• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN KARTU BERGAMBAR PADA SUB MATERI POKOK INVERTEBRATA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA (Studi Quasi Eksperimen pada Kelas X Semester Genap SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Ta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN KARTU BERGAMBAR PADA SUB MATERI POKOK INVERTEBRATA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA (Studi Quasi Eksperimen pada Kelas X Semester Genap SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Ta"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN KARTU BERGAMBAR PADA SUB MATERI POKOK INVERTEBRATA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN

BERPIKIR RASIONAL SISWA

(Studi Quasi Eksperimen pada Kelas X Semester Genap SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013)

Oleh

SITI NURHALIMAH Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii

ABSTRAK

PEMANFAATAN KARTU BERGAMBAR PADA SUB MATERI POKOK INVERTEBRATA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN

BERPIKIR RASIONAL SISWA

(Studi Quasi Eksperimen pada Kelas X Semester Genap SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013)

Oleh

SITI NURHALIMAH

Keterampilan berpikir Rasional (KBR ) perlu dimiliki siswa dalam proses

pembelajaran. Namun hasil observasi di SMA Al-Kautsar Bandar lampung

menunjukkan bahwa keterampilan berpikir rasional siswa yang dikembangkan

masih rendah, karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan KBR siswa. Salah

satunya dengan menggunakan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe GI .

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok

non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X6 dan X5 yang dipilih dari

populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data

(3)

iii

angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui

model kooperatif tipe GI.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar melalui

model pembelajaran kooperatif tipe GI tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap keterampilan berpikir rasional (thitung (1,412) < ttabel (1,671) ).Selain itu, rata-rata

N-Gain KBR siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan dengan

kriteria sedang. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek

yang diamati pada kelas eksperimen memiliki kriteria tinggi (76,57 %). Selain itu,

sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media

kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe GI tidak berpengaruh secara signifikan dalam

meningkatkan KBR siswa pada sub materi pokok Invertebrata .

(4)
(5)
(6)
(7)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN

D. Hubungan Model Pembelajaran Group Investigation Divisions (GI ) dengan Keterampilan Berpikir Rasional ... 19

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45

(8)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 73

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN 1. Silabus ... 79

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 85

3. Lembar Kerja Kelompok ... 104

4. Rubrik Penilain LKK ... 135

5. Kisi Soal Pretes dan Postes ... 162

6. Data Hasil Penelitian ... 173

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 186

8. Foto-Foto Penelitian ... 199

9. Media Kartu Bergambar ... 202

10. Angket Tanggapan Siswa ... 206

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini, menuntut

individu untuk memiliki keterampilan berpikir yang baik dalam menguasai

informasi dan pengetahuan agar mampu merespon adanya

perubahan-perubahan keadaan yang begitu cepat. Sebagai individu yang mengunakan data

dalam kehidupan sehari-hari, arus keberlimpahan dan pengaburan informasi

menyediakan berbagai pilihan, sehingga diperlukan keterampilan berpikir

dalam membuat keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan resiko dari

setiap pilihan tersebut. Keterampilan berpikir rasional merupakan salah satu

keterampilan hidup yang harus dimiliki seseorang agar ia mampu menghadapi

tantangan masa depan (Dikmenhum, 2005:1 dalam Nurhayati, 2008:1).

Keterampilan berpikir rasional meliputi keterampilan menggali informasi,

mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara

kreatif (Anwar, 2006:29). Dengan keterampilan berpikir rasional siswa

diharapkan mampu menggunakan logika berdasarkan bukti yang relevan untuk

membentuk gagasan, sikap dan tindakan yang cepat dan tepat dalam rangka

(10)

Salah satu sarana untuk menumbuhkan keterampilan berpikir rasional siswa

adalah melalui pembelajaran biologi di sekolah. Pembelajaran biologi memiliki

objek kajian yang cukup luas yakni makhluk hidup, kehidupan pada berbagai

tingkatan organisasi. Biologi sebagai salah satu bidang dari IPA menyediakan

berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains

(Depdiknas,2006:451). Konsep dan proses sains dalam pembelajaran biologi

dikemas dalam penggunaan berbagai model pembelajaran sehingga

memberikan beragam pengalaman belajar bagi siswa. Pengalaman belajar

siswa bergerak dari hal-hal yang bersifat konkrit menuju hal yang bersifat

abstrak. Untuk memahami sebuah konsep, dimulai dari mempelajari konsep

konkrit yang akan menjadi pengalaman belajar menuju konsep abstrak. Untuk

memahami konsep abstrak dalam biologi khususnya pada sub materi pokok

Invertebrata, yang tidak hanya mencakup klasifikasi tetapi juga proses

kehidupan serta perannya bagi kehidupan, diperlukan media yang dapat

memberikan informasi yang utuh dan jelas bagi siswa akan membantu siswa

dalam memperoleh pengalaman belajar.

Diantara berbagai media pembelajaran, media kartu bergambar dapat menjadi

alternatif dalam proses pembelajaran khususnya pada sub materi pokok

Invertebrata. Media kartu bergambar dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan dalam proses pembelajaran karena siswa diajak belajar sambil

bermain. Permainan dapat mengembangkan motivasi siswa untuk belajar aktif

karena permainan mampu menembus kebosanan dan memberikan tantangan

(11)

semangat kooperatif dan kompetitif yang sehat serta membantu siswa yang

lamban dan kekurangan motivasi (Hidayat, dalam Yanti, 2010:15).

Berdasarkan penelitian Affandi (2011:61), penerapan media kartu bergambar

menunjukan bahwa penggunaan media kartu bergambar dalam pelajaran

Biologi dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Selain itu,

penggunaan model pembelajaran yang tepat juga berperan dalam membantu

daya abstraksi siswa, sehingga kombinasi keduanya akan membantu melatih

siswa meningkatkan kecapakan berpikir siswa terutama keterampilan berpikir

rasional siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru Biologi yang mengajar di

kelas X SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, menunjukkan bahwa keterampilan

berpikir rasional siswa masih rendah yang diindikasikan dengan banyaknya

siswa yang mencapai KKM yakni hanya 50 % dari jumlah seluruh siswa di

kelas. Hal ini diduga akibat kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

tidak cukup bervariasi. Selama ini guru lebih sering menggunakan metode

ceramah dalam kegiatan pembelajaran, dimana pada metode ini lebih

menekankan pemberian pengetahuan secara langsung oleh guru, sehingga

dalam proses pembelajarannnya kebanyakan siswa yang hanya terpaku pada

buku paket, hanya sebagian siswa yang bertanya mengenai materi yang

diajarkan oleh guru sehingga, hal ini diduga mengakibatkan kurang terlatihnya

keterampilan berpikir siswa, salah satunya keterampilan berpikir rasional.

(12)

model pembelajaran yang sesuai guna meningkatkan keterampilan berpikir

rasional siswa.

Diduga model pembelajaran yang dapat membantu menumbuhkan

keterampilan berpikir rasional siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI). Model GI dapat melatih siswa dalam memecahkan

masalah yang dilakukan dengan cara diskusi dengan kelompoknya, sehingga

dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran Biologi (Elfis,

2010:1). Selain itu melalui langkah-langkah pembelajaran ini siswa secara

bertahap akan terlatih dalam mencari informasi dan data, mengolah serta

mengembangkannya, proses berpikir ini dimulai dari merumuskan masalah

dengan cermat dan tepat, mencari pemecahannya, kemudian membuat tindakan

yang mendukung gagasannya, berlogika, menyimpulkan, dan ahirnya membuat

solusi beserta alternatif dan konsekuensinya.

Banyak penelitian yang menunjukkan keberhasilan dari kombinasi penggunaan

media pembelajaran dengan model pembelajaran terhadap hasil belajar dan

prestasi belajar siswa, diantaranya Millah (2010:57) dan Affandi(2011:61).

Oleh karena itu, peneliti tertarik dan berminat untuk melakukan penelitian

memanfaatkan media kartu bergambar yang dikombinasikan dengan

pembelajaran kooperatif tipe GI, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan

keterampilan berpikir rasional serta dapat membantu siswa untuk mencapai

standar ketuntasan belajar minimal di sekolah yaitu 100% siswa mencapai

(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

“Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran

berbasis kartu bergambar melalui pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap

keterampilan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok Invertebrata ? “

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media

pembelajaran kartu bergambar melalui pembelajaran kooperatif tipe GI

terhadap keterampilan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok

Invertebrata.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

pembelajaran biologi dengan media pembelajaran kartu bergambar melalui

(14)

2.Bagi guru/calon guru biologi, dapat memberikan alternatif dalam memilih

serta menerapkan model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat

untuk penguasaan sub materi pokok Invertebrata;

3.Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan

menggunakan media pembelajaran kartu bergambar melalui pembelajaran

kooperatif tipe GIpada sub materi pokok Invertebrata;

4.Bagi sekolah, media pembelajaran kartu bergambar yang dikombinasikan

dengan pembelajaran kooperatif tipe GI dapat memberikan sumbangan

pemikiran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah

khususnya dan pendidikan umumnya.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas,

maka batasan masalah yang berikan yaitu:

1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah

delapan set kartu berukuran 7x10 cm yang berisi gambar dan keterangan

mengenai sub materi pokok Invertebrata.

2. Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe GI yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke

dalam kelompok, (2) merencanakan tugas yang akan dipelajari, (3)

melaksanakan investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5)

(15)

3. Keterampilan berpikir rasional siswa yang diukur dalam penelitian ini

meliputi: 1) menggali informasi; 2)mengolah informasi; 3) mengambil

keputusan 4) memecahkan masalah (Anwar, 2006:29).

4. Materi dalam penelitian ini adalah sub materi pokok Invertebrata dengan

kompetensi 3.4 Mendepskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan

Peranannya bagi kehidupan.

F. Kerangka Pikir

Salah satu sarana untuk menumbuhkan keterampilan berpikir rasional siswa

adalah melalui pembelajaran biologi di sekolah. Biologi sebagai salah satu

bidang dari IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami

konsep dan proses sains (Depdiknas, 2006: 451). Invertebrata merupakan salah

satu materi yang dianggap cukup sulit bagi siswa karena banyaknya istilah

ilmiah yang digunakan dan sedikitnya contoh spesies yang dapat secara

langsung dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga pemanfaatan

media kartu bergambar dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa

memperoleh pengalaman belajar.

Penggunaan media yang tepat dalam proses pembelajaran melalui model

pembelajaran yang tepat pula diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

berpikir rasional siswa. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat

menumbuhkan keterampilan berpikir rasional siswa adalah pembelajaran

(16)

tahapan-tahapan pembelajaran, yang meliputi: (1) mengidentifikasi topik dan membagi

siswa ke dalam kelompok, (2) merencanakan tugas yang akan dipelajari, (3)

melaksanakan investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5)

mempresentasikan laporan akhir dan (6) evaluasi.

Pada setiap tahapan dalam pembelajaran GI, keterampilan berpikir rasional

siswa akan berkembang. Dimulai dari merumuskan masalah dengan cermat

dan tepat, mencari pemecahan permasalahan, kemudian membuat tindakan

yang mendukung gagasannya, berlogika, menyimpulkan dan ahirnya membuat

solusi beserta alternatif dan konsekuensinya.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menggunakan dua

kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan

keterampilan bepikir rasional siswa melalui media pembelajaran kartu

bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI pada kelas eksperimen dan

media presentasi power point dengan metode ceramah untuk kelas kontrol.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan berikut ini:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Keterangan: X =Media pembelajaran kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI; Y =Keterampilan berpikir rasional

(17)

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media

pembelajaran kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe

GIterhadap keterampilan berpikir rasional siswa pada sub materi

pokok Invertebrata

H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran

kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GIterhadap

keterampilan berpikir rasional siswa pada pada sub materi pokok

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran Kartu Bergambar

Media pembelajaran merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses

pembelajaran yang mencakup semua bahan dan alat fisik yang mungkin

digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi

siswa terhadap sasaran tujuan pengajaran (Indriana, 2011: 15-16). Dalam

konteks komunikasi (Sanjaya, 2008: 206 ), media berfungsi sebagai alat bantu

untuk guru dalam mengkomunikasikan pesan, agar proses komunikasi berjalan

dengan baik dan sempurna sehingga tidak mungkin ada lagi kesalahan.

Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat

dikelompokkan ke dalam empat macam, yaitu:

1. media pembelajaran dua dimensi (2D), yaitu media yang tampilannya

dapat diamati dari satu arah pandangan saja yang hanya dilihat dimensi

panjang dan lebarnya saja, misalnya foto, peta, gambar, bagan, dan papan

tulis;

2. media pembelajaran tiga dimensi (3D), yaitu media yang tampilannya

dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi

(19)

proyeksi dalam pemakaiannya. Kebanyakan media tiga dimensi

merupakan objek sesungguhnya (real object) atau miniatur suatu objek

dan bukan foto, gambar atau lukisan;

3. media pandang diam (still picture), yaitu media yang menggunakan

media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam (tidak

bergerak/statis) pada layar. Misalnya foto, tulisan, gambar binatang atau

gambar alam semesta yang diproyeksikan dalam kegiatan pembelajaran;

dan

4. media pandang gerak (motion picture), media yang menggunakan media

proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak di layar, termasuk

media televisi dan film (Asyhar, 2011: 46-47)

Yani (2011: 42) menyatakan bahwa kartu bergambar merupakan salah satu

implementasi dari media berbasis visual yakni pesan yang dituangkan dalam

bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu. Kartu

bergambar biasanya berukuran 8x12 cm atau disesuaikan dengan besar

kecilnya kelas yang dihadapi. Arsyad (2007:120-121) menambahkan bahwa

gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa

untuk memberikan respon yang diinginkan. Sedangkan Prapita (2009: 4)

menyatakan bahwa media kartu bergambar adalah sebuah alat atau media

belajar yang dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar. Media

bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17 × 22 cm yang

(20)

Setiap media pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing- masing.

Sadiman, dkk (2008: 29- 31) telah merumuskan beberapa kelebihan dan

kekurangan dari media gambar. Kelebihan dari media bergambar adalah media

ini bersifat konkret, sehingga mampu menunjukkan pokok masalah dengan

lebih jelas disbanding bahasa verbal. Hal- hal yang dipelajari siswa terkadang

tidak dapat dibawa ke dalam kelas secara riil. Gambar dapat mewakili objek

nyata dengan baik sehingga media ini mampu mengatasi masalah tersebut.

Selain itu, media gambar memiliki harga yang cenderung murah, mudah

diperoleh, dan mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Sedangkan kelemahan dari media bergambar antara lain, hanya menekankan

persepsi indera mata. Sehingga, hal- hal seperti suara dan gerakan praktis tidak

dapat terwakili oleh media ini. Penggunaan media bergambar akan efektif jika

dilakukan dalam kelompok kecil. Pada kelompok yang besar, media yang

diperlukan juga harus sangat besar. Hal ini tentunya merupakan suatu kendala

yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan media gambar dalam

pembelajaran (Sadiman, dkk., 2008: 29- 31).

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group investigation (GI)

Pembelajaran kooperatif, muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi

dengan temannya (Trianto, 2010: 56). Siswa secara rutin bekerja dalam

(21)

beliau hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama

dalam pembelajaran kooperatif.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Group investigation (GI).

Belajar kooperatif dengan teknik GI sangat cocok untuk bidang kajian yang

memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi (dalam Juliantara, 2009: 1),

yang mengarah pada kegiatan perolehan, analisis dan sintesis informasi dalam

upaya untuk memecahkan suatu masalah.

Langkah-langkah penerapan metode Group investigation, Komalasari

(2010:75-76), dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum

yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya

diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas

(task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi

kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan

akademik.

2. Merencanakan kerjasama

Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,

tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan

(22)

3. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b).

pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan

dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan

berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah.

Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan

memberikan bantuan jika diperlukan.

4. Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang

diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan

dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai

topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat

dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.

Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

6. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap

kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi

dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Teknik kooperatif ini telah secara meluas digunakan dalam penelitian dan

memperlihatkan kesuksesannya terutama untuk program-program

(23)

2010: 221), strategi belajar kooperatif sangatlah ideal untuk diterapkan dalam

pembelajaran biologi (IPA). Dengan topik materi IPA yang cukup luas dan

desain tugas-tugas atau sub-sub topik yang mengarah kepada kegiatan metode

ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya dapat saling memberi kontribusi

berdasarkan pengalaman sehari-harinya. Selanjutnya, dalam tahapan

pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi dari berbagai sumber,

baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah. Para siswa kemudian melakukan

evaluasi dan sintesis terhadap informasi yang telah didapat dalam upaya untuk

membuat laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.

Adapun keunggulan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif GI menurut

Jarolimek dan Parker (dalam Nurfarida, 2009: 19) adalah sebagai berikut:

Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah:

a. Saling ketergantungan yang positif.

b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.

c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

d. Suasana kelas rileks dan menyenangkan.

e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan

siswa, dan siswa dengan guru.

f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi

yang menyenangkan.

Kelemahan dari model pembelajaran ini adalah:

a.Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, sehingga lebih

(24)

b.Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai agar

proses pembelajaran berjalan lancar.

c.Selama diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan meluasnya

topik permasalahan yang sedang dibahas, sehingga tidak sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

d.Saat berdiskusi, terkadang cenderung didominasi oleh seseorang,

sehingga dapat mengakibatkan siswa lain menjadi pasif.

C. Keterampilan Berpikir Rasional

Berpikir adalah suatu proses pengungkapan sesuatu dengan mengolah

pengetahuan- pengetahuan yang telah ada dalam benak kita sehingga diketahui

(Monalisa, 2007: 1). Pendapat lain yang dikemukakan oleh (Wahab, 2009:

144-145), Berpikir adalah kegiatan mental yang bertujuan, yaitu suatu proses

mental dimana seseorang berinteraksi dengan data informasi untuk

memperoleh pengetahuan. Berpikir adalah salah satu bagian dari kecakapan

hidup yang harus dimiliki manusia, sehingga siswa memiliki kecakapan hidup

dan berani menghadapi problem kehidupan serta mampu memecahkan

permasalahan yang ada (Dikmenum dalam Nurhayati, 2008:17).

Keterampilan berpikir meliputi keterampilan berpikir dasar dan berpikir

kompleks (Presseisen, 1982 dalam Costa, 1985: 44-45). Keterampilan berpikir

dasar merupakan dasar dari Keterampilan berpikir kompleks. Keterampilan

(25)

transformasi dan hubungan sebab akibat. Keterampilan berpikir kompleks

meliputi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis dan

berpikir kreatif. Proses berpikir dasar menurut Preseisen (Suwondo, 2008:16)

merupakan gambaran dari berpikir rasional, yang melibatkan sekumpulan

proses mental dari yang sederhana menuju yang kompleks.

Menurut Hutabarat(dalam Saprudin, 2010: 142) berpendapat bahwa berpikir

rasional merupakan jenis berpikir yang mampu memahami dan membentuk

pendapat, mengambil keputusan sesuai dengan fakta dan premis, serta

memecahkan masalah secara logis. Sejalan dengan hal tersebut, Anwar(2006

:29) mengemukakan bahwa kecakapan berpikir rasional mencakup antara lain

kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi (information

searching and information finding), kecakapan mengolah informasi

(information procesing), kecakapan mengambil keputusan (decision making

skills) serta memecahkan masalah secara arif dan kreatif (creative problem

solving skills).

Dari beberapa aspek yang dikemukakan oleh Anwar tersebut, maka berikut ini

adalah penjelasan mengenai aspek kecakapan berpikir rasional :

1. Kecakapan menggali informasi

Kecakapan menggali dan menemukan informasi memerlukan kecakapan

dasar, yaitu membaca, menghitung dan melakukan observasi (Dikmenum,

2005 (dalam Monalisa, 2007:1). Ketika seseorang membaca, ai akan

(26)

terkandung dalam bacaan tersebut.

Dalam berhitung, seseorang akan mengartikan mengkalkulasikan

informasi yang diperoleh membentuk suatu informasi mengingat setiap

setiap informasi yang diterima seseorang dapat berlawanan maupun

sebanding dengan informasi yang telah ada sebelumnya.

Kecakapan melakukan observasi sangat penting dalam upaya menggali

informasi. Observasi dapat dilakukan melalui pengamatan fenomena alam

lingkungan, melalui berbagai kejadian sehari-hari, peristiwa yang teramati

langsung maupun dari berbagai media cetak dan elektronik, termasuk

internet. Melihat dengan cermat dan memaknai apa yang dilihat itulah

yang disebut observasi. Dengan demikian setiap informasi yang diperoleh

akan membentuk makna yang utuh dan bermakna.

Berdasarkan pemaparan di atas kecakapan menggali informasi ditunjukan

melalui kecakapan siswa dalam menemukan informasi dalam data-data

penting yang digunakan untuk menyelesaikan topik permasalahan yang

telah dipilih sebelumnya.

2. Kecakapan mengolah informasi

Dalam mengolah suatu informasi seseorang dituntut untuk memiliki

kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu, membuat

analogi, sampai membuat analisis sesuai dengan informasi yang diolah

(27)

3. Kecakapan mengambil keputusan

Ketika informasi telah diolah menjadi suatu simpulan, maka tahap

berikutnya adalah mengambil keputusan berdasarkan simpulan-simpulan

tersebut dengan mempertimbangkan resiko dari setiap pilihan keputusan.

Oleh karena itu, siswa perlu belajar mengambil keputusan dan belajar

mengelola risiko. Dengan demikian siswa mampu memilih salah satu

diantara alternatif pemecahan masalah melalui simpulan-simpulan analisis

untuk menghasilkan solusi terbaik.

4. Kecakapan memecahkan masalah secara kreatif

Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup

dan telah diolah dan dipadukan dengan hal-hal lain yang (Tim BBE, 2006

(dalam Budiarti, 2011: 45). Pemecahan masalah memerlukan kreativitas

dan kearifan. Kreativitas untuk menemukan pemecahkan yang efektif dan

efisien, sedangkan kearifan diperlukan karena pemecahkan harus selalu

memperhatikan kepentingan berbagai pihak dan lingkungan sekitarnya.

Dengan demikian siswa akan menghasilkan solusi inovatif dimana setiap

solusi dapat memiliki lebih dari satu jawaban.

D.Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan Kecakapan Berpikir Rasional

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dikembangkan

berdasarkan premis bahwa proses belajar di sekolah menyangkut kawasan

(28)

perpaduan nilai antara kedua domain tersebut Slavin (dalam Juliantara,

2007:1 ). Dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk lebih banyak

berpikir, berinteraksi, dan melakukan investigasi dalam menggali dan

mengolah informasi, membuat kesimpulan, menentukan solusi dari suatu

permasalahan berdasarkan dengan penerapan konsep yang telah dipelajari dan

informasi yang diperoleh berdasarkan kegiatan investigasi.

Secara lebih rinci hubungan antara model pembelajaran dengan kecakapan

(29)

No Tahapan GI Proses pembelajaran Kegiatan siswa Kecakapan

Siswa meneliti berbagai sumber, mengusulkan mempelajari topik yang telah mereka pilih. bersama mengenai : 1. Apa yang kita pelajari? 2.Bagaimana kita informasi , berdiskusi, mengklarifikasi, dan esensial dari proyek mereka.

Anggota kelompok

merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan

Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. olah seluruh anggota kelas

(30)
(31)

III. METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada bulan

Mei 2013.

B.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap

SMA Al-Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut

adalah siswa kelas X5 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan

siswa kelas X6 yang berjumlah 29 siswa sebagai kelas kontrol. Menurut

Margono (2005: 127) yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi

tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari

kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest

non-equivalent. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan

(32)

perlakuan menggunakan pembelajaran kartu bergambar dengan pembelajaran

kooperatif tipe GI, sedangkan kelas kontrol menggunakan media presentasi

power point dengan metode ceramah. Hasil pretest dan posttest pada kedua

kelompok subyek dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok pretest perlakuan posttest

I O1 X O2

II O1 C O2

Gambar 2. Desain pretest -posttest kelompok non ekuivalen

(dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).

Keterangan : I=Kelompok eksperimen; II=Kelompok kontrol; O1 = Pretest

O2 = Posttest; X = Perlakuan media pembelajaran kartu

bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI; C = Perlakuan media presentasi power point dengan metode

ceramah

D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian

pada bulan Februari dan Maret untuk mendapatkan informasi tentang

(33)

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang

akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.

e. Membuat media pembelajaran berupa kartu bergambar.

Cara membuat media kartu bergambar

1) Membagi sub materi pokok Invertebrata ke dalam delapan set

materi (Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,

Nemathelminthes, Annelida, Molusca, Artopoda dan

Echiodermata):

2) Menentukan gambar dan materi yang akan disajikan dalam kartu

untuk tiap- tiap set materi. Masing- masing tema terdiri dari

empat tipe/seri kartu yang meliputi contoh spesies, struktur

tubuh , fungsi tubuh dan peranannya bagi kehidupan sehari-hari.

3) Mendesain kartu dan logo belakang kartu dengan menggunakan

program Microsoft Office Publisher .

4) Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas

glossy paper berwarna putih polos.

5) Menggunting kartu dengan rapi.

f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok

(LKK).

g. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest / posttest berupa soal

(34)

h. Melakukan uji validitas pada tiap butir soal yang akan digunakan

dalam pretest dan post test. Uji validitas digunakan untuk mengukur

tingkat kevalidan instrument yang digunakan dalam penelitian ini.

Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:173).

i. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

j. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dan pembelajaran

kooperatif tipe GI.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran

kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI untuk kelas

eksperimen dan menggunakan media presentasi power point dengan metode

ceramah untuk kelas kontrol di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung .

Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 kali pertemuan, pertemuan pertama

membahas tentang Invertebrata (filum Porifera, Coelenterata dan

Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida ) dan pertemuan kedua

membahas mengenai invertebrata (filum Molusca, Artopoda dan

Echiodermata), dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

a. Kelas Eksperimen

1) Pendahuluan

a.Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai

(35)

b.Guru membacakan tujuan pembelajaran.

c.Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan :

Pertemuan I : Coelenterata terutama dari kelas Anthozoa, merupakan

salah satu filum dalamsub materi pokok Invertebrata yang

berperan dalam pembentukan ekosistem terumbu karang.

Dapatkah anda menyebutkan fungsi dari terumbu karang

bagi kehidupan manusia?

Pertemuan II : Pada tahun 2004 lalu, dunia digegerkan oleh pemberitaan

tentang “Paul” Si gurita cerdas yang mampu memprediksi

hasil pertandingan Piala Dunia ketika itu. Paul merupakan

anggota filum Moluska yang paling banyak dimanfaatkan

oleh manusia. Dapatkah anda menyebutkan contoh lain

peranan filum tersebut bagi manusia?

d. Guru memberikan motivasi dengan memberikan informasi mengenai

manfaat mempelajari sub materi pokok Invertebrata .

Pertemuan I : penanggulangan wabah atau penyakit yng disebbakan oleh

hewan dalam filum Platyhelminthes/ Nemathelminthes

secara aman dengan murah dan mudah.

Pertemuan II : Pemanfaatan hewan dalam penyediaan sumber pangan.

2) Kegiatan inti

a) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 5-6 orang siswa yang heterogen.

b) Guru mengidentifikasi topik mengenai: Invertebrata I (pertemuan I),

(36)

c) Guru memberikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) Guru membagikan

satu set kartu bergambar beserta LKS untuk masing- masing

kelompok.

d) Guru membimbing siswa apabila mengalami kesulitan dalam

merencanakan tugas yang akan mereka pelajari.

e) Guru membimbing siswa selama melakukan investigasi topik-topik

yang menjadi tugas bagi kelompok mereka masing-masing dengan

menggunakan kartu bergambar .

f) Guru mendampingi siswa dalam menyiapkan laporan akhir hasil

investigasi kelompok mereka .

g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil

investigasi kelompoknya.

h) Guru mengevaluasi penyajian dari tiap kelompok dan menambahkan

jika ada materi yang terlewatkan oleh kelompok penyaji.

i) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah berlangsung dan

memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.

3) Penutup

a) Guru menyampaikan agar siswa mempersiapkan materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya

b) Melakukan evaluasi dengan memberikan posttest pada akhir

pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal

(37)

b. Kelas Kontrol

1) Pendahuluan

a. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal uraian

mengenai hama dan penyakit pada organ tumbuhan.

b. Guru membacakan tujuan pembelajaran.

c. Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan :

Pertemuan I : Coelenterata terutama dari kelas Anthozoa, merupakan

salah satu filum dalam sub materi pokok Invertebrata

yang berperan dalam pembentukan ekosistem terumbu

karang. Dapatkah anda menyebutkan fungsi dari terumbu

karang bagi kehidupan manusia?

Pertemuan II : Pada tahun 2004 lalu, dunia digegerkan oleh pemberitaan

tentang “Paul” Si gurita cerdas yang mampu memprediksi

hasil pertandingan Piala Dunia ketika itu. Paul merupakan

anggota filum Moluska yang paling banyak dimanfaatkan

oleh manusia. Dapatkah anda menyebutkan contoh lain

peranan filum tersebut bagi manusia?

d. Guru memberikan motivasi dengan memberikan informasi mengenai

manfaat mempelajari sub materi pokok Invertebrata .

Pertemuan I : penanggulangan wabah atau penyakit yng disebbakan oleh

hewan dalam filum Platyhelminthes/ Nemathelminthes

secara aman dengan murah dan mudah.

(38)

2) Kegiatan inti

a) Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing

(setiap kelompok berjumlah 4-5 orang dan pembagian kelompok telah

dilakukan sebelumnya).

b) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dan membuat resume

mengenai materi pembelajaran tersebut sebagai tugas kelompok.

c) Salah satu perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusinya di

depan kelas kelompok lain yang tidak maju memberikan tanggapan

terhadap apa yang dipaparkan oleh rekannya.

d) Guru menambahkan materi yang belum tercakup dalam diskusi.

e) Setelah LKK selesai dikerjakan guru meminta setiap kelompok

mengumpulkannya.

f) Guru bersama siswa menyimpulkan sub materi pokok Invertebrata

yang telah berlangsung dan memberi informasi tentangsub materi

pokok Invertebrata untuk pertemuan yang akan datang.

3) Penutup

a) Guru menyampaikan agar siswa mempersiapkan materi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya

b) Melakukan evaluasi dengan memberikan posttest pada akhir

pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan

(39)

3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh

observer yang terdiri dari 3 orang, yaitu peneliti dan 2 observer yang

sebelumnya telah diberi pengarahan mengenai pelaksanaan penelitian

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1)Jenis Data

a)Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data kecakapan berpikir rasional siswa

pada sub materi pokok Invertebrata yang diperoleh dari nilai rata-rata

pretest dan posttest berdasarkan nilai gain yang dinormalisasi(N-gain)

antara kelompok eksperimen dan kontrol lalu dihitung selisih antara nilai

pretest dan posttest menggunakan formula Hake untuk mengetahui

seberapa besar peningkatan kecakapan berpikir rasional siswa pada

masing-masing aspeknya untuk kelompok eksperimen dan kontrol .

b)Data Kualitatif

Data kualitatif berupa (1) data aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari

lembar observasi untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran pada masing-masing pertemuan; (2) angket tanggapan

(40)

model pembelajaran kooperatif tipe GI; dan (3) catatan lapangan untuk

mengetahui keadaan proses pembelajaran

2) Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a) Pretest dan Posttest

Data kecakapan berpikir rasional diperoleh dari nilai pretest dan pos

test. Nilai pretes dan postes diambil di luar jam pelajaran, yaitu pada

pertemuan prapenelitian dan pascapenelitian, baik pada kelompok

eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan berupa soal

uraian berjumlah 5 soal, dimana siswa harus memberikan alasan

terhadap setiap jawaban untuk mengetahui tingkat berpikir rasional

siswa. Bobot masing-masing jawaban benar disesuaikan dengan poin

kriteria penilaian yang telah ditentukan. Soal disusun sedemikian rupa

sehingga setiap soal mengandung indikator berpikir rasional sehingga

dapat melatih siswa untuk dapat mengembangkan kecakapan berpikir

rasionalnya. Indikator berpikir rasional yang diamati, yaitu:

1) menggali informasi; 2) mengolah informasi; 3) mengambil

keputusan; dan 4) memecahkan masalah secara kreatif.

Masing-masing indikator berpikir rasional memiliki skor yang tertera pada

(41)

Tabel 2 Kriteria Kecakapan Berpikir Rasional Siswa

Keterangan f = jumlah poin; P= poin; K = kriteria

(modifikasi Arief, 2009:9 dalam Millah, 2011:36). Catatan :

A. Kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi

Memahami permasalahan

0. Tidak ada jawaban

1. Mampu mengungkapkan permasalahan namun kurang tepat

2. Mampu mengungkapkan permasalahan dengan tepat dan jelas

 Mengidentifikasi informasi

0. Tidak ada jawaban

1. Mampu mengungkapkan informasi namun kurang jelas

2. Mampu mengungkapkan informasi dari berbagai sumber dengan

jelas

B . Kecakapan mengolah informasi

 Membuat kesimpulan

1. Untuk jawaban uraian yang benar tanpa alasan

2. Alasan yang tidak sesuai dengan tujuan

3. Alasan sesuai dengan tujuan

C. Kecakapan mengambil keputusan

 Mengambil keputusan

1. Untuk jawaban benar tanpa alasan

2. Alasan yang tidak sesuai dengan permasalahan

3. Alasan sesuai dengan permasalahan

D. Memecahkan masalah secara arif dan kreatif 1.Untuk jawaban uraian yang benar tanpa alasan 2.Alasan tidak sesuai dengan permasalahan 3.Alasan sesuai dengan permasalahan

4.Alasan menyeluruh sesuai dengan permasalahan

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No

Nama

siswa

Aspek Keterampilan Berpikir Rasional Siswa

(42)

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati dalam proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan

yang dilakukan dengan cara memberi tanda checklist(√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati

yaitu: aktivitas siswa bekerjasama dengan teman, mengemukakan

pendapat, bertanya dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Aspek yang di amati Xi X Ket

A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

Dst

Xi

X

Ket

Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai

(dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)

Keterangan: X = persentase aktivitas siswa; ∑X i = Jumlah skor yang

diperoleh; n= Jumlah skor maksimum(12)

(43)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:

A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat /ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan

pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan

B. Bekerjasama dengan teman :

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua teman.

3. Bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok

C.Bertukar informasi

1.Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat

dengan anggota kelompok (diam saja)

2.Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok tetapi

tidak sesuai dengan permasalahan

3.Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok dalam

bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan

2. Jika siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis,menjawab pertanyaan dengan benar

3. Jika siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi

dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan

media kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI dalam

pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan yang diberikan

kepada siswa kelas eksperimen , terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5

pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 4 pilihan

jawaban yaitu sangat setuju, setuju,tidak setuju dan sangat tidak setuju.

(44)

Tabel 4. Angket Tanggapan Siswa

b) Catatan Lapangan

Catatan lapangan diisi oleh observer untuk mengamati proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru/peneliti di kelas eksperimen maupun kontrol.

Format catatan lapangan disajikan dalam Tabel 6 sebagai berikut.

NO Pertanyaan-pertanyaan SS S TS STS

1 Saya senang mempelajari materi pokoksub materi pokok Invertebrata melalui media kartu bergambar model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3 Saya bingung dalam menyelesaikan

masalah melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 4 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal

setelah belajar dengan media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 5 Ketika pembelajaran berlangsung, saya

mengantuk dan bosan.

6 Pembelajaran yang dilakukan mendorong saya untuk berpikir secara logis dan rasional.

7 Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media dengan model pembelajaran yang diberikan oleh guru 8 Pembelajaran yang baru ini membuat saya

pusing dan stress.

9 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dengan model

pembelajaran diberikan oleh guru. 10 Saya mampu mengarahkan sendiri cara

(45)

Tabel 5. Format catatan lapangan

F. Teknik Analisis Data

a.Kecakapan berpikir rasional siswa

Untuk mendeskripsikan kecakapan berpikir rasional siswa dalam

pembelajaran Biologi sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2) Menentukan skor tiap indikator kecakapan berpikir rasional

dengan menggunakan rumus:

CATATAN LAPANGAN

Nama sekolah :

Kelas :

Mata Pelajaran :

Materi Pokok :

Uraian Materi Pokok :

Hari/Tanggal :

Hal yang terjadi selama Proses Pembelajaran.

No. Komponen Hal-hal yang Dilakukan Saat Proses Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Akhir

Observer

(46)

P=

N f 100

Keterangan :

P = Poin yang dicari; f = Jumlah poin kecakapan berpikir rasional yang diperoleh; N =Jumlah total poin kecakapan berpikir rasional tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

3) Menjumlahkan skor seluruh siswa/siswa.

Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka kecakapan

berpikir rasional siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai

berikut :

Tabel 6. Kriteria presentasi skor kecakapan berpikir rasional siswa

Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dan postes dengan

menggunakan rumus N-gain lalu dianalisis secara statistik. Untuk

mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Hake ,1999 dalam Coletta

dan Phillips, 2005: 1) ) yaitu:

N-gain = 100

N-gain = average normalized gain (rata-rata N-gain);

Spost = postscore class averages (rata-rata skor postes); Spre = prescore class averages (rata-rata skor pretes); SmaVIII = maX imum score (skor maksimum)

(47)

Nilai pretest, posttest, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan

eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17,

yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program

SPSS versi 17.

a)Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga

yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program

SPSS versi 17.

a) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b) Kriteria Uji

Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(48)

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol.

H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol.

b) Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig>0,05 dalam hal lainnya Ho diterima

(49)

2. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan

data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan

yaitu:

1.Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

maksimal yang diperoleh, n = Jumlah skor maksimum

Menafsirkan atau menentukan katagori Indeks Aktivitas Siswa

sesuai klasifikasi pada tabel 5

Tabel 7. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

3. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Bergambar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media

pembelajaran kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI

Kategori indeks aktivitas siswa (%) Interprestasi

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

(50)

dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10

pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Skor angket

Tabel 8.Skor per soal angket

Tabel 9. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan media pembelajaran kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI.

No. Soal Skor per soal angket

3 2 1 0

Skor angket per item soal

Skor

SS = sangat setuju;S = setuju;TS = tidak setuju; STS sangat tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29)

(51)

2)Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

Skor maksimum yang diharapkan (30) (Sudjana, 2002: 69).

3).Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang

dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan

dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI.

No.

pertanyaan angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa) Keterangan

(52)

3) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang

pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar dengan

pembelajaran kooperatif tipe GI.

Tabel 11. Tafsiran persentase jawaban

Arikunto (2010: 245)

Persentase Kriteria

75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%

(53)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran

kartu bergambar dengan pembelajaran kooperatif tipe GIterhadap

keterampilan berpikir rasional siswa pada pada sub materi pokok

Invertebrata.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan

sebagai berikut:

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan waktu

pelaksanaan, durasi, frekuensi implementasi GI, dan kesiapan siswa untuk

menerima pembelajaran dengan model pembelajaran dan media yang berbeda

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi,A. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis

(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anwar. 2006. Pembelajaran Kecakapan Hidup. Alfabeta. Bandung.

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan

Berbasis Luas. SIC. Surabaya.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Ariyanti, Asih B. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung

Persada Press. Jakarta.

Carolina, H.S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inquiri

Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain,

preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.

Costa,A, L. (ed).1985. Developing Mind: A Resource Book For Teaching

Thinking. ASCD. Alexandria,Virginia

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Satu Nusa. Bandung.

Depdiknas.2006. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilain Ranah

Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Diknasmen. Jakarta.

Elfis. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi.

(55)

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara. Jakarta.

Indriana,D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. DIVA Pers. Jogjakarta.

Juliantara, K. 2009. Pembelajaran Kooperatif.

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/21/pembelajaran-kooperatif/ (16 Maret 2012; 22:24 WIB).

Kadir. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.

Kirkley, J. 2003. Principles for Teaching Problem Solving. Indiana University.

Indiana.

Komalasari,K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika

Aditama. Bandung.

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Millah. U.A. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Maket Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigatin Terhadap Kecakapan Berpikir Rasional Siswa (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mitchell, M.G,Montgomery. H ,Holder .H ,Stuard,D. 2008. Group Investigation

as Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of Literature

http://ajer.synergiesprairies.ca/ajer/index.php/ajer/article/download/652/633 (Senin 8 November 2013).

Monalisa.2007. Melatih Keterampilan Berpikir.

http://monalisaypk.blogspot.com/2007/07/melatih-keterampilan-berpikir.html. (16 Maret 2012; 23:00 WIB).

Nurfarida, E. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

dan Penguasaan Konsep Fluida Statis. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Nurhayati , Ai Anita. 2008. Model Pembelajaran Treffinger Untuk

Meningkatkan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Prapita, 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem (Skripsi). Universitas Muhammadiyah. Surakarta

http://etd.eprints.ums.ac.id/4258/2/A420050019.pdf. (20 januari 2013; 22.04 WIB).

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

(56)

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Sadiman, A, dkk. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya,W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana

Predana Media group. Jakarta.

Saprudin. Pengembangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Untuk

Menggembangkan Kecakapan Berpikir Rasional siswa Dalam

Pembelajaran Fisika Siswa di SMP. Jurnal Prosiding Seminar Nasional

Fisika 2010. ISBN : 978‐979‐98010‐6‐7. Tidak diterbitkan. Bandung.

Slavin R.E. 2008. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media.

Bandung.

Sudijono, A. 2004. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.

Suwondo.2008. Model Multimedia Interaktif Gelombang Elektromagnetik untuk

Menigkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Rasional. Tesis Jurusan IPA UPI:tidak diterbitkan. Bandung.

Syaodih, Erliyani. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk

Meningkatkan Keterampilan Sosial. Jurnal Pendidikan dan Budaya.

Educare. Diakses 10 Desember 2013 dari http://educare.e-fkipunla.net.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

Wahab, Abdul A. 2009. Metode Dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan

Sosial. Alfabeta. Bandung.

Van Batavia, Fuddin. 2011. Standar Kompetensi Guru.

(57)

Yani, R. F. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbentuk Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tik) di Sekolah Menengah Pertama. (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=3322. (1Februari 2013; 16:08 WIB).

Zinggaro,D.2008. Group Investigation: Theory and Practice.

Gambar

Tabel 1. Hubungan antara model pembelajaran GI dengan kecakapan
Tabel 5. Format catatan  lapangan
Tabel 11. Tafsiran persentase jawaban

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media papan flanel dapat meningkatkan pengenalan huruf pada anak usia 4 – 5 tahun di

Tahap Aplikasi Adsorben dalam Pemurnian Minyak Goreng Bekas Pakai terdiri dari proses filtrasi minyak goreng bekas pakai yang digunakan pada tahap kajian pengaruh

PP ini diha- an pemerintah maupun pemerintah rapkan menjadi dasar untuk melaku- i daerah yang ironinya, di satu sisi, ma- kan tata hutan nasional, perencanaan : sih

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

Penilaian masyarakat tersebut sangat mungkin akan berpengaruh terhadap anak-anaknya, apalagi ketika anak-anak tersebut sudah mulai masuk pada periode remaja, periode ini anak

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan refleks fonem-fonem proto- Austronesia pada bahasa Jawa dialek Banyumas (BJDB) dan Tengger (BJDT), mendeskripsikan