• Tidak ada hasil yang ditemukan

Regulasi terkait Pencemaran Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Regulasi terkait Pencemaran Tanah"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEMARAN TANAH

(2)

Regulasi terkait Pencemaran Tanah

Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah

PP No. 150 th. 2000 (“Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat

(3)
(4)

Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah memasuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam tanah oleh

kegiatan manusia, sehingga kualitas tanah turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tanah tidak dapat berfungsi sesuai dengan

(5)

Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi yang telah tercemar

Jumlah pencemaran yang meningkat akibat kegiatan manusia, alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula  kehilangan kemampuan untuk

memurnikan pencemaran yang terjadi.

(6)

DAMPAK PENCEMARAN TANAH THD EKOSISTEM

 Adanya bahan kimia beracun/berbahaya

(meskipun dosis rendah  perubahan kimiawi tanah yang radikal  menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme yang hidup di lingkungan tanah  dapat memusnahkan

beberapa spesies primer dari rantai makanan berakibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.

 Konsentrasi rendah efek kimia pada piramida bawah 

lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Misal konsentrasi DDTpada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anak burung dan kemungkinan

hilangnya spesies tersebut.

(7)
(8)

A. Limbah domestik

berasal dari pemukiman penduduk, tempat

usaha, institusi

dapat berupa limbah padat

dan cair.

Limbah cair berupa deterjen, oli, cat, dll

Limbah padat berupa sampah anorganik misal: kantong plastik, bekas kaleng

(9)

Timbunan sampah dari limbah

domestik dapat mencemari karena:

• Bau

• Lindi (air sampah)

• Timbunan sampah  menutupi permukaan tanah  tanah tidak bisa dimanfaatkan.

• Dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida

• Adanya zat mercuri, chrom dan arsen pada timbunan sampah 

gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah.

• Adanya oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah  beracun.

(10)

A. Limbah domestik (limbah padat)

Akibat banyaknya sampah anorganik tidak

terbiodegradasi :

Lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air

• Peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang

• Jumlah mikroorganisme di dalam tanah akan berkurang

(11)

Limbah cair rumah tangga berupa: deterjen, oli

bekas, cat  jika meresap kedalam tanah akan

merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat

membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

(12)

B. Limbah industri (limbah padat)

• Hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.

• Penimbunan limbah padat

mengakibatkan pembusukan yang

(13)

B. Limbah industri (limbah cair)

Hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.

Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron :

• Zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme

• Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting

(14)

C. Limbah pertanian (pupuk sintetik)

Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea

Penggunaan pupuk yang terus menerus

(15)

DDT tidak hanya berdampak pada hama dan hewan di sekitarnya tapi juga hewan ditempat yang jauh  proses aliran rantai makanan dari satu hewan ke lainnya yang mengakumulasi zat DDT.

Seluruh hewan yang ada pada rantai makanan tsb akan tercemar oleh DDT termasuk pada manusia.

DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak  tubuh menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang lebih berbahaya.

C

. Limbah pertanian (DDT /

(16)

• Pelipatan kandungan bahan pencemar oleh organisme yang tingkatannya lebih tinggi.

• Dapat terjadi karena organisme secara tetap

mengkonsumsi bahan pencemar yang kemudian

terakumulasi dalam tubuhnya  jumlahnya lebih

besar.

• Pada manusia dapat terjadi pelipatan antara

75000-150.000 kali dari konsentrasi awal 

makanan yg dikonsumsi lebih bervariasi.

(17)

Contoh Peristiwa Biological Magnification oleh DDT dalam rantai makanan:

• Kandungan DDT dalam air 0,000003 ppm

• Kandungan DDT dalam zooplankton 0,04 ppm

• Kandungan DDT dalam ikan kecil 0,5 ppm

• Kandungan DDT dalam ikan besar 2 ppm

• Kandungan DDT dalam elang laut 25 ppm (Pada Elang menjadi jutaan kali)

(18)
(19)

SAMPAH

Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat

Sampah yang dikelola berdasarkan UU terdiri atas: a. sampah rumah tangga

(20)

Sampah

Sampah Rumah Tangga:

berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk sampah spesifik

Sampah sejenis sampah Rumah Tangga:

Sampah sejenis sampah rumah tangga tetapi

(21)

Sampah

Sampah spesifik volumenya memerlukan pengelolaan khusus meliputi:  karena sifat, konsentrasi, dan/atau a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan

beracun

b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun

c. sampah yang timbul akibat bencana / puing bongkaran bangunan

(22)

PENGELOLAAN SAMPAH

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas:

a. Pengurangan sampah

• pembatasan timbunan sampah

• pendauran ulang sampah

• pemanfaatan kembali sampah

(23)

Penanganan sampah meliputi:

1. Pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah)

2. Pengumpulan (dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah terpadu

3. Pengangkutan (membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir)

4. Pengolahan (mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah) 5. Pemrosesan akhir (pengembalian sampah dan/atau residu hasil

(24)
(25)
(26)
(27)

Sampah

Prinsip “sampah harus dibuang”  “sampah

harus dikelola”

Jadi pengelolaan sampah adalah 3R + Repair:

1. Jumlah sampah harus dikurangi (reduce)

2. Beberapa jenis sampah dapat digunakan ulang

(Reuse)

3. Sampah tertentu dapat didaur ulang

(28)

3 R (Reduce, Reuse and Recycle) + Repair

Reduce :

a. Mengurangi belanja barang-barang yang kurang dibutuhkan (baju baru, aksesoris dll ) b. Pengurangan penggunaan (kertas tissue  sapu tangan dll)

c. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar d. Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) / mengurangi penggunaan bahan

sekali pakai.

Reuse :

a. Baju, sepatu, alat rumah tangga yg masih bisa difungsikan tdk dibuang  bisa dimanfaatkan orang lain yang membutuhkan.

b. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang.

(29)

3 R (Reduce, Reuse and Recycle) + Repair

Recycle :

a. Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. b. Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

c. Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.

d. Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.

(30)

Polutan

Deterjen & Produk disinfektan

Pupuk & Pestisida Minyak

Asam & Basa

Limbah & Sampah Plastik & Karet

(31)
(32)
(33)
(34)

Plastik dengan kode ini mengandung 30% PET.

PET (Polyethylene Terephthalate)  polimer

jernih dan kuat dengan sifat-sifat penahan gas dan kelembaban.

Kemampuan plastik PET untuk menampung

karbon dioksida (karbonasi) digunakan

sebagai botol-botol minuman ringan (bersoda / terkarbonasi)

(35)

Umumnya untuk botol plastik yang transparan seperti botol air mineral, botol jus dll. Botol-botol dengan bahan kode 1 ini direkomendasikan

hanya untuk sekali pakai.

Tidak baik untuk menyimpan minuman panas

lapisan polimer pada botol berpindah ke

minuman.

Segera membuang botol yang sudah lama (atau) terlihat baret-baret.

(36)
(37)

2. HDPE (High Density Polyethylene)

Bahan plastik yang bewarna putih susu atau putih bersih.

Bahan baku plastik ini cenderung aman karena tidak bereaksi terhadap makanan atau

(38)

Bahan ini lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.

Digunakan untuk botol detergent, plastik anti panas, pipa plastik, kantong plastik yang cocok untuk kantung sayur makanan yang berkuah karena fleksibel dengan kekuatan tinggi,

kemasan susu cair/ botol, kursi lipat dll.

(39)
(40)

3. V atau PVC PolyVinly Chlorida

Plastik yang sulit untuk didaur ulang

Biasanya dipergunakan untuk packing

(41)
(42)

4. LDPE (Low Density Polythylene)

Biasanya digunakan untuk makanan, plastik kemasan, dan teksturnya terasa lembek atau lentur.

Plastik pembungkus makanan (food wrapping) atau botol dengan kode ini cukup aman

digunakan. Hampir tidak dapat dihancurkan.

(43)
(44)

Termasuk yang aman dipakai membungkus

makanan atau minuman  biasanya untuk

tempat makanan dan botol minum bayi.

Plastiknya berwarna transparan, bening, dan tembus pandang

Dapat dipakai ulang

(45)
(46)

Biasanya berwarna putih

Biasa dipakai untuk wadah makanan atau minuman sekali pakai.

Bahan ini bisa bercampur dengan makanan

bila diisikan dalam kondisi panas.

Bahan plastik yang digunakan untuk gabus

(styrofoam, cup, box, tray daging, tempat telur)

(47)
(48)

7. OTHER atau biasanya polycarbonate

Kode tujuh ini biasanya ada 4 macam.

• SAN (styrene acrylonitrile)

• ABS (acrylanitrile butadiene styrene)

• PC (polycarbonate)

• Nilon

Digunakan untuk tempat makanan dan minuman, alat-alat rumah tangga, komputer, dan lainnya.

(49)

?

Selamat

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya PP Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga pada pasal 1 (1) menjelaskan sampah rumah tangga

Dari 47 tanaman Nipponbare mutan penanda aktivasi yang diuji, sembilan tanaman menunjukkan respons yang sama dengan tanaman Nipponbare non transforman, yaitu tidak

Bahwa dengan adanya peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan pengelolaannya pada Mahkamah Agung

Setiap orang yang secara melawan hukum memasukkan sampah rumah tangga dan/atau sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik ke dalam wilayah Provinsi

Jenis-jenis Sampah khususnya Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dan Sampah spesifik yang memerlukan penanganan khusus sehingga serta dengan adanya perubahan struktur

Dari hasil uji statistik untuk mengidentifikasi hubungan lateralisasi dengan gambaran histopatologi teratoma ovarium didapatkan hasil p =0.455 ( p >0,05) dapat

Dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Batang, terdapat mata pelajaran sejarah wajib atau sejarah Indonesia dan mata pelajaran sejarah pilihan yaitu sejarah

(2) Sistem Pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pelayanan Pengangkutan Sampah Rumah Tangga, sampah sejenis sampah Rumah Tangga, dan sampah B-3 Rumah Tangga