PENCEMARAN TANAH
Regulasi terkait Pencemaran Tanah
Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
PP No. 150 th. 2000 (“Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah memasuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam tanah oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas tanah turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tanah tidak dapat berfungsi sesuai dengan
Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi yang telah tercemar
Jumlah pencemaran yang meningkat akibat kegiatan manusia, alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula kehilangan kemampuan untuk
memurnikan pencemaran yang terjadi.
DAMPAK PENCEMARAN TANAH THD EKOSISTEM
Adanya bahan kimia beracun/berbahaya
(meskipun dosis rendah perubahan kimiawi tanah yang radikal menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme yang hidup di lingkungan tanah dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan berakibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Konsentrasi rendah efek kimia pada piramida bawah
lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Misal konsentrasi DDTpada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anak burung dan kemungkinan
hilangnya spesies tersebut.
A. Limbah domestik
berasal dari pemukiman penduduk, tempat
usaha, institusi
dapat berupa limbah padat
dan cair.
• Limbah cair berupa deterjen, oli, cat, dll
• Limbah padat berupa sampah anorganik misal: kantong plastik, bekas kaleng
Timbunan sampah dari limbah
domestik dapat mencemari karena:
• Bau
• Lindi (air sampah)
• Timbunan sampah menutupi permukaan tanah tanah tidak bisa dimanfaatkan.
• Dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida
• Adanya zat mercuri, chrom dan arsen pada timbunan sampah
gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah.
• Adanya oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah beracun.
A. Limbah domestik (limbah padat)
Akibat banyaknya sampah anorganik tidak
terbiodegradasi :
Lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air
• Peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang
• Jumlah mikroorganisme di dalam tanah akan berkurang
Limbah cair rumah tangga berupa: deterjen, oli
bekas, cat jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat
membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
B. Limbah industri (limbah padat)
• Hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.
• Penimbunan limbah padat
mengakibatkan pembusukan yang
B. Limbah industri (limbah cair)
Hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.
Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron :
• Zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme
• Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting
C. Limbah pertanian (pupuk sintetik)
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea
Penggunaan pupuk yang terus menerus
DDT tidak hanya berdampak pada hama dan hewan di sekitarnya tapi juga hewan ditempat yang jauh proses aliran rantai makanan dari satu hewan ke lainnya yang mengakumulasi zat DDT.
Seluruh hewan yang ada pada rantai makanan tsb akan tercemar oleh DDT termasuk pada manusia.
DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak tubuh menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang lebih berbahaya.
C
. Limbah pertanian (DDT /
• Pelipatan kandungan bahan pencemar oleh organisme yang tingkatannya lebih tinggi.
• Dapat terjadi karena organisme secara tetap
mengkonsumsi bahan pencemar yang kemudian
terakumulasi dalam tubuhnya jumlahnya lebih
besar.
• Pada manusia dapat terjadi pelipatan antara
75000-150.000 kali dari konsentrasi awal
makanan yg dikonsumsi lebih bervariasi.
Contoh Peristiwa Biological Magnification oleh DDT dalam rantai makanan:
• Kandungan DDT dalam air 0,000003 ppm
• Kandungan DDT dalam zooplankton 0,04 ppm
• Kandungan DDT dalam ikan kecil 0,5 ppm
• Kandungan DDT dalam ikan besar 2 ppm
• Kandungan DDT dalam elang laut 25 ppm (Pada Elang menjadi jutaan kali)
SAMPAH
Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat
Sampah yang dikelola berdasarkan UU terdiri atas: a. sampah rumah tangga
Sampah
Sampah Rumah Tangga:
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk sampah spesifik
Sampah sejenis sampah Rumah Tangga:
Sampah sejenis sampah rumah tangga tetapi
Sampah
Sampah spesifik volumenya memerlukan pengelolaan khusus meliputi: karena sifat, konsentrasi, dan/atau a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun
b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun
c. sampah yang timbul akibat bencana / puing bongkaran bangunan
PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas:
a. Pengurangan sampah
• pembatasan timbunan sampah
• pendauran ulang sampah
• pemanfaatan kembali sampah
Penanganan sampah meliputi:
1. Pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah)
2. Pengumpulan (dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu
3. Pengangkutan (membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir)
4. Pengolahan (mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah) 5. Pemrosesan akhir (pengembalian sampah dan/atau residu hasil
Sampah
Prinsip “sampah harus dibuang” “sampah
harus dikelola”
Jadi pengelolaan sampah adalah 3R + Repair:
1. Jumlah sampah harus dikurangi (reduce)
2. Beberapa jenis sampah dapat digunakan ulang
(Reuse)
3. Sampah tertentu dapat didaur ulang
3 R (Reduce, Reuse and Recycle) + Repair
Reduce :
a. Mengurangi belanja barang-barang yang kurang dibutuhkan (baju baru, aksesoris dll ) b. Pengurangan penggunaan (kertas tissue sapu tangan dll)
c. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar d. Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) / mengurangi penggunaan bahan
sekali pakai.
Reuse :
a. Baju, sepatu, alat rumah tangga yg masih bisa difungsikan tdk dibuang bisa dimanfaatkan orang lain yang membutuhkan.
b. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang.
3 R (Reduce, Reuse and Recycle) + Repair
Recycle :
a. Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. b. Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
c. Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
d. Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.
Polutan
Deterjen & Produk disinfektan
Pupuk & Pestisida Minyak
Asam & Basa
Limbah & Sampah Plastik & Karet
Plastik dengan kode ini mengandung 30% PET.
PET (Polyethylene Terephthalate) polimer
jernih dan kuat dengan sifat-sifat penahan gas dan kelembaban.
Kemampuan plastik PET untuk menampung
karbon dioksida (karbonasi) digunakan
sebagai botol-botol minuman ringan (bersoda / terkarbonasi)
Umumnya untuk botol plastik yang transparan seperti botol air mineral, botol jus dll. Botol-botol dengan bahan kode 1 ini direkomendasikan
hanya untuk sekali pakai.
Tidak baik untuk menyimpan minuman panas
lapisan polimer pada botol berpindah ke
minuman.
Segera membuang botol yang sudah lama (atau) terlihat baret-baret.
2. HDPE (High Density Polyethylene)
Bahan plastik yang bewarna putih susu atau putih bersih.
Bahan baku plastik ini cenderung aman karena tidak bereaksi terhadap makanan atau
Bahan ini lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
Digunakan untuk botol detergent, plastik anti panas, pipa plastik, kantong plastik yang cocok untuk kantung sayur makanan yang berkuah karena fleksibel dengan kekuatan tinggi,
kemasan susu cair/ botol, kursi lipat dll.
3. V atau PVC PolyVinly Chlorida
Plastik yang sulit untuk didaur ulang
Biasanya dipergunakan untuk packing
4. LDPE (Low Density Polythylene)
Biasanya digunakan untuk makanan, plastik kemasan, dan teksturnya terasa lembek atau lentur.
Plastik pembungkus makanan (food wrapping) atau botol dengan kode ini cukup aman
digunakan. Hampir tidak dapat dihancurkan.
Termasuk yang aman dipakai membungkus
makanan atau minuman biasanya untuk
tempat makanan dan botol minum bayi.
Plastiknya berwarna transparan, bening, dan tembus pandang
Dapat dipakai ulang
Biasanya berwarna putih
Biasa dipakai untuk wadah makanan atau minuman sekali pakai.
Bahan ini bisa bercampur dengan makanan
bila diisikan dalam kondisi panas.
Bahan plastik yang digunakan untuk gabus
(styrofoam, cup, box, tray daging, tempat telur)
7. OTHER atau biasanya polycarbonate
Kode tujuh ini biasanya ada 4 macam.
• SAN (styrene acrylonitrile)
• ABS (acrylanitrile butadiene styrene)
• PC (polycarbonate)
• Nilon
Digunakan untuk tempat makanan dan minuman, alat-alat rumah tangga, komputer, dan lainnya.