• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FIP: 012/Pend. Khusus – S1/Juni/2013

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA

PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak

Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Disusun Oleh: Maryam Agustini

0901851

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Maryam Agustini, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN

(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak

Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)

Oleh Maryam Agustini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Maryam Agustini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MARYAM AGUSTINI 0901851

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA

PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBIING I

Dr. Tjutju Soendari, M.Pd NIP. 19560214 198003 2 001

PEMBIMBING II

dr. Riksma Nurahmi, M.Pd NIP. 19751118 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

(4)

i Maryam Agustini, 2013

ABSTRAK

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak

Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)

(Maryam Agustini 0901851)

Anak tunagrahita ringan memiliki kesulitan dalam memahami hal yang bersifat abstrak seperti menulis. Daya ingat yang lemah menyebabkan mereka sering mengalami kesalahan dalam menulis seperti menulis masih terbalik-balik, kesalahan dalam penulisan bentuk huruf, penambahan huruf, penulisan huruf yang tidak lengkap sehingga apa yang mereka tulis menjadi tidak bermakna. Menulis merupakan salah satu cara seseorang menuangkan ide ataupun informasi secara non-verbal dalam bentuk visual. Media pembelajaran dengan menggunakan papan tulis dan buku bacaan dirasa tidak cukup untuk menunjang berkembangnya kemampuan menulis pada anak. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan bantuan media kartu kata bergambar. Media kartu kata bergambar merupakan salah satu media yang membantu anak tunagrahita dengan cara menampilkan gambar disertai kata yang menerangkan nama gambar untuk membantu anak mengenal susunan huruf dan meresponnya secara lisan maupun tertulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media kartu kata bergambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa media kartu kata bergambar berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan kelas 4 SDLB di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor. Peningkatan dapat dilihat dari hasil mean level yaitu pada kondisi baseline-1 (A-1) sebesar 29,17%, kondisi intervensi (B) sebesar 78,33%, dan kondisi baseline-2 (A-2) sebesar 87,52%. Oleh karena itu, disarankan agar media kartu kata bergambar dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran di kelas untuk membantu anak meningkatkan kemampuan menulis kata dengan susunan huruf yang benar.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Deskripsi Teori ... 7

1. Konsep Dasar Tunagrahita ... 7

a. Pengertian Anak Tunagrahita ... 7

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 9

c. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ... 10

2. Konsep Dasar Menulis ... 13

a. Pengertian Menulis ... 13

b. Keterampilan Menulis ... 14

c. Menulis Kata ... 15

(6)

vi Maryam Agustini, 2013

e. Kemampuan Menulis Anak Tunagrahita Ringan ... 19

3. Konsep Dasar Media Kartu Kata Bergambar ... 21

a. Media Pembelajaran ... 21

b. Kartu Kata Bergambar ... 23

c. Kartu Kata Bergambar Sebagai Media Pembelajaran Menulis Kata ... 24

d. Bentuk Media Kartu Kata Bergambar ... 27

e. Langkah-langkah Pembelajaran Media Kartu Kata Bergambar ... 28

B. Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berfikir ... 30

D. Pertanyaan Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 32

(7)

2. Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Data Baseline-1 (A-1) ... 46

2. Data Intervensi (B) ... 47

3. Data Baseline-2 (A-2) ... 49

B. Analisis Data ... 51

1. Analisis Dalam Kondisi ... 52

a. Panjang Kondisi ... 52

b. Kecenderungan Arah ... 52

c. Kecenderungan Stabilitas ... 54

d. Jejak Data ... 60

e. Level Stabilitas dan Rentang ... 60

f. Level Perubahan ... 61

2. Analisis Antar Kondisi ... 63

a. Variabel yang Diubah ... 64

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 64

c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 64

d. Perubahan Level Data ... 65

e. Data Tumpang Tindih (overlap) ... 65

C. Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

viii Maryam Agustini, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 9

3.1 Pemilihan Kata Pada Instrumen ... 38

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 39

3.3 Kriteria Penilaian ... 41

3.4 Para Ahli yang Melakukan Expert-Judgement ... 42

3.5 Hasil judgement ... 43

4.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 46

4.2 Kondisi Intervensi (B) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 48

4.3 Kondisi Baseline-2 (A-2) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 49

4.4 Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 50

4.5 Panjang Kondisi Penelitian ... 52

4.6 Kecenderungan Arah ... 53

4.7 Persentase Data Poin Pada Kondisi Baseline-1 (A-1) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 55

4.8 Persentase Data Poin Pada Kondisi Intervensi (B) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 57

4.9 Persentase Data Poin Pada Kondisi Baseline-2 (A-2) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 59

4.10 Kecenderungan Stabillitas ... 60

4.11 Jejak Data... 60

4.12 Level Stabilitas dan Rentang ... 61

4.13 Level Perubahan ... 61

4.14 Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi ... 62

(9)

4.16 Perubahan Kecenderungan Arah Dan Efeknya ... 64

4.17 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 65

4.18 Perubahan Level Data ... 65

4.19 Data Persentase Overlap ... 67

(10)

x Maryam Agustini, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman dari Edgar Dale... 22

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

3.1 Desain ABA ... 33

4.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 47

4.2 Kondisi Intervensi (B) ... 48

4.3 Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 50

4.4 Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 51

4.5 Kecenderungan Arah Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ... 53

4.6 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 55

4.7 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Intervensi (B) ... 57

4.8 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 59

4.9 Data Overlap Kondisi Baseline-1 (A-1) ke Intervensi (B) ... 66

4.10 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline-2 (A-2) ... 67

(12)

1 Maryam Agustini, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Laju perkembangan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, baik dalam

fungsi motorik, kognitif, maupun afektifnya. Orang-orang yang fungsi motorik,

kognitif, dan afektifnya berkembang dengan baik tidak akan menemukan

kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Fungsi kognitif

memungkinkan seseorang dalam mengetahui, menyadari, mengerti, menggunakan

abstraksi, dan menalar. “Salah satu elemen penting dari kognisi adalah ingatan

atau memori, dan memori tersebut memiliki peran yang besar dalam pencapaian

prestasi belajar akademik” (Abdurrahman, 2012: 135). Hambatan yang terjadi

pada aspek kognitif membuat proses belajar seseorang terganggu karena dalam

proses belajar dibutuhkan kemampuan menalar, berfikir abstrak dan mengingat

informasi.

Sama halnya dengan anak tunagrahita yang mengalami hambatan dalam aspek

kognitif. Efendi (2008: 96) menyatakan bahwa “Anak tunagrahita, gangguan

fungsi kognitifnya terjadi pada kelemahan salah satu atau lebih dalam proses

tersebut (diantaranya proses persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian dan

penalaran)”. Hambatan perkembangan fungsi kognitif menjadikan anak

tunagrahita mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan

sekitar baik itu di rumah, masyarakat, maupun di sekolah. Amin (1995:11)

menyataka bahwa “Anak tunagrahita kurang cakap dalam memikirkan hal-hal

yang bersifat abstrak, yang sulit-sulit dan yang berbelit-belit”. Keterbatasan

kemampuan berfikir mereka tentu menyebabkan anak tunagrahita mengalami

kesulitan ketika belajar terutama dalam bidang pengajaran akademik seperti

membaca, menulis, dan berhitung.

Kegiatan pembelajaran di sekolah yang terkait tugas akademik seperti

membaca, menulis, dan berhitung. Menulis merupakan keterampilan yang sangat

kompleks jika dibandingkan dengan penguasaan keterampilan-keterampilan lain

(13)

2

yang baik, sudah pasti mengintegrasikan kemampuan visual motor dan

konseptual”. Aktivitas menulis mengharuskan seseorang untuk menggerakkan

lengan, tangan, jari dan matanya secara terintegrasi, melukiskan lambang-lambang

grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang lain yang

menggunakan bahasa yang sama dengan penulisan tersebut. Menulis merupakan

usaha seseorang untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri

melalui bahasa secara tertulis. Kemampuan menulis permulaan sudah

diperkenalkan sejak anak duduk di kelas rendah. Semakin tinggi tingkatan kelas,

maka semakin tinggi kemampuan menulis yang dikembangkan pada kemampuan

menulis mengeja dan menulis lanjutan. Saat menginjak kelas 4 SD kemampuan

menulis ekpresif/lanjutan sudah dibiasakan dan dikembangkan. Anak kelas 4 SD

pada umunya sudah mampu menuangkan ide atau pikirannya dalam suatu tulisan

berupa paragraf, surat, karangan, dan puisi.

Hal tersebut berbeda dengan kemampuan menulis yang dikuasai anak

tunagrahita pada penelitan ini. Sebagaimana menurut Somantri (2007: 105)

menyatakan bahwa “Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti belajar dan berhitung, menulis dan membaca juga terbatas”. Anak tunagrahita ringan dapat menulis meskipun tergolong dalam kata-kata yang

sederhana, namun terkadang masih saja terjadi kesalahan penulisan huruf maupun

kurangnya huruf dalam penulisan kata. Kemampuan memori anak yang lemah dan

terbatas membuat anak kesulitan ketika harus mengingat kembali informasi yang

didengar atau dilihat. Kesalahan penulisan huruf pada kata akan menghasilkan

kata yang berbeda atau bahkan menjadi kata yang tidak bermakna. Anak terbiasa

menulis dengan cara menyalin tulisan dari suatu bacaan yang ada di buku. Tidak

dibiasakan menulis berdasarkan idenya sendiri seperti membuat kalimat atau

mengarang menjadikan kemampuan menulis anak tidak berkembang.

Faktor lainnya yang mempengaruhi kemampuan menulis pada anak adalah

media pembelajaran yang digunakan guru. Media pembelajaran yang kurang

menunjang menjadikan kemampuan menulis anak tidak berkembang. Hanya

terbatas pada penggunaan papan tulis dan buku bacaan yang dijadikan sebagai

(14)

3

Maryam Agustini, 2013

kurang terjalin interaksi, sedangkan buku bacaan yang penggunaannya kurang

dikembangkan untuk kemampuan menulis. Permasalahan ini dianggap sangat

penting diteliti karena dapat membantu dalam menemukan media pembelajaran

yang cocok dan menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan menulis anak.

Jika permasalahan ini dibiarkan tentu tidak berdampak baik bagi anak. Kesalahan

dalam penulisan yang dilakukan anak dapat menimbulkan makna yang berbeda

dan bahkan tidak dimengerti orang lain. Oleh karena itu, diperlukan media yang

mampu membantu anak dapat dengan mudah mengingat huruf-huruf yang akan

ditulis dan memahami makna dari apa yang ia tulis.

Picture dictionaries, simple readers, word cards, labels on classroom object, and lists of interest or topical words should be available to stimulate ideas an

extend the student’s writing (and reading) vocabulary” (Mercer. Cecil D and Ann

R. Mercer, 1989: 374). Berdasarkan uraian tersebut, salah satu media yang bisa

diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menulis yaitu dengan media kartu.

Pada kartu tersebut terdapat gambar benda, hewan dan lainnya yang disertai kata

untuk menerangkan gambar tersebut. “Kartu kata bergambar merupakan media

yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak, dimana anak dapat

secara langsung terlibat dalam pengenalan huruf dan kata” (Sistiana 2011:5). Pada

kartu kata bergambar anak dilatih untuk menulis kata berdasarkan suku kata-suku

kata pada kata. Di setiap kartu terdapat tahap menulis kata yang disajikan dengan

suku kata yang tidak lengkap dan anak menuliskan huruf yang hilang tersebut

sehingga membentuk kata yang utuh.

Menulis dengan bantuan media kartu kata bergambar dapat memudahkan anak

untuk mengingat suku kata-suku kata yang ada pada sebuah kata. Karena pada

proses pembelajarannya, terdapat tahapan-tahapan dimana anak benar-benar

memperhatikan suku kata-suku kata yang ada dengan cara menuliskannya sendiri.

Kata yang disertai gambar akan membantu anak untuk lebih memahami makna

(15)

4

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi dan menjelaskan seluruh

faktor-faktor yang muncul sebagai penyebab, berkaitan, memberi efek pada

variable yang akan diteliti yaitu variabel terikat. Adapun indentifikasi masalah

pada penelitian ini adalah:

1. Anak tunagrahita sering melakukan kesalahan dalam menulis kata seperti

kesalahan penulisan huruf maupun kurangnya huruf dalam penulisan kata.

2. Kurangnya upaya membiasakan anak tunagrahita ringan menulis berdasarkan

idenya sendiri di sekolah karena anak terbiasa hanya menyalin tulisan dari

suatu bacaan.

3. Kurangnya media untuk meningkatkan kemampuan menulis, hanya terbatas

menggunakan papan tulis dan buku bacaan.

4. Media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata

pada anak tunagrahita ringan dapat memudahkan anak mengingat suku

kata-suku kata yang ada pada sebuah kata dengan cara menuliskannya sendiri.

C. BATASAN MASALAH

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh media kartu kata

bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua

suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang telah

(16)

5

Maryam Agustini, 2013

E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh media kartu kata bergambar terhadap peningkatan kemampuan menulis

kata pada anak tunagrahita ringan.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata

dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan sebelum

diberikan media kartu kata bergambar.

2) Untuk mengetahui kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata

dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan sesudah

diberikan media kartu kata bergambar.

3) Untuk mengetahui pengaruh media kartu kata bergambar terhadap

peningkatan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan

susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi terhadap media

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis bagi anak

tunagrahita ringan yang mengalami kesulitan menulis kata dengan susunan

dan jumlah huruf yang benar.

b. Diharapkan dapat membantu anak tunagrahita untuk lebih mudah mengingat

huruf-huruf yang ada pada suatu kata sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

(17)

6

F. STRUKTUR ORGANISASI

Rincian struktur organisasi dari setiap bab dan bagian bab dalam penelitian ini

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan dalam penelitian ini berisi latar belakang penelitian,

Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, serta Tujuan dan

Kegunaan Penelitian.

2. BAB II Kajian Pustaka dalam penelitian ini berisi Deskripsi Teori, Penelitian

Sebelumnya yang Relevan, Kerangka Berfikir, dan Pertanyaan Penelitian.

3. BAB III Metode Penelitian dalam penelitian ini berisi Subjek Penelitian,

Metode Penelitian, Variabel Penelitian, Instrumen Peneltian, Teknik

Pengumpulan Data, serta Pengolahan dan Analisis Data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan dalam penelitian ini berisi Hasil

Penelitian, Analisis Data, dan Pembahasan.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran dalam penelitian ini berisi Kesimpulan dan

(18)

32 Maryam Agustini, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SLB- BC Bina Mandiri Bogor. Peneliti mengambil

tempat untuk melakukan intervensi di ruang kelas kosong dengan maksud agar

subjek tidak merasa terganggu dengan teman-temannya dan dapat berkonsentrasi

selama berjalannya intervensi. Lamanya intervensi disesuaikan dengan jam

pelajaran sekolah dimana satu jam pelajaran 35 menit. Kegiatan intervensi

dilakukan selama dua jam pelajaran pertama yaitu dari pukul 08.00-09.10 WIB.

B. SUBJEK PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu subjek yaitu seorang anak

tunagrahita ringan. Subjek yang diambil didasarkan karena rendahnya

kemampuan subjek dalam menulis kata dengan susunan huruf yang benar.

Adapun identitas subjek sebagai berikut:

Nama : MR

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : Bogor, 13 Januari 2001

Agama : Islam

Alamat : Pangkalan Warung Jambu, Bogor Utara

Kota Bogor

Hambatan : Tunagrahita Ringan

Kelas : IV SDLB

Sekolah : SLB- BC Bina Mandiri

(19)

33

C. DESAIN PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. “Desain A -B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan

variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan desain A-B, hanya saja ada

pengulangan kondisi baseline” (Sunanto, 2006: 44). Desain A-B-A dimaksudkan untuk menarik kesimpulan tentang hubungan fungsional antara variabel bebas

terhadap variabel terikat. Terdapat tiga tahapan dalam desain A-B-A antara lain:

Baseline-1 (1), Intervensi/treatment (B), Baseline-2 (2). Prosedur desain

A-B-A adalah seperti yang terlihat pada grafik berikut ini:

Grafik 3.1 Desain ABA

Dalam penelitian ini yang menjadi baseline-1 (A-1) yakni kemampuan dasar,

dimaksud disini yaitu kemampuan awal subjek (MR) dalam menulis kata. Subjek

(MR) diamati, sehingga dalam kondisi kemampuan awal subjek tersebut dapat

diambil datanya dengan tidak ada rekayasa. Pengamatan dan pengambilan data

tersebut dilakukan secara berulang untuk memastikan data yang sudah didapat dan

(20)

34

Maryam Agustini, 2013

B (perlakuan dan intervensi) yang dilakukan berupa penerapan media kartu

kata bergambar. Anak (MR) menyebutkan gambar dan membaca kata yang ada

pada kartu tersebut. Selanjutnya anak memperhatikan kata yang tidak utuh karena

terdapat suku kata yang hilang. Anak menuliskan suku kata sehingga menjadi

suatu kata yang utuh. Kemudian anak menulis kata secara utuh pada bagian

belakang kartu tanpa melihat bagian depan kartu.

Baseline-2 (A-2) merupakan pengamatan kembali terhadap kemampuan

menulis kata pada anak tunagrahita ringan (MR) ketika anak diberikan Lembar

Kerja Siswa (LKS) yang terdapat 30 gambar berdasarkan kartu kata bergambar.

Anak menuliskan kata dengan susunan huruf yang benar pada setiap gambar tanpa

melihat kartu kata bergambar lagi. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi sudah

sejauh mana intervensi yang dilakukan berpengaruh terhadap subjek.

D. METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu “Pengaruh media kartu kata

bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita

ringan” maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode

kuantitatif yang dimaksudkan untuk menguji hubungan sebab dan akibat. Menurut

Sugiyono (2008: 11) “Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)

tertentu”. Sedangkan Arikunto (2006: 14) berpedapat bahwa “… jika penelitian

ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka

penelitiannya berbentuk eksperimen”.

Disimpulkan bahwa penelitian dengan metode eksperimen dimaksudkan untuk

mengetahui gambaran tentang pengaruh perlakukan yang diberikan secara

sengaja. Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan

pendekatan Single Subject Research (SSR). Penelitian SSR dilakukan untuk

mendokumentasikan perubahan tingkah laku subjek yang diteliti setelah diberi

treatment (perlakuan).

(21)

35

E. VARIABEL PENELITIAN

1. Definisi Konsep Variabel a. Media Kartu Kata Bergambar

Media bisa disebut juga sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam

menyampaikan pesan. Sebagaimana dikemukakan Budiman et al. (2006: 3)

bahwa:

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari komunikator/pengirim ke komunikan/penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa/mahasiswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Media terbagi menjadi tiga unsur pokok yaitu media suara, visual, dan gerak.

Salah satu yang termasuk media visual yaitu kartu kata bergambar dimana pada

proses penyampaian pesannya menyangkut indera pengelihatan. Menurut Arsyad

(2011: 120) kartu kata bergambar adalah “Kartu yang berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan sebagainya) yang digunakan untuk melatih siswa

mengeja dan memperkaya kosa kata”. Pengertian lain mengenai kartu kata bergambar menurut Sistiana (2011:23) bahwa “Kartu kata bergambar merupakan salah satu media membaca gambar dengan menggunakan kartu-kartu untuk

mengenal kosakata selain itu juga kartu kata bergambar ini dapat melatih anak

menulis kata pada kartu kata tersebut”.

Jadi media kartu kata bergambar merupakan alat bantu pembelajaran yang

didalamnya terdapat gambar dan kata yang menjelaskan nama gambar untuk

membantu anak mengenal kata serta melatih menuliskannya. Kartu kata

bergambar memberikan stimulus dan anak memberikan respon sesuai dengan apa

yang diinginkan. Media kartu kata bergambar pada penelitian ini difokuskan

untuk melatih anak menulis kata dengan susunan huruf yang benar.

b. Menulis Kata

Menulis merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi dan

(22)

36

Maryam Agustini, 2013

untuk menunjukkan prestasi akademiknya. Beberapa pendapat mengenai

pengertian menulis. Tarigan dalam Abdurrahman (2012: 179) mendefinisikan

bahwa „Menulis sebagai melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa

yang sama dengan penulisan tersebut‟. Hargrove dan Poteet dalam Soendari

(2008: 92) menjelaskan bahwa „Menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa

penulisannya untuk keperluan komunikasi atau mencatat‟.

Ketika berkomukasi, seseorang akan mengungkapkan serangkaian kata-kata

yang tersusun dan mengandung arti untuk menyampaikan pesan yang ingin

disampaikan. Setiap kata yang diucapkan merupakan gabungan dari bunyi-bunyi

yang membentuk kata dengan makna yang berbeda-beda. Alisyahbana dalam

Putrayasa (2008: 44) mengatakan bahwa „Kata adalah kesatuan kumpulan fonem atau huruf yang terkecil yang mengandung pengertian‟. Sedangkan Chaer (2007: 162) mengungkapkan bahwa “Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan

mempunyai satu arti”.

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan menulis kata merupakan suatu

aktivitas yang menuangkan pikiran, perasaan dan ide dalam bentuk

lambang-lambang grafis atau simbol-simbol yang berbentuk deretan huruf yang memiliki

pengertian untuk berkomunikasi.

2. Definisi Operasional

“Definisi operasional adalah definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati” (Azwar, 2012: 74). Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak

Tunagrahita Ringan”, terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

(23)

37

Identifikasi variabel-variabel bebas, sebutan kondisi atau faktor perlakuan

dalam suatu eksperimen. Kondisi perlakuan ini dibawah kendali penelitian dan

biasanya diubah dalam suatu eksperimen. “Sebagai variabel bebas faktor-faktor ini mengakibatkan perubahan variable terikat” (Creswell 2002: 124). Jadi variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel Dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas

dalam mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media kartu kata bergambar. Media

kartu kata bergambar dapat melatih anak menulis kata dengan susunan dan jumlah

huruf yang benar dimana anak menulis sendiri suku kata-suku kata yang hilang

pada kata menjadi suatu kata yang utuh dan bermakna. Langkah-langkah

pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar, diantaranya (1)

menyiapkan kartu kata bergambar dan alat tulis, (2) perlihatkan sebagian kartu di

depan anak, (3) anak memilih kartu yang ingin ia pelajari terlebih dahulu, (4) anak

menyebutkan nama gambar, (5) anak membaca kata yang berada dibawah

gambar, (6) dibawahnya lagi terdapat kata yang tidak utuh dan anak menuliskan

suku kata-suku kata yang hilang, (7) anak membaca kata yang telah ia tulis, (8)

terakhir anak menulis kata dibagian belakang kartu secara utuh dan membaca

kembali kata yang ditulis.

b. Variabel Terikat (Y)

“Variabel terikat merupakan variabel tanggapan atau kriteria yang dianggap disebabkan atau dipengaruhi kondisi perlakuan bebas” (Creswell 2002: 124). Jadi variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah kemampuan menulis kata. Adapun satuan ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan tes untuk mengetahui berapa kali anak

melakukannya dengan benar. Anak (MR) diberikan lembar kerja siswa (LKS)

yang berisi 30 gambar berdasarkan kartu kata bergambar. Anak menulis kata

secara utuh dengan susunan huruf yang benar tanpa melihat kartu kata bergambar

(24)

38

Maryam Agustini, 2013

F. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Alat ukur

Perlunya melakukan pengukuran terhadap variabel bebas dan variabel terikat

dalam penelitian. Untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti, maka

dibutuhkan suatu alat ukur yang dinamakan instrument penelitian. Menurut

Sugiyono (2008:148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Jadi instrumen penelitian

merupakan alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu

penelitian”.

Alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2006: 150). Tes yang diberikan yaitu tes tertulis pada kondisi baseline-1 (A-1) untuk mengetahui kemampuan

awal anak dalam menulis kata sebelum diberikan intervensi. Tes tertulis pada

kondisi intervensi (B) diberikan ketika proses evaluasi yaitu proses terakhir pada

pelaksanaan intervensi. Tes tulis terakhir diberikan pada kondisi baseline-2 (A-2)

untuk mengetahui apakah intervensi yang dilakukan memberikan perubahan

terhadap kemampuan menulis kata pada anak.

Penggunaan alat ukur berupa tes tertulis ini bertujuan untuk mengukur

kemampuan anak dalam menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan

susunan dan jumlah huruf sesuai kata yang ditetapkan. Struktur kata yang terdiri

dari dua suku kata berbentuk VKVK, KVKV, KVKVK, KVKKV, dan

KVKKVK. Pemilihan kata pada instrument berdasarkan kata-kata yang terdekat

dari anak yaitu hal-hal yang sering anak temui dilingkungan sekitarnya dan juga

dalam materi belajarnya. Selain itu pemilihan kata juga berdasarkan huruf-huruf

yang anak sering melakukan kesalahan dalam penulisannya seperti huruf b, d, g, j,

k, m, n, p, dan r. Huruf-huruf tersebut berada pada awal, tengah, maupun akhir

(25)

39

tersebut letaknya berbeda. Pemilihan kata dalam instrumen terdapat pada Tabel

3.1 pada lampiran.

Prosedur yang dilakukan untuk mempermudah jalannya penelitian agar

mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu:

a) Melakukan asessmen awal untuk mengetahui kemampuan subjek dalam

menulis sehingga dapat memberikan intervensi yang disesuaikan dengan

kebutuhan anak.

b) Membuat kisi-kisi yang merupakan rancangan penyusunan instrumen agar

peneliti memiliki pedoman dan gambaran yang jelas tentang isi dan

butir-Tujuan Materi Indikator Butir Soal

(26)

40

Maryam Agustini, 2013

berbentuk KVKVK 13.Kasur

14.Mobil

c) Membuat butir-butir soal yang disesuaikan berdasarkan indikator yang ada

pada kisi-kisi sebelumnya. Butir-butir soal yang dibuat sebanyak 30 soal.

d) Membuat sistem penilaian pada setiap butir soal untuk mengetahui skor pada

tahap baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Adapun penilaian dalam

penilitian ini sebagai berikut:

 Skor 1 = Susunan dan jumlah huruf sesuai dengan kata yang ditetapkan.

 Skor 0 = Susunan dan jumlah huruf tidak sesuai dengan kata yang ditetapkan.

Skor akhir:

(27)

41

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian

No Kriteria Presentase

1 Sangat baik 100 %

2 Baik 80 %

3 Cukup 60 %

4 Kurang 40 %

5 Sangat kurang 20 %

2. Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Arikunto, 2006: 168). Instrumen yang valid atau sahih berarti memiliki validitas tinggi yang menunjukkan data tidak menyimpang

dari gambaran validitas yang dimaksud. Instrumen yang sudah teruji validitasnya

maka hasil penelitiannya valid sehingga mampu mengukur apa yang akan diukur.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Sugiyono

(2011: 182) menyatakan bahwa “Untuk instumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan

materi pelajaran yang telah diajarkan”. Menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan,

dan dianalisis. Uji validitas isi ini menggunakan teknik penilaian para ahli

(expert-judgement). Penilaian dari para ahli terhadap butir-butir instrument dilakukan

dengan memberikan tanda (√) pada kolom sesuai atau kolom tidak sesuai.

Setelah hasil penilaian terhadap butir-butir instrument diketahui, maka

tindakan selanjutnya menghitung persentase menggunakan rumus:

� = �

�× 100%

Keterangan:

(28)

42

Maryam Agustini, 2013 F = Jumlah sesuai

N = Jumlah penilaian

Para ahli yang melakukan expert-judgement diantaranya dua dosen PLB dan

tiga guru SLB seperti penjelasan yang ada pada tebel berikut ini:

Tabel 3.4

Para Ahli yang Melakukan Expert-Judgement

No Dosen Pendidikan Khusus Guru SLB

1 Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd. Darwina, S.Pd.

2 Dra. Hj. Pudji Asri, M.Pd. Ramini, S.E.

3 Pipih Supiah, S.Pd.

Hasil expert-judgement dari para ahli terdapat pada Tabel 3.5 pada lampiran.

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dilakukan guna mengumpulkan informasi atau data

yang dibutuhkan dalam penelitian. Alat pengumpulan data yang bersifat

kuantitatif adalah dengan teknik pengukuran salah satunya yaitu tes. Tes ialah

seperangkat rangsangan stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan

maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan

skor angka.

Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis. Tes tertulis dilakukan

dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tentang aspek-aspek yang ingin

diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis. Tes dilakukan

pada kondisi baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Dalam penelitian ini subjek

diberikan tes untuk menulis 30 kata yang terdiri dari dua suku kata dengan

(29)

43

H. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul

sebelum adanya kesimpulan. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini

menggunakan pengukuran persentase (%) dihitung dengan cara jumlah soal yang

benar dibagi soal, dikalikan seratus:

Persentase = Σ � � � �

Σ ℎ × 100%

2. Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian data dianalisis untuk mengetahui pengaruh

intervensi terhadap perilaku sasaran yang ingin diubah. Analisis data yang

digunakan untuk subjek tunggal adalah statistik deskriptif yang berbentuk grafik

dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi

dalam jangka waktu yang ditentukan. Sunanto (2006: 30) menjelaskan beberapa

komponen dalam membuat grafik, yaitu:

a. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari, dan tanggal)

b. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya, persen, frekuensi, dan durasi)

c. Titik awal merupakan pertemuan anatara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala

d. Skala, garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%)

e. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi

f. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus

(30)

44

Maryam Agustini, 2013

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebegaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2011: 208).

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data dari kondisi

baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2) adalah

sebagai berikut:

a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 (A-1)

b. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi (B)

c. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2 (A-2)

d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2)

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1 (A-1), skor kondisi

intervensi (B), dan skor kondisi baseline-2 (A-2)

f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat perubahan

yang terjadi dari setiap kondisi

g. Membuat analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi

Komponen analisis dalam kondisi, diantaranya:

a. Panjang kondisi: Banyaknya data dalam suatu kondisi yang menunjukkan banyaknya sesi yang dilakukan.

b. Kecendrungan arah: Menunjukkan perubahan setiap jejak data dari sesi ke sesi dengan garis lurus yang melintasi semua data sehingga banyaknya data yang berada di atas dan di bawah sama banyak.

c. Tingkat stabilitas (level stability): Menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi.

d. Tingkat perubahan (level change): Menunjukkan berapa besar terjadinya perubahan data dalam suatu kondisi dan antar kondisi.

e. Jejak data (data path): Menunjukkan perubahan dari data satu ke data lainnya (menaik, menurun, dan mendatar) dalam suatu kondisi.

f. Rentang: Menunjukkan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Sunanto (2006: 30)

Sedangkan komponen Analisis antar kondisi, yaitu:

(31)

45

b. Perubahan kecendrungan arah dan efeknya: Perubahan kecendrungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi yang menunjukkan perubahan perilaku sasaran.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya: Menunjukkan kestabilan perubahan sederet data.

d. Perubahan level data: Menunjukkan seberapa besar data berubah antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi. e. Data yang tumpang tindih (overlap): Terjadinya data yang sama pada kedua

(32)

72 Maryam Agustini, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa media kartu kata bergambar yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan

susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan memberikan dampak

positif pada target behavior yang dinginkan.

Kemampuan awal menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan

huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan (MR) sebelum diberikan intervensi

masih belum optimal dimana persentase mean level pada kondisi baseline-1 (A-1)

rendah. Setelah intervensi diberikan dengan menggunakan media kartu kata

bergambar menunjukkan hasil bahwa kemampuan menulis kata yang terdiri dari

dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan

meningkat. Hal ini didasarkan dengan adanya peningkatan hasil mean level pada

kondisi baseline-1 (A-1) ke kondisi baseline-2 (A-2).

Perubahan yang terjadi setelah anak diberikan intervensi yaitu anak mampu

menulis kata yang terdiri dari dua suku kata berbentuk VKVK, KVKV, KVKVK,

KVKKV, dan KVKKVK dengan susunan huruf yang benar. Kegiatan belajar

menggunakan media kartu kata bergambar ini memberikan efek baik dalam

pembelajaran akademik terutama dalam kemampuan menulis mengeja

(memproduksi urutan huruf yang benar dalam bentuk ucapan maupun tulisan).

Mampu menulis dengan susunan huruf yang benar akan terhindar dari penulisan

kata yang tidak bermakna sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Jadi,

rumusan masalah dalam penelitian ini terjawab bahwa media kartu kata

bergambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada

(33)

73

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti mengajukan saran yaitu

kepada:

1. Pihak guru

Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai pengaruh media

kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak

tunagrahita ringan ini berhasil, maka peneliti menyarankan agar media kartu kata

bergambar dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran di kelas untuk

membantu anak meningkatkan kemampuan menulis kata dengan susunan huruf

yang benar. Guru dapat mengembangkan kurikulum yang ada disekolah dengan

menyertakan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan kemampuan

menulis. Jika ingin membuat kartu kata bergambar untuk subjek yang berbeda,

harus disesuaikan dengan kondisi anak berdasarkan hasil asesmen terlebih dahulu.

2. Penelitian selanjutnya

Penelitian ini mengungkapkan pengaruh media kartu kata bergambar untuk

meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan kelas 4

SDLB. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subjek yang

lainnya dengan karakteristik dan permasalahan yang beragam, karena penelitian

ini hanya berlaku untuk subjek dalam penelitian ini yang didasarkan dengan

kondisi subjek dan berdasarkan huruf-huruf yang sering ditemukan kesalahan

(34)

74 Maryam Agustini, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Akhadiah, et al. (1993). Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Alimin, et al. (2007). Penggunaan Media Animasi Komputer dalam Meningkatkan

Kemampuan Memahami Konsep Bilangan Anak Tunagrahita Ringan.

Bandung: PLB FIP UPI Bandung.

Amin, Moh. (1995). Ortopedagofik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.

Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo

Anshori, D. S., dan Sumiyadi. (2009). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif

Pendidikan. Bandung: FPBS UPI

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astati dan Mulyati. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: CV. CATUR KARYA MANDIRI.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Badudu, Y. (1994). Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Prima

Budiman, R. (2006). Media Pembelajaran. Bandung: Depdiknas.

Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Creswell. (2003). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. Jakarta: KIK Press.

Daryanto, S. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Surabaya: Apollo.

Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herlianti, Y. (2012). Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Dalam

(35)

75

Khalilullah. (2013). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Mather, N. et al. (2009). Writing Assessment and Instruction for Students with

Learning Disabilities. San Francisco: Jossey-Bass

Mayer, R. (2009). Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mercer, C. D., and Ann R. Mercer. (1989). Teaching Students With Learning

Problems. Columbus Toronto: Merrill Publishing Company.

Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan Landasan Penyusunan Buku Pelajaran

Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Putrayasa, I. B. (2008). Kajian Morfologi Bentuk Derivasional dan Infleksional. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suherman, Y. (2005). Adaptasi Pembelajaran Siswa Berkesulitan Belajar. Bandung: Rizqi Press

Sistiana, N. (2011). Penggunaan Permainan Kartu Kata Bergambar Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kosa Kata Pada Anak Tunarungu.

Bandung: Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Sobariah, L. (2012). Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk

Meningkatkan Pembendaharaan Kata Pada Siswa Tunarungu. Bandung:

Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Soendari, et al. (2008). Modul Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PLB FIP UPI.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman
Gambar                                                                                                      Halaman
Grafik                                                                                                        Halaman
Grafik 3.1 Desain ABA
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil PTK ini menyimpulkan bahwa melalui media kartu kata bergambar dalam pembelajaran dapat meningkatkan kosa kata pada anak siswa kelompok A Bustanul Athfal Aisyiyah

Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi dalam membaca

Media cerita bergambar yang digunakan dalam penelitian tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas D4 SLB B YAAT

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode global dengan kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca

Perbedaan hasil membaca permulaan antara anak yang diberikan perlakuan dengan metode suku kata dengan media kartu kata bergambar dengan anak yang tidak diberikan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa Media Kartu kata bergambar adalah media atau alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berisi

1) Guru memperkenalkan kepada anak kartu kata bergambar tersebut. 2) Kemudian guru akan menyusun kartu-kartu tersebut, yang dipegang setinggi dada atau disusun di atas

Jurnal Pendidikan Tambusai 6138 Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini di Masa Pandemi melalui Media Kartu Kata Bergambar pada Anak Kelompok B2 di TK Islam Cipta Bakti