PEMANFAATAN KARTU BERGAMBAR PADA SUB MATERI POKOK INVERTEBRATA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR RASIONAL SISWA
(Studi Quasi Eksperimen pada Kelas X Semester Genap SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh
SITI NURHALIMAH Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ii
ABSTRAK
PEMANFAATAN KARTU BERGAMBAR PADA SUB MATERI POKOK INVERTEBRATA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR RASIONAL SISWA
(Studi Quasi Eksperimen pada Kelas X Semester Genap SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh
SITI NURHALIMAH
Keterampilan berpikir Rasional (KBR ) perlu dimiliki siswa dalam proses
pembelajaran. Namun hasil observasi di SMA Al-Kautsar Bandar lampung
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir rasional siswa yang dikembangkan
masih rendah, karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan KBR siswa. Salah
satunya dengan menggunakan media kartu bergambar melalui model
pembelajaran kooperatif tipe GI .
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok
non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X6 dan X5 yang dipilih dari
populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data
iii
angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui
model kooperatif tipe GI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar melalui
model pembelajaran kooperatif tipe GI tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keterampilan berpikir rasional (thitung (1,412) < ttabel (1,671) ).Selain itu, rata-rata
N-Gain KBR siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan dengan
kriteria sedang. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek
yang diamati pada kelas eksperimen memiliki kriteria tinggi (76,57 %). Selain itu,
sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media
kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kartu bergambar melalui model
pembelajaran kooperatif tipe GI tidak berpengaruh secara signifikan dalam
meningkatkan KBR siswa pada sub materi pokok Invertebrata .
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN
D. Hubungan Model Pembelajaran Group Investigation Divisions (GI ) dengan Keterampilan Berpikir Rasional ... 19
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 73
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN 1. Silabus ... 79
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 85
3. Lembar Kerja Kelompok ... 104
4. Rubrik Penilain LKK ... 135
5. Kisi Soal Pretes dan Postes ... 162
6. Data Hasil Penelitian ... 173
7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 186
8. Foto-Foto Penelitian ... 199
9. Media Kartu Bergambar ... 202
10. Angket Tanggapan Siswa ... 206
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini, menuntut
individu untuk memiliki keterampilan berpikir yang baik dalam menguasai
informasi dan pengetahuan agar mampu merespon adanya
perubahan-perubahan keadaan yang begitu cepat. Sebagai individu yang mengunakan data
dalam kehidupan sehari-hari, arus keberlimpahan dan pengaburan informasi
menyediakan berbagai pilihan, sehingga diperlukan keterampilan berpikir
dalam membuat keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan resiko dari
setiap pilihan tersebut. Keterampilan berpikir rasional merupakan salah satu
keterampilan hidup yang harus dimiliki seseorang agar ia mampu menghadapi
tantangan masa depan (Dikmenhum, 2005:1 dalam Nurhayati, 2008:1).
Keterampilan berpikir rasional meliputi keterampilan menggali informasi,
mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara
kreatif (Anwar, 2006:29). Dengan keterampilan berpikir rasional siswa
diharapkan mampu menggunakan logika berdasarkan bukti yang relevan untuk
membentuk gagasan, sikap dan tindakan yang cepat dan tepat dalam rangka
Salah satu sarana untuk menumbuhkan keterampilan berpikir rasional siswa
adalah melalui pembelajaran biologi di sekolah. Pembelajaran biologi memiliki
objek kajian yang cukup luas yakni makhluk hidup, kehidupan pada berbagai
tingkatan organisasi. Biologi sebagai salah satu bidang dari IPA menyediakan
berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains
(Depdiknas,2006:451). Konsep dan proses sains dalam pembelajaran biologi
dikemas dalam penggunaan berbagai model pembelajaran sehingga
memberikan beragam pengalaman belajar bagi siswa. Pengalaman belajar
siswa bergerak dari hal-hal yang bersifat konkrit menuju hal yang bersifat
abstrak. Untuk memahami sebuah konsep, dimulai dari mempelajari konsep
konkrit yang akan menjadi pengalaman belajar menuju konsep abstrak. Untuk
memahami konsep abstrak dalam biologi khususnya pada sub materi pokok
Invertebrata, yang tidak hanya mencakup klasifikasi tetapi juga proses
kehidupan serta perannya bagi kehidupan, diperlukan media yang dapat
memberikan informasi yang utuh dan jelas bagi siswa akan membantu siswa
dalam memperoleh pengalaman belajar.
Diantara berbagai media pembelajaran, media kartu bergambar dapat menjadi
alternatif dalam proses pembelajaran khususnya pada sub materi pokok
Invertebrata. Media kartu bergambar dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam proses pembelajaran karena siswa diajak belajar sambil
bermain. Permainan dapat mengembangkan motivasi siswa untuk belajar aktif
karena permainan mampu menembus kebosanan dan memberikan tantangan
semangat kooperatif dan kompetitif yang sehat serta membantu siswa yang
lamban dan kekurangan motivasi (Hidayat, dalam Yanti, 2010:15).
Berdasarkan penelitian Affandi (2011:61), penerapan media kartu bergambar
menunjukan bahwa penggunaan media kartu bergambar dalam pelajaran
Biologi dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Selain itu,
penggunaan model pembelajaran yang tepat juga berperan dalam membantu
daya abstraksi siswa, sehingga kombinasi keduanya akan membantu melatih
siswa meningkatkan kecapakan berpikir siswa terutama keterampilan berpikir
rasional siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru Biologi yang mengajar di
kelas X SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, menunjukkan bahwa keterampilan
berpikir rasional siswa masih rendah yang diindikasikan dengan banyaknya
siswa yang mencapai KKM yakni hanya 50 % dari jumlah seluruh siswa di
kelas. Hal ini diduga akibat kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
tidak cukup bervariasi. Selama ini guru lebih sering menggunakan metode
ceramah dalam kegiatan pembelajaran, dimana pada metode ini lebih
menekankan pemberian pengetahuan secara langsung oleh guru, sehingga
dalam proses pembelajarannnya kebanyakan siswa yang hanya terpaku pada
buku paket, hanya sebagian siswa yang bertanya mengenai materi yang
diajarkan oleh guru sehingga, hal ini diduga mengakibatkan kurang terlatihnya
keterampilan berpikir siswa, salah satunya keterampilan berpikir rasional.
model pembelajaran yang sesuai guna meningkatkan keterampilan berpikir
rasional siswa.
Diduga model pembelajaran yang dapat membantu menumbuhkan
keterampilan berpikir rasional siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI). Model GI dapat melatih siswa dalam memecahkan
masalah yang dilakukan dengan cara diskusi dengan kelompoknya, sehingga
dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran Biologi (Elfis,
2010:1). Selain itu melalui langkah-langkah pembelajaran ini siswa secara
bertahap akan terlatih dalam mencari informasi dan data, mengolah serta
mengembangkannya, proses berpikir ini dimulai dari merumuskan masalah
dengan cermat dan tepat, mencari pemecahannya, kemudian membuat tindakan
yang mendukung gagasannya, berlogika, menyimpulkan, dan ahirnya membuat
solusi beserta alternatif dan konsekuensinya.
Banyak penelitian yang menunjukkan keberhasilan dari kombinasi penggunaan
media pembelajaran dengan model pembelajaran terhadap hasil belajar dan
prestasi belajar siswa, diantaranya Millah (2010:57) dan Affandi(2011:61).
Oleh karena itu, peneliti tertarik dan berminat untuk melakukan penelitian
memanfaatkan media kartu bergambar yang dikombinasikan dengan
pembelajaran kooperatif tipe GI, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
keterampilan berpikir rasional serta dapat membantu siswa untuk mencapai
standar ketuntasan belajar minimal di sekolah yaitu 100% siswa mencapai
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
“Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran
berbasis kartu bergambar melalui pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap
keterampilan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok Invertebrata ? “
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
pembelajaran kartu bergambar melalui pembelajaran kooperatif tipe GI
terhadap keterampilan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok
Invertebrata.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
pembelajaran biologi dengan media pembelajaran kartu bergambar melalui
2.Bagi guru/calon guru biologi, dapat memberikan alternatif dalam memilih
serta menerapkan model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat
untuk penguasaan sub materi pokok Invertebrata;
3.Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan
menggunakan media pembelajaran kartu bergambar melalui pembelajaran
kooperatif tipe GIpada sub materi pokok Invertebrata;
4.Bagi sekolah, media pembelajaran kartu bergambar yang dikombinasikan
dengan pembelajaran kooperatif tipe GI dapat memberikan sumbangan
pemikiran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah
khususnya dan pendidikan umumnya.
E.Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas,
maka batasan masalah yang berikan yaitu:
1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
delapan set kartu berukuran 7x10 cm yang berisi gambar dan keterangan
mengenai sub materi pokok Invertebrata.
2. Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe GI yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke
dalam kelompok, (2) merencanakan tugas yang akan dipelajari, (3)
melaksanakan investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5)
3. Keterampilan berpikir rasional siswa yang diukur dalam penelitian ini
meliputi: 1) menggali informasi; 2)mengolah informasi; 3) mengambil
keputusan 4) memecahkan masalah (Anwar, 2006:29).
4. Materi dalam penelitian ini adalah sub materi pokok Invertebrata dengan
kompetensi 3.4 Mendepskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan
Peranannya bagi kehidupan.
F. Kerangka Pikir
Salah satu sarana untuk menumbuhkan keterampilan berpikir rasional siswa
adalah melalui pembelajaran biologi di sekolah. Biologi sebagai salah satu
bidang dari IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami
konsep dan proses sains (Depdiknas, 2006: 451). Invertebrata merupakan salah
satu materi yang dianggap cukup sulit bagi siswa karena banyaknya istilah
ilmiah yang digunakan dan sedikitnya contoh spesies yang dapat secara
langsung dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga pemanfaatan
media kartu bergambar dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa
memperoleh pengalaman belajar.
Penggunaan media yang tepat dalam proses pembelajaran melalui model
pembelajaran yang tepat pula diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
berpikir rasional siswa. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat
menumbuhkan keterampilan berpikir rasional siswa adalah pembelajaran
tahapan-tahapan pembelajaran, yang meliputi: (1) mengidentifikasi topik dan membagi
siswa ke dalam kelompok, (2) merencanakan tugas yang akan dipelajari, (3)
melaksanakan investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5)
mempresentasikan laporan akhir dan (6) evaluasi.
Pada setiap tahapan dalam pembelajaran GI, keterampilan berpikir rasional
siswa akan berkembang. Dimulai dari merumuskan masalah dengan cermat
dan tepat, mencari pemecahan permasalahan, kemudian membuat tindakan
yang mendukung gagasannya, berlogika, menyimpulkan dan ahirnya membuat
solusi beserta alternatif dan konsekuensinya.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menggunakan dua
kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan
keterampilan bepikir rasional siswa melalui media pembelajaran kartu
bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI pada kelas eksperimen dan
media presentasi power point dengan metode ceramah untuk kelas kontrol.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan berikut ini:
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Keterangan: X =Media pembelajaran kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI; Y =Keterampilan berpikir rasional
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media
pembelajaran kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe
GIterhadap keterampilan berpikir rasional siswa pada sub materi
pokok Invertebrata
H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran
kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GIterhadap
keterampilan berpikir rasional siswa pada pada sub materi pokok
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran Kartu Bergambar
Media pembelajaran merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses
pembelajaran yang mencakup semua bahan dan alat fisik yang mungkin
digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi
siswa terhadap sasaran tujuan pengajaran (Indriana, 2011: 15-16). Dalam
konteks komunikasi (Sanjaya, 2008: 206 ), media berfungsi sebagai alat bantu
untuk guru dalam mengkomunikasikan pesan, agar proses komunikasi berjalan
dengan baik dan sempurna sehingga tidak mungkin ada lagi kesalahan.
Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam empat macam, yaitu:
1. media pembelajaran dua dimensi (2D), yaitu media yang tampilannya
dapat diamati dari satu arah pandangan saja yang hanya dilihat dimensi
panjang dan lebarnya saja, misalnya foto, peta, gambar, bagan, dan papan
tulis;
2. media pembelajaran tiga dimensi (3D), yaitu media yang tampilannya
dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi
proyeksi dalam pemakaiannya. Kebanyakan media tiga dimensi
merupakan objek sesungguhnya (real object) atau miniatur suatu objek
dan bukan foto, gambar atau lukisan;
3. media pandang diam (still picture), yaitu media yang menggunakan
media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam (tidak
bergerak/statis) pada layar. Misalnya foto, tulisan, gambar binatang atau
gambar alam semesta yang diproyeksikan dalam kegiatan pembelajaran;
dan
4. media pandang gerak (motion picture), media yang menggunakan media
proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak di layar, termasuk
media televisi dan film (Asyhar, 2011: 46-47)
Yani (2011: 42) menyatakan bahwa kartu bergambar merupakan salah satu
implementasi dari media berbasis visual yakni pesan yang dituangkan dalam
bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu. Kartu
bergambar biasanya berukuran 8x12 cm atau disesuaikan dengan besar
kecilnya kelas yang dihadapi. Arsyad (2007:120-121) menambahkan bahwa
gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa
untuk memberikan respon yang diinginkan. Sedangkan Prapita (2009: 4)
menyatakan bahwa media kartu bergambar adalah sebuah alat atau media
belajar yang dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar. Media
bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17 × 22 cm yang
Setiap media pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing- masing.
Sadiman, dkk (2008: 29- 31) telah merumuskan beberapa kelebihan dan
kekurangan dari media gambar. Kelebihan dari media bergambar adalah media
ini bersifat konkret, sehingga mampu menunjukkan pokok masalah dengan
lebih jelas disbanding bahasa verbal. Hal- hal yang dipelajari siswa terkadang
tidak dapat dibawa ke dalam kelas secara riil. Gambar dapat mewakili objek
nyata dengan baik sehingga media ini mampu mengatasi masalah tersebut.
Selain itu, media gambar memiliki harga yang cenderung murah, mudah
diperoleh, dan mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Sedangkan kelemahan dari media bergambar antara lain, hanya menekankan
persepsi indera mata. Sehingga, hal- hal seperti suara dan gerakan praktis tidak
dapat terwakili oleh media ini. Penggunaan media bergambar akan efektif jika
dilakukan dalam kelompok kecil. Pada kelompok yang besar, media yang
diperlukan juga harus sangat besar. Hal ini tentunya merupakan suatu kendala
yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan media gambar dalam
pembelajaran (Sadiman, dkk., 2008: 29- 31).
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group investigation (GI)
Pembelajaran kooperatif, muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi
dengan temannya (Trianto, 2010: 56). Siswa secara rutin bekerja dalam
beliau hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama
dalam pembelajaran kooperatif.
Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Group investigation (GI).
Belajar kooperatif dengan teknik GI sangat cocok untuk bidang kajian yang
memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi (dalam Juliantara, 2009: 1),
yang mengarah pada kegiatan perolehan, analisis dan sintesis informasi dalam
upaya untuk memecahkan suatu masalah.
Langkah-langkah penerapan metode Group investigation, Komalasari
(2010:75-76), dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum
yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya
diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas
(task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi
kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan
akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,
tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b).
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan
dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan
berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah.
Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang
diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan
dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai
topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat
dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi
dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Teknik kooperatif ini telah secara meluas digunakan dalam penelitian dan
memperlihatkan kesuksesannya terutama untuk program-program
2010: 221), strategi belajar kooperatif sangatlah ideal untuk diterapkan dalam
pembelajaran biologi (IPA). Dengan topik materi IPA yang cukup luas dan
desain tugas-tugas atau sub-sub topik yang mengarah kepada kegiatan metode
ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya dapat saling memberi kontribusi
berdasarkan pengalaman sehari-harinya. Selanjutnya, dalam tahapan
pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi dari berbagai sumber,
baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah. Para siswa kemudian melakukan
evaluasi dan sintesis terhadap informasi yang telah didapat dalam upaya untuk
membuat laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.
Adapun keunggulan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif GI menurut
Jarolimek dan Parker (dalam Nurfarida, 2009: 19) adalah sebagai berikut:
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah:
a. Saling ketergantungan yang positif.
b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
d. Suasana kelas rileks dan menyenangkan.
e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
siswa, dan siswa dengan guru.
f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
yang menyenangkan.
Kelemahan dari model pembelajaran ini adalah:
a.Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, sehingga lebih
b.Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai agar
proses pembelajaran berjalan lancar.
c.Selama diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan meluasnya
topik permasalahan yang sedang dibahas, sehingga tidak sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
d.Saat berdiskusi, terkadang cenderung didominasi oleh seseorang,
sehingga dapat mengakibatkan siswa lain menjadi pasif.
C. Keterampilan Berpikir Rasional
Berpikir adalah suatu proses pengungkapan sesuatu dengan mengolah
pengetahuan- pengetahuan yang telah ada dalam benak kita sehingga diketahui
(Monalisa, 2007: 1). Pendapat lain yang dikemukakan oleh (Wahab, 2009:
144-145), Berpikir adalah kegiatan mental yang bertujuan, yaitu suatu proses
mental dimana seseorang berinteraksi dengan data informasi untuk
memperoleh pengetahuan. Berpikir adalah salah satu bagian dari kecakapan
hidup yang harus dimiliki manusia, sehingga siswa memiliki kecakapan hidup
dan berani menghadapi problem kehidupan serta mampu memecahkan
permasalahan yang ada (Dikmenum dalam Nurhayati, 2008:17).
Keterampilan berpikir meliputi keterampilan berpikir dasar dan berpikir
kompleks (Presseisen, 1982 dalam Costa, 1985: 44-45). Keterampilan berpikir
dasar merupakan dasar dari Keterampilan berpikir kompleks. Keterampilan
transformasi dan hubungan sebab akibat. Keterampilan berpikir kompleks
meliputi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis dan
berpikir kreatif. Proses berpikir dasar menurut Preseisen (Suwondo, 2008:16)
merupakan gambaran dari berpikir rasional, yang melibatkan sekumpulan
proses mental dari yang sederhana menuju yang kompleks.
Menurut Hutabarat(dalam Saprudin, 2010: 142) berpendapat bahwa berpikir
rasional merupakan jenis berpikir yang mampu memahami dan membentuk
pendapat, mengambil keputusan sesuai dengan fakta dan premis, serta
memecahkan masalah secara logis. Sejalan dengan hal tersebut, Anwar(2006
:29) mengemukakan bahwa kecakapan berpikir rasional mencakup antara lain
kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi (information
searching and information finding), kecakapan mengolah informasi
(information procesing), kecakapan mengambil keputusan (decision making
skills) serta memecahkan masalah secara arif dan kreatif (creative problem
solving skills).
Dari beberapa aspek yang dikemukakan oleh Anwar tersebut, maka berikut ini
adalah penjelasan mengenai aspek kecakapan berpikir rasional :
1. Kecakapan menggali informasi
Kecakapan menggali dan menemukan informasi memerlukan kecakapan
dasar, yaitu membaca, menghitung dan melakukan observasi (Dikmenum,
2005 (dalam Monalisa, 2007:1). Ketika seseorang membaca, ai akan
terkandung dalam bacaan tersebut.
Dalam berhitung, seseorang akan mengartikan mengkalkulasikan
informasi yang diperoleh membentuk suatu informasi mengingat setiap
setiap informasi yang diterima seseorang dapat berlawanan maupun
sebanding dengan informasi yang telah ada sebelumnya.
Kecakapan melakukan observasi sangat penting dalam upaya menggali
informasi. Observasi dapat dilakukan melalui pengamatan fenomena alam
lingkungan, melalui berbagai kejadian sehari-hari, peristiwa yang teramati
langsung maupun dari berbagai media cetak dan elektronik, termasuk
internet. Melihat dengan cermat dan memaknai apa yang dilihat itulah
yang disebut observasi. Dengan demikian setiap informasi yang diperoleh
akan membentuk makna yang utuh dan bermakna.
Berdasarkan pemaparan di atas kecakapan menggali informasi ditunjukan
melalui kecakapan siswa dalam menemukan informasi dalam data-data
penting yang digunakan untuk menyelesaikan topik permasalahan yang
telah dipilih sebelumnya.
2. Kecakapan mengolah informasi
Dalam mengolah suatu informasi seseorang dituntut untuk memiliki
kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu, membuat
analogi, sampai membuat analisis sesuai dengan informasi yang diolah
3. Kecakapan mengambil keputusan
Ketika informasi telah diolah menjadi suatu simpulan, maka tahap
berikutnya adalah mengambil keputusan berdasarkan simpulan-simpulan
tersebut dengan mempertimbangkan resiko dari setiap pilihan keputusan.
Oleh karena itu, siswa perlu belajar mengambil keputusan dan belajar
mengelola risiko. Dengan demikian siswa mampu memilih salah satu
diantara alternatif pemecahan masalah melalui simpulan-simpulan analisis
untuk menghasilkan solusi terbaik.
4. Kecakapan memecahkan masalah secara kreatif
Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup
dan telah diolah dan dipadukan dengan hal-hal lain yang (Tim BBE, 2006
(dalam Budiarti, 2011: 45). Pemecahan masalah memerlukan kreativitas
dan kearifan. Kreativitas untuk menemukan pemecahkan yang efektif dan
efisien, sedangkan kearifan diperlukan karena pemecahkan harus selalu
memperhatikan kepentingan berbagai pihak dan lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian siswa akan menghasilkan solusi inovatif dimana setiap
solusi dapat memiliki lebih dari satu jawaban.
D.Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan Kecakapan Berpikir Rasional
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dikembangkan
berdasarkan premis bahwa proses belajar di sekolah menyangkut kawasan
perpaduan nilai antara kedua domain tersebut Slavin (dalam Juliantara,
2007:1 ). Dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk lebih banyak
berpikir, berinteraksi, dan melakukan investigasi dalam menggali dan
mengolah informasi, membuat kesimpulan, menentukan solusi dari suatu
permasalahan berdasarkan dengan penerapan konsep yang telah dipelajari dan
informasi yang diperoleh berdasarkan kegiatan investigasi.
Secara lebih rinci hubungan antara model pembelajaran dengan kecakapan
No Tahapan GI Proses pembelajaran Kegiatan siswa Kecakapan
Siswa meneliti berbagai sumber, mengusulkan mempelajari topik yang telah mereka pilih. bersama mengenai : 1. Apa yang kita pelajari? 2.Bagaimana kita informasi , berdiskusi, mengklarifikasi, dan esensial dari proyek mereka.
Anggota kelompok
merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan
Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. olah seluruh anggota kelas
III. METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada bulan
Mei 2013.
B.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap
SMA Al-Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut
adalah siswa kelas X5 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan
siswa kelas X6 yang berjumlah 29 siswa sebagai kelas kontrol. Menurut
Margono (2005: 127) yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi
tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest
non-equivalent. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan
perlakuan menggunakan pembelajaran kartu bergambar dengan pembelajaran
kooperatif tipe GI, sedangkan kelas kontrol menggunakan media presentasi
power point dengan metode ceramah. Hasil pretest dan posttest pada kedua
kelompok subyek dibandingkan.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretest perlakuan posttest
I O1 X O2
II O1 C O2
Gambar 2. Desain pretest -posttest kelompok non ekuivalen
(dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).
Keterangan : I=Kelompok eksperimen; II=Kelompok kontrol; O1 = Pretest
O2 = Posttest; X = Perlakuan media pembelajaran kartu
bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI; C = Perlakuan media presentasi power point dengan metode
ceramah
D.Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian
pada bulan Februari dan Maret untuk mendapatkan informasi tentang
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang
akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.
e. Membuat media pembelajaran berupa kartu bergambar.
Cara membuat media kartu bergambar
1) Membagi sub materi pokok Invertebrata ke dalam delapan set
materi (Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Molusca, Artopoda dan
Echiodermata):
2) Menentukan gambar dan materi yang akan disajikan dalam kartu
untuk tiap- tiap set materi. Masing- masing tema terdiri dari
empat tipe/seri kartu yang meliputi contoh spesies, struktur
tubuh , fungsi tubuh dan peranannya bagi kehidupan sehari-hari.
3) Mendesain kartu dan logo belakang kartu dengan menggunakan
program Microsoft Office Publisher .
4) Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas
glossy paper berwarna putih polos.
5) Menggunting kartu dengan rapi.
f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok
(LKK).
g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest / posttest berupa soal
h. Melakukan uji validitas pada tiap butir soal yang akan digunakan
dalam pretest dan post test. Uji validitas digunakan untuk mengukur
tingkat kevalidan instrument yang digunakan dalam penelitian ini.
Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:173).
i. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
j. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dan pembelajaran
kooperatif tipe GI.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran
kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI untuk kelas
eksperimen dan menggunakan media presentasi power point dengan metode
ceramah untuk kelas kontrol di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung .
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 kali pertemuan, pertemuan pertama
membahas tentang Invertebrata (filum Porifera, Coelenterata dan
Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida ) dan pertemuan kedua
membahas mengenai invertebrata (filum Molusca, Artopoda dan
Echiodermata), dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :
a. Kelas Eksperimen
1) Pendahuluan
a.Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai
b.Guru membacakan tujuan pembelajaran.
c.Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan :
Pertemuan I : Coelenterata terutama dari kelas Anthozoa, merupakan
salah satu filum dalamsub materi pokok Invertebrata yang
berperan dalam pembentukan ekosistem terumbu karang.
Dapatkah anda menyebutkan fungsi dari terumbu karang
bagi kehidupan manusia?
Pertemuan II : Pada tahun 2004 lalu, dunia digegerkan oleh pemberitaan
tentang “Paul” Si gurita cerdas yang mampu memprediksi
hasil pertandingan Piala Dunia ketika itu. Paul merupakan
anggota filum Moluska yang paling banyak dimanfaatkan
oleh manusia. Dapatkah anda menyebutkan contoh lain
peranan filum tersebut bagi manusia?
d. Guru memberikan motivasi dengan memberikan informasi mengenai
manfaat mempelajari sub materi pokok Invertebrata .
Pertemuan I : penanggulangan wabah atau penyakit yng disebbakan oleh
hewan dalam filum Platyhelminthes/ Nemathelminthes
secara aman dengan murah dan mudah.
Pertemuan II : Pemanfaatan hewan dalam penyediaan sumber pangan.
2) Kegiatan inti
a) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 orang siswa yang heterogen.
b) Guru mengidentifikasi topik mengenai: Invertebrata I (pertemuan I),
c) Guru memberikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) Guru membagikan
satu set kartu bergambar beserta LKS untuk masing- masing
kelompok.
d) Guru membimbing siswa apabila mengalami kesulitan dalam
merencanakan tugas yang akan mereka pelajari.
e) Guru membimbing siswa selama melakukan investigasi topik-topik
yang menjadi tugas bagi kelompok mereka masing-masing dengan
menggunakan kartu bergambar .
f) Guru mendampingi siswa dalam menyiapkan laporan akhir hasil
investigasi kelompok mereka .
g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil
investigasi kelompoknya.
h) Guru mengevaluasi penyajian dari tiap kelompok dan menambahkan
jika ada materi yang terlewatkan oleh kelompok penyaji.
i) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah berlangsung dan
memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.
3) Penutup
a) Guru menyampaikan agar siswa mempersiapkan materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya
b) Melakukan evaluasi dengan memberikan posttest pada akhir
pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal
b. Kelas Kontrol
1) Pendahuluan
a. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal uraian
mengenai hama dan penyakit pada organ tumbuhan.
b. Guru membacakan tujuan pembelajaran.
c. Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan :
Pertemuan I : Coelenterata terutama dari kelas Anthozoa, merupakan
salah satu filum dalam sub materi pokok Invertebrata
yang berperan dalam pembentukan ekosistem terumbu
karang. Dapatkah anda menyebutkan fungsi dari terumbu
karang bagi kehidupan manusia?
Pertemuan II : Pada tahun 2004 lalu, dunia digegerkan oleh pemberitaan
tentang “Paul” Si gurita cerdas yang mampu memprediksi
hasil pertandingan Piala Dunia ketika itu. Paul merupakan
anggota filum Moluska yang paling banyak dimanfaatkan
oleh manusia. Dapatkah anda menyebutkan contoh lain
peranan filum tersebut bagi manusia?
d. Guru memberikan motivasi dengan memberikan informasi mengenai
manfaat mempelajari sub materi pokok Invertebrata .
Pertemuan I : penanggulangan wabah atau penyakit yng disebbakan oleh
hewan dalam filum Platyhelminthes/ Nemathelminthes
secara aman dengan murah dan mudah.
2) Kegiatan inti
a) Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing
(setiap kelompok berjumlah 4-5 orang dan pembagian kelompok telah
dilakukan sebelumnya).
b) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dan membuat resume
mengenai materi pembelajaran tersebut sebagai tugas kelompok.
c) Salah satu perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusinya di
depan kelas kelompok lain yang tidak maju memberikan tanggapan
terhadap apa yang dipaparkan oleh rekannya.
d) Guru menambahkan materi yang belum tercakup dalam diskusi.
e) Setelah LKK selesai dikerjakan guru meminta setiap kelompok
mengumpulkannya.
f) Guru bersama siswa menyimpulkan sub materi pokok Invertebrata
yang telah berlangsung dan memberi informasi tentangsub materi
pokok Invertebrata untuk pertemuan yang akan datang.
3) Penutup
a) Guru menyampaikan agar siswa mempersiapkan materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya
b) Melakukan evaluasi dengan memberikan posttest pada akhir
pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh
observer yang terdiri dari 3 orang, yaitu peneliti dan 2 observer yang
sebelumnya telah diberi pengarahan mengenai pelaksanaan penelitian
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :
1)Jenis Data
a)Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data kecakapan berpikir rasional siswa
pada sub materi pokok Invertebrata yang diperoleh dari nilai rata-rata
pretest dan posttest berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi(N-gain)
antara kelompok eksperimen dan kontrol lalu dihitung selisih antara nilai
pretest dan posttest menggunakan formula Hake untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan kecakapan berpikir rasional siswa pada
masing-masing aspeknya untuk kelompok eksperimen dan kontrol .
b)Data Kualitatif
Data kualitatif berupa (1) data aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari
lembar observasi untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran pada masing-masing pertemuan; (2) angket tanggapan
model pembelajaran kooperatif tipe GI; dan (3) catatan lapangan untuk
mengetahui keadaan proses pembelajaran
2) Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a) Pretest dan Posttest
Data kecakapan berpikir rasional diperoleh dari nilai pretest dan pos
test. Nilai pretes dan postes diambil di luar jam pelajaran, yaitu pada
pertemuan prapenelitian dan pascapenelitian, baik pada kelompok
eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan berupa soal
uraian berjumlah 5 soal, dimana siswa harus memberikan alasan
terhadap setiap jawaban untuk mengetahui tingkat berpikir rasional
siswa. Bobot masing-masing jawaban benar disesuaikan dengan poin
kriteria penilaian yang telah ditentukan. Soal disusun sedemikian rupa
sehingga setiap soal mengandung indikator berpikir rasional sehingga
dapat melatih siswa untuk dapat mengembangkan kecakapan berpikir
rasionalnya. Indikator berpikir rasional yang diamati, yaitu:
1) menggali informasi; 2) mengolah informasi; 3) mengambil
keputusan; dan 4) memecahkan masalah secara kreatif.
Masing-masing indikator berpikir rasional memiliki skor yang tertera pada
Tabel 2 Kriteria Kecakapan Berpikir Rasional Siswa
Keterangan f = jumlah poin; P= poin; K = kriteria
(modifikasi Arief, 2009:9 dalam Millah, 2011:36). Catatan :
A. Kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi
Memahami permasalahan
0. Tidak ada jawaban
1. Mampu mengungkapkan permasalahan namun kurang tepat
2. Mampu mengungkapkan permasalahan dengan tepat dan jelas
Mengidentifikasi informasi
0. Tidak ada jawaban
1. Mampu mengungkapkan informasi namun kurang jelas
2. Mampu mengungkapkan informasi dari berbagai sumber dengan
jelas
B . Kecakapan mengolah informasi
Membuat kesimpulan
1. Untuk jawaban uraian yang benar tanpa alasan
2. Alasan yang tidak sesuai dengan tujuan
3. Alasan sesuai dengan tujuan
C. Kecakapan mengambil keputusan
Mengambil keputusan
1. Untuk jawaban benar tanpa alasan
2. Alasan yang tidak sesuai dengan permasalahan
3. Alasan sesuai dengan permasalahan
D. Memecahkan masalah secara arif dan kreatif 1.Untuk jawaban uraian yang benar tanpa alasan 2.Alasan tidak sesuai dengan permasalahan 3.Alasan sesuai dengan permasalahan
4.Alasan menyeluruh sesuai dengan permasalahan
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No
Nama
siswa
Aspek Keterampilan Berpikir Rasional Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati dalam proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan
yang dilakukan dengan cara memberi tanda checklist(√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati
yaitu: aktivitas siswa bekerjasama dengan teman, mengemukakan
pendapat, bertanya dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama Aspek yang di amati Xi X Ket
A B C D
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
Dst
Xi
X
Ket
Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai
(dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)
Keterangan: X = persentase aktivitas siswa; ∑X i = Jumlah skor yang
diperoleh; n= Jumlah skor maksimum(12)
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:
A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide
1. Tidak mengemukakan pendapat /ide
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan
pembahasan
3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan
B. Bekerjasama dengan teman :
1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)
2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua teman.
3. Bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok
C.Bertukar informasi
1.Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat
dengan anggota kelompok (diam saja)
2.Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok tetapi
tidak sesuai dengan permasalahan
3.Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok dalam
bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan
2. Jika siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis,menjawab pertanyaan dengan benar
3. Jika siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi
dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah
c) Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan
media kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI dalam
pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan yang diberikan
kepada siswa kelas eksperimen , terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5
pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 4 pilihan
jawaban yaitu sangat setuju, setuju,tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel 4. Angket Tanggapan Siswa
b) Catatan Lapangan
Catatan lapangan diisi oleh observer untuk mengamati proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru/peneliti di kelas eksperimen maupun kontrol.
Format catatan lapangan disajikan dalam Tabel 6 sebagai berikut.
NO Pertanyaan-pertanyaan SS S TS STS
1 Saya senang mempelajari materi pokoksub materi pokok Invertebrata melalui media kartu bergambar model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3 Saya bingung dalam menyelesaikan
masalah melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 4 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal
setelah belajar dengan media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 5 Ketika pembelajaran berlangsung, saya
mengantuk dan bosan.
6 Pembelajaran yang dilakukan mendorong saya untuk berpikir secara logis dan rasional.
7 Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru 8 Pembelajaran yang baru ini membuat saya
pusing dan stress.
9 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dengan model
pembelajaran diberikan oleh guru. 10 Saya mampu mengarahkan sendiri cara
Tabel 5. Format catatan lapangan
F. Teknik Analisis Data
a.Kecakapan berpikir rasional siswa
Untuk mendeskripsikan kecakapan berpikir rasional siswa dalam
pembelajaran Biologi sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2) Menentukan skor tiap indikator kecakapan berpikir rasional
dengan menggunakan rumus:
CATATAN LAPANGAN
Nama sekolah :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Materi Pokok :
Uraian Materi Pokok :
Hari/Tanggal :
Hal yang terjadi selama Proses Pembelajaran.
No. Komponen Hal-hal yang Dilakukan Saat Proses Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Akhir
Observer
P=
N f 100
Keterangan :
P = Poin yang dicari; f = Jumlah poin kecakapan berpikir rasional yang diperoleh; N =Jumlah total poin kecakapan berpikir rasional tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).
3) Menjumlahkan skor seluruh siswa/siswa.
Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka kecakapan
berpikir rasional siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai
berikut :
Tabel 6. Kriteria presentasi skor kecakapan berpikir rasional siswa
Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dan postes dengan
menggunakan rumus N-gain lalu dianalisis secara statistik. Untuk
mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Hake ,1999 dalam Coletta
dan Phillips, 2005: 1) ) yaitu:
N-gain = 100
N-gain = average normalized gain (rata-rata N-gain);
Spost = postscore class averages (rata-rata skor postes); Spre = prescore class averages (rata-rata skor pretes); SmaVIII = maX imum score (skor maksimum)
Nilai pretest, posttest, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan
eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17,
yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program
SPSS versi 17.
a)Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b) Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga
yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
2) Uji Homogenitas Data
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program
SPSS versi 17.
a) Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama
H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b) Kriteria Uji
Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
3) Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
a) Hipotesis
2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
a) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari
kelompok kontrol.
H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari
kelompok kontrol.
b) Kriteria Uji :
Ho ditolak jika sig>0,05 dalam hal lainnya Ho diterima
2. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis
menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan
yaitu:
1.Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:
maksimal yang diperoleh, n = Jumlah skor maksimum
Menafsirkan atau menentukan katagori Indeks Aktivitas Siswa
sesuai klasifikasi pada tabel 5
Tabel 7. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
3. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Bergambar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media
pembelajaran kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI
Kategori indeks aktivitas siswa (%) Interprestasi
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10
pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif.
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
1) Skor angket
Tabel 8.Skor per soal angket
Tabel 9. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI.
No. Soal Skor per soal angket
3 2 1 0
Skor angket per item soal
Skor
SS = sangat setuju;S = setuju;TS = tidak setuju; STS sangat tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29)
2)Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai
Skor maksimum yang diharapkan (30) (Sudjana, 2002: 69).
3).Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang
dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan
dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI.
No.
pertanyaan angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (siswa) Keterangan
3) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang
pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar dengan
pembelajaran kooperatif tipe GI.
Tabel 11. Tafsiran persentase jawaban
Arikunto (2010: 245)
Persentase Kriteria
75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran
kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GIterhadap
keterampilan berpikir rasional siswa pada pada sub materi pokok
Invertebrata.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan
sebagai berikut:
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan waktu
pelaksanaan, durasi, frekuensi implementasi GI, dan kesiapan siswa untuk
menerima pembelajaran dengan model pembelajaran dan media yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Affandi,A. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis
(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Anwar. 2006. Pembelajaran Kecakapan Hidup. Alfabeta. Bandung.
Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan
Berbasis Luas. SIC. Surabaya.
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Ariyanti, Asih B. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung
Persada Press. Jakarta.
Carolina, H.S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inquiri
Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain,
preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.
Costa,A, L. (ed).1985. Developing Mind: A Resource Book For Teaching
Thinking. ASCD. Alexandria,Virginia
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Satu Nusa. Bandung.
Depdiknas.2006. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilain Ranah
Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Diknasmen. Jakarta.
Elfis. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi.
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara. Jakarta.
Indriana,D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. DIVA Pers. Jogjakarta.
Juliantara, K. 2009. Pembelajaran Kooperatif.
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/21/pembelajaran-kooperatif/ (16 Maret 2012; 22:24 WIB).
Kadir. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.
Kirkley, J. 2003. Principles for Teaching Problem Solving. Indiana University.
Indiana.
Komalasari,K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika
Aditama. Bandung.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Millah. U.A. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Maket Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigatin Terhadap Kecakapan Berpikir Rasional Siswa (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Mitchell, M.G,Montgomery. H ,Holder .H ,Stuard,D. 2008. Group Investigation
as Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of Literature
http://ajer.synergiesprairies.ca/ajer/index.php/ajer/article/download/652/633 (Senin 8 November 2013).
Monalisa.2007. Melatih Keterampilan Berpikir.
http://monalisaypk.blogspot.com/2007/07/melatih-keterampilan-berpikir.html. (16 Maret 2012; 23:00 WIB).
Nurfarida, E. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
dan Penguasaan Konsep Fluida Statis. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Nurhayati , Ai Anita. 2008. Model Pembelajaran Treffinger Untuk
Meningkatkan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Prapita, 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem (Skripsi). Universitas Muhammadiyah. Surakarta
http://etd.eprints.ums.ac.id/4258/2/A420050019.pdf. (20 januari 2013; 22.04 WIB).
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui
Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung
Riyanto, Y. 2001.Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Rajawali Pers. Jakarta.
Sadiman, A, dkk. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanjaya,W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana
Predana Media group. Jakarta.
Saprudin. Pengembangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Untuk
Menggembangkan Kecakapan Berpikir Rasional siswa Dalam
Pembelajaran Fisika Siswa di SMP. Jurnal Prosiding Seminar Nasional
Fisika 2010. ISBN : 978‐979‐98010‐6‐7. Tidak diterbitkan. Bandung.
Slavin R.E. 2008. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media.
Bandung.
Sudijono, A. 2004. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.
Suwondo.2008. Model Multimedia Interaktif Gelombang Elektromagnetik untuk
Menigkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Rasional. Tesis Jurusan IPA UPI:tidak diterbitkan. Bandung.
Syaodih, Erliyani. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk
Meningkatkan Keterampilan Sosial. Jurnal Pendidikan dan Budaya.
Educare. Diakses 10 Desember 2013 dari http://educare.e-fkipunla.net.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
Wahab, Abdul A. 2009. Metode Dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial. Alfabeta. Bandung.
Van Batavia, Fuddin. 2011. Standar Kompetensi Guru.
Yani, R. F. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbentuk Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tik) di Sekolah Menengah Pertama. (Skripsi).
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=3322. (1Februari 2013; 16:08 WIB).
Zinggaro,D.2008. Group Investigation: Theory and Practice.