• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH DALAM MENANAMKAN NILAI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH DALAM MENANAMKAN NILAI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA YOGYAKARTA."

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)

i

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH DALAM MENANAMKAN NILAI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN

SOSIAL DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA YOGYAKARTA

HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Hikmah Kurrota ‘Ainin 13102241002

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PERSETUJUAN HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Luar Sekolah dalam

Menanamkan Nilai Karakter Peduli Lingkungan dan Sosial di Kebun

Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka Yogyakarta” yang

disusun oleh Hikmah Kurrota ‘Ainin, NIM 13102241002 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 31 Maret 2017

Disetujui, Dosen Pembimbing,

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti

tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.

Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, 21 April 2017 Yang menyatakan

(4)

iv

PENGESAHAN HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH

DALAM MENANAMKAN NILAI KARAKTR PEDULI LINGKUNGAN DAN

SOSIAL DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA

YOGYAKARTA” yang disusun oleh Hikmah Kurrota ‘Ainin, NIM 13102241002

ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 April 2017 dan

dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dr. Sujarwo, M. Pd. Ketua Penguji ………... ………

Nur Djazifah ER, M.Si. Sekretaris Penguji ………... ……....

Woro Sri Hastuti, M.Pd. Penguji Utama ………... ………

Yogyakarta,

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Dr. Haryanto, M.Pd.

(5)

v MOTTO HALAMAN MOTTO

“TEKADKU ADALAH PRESTASI TERBAIK” (SMPN 1 PONOROGO)

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Atas Karunia Allah SWT

Karya ini akan saya persembahkan untuk :

1. Bapak, dan Ibu yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya dan memanjatkan do’a yang mulia untuk keberhasilan dalam saya menyusun karya ini.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang telah Memberikan Ilmu dan pengetahuan yang begitu besar.

(7)

vii

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LUAR SEKOLAH DALAM MENANAMKAN NILAI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KEBUN RAYA KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA

LOKA YOGYAKARTA Oleh

Hikmah Kurrota ‘Ainin NIM 13202241002

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menanamkan nilai karakter peduli ligkungan dan sosial di KRKB Gembira Loka, 2) Faktor pendukung serta faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menanamkan nilai karakter peduli ligkungan dan sosial di KRKB Gembira Loka Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian yaitu bagian marketing, pemandu program, dan guru pendamping. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif metode interaktif yang meliputi: pengumpulan, reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menanamkan nilai karakter peduli ligkungan dan sosial di KRKB Gembira Loka, yaitu berupa: kegiatan pembelajaran luar sekolah yang dimulai dari Penyambutan, bina suasana, tour de zoo, feeding time, hingga recalling. Upaya penanaman nilai karakter peduli lingkungan melalui kegiatan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, penanaman bibit, dan tentang pembelajaran flora dan fauna. Nilai karakter peduli sosialnya berupa pembiasaan bertindak santun, mampu bekerja sama, dan pembiasaan untuk menyayangi manusia dan makhluk hidup lain (flora dan fauna). 2) Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan dan sosial adalah pengalaman yang dimiliki oleh pemandu dan pengelola, dan usia peserta pembelajaran luar sekolah yang sebagian besar adalah usia emas, selain itu juga media pendukung seperti poster hingga bentuk pojok kreatif yang diberikan. Faktor penghambat pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menamkan nilai karakter peduli lingkungan dan sosial dikarenakan pendidikan karakter belum terdapat kurikulum yang dirancang secara tertulis, belum terdapatnya indikator yang jalas dan tertulis, serta kemampuan pemandu dalam mengkondisikan dan menympaikan materi kepada peserta pembelajaran luar sekolah.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Luar Sekolah dalam Menanamkan Nilai Karakter Peduli Lingkungan dan Sosial di KRKB Gembira Loka Yogyakarta”, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari adanya bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan fasilitas dan

sarana sehingga studi saya berjalan dengan lancar.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Bapak Dr. Sujarwo, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan mengarahkan dan membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi. 5. Dr. Sugito,M.A selaku dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan

motivasi dalam proses belajar dan penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal proses penelitian ini.

7. Direktur Utama Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka, yang telah memberikan ijin dan bantuan untuk penelitian.

(9)

ix

11. Teruntuk sahabatku Devy Ambar, Intan Kumalasari, dan Satrio Jati Laksono yang memberikan semangat dan menjadi teman terbaik.

12. Sahabat-sahabatku di grup Hi, Skripsi yang selalu memberikan dorongan motivasi dan semangat dalam penulisan penelitian ini.

13. Teman-teman Kos Karangmalang A33C dan A33D yang memberikan bantuan serta motivasi untuk penulisan penelitian ini

14. Semua teman-teman Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan bantuan dan motivasi untuk peneluisan penelitian ini.

15. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyususunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak diatas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca dan pihak lain yang membutuhkannya.

(10)

x

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah... 10

1. Kajian Pustaka Ekowisata ... 12

a. Pengertian Ekowisata ... 12

b. Tujuan Ekowisata ... 13

c. Fungsi Ekowisata ... 15

d. Pemanfaatan Ekowisata ... 16

2. Kajian Pendidikan Luar sekolah ... 17

(11)

xi

b. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 18

c. Proses Pendidikan Luar Sekolah... 19

3. Kajian Pembelajaran Luar Sekolah ... 21

a. Pengertian Pembelajaran... 21

b. Tujuan Pembelajaran ... 23

c. Pengertian Pembelajaran Luar Sekolah ... 24

d. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Luar Sekolah ... 25

e. Jenis Pembelajaran Luar Sekolah ... 29

f. Langkah Pembelajaran Luar Sekolah ... 32

4. Kajian Nilai Karakter ... 35

a. Pengertian Nilai ... 35

b. Nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter ... 36

5. Kajian Nilai Karakter Peduli Lingkungan ... 38

a. Pengetian Karakter Peduli Lingkungan ... 38

b. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Peduli Lingkungan ... 39

c. Indikator Karakter Peduli Lingkungan ... 40

6. Kajian Nilai Karakter Peduli Sosial ... 42

a. Pengetian Karakter Peduli Sosial ... 42

b. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Peduli Sosial ... 43

c. Indikator Karakter Peduli Sosial ... 44

7. Tinjauan tentang Kebun Binatang ... 45

a. Pengertian Kebun Raya dan Kebun binatang ... 45

b. Pembelajaran di Kebun Raya dan Kebun Binatang ... 46

c. Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka ... 49

B. Penelitian yang Relevan ... 51

C. Kerangka Berpikir ... 52

D. Pertanyaan Penelitian ... 55

BAB III METODE PENELITIAN56 A. Pendekatan Penelitian ... 56

B. Penentuan Subjek Penelitian ... 57

(12)

xii

1. Observasi ... 60

2. Wawancara ... 62

3. Dokumentasi ... 62

D. Instrumen Penelitian... 63

E. Teknik Analisis Data ... 66

1. Reduksi data ... 67

2. Penyajian Data (Display Data) ... 68

3. Penarikan Kesimpulan ... 69

F. Keabsahan Data ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN71 A. Hasil Penelitian ... 71

1. Lokasi dan Keadaan KRKB Gembira Loka ... 71

2. Sejarah Berdirinya KRKB Gembira Loka ... 71

3. Visi dan Misi KRKB Gembira Loka ... 73

a. Visi KRKB Gembira Loka ... 73

b. Misi KRKB Gembira Loka ... 73

4. Sarana dan Prasarana KRKB Gembira Loka... 74

a. Kantor ... 75

b. Ruang Informasi ... 75

c. Mushola ... 75

d. Laboratorium Alam... 75

e. Kandang dan Kebun Percontohan... 76

f. Hewan Terampil ... 76

g. Fasilitas Pembelajaran Luar Sekolah ... 76

5. Program Edukasi KRKB Gembira Loka ... 76

a. Satwa Masuk Sekolah (SMS) ... 76

b. Pembelajaran Luar Sekolah (PLS) ... 77

6. Pelaksanaan Pembelajaran Luar Sekolah ... 79

a. Kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka ... 79

b. Upaya KRKB Gembira Loka dalam mendukung ekowisata ... 81

(13)

xiii

d. Kegiatan PLS sebagai penaman nilai karakter ... 87

e. Implementasi Nilai Karakter Peduli Lingkuan dan Sosial ... 95

7. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 108

a. Faktor Pendukung ... 108

b. Faktor Penghambat ... 109

B. Pembahasan ... 111

1. Pelaksanaan Pembelajaran Luar Sekolah ... 111

2. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN129 A. Kesimpulan ... 129

B. Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 132

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal..

Tabel 1 : 18 Nilai Karakter. ... 37

Tabel 2 : Key Informan ... 60

Tabel 3 : Informan ... 61

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 : Pedoman Observasi ... 137

Lampiran 2 : Catatan Lapangan ... 151

Lampiran 3 : Display Data ... 162

Lampiran 4 : Catatan Dokumentasi... 180

Lampiran 5 : Data Reservasi program PLS di Bulan Februari ... 188

Lampiran 6 : Bagan Struktur di KRKB Gembira Loka ... 189

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 190

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Yogyakarta adalah salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi destinasi wisata. Dukungan pemerintah turut menjadikan objek wisata di Yogyakarta terus berkembang dan berbenah. Yogyakarta terus tumbuh dengan potensi yang dimilikinya. Wisata di Yogyakarta dipandang berbeda dengan destinasi wisata di daerah lain.Destinasi wisata di Yogyakarta tidak hanya menawarkan estetika namun juga mementingkan nilai-nilai edukasi. Hal ini juga mendukung predikat Yogyakarta selain menjadi kota wisata namun juga kota pelajar karena banyak instansi pendidikan yang berdiri di daerah ini.

(18)

2

Pemerintah sebagai stakeholder perlu melakukan pengelolaan yang interaktif dan melibatkan pengusaha yang menggeluti dunia pariwisata. Pengembangan wisata di Yogyakarta tentunya juga harus disesuaikan dengan konsep ekowisata untuk menunjang keberhasilan program Sustainable Development. Ekowisata jenis pariwisata yang dilatar

belakangi terhadap kepedulian terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu ekowisata juga disebut sebagai perjalanan wisata yang bertanggung jawab. Ekowisata juga sangat tepat untuk menjaga keaslian ekosistem sehingga pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya. Ekowisata didefinisikan juga sebagai wisata berbasis alam dengan mengikutsertakan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian yang ekologis. Bukan hanya pemerintah yang memiliki andil dalam hal ini, tentu saja perusahaan yang menggeluti dunia pariwisata juga memiliki peran yang cukup besar dalam menyukseskan hal ini.

Dalam upaya pengembangan ekowisata dan menyukseskan misi sustainable development, dunia pendidikan memiliki andil yang cukup

(19)

3

keseimbangan anatara manusia dengan makhluk hidup yang ada disekitarnya. Seiring perkembangan alam kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan mereka mulai menurun. Banyak ditemui kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia, mulai dari hal-hal kecil yang terus menerus dibiarkan hingga akhirnya menimbulkan masalah yang serius.

(20)

4

Masih adanya manusia yang menyadari bahwa mereka memiliki kewajiban menjaga lingkungan, dengan beberapa program seperti diet kantong plastic, reboisasi dan masih banya program yang biasanya ramai digelar pada peringatan hari bumi setiap tanggal 22 April. Mengandalkan program pemerintah saja dirasa kurang efektif dan efisien apabila tidak didukung dengan partisipasi masyarakat. Perlu dibangun prespektif yang seimbang antara manusia, peduli lingkungan dan peduli sosial.

(21)

5

Pembiasaan karakter pada tujuh satuan pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mudah dikarenakan sekolah harus mengemas kegiatan pembelajaran yang inovatif sehingga nilai karakter bukan hanya diketahui namun harus diberikan pemahaman melalui pendidikan yang kontekstual. Penanaman pendidikan karakter bukan hanya melibatkan kecerdasan, namun juga harus melibatkan tiga aspek yang lainya berupa fisik, rasa, dan emosional. Adapun model yang dikembangkan adalah usaha untuk melakukan pendidikan karakter secara holistik yang melibatkan aspek “knowledge, felling, loving, dan acting” (Ratna, 2005:2). Menurut Muhadjir Menteri Pendidikan RI saat ini, dikutip dari Radar Malang (Jawa Pos) terbit Senin, 24 Oktober 2016

“Saya berencana menghilangkan dikotomi atau

pembagian tiga jenis pendidikan tersebut. Sebab, ketiga ketiga konsep ini bercampur dan menjadi rancu dalam sistem pendidikan. Saya ingin menghilangkan dikotomi formal, nonformal, dan informal. Termasuk konsep luar sekolah. Perlu ada perspektif baru di Pendidikan Luar Sekolah (PLS) kita.

Kegiatan studi di museum merupakan kegiatan di luar sekolah. Sebagai salah satu solusinya agar tidak terlalu banyak kerancuan, dia berharap, semua sekolah mempunyai ahli PLS. Agar menerjemahkan konsep Program Penguatan Pendidikan Karakter (P3K) dan juga agar tidak banyak kerancuan antara pendidikan formal dan nonformal. Tiap sekolah harus ada sarjana PLS. Biarkan mereka berinovasi untuk mengembangkan karakter anak, dan inovasi itu bisa menjadi bagian dari kurikulum.”

(22)

6

Loka adalah salah satu tempat yang setrategis dan mudah dijangkau, berada di tengah kota Yogyakarta. KRKB Gembira Loka merupakan destinasi wisata keluarga karena tempatnya yang asri dan memiliki koleksi Flora dan Fauna yang beragam. KRKB Gembira Loka bekerjasama dengan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang memfasilitasi kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah dengan kebijakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR). Bentuk program ini adalah program yang menerapkan pendidikan kontekstual yang dikemas dengan Outing class. Peserta program yang terdiri dari siswa-siswi tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah ke Atas (SMA). Pemandu dalam pembelajaran luar sekolah berasal dari mahasiswa aktif jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNY yang dipilih melaui seleksi dan dibagi menjadi 2 Tim yaitu; Tim Inti dan Tim Pemandu.

(23)

7

pendekatan holistik sehingga membuat peserta didik menikmati pembelajaran yang dilaksanakan, karena apabila peserta didik sudah bisa menikmati pembelajaran yang dilaksanakan tentu saja mereka lebih mudah dan cepat untuk menyerap materi pembelajaran.

Banyak sekali jenis flora dan fauna yang ada dikebun KRKB Gembira Loka, berbagai macam tumbuhan yang diklasifikasikan menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki. Hewan yang ada dalam KRKB Gembira Loka pun dibagi menjadi beberapa bagian, Jenis hewan yang berada diluar zona adalah jenis mamalia, sedangkan pisces, amphibi, dan Raptile memiliki zona tersendiri, Burung (Aves) memasuki zona Bird Park. Terdapat ruang pembelajaran dan laboratorium alam yang juga dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan Pembelajaran di KRKB Gembira Loka.

(24)

8

Selain masalah kurangnya kepedulian terhadap lingkungan dan sosial dari hasil observasi juga menunjukan bahwa dalam penyelenggaraan program pembelajaran luar sekolah masih belum optimal dikarenakan pengelola program pembelajaran luar sekolah masih berasal dari pihak kampus dan pihak HRD KRKB Gembira Loka sehingga pengelolaan masih belum tertata dengan rapi. Masih ada beberapa instansi yang belum terlayani dengan baik bahkan belum tercover oleh tim pemandu dikarenakan kesalahan komunikasi dari pihak pemandu dan marketing KRKB Gembira Loka. Kurangnya pemanfaatan koleksi yang ada di KRKB Gembira Loka juga menyebabkan kegiatan pembelajaran luar sekolah kurang optimal.

(25)

9

menjelaskan karakter pada hewan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menanamkan nilai karakter peduli sosial.

Berangkat dari latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti mengajukan skripsi yang berjudul : “Pelaksanaan Pembelajaran Luar Sekolah dalam Menanamkan Karakter Peduli Lingkungan dan Sosial di Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka Yogyakarta” sebagai tugas akhir di bangku kuliah Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka peneliti mengidentifikasi masalah untuk selanjutnya dikaji dalam penelitian secara lebih dalam, diantaranya : 1. Kesadaran manusia untuk menjaga alam sekitarnya masih kurang

ditandai dengan membuang sampah sembarangan.

2. Mulai hilangnya kepedulian sosial yang ditandai dengan hilangnya kepedulian untuk membantu sesama.

3. Kegiatan studi lapangan seharusnya berada dalam tanggungjawab sekolah namun selama ini kurang mendapatkan inovasi dari pendidikan luar sekolah.

4. Pengelolaan Pembelajaran Luar Sekolah yang belum tertata, baik dari pihak kampus maupun pihak marketing KRKB Gembira Loka.

(26)

10

6. Media pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik secara fisik, emosional, rasa, dan kecerdasan dalam penggunaanya kurang maksimal .

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas maka penelitian ini hanya akan dibatasi pada masalah pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan dan sosial di KRKB Gembira Loka.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas bahwa peneliti akan mencakup tiga rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan, dan peduli sosial di KRKB Gembira Loka Yogyakarta?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial di KRKB Gembira Loka Yogyakarta? E. Tujuan

Penelitian ini bertujun untuk mengetahui :

(27)

11

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam dalam pelaksanaan pembelajaran luar sekolah dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial di KRKB Gembira Loka Yogyakarta. F. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, harapan–harapan itu sebagai berikut :

1. Secara teoritis, hasil penelitian digunakan untuk menambah kajian mengenai penanaman pendidikan karakter di jurusan pendidikan luar sekolah.

(28)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Kajian Pustaka Ekowisata a. Pengertian Ekowisata

Wisata sering dimanfaatkan seseorang untuk menghilangkan kejenuhan terhapap aktivitas sehari-hari, banyak konsep yang ditawarkan, salah satunya adalah ekowisata yang merupakan konsep wisata yang bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan guna mendukung pembangunan berkelanjutan. Menurut Asso, dkk (2012:33) menjelaskan bahwa ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang bertangung jawab secara lingkungan alam, memberikan kontribusi yang positif terhadap konservasi lingkungan, dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal.

Kannan (2012:16) menjelaskan bahwa ekowisata merupakan pariwisata yang berbasis pada ekologi yang sangat terkait dengan sumber daya alam, sumber budaya, dan infrastruktur alam untuk melestarikan lingkungan. Pendapat tersebut dapat menjelaskan bahwa, ekowisata sangat terkait dengan alam. Sumber daya alam, budaya, serta upaya dalam melindungi dan melestarikan lingkungan, menjadi konsep dasar ekowisata, karena pada hakekatnya ekowisata merupakan periwisata yang berbasis ekologi.

(29)

13

yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. TIES mengatakan bahwa masyarakat ekowisata international bahwa sebagai wisata alam yang bertanggungjawab dengan cara mengonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (responsible travel to natural areas that conserves the invronmentand improvesthe well-beingof local

people). Bisa dikatakan bahwa ekowisata peduli terhadap kelestarian

sumberdaya pariwisata. The International Ecotourism Society menyatakan bahwa masyarakat juga bertanggung jawab terhadap kegiatan konservasi lingkungan dan juga turut menyejahterakan masyarakat lokal.

Berdasarkan ketiga teori di atas, ekowisata tidak hanya mengambil keuntungan materi. Kegiatan ekowisata juga berperan untuk mewujudkan misi pembangunan berkelanjutan, serta ekowisata sangat terkait dengan alam. Sumber daya alam, budaya, serta upaya dalam melindungi dan melestarikan lingkuan, menjadi konsep dasar ekowisata, karena pada hakekatnya ekowisata merupakan periwisata yang berbasis ekologi. Masyarakat juga bertanggungjawab terhadap kegiatan konservasi lingkungan serta kesejahteraan masyarakat lokal.

b. Tujuan Ekowisata

(30)

14

dapat dijadikan sarana pembelajaran yang tidak lepas dari tujuan pengembangan ekowisata. Sasatrayuda (2010:6) menjabarkan tentang tujuan pengembangan ekowisata, sebagai berikut:

1) Membangun kesadaran lingkungan dan budaya di daerah tujuan wisata baik bagi wisatawa, masyarakat setempat maupun penentu kebijakan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan.

2) Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan dan budaya lokal akibat kegiatan ekowisata.

3) Memberikan keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi melalui kontribusi atau pengeluaran wisatawan.

4) Mengembangkan ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat setempat dengan menciptakan produk wisata alternatif yang mengedepankan nilai-nilai dan keunikan.

Dilihat dari 4 tujuan di atas, banyak pihak yang harus dilibatkan dalam mencapai tujuan pengembangan ekowisata. Masyarakat adalah komponen yang sangat berpengaruh dalam pengembangan tujuan ekowisata. Masyarakat yang menentukan kebijakan terkait kesadaran untuk membangun lingkungan dan budaya. Peningkatan ekonomi serta menciptakan produk berupa industri kreatif guna mendukung kegiatan ekowisata juga memerlukan peranan masyarakat setempat.

(31)

15

disiapkan mulai dari awal proses pengambilan kebijakan samapai dengan penerapanya.

Menurut pemaparan di atas, tujuan ekowisata adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi masa sekarang dan menjamin kebutuhan untuk generasi mendatang terkait masalah pembangunan lingkungan maupun ekonomi. Untuk mewujudkan tujuan ekowisata sangat diperlukan peran dari masyarakat. Masyarakan diharapakan dapat menyiapkan segala hal yang terkait dengan tujuan pembangunan ekowisata mulai dari proses pengambilan kebijakan hingga penerapan kebijakan yang telah diambil secara bersama.

c. Fungsi Ekowisata

Pengembangan dan pembinaan ekowisata diberbagai kota dan kabupaten tidak hanya sekedar membuat kebijakan pengembangan ekowisata, akan tetapi memiliki pendekatan dalam perencanaan dengan menerapkan keseimbangan hubungan mikro (manusia) dan makro (alam) untuk mencegah ketidakadilan, kesalahan dan perusakan terhadap alam dan budaya. Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata (2009) menuturkan beberapa fungsi terkait pengembangan ekowisata.

1) Keberlanjutan Ekowisata dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. (prinsip konservasi dan partisipasi masyarakat).

2) Pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan (Prinsip Partisipasi Masyarakat).

3) Ekonomi berbasis masyarakata (prinsip partisipasi masyarakat). 4) Prinsip Ekdukasi

(32)

16

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dipahami bahwa ekowisata memiliki beberapa fungsi. Fungsi yang terdapat dalam ekowisata tekait dengan prinsip konservasi lingkungan, partisipasi masyarakat, serta wisata berkelanjutan. Fungsi ekowisata tersebut diharapkan dapat mendukung tujuan ekowisata sebagai jenis wisata yang bertanggugjawab untuk pemenuhan kebutuhan sekarang dengan tetap menghiraukan kebutuhan di masa mendatang.

d. Pemanfaatan Ekowisata

Ekowisata menekankan bahwa pola ekowisata sebaiknya meminimalkan dampak yang negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai konservasi. Pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam pemanfaatan ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh. Menururt Gumelar S. Sastrayuda (2010:63), manfaat ekowisata yaitu :

1) Dapat mendidik wisatawan tentang fungsi dan manfaat lingkungan, alam dan budaya.

2) Dapat meningkatkan kesadaran dan penghargaan akan lingkungan dan budaya sambil memperkecil dampak negatif kegiatan manusia terhadap lingkungan tersebut.

3) Bermanfaat secara ekologi, sosial, ekonomi bagi masyarakat setempat. 4) Menyumbang langsung pada pelestarian dan berkelanjutan,

manajemen lingkungan alam dan budaya yang terkait.

5) Memberikan berbagai alternatif pemikiran bagi penentu kebijakan dalam menyusun kebijakan, program pengembangan ekowisata.

(33)

17

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran serta memperkecil dampak negatif kegiatan manusia terhadap alam. Ekowisata juga dapat dimanfaatkan secara ekologi, ekonomi dan menunjang aktivitas sosial yang ada di masyarakat.

2. Kajian Pendidikan Luar sekolah a. Definisi Pendidikan Luar Sekolah

Beberapa ahli mendefinisikan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dengan segala aspeknya. Berbagai definisi tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk menjelaskan batasan dan ciri-ciri pendidikan luar sekolah terutama dengan pendidikan persekolahan. Definisi pendidikan luar sekolah menurut Coombs dalam Sudjana (2004:22) adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sisteamatis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya. Pendidikan luar sekolah dikelola secara mandiri dan memiliki kegiatan yang luas namun tetap terorganisasi dan sitematis.

(34)

18

Sudjana (2004:46). Pendidikan luar sekolah terselenggara di luar subsistem pendidikan formal namun tetap teratur dan terarah.

Menurut Hamojoyo dalam Kamil (2011: 14), pendidikan non formal merupakan usaha yang terorganisir secara sistematis dan berkelanjutan di luar sistem formal, melalui hubungan sosial yang dugunakan untuk membimbing individu, kelompok maupun masyarakat agar memiliki cita-cita yang berguna unutk meningkatkan taraf hidupnya disegala bidang untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Berdasarkan pendapat tersebut pendidikan luar sekolah terorganisasi oleh masyarakat secara sistematis dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan luar sekolah dikelola secara mandiri dan memiliki kegiatan yang luas namun tetap terorganisasi dan sitematis. Pendidikan luar sekolah terselenggara di luar subsistem persekolahan namun tetap teratur dan terarah. Pendidikan luar sekolah terorganisasi oleh masyarakat secara sistematis dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial.

b. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah

(35)

19

Menurut Peraturan Pemerintah No 73/1991 dalam Sihombing (2001:4), tujuan dari Pendidikan Luar Sekolah adalah

1) Melayani warga belajar agar dapat berkembang dalam segala bidang untuk meningkatkan taraf kehidupannya dan dapat berguna bagi masyarakat sekitarnya.

2) Membimbing masyarakat agar mempunyai pengerahuan/ilmu, ketrampulan dan mental yang dapat digunakan untuk mengembangkan diri untuk menghasilkan pendapatan untuk melanjutkan kehidupan atau pendidikan yang lebih tinggi.

3) Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak diperoleh dari kegiatan di sekolah formal.

Berdasarkan uaraian di atas, tujuan pendidikan luar sekolah adalah untuk mengembangkan nilai-nilai, pengetahuan, serta sikap agar seorang individu atau kelompok dapat berperan secara aktif di lingkungan. Pendidikan luar sekolah juga bertujuan untuk melayani masyarakat yang ingin mengembangkan pengetahuan guna meningkatkan taraf kehidupanya. Pendidikan luar sekolah juga bertujuan untuk membimbing masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak diperoleh melalui sekolah formal.

c. Proses Pendidikan Luar Sekolah

(36)

20

maupun sumber daya alam yang telah tersedia dan memungkinkan untuk dikembangkan guna mencapai tujuan.

Menurut Syaiful Sagala (2007:24) Secara faktual proses pendidikan bisa dilihat dari kegiatan belajar mengajar di sekolah ataupun lembaga pendidikan lainnya. Dalam ilmu pendidikan, interaksi antara peserta didik dan pendidik mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1) Berlangsung secara sadar. Walaupun dalam pelaksanaannya berbagai unsur dan interaksi tersebut dapat berlangsung tanpa disadari atau disengaja.

2) Terwujud melalui media tertentu, dalam situasi dan lingkungan tertentu, di sekolah maupun di luar sekolah secara berkesinambungan. 3) Dapat ditinjau dari aspek mikro maupun makro.Selalu sarat makna.

Subjek dan objeknya tidak dapat dilihat terpisah satu dengan yang lainnya dalam menjelaskan realitas pendidikan.

Jika dilihat dari proses kegiatan belajar mengajar bisa dilihat dari karakteristiknya dimana berlangsung pendidikan secara sadar, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah harus diwujudkan dengan media tertentu yang disesuaikan oleh kompetensi yang harus diperoleh peserta didik, dan dapat ditinjau secara makro maupun mikro.

(37)

21

dengan media terentu yang disesuaikan oleh kompetensi yang harus diperoleh peserta didik, dan dapat ditinjau secara makro maupun mikro.

Selain itu juga perlu adanya sumber daya yang digunakan dalam berproses antara lain, terjadilah hubungan timbal balik antara dunia pendidikan dan masyarakat dimana masyarakat akan memberikan bantuan agar pendidikan tetap eksis. Dalam hal ini dapat dimaknai bahwa pendidikan yang dimaksud bukan hanya yang ada dalam sekolah, pendidikan dimaknai secara lebih luas baik di dalam maupun di luar persekolahan yang menggunakan hubungan rasional tersebut untuk mencetak generasi bangsa.

3. Kajian Pembelajaran Luar Sekolah a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan agar siswa mampu mengembangkan pola pikirnya, bukan menjadikan siswa sebagai objek untuk melakukan kegiatan yang sudah terkonsep tanpa dia dilibatkan dalam proses perencanaanya. Menurut Isjoni (2009: 11) mengemukakan bahwa, “Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa”. Pendapat tersebut menyatakan bahwa siswa harus melakukan dan ikut serta membuat sesuatu dalam kegiatan pembelajaran, bukan dibuatkan sesuatu dalam kegiatan pembelajaran.

(38)

22

yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam individu. Menurut pendapat tersebut kegiatan yang dirancang sedemikian rupa sehingga belajar menjadi aktivitas yang menyenangkan sehingga terjadilah pembelajaran dalam individu.

Pembelajaran juga turut serta untuk memanusiakan manusia dengan pembiasaan moral yang baik yang dibentuk melalui lingkungan manusia tersebut. Menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011:61), pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan sesorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan salah satu peran penting dalam pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar dapat memunculkan tingkah laku atau respons pada situasi tertentu dan berperan dalam pendidikan.

(39)

23 b. Tujuan Pembelajaran

Kagiatan pembelajaran akan menimbulkan informasi dari pendidik dan peserta didik, situasi pembelajaran juga berperan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Anderson dan Krathwohl (2010: 316) mengemukakan bahwa terdapat empat tujuan pokok dalam pembelajaran, yakni siswa akan belajar:

1) Mengidentifikasi, mencari, dan memilih sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

2) Memilih informasi yang relevan dengan tujuan-tujuan laporan tertulis dan lisan siswa.

3) Menulis teks informatif yang menjelaskan kepada teman-teman mereka yang memuat pendapat siswa tentang bagaimana pengaruh kontribusi-kontribusinya tentang pembelajaran ini.

4) Mempresentasikan sebagian isi materi di depan kelas. Presentasi ini berisikan informasi penting tentang materi dan dilakukan secara efektif.

Menurut Wina Sanjaya (2008:86) tujuan pembelajaran merupakan kemampuan (kompetensi) atau ketrampilan yang diharapkan dapat demiliki oleh setiap siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa. Setelah kegiatan pembelajaran siswa diharapakan memiliki kemampuan atau keterampilan tertentu.

(40)

24

meyampaikan informasi tentang materi yang telah diterima selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa. Setelah kegiatan pembelajaran siswa diharapakan memiliki kemampuan atau keterampilan tertentu.

c. Pengertian Pembelajaran Luar Sekolah

Pembelajaran luar sekolah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Pembelajaran luar sekolah dapat di ikuti oleh peserta didik dengan system pendidikan formal, informal, maupun non formal. Kegiatan pembelajaran luar sekolah dilakukan diluar kelas dengan tujuan untuk mendukung pembelajaran dengan kegiatan dan aktivitas yang menyenangkan.

Menurut Sujarwo (2013: 58) pembelajaran luar sekolah yang menekankan pada prinsip belajar dari pengalaman memiliki siklus yang terus menerus dan berkesinambungan mulai dari proses mengalami, pengungkapan/berbagi pengalaman, analisis, penyimpulan, penerapan, dan kembali lagi kepada proses mengalami.

(41)

25

hanya dapat di eksplorasi secara terbatas ketika peserta didik berada di dalam kelas.

Kegiatan pembelajaran luar sekolah juga memberikan pengalaman lain bagi siswa. Siswa yang biasa duduk untuk menerima materi pelajaran diajak untuk melakukan aktifitas yang menuntut mereka untuk berpikir kreatif karena melakukan kegiatan yang berbeda dengan biasanya. Selain melakukan kegiatan pembelajaran mereka juga diminta untuk melakukan evaluasi terkait materi yang telah mereka peroleh.

Kegiatan pembelajaran luar sekolah memanfaatkan sumber belajar yang ada diluar kelas, bisa dengan studi museum, mengunjungi kebun raya, kebun binatang, bahkan dapat menggunakan halaman luas atau sawah untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini peneliti memfokuskan kepada kegiatan pembelajaran luar sekolah yang dilakukan di KRKB Gembira Loka yang meliputi kegiatan bina suasana, pojok kreatif, tour de zoo, hingga kegiatan recalling yang bertujuan untuk mengevaluasi pembelajaran.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Luar Sekolah

Jika dilihat dari pelaksanaan pembelajaran luar sekolah sebagai suatu kegiatan pembelajaran diluar kelas. Selama observasi diperoleh beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran luar sekolah meliputi: 1) Media Pembelajaran

(42)

26

pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana perantara dalam proses pembelajaran.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 124), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran adalah:

a) Objektivitas

Objektivitas adalah berdasarkan hasil penelitian atau percobaan yang menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi.

b) Program Pengajaran

Program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.

1) Sasaran Program

Sasaran program adalah siswa yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pembelajaran. Media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik. 2) Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi perlu mendapatkan perhatian dalam menentukan pilihan media pembelajaran yang akan digunakan, yaitu meliputi:

Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan,

Situasi dan kondisi siswa yang akan mengikuti pembelajaran mengenai jumlahnya, motivasi, dan kegairahannya.

3) Kualitas Teknik Media Pembelajaran

Teknik Media pembelajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan agar bisa berfungsi sebagai alat mengajar yang baik.

4) Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan

Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut.

(43)

27

siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, selain itu harus dipastikan bahwa sasaran mampu menerima materi dengan menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran juga harus memperhatikan situasi dan kondisi baik ruang yang digunakan serta kondisi siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga media dapat berfungsi sebagai alat mengajar yang baik.

2) Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang digunakan yang dirancang agar siswa dapat memperoleh informasi terkait materi secara maksimal. Menurut Warsita (2008: 209) sumber belajar merupakan semua komponen instruksional yang baik secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dipakai dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut dapat difahami bahwa sumber belajar mengandung petunjuk atau penerangan yang secara khusus dirancang dalam kegiatan pembelajaran.

Kegunaan sumber belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menurut Mulyasa (2006: 49), antara lain:

a. Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar mengajar yang akan ditempuh.

b. Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti sehingga tercapai penguasaan keilmuan secara tuntas.

c. Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan aspek-aspek bidang keilmuan yang dipelajari. d. Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh

orang lain yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu. e. Menginformasikan berbagai permasalahan yang timbul dan

(44)

28

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa sumber belajar mengandung petunjuk atau penerangan yang secara khusus dirancang dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan sumber belajar peserta didik diharapkan peserta didik memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami materi pelajaran.

3) Lingkungan Belajar

Suciati, dkk (2007: 5) menjelaskan bahwa lingkungan belajar adalah situasi yang ada di sekitar siswa pada saat belajar. Situasi ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Jika lingkungan ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai positif dalam membangun dan mempertahankan sifat positif. Lingkungan terdiri dari lingkungan luar dan lingkungan dalam. Lingkungan luar diartikan sebagai gabungan faktor-faktor geografi dan sosial ekonomi yang mempengaruhi hubungan sekolah dengan masyarakatnya.

(45)

29 e. Jenis Pembelajaran Luar Sekolah

Jika pembelajaran luar sekolah diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan sumber belajar diluar kelas, maka terdapat beberapa jenis pembelajaran luar sekolah yaitu :

1) Outing class

Outing class merupakan salah jenis kegiatan yang dilaksanakan

di luar kelas. Kegiatan yang dilakukan berupa permainan edukasi, penggunaan metode outing class antara lain :

a) Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan yang komplek yang dibuat menjadi sederhana. Pada dasarnya segala bentuk aktivitas didalam pelatihan adalah bentuk sederhana dari kehidupan yang sangat kompleks.

b) Menggunakan metode yang berasal dari pengalaman (experiental learning). Oleh karena adanya pengalaman langsung terhadap sebuah fenomena, orang dengan mudah menangkap esensi pengalaman itu.

c) Metode ini penuh dengan kegembiraan karena dilakukan dengan permainan. Ciri ini membuat orang merasa senang didalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Kesimpulan dari beberapa uraian di atas adalah dalam kegiatan outing class menggunakan metode yang mampu mendorong siswa

(46)

30 aktivitas yang berbeda dengan apa yang mereka ikuti di sekolah formal. 2) Field Trip

Field Trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan

mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Menurut Syaiful Sagala (2006: 214) metode Field Trip ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.

Menurut syaiful Sagala (2006: 215) mengemukakan bahwa kelebihan metode field trip adalah :

a. Anak didik dapat mengamati kanyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat.

b. Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan.

c. Anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau

pernyataanpernyataan dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung.

d. Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

(47)

31

Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode Field Trip merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan cara

membawa langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan dengan sekolah agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung.

3) Outbound

Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbond juga dapat

memamcu semangat belajar. Outbound juga dapat memacu semangat belajar. Outbound merupan sarana penambahan wawasan pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang. Menurut Badiatul (2009:11) Outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan fisik) yang sangat

bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja dan prestasi dalam rangka melaksanakan tugasa dan kepentingan organisasi secara lebih baik lagi. Outbound bukan hanya bermakna kegiatan diluar, naumun lebih dari itu dimana peserta diajak untuk membuat terobosan-terobosan baru dan diajak untuk berfikir kreatif.

(48)

32

permainan kreatif, rekreatif, dan edukatif baik secara individual maupun kelompok dengan tujuan untuk mengembangkan diri baik secara individu maupun kelompok.

f. Langkah Pembelajaran Luar Sekolah

Kegiatan pembelajaran luar sekolah dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : 1) Perencanaan

Kegiatan perencanaan sangat berperan penting terhadap jalannya sebuah kegiatan. Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang akan menentukan bagaimana jalannya kegiatan sampai akhir. Menurut Hamzah (2006: 2), kegiatan perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pembelajaran yang direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran.

Menurut Majid (2008: 15), perencanaan merupakan penyusunan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Perencanaan dibuat berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan yang membuat perencanaan. Perencanaan harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.

(49)

33

kegiatan pemilihan, penyusunan, dan menetapkan metode yang akan digunakan. Perencanaan yang matang diharapkan dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan perencanaan pendampingan pembelajaran luar sekolah di awali dengan menentukan materi apa yang akan digunakan dalam kegiatan. Materi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, sehingga anak yang mengikuti kegiatan dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik.

2) Pelaksanaan

Rencana yang telah disusun selanjutnya di implementasikan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan. Kegiatan pelaksanaan yang di dahului dengan perencanaan yang matang dimaksudkan untuk meminimalkan hambatan yang mungkin ditemui dan menemukan alternatif solusinya. Menurut Sujarwo (2013: 94) guna mencapai tujuan yang hendak dicapai, fasilitator (pendamping) hendaknya memiliki kemampuan untuk memilih metode, media, alat evaluasi pembelajaran, dan memanfaatkannya secara tepat.

(50)

34 3) Evaluasi

Kegiatan evaluasi sangat berperan penting dalam menyusun program selanjutnya. Melalui evaluasi ini program yang sudah terlaksana dapat diperbaiki dan disempurnakan di program yang selanjutnya.

Menurut Widyoko (2009: 6), kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program yang digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan menyusun program selanjutnya.

Kegiatan evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa banyak program yang dilaksanakan bermanfaat bagi peserta yang mengikuti program dan menjadi tolak ukur dalam menyusun program selanjutnya. Menurut Sudaryono (2012: 41), evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian target program dan digunakan untuk menentukan seberapa jauh target program pengajaran tercapai. Tolak ukur dalam kegiatan evaluasi ini adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap perencanaan kegiatan. Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran luar sekolah melalui metode recalling.

(51)

35

diikuti sebelumnya. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta dapat memahami manfaat dan materi secara mendalam dan memberikan kesan positif kepada peserta kegiatan.

4. Kajian Nilai Karakter a. Pengertian Nilai

Rukiyati, dkk (2013, 51-52) menyatakan bahwa nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Suatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. Berbicara mengenai nilai berkaitan dengan suatu hal yang ideal dan bersifat normatif yang harus direalisasikan dalam perbuatan sehari-hari berupa fakta. Nilai manusia dipakai dan diperlukan untuk menjadi landasan alasan, motivasi dalam segala sikap, tingkahlaku dan perbuatannya.

Selain itu, menurut Kodhi (Kaelan,2010:87-88) nilai merupakan cita-cita, harapan dambaan dan keharusan. Berbicara tentang nilai berarti berbicara tentang das Sollen, bukan das Sein, masuk kerokhanian bidang makna normatif, bukan kognitif, kita masuk ke dunia ideal dan bukan dunia real. Meskipun demikian, diantara keduaya, antara das Sollen dan das Sein, antara nofmatif dan kognitif, antara dunia ideal dan dunia real itu

saling berhubungan atau saling berkaitan secara erat. Artinya bahwa das Sollen itu menjelma menjadi das Sein, yang ideal harus menjadi real, yang

(52)

36

Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sifat kualitas yang melekat pada suatu objek, jadi tidak hanya dilihat dari objek saja tetapi kenyataan-kenyataan lain yang ada pada objek tersebut. Selanjutnya, nilai berkaitan atara dunia ideal dan dunia nyata yang saling berkaitan erat. Dimana hal yang bersifat ideal (normatif) ini harus diupayakan realisasinya dalam perbuatan sehari-hari berupa fakta atau perbuatan yang sesungguhnya. Nilai juga digunakan manusia sebagai landasan sikap dan tingkahlakunya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Karakter

Dalam Kemendiknas dan Balitbang 2010 , teridentifikasi sejumlah 18 nilai pendidikan karakter, salah satunya ialah nilai peduli lingkungan. Adapun 18 nilai karakter yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1 : 18 Nilai Karakter

No. Nilai Deskripsi

1.

Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2.

Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

(53)

37

No. Nilai Deskripsi

yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10. Semangat

Kebangsaan

Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/ Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

(54)

38

Dari ke 18 nilai karakter diatas terdapat nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial. Peduli lingkungan adala sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaikai kerusakan yang sudah terjadi. Sedangkan peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selal ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Dalam pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka Yogyakarta kedua nilai karakter tersebut paling dominan dan paling mudah untuk diamati dikarenakan fungsi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga Konservasi yang erat kaitanya dengan lingkungan dan kegiatan pembelajaran luar sekolah yang dilakukan secara berkelompok sehingga dapat diamati pula aktivitas sosial nya

5. Kajian Nilai Karakter Peduli Lingkungan a. Pengetian Karakter Peduli Lingkungan

(55)

39

semakin hari semakin kompleks merupakan cermin dari tidak harmonisnya relasi manusia dengan lingkungan.

Peduli lingkungan menurut Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatu Khorida (2013:203) adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi. Lingkungan merupakan tempat kita berada. Lingkungan harus dijaga sebaik-baiknya. Jangan sampai lingkungan dibiarkan rusak begitu saja tanpa ada pemeliharaan dan pembaruan. Peduli lingkungan adalah solusi untuk mengatasi krisis kepedulian lingkungan saat ini. Banyaknya banjir, tanah longsor, dan polusi udara merupakan akibat dari tidak adanya kepedulian terhadap lingkungan.

Dari pendapat yang diuraikan di atas, peduli lingkungan dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan manusia dalam menjaga lingkungan sekitar mereka agar terjalin keharmonisan antar manusia dan lingkungan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Peduli Lingkungan

(56)

40

terhadap lingkungan adalah : 1) Pengetahuan, 2) Status ekonomi, 3) Kemanusiaan , 4) Gaya Hidup.

Berdasarkan uraian di atas terdapat 4 faktor yang mepengaruhi kepedulian manusia terhadap lingkungan. Pengetahuan jika seseorang yang tahu akan arti pentingnya lingkungan sehat bagi makhluk hidup, maka orang tersebut akan senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan. Status ekonomi, jika seseorang dalam kemiskinan maka cenderung berfikir untuk keluar dari kesulitanya sehingga pemikiran terhadap lingkungan menjadi terabaikan. Kemanusiaan, adanya sifat dasar manusia sebagi pengatur alam dan cenderung menganggap apa yang tersedia di alam hanya untuknya dan keturunanya. Gaya hidup yang matrealistik dan konsumtif yang terlalu berlebihan sangat berpengaruh terhadap kepedulian manusia terhadap alam karena pandangan yang beranggapan alam bernilai hanya sejauh ia bermanfaat bagi kepentingan manusia akan menimbulkan kepedulian lingkungan yang dangkal serta perhatian kepada kepentingan lingkungan sering diabaikan.

c. Indikator Karakter Peduli Lingkungan

(57)

41

dapat menghambat pencapaian pembangunan. Karena adanya tekanan penduduk terhadapa lahan semakin bersar dikhawtirkan akan terjadi kenaikan harga pangan, serta menurunya akses terhadap air bersih, sanitasi, serta energi. Maka dari itu untuk mencegah hal deminikian terjadi maka harus ditanamkanlah nilai karakter peduli lingkungan sehingga terjadi pembangunan yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan. Menurut Eddy Kiswanto dan Agus Joko Pitoyo (2016) terdapat 6 indikator peduli lingkungan yang ada dimasyarakat. Perilaku penghematan energi: 1) Perilaku Membuang Sampah

2) Perilaku Pemanfaatan air 3) Perilaku Penyumbangan emisi 4) Perilaku Hidup Sehat

5) Perilaku Penggunaan Bahan Bakar

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa karakter peduli lingkungan memiliki indikator yang dapat diterepkan dalam kehidupan dimayarakat. Perilaku penghematan energi dapat diukur melalui penggunaan lampu hemat energi yang terpasang dalam rumah. Peningkatan tarif listrik serta pemadaman listrik berkala diharapkan mampu menghemat pemakaian energi. Perilaku membuang sampah yang dapat dilihat dari banyaknya sampah yang dihasilkan, serta seberapa sering rumah tangga tersebut melakukan pemilahan sampah dan pemanfaatan sampah tersebut.

(58)

42

emisi karbon terkait dengan mengukur uji emisi pada rumah tangga, serta melihat frekuesnsi rumah tangga melakukan perawatan mesin yang dapat dilakukan satu tahun sekali. Kebiasan hidup bersih bisa dilihat dari kebiasaan membuang tinja dan pemilihan tempat pembuangan akhir tinja. Serta yang terakhir adalah indikator perilaku penggunaan bahan bakar dengan menggunakan asumsi bahwa semakin banyak bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan bermotor makan semakin rendah kepedulian terhadap lingkungan.

6. Kajian Nilai Karakter Peduli Sosial a. Pengetian Karakter Peduli Sosial

Kata peduli dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” berarti memperhatikan atau menghiraukan sesuatu. Kepedulian berarti sikap memperhatikan sesuatu. Menurut Novan Ardy Wiyani (2013:178) Peduli adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang sudah terjadi, selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Dengan demikian kepedulian sosial berarti sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama anggota masyarakat).

(59)

43

adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sikap ini diwujudkan melalui kepekaan terhadap keadaan orang lain; partisipasi dalam melakukan perubahan yang positif, menolong tanpa pamrih, toleransi, dan empati terhadap penderitaan orang lain.

Menurut Agus Wibowo (2012:44) menyebutkan bahwa peduli sosial. Sikap ini diwujudkan melalui kepekaan terhadap keadaan orang lain, partisipasi dalam melakukan perubahan yang positif, menolong tanpa pamrih, toleransi, dan empati terhadap penderitaan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kepedulian sosial berarti sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama anggota masyarakat). Kepedulian sosial yang dimaksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang di hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.

b. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Peduli Sosial

(60)

44

faktor ekstern yaitu faktor keluarga, lingkungan, media elektronik, alam (cuaca), serta sarana dan prasarana.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam penanaman nilai karakter peduli sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi penanaman nilai karakter peduli sosial meliputi minat, motivasi, dan semangat dari dalam diri individu untuk mengembangkan sikap peduli sosialnya.faktor eksternal yang mempengaruhi penanaman nilai karakter peduli sosial dapat berasal dari keluarga yang menjadi lingkup terkecil seorang individu dalam bersosialisasi, selain itu ada juga terdapat faktor eksternal yang lain berupa lingkungan, media elektronik, cuaca alam, serta sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas sosial.

c. Indikator Karakter Peduli Sosial

Menurut Suyadi (2013:9), peduli sosial adalah sikap dan perbuatan mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan. Menurut Samani dan Hariyanto (2011:51), dapat diuraikan indikator yang bisa digunakan untuk mendiskripsikan karakter peduli sosial adalah sebagai berikut:

1) Memperlakukan orang lain dengan sopan 2) Bertindak santun

3) Toleren terhadap perbedaan 4) Tidak suka menyakiti orang lain

5) Tidak mengambil keuntungan dari orang lain 6) Mampu bekerja sama

(61)

45

Berdasarkan uraian tersebut maka indikator nilai karakter peduli sosial dibuat guna mendiskripsikan karakter peduli sosial yang di masyarakat. Kegiatan-kegiatan sosial dimasyarakat penting untuk terus menerus diadakan, melalui kegiatan-kegiatan sosial tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadapa sesama. Hal ini dilakukan untuk menjaga kepedulian masyarakat terhadap sesamanya agar tidak semakin menurun serta budaya gotong-royong yang selama ini menjadi semboyan agar tetap dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Tinjauan tentang Kebun Binatang

a. Pengertian Kebun Raya dan Kebun binatang

Kebun binatang merupakan tempat dimana binatang dipelihara dalam lingkungan buatan sehingga dapat dipertunjukkan ke khalayak ramai. Selain fungsinya sebagai tempat untuk konservasi dan rekreasi, kebun binatang juga dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah no. 497/KPS-II/1998 yang didalamnya menyebutkan bahwa selain sebagai lembaga konservasi dan pengembangbiakan satwa, kebun binatang juga memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, pengembangan IPTEK, serta sarana rekreasi yang sehat.

(62)

46

untuk rekreasi. Dapat juga berarti suatu ruang yang dipenuhi berbagai macam jenis tumbuhan sebagai sarana penelitian, pendidikan, dan rekreasi alam.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebun raya dan kebun binatang adalah suatu wadah kegiatan pemeliharaan, pelestarian, pendidikan dan penelitian berbagai satwa dan tumbuhan serta juga berfungsi sebagai tempat rekreasi dan pendidikan alam yang sehat. Tetapi kebun raya dan kebun binatang itu sendiri memiliki peranan sebagai paru - paru kota penghasil Oksigen untuk mengurangi Karbondioksida melalui siklus kerja tumbuhan.

b. Pembelajaran di Kebun Raya dan Kebun Binatang

Menurut Aditya Chirstanus (2010:7) Kebun raya dan kebun binatang adalah suatu tempat untuk memelihara binatang serta tumbuhan dan memberikan informasi kepada pengunjung tentang dunia binatang dan tumbuhan. Kebun raya dan kebun binatang adalah suatu tempat untuk memelihara binatang serta tumbuhan dan memberikan informasi kepada pengunjung tentang dunia binatang dan tumbuhan. Kebun raya dan kebun binatang mengabungan antara binatang dan habitatnya.

(63)

47

sosial. Artinya, anak-anak dapat memanfaatkan lingkungan kebun binatang sebagai sumber belajarnya dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman sekaligus dari kegiatannya tersebut. Dari kegiatan eksploratif itu lah, perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak akan dapat berjalan dengan seimbang. Selain ketiga aspek perkembangan tersebut, sisi positif lain yaitu anak-anak akan terbiasa kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Moeslichatoen (2007: 72), anak yang dibawa ke kebun binatang akan memperoleh pemahaman penuh tentang bermacam kehidupan fauna yang ada ditempat tersebut sehingga dapat menciptakan sikap mencintai binatang. Tidak terbatas pada mempelajari bentuk fisiknya saja, lebih lanjut anak-anak dengan arahan guru ataupun pendamping pun dapat belajar mengenai karakteristik binatang. Karakteristik binatang dapat pula dijadikan sebagai sumber belajar tentang karakter bagi anak-anak. Karakter binatang diantara gajah yang setia, merpati yang sehidup semati dengan pasangannya, dan karakter-karakter binatang lainnya serta dapat diajarkan kepada anak sehingga anak dapat membedakan karakter yang baik dan buruk dengan melihat karakter yang dimiliki binatang.

(64)

48

bentuk pengalaman yang tidak pernah dapat diabaikan begitu saja, karena karyawisata sesungguhnya memberikan kesempatan pengalaman kongkrit secara terpimpin. Kegiatan pembelajaranluar sekolah merupakan salah satu alternatif pilihan kegiatan untuk mengoptimalkan penyampaian materi pembelajaran oleh pendidik. Pengoptimalan tersebut dikarenakan adanya integrasi materi pelajaran yang didapat siswa di kelas, dengan pengalaman langsung yang didapat siswa ketika melakukan pembelajaran tersebut. Hal ini lah yang mendasari pentingnya pembelajaran luar sekolah diinternalisasikan dalam kurikulum persekolahan.

Gambar

Tabel 1 : 18 Nilai Karakter
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel 2. Key Informan
Tabel 3. Informan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk implementasi karakter peduli sosial dan hambatannya pada petani di Desa Tanjungsari Kecamatan Jakenan Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk implementasi karakter peduli sosial dan hambatannya pada petani di Desa Tanjungsari Kecamatan Jakenan Kabupaten

Penelitian ini mendeskripsikan tentang pembelajaran sastra dengan model permainan gobak sodor dalam menanamkan nilai pendidikan karakter yang terfokus pada (1)

Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan mengenai pendidikan karakter peduli lingkungan di Sekolah Dasar Negeri Sidanegara 09 Cilacap. 2) mengetahui faktor

Kegiatan pembiasaan yang diterapkan SMPN 6 Pekalongan dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan diantaranya yaitu piket kelas berkelompok, pengondisian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran orang tua dalam menanamkan nilai multikultural dalam lingkungan keluarga pada siswa sekolah dasar.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk implementasi karakter peduli sosial dan hambatannya pada petani di Desa Tanjungsari Kecamatan Jakenan Kabupaten

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan melalui ekstrakulikuler pramuka dan kendala yang dihadapi Pembina dalam