• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PEREDARAN VAKSIN PALSU OLEH BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PEREDARAN VAKSIN PALSU OLEH BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PEREDARAN

VAKSIN PALSU OLEH BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Oleh

Kuntari Chres Aprina, Firganefi, Dona Raisa Monica

Email :

kuntarichres@rocketmail.com

Vaksin adalah antigen yang telah di olah yang apabila diberikan kepada seseorang akan

menimbulkan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi tertentu. Keberadaan BPOM

didasarkan pada keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen. Permasalahannya adalah 1. Bagaimanakah upaya penanggulangan tindak

pidana peredaran vaksin palsu oleh BPOM? 2. Faktor penghambat upaya

penanggulangan tindak pidana peredaran vaksin palsu oleh BPOM? Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan masalah yuridis

normatif dan yuridis empiris. Data yang digunakan data primer dan data sekunder.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan

dan penelitian lapangan. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil

Penelitian dan Pembahasan ini menunjukan upaya penanggulangan tindak pidana

peredaran vaksin palsu oleh BPOM yaitu dengan upaya penal dan non penal yaitu

dengan cara memberikan informasi kepada masyarakat dalam bentuk berita di media

masa dan dengan cara melakukan penyelidikan dan penyidikan. Faktor penghambat

upaya penanggulangan tindak pidana peredaran vaksin palsu oleh BPOM ialah faktor

penegak hukum, sarana dan prasarana, dan faktor mayarakat. Saran yang didapat

perlunya kerjasama serta peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat dan lembaga

terkait untuk mendukung penuh pelaksanaan penanggulangan yang dilakukan oleh

BBPOM Lampung sehingga peredaran vaksin palsu ataupun pencegahan beredarnya

vaksin yang tidak memenuhi CDOB dapat segera di atasi. Perlunya diadakannya

sosialisasi yang dilakukan oleh BPOM serta lembaga terkait kepada masyarakat.

(2)

ABSTRACT

COUNTERMEASURES DONE BY INDONESIAN DRUG AND FOOD

MONITORING AGENCY (BPOM) AGAINST THE

CIRCULATION OF FALSE VACCINE

By

Kuntari Chres Aprina, Firganefi, Dona Raisa Monica

Email :

kuntarichres@rocketmail.com

Vaccine is an antigen that has been conditioned that when given to someone will cause

immunity against certain infectious diseases. The existence of the Drug and Food

Monitoring Agency (BPOM) is based on the Presidential Decree Number 103/2001

regarding its Position, Function, Authority, Organizational Structure and Work

Procedure of Non Departmental Government Institution. The problems are formulated

as follows: 1. What efforts taken by BPOM to prevent the circulation of false vaccine?

2. What are the inhibiting factors encountered by BPOM in preventing the circulation of

false vaccine? The methods used in this research were normative and empirical

approaches. The data sources consisted of primary and secondary data. The data

collection method in this research was completed through literature study and field

study. While the data were analyzed using qualitative data analysis. The results and the

discussions of the research showed that BPOM has done some countermeasures in

preventing the circulation of false vaccine by means of penal and non penal efforts, that

is by providing information to the public in form of news in mass media and by

conducting inquiries and investigations. Among the inhibiting factors in the prevention

of false vaccine circulation, included factors of: law enforcement, facilities and

infrastructure, and community. The researcher suggested that it is important to maintain

a good cooperation; also, the society in all levels and related institutions should support

the full implementation of the mitigation done by BPOM of Lampung so that the

circulation of false vaccines or the prevention of false vaccines that do not meet the

Indonesian Good Distribution Practice ( GDP) can be immediately stopped. Finally, it is

necessary that BPOM and related institutions conduct a socialization about false

vaccine.

(3)

I.

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hal penting yang

dibutuhkan oleh tubuh manusia. Upaya

peningkatan kualitas suatu hidup manusia

di bagian kesehatan merupakan hal yang

sangat luas dan menyeluruh. Usaha untuk

meningkatkan kesehatan bagi masyarakat

baik fisik maupun non-fisik sudah

dilakukan sejak dini, yaitu salah satunya

dengan memberikan vaksin sejak masih

anak-anak.

Pemberian vaksin sangat diperlukan

untuk

tubuh.

Faktanya

menunjukan

bahwa angka kematian balita dapat

diperkecil

setiap

tahunnya

berkat

pemberian vaksin. Oleh karna itu setiap

anak yang tidak mendapatkan vaksin

dengan baik dapat menghawatirkan untuk

kesehatnnya,

beberapahal

dapat

berdampak fatal terhadap tubuh atau tidak

berdampak fatal terhadap tubuh dalam

jangka panjang.

Pada initinya vaksin sangat membantu

tubuh

manusia

dalam

menghadapi

serangan virus yang akan menyerang kita

pada suatu saat nanti. Karena tidak semua

tubuh manusia memiliki kekebalan tubuh

yang mampu melawan serangan dari virus

tersebut. Maka dari itu pemerintah

menganjurkan untuk memberikan vaksin

kepada

anak-anak

supaya

dapat

menangkal virus yang ada didalam tubuh.

Sebuah kabar beredar bahwa telah

beredarnya vaksin palsu. Vaksin palsu itu

telah diedarkan dan diberikan oleh

beberapa fasilitas kesehatan dan tenaga

medis. Dengan adanya vaksin palsu yang

ada

didalam

masyarakat

saat

ini

menimbulkan

kekhawatiran

terhadap

orang tua juga terhadap dampangnya bagi

anak mereka

yang

akan

divaksin.

Kabarnya, vaksin yang dipalsukan oleh

pelaku yaitu dengan mencampurkan

vaksin asli dengan cairan

infuse

sehingga

kualitas dari vaksin tersebut tidak sama

dengan vaksin asli pada umunya.

Penyebaran vaksin palsu yang dilakukan

oleh produsen atau distributor vaksin

palsu kerap mengelabui pelangganya

dengan

mengatakan

vaksin

yang

ditawarkan tersebut merupakan vaksin

asli. Produsen dan distributor vaksin

palsu juga memanfaatkan peluang di saat

rumah sakit dan klinik kekurangan stok

vaksin dari distributor resmi. Mereka juga

meanfaatkan kebutuhan rumah sakit yang

mencari vaksin dengan harga yang jauh

lebih murah dari biasanya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM)

merupakan

Lembaga

Pemerintah Non Departemen (LPND),

yaitu sesuai Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 103 Tahun 2001

merupakan lembaga pemerintah pusat

yang dibentuk untuk melaksanakan tugas

pemerintah tertentu dari Presiden serta

bertanggung jawab langsung kepada

Presiden.

1

Badan Pengawas Obat dan

Makanan

(BPOM)

memilki

peran

tersendiri. Peran merupakan kelengkapan

dari

hubungan-hubungan

berdasarkan

peran yang dimiliki oleh orang karena

menduduki status-status sosial khusus.

Peranan-peranan dapat dilihat sebagai

bagian dari struktur masyarakat sehingga

dapat dilihat sebagai pola-pola peranan

yang saling berhubungan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM) bertanggung jawab terhadap

keamanan, khasiat, dan mutu vaksin yang

beredar di Indonesia. Untuk itu, Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

melakukan pengawasan dan pemeriksaan

terkait dengan peredaran obat dan

makanan dilakukan dengan dua cara yaitu

pre-maket

dan

post market.

2

1 Templatoid. Pengertian BPOM.

http://www.landasanteori.com/2015/10/badan-pengawas-obat-dan-makanan-bpom.html.

2 Irna Nurhayati. Efektivitas Pengawasan Badan

(4)

Pre-market

dilakukan dengan cara saat

pelaku usaha atau importir melakun

pendaftaran

di

BPOM

dan

saat

pemeriksaan kelengkapan dokumen dan

barang di pintu gerbang/bandara yang

dilakukan oleh pihak Bea dan Cukai.

Post

market

adalah pengawasan pada masa

edar

setelah

memiliki

ijin

edar.

Pengawasan

post market

tidak hanya

terhadap barang impor saja tetapi juga

pada produk

domestic

juga dilakukan

pengawasan yang sama. Hal ini dilakukan

untuk menjamin produk yang beredar di

tengah-tengah masyarakat telah sesuai

dengan kualitas dan mutu yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

Produk dan benda palsu serta dipalsukan

membuat kita tidak boleh memandang

sebelah

mata

atau

tidak

bisa

menganggapnya angin lalu. Faktanya

vaksin bagi anak-anak telah dipalsukan

juga, oleh karna itu kasus pemberian

vaksin palsu untuk bayi dibawah lima

tahun atau balita haruslah dipandang

sebagai masalah serius yang termasuk

dalam kejahatan.

Contoh kasus tindak pidana peredaran

vaksin valsu yang ada di Indonesia di

antaranya yaitu peredaran vaksin palsu

terjadi di Indonesia, setelah membongkar

dan menangkap produsen vaksin palsu di

Pondok

Arena

Tanggerang

Selatan

Banten. Selain itu polisi menemukan

vaksin campak, polio, dan hepatitis B,

tetanus, dan BCG (Bacille

Calmette-Guerin) palsu tersebar daerah lainnya

yaitu, Medan (Sumut), Yogyakarta,

Semarang (Jawa Tengah), Jakarta, dan

Jawa Barat.

3

Kasus selanjutnya mengenai vaksin palsu

yang telah diproduksi sejak 2003 dan

ditemukan di tiga provinsi. Diketahui

bahwa

sindikat

tersebut

telah

3 Fajar Hermawan. Vaksin Palsu Sudah

Tersebar di Enam Daerah.

https://beritagar.id/artikel/berita/vaksin-palsu-sudah-tersebar-di-tujuh-daerah.

memproduksi vaksin palsu sejak 2003

dengan distribusi di seluruh Indonesia.

Penyidik baru menemukan barang bukti

vaksin palsu di daerah Jawa Barat,

Banten, dan DKI Jakarta. Vaksin palsu

yang dijual dengan harga miring ini

menjadi alasan vaksin palsu tersebut

cukup laku di pasaran.

4

Vaksin yang tidak sesuai persyaratan

secara sporadis telah ditemukan sejak

tahun 2008, namun pada saat itu kasus

hanya terjadi dalam jumlah kecil dengan

modus pelaku pada umumnya adalah

melakukan penjualan vaksin yang telah

melewati masa kedaluwarsanya. Tahun

2013, Badan POM menerima laporan dari

perusahaan farmasi Glaxo Smith Kline

terkait adanya pemalsuan produk vaksin

produksi Glaxo Smith Kline yang

dilakukan oleh 2 sarana yang tidak

memiliki kewenangan untuk melakukan

praktik kefarmasian. Tersangka dikenai

sanksi sesuai Pasal 198 Undang-Undang

No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

berupa denda sebesar Rp1.000.000,-.

Tahun

2014,

Badan

POM

telah

melakukan

penghentian

sementara

kegiatan terhadap 1 Pedagang Besar

Farmasi (PBF) resmi yang terlibat

menyalurkan produk vaksin ke sarana

ilegal/tidak berwenang yang diduga

menjadi sumber masuknya produk palsu.

Tahun 2015, Badan POM kembali

menemukan kasus peredaran vaksin palsu

dimana produk vaksin palsu tersebut

ditemukan di beberapa rumah sakit di

daerah Serang. Hingga saat ini, kasus

sedang dalam proses tindak lanjut secara

pro-justitia

. Untuk mengatasi vaksin yang

tidak memenuhi syarat ataupun palsu

tahun 2008-2016.

5

4 Fabian Januarius Kuwado. Vaksin Palsu

Diproduksi sejak 2003 dan Ditemukan di Tiga Provinsi. http://nasional.kompas.com/read-/2016/06/24/07465481/vaksin.palsu.diproduksi. sejak.2003.dan.ditemukan.di.tiga.provinsi.

5 Humas. Kasus Vaksin Palsu.

(5)

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura

Linda Sitanggang mengatakan, dampak

vaksin palsu terhadap anak yang terpapar

akan berbeda-beda tergantung kandungan

di dalamnya. Namun umumnya vaksin

palsu tidak menimbulkan efek berbahaya

bagi penggunanya. Pengurus Ikatan

Dokter

Anak

Indonesia

(IDAI)

Soedjatmiko

memastikan

bahwa

isi

vaksin palsu tidak membahayakan. Isi

vaksin hanya cairan infus dan antibiotik.

6

Berdasarkan uraian latar belakang di atas,

Penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dan mengangkatnya dalam

bentuk skripsi yang berjudul

Upaya

Penanggulangan Tindak Pidana Peredaran

Vaksin Palsu oleh Badan Pengawas Obat

dan Makanan

.”

Berdasarkan latar belakang di atas, maka

yang

menjadi

permasalahan

dalam

penelitian ini adalah:

a.

Bagaimanakah upaya penanggulangan

tindak pidana peredaran vaksin palsu

oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan?

b.

Apakah saja yang menjadi faktor

penghambat dalam penaggulangan

tindak pidana peredarab vaksin palsu?

Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan

masalah yuridis normatif dan yuridis

empiris. Data yang digunakan data primer

dan data sekunder. Metode pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan

penelitian kepustakaan dan penelitian

lapangan. Analisis data menggunakan

analisis data kualitatif.

/308/Penjelasan-Badan-POM-Terkait-Temuan-Vaksin-Palsu.html.

6 Ambaranie Nadia Kemala. Dampak Vaksin

Palsu Menurut Kementrian Kesehatan. http://nasional.kompas.com/read/2016/07/16/13 300031/ini.dampak.vaksin.palsu.menurut.keme nterian.kesehatan.

II.

PEMBAHASAN

A.

Upaya Penanggulangan Tindak

Pidana Peredaran Vaksin Palsu

oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM)

Vaksin

merupakan

antigen

berupa

mikroorganisme yang dilemahkan, masih

utuh atau bagiannya, yang telah di olah

berupa toksin mikroorganisme kemudian

diolah menjadi toksid, rekombinan. Jika

diberikan

kepada

seseorang

akan

membentuk antibodi spesifik sehingga

dapat melindungi tubuh dari serangan

penyakit yang dapat dicegah dengan

pemberian vaksin guna memberikan

kekebalan bagi tubuh.

7

Usaha penanggulangan kejahatan dapat

dilaksanakan dengan menggunakan teori

kebijakan pidana. Dimana teori kebijakan

pidana dapat dibagi menjadi 2 (dua)

pertama

kebijakan

penal

(pidana),

kebijakan ini lebih menitik beratkan pada

sifat represif (penindasan/ pemberantasan/

penumpasan) sesudah kejahatan terjadi.

Kedua kebijakan non penal (bukan

pidana), kebijakan ini lebih menitik

beratkan

pada

sifat

preventif

(pencegahan/ penangkalan/ pengendalian)

sebelum kejahatan terjadi.

1.

Kebijakan Pidana dengan Sarana Penal

Penanggulangan dengan upaya represif

(penal) untuk menindak para pelaku

sesuai

dengan

perbuatannya

serta

memperbaikinya kembali agar mereka

sadar

bahwa

perbuatan

yang

dilakukannya adalah perbuatan melanggar

hukum

dan

merugikan

masyarakat,

sehingga tidak mengulanginya dan orang

lain juga tidak akan melakukannya

mengingat sanksi yang ditanggungnya

sangat berat.

7 Dian Nur Hadianti dkk. Imunisasi. Kebayoran

(6)

Penanggulangan

represif

merupakan

tindak

lanjut

dari

penanggulangan

preventif dimana upaya represif adalah

pencegahan

khusus

dimana

penanggulangan yang dilakukan setelah

terjadi tindakan-tindakan dengan maksud

agar apabila terjadi suatu kesalahan atau

penyimpangan dapat dilakukan upaya

perbaikan.

8

Upaya

Badan

POM

dalam

menanggulangi

predaran

obat-obatan

termasuk vaksin palsu yaitu dengan

melakukan

pengawasan

ke

sarana.

Dimana jika di temukan pelanggaran

yaitu berupa vaksin palsu maka Badan

POM dapat menindak lanjuti. Tindak

lanjut yang dilakukan dapat berupa

tingkatan administratif atau tindakan

hukum, pengadilan.

9

Seperti yang telah

dibahas

sebelumnya

sebagaimana

disebutkan di atas, dapat dikenai sanksi

administratif.

Sanksi

administratif

tersebut berupa:

a.

Penghentian

sementara

dari

kegiatan,

produksi,

dan/atau

peredaran.

b.

Penarikan Pangan dari peredaran

oleh produsen.

c.

Ganti rugi.

d.

Pencabutan izin.

2.

Kebijakan Pidana dengan Sarana Non

Penal

Kebijakan

penanggulangan

kejahatan

dengan sarana non penal hanya meliputi

penggunaan

sarana

sosial

untuk

memperbaiki

kondisi-kondisi

sosial

tertentu, namun secara tidak langsung

mempengaruhi

upaya

pencegahan

8Bagong Suyanto dan Sutinah. Metode

Penelitian Sosial: BerbagaiAlternatif Pendekatan. Jakarta. Kencana. 2011. hlm 42

9 Berdasarkan Wawancara dengan Tuti

Nurhayati S.si.Apt Kepala Seksi Pemeriksaan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Lampung Pada Tanggal 15 Mei 2017 Pukul 16.20 wib

terjadinya

kejahatan.

10

Faktor-faktor

kondusif penyebab terjadinya kejahatan

berpusat pada masalah-masalah atau

kondisi-kondisi

social

yang

secara

langsung atau tidak langsung dapat

menimbulkan kejahatan.

11

Badan POM merupakan suatu lembaga

dimana peran Badan POM secara hukum

sudah mempunyai kedudukan yang kuat

di dalam membuat suatu kebijakan di

bidang obat dan makanan dalam rangka

pelaksanaan

pengawasan

obat

dan

makanan yang beredar di wilayah

Indonesia. Kedudukan Badan POM

sebagai suatu lembaga yang dimiliki oleh

Pemerintah Non Departemen. Badan

POM telah diberikan kedudukan yang

kuat dengan adanya undang-undang atau

peraturan mengenai wewenang yang

dimiliki oleh Badan POM yang dapat

membantunya.

12

Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM) memiliki bidang khusus yang

melakukan pengawasan dan pemeriksaan

obat tradisional, kosmetik, dan produk

komplemen. Dimana mereka memiliki

tugas

untuk

melakukan

penyiapan

perumusan

kebijakan,

penyusunan

pedoman, standar, criteria dan prosedur,

serta

pelaksanaan

pengendalian,

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

inpeksi sarana produksi dan distribusi

serta sertifikasi obat tradisional, kosmetik

dan produk komplemen juga proses

produksinya. Dimana dikepalai oleh

kepala

bidang

pengawasan

yang

melakukan penilaian dan registrasi obat

tradisional,

kosmetik

dan

suplemen

makanan.

10 Sudarto. Kapita Selekta Hukum Pidana.

Bandung. 1986. hlm. 25

11 Barda Nawawi Arief. Op.Cit. hlm. 42

12 Hasil Wawancara dengan Dosen Fakultas

(7)

Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM) memiliki peranan dalam upaya

menanggulangi tindak pidana khususnya

dalam peredaran vaksin palsu yang

sedang bererdar. upaya Badan POM

dengan melakukan pengawasan. Tapi

tidak hanya pengawasan Badan POM

yang bekerja sama dengan kepolisian juga

melakukan

penyidikan.

Dan

juga

bekerjasama dengan dinas kesehatan.

Badan POM melakukan pengawasan

vaksin akibat perbuatan kriminal ataupun

di jalur ilegal dilakukan Badan POM

bekerja sama dengan kepolisian karena

dalam pengawasan perbuatan kriminal ini

diperlukan tindakan kepolisian antara lain

penyitaan

dan

penahanan

apabila

diperlukan yang mana Badan POM tidak

memiliki kewenangan.

Pengawasan

pre market

dan

post market

terhadap vaksin sudah dilakukan oleh

Badan POM. Sayangnya Badan POM

hanya bisa bertugas menyegel produk

vaksin yang diduga vaksin palsu yang

beredar. Badan POM tidak bisa bekerja

sendiri karena beberapa regulasinya

mengikuti peraturan dari Dinas Kesehatan

atau Kementrian Kesehatan yang berhak

mencabut ijin produk dan ijin operasi

apotik yang menjual obat-obatan palsu.

13

Pentingnya kerjasama antara Balai Besar

POM dengan berbagai lembaga terkait

untuk melakukan pengawasan masuknya

makanan

dan

obat-obatan

khusnya

vaksin. Lembaga terkait ini mempunyai

peran

yang

strategis

dalam

penangulangan makanan dan obat-obatan

yang tidak sesuai. Misalnya dengan

dilibatkannya lembaga kepolisian dan

dinas kesehatan guna untuk melakukan

penyitaan dan pencabutan izin usaha

13 Berdasarkan Wawancara dengan Tuti

Nurhayati S.si.Apt Kepala Seksi Pemeriksaan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Lampung Pada Tanggal 15 Mei 2017 Pukul 16.20 wib

apabila

ketentuan

keamanan

telah

dilanggar.

Kerjasama yang dilakukan oleh pihak

Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM) Lampung, pihak Kepolisan dan

Dinas Kesehatan Provinsi Kota Bandar

Lampung terkait peredaran vaksin palsu

yang ditemukan di wilayah Provinsi

Lampung

yaitu

dengan

melakukan

kerjasama sebagai berikut:

1.

Polisi melakukan kerjasama dalam hal

peyidikan tindak pidana peredaran

vaksin palsu yang di temukan di

wilayah provinsi lampung.

14

Selain itu kerjasama yang dilakukan

oleh pihak kepolisian dengan Badan

POM dan Dinas Kesehatan yaitu:

a.

Melakukan kampanye imunisasi

b.

Membentuk satgas vaksin palsu

c.

Dinas terkait melakukan imunisasi

ulang, seperti puskemas, RSUD,

dan lain-lain.

2.

Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM) RI perwakilan Lampung

bekrja sama dalam pengujian secara

laboratorium terhadap vaksin yang di

duga

palsu,

guna

mengetahui

komposisi, takaran, khasiat, dan legal

atau tidaknya vaksin tersebut. Dengan

dilakukan pengecekan izin Badan

POM yang tertulis di kemasan.

15

3.

Dinas kesehatan Provinsi/Kabupaten

melakukan

kerjasama

dengan

memberikan ahli yang berkompoten

untuk di tunjuk sebagai ahli, guna

menjelaskan aturan atau regulasi

hukum apa yang tepat terapkan

terhadap para pelaku usaha yang

14 Berdasarkan Wawancara dengan Yulius

Oktober Banit II Subdit I Indaksi Pada Tanggal 13 April 2017 Pukul 14.00 wib

15 Berdasarkan Wawancara dengan Tuti

(8)

terbukti mengedarkan vaksin palsu.

Dan dinas kesehatan yang dapat

mencabut ijin produk dan ijin operasi

apotik yang menjual obat-obatan

palsu.

Pencegahan yang dilakukan oleh Badan

POM, Kepolisian dan Dinas Kesehatan.

Pencegahan tersebut dapat diharapkan

agar vaksin palsu tidak beredar di Bandar

Lampung.

Baik

Kepolisian

yang

bekerjasama dengan Badan POM dan

Dinas Kesehatan melakukan tindakan

penekanan pencegahan peredaran vaksin

palsu berupa:

16

a.

Giat rutin razia-razia terhadap jenis

angkutan yang mencurigakan.

b.

Memperketat

pemeriksaan

di

pelabuhan bakau hueni.

c.

Babinkamtibnas melakukan sosialisasi

mengenai vaksin dengan bekerja sama

dengan instansi terkait seperti, Badan

POM dan Dinas Kesehatan.

d.

Bersama Badan POM dan Dinas

Kesehatan melakukan razia-razia ke

pabrik besar farmasi, distributor obat

dan apotik.

e.

Melakukan

tindakan-tindakan

kepolisian berupa penyelidikan dan

penyidikan jika terdapat perdaran

vaksin palsu.

Berkenaan

dengan

tindak

pidana,

lembaga

yang

berwenang

untuk

melakukan proses adjudikasi tetaplah

lembaga penegak hukum yaitu kepolisian,

kejaksaan dan pengadilan. Akhir dari

semua proses adalah pembuktian dan

hukuman harus dilakukan oleh majelis

hakim di pengadilan. Sedangkan Badan

POM

bertanggung

jawab

terhadap

keamanan, khasiat, dan mutu vaksin yang

beredar di Indonesia. Untuk itu, Badan

POM melakukan pengawasan secara

berkesinambungan terhadap vaksin mulai

dari evaluasi

pre-market

hingga

16 Berdasarkan Wawancara dengan Yulius

Oktober Banit II Subdit I Indaksi Pada Tanggal 13 April 2017 Pukul 14.00 wib

market.

Evaluasi

pre-market

dilakukan

dengan memastikan pemenuhan terhadap

persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu,

serta

dilakukan

pengujian

untuk

mengeluarkan

lot/batch release

sebelum

produk dipasarkan.

Pengawasan yang dilakukan oleh Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Lampung dalam menangani obat-obatan

termasuk vaksin yang beredar melalui

pengujian

sampling

dan pengujian produk

yang beredar baik di sarana distribusi

maupun sarana pelayanan kesehatan, serta

pengawasan di sarana produksi untuk

memastikan penerapan Cara Pembuatan

Obat yang Baik (CPOB) dan pengawasan

di sarana distribusi untuk memastikan

penerapan Cara Distribusi Obat yang

Baik (CDOB) telah sesuai.

17

Menurut penulis dari banyak upaya

dilakukan oleh Balai Besar Pengawas

Obat dan Makanan masih juga ditemukan

vaksin

yang

tidak

sesuai

dengan

takarannya dan vaksin yang tidak

memiliki Cara Distribusi Obat yang Baik

(CDOB). Seperti yang telah terjadi dalam

contoh kasus tindak pidana di Lampung

mengenai peredaran vaksin palsu Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Lampung telah melakukan pengawasan

dalam menangani obat-obatan termasuk

vaksin yang beredar melalui pengujian

dengan

sampling

produk yang beredar

baik di sarana distribusi maupun sarana

pelayanan kesehatan, didapatkan bahwa

vaksin yang beredar di Lampung tidak

memenuhi Cara Distribusi Obat yang

Baik (CDOB) pada sarana tersebut. Maka

dari itu diperlukan penegasan dalam

upaya prefentif maupun represif, penal

maupun non penal oleh Balai Besar

Pengawas Obat dan makanan dan aparat

penegak hukum terkait peredaran vaksin

17 Berdasarkan Wawancara dengan Tuti

(9)

palsu. Dan diharapkan dengan dilakukan

upaya-upaya tersebut dapat menekan

peredaran

vaksin

palsu

ataupun

memenuhi Cara Distribusi Obat yang

Baik (CDOB).

B.

Faktor-Faktor Penghambat dalam

Menanggulangi Tindak Pidana

Peredaran Vaksin Palsu oleh

Badan

Pengawas

Obat

dan

Makanan (BPOM)

Secara umum faktor penghambat yang

dimiliki oleh Badan POM yaitu dapat

diatakan tidak ada faktor penghambat

karena Badan POM sendiri diberikan

kewenangan

untuk

melakukan

pengawasan. Adapun penghambat yang

dimaksud yaitu:

1.

Faktor Penegak Hukum

Kurangnya

kerjasama

merupakan

salah satu faktor penghambat peran

Badan Pengawas Obat dan Makanan

dalam

penanggulangan

kejahatan

peredaran vaksin palsu, sehingga

penanganan dalam suatu perkara

dianggap

lambat

dan

kurang

memuaskan. Kurangnya kerjasamapun

di rasakan oleh pihas kepolisian

dengan instansi terkait seperti Badan

POM dalam hal menekan peredaran

vaksin palsu.

18

2.

Faktor Sarana dan Prasarana

Faktor ini menjadi faktor penghambat

dalam Balai Besar POM dalam

menanggulangi tindak pidana vaksin

palsu. Terlalu luasnya

testing area

yang harus di awasi oleh Badan POM

yaitu

15

kabupaten/kota

dengan

sumber daya manusia atau tenaga

kerja yang minim oleh karena itu

belum dapat menembus lapisan luar

dan dalam secara menyeluruh. Dana

yang diperlukan juga tidak sedikit

dalam hal menguji laboratorium.

Faktor sarana dan fasilitas juga

18 Berdasarkan Wawancara dengan Yulius

Oktober Banit II Subdit I Indaksi Pada Tanggal 13 April 2017 Pukul 14.00 wib

menjadi faktor penghambar dalam

menanggulangi

masalah

vaksin

palsu.

19

Solusi dari kurangnya tenaga kerja

dengan

melakukan

pengawasan

dengan

system sampling

. Dimana

Badan POM pun menggunakan kajian

risiko dalam melakukan pengawasan.

Kajian risiko ini melihat dari titik-titik

kritis, melakukan pengawasan dari

hilir ke hulu. Misalnya melihat ke hulu

yaitu melakukan pengecekan pada

distributornya. Apakah rumah sakit,

puskemas, dan apotik mendapatkan

obat-obatan atau vaksin dari sumber

distributor yang resi atau tidak.

Kemudian sampai ke hilirnya yaitu

melakukan pengawasan contohnya

melakukan

pegawasan

pada

puskesmas. Akan tetapi memiliki

permasalahan dimana tidak dapat

melakukan pengawasan pada setiap

puskesmas dikarenakan terbatasnya

tenaga kerja.

20

3.

Faktor Masyarakat

Tuti

menyatakan

bahwa

dimana

masyarakat atau pasien tidak tahu

perbedaan antara vaksin asli ataupun

vaksin palsu. Dan masyarakan tergiur

dengan harga vaksin palsu yang jauh

lebih murah dengan vaksin asli. Oleh

karena itu diharapkan bagi masyarakat

untuk lebih teliti dan menanyakan asal

produk tersebut, perolehan produk

dapat menentukan kualitas dari produk

tersebut.

19 Berdasarkan Wawancara dengan Tuti

Nurhayati S.si.Apt Kepala Seksi Pemeriksaan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Lampung Pada Tanggal 15 Mei 2017 Pukul 16.20 wib

20 Berdasarkan Wawancara dengan Tuti

(10)

Penulis

setuju

untuk

dilakukan

pembinaan kepada masyarakat dengan

cara sosialisasi, penyuluhan dan audiensi

tentang pengenalan vaksin bersama aparat

yang terkait seperti BBPOM, Kepolisian,

dan Dinas Kesehatan, guna memberikan

pemahaman kepada masyarakat sehingga

dapat menciptakan daya cegah dan daya

tangkal terhadap pengetahuan mengenai

vaksin palsu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan

kepala bidang atau kepala seksi memang

ditemukan fakta bahwa Balai Besar

Pengawas Obat dan Makanan hanya

melakukan pengujian vaksin dengan

melakukan sampel yang hanya di lakukan

di

beberapa

tempat

saja.

Karena

kurangnya tenaga kerja dari Badan POM.

Dikarenakan kurangnya kerjasama antara

Badan POM, Kepolisian, dan Dinas

Kesehatan

mempengaruhi

pengujian

vaksin tersebut. Jika Badan POM yang

bekerja sama dengan Kepolisian dan

Dinas Kesehatan dapat bekerjasama

dengan baik seharusnya sudah memiliki

tenaga kerja yang cukup untuk melakukan

pengawasan dan peyidikan.

III.

PENUTUP

A.

Simpulan

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

pembahasan yang telah dilakukan oleh

penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1.

Upaya penanggulangan tindak pidana

peredaran vaksin palsu oleh Badan

Pengawas Obat dan Makanan dibagi

menjadi dua yaitu upaya penal, dimana

upaya

Badan

POM

dalam

menanggulangi predaran obat-obatan

termasuk vaksin palsu yaitu dengan

melakukan pengawasan ke sarana.

Dimana jika di temukan pelanggaran

yaitu berupa vaksin palsu maka Badan

POM dapat menindak lanjuti. Tindak

lanjut yang dilakukan dapat berupa

tingkatan administratif atau tindakan

hukum, pengadilan. Para Pelaku telah

melanggar

Undang-Undang

Kesehatan,

Undang-Undang

Perlindungan Konsumen, dan

Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian

Uang. Dan upaya non penal, keijakan

penanggulangan non penal hanya

meliputi penanggulangan secara sosial

untuk memperbaiki kondisi-kondisi

sosial tertentu, mencegah terjadinya

atau timbulnya kejahatan. Upaya ini

meliputi melakukan kerjasama dengan

dinas terkait melakukan pengawasan

dan pemberian penyuluhan mengenai

vaksin.

(11)

tergiur dengan harga vaksin palsu

yang jauh lebih murah dengan vaksin

asli. Oleh karena itu diharapkan bagi

masyarakat untuk lebih teliti dan

menanyakan asal produk tersebut,

perolehan produk dapat menentukan

kualitas dari produk tersebut.

B.

Saran

1.

Perlunya kerjasama serta peran aktif

dari seluruh lapisan masyarakat dan

lembaga terkait untuk mendukung

penuh pelaksanaan penanggulangan

yang dilakukan oleh Balai Besar

Pengawas

Obat

dan

Makanan

Lampung sehingga peredaran vaksin

palsu dapat segera di atasi ataupun

pencegahan beredarnya vaksin yang

tidak memenuhi Cara Distribusi Obat

yang Baik (CDOB) yang beredar di

Lampung.

2.

Badan POM perlu bekerja sama

dengan kepolisian dan dinas kesehatan

untuk mengadakan sosialisasi dan

penyuluhan

kepada

masyarakat

tentang ciri-ciri vasksin asli dan vaksin

palsu

dan

menghimbau

kepada

masyarakat agar bisa lebih berhati-hati

dalam mendapatkan vaksin.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Barda Nawawi. 2007.

Masalah

Penegakan Hukum dan Kebijakan

Hukum

Pidana

dalam

Penanggulangan Kejahatan

. Jakarta.

Kencana Prenada Media Group.

Hardianti, Dian Nur. 2015.

Imunisasi

.

Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Pusat Pendidikan Pelatihan Tenaga

Kerja.

Nurhayati,

Irna.

2009.

Efektivitas

Pengawasan Badan Pengawas Obat

Dan Makanan Terhadap Peredaran

Produk

Pangan

Olahan

Impor

Dalam Mewujudkan Perlindungan

Konsumen.

Yogjakarta. Universitas

Gajah Mada.

Sudaro.

1988.

Hukum

Pidana

I.

Semarang. FH Undip.

Bagong Suyanto dan Sutinah. 2011.

Metode Penelitian Sosial: Berbagai

Alternatif

Pendekatan.

Jakarta.

Kencana.

Sumber lain

Ambaranie Nadia Kemala.

Dampak

Vaksin Palsu Menurut Kementrian

Kesehatan.

http://nasional.kompas.com/read/201

6/07/16/13300031/ini.dampak.vaksin

.palsu.menurut.kementerian.kesehata

n.

Dokter Anak Indonesia.

Inilah Dampak

Pemberian

Vaksin

Palsu

.

https://mediaimunisasi.com.

Fabian Januarius Kuwado

. Vaksin Palsu

Diproduksi

sejak

2003

dan

Ditemukan

di

Tiga

Provinsi

.

http://nasional.kompas.com/read-/2016/06/24/07465481/vaksin.palsu.

diproduksi.sejak.2003.dan.ditemukan

.di.tiga.provinsi.

Fajar Hermawan.

Vaksin Palsu Sudah

Tersebar

di

Enam

Daerah.

https://beritagar.id/artikel/berita/vaks

in-palsu-sudah-tersebar-di-tujuh-daerah.

Health Media.

Vaksin Palsu Yang

Memembahayakan

Kesehatan.

http://infokesehattan.com.

Humas.

Kasus

Vaksin

Palsu.

http://www.pom.go.id/new/index.php

/view/pers/308/Penjelasan-Badan-

POM-Terkait-Temuan-Vaksin-Palsu.html.

Templatoid.

Pengertian

BPOM.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Pengaturan jarak tanam yang lebar 60 x 50 cm dengan kombinasi semua jenis bahan organik pupuk kandang sapi, kambing, dan ayam yang berbeda menghasilkan produksi per

Tampilan latihan dapat diakses dengan memilih icon latihan pada menu utama. Saat tampilan latihan diakses maka aplikasi akan menampilkan list menu yang berisi

Dalam kajian ini, kaedah penyaringan imuno telah dilakukan dengan menggunakan antiserum terhadap fraksi subsel yang telah diperkayakan dengan protein membran untuk

Adanya pengaruh antara model latihan peregangan dinamis terhadap fleksibilitas hal ini disebabkan pada saat melakukan gerakan latihan peregangan dinamis otot

Metode PKPA untuk mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat adalah PKPA berbasis kompetensi, Competent

Seherapa besar manfaat yang diperoleh perempuan dari hasil pelaksanaan berbagai kegiatan baik sebagai pelaku maupun sebagai pemanfaat dan pengikat hasilnya,

Yudhistira Arie Wijaya, S.Kom Raditya Danar Dana, M.Kom. 41 Metode Numerik Novi

1.3.3 Tujuan penelitian ini untuk memberikan rencana langkah perbaikan dalam pencapaian target OEE dengan mengurangi downtime stoppages dan usaha – usaha perbaikan