumuskan lebih

dari satu indikator pada setiap materi pokok (jenuh) dan sudah sesuai

dengan SK/KD yang diajarkan. Akan tetapi, terdapat beberapa kekurangan

antara lain: (a) ditemukan rumusan indikator yang sulit untuk diukur,

karena menggunakan kata kerja operasional (lampiran 4) untuk kegiatan

pembelajaran; (b) rumusan indikator belum memiliki batasan yang jelas.

Contohnya rumusan indikator berikut ini,“Mengidentifikasi jenis-jenis

bahan pencemar lingkungan”.Rumusan indikator tersebut menggunakan

kata kerja operasional untuk kegiatan pembelajaran yaitu

Mengidentifikasi”; batasannya belum jelas yaitu “jenis-jenis” tidak

ditentukan secara pasti jumlah yang diminta; serta “Lingkungan” belum

jelas lingkungan mana yang dimaksud, apakah air, tanah, atau udara.

4) Aspek menentukan kegiatan pembelajaran, kategori kompetensi calon

guru kurang. Dalam merumuskan kegiatan pembelajaran, guru hendaknya

memperhatikan beberapa faktor antara lain: (1) karakteristik konsep yang

diajarkan; (2) kesiapan siswa; (3) fasilitas yang tersedia (Rustaman,

2005:75). Kekurangan calon guru dalam menentukan kegiatan

(8)

50

belum mencerminkan indikator yang akan dicapai, contohnya rumusan

kegiatan pembelajaran,“Siswa menelaah kemasan suatu produk makanan

untuk mendapatkan informasi tentang efek samping bahan kimia pada

produk tersebut”untuk mengukur indikator, “Mengidentifikasi efek bahan

kimia pada produk makanan”.Faktanya adalah dalam kemasan produk

makanan hanya mencantumkan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai

komposisi bahan makanan tersebut, tidak memberikan informasi tentang

efek samping bahan kimia yang digunakan sama sekali. Hal ini bermakna

indikator tersebut tidak akan tercapai dengan kegiatan pembelajaran

seperti tertulis di atas; (b) rangkaian kegiatan yang dilakukan peserta didik

untuk mencapai KD tidak runut. Contohnya adalah rumusan kegiatan

pembelajaran dibawah ini.

a. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan informasi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan

b. Mencari informasi melalui nara sumber (ahli tumbuhan, ahli pertenakan, petani, peternak) tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

c. Mengamati melalui gambar/video proses metamorfosis dan

metagenesis

d. Melakukan percobaan pertumbuhan pada macam-macam tumbuhan berdasarkan titik tumbuhnya

Untuk melakukan kegiatan pembelajaran di atas dalam satu kali

pertemuan, kemungkinan sulit terlaksana, karena rangkaian kegiatan yang

dirumuskan tidak runut dan tidak saling mendukung antara satu tahap ke

(9)

51

5) Aspek menentukan sumber belajar, media/alat peraga, kategori

kompetensi calon guru biologi FKIP Unila pada SMP rendah dan SMA

sedang. Umumnya calon guru memiliki keterbatasan dalam hal memilih

sumber yang spesifik. Rata-rata sumber belajar dituliskan dalam bentuk

buku paket siswa”,“lingkungan sekitar”, literatur lain yang relevan

sebagai sumber belajar;“LKS”,“penuntun praktikum”, “alat-alat

praktikum”,sebagai media. Keseluruhanya masih bias karena tidak

dijelaskan secara rinci.

6) Aspek menentukan rencana sistem penilaian, kategori kompetensi calon

guru biologi FKIP Unila pada SMP rendah dan SMA kurang. Pada

dasarnya dalam setiap Silabus yang dikembangkan, telah dicatumkan

rencana sistem penilaian dalam format yang tepat. Akan tetapi, beberapa

kekeliruan masih muncul yaitu: (a) penilaian hanya pada ranah kognitif.

Ranah afektif dan psikomotor sering kali tidak dievaluasi. Kalaupun

dicantumkan pada rencana penilaian, tidak disertakan istrumen yang

digunakan untuk mengevaluasi ranah afektif dan psikomotor tersebut.

Depdiknas (2008a):52) penilaian mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor.(b) beberapa soal yang dibuat tidak sesuai dengan rumusan indikator. BSNP (2007:12) Prosedur dan instrumen penilaian proses dan

hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan

mengacu kepada Standar Penilaian.

7) Aspek menentukan alokasi waktu, kategori kompetensi calon guru biologi

(10)

52

sudah memperhatikan program semester, dalam menetukan alokasi waktu.

Alokasi waktu juga telah dijabarkan pada setiap KD. Hanya saja, beberapa

kekurangan sering muncul antara lain: pendistribusikan alokasi waktu

kurang memperhatikan tingkat kesulitan materi. Ada materi tingkat

kesulitannya tinggi, hanya diberikan waktu sama dengan materi yang

tingkat kesulitanya sedang. BSNP (2007:9) merujuk jumlah minggu

efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman,

tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.

Uraian di atas merupakan deskripsi umum kompetensi calon guru biologi

FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus biologi SMP dan SMA.

Deskripsi selanjutnya adalah kompetensi calon guru biologi FKIP Unila

dalam mengembangkan atau menuangkan kerangka Silabus dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) biologi SMP dan SMA.

Rustaman (2005:23) menjelaskan bahwa dalam mengembangkan RPP

harus berpedoman pada GBPP (Silabus). Akan tetapi, hal itu justru

menjadi kelemahan calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan

RPP. Umumnya RPP yang dikembangkan dari segi isi terdapat beberapa

bagian yang tidak sesuai dengan Silabus. Sebagian besar calon guru belum

memiliki pemahaman bahwa Silabus merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari RPP. Berikut ini deskripsi hasil analisis kompetensi calon

guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP biologi SMP dan

(11)

53

1) Aspek identitas RPP, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila

tinggi. Kelengkapan identitas RPP, secara umum sudah diisi dengan tepat.

Beberapa kekurangan rata-rata terletak pada tidak dicantumkannya

identitas/nama sekolah, dan atau program kelas.

2) Aspek merumuskan tujuan pembelajaran, kategori kompetensi calon guru

Biologi FKIP Unila sedang. Rumusan tujuan pembelajaran oleh calon guru

memiliki beberapa keterbatasan yaitu (a) rumusan tidak lengkap, tidak

memuat komponen peserta didik, tingkah laku yang diperlukan, kondisi

yang diberikan untuk mencapai derajat ketercapaian tujuan secara lengkap.

Rustaman (2005:36) menegaskan bahwa dalam merumuskan tujuan

pembelajaran yang lengkap, terdiri atas empat komponen, yaitu komponen

Audience(A), perilaku hasil belajar ataubehavior(B), kondisi atau

condition(C), kriteria, standar, atau derajat minimal ataudegree(D).

Komponen penting inilah yang tidak semua calon guru mengetahuinya,

sehingga rumusan tujuan umumnya hanya memuat tiga komponen yaitu

A,B, dan D. Contohnya sebagai berikut: “Siswa(A) dapat membedakan

(B) pola jumlah daun lembaga pada kecambah tumbuhan biji tertutup(D)

Rumusan tujuan tersebut seharusnya dapat disempurnakan menjadi,

Setelah melakukan pengamatan terhadap perkecambahan biji

bermacam-macam tumbuhan berbiji (C), siswa(A) dapat membedakan(B) pola

jumlah daun lembaga pada kecambah tumbuhan berbiji tertutup(D)”,

sehingga komponencondition(C)muncul dengan ditambahkannya

Setelah melakukan pengamatan terhadap perkecambahan biji

(12)

54

3) Aspek merumuskan indikator, kategori kompetensi calon guru biologi

FKIP Unila pada SMP rendah dan SMA sedang. Keterbatasan calon guru

dalam merumuskan indikator pada RPP antara lain: (a) tidak berpedoman

pada indikator dalam silabus. Misalkan dalam Silabuskan dijabarkan

empat indikator, dalam RPP dapat berubah menjadi kurang atau lebih dari

empat; (b) sering menggunakan kata kerja operasional(lampiran 4) untuk

rumusan kegiatan pembelajaran seperti“Mengidentifikasi”.Akibatnya,

rumusan indikator sulit untuk diukur atau diamati pencapaiannya.

Depdiknas (2008a);96) indikator pencapaian (1) dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup keterampilan/psikomotor, (2) dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup pengetahuan, (3) dirumuskan dengan menggunakan kata kerja

operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap

menggambarkan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

penilaian mata pelajaran.

4) Aspek menetukan materi ajar, kategori kompetensi calon guru biologi

FKIP Unila kurang. Umumnya materi ajar yang dikembangkan calon guru:

(a) tidak berpedoman pada bahan yang tercantum dalam silabus; (b) tidak

memperhatikan keluasan dan kedalaman materi; (c) tidak dituliskan secara

sistematik menjadi uraian materi singkat; (d) tidak sesuai dengan

(13)

55

5) Aspek menetukan metode pembelajaran, kategori kompetensi calon guru

biologi FKIP Unila kurang. Dalam menetukan metode pembelajaran

dalam RPP, umumnya calon guru sudah mencantumkan berbagai variasi

pendekatan dan atau metode, dan atau model pembelajaran. Yang menjadi

kekurangan antara lain: (a) metode pembelajaran yang dipilih rata-rata

tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran siswa pada silabus; (b) calon

guru sering tidak cermat dalam memilih metode yang cocok dengan materi

yang diajarkan. Depdiknas (2008a):98) pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik

dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata

pelajaran. Sebagai contoh untuk membelajarakan konsep evolusi calon

guru memilih metodeDirect Instruction, seharusnya metode tersebut tidak

cocok untuk materi evolusi. Metode pengamatan terhadap bukti-bukti

evolusi akan lebih cocok untuk membelajarkan konsep evolusi; (c) calon

guru belum memahami karakteristik masing-masing pendekatan, metode ,

dan model pembelajaran. Akibatnya, sering keliru dalam memilih

kombinasi pendekatan, dan atau metode, dan atau model pembelajaran

yang digunakan untuk membelajarakan materi. Contohnya, calon guru

mengkombinasikan pendekatan kontekstual dengan model STAD. Antara

pendekatan kontekstual dengan model STAD tidak terdapat kecocokan,

karena model STAD dikembangkan atas dasar pedekatan pembelajaran

kooperatif. Contoh lain, dalam membelajarkan materi genetika mendel

(14)

56

dengan metode ceramah. Secara logika kegiatan demostrasi tidak akan

berjalan tanpa dibantu dengan ceramah.

6) Aspek menyusun langkah-langkah pembelajaran, kategori kompetensi

calon guru biologi FKIP Unila rendah. Ditinjau dari segi format, calon

guru sudah tepat dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran, yakni

memuat kegiatan pendahulua, inti, dan penutup. Beberapa hal yang masih

perlu disempurnakan antara lain: (a) kesesuaian langkah-langkah

pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. (b) kesesuaian langkah-langkah

pembelajaran dengan langkah-langkah metode/model pembelajaran yang

dipilih. Sebagai contoh calon guru memilih model PBM, tetapi

langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan tidak sesuai dengan sintaks

PBM.

7) Aspek menyusun kegiatan awal pembelajaran, kategori kompetensi calon

guru biologi FKIP Unila kurang. Rata-rata dikegiatan awal pembelajaran,

calon guru melakukan kegiatan membuka pelajaran dengan salam,

mengecek kehadiran siswa, memberikan apersepsi, dan motivasi. Hal itu

sebenarnya sah-sah saja dilakukan karena memang bagian dari kegiatan

awal pembelajaran. Akan tetapi, calon Guru juga tidak boleh melupakan

kegiatan penting yang harus dilakukan dalam kegiatan awal dalam

pembelajaran yaitu (a) mengkondisikan situasi kelas seperti mengecek

kesiapan media, dan atau sumber belajar, dan atau perlengkapan belajar;

(b) Menyampaikan judul materi yang akan dipelajari (lisan,dan atau

(15)

57

(2007:10) kegiatan awal pembelajaran merupakan kegiatan awal dalam

suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi

aktif dalam proses pembelajaran. Hal-hal prinsip itulah yang umum tidak

dilakukan oleh calon guru biologi FKIP Unila dalam menyusun kegiatan

awal pembelajaran.

8) Aspek menyusun kegiatan inti pembelajaran, kategori kompetensi calon

guru biologi FKIP Unila kurang. Depdiknas (2008b):112) mengisyaratkan

dalam menyusun kegiatan inti pembelajaran, harus memuat tiga unsur

pokok yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Unsur-unsur itulah yang

sebenarnya telah mengilhami model atau metode pembelajaran dalam

menyususun langkah-langkah pembelajaran. Kelemahan calon guru

biologi FKIP Unila dalam hal menysusun kegiatan inti antara lain: (a)

tidak memisahkan tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, sehingga

sulit untuk diidentifikasi apakah ketiga unsur pokok dalam kegiatan inti

tersebut sudah tercantum ataukah belum; (b) kegiatan pembelajaran belum

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

sesuai bakat dan minat serta perkembangan siswa, karena apapun model,

dan atau metode, dan atau pendekatan pembelajaran yang dicantumkan,

setelah dilihat pada rumusan kegiatan pembelajaran, guru masih

mendominasi dalah hal ceramah. Selain itu, apapun model, dan atau

metode, dan atau pendekatan yang dicantumkan dalam rumusan RPP,

kegiatan inti pembelajaran selalu hanya berisi rangkaian kegiatan sebagai

(16)

58

mengerjakan, lalu perwakilan kelompok diminta mempresentasikan, dan

diakhiri dengan tanya jawab atau gurum meluruskan konsep-konsep yang

belum dipahami siswa”. Hal ini menjadi kendala dalam hal menelusur ciri

khas dari masing-masing model, dan atau metode, dan atau pendekatan

yang digunakan.

9) Aspek kegiatan penutup pembelajaran, kategori kompetensi calon guru

biologi kurang. Beberapa calon guru sebenarnya telah tepat dalam

merumuskan kegiatan penutup pembelajaran. Namun, hasil analisis

menunjukan bahwa secara umum kompetensi calon guru pada aspek

tersebut masih kurang, khususnya pada hal-hal berikut: (a) sering

membuat kesimpulan pada kegiatan inti; (b) tidak memberikan penilaian

atau refleksi; (c) tidak menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya. BSNP (2007;10) penutup merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan

dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan

balik, dan tindak lanjut.

10) Aspek menentukan sumber belajar, media/alat peraga, kategori

kompetensi calon guru biologi FKIP Unila kurang. Media pembelajaran

merupakan bagian integral dari proses pembelajaran dan bertumpu pada

SK/KD, tujuan pembelajaran, materi, pendekatan, metode, model, dan

evaluasi pembelajaran, Rustaman (2005:114). Artinya, bahwa dalam

memilih media pembelajaran harus memperhatikan unsur-unsur tersebut.

(17)

59

media pembelajaran. Pada aspek menetukan sumber belajar, calon guru

biologi masih kurang dalam hal: (a) belum berpedoman pada silabus

secara utuh. Maksudnya adalah, media yang dicantumkan pada silabus,

berbeda dengan media yang dicantumkan pada RPP; (b) media yang

dicantumkan pada RPP, tidak terlihat penggunaannya secara nyata pada

kegiatan pembelajaran. Contohnya, dituliskan “Torso Pembelahan Sel”,

tetapi tidak dirumuskan kegiatan mangamati torso tesebut dalam

pembelajaran; (c) sumber belajar yang dituliskan tidak drinci secara

spesifik dan umunya juga belum digunakan secara nyata dalam proses

pembelajaran. Contohnya, dituliskan sumber belajar “Buku Paket Biologi

SMP/SMA, Internet, Literatur lain yang relevan, Lingkungan sekitar

Sekolah”. Padacontoh di atas, sumber belajar sulit diidentifikasi dengan

jelas penggunaannya dalam pembelajaran.Lingkungan sekitar sekolah

dijadikan sumber belajar, tetapi praktik pembelajaran dilaksanakan dengan

mengerjakan LKS di dalam kelas. Dengan demikian, sebaiknya dalam

RPP, calon guru merinci identitas sumber belajar dengan jelas dan

memperlihatkannya secara nyata dalam proses pembelajaran.

11) Aspek menentukan alokasi waktu, kategori kompetensi calon guru biologi

FKIP Unila pada SMP kurang dan SMA rendah. Dalam membelajarkan

materi ajar, seorang guru hendaknya mampu menganalisis kebutuhan

waktu berdasarkan hierarki keilmuan, kedalaman, dan keluasan materi.

Dilihat dari format penulisan RPP, secara umum calon guru biologi FKIP

Unila telah mencantumkan alokasi waktu sesuai acuan Silabus dan

(18)

60

memperhatikan keluasan dan kedalaman materi. Artinya, materi yang

lebih sulit, seringkali mendapat alokasi waktu sama dengan materi mudah;

(b) kurang tepat dalam pendistribusian waktu pada setiap tahap

pembelajaran. Depdiknas (2008b);112) menjelaskan, alokasi waktu

pembelajaran dalam satu kali pertemuan untuk SMP adalah 5-10 menit

kegiatan awal, 60-65 menit kegiatan inti, dan 10-15 menit kegiatan

penutup. Di SMA 5-10 menit pendahuluan, 70-75 menit kegiatan inti, dan

10-15 menit kegiatan penutup. Kekeliruan yang sering dilakukan calon

guru dalam hal menentukan alokasi waktu adalah menggunakan waktu

untuk kegiatan awal dan penutup melebihi batasan yang diberikan.

Contohnya kegiatan awal sampai 15 menit, dan kegiatan penutup sampai

20 menit.

12) Aspek menentukan penilaian, kategori kompetensi calon guru biologi

FKIP Unila rendah. Rustaman (2005:150) menyatakan, penilaian

merupakan ujung tombak perencanaan pembelajaran yang

menghubungkan pencapaian SK/KD, Tujuan, dan indikator. Sebagaimana

hakekat sains, ada yang sebagai produk dan sebagai proses, makan

penilaian belajar biologi pun harus mencakup aspek produk (hasil belajar)

dan proses. Rencana penilaian dalam RPP yang dikembangkan calon Guru

Biologi FKIP Unila, umunya belum didasari dengan hakekat sains

tersebut, sehingga masih terdapat beberapa kekurangan antara lain: (a)

penilaian cenderung hanya mengukur aspek kognitif (hasil belajar). Aspek

afektif dan psikomotor sebagai bentuk penilaian proses tidak dilaksanakan.

(19)

61

proses seperti keaktifan, sikap, dan lain sebagainya. Akan tetapi, tidak

disediakan instrumen untuk mengukur aspek tersebut; (b) strategi

penilaian belum bervariasi, soal-soal yang disusun hanya salah satu dari

berbagai jenis soal evaluasi, misalkan pilihan jamak atau uraian singkat

saja. Bahkan seringkali calon guru tidak melampirkan soal evaluasi, hanya

memberikan satu contoh saja dalam RPP, sehingga sulit ditelusuri

kesesuaiannya dengan SK/KD, tujuan, dan indikator; (c) tidak

mencantumkan langkah-langkah pemberian nilainya; (d) seringkali

instrumen soal tidak sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.

Contohnya, pada rumusan indikator siswa diminta sampai tahap

menjelaskan tetapi soal yang dibuat hanya sampai tingkat menyebutkan

atau membedakan.

Salah satu tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menyusun

perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan untuk kegiatan siswa..

Salah satu cara untuk menyusun perencanaan pembelajaran yang

berkualitas adalah mengikuti prosedur pengembangan perencanaan

pembelajaran yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BNSP). Sebagaimana kata pepatah bahwa yang penting siapa yang

membelajarkan, bukan materinya (“Now what is a song but who is the

singer”), memang setiap usaha meningkatkan mutu pendidikan sudah pasti

menyangkut guru, karena dalam pendidikan guru merupakan salah satu

(20)

62

Deskripsi mengenai kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangkan Silabus dan RPP biologi SMP dan SMA di atas,

merupakan suatu usaha untuk menelusuri bagaimana

kelemahan-kelemahan calon guru dalam mengembagkan perencanaan pembelajaran.

Pada dasarnya masing-masing calon guru memiliki hak dan karakteristik

berbeda dalam mengembangkan Silabus dan RPP sesuai keinginan.

Termasuk perbedaan karakteristik masing-masing sekolah yang juga

menjadi pertimbangan dalam mengembangkan rencana pembelajaran.

Oleh karena itu, batasan-batasan deskripsi dalam penelitian ini hanya

berpedoman pada acuan pengembangan RPP yang standar, dan prinsip

keterpakaian secara umum”. Tujuan utama penelitian ini bukan dalam

rangka memutuskan apakah kompetensi calon guru yang bersangkutan

termasuk dalam kategori tinggi, sedang, rendah, ataupun kurang,

melainkan mendeskripsikan peta-peta kekurangan, ketidaklengkapan, dan

kelemahan Silabus dan RPP yang dikembangkan. Harapannya adalah hasil

deskripsi dalam penelitian ini dapat memotivasi calon guru merefleksi diri

untuk lebih baik lagi dalam mengembagkan Silabus dan RPP sebagai bekal

(21)

74

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan

Silabus dan RPP biologi SMP berdasarkan SNP termasuk kedalam

kategori belum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

2. Kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan

Silabus biologi SMA berdasarkan SNP berada dalam kategori sedang.

3. Kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP

biologi SMA berdasarkan SNP berada dalam kategori belum sesuai

dengan Standar Nasional Pendidikan.

4. Rata-rata setiap aspek komponen Silabus dan RPP biologi yang

dikembangkan calon guru biologi FKIP Unila, belum sesuai dengan

(22)
(23)

64

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan dalam memperbaiki kekurangan dalam

penilitian ini adalah:

1. Agar lebih akurat dalam mengetahui keabsahan Silabus dan RPP yang

dikembangkan calon guru biologi FKIP Unila, sebaiknya data yang

diambil tidak hanya dari dokumtentasi laporan PPL dan angket saja.

Tetapi data diperoleh juga dari hasil karya responden secara langsung,

sehingga dapat diobservasi proses responden dalam mengembangkan

Silabus dan RPP biologi.

2. Agar lebih mengetahui kemampuan awal calon guru biologi FKIP Unila

dalam mengembangkan Silabus dan RPP, pernyataan diangket harus lebih

menggali kemampuan yang menyangkut pemahaman pengembangan

Silabus dan RPP yang sesuai dengan SNP.

3. Sebaiknya pensekoran pada lembar dokumentasi lebih fleksibel tidak

saklak, sehingga terlihat sangat jelas kekurangan calon guru dalam

mengembangkan Silabus dan RPP pada tiap poin per aspek.

4. Analisis data sebaiknya tidak hanya berdasarkan pengembangan satu

SK/KD saja, melainkan beberapa SK/KD. Agar dapat dibandingkan

pengembangan Silabus antara satu SK/KD dengan SK/KD berikutnya

berdasarkan hierarki keilmuan, sehingga deskripsi yang dijabarkan

(24)
(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010.a)Standar Proses Pendidikan. Ensiklopedia Bebas. 14 hlm. http://id.prakarsa-rakyat.org. Rabu 11-08-2010 pukul 14.00.

_ . 2010.d)Keterampilan Dasar Mengajar. Ensiklopedia Bebas. 7 hlm. http://www.purjatifis.blogspot.com. Jumat 19-11-2010 pukul 08.10.

Ali, M. 1992.Penelitian Kependidikan dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Arikunto, S. 1988.Penilaian Program Pendidikan. BinaAksara. Jakarta.

_________. 2006.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

BSNP. 2007.Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta.

Depdiknas. 2003a).Undang-Undang RI Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2003b).Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor.Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta

_________. 2005a).Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2005.Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2007a).Peraturan Menteri PendidikanNasional RI Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Isi. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2007b).Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kompetensi Guru Mata Pelajaran IPA dan Biologi. Depdiknas. Jakarta

(26)

66

_________. 2008b).Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam KTSP. Depdiknas, Jakarta.

_________. 2008c).Panduan Umum Pengembangan Silabus. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2008.Panduan Umum Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.

Hamidah. 2008.Perencanaan dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

________.2010.Kompetensi Guru. Bumi Aksara.

Muslich. 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyasa, E. 2009.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi aksara. Jakarta.

Riyanto. 2001.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Rustaman, N. 2005.Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang

Sudjiono. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

(27)
(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada September 2011 di FKIP Unila Bandar

Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan biologi FKIP

Unila yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) di SMP dan

SMA. Untuk menentukan sampel penelitian, digunakan teknik sampling

jenuh. Teknik sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel dimana

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berdasarkan teknik

sampling tersebut, maka semua calon Guru Biologi yang telah mengikuti

program pengalaman lapangan (PPL) pada periode semester ganjil tahun

pelajaran 2010/2011 diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Hal

tersebut agar kesimpulan yang ditarik cukup dapat dipertanggung jawabkan

(Margono, 2005:121). Akhirnya jumlah keseluruhan sampel calon guru yang

diambil adalah 33 orang, terdiri dari 19 sampel calon Guru yang

(29)

44

C. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan fakta tentang

kemampuan mahasiswa/calon Guru Biologi dalam mengembangkan Silabus

dan RPP biologi SMP dan SMA berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

(SNP), kemudian memberikan deskripsi kenyataan tersebut secara tersendiri

tanpa dikaitkan atau dihubungkan dengan kenyataan yang lain, sehingga

desain penelitian ini disebut sebagai desain deskriptif sederhana.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Mengkaji Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Mengkaji peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Mengkaji standar kompetensi guru IPA yang terdapat dalam

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan

Kompetensi Guru untuk menemukan kompetensi yang harus dimiliki

oleh seorang guru IPA.

d. Mengkaji panduan pengembangan silabus dan RPP yang disusun oleh

Depdiknas (2008:18-26)

e. Melakukan observasi untuk mengetahui isu dan tren penyusunan

silabus dan RPP oleh mahasiswa yang melaksanakan program

(30)

45

mahasiswa PPL Biologi mengakui menggunakan Silabus dan RPP

yang diperoleh dengan cara mengunduh dari situs internet, sebagian

mengatakan telah melakukan pengeditan, dan sebagian menggunakan

secara langsung. Temuan lain, mahasiswa menggunakan silabus dan

RPP yang diberikan Guru pamong sebagai contoh untuk

mengembangkan silabus dan RPP yang disusun mahasiswa, sebagian

lagi memperoleh silabus dan RPP secara turun-temurun dari peserta

PPL sebelumnya.

f. Menetapkan sampel penelitian, yaitu mahasiswa Pendidikan Biologi

FKIP Unila yang telah mengikuti program pengalaman lapangan

(PPL) pada periode semester ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011 di

SMP dan SMA.

g. Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa angket

dan pedoman dokumentasi. Angket memuat pertanyaan-pertanyaan

menyangkut penyusunan silabus dan RPP. Pedoman dokumentasi

berupa garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya.

Pada penelitian ini, pedoman dokumentasi berdasarkan panduan

pengembangan Silabus dan RPP yang disusun Depdiknas

(2008:18-24).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengumpulkan Silabus dan RPP yang disusun oleh mahasiswa

Pendidikan Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti PPL pada

(31)

46

Silabus dan RPP diperoleh dari dokumentasi sekretariat PPL FKIP

Unila.

b. Memberikan angket kepada calon guru biologi FKIP Unila yang

mengikuti PPL pada periode ke 2 semester ganjil 2010/2011 pada

SMP dan SMA.

c. Mencermati, mengkaji, dan memberikan skor terhadap Silabus dan

RPP yang disusun oleh mahasiswa pendidikan biologi FKIP Unila

yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) pada

periode semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 di SMP dan SMA

menggunakan pedoman dokumentasi berdasarakan Standar Nasional

Pendidikan.

d. Menganalisis silabus dan RPP yang disusun oleh mahasiswa

Pendidikan Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti program

pengalaman lapangan (PPL) pada periode semester ganjil tahun

pelajaran 2010/2011 di SMP dan SMA.

e. Mendeskripsikan kompetensi mahasiswa/calon guru biologi dalam

mengembangkan silabus dan RPP dengan kriteria: Tinggi, Sedang,

Rendah, Kurang berdasarkan analisis data dari panduan dokumentasi

yang didukung informasi dari angket.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif, data pertama diperoleh dari

analisis angket yakni data dari jumlah skor jawaban yang dipilih oleh calon

(32)

47

benar) atau (tidak/jawaban salah). Jawaban (ya/jawaban benar) diberi skor 1

dan jawaban (tidak/jawaban salah) diberi skor 0. Data kedua diperoleh dari

banyak nya jumlah tanda ceklis (√)yang diperoleh dari hasil penskoran

terhadap Silabus dan RPP dalam bentuk laporan PPL hasil karya mahasiswa

Pendidikan Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti PPL pada periode

semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 di SMP dan SMA menggunakan

panduan dokumentasi. Setiap tanda ceklis (√) dikonfirmasidengan skor1.

Dengan demikian teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket

dan teknik dokumentasi.

F. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif penelitian menggunakan angket dan pedoman dokumentasi

dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Persentasi

kemampuan mahasiswa/calon guru dalam mengembangkan Silabus dan RRP

Biologi SMP dan SMA dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai

berikut:

% Kemampuan = x 100%

Menurut Arikunto (1988:86) , untuk menafsirkan persentase yang diperoleh

digunakan kriteria sebagai berikut:

76 % - 100% = Tinggi

56% - 75% = Sedang

40% - 55% = Rendah

(33)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru yang bermutu merupakan aset bagi suatu bangsa untuk mempersiapkan

sumber daya manusia yang dapat bermitra sejajar dengan negara maju di era

persaingan global. Guru merupakan agen sentral pendidikan dalam

mencerdaskan bangsa. Hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataan di lapangan

bahwa apa yang siswa pelajari sangat dipengaruhi oleh cara siswa diajar oleh

gurunya (NRC, dalam Hamidah 2008:2). Hal ini bermakna bahwa setiap

kegiatan pembelajaran di sekolah, menjadi tanggung jawab seorang guru.

Untuk itu guru diwajibkan memiliki kualifikasi akadmik dan kompetensi

tertentu serta sertifikat sebagai pendidik

Kualifikasi akademik minimal bagi guru pada setiap satuan pendidikan jalur

formal adalah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1). Kompetensi yang

harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

profesional. Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 19 Tahun

2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang menyatakan bahwa

(34)

2

Salah satu kompetensi pedagogik, yang sangat penting untuk dikembangkan

adalah kompetensi dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

Pengembangan kompetensi guru harus mengacu pada standar nasional

pendidikan, sesuai dengan amanah PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standar

nasional pendidikan. Dalam PP tersebut, dimuat rincian standar-standar

nasional yang harus dipenuhi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan

nasional salah satunya adalah standar proses. Salah satu isi dari standar proses

adalah standar perencanaan pembelajaran.

Pentingnya perencananaan Pembelajaran, Mulyasa (2008:153) menegaskan,

apapun dan bagaimanapun kurikulumnya, yang paling penting dilakukan guru

adalah menjabarkan silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Dengan kata lain, tugas utama guru kaitanya dengan dokumen

kurikulum adalah membuat silabus dan RPP yang akan digunakan sebagai

pedoman pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta

didik.

Terdapat tiga dimensi utama dalam pendidikan yang harus diketahui dan

dikuasai oleh seorang guru professional yakni: (1) kurikulum, (2) proses

pembelajaran, (3) dan assesmen (penilaian). Menurut Mulyasa (2008:152),

Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan

program pembelajaran (perencanaan Pembelajaran). Dalam melaksanakan

proses pembelajaran, perencanaan merupakan bagian penting yang harus

diperhatikan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan

(35)

3

Lebih lanjut Mulyasa (2008:154) menjelaskan bahwa dalam kondisi dan

situasi bagaimanapun, guru tetap harus membuat perencanaan pembelajaran.

Guru boleh saja tidak membuat kurikulum, boleh juga tidak membuat alat

peraga, bahkan dalam hal tertentu boleh tidak melakukan penilaian, tetapi

tidak boleh tidak membuat perencanaan. Demikian pentingnya perencanaan

pembelajaran bagi guru, sehingga keliru jika ada anggapan bahwa guru cukup

mengembangkan silabus. Silabus masih umum dan masih perlu dijabarkan

kedalam perencanaan pembelajaran yang lebih khusus. Dalam hal ini, silabus

belum memuat secara rinci apa yang harus dilakukan peserta didik, apa yang

harus dilakukan guru dalam membantu peserta didik dalam membentuk

kompetensi, apa yang harus digunakan, bagaimana caranya, serta berapa lama

waktu yang diperlukan. Oleh karena itu, dalam setiap implementasi

kurikulum, guru tetap harus membuat silabus dan RPP. Mengingat

pentingnya silabus dan RPP dalam implementasi pelaksanaan pembelajaran,

idealnya guru harus memahami proses penyusunan silabus dan RPP, serta

terlibat langsung dalam pengembanganya.

Pengembangan kompetensi guru harus dilakukan sepanjang hayat dan

berkelanjutan paling tidak sejak menjadi mahasiswa/caln guru (NRC, dalam

Hamidah 2010:6). Maknanya adalah bahwa secara bertahap seorang calon

guru dilatih untuk memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Pada dasarnya, dalam kurikulum Lembaga Penghasil Tenaga Kependidikan

(36)

4

satuan kurikulum yang dibelajarkan kepada mahasiswa calon tenaga

pendidik. Sebagai contoh, program studi pendidikan biologi FKIP Unila,

membelajarkan materi belajar dan pembelajaran, perencanaan pembelajaran

biologi, strategi pembelajaran biologi, evaluasi pembelajaran, telaah

kurikulum biologi sekolah 1 untuk ranah SMP dan telaah kurikulum biologi

sekolah 2 untuk ranah SMA. Artinya bahwa calon guru sesungguhnya telah

mendapatkan pembelajaran yang memuat materi pengembangan perangkat

pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan RPP. Selain itu, Mahasiswa

mengaplikasikan pengetahuan tentang kependidikan tersebut melalui Program

Pengalaman Lapangan (PPL).

Berdasarkan temuan dilapangan, tidak semua Silabus dan RPP yang disusun

oleh guru, atau penulis lain yang mempublikasikan perangkat pembelajaran

telah sesuai dengan standar nasional pendidikan, seperti salah satu contoh

rencana pelaksanaan pembelajaran oleh salah seorang pengunggah (InisialA)

dalamgoogle.com. Dari penyusunan RPP tersebut, jika diperiksa lebih detail

dengan merujuk pandauan pengembangan RPP berdasarkan standar nasional

pendidikan yang dijabarkan Depdiknas (2008a):12) ada beberapa poin yang

belum sesuai (Lampiran 5).

Bukti di atas kemudian menimbulkan kekhawatiran, karena adanya indikasi

bahwa sebagian besar mahasiswa atau calon guru, bahkan tidak menutup

kemungkinan seorang guru, menggunakan RPP yang demikian banyak

kekeliruanya untuk acuan pelaksanaan pembelajaran, paling tidak pada saat

(37)

5

Sementara banyak sekali perangkat-perangkat pembelajaran termasuk silabus

dan RPP yang diunggah, dan mudah diakses melalui internet, padahal

mungkin saja perangkat tersebut belum sesuai dengan pedoman penyusunan

perangkat pembelajaran yang tepat.Selain itu, kencederungan mahasiswa atau

calon guru menggunakan perangkat pemebelajaran secara turun-temurun juga

masih dirasakan, sehingga kemampuan menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran berkualitas merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru,

dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan

pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.

Oleh karena itu, penelitian ini merupakan suatu refleksi untuk memotivasi

mahasiswa/calon guru untuk melakukan perubahan dengan mulai

memperhatikan kembali tata cara penyusunan perangkat pembelajaran,

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang sesuai dengan

ketentuan standar nasional pendidikan, sehingga dihasilkan perangkat

pembelajaran yang berkualitas dan secara teknis tidak menyesatkan. Sebab,

bagaimanapun juga, kegagalan pendidikan di Indonesia, termasuk kegagalan

seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, tidak menutup

kemungkinan karena kegagalan dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

(38)

6

Agar lebih operasional maka rumusan masalah diuraikan lebih rinci menjadi

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah Kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangkan silabus dan RPP biologi berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan?.

2. Bagaimanakah kesesuaian Silabus dan RPP biologi yang dikembangkan

calon guru biologi FKIP Unila dengan pedoman Standar Nasional

Pendidikan?

C. Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangkan Silabus dan RPP biologi berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan.

2. Untuk mendeskripsikan kesesuaian Silabus dan RPP biologi yang

dikembangkan calon guru biologi FKIP Unila sesuai dengan pedoman

Standar Nasional Pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoris dan

member sumbangan dari segi praktis.

(39)

7

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tulisan ilmiah yang memberikan

informasi teoritis berupa pedoman pengembangan silabus dan RPP yang

sesuai dengan standar nasional pendidikan, dengan demikian akan dapat

menambah refrensi bagi pembaca dalam mengetahui tata cara penyusunan

Silabus dan RPP.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini antara lain:

1. Memberikan informasi tentang kompetensi calon Guru Biologi FKIP

Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP Biologi;

2. Menyajikan hasil evaluasi terhadap hasil penyusunan Silabus dan RPP

yang telah ada sebagai bahan refleksi untuk penyusunan selanjutnya.

3. Sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan PPL mahasiswa terutama

menyangkut perencanaan pembelajaran.

4. Memberikan motivasi untuk menumbuhkan kesadaran guru/calon Guru

dalam mengembangkan Silabus dan RPP yang sesuai dengan aturan

yang benar, sehingga menghasilkan Silabus dan RPP yang berkualitas.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian berupaSilabusdan RPP yang dikembangkan oleh

mahasiswa/calon guru biologi FKIP Unila yang telah melaksanakan

program pengalaman lapangan (PPL) pada periode

(40)

8

2. Silabus dan RPP yang dikaji adalah Silabus dan RPP yang memenuhi

format lengkap hasil pengembangan SK 1 semester hasil karya

mahasiswa/calon guru sendiri. Jika diketahui silabus dan RPP tersebut

hasil plagiat atau kopi paste tanpa melakukan pengeditan sama sekali serta

tidak memenuhi format lengkap, maka Silabus dan RPP di anulir, dan atau

diberikan skor 0.

3. Indikator silabus dan RPP yang menjadi acuan kajian berdasarkan standar

pendidikan nasional yang dijabarkan Depdiknas (2008:16) meliputi :

(1) unsur-unsur pokok silabus dan RPP; (2) prinsip-prinsip penyusunan

silabus dan RPP; (3) langkah-langkah penyusunan silabus dan RPP;

(4) format penyusunan silabus dan RPP.

4. Instrumen yang digunakan untuk evaluasi terhadap Silabus dan RPP adalah

angket dan panduan dokumentasiyang diisi dengan memberikan tanda

ceklis (√).Angket digunakan sebagai strategi untuk menelusur apakah

Silabus dan RPP yang dikembangkan mahasiswa/calon Guru tersebut

merupakan hasil karya sendiri atau bukan serta menggali pengetahuan

calon guru seputar pengembangan Silabus dan RPP berdasarkan SNP.

Panduan dokumentasi disusun berdasarkan kriteria aspek yang merupakan

penjabaran unsur-unsur pokok dalam silabus dan RPP, prinsip-prinsip

penyusunan silabus dan RPP, langkah-langkah penyusunan silabus dan

(41)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Profesional Guru

Guru yang bermutu baik merupakan dasar bagi sekolah yang baik. Sekolah

yang baik merupakan landasan bagi terciptanya masyarakat yang madani dan

negara yang maju. Dengan demikian, guru yang bermutu merupakan aset bagi

suatu bangsa untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang dapat bermitra

sejajar dengan negara maju di era persaingan global. Guru yang bermutu

merupakan penentu terbesar bagi pencapaian prestasi siswa (Hayes dan Wendy

(dalam Mulyasa, 2008 : 167). Karena guru sebagai penentu utama dalam

menciptakan mutu pendidikan, maka peningkatan pengetahuan dan

kemampuan guru merupakan investasi yang penting untuk suatu negara

(Resnick, dalam Rustaman, 2005 : 2).

Di Indonesia, dengan adanya UU No.14 th. 2005 tentang Guru dan Dosen,

secara formal guru telah diakui sebagai tenaga profesional yang bertugas

merencanakan pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di

perguruan tinggi. Sebagai tenaga profesional, konsekuensi yang harus dihadapi

adalah bahwa guru harus memiliki kompetensi-kompetensi stándar, sehingga

(42)

10

kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

(PP No. 19/2005:13). Dengan kualifikasi akademik dan kompetensi yang

stándar diharapkan guru dapat melaksanakan tugas secara profesional sehingga

hasil pendidikan sesuai dengan tujuannya. Dengan dikeluarkannya

Permendiknas No.16 th. 2007, maka standar kompetensi bagi guru setiap mata

pelajaran semakin jelas. Berikut ini adalah Standar Kompetensi Guru IPA dan

Biologi SMA menurut Permendiknas No. 16/2007.

a. Kompetensi Guru Mata Pelajaran IPA pada SMP/MTs, (Permendiknas No.

16/2007:24) sebagai berikut:

1. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta penerapannya secara fleksibel.

2. Memahami proses berpikir IPA dalam mempelajari proses dan gejala alam 3. Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala

alam.

4. Memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan IPA dengan matematika dan teknologi.

5. Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum alam sederhana.

6. Menerapkan konsep, hukum, dan teori IPA untuk menjelaskan berbagai fenomena alam.

7. Menjelaskan penerapan hukum-hukum IPA dalam teknologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

8. Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah.

9. Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan IPA.

10. Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium IPA sekolah.

11. Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium. 12. Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau

penelitian

13. Melaksanakan eksperimen IPA dengan cara yang benar.

(43)

11

b. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi pada SMA/MA, SMK/MAK

(Permendiknas No. 16/2007:10), diklasifikasikan sesuai dengan komponen

PCK, yaitu Pedagogik, Konten, Kurikulum :

Conten

1. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori Biologi serta penerapannya secara fleksibel

2. Memahami proses berfikir biologi dalam mempelajari proses dan gejala alam.

3. Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alam/biologi

4. Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum biologi.

5. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah

Kurikulum

1. Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu Biologi dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

2. Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu biologi dan ilmu-ilmu yang terkait.

3. Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khususnya Biologi dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.

Pedagogik :

1. Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika, kimia dan matematika untuk menjelaskan/mendeskripsikan fenomena biologi.

2. Menjelaskan penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi yang terkait dengan biologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium biologi sekolah

4. Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk meningkatkan pembelajaran biologi di kelas, laboratorium dan lapangan.

5. Merancang eksperimen biologi untuk keperluan pembelajaran atau penelitian

(44)

12

Kompetensi guru sebagai pendidik tidak diperoleh dalam waktu yang singkat

tetapi diawali sejak mahasiswa di tingkat awal dan terus dikembangkan hingga

akhir karirnya sebagai pendidik (NRC, dalam Hamidah 2008:12).

Pengembangan profesi guru sains ada empat stándar yang harus dipenuhi

yaitu.

a. Stándar A: pengembangan profesional guru sains perlu mempelajari konsep esensial konten sains melalui metoda inkuiri

b. Stándar B: Pengembangan profesional guru sains perlu mengintegrasikan pengetahuan tentang sains, belajar, pedagogis, dan siswa; serta penerapan pengetahuan tersebut ke pengajaran sains.

c. Stándar C: Pengembangan profesional guru sains memerlukan pemahaman dan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat

d. Standar D: Program pengembangan profesional guru sains harus terpadu dan terintegrasi

Tugas pengembangan profesional utamanya merupakan tanggung jawab guru

secara individual, oleh karena itu seperti halnya tenaga profesional lainnya,

guru diharapkan selalu mengikuti dan melakukan pengembangan profesional.

Pengembangan profesional penting bagi guru sejalan dengan perubahan pada

tempat kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat, dan peserta

didik (NRC, dalam Hamidah 2008:16).

Sehubungan dengan pengembangan profesional guru, (Hayes dan Wendy,

dalam Hamidah, 2010:169) menjelaskan, apapun fokus pengembangan

profesional guru, terdapat tujuh karakteristik mutu pengembangan profesional,

yaitu sebagai berikut :

a. Belajar yang berkelanjutan, bukan hanya merupakan seminar yang hanya dilakukan sewaktu-waktu ;

b. Berfokus pada peningkatan praktik di kelas dan peningkatan belajar siswa c. Diterapkan di dalam tugas mengajar seharí-hari, tidak terpisah dari

(45)

13

d. Berpusat pada aktivitas belajar mengajar yaitu pada perencanaan pembelajaran, evaluasi, dan pengembangan kurikulum ;

e. Penanaman budaya kolegialitas yang meliputi berbagi pengetahuan dan pengalaman ;

f. Didukung oleh pemodelan dan pembimbingan yang mengajarkan cara pemecahan masalah ;

g. Berbasis pada penelitian praktis melalui studi kasus, analisis dan diskusi tentang kemampuan profesional ;

B. Pengembangan Silabus

1. Definisi Silabus

Silabus dapat didefinisikan sebagai“garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau

pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (Salim, 1987:98).Istilah silabus

digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa

penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari

siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran,

terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang berisikan kebulatan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin dicapai, materi yang

harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem

evaluasi untuk mengetahui pencapaian SK. Dengan kata lain,

pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan

(1) Apa yang akan diajarkan (SK, KD, dan Materi Pembelajaran);

(2) Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode, media);

(3) Bagaimana dapat diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai (indikator

(46)

14

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar.

Depdiknas (2008a):5) menjelaskan, silabus merupakan produk utama dari

pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan

pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan produk

pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses pembelajaran. Silabus

dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal(ideal/potential

curriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual

(actual/real curriculum).

Silabus memuat komponen-komponen minimal dari kurikulum satuan

pendidikan. Melalui silabus dapat ditelaah standar kompetensi dan

kompetensi yang akan dicapai, materi yang akan dikembangkan, proses

yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara mengukur keberhasilan

belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah hubungan antara satu

komponen dengan komponen lainnya harmonis atau tidak (Depdiknas,

2008a):5).

Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk menjawab “apa yang harus

dipelajari?”, juga merupakan penjabaran lebih lanjut tentang pokok-pokok

program dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari standar

(47)

15

kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan

pengalokasian waktu (Depdiknas, 2008a):6).

Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus

dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci,

yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan

program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu

semester), menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan

program untuk jangka waktu yang lebih singkat. Silabus adalah rencana

pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu

yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran

standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian.

Mulyasa (2008:132-134) mengartikan secara sederhana silabus sebagai

rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema

tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh

setiap satuan pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP).

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang

(48)

16

pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta

penilaian berbasis kelas. Silabus merupakan kerangka inti dari setiap

kurikulum yang sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut:

1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu

kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk

kompetensi tersebut.

3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi

tersebut sudah dimiliki peserta didik.

2. Manfaat Pengembangan Silabus

Pada dasarnya silabus merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan

pembelajaran. Beberapa manfaat dari silabus yang dijabarkan Depdiknas

(2008c):6), diantaranya:

1. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih

lanjut, yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan

pembelajaran, penyediaan sumber belajar, dan pengembangan sistem

penilaian.

2. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan

dicapai dalam suatu mata pelajaran.

3. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu

program pembelajaran.

4. Dokumentasi tertulis(written document)sebagai akuntabilitas suatu

(49)

17

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran

lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan

kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus

merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik

rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD.Silabus juga

bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan

pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil,

atau pembelajaran secara individual.Demikian pula, silabus sangat

bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.Dalam pelaksanaan

pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian selalu mengacu pada

SK, KD, dan indikator yang terdapat di dalam silabus (Muslich, 2007:24).

3. Dasar Pengembangan Silabus Pembelajaran

Pasal 20

“Perencanaan proses pembelajaran meliputisilabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil”.

Selain itu, Muclish (2007:24) mengemukakan bahwa yang bertanggung

jawab mengembangkan atau menyusun silabus adalah guru kelas/mata

pelajaran, kelompok guru kelas/mata pelajaran, kelompok kerja guru

(KKG/ MGMP), dan dinas pendidikaan. Penysunan silabus dilaksanakan

bersama-sama oleh unsur-unsur tersebut dengan memperhatikan

karakteristik masing-masing sekolah. Dalam hal ini mahasiswa pedidikan

(50)

18

mumpuni dalam menggembangkan silabus yang sesuai dengan standar

pendidikan nasional.

4. Prinsip-Prinsip Dasar Pengembangan Silabus

Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, setiap sekolah

diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan silabus

sesuai dengan karakteristik peserta didik serta kondisi dan kebutuhan

masing-masing. Agar pengembangan silabusyang dilakukan oleh sekolah

tetap dalam koridor standar pendidikan nasional, dalam pengembangannya

perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Depdiknas

(2008c):16-18) menjabarkan 8 prinsip pengembangan silabus sebagai

berikut:

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.Di samping itu, strategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.

2. Relevan

(51)

19

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. SK dan KD merupakan acuan utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua komponen ini, ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajaran yang diperlukan, strategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan media, serta teknik dan instrumen penilaian yang tepat untuk mengetahui

pencapaian kompetensi tersebut.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD,

indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsistensi ini, pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber dan media pembelajaran, serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian semata-mata diarahkan pada pencapaian KD dalam rangka pencapaian SK.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang

pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika SK dan KD menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar, maka indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta instrumen penilaian harus secara memadai mendukung kemampuan untuk menganalisis.

6. Aktual dan Kontekstual

(52)

20

juga untuk menanamkan kebiasaan mencari informasi yang lebih luas kepada peserta didik.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas silabus ini

memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Prinsip ini hendaknya

dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (life skill).

Mulyasa (2008:138-141) memberikan penjabaran prinsip pengembangan

silabus secara lebih sederhana, meliputi 7 prinsip dasar pengembangan

silabus yakni relefansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektifitas, efesiensi,

konsistensi, dan memadai.

5. Prosedur Pengembangan Silabus

Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan

prinsip-prinsip sebagaimana telah diuraikan Depdiknas (2008a):9-14), diperlukan

prosedur pengembangan silabus yang tepat. Prosedur pengembangan

silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan: perancangan, validasi,

pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara singkat,

Gambar

Tabel 3. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila DalamMengembangkan Silabus Dan RPP Biologi SMA Dan SMP (n=33)
Tabel 4. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila DalamMengembangkan Silabus Biologi SMA dan SMP Pada Tiap AspekPenilaian (n=33)
Tabel 5. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam
Tabel 1. Daftar Kata Kerja Operasional Pada SK/KD, Dan Indikatoruntuk guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota*) ... menerangkan bahwa: Nama Lembaga : ... Berdasarkan pengamatan atas kredibilitas dan kinerja

Bagaimana penerapan teknik pernafasan, amba sir, teknik tounging Tu, yang baik dan benar dalam bermain instrument trumpet. Bagaimana cara memproduksi nada yang sesuai

Diagram kerja dan sistem kelistrikan dipahami berdasarkan standar praktis Diagram kerja dan sistem kelistrikan tidak dipahami Diagram kerja dan sistem kelistrikan

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian saat dilakukan. Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Crpta Karya D-PU yang di Tetapkan berdasarkan Keputusan Pengguna Anggaran D-PU Kabupaten Lebong Nomor 8241

[r]

calon perekomendasi di database untuk dilakukan pencocokan karakteristik dengan user peminta rekomendasi. Proses pencocokan kemiripan antara user peminta rekomendasi

Skor rata-rata sebanyak itu tentu saja masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 7 dan masih di bawah kriteria