No. Daftar FIP: 012/Pend. Khusus – S1/Juni/2013
PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA
PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Disusun Oleh: Maryam Agustini
0901851
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Maryam Agustini, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN
(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)
Oleh Maryam Agustini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Maryam Agustini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
MARYAM AGUSTINI 0901851
PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA
PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBIING I
Dr. Tjutju Soendari, M.Pd NIP. 19560214 198003 2 001
PEMBIMBING II
dr. Riksma Nurahmi, M.Pd NIP. 19751118 200501 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
i Maryam Agustini, 2013
ABSTRAK
PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)
(Maryam Agustini 0901851)
Anak tunagrahita ringan memiliki kesulitan dalam memahami hal yang bersifat abstrak seperti menulis. Daya ingat yang lemah menyebabkan mereka sering mengalami kesalahan dalam menulis seperti menulis masih terbalik-balik, kesalahan dalam penulisan bentuk huruf, penambahan huruf, penulisan huruf yang tidak lengkap sehingga apa yang mereka tulis menjadi tidak bermakna. Menulis merupakan salah satu cara seseorang menuangkan ide ataupun informasi secara non-verbal dalam bentuk visual. Media pembelajaran dengan menggunakan papan tulis dan buku bacaan dirasa tidak cukup untuk menunjang berkembangnya kemampuan menulis pada anak. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan bantuan media kartu kata bergambar. Media kartu kata bergambar merupakan salah satu media yang membantu anak tunagrahita dengan cara menampilkan gambar disertai kata yang menerangkan nama gambar untuk membantu anak mengenal susunan huruf dan meresponnya secara lisan maupun tertulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media kartu kata bergambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa media kartu kata bergambar berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan kelas 4 SDLB di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor. Peningkatan dapat dilihat dari hasil mean level yaitu pada kondisi baseline-1 (A-1) sebesar 29,17%, kondisi intervensi (B) sebesar 78,33%, dan kondisi baseline-2 (A-2) sebesar 87,52%. Oleh karena itu, disarankan agar media kartu kata bergambar dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran di kelas untuk membantu anak meningkatkan kemampuan menulis kata dengan susunan huruf yang benar.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Deskripsi Teori ... 7
1. Konsep Dasar Tunagrahita ... 7
a. Pengertian Anak Tunagrahita ... 7
b. Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 9
c. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ... 10
2. Konsep Dasar Menulis ... 13
a. Pengertian Menulis ... 13
b. Keterampilan Menulis ... 14
c. Menulis Kata ... 15
vi Maryam Agustini, 2013
e. Kemampuan Menulis Anak Tunagrahita Ringan ... 19
3. Konsep Dasar Media Kartu Kata Bergambar ... 21
a. Media Pembelajaran ... 21
b. Kartu Kata Bergambar ... 23
c. Kartu Kata Bergambar Sebagai Media Pembelajaran Menulis Kata ... 24
d. Bentuk Media Kartu Kata Bergambar ... 27
e. Langkah-langkah Pembelajaran Media Kartu Kata Bergambar ... 28
B. Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 29
C. Kerangka Berfikir ... 30
D. Pertanyaan Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN... 32
2. Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Hasil Penelitian ... 46
1. Data Baseline-1 (A-1) ... 46
2. Data Intervensi (B) ... 47
3. Data Baseline-2 (A-2) ... 49
B. Analisis Data ... 51
1. Analisis Dalam Kondisi ... 52
a. Panjang Kondisi ... 52
b. Kecenderungan Arah ... 52
c. Kecenderungan Stabilitas ... 54
d. Jejak Data ... 60
e. Level Stabilitas dan Rentang ... 60
f. Level Perubahan ... 61
2. Analisis Antar Kondisi ... 63
a. Variabel yang Diubah ... 64
b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 64
c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 64
d. Perubahan Level Data ... 65
e. Data Tumpang Tindih (overlap) ... 65
C. Pembahasan ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii Maryam Agustini, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 9
3.1 Pemilihan Kata Pada Instrumen ... 38
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 39
3.3 Kriteria Penilaian ... 41
3.4 Para Ahli yang Melakukan Expert-Judgement ... 42
3.5 Hasil judgement ... 43
4.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 46
4.2 Kondisi Intervensi (B) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 48
4.3 Kondisi Baseline-2 (A-2) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 49
4.4 Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 50
4.5 Panjang Kondisi Penelitian ... 52
4.6 Kecenderungan Arah ... 53
4.7 Persentase Data Poin Pada Kondisi Baseline-1 (A-1) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 55
4.8 Persentase Data Poin Pada Kondisi Intervensi (B) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 57
4.9 Persentase Data Poin Pada Kondisi Baseline-2 (A-2) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 59
4.10 Kecenderungan Stabillitas ... 60
4.11 Jejak Data... 60
4.12 Level Stabilitas dan Rentang ... 61
4.13 Level Perubahan ... 61
4.14 Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi ... 62
4.16 Perubahan Kecenderungan Arah Dan Efeknya ... 64
4.17 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 65
4.18 Perubahan Level Data ... 65
4.19 Data Persentase Overlap ... 67
x Maryam Agustini, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerucut Pengalaman dari Edgar Dale... 22
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
3.1 Desain ABA ... 33
4.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 47
4.2 Kondisi Intervensi (B) ... 48
4.3 Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 50
4.4 Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 51
4.5 Kecenderungan Arah Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ... 53
4.6 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 55
4.7 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Intervensi (B) ... 57
4.8 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 59
4.9 Data Overlap Kondisi Baseline-1 (A-1) ke Intervensi (B) ... 66
4.10 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline-2 (A-2) ... 67
1 Maryam Agustini, 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Laju perkembangan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, baik dalam
fungsi motorik, kognitif, maupun afektifnya. Orang-orang yang fungsi motorik,
kognitif, dan afektifnya berkembang dengan baik tidak akan menemukan
kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Fungsi kognitif
memungkinkan seseorang dalam mengetahui, menyadari, mengerti, menggunakan
abstraksi, dan menalar. “Salah satu elemen penting dari kognisi adalah ingatan
atau memori, dan memori tersebut memiliki peran yang besar dalam pencapaian
prestasi belajar akademik” (Abdurrahman, 2012: 135). Hambatan yang terjadi
pada aspek kognitif membuat proses belajar seseorang terganggu karena dalam
proses belajar dibutuhkan kemampuan menalar, berfikir abstrak dan mengingat
informasi.
Sama halnya dengan anak tunagrahita yang mengalami hambatan dalam aspek
kognitif. Efendi (2008: 96) menyatakan bahwa “Anak tunagrahita, gangguan
fungsi kognitifnya terjadi pada kelemahan salah satu atau lebih dalam proses
tersebut (diantaranya proses persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian dan
penalaran)”. Hambatan perkembangan fungsi kognitif menjadikan anak
tunagrahita mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan
sekitar baik itu di rumah, masyarakat, maupun di sekolah. Amin (1995:11)
menyataka bahwa “Anak tunagrahita kurang cakap dalam memikirkan hal-hal
yang bersifat abstrak, yang sulit-sulit dan yang berbelit-belit”. Keterbatasan
kemampuan berfikir mereka tentu menyebabkan anak tunagrahita mengalami
kesulitan ketika belajar terutama dalam bidang pengajaran akademik seperti
membaca, menulis, dan berhitung.
Kegiatan pembelajaran di sekolah yang terkait tugas akademik seperti
membaca, menulis, dan berhitung. Menulis merupakan keterampilan yang sangat
kompleks jika dibandingkan dengan penguasaan keterampilan-keterampilan lain
2
yang baik, sudah pasti mengintegrasikan kemampuan visual motor dan
konseptual”. Aktivitas menulis mengharuskan seseorang untuk menggerakkan
lengan, tangan, jari dan matanya secara terintegrasi, melukiskan lambang-lambang
grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang lain yang
menggunakan bahasa yang sama dengan penulisan tersebut. Menulis merupakan
usaha seseorang untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri
melalui bahasa secara tertulis. Kemampuan menulis permulaan sudah
diperkenalkan sejak anak duduk di kelas rendah. Semakin tinggi tingkatan kelas,
maka semakin tinggi kemampuan menulis yang dikembangkan pada kemampuan
menulis mengeja dan menulis lanjutan. Saat menginjak kelas 4 SD kemampuan
menulis ekpresif/lanjutan sudah dibiasakan dan dikembangkan. Anak kelas 4 SD
pada umunya sudah mampu menuangkan ide atau pikirannya dalam suatu tulisan
berupa paragraf, surat, karangan, dan puisi.
Hal tersebut berbeda dengan kemampuan menulis yang dikuasai anak
tunagrahita pada penelitan ini. Sebagaimana menurut Somantri (2007: 105)
menyatakan bahwa “Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti belajar dan berhitung, menulis dan membaca juga terbatas”. Anak tunagrahita ringan dapat menulis meskipun tergolong dalam kata-kata yang
sederhana, namun terkadang masih saja terjadi kesalahan penulisan huruf maupun
kurangnya huruf dalam penulisan kata. Kemampuan memori anak yang lemah dan
terbatas membuat anak kesulitan ketika harus mengingat kembali informasi yang
didengar atau dilihat. Kesalahan penulisan huruf pada kata akan menghasilkan
kata yang berbeda atau bahkan menjadi kata yang tidak bermakna. Anak terbiasa
menulis dengan cara menyalin tulisan dari suatu bacaan yang ada di buku. Tidak
dibiasakan menulis berdasarkan idenya sendiri seperti membuat kalimat atau
mengarang menjadikan kemampuan menulis anak tidak berkembang.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kemampuan menulis pada anak adalah
media pembelajaran yang digunakan guru. Media pembelajaran yang kurang
menunjang menjadikan kemampuan menulis anak tidak berkembang. Hanya
terbatas pada penggunaan papan tulis dan buku bacaan yang dijadikan sebagai
3
Maryam Agustini, 2013
kurang terjalin interaksi, sedangkan buku bacaan yang penggunaannya kurang
dikembangkan untuk kemampuan menulis. Permasalahan ini dianggap sangat
penting diteliti karena dapat membantu dalam menemukan media pembelajaran
yang cocok dan menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan menulis anak.
Jika permasalahan ini dibiarkan tentu tidak berdampak baik bagi anak. Kesalahan
dalam penulisan yang dilakukan anak dapat menimbulkan makna yang berbeda
dan bahkan tidak dimengerti orang lain. Oleh karena itu, diperlukan media yang
mampu membantu anak dapat dengan mudah mengingat huruf-huruf yang akan
ditulis dan memahami makna dari apa yang ia tulis.
“Picture dictionaries, simple readers, word cards, labels on classroom object, and lists of interest or topical words should be available to stimulate ideas an
extend the student’s writing (and reading) vocabulary” (Mercer. Cecil D and Ann
R. Mercer, 1989: 374). Berdasarkan uraian tersebut, salah satu media yang bisa
diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menulis yaitu dengan media kartu.
Pada kartu tersebut terdapat gambar benda, hewan dan lainnya yang disertai kata
untuk menerangkan gambar tersebut. “Kartu kata bergambar merupakan media
yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak, dimana anak dapat
secara langsung terlibat dalam pengenalan huruf dan kata” (Sistiana 2011:5). Pada
kartu kata bergambar anak dilatih untuk menulis kata berdasarkan suku kata-suku
kata pada kata. Di setiap kartu terdapat tahap menulis kata yang disajikan dengan
suku kata yang tidak lengkap dan anak menuliskan huruf yang hilang tersebut
sehingga membentuk kata yang utuh.
Menulis dengan bantuan media kartu kata bergambar dapat memudahkan anak
untuk mengingat suku kata-suku kata yang ada pada sebuah kata. Karena pada
proses pembelajarannya, terdapat tahapan-tahapan dimana anak benar-benar
memperhatikan suku kata-suku kata yang ada dengan cara menuliskannya sendiri.
Kata yang disertai gambar akan membantu anak untuk lebih memahami makna
4
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi dan menjelaskan seluruh
faktor-faktor yang muncul sebagai penyebab, berkaitan, memberi efek pada
variable yang akan diteliti yaitu variabel terikat. Adapun indentifikasi masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Anak tunagrahita sering melakukan kesalahan dalam menulis kata seperti
kesalahan penulisan huruf maupun kurangnya huruf dalam penulisan kata.
2. Kurangnya upaya membiasakan anak tunagrahita ringan menulis berdasarkan
idenya sendiri di sekolah karena anak terbiasa hanya menyalin tulisan dari
suatu bacaan.
3. Kurangnya media untuk meningkatkan kemampuan menulis, hanya terbatas
menggunakan papan tulis dan buku bacaan.
4. Media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata
pada anak tunagrahita ringan dapat memudahkan anak mengingat suku
kata-suku kata yang ada pada sebuah kata dengan cara menuliskannya sendiri.
C. BATASAN MASALAH
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh media kartu kata
bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua
suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang telah
5
Maryam Agustini, 2013
E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh media kartu kata bergambar terhadap peningkatan kemampuan menulis
kata pada anak tunagrahita ringan.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata
dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan sebelum
diberikan media kartu kata bergambar.
2) Untuk mengetahui kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata
dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan sesudah
diberikan media kartu kata bergambar.
3) Untuk mengetahui pengaruh media kartu kata bergambar terhadap
peningkatan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan
susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan.
2. Kegunaan Penelitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi terhadap media
pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis bagi anak
tunagrahita ringan yang mengalami kesulitan menulis kata dengan susunan
dan jumlah huruf yang benar.
b. Diharapkan dapat membantu anak tunagrahita untuk lebih mudah mengingat
huruf-huruf yang ada pada suatu kata sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
6
F. STRUKTUR ORGANISASI
Rincian struktur organisasi dari setiap bab dan bagian bab dalam penelitian ini
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan dalam penelitian ini berisi latar belakang penelitian,
Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, serta Tujuan dan
Kegunaan Penelitian.
2. BAB II Kajian Pustaka dalam penelitian ini berisi Deskripsi Teori, Penelitian
Sebelumnya yang Relevan, Kerangka Berfikir, dan Pertanyaan Penelitian.
3. BAB III Metode Penelitian dalam penelitian ini berisi Subjek Penelitian,
Metode Penelitian, Variabel Penelitian, Instrumen Peneltian, Teknik
Pengumpulan Data, serta Pengolahan dan Analisis Data.
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan dalam penelitian ini berisi Hasil
Penelitian, Analisis Data, dan Pembahasan.
5. BAB V Kesimpulan dan Saran dalam penelitian ini berisi Kesimpulan dan
32 Maryam Agustini, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SLB- BC Bina Mandiri Bogor. Peneliti mengambil
tempat untuk melakukan intervensi di ruang kelas kosong dengan maksud agar
subjek tidak merasa terganggu dengan teman-temannya dan dapat berkonsentrasi
selama berjalannya intervensi. Lamanya intervensi disesuaikan dengan jam
pelajaran sekolah dimana satu jam pelajaran 35 menit. Kegiatan intervensi
dilakukan selama dua jam pelajaran pertama yaitu dari pukul 08.00-09.10 WIB.
B. SUBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu subjek yaitu seorang anak
tunagrahita ringan. Subjek yang diambil didasarkan karena rendahnya
kemampuan subjek dalam menulis kata dengan susunan huruf yang benar.
Adapun identitas subjek sebagai berikut:
Nama : MR
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bogor, 13 Januari 2001
Agama : Islam
Alamat : Pangkalan Warung Jambu, Bogor Utara
Kota Bogor
Hambatan : Tunagrahita Ringan
Kelas : IV SDLB
Sekolah : SLB- BC Bina Mandiri
33
C. DESAIN PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. “Desain A -B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan
variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan desain A-B, hanya saja ada
pengulangan kondisi baseline” (Sunanto, 2006: 44). Desain A-B-A dimaksudkan untuk menarik kesimpulan tentang hubungan fungsional antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Terdapat tiga tahapan dalam desain A-B-A antara lain:
Baseline-1 (1), Intervensi/treatment (B), Baseline-2 (2). Prosedur desain
A-B-A adalah seperti yang terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.1 Desain ABA
Dalam penelitian ini yang menjadi baseline-1 (A-1) yakni kemampuan dasar,
dimaksud disini yaitu kemampuan awal subjek (MR) dalam menulis kata. Subjek
(MR) diamati, sehingga dalam kondisi kemampuan awal subjek tersebut dapat
diambil datanya dengan tidak ada rekayasa. Pengamatan dan pengambilan data
tersebut dilakukan secara berulang untuk memastikan data yang sudah didapat dan
34
Maryam Agustini, 2013
B (perlakuan dan intervensi) yang dilakukan berupa penerapan media kartu
kata bergambar. Anak (MR) menyebutkan gambar dan membaca kata yang ada
pada kartu tersebut. Selanjutnya anak memperhatikan kata yang tidak utuh karena
terdapat suku kata yang hilang. Anak menuliskan suku kata sehingga menjadi
suatu kata yang utuh. Kemudian anak menulis kata secara utuh pada bagian
belakang kartu tanpa melihat bagian depan kartu.
Baseline-2 (A-2) merupakan pengamatan kembali terhadap kemampuan
menulis kata pada anak tunagrahita ringan (MR) ketika anak diberikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang terdapat 30 gambar berdasarkan kartu kata bergambar.
Anak menuliskan kata dengan susunan huruf yang benar pada setiap gambar tanpa
melihat kartu kata bergambar lagi. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi sudah
sejauh mana intervensi yang dilakukan berpengaruh terhadap subjek.
D. METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu “Pengaruh media kartu kata
bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita
ringan” maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode
kuantitatif yang dimaksudkan untuk menguji hubungan sebab dan akibat. Menurut
Sugiyono (2008: 11) “Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)
tertentu”. Sedangkan Arikunto (2006: 14) berpedapat bahwa “… jika penelitian
ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka
penelitiannya berbentuk eksperimen”.
Disimpulkan bahwa penelitian dengan metode eksperimen dimaksudkan untuk
mengetahui gambaran tentang pengaruh perlakukan yang diberikan secara
sengaja. Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan
pendekatan Single Subject Research (SSR). Penelitian SSR dilakukan untuk
mendokumentasikan perubahan tingkah laku subjek yang diteliti setelah diberi
treatment (perlakuan).
35
E. VARIABEL PENELITIAN
1. Definisi Konsep Variabel a. Media Kartu Kata Bergambar
Media bisa disebut juga sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam
menyampaikan pesan. Sebagaimana dikemukakan Budiman et al. (2006: 3)
bahwa:
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari komunikator/pengirim ke komunikan/penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa/mahasiswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media terbagi menjadi tiga unsur pokok yaitu media suara, visual, dan gerak.
Salah satu yang termasuk media visual yaitu kartu kata bergambar dimana pada
proses penyampaian pesannya menyangkut indera pengelihatan. Menurut Arsyad
(2011: 120) kartu kata bergambar adalah “Kartu yang berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan sebagainya) yang digunakan untuk melatih siswa
mengeja dan memperkaya kosa kata”. Pengertian lain mengenai kartu kata bergambar menurut Sistiana (2011:23) bahwa “Kartu kata bergambar merupakan salah satu media membaca gambar dengan menggunakan kartu-kartu untuk
mengenal kosakata selain itu juga kartu kata bergambar ini dapat melatih anak
menulis kata pada kartu kata tersebut”.
Jadi media kartu kata bergambar merupakan alat bantu pembelajaran yang
didalamnya terdapat gambar dan kata yang menjelaskan nama gambar untuk
membantu anak mengenal kata serta melatih menuliskannya. Kartu kata
bergambar memberikan stimulus dan anak memberikan respon sesuai dengan apa
yang diinginkan. Media kartu kata bergambar pada penelitian ini difokuskan
untuk melatih anak menulis kata dengan susunan huruf yang benar.
b. Menulis Kata
Menulis merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi dan
36
Maryam Agustini, 2013
untuk menunjukkan prestasi akademiknya. Beberapa pendapat mengenai
pengertian menulis. Tarigan dalam Abdurrahman (2012: 179) mendefinisikan
bahwa „Menulis sebagai melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa
yang sama dengan penulisan tersebut‟. Hargrove dan Poteet dalam Soendari
(2008: 92) menjelaskan bahwa „Menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa
penulisannya untuk keperluan komunikasi atau mencatat‟.
Ketika berkomukasi, seseorang akan mengungkapkan serangkaian kata-kata
yang tersusun dan mengandung arti untuk menyampaikan pesan yang ingin
disampaikan. Setiap kata yang diucapkan merupakan gabungan dari bunyi-bunyi
yang membentuk kata dengan makna yang berbeda-beda. Alisyahbana dalam
Putrayasa (2008: 44) mengatakan bahwa „Kata adalah kesatuan kumpulan fonem atau huruf yang terkecil yang mengandung pengertian‟. Sedangkan Chaer (2007: 162) mengungkapkan bahwa “Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan
mempunyai satu arti”.
Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan menulis kata merupakan suatu
aktivitas yang menuangkan pikiran, perasaan dan ide dalam bentuk
lambang-lambang grafis atau simbol-simbol yang berbentuk deretan huruf yang memiliki
pengertian untuk berkomunikasi.
2. Definisi Operasional
“Definisi operasional adalah definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati” (Azwar, 2012: 74). Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak
Tunagrahita Ringan”, terdapat dua variabel penelitian, yaitu:
37
Identifikasi variabel-variabel bebas, sebutan kondisi atau faktor perlakuan
dalam suatu eksperimen. Kondisi perlakuan ini dibawah kendali penelitian dan
biasanya diubah dalam suatu eksperimen. “Sebagai variabel bebas faktor-faktor ini mengakibatkan perubahan variable terikat” (Creswell 2002: 124). Jadi variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel Dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas
dalam mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media kartu kata bergambar. Media
kartu kata bergambar dapat melatih anak menulis kata dengan susunan dan jumlah
huruf yang benar dimana anak menulis sendiri suku kata-suku kata yang hilang
pada kata menjadi suatu kata yang utuh dan bermakna. Langkah-langkah
pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar, diantaranya (1)
menyiapkan kartu kata bergambar dan alat tulis, (2) perlihatkan sebagian kartu di
depan anak, (3) anak memilih kartu yang ingin ia pelajari terlebih dahulu, (4) anak
menyebutkan nama gambar, (5) anak membaca kata yang berada dibawah
gambar, (6) dibawahnya lagi terdapat kata yang tidak utuh dan anak menuliskan
suku kata-suku kata yang hilang, (7) anak membaca kata yang telah ia tulis, (8)
terakhir anak menulis kata dibagian belakang kartu secara utuh dan membaca
kembali kata yang ditulis.
b. Variabel Terikat (Y)
“Variabel terikat merupakan variabel tanggapan atau kriteria yang dianggap disebabkan atau dipengaruhi kondisi perlakuan bebas” (Creswell 2002: 124). Jadi variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah kemampuan menulis kata. Adapun satuan ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan tes untuk mengetahui berapa kali anak
melakukannya dengan benar. Anak (MR) diberikan lembar kerja siswa (LKS)
yang berisi 30 gambar berdasarkan kartu kata bergambar. Anak menulis kata
secara utuh dengan susunan huruf yang benar tanpa melihat kartu kata bergambar
38
Maryam Agustini, 2013
F. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Alat ukur
Perlunya melakukan pengukuran terhadap variabel bebas dan variabel terikat
dalam penelitian. Untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti, maka
dibutuhkan suatu alat ukur yang dinamakan instrument penelitian. Menurut
Sugiyono (2008:148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Jadi instrumen penelitian
merupakan alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu
penelitian”.
Alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2006: 150). Tes yang diberikan yaitu tes tertulis pada kondisi baseline-1 (A-1) untuk mengetahui kemampuan
awal anak dalam menulis kata sebelum diberikan intervensi. Tes tertulis pada
kondisi intervensi (B) diberikan ketika proses evaluasi yaitu proses terakhir pada
pelaksanaan intervensi. Tes tulis terakhir diberikan pada kondisi baseline-2 (A-2)
untuk mengetahui apakah intervensi yang dilakukan memberikan perubahan
terhadap kemampuan menulis kata pada anak.
Penggunaan alat ukur berupa tes tertulis ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan anak dalam menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan
susunan dan jumlah huruf sesuai kata yang ditetapkan. Struktur kata yang terdiri
dari dua suku kata berbentuk VKVK, KVKV, KVKVK, KVKKV, dan
KVKKVK. Pemilihan kata pada instrument berdasarkan kata-kata yang terdekat
dari anak yaitu hal-hal yang sering anak temui dilingkungan sekitarnya dan juga
dalam materi belajarnya. Selain itu pemilihan kata juga berdasarkan huruf-huruf
yang anak sering melakukan kesalahan dalam penulisannya seperti huruf b, d, g, j,
k, m, n, p, dan r. Huruf-huruf tersebut berada pada awal, tengah, maupun akhir
39
tersebut letaknya berbeda. Pemilihan kata dalam instrumen terdapat pada Tabel
3.1 pada lampiran.
Prosedur yang dilakukan untuk mempermudah jalannya penelitian agar
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu:
a) Melakukan asessmen awal untuk mengetahui kemampuan subjek dalam
menulis sehingga dapat memberikan intervensi yang disesuaikan dengan
kebutuhan anak.
b) Membuat kisi-kisi yang merupakan rancangan penyusunan instrumen agar
peneliti memiliki pedoman dan gambaran yang jelas tentang isi dan
butir-Tujuan Materi Indikator Butir Soal
40
Maryam Agustini, 2013
berbentuk KVKVK 13.Kasur
14.Mobil
c) Membuat butir-butir soal yang disesuaikan berdasarkan indikator yang ada
pada kisi-kisi sebelumnya. Butir-butir soal yang dibuat sebanyak 30 soal.
d) Membuat sistem penilaian pada setiap butir soal untuk mengetahui skor pada
tahap baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Adapun penilaian dalam
penilitian ini sebagai berikut:
 Skor 1 = Susunan dan jumlah huruf sesuai dengan kata yang ditetapkan.
 Skor 0 = Susunan dan jumlah huruf tidak sesuai dengan kata yang ditetapkan.
Skor akhir:
41
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian
No Kriteria Presentase
1 Sangat baik 100 %
2 Baik 80 %
3 Cukup 60 %
4 Kurang 40 %
5 Sangat kurang 20 %
2. Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Arikunto, 2006: 168). Instrumen yang valid atau sahih berarti memiliki validitas tinggi yang menunjukkan data tidak menyimpang
dari gambaran validitas yang dimaksud. Instrumen yang sudah teruji validitasnya
maka hasil penelitiannya valid sehingga mampu mengukur apa yang akan diukur.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Sugiyono
(2011: 182) menyatakan bahwa “Untuk instumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan”. Menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan,
dan dianalisis. Uji validitas isi ini menggunakan teknik penilaian para ahli
(expert-judgement). Penilaian dari para ahli terhadap butir-butir instrument dilakukan
dengan memberikan tanda (√) pada kolom sesuai atau kolom tidak sesuai.
Setelah hasil penilaian terhadap butir-butir instrument diketahui, maka
tindakan selanjutnya menghitung persentase menggunakan rumus:
� = �
�× 100%
Keterangan:
42
Maryam Agustini, 2013 F = Jumlah sesuai
N = Jumlah penilaian
Para ahli yang melakukan expert-judgement diantaranya dua dosen PLB dan
tiga guru SLB seperti penjelasan yang ada pada tebel berikut ini:
Tabel 3.4
Para Ahli yang Melakukan Expert-Judgement
No Dosen Pendidikan Khusus Guru SLB
1 Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd. Darwina, S.Pd.
2 Dra. Hj. Pudji Asri, M.Pd. Ramini, S.E.
3 Pipih Supiah, S.Pd.
Hasil expert-judgement dari para ahli terdapat pada Tabel 3.5 pada lampiran.
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dilakukan guna mengumpulkan informasi atau data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Alat pengumpulan data yang bersifat
kuantitatif adalah dengan teknik pengukuran salah satunya yaitu tes. Tes ialah
seperangkat rangsangan stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan
skor angka.
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis. Tes tertulis dilakukan
dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tentang aspek-aspek yang ingin
diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis. Tes dilakukan
pada kondisi baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Dalam penelitian ini subjek
diberikan tes untuk menulis 30 kata yang terdiri dari dua suku kata dengan
43
H. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul
sebelum adanya kesimpulan. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan pengukuran persentase (%) dihitung dengan cara jumlah soal yang
benar dibagi soal, dikalikan seratus:
Persentase = Σ � � � �
Σ ℎ × 100%
2. Analisis Data
Setelah data terkumpul kemudian data dianalisis untuk mengetahui pengaruh
intervensi terhadap perilaku sasaran yang ingin diubah. Analisis data yang
digunakan untuk subjek tunggal adalah statistik deskriptif yang berbentuk grafik
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi
dalam jangka waktu yang ditentukan. Sunanto (2006: 30) menjelaskan beberapa
komponen dalam membuat grafik, yaitu:
a. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari, dan tanggal)
b. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya, persen, frekuensi, dan durasi)
c. Titik awal merupakan pertemuan anatara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala
d. Skala, garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%)
e. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi
f. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus
44
Maryam Agustini, 2013
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebegaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2011: 208).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data dari kondisi
baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2) adalah
sebagai berikut:
a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 (A-1)
b. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi (B)
c. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2 (A-2)
d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi
baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2)
e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1 (A-1), skor kondisi
intervensi (B), dan skor kondisi baseline-2 (A-2)
f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat perubahan
yang terjadi dari setiap kondisi
g. Membuat analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi
Komponen analisis dalam kondisi, diantaranya:
a. Panjang kondisi: Banyaknya data dalam suatu kondisi yang menunjukkan banyaknya sesi yang dilakukan.
b. Kecendrungan arah: Menunjukkan perubahan setiap jejak data dari sesi ke sesi dengan garis lurus yang melintasi semua data sehingga banyaknya data yang berada di atas dan di bawah sama banyak.
c. Tingkat stabilitas (level stability): Menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi.
d. Tingkat perubahan (level change): Menunjukkan berapa besar terjadinya perubahan data dalam suatu kondisi dan antar kondisi.
e. Jejak data (data path): Menunjukkan perubahan dari data satu ke data lainnya (menaik, menurun, dan mendatar) dalam suatu kondisi.
f. Rentang: Menunjukkan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Sunanto (2006: 30)
Sedangkan komponen Analisis antar kondisi, yaitu:
45
b. Perubahan kecendrungan arah dan efeknya: Perubahan kecendrungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi yang menunjukkan perubahan perilaku sasaran.
c. Perubahan stabilitas dan efeknya: Menunjukkan kestabilan perubahan sederet data.
d. Perubahan level data: Menunjukkan seberapa besar data berubah antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi. e. Data yang tumpang tindih (overlap): Terjadinya data yang sama pada kedua
72 Maryam Agustini, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa media kartu kata bergambar yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan
susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan memberikan dampak
positif pada target behavior yang dinginkan.
Kemampuan awal menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan
huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan (MR) sebelum diberikan intervensi
masih belum optimal dimana persentase mean level pada kondisi baseline-1 (A-1)
rendah. Setelah intervensi diberikan dengan menggunakan media kartu kata
bergambar menunjukkan hasil bahwa kemampuan menulis kata yang terdiri dari
dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan
meningkat. Hal ini didasarkan dengan adanya peningkatan hasil mean level pada
kondisi baseline-1 (A-1) ke kondisi baseline-2 (A-2).
Perubahan yang terjadi setelah anak diberikan intervensi yaitu anak mampu
menulis kata yang terdiri dari dua suku kata berbentuk VKVK, KVKV, KVKVK,
KVKKV, dan KVKKVK dengan susunan huruf yang benar. Kegiatan belajar
menggunakan media kartu kata bergambar ini memberikan efek baik dalam
pembelajaran akademik terutama dalam kemampuan menulis mengeja
(memproduksi urutan huruf yang benar dalam bentuk ucapan maupun tulisan).
Mampu menulis dengan susunan huruf yang benar akan terhindar dari penulisan
kata yang tidak bermakna sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Jadi,
rumusan masalah dalam penelitian ini terjawab bahwa media kartu kata
bergambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada
73
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti mengajukan saran yaitu
kepada:
1. Pihak guru
Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai pengaruh media
kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak
tunagrahita ringan ini berhasil, maka peneliti menyarankan agar media kartu kata
bergambar dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran di kelas untuk
membantu anak meningkatkan kemampuan menulis kata dengan susunan huruf
yang benar. Guru dapat mengembangkan kurikulum yang ada disekolah dengan
menyertakan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan kemampuan
menulis. Jika ingin membuat kartu kata bergambar untuk subjek yang berbeda,
harus disesuaikan dengan kondisi anak berdasarkan hasil asesmen terlebih dahulu.
2. Penelitian selanjutnya
Penelitian ini mengungkapkan pengaruh media kartu kata bergambar untuk
meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan kelas 4
SDLB. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subjek yang
lainnya dengan karakteristik dan permasalahan yang beragam, karena penelitian
ini hanya berlaku untuk subjek dalam penelitian ini yang didasarkan dengan
kondisi subjek dan berdasarkan huruf-huruf yang sering ditemukan kesalahan
74 Maryam Agustini, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Akhadiah, et al. (1993). Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.
Alimin, et al. (2007). Penggunaan Media Animasi Komputer dalam Meningkatkan
Kemampuan Memahami Konsep Bilangan Anak Tunagrahita Ringan.
Bandung: PLB FIP UPI Bandung.
Amin, Moh. (1995). Ortopedagofik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.
Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo
Anshori, D. S., dan Sumiyadi. (2009). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif
Pendidikan. Bandung: FPBS UPI
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astati dan Mulyati. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: CV. CATUR KARYA MANDIRI.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Badudu, Y. (1994). Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Prima
Budiman, R. (2006). Media Pembelajaran. Bandung: Depdiknas.
Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Creswell. (2003). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. Jakarta: KIK Press.
Daryanto, S. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Surabaya: Apollo.
Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herlianti, Y. (2012). Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Dalam
75
Khalilullah. (2013). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Mather, N. et al. (2009). Writing Assessment and Instruction for Students with
Learning Disabilities. San Francisco: Jossey-Bass
Mayer, R. (2009). Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mercer, C. D., and Ann R. Mercer. (1989). Teaching Students With Learning
Problems. Columbus Toronto: Merrill Publishing Company.
Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan Landasan Penyusunan Buku Pelajaran
Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press.
Putrayasa, I. B. (2008). Kajian Morfologi Bentuk Derivasional dan Infleksional. Bandung: PT. Refika Aditama.
Suherman, Y. (2005). Adaptasi Pembelajaran Siswa Berkesulitan Belajar. Bandung: Rizqi Press
Sistiana, N. (2011). Penggunaan Permainan Kartu Kata Bergambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Kosa Kata Pada Anak Tunarungu.
Bandung: Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Sobariah, L. (2012). Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk
Meningkatkan Pembendaharaan Kata Pada Siswa Tunarungu. Bandung:
Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Soendari, et al. (2008). Modul Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PLB FIP UPI.
Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.