• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap

Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh DWI SUSANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap

Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

DWI SUSANTI

Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk dapat survive dalam kehidupan yang semakin kompetitif. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah, diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kurang dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

(3)

iii

Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok non ekuivalen. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X6 dan X7 yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang dianalisis dengan menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa kemampuan berpikir kreatif, aktivitas belajar, dan tanggapan siswa terhadap penggunaan penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen (76.25) lebih tinggi dibanding kelas kontrol (65.86). Peningkatan setiap indikator kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol yaitu fluency (eksperimen=55.47; kontrol=54.69), flexibility

(eksperimen=50.00; kontrol=46.87), originality (eksperimen=61.72;

kontrol=37.50); elaboration (eksperimen=75.78; kontrol=60.16, dan evaluation (eksperimen=46.48; kontrol=46.09). Rata-rata aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen (85.68%) lebih tinggi dibanding kelas kontrol (73.31%). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif mengenai penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Dengan demikian, penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati berpengaruh signifikan dalam meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

(4)

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap

Tahun Pelajaran 2011/2012) Oleh

DWI SUSANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Dwi Susanti Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024025 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. Berti Yolida, S. Pd., M. Pd. NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19831015 200604 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. ………..

Sekretaris : Berti Yolida, S. Pd, M. Pd. ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M. Si. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M. Si. NIP 196003151985031003

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rama Indra, Seputih Raman, Lampung Tengah pada 5 Mei 1990 sebagai anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Kadirin dan Ibu Partini.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak (TK) Tunas Bangsa Rama Indra (1995), SD Negeri 1 Rama Indra (1996-2002), SMP Negeri 1 Seputih Raman (2002-2005), SMA Negeri 1 Kotagajah (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil ‘alamin...

Segala puji hanya milik Allah SWT yang Maha segalanya...

Shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW...

Karya ini kupersembahkan dengan ketulusan hati untuk:

Wujud cintaku kepada Mamak dan Bapak yang dengan ikhlas mengorbankan segalanya demi anakmu ini. Kebahagiaan kalian adalah

kebahagiaan terbesar dalam hidupku.

Kakak, mbak, adik, dan segenap keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan, dan memotivasiku untuk menggapai kesuksesan.

Para guru, dosen, dan murabbi yang senantiasa memotivasi dan memberikan ilmu yang bermanfaat.

Sahabat-sahabat terkasih yang senantiasa mengerti aku apa adanya, menghiburku atas segala kesedihan, memotivasiku, dan membantu kesulitanku.

Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi Unila 2008) terkasih yang telah mengukir senyum dalam hidupku.

Saudari-saudari kos ku terkasih atas persahabatan dan persaudaraan yang indah.

(9)

MOTTO

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar Rahman:13)

“Jika banyak orang berpikir bahwa sebuah tantangan itu begitu berat dan banyak yang memutuskan untuk tidak akan mencoba peluang tersebut, maka sungguh peluang

bagi kita dengan segala keterbatasan ini untuk mendapatkannya karena berani untuk mencoba dan terus mencoba. Ingatlah, kesuksesan hidup bukan selalu

milik mereka yang lebih pintar dan lebih hebat, namun cepat atau lambatnya pemenang adalah dia yang yakin

bahwa dirinya mampu” (Setia Furqon Kholid)

“Apapun fakta yang ada di depan kita tidak lebih penting daripada sikap kita dalam menghadapinya, karena itulah yang menentukan

keberhasilan atau kegagalan kita” (Norman Vincent Peale)

(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi Susanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024025

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan

penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandarlampung, Juli 2012 Yang menyatakan

(11)

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridha-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada

Materi Pokok Keanekaragaman Hayati (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)” dapat

diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Ibu Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Ibu Berti Yolida, S. Pd, M. Pd., selaku Pembimbing II yang telah

(12)

xii

5. Bapak Dr. Tri Jalmo M. Si., selaku Pembahas atas saran-saran dan motivasi

yang sangat berharga;

6. Bapak Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing akademik atas

saran-saran dan motivasi yang sangat berharga;

7. Bapak Drs. Mashudi, M. Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Kotagajah dan

Edi Purwanto. M. Si., selaku guru mitra atas izin penelitian yang diberikan,

kerjasama, dan motivasi yang sangat berharga;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X6 dan X7 SMA Negeri 1

Kotagajah atas motivasi dan kerjasama yang baik;

9. Orang tuaku tercinta atas ketulusan kasih sayang, doa, dan segala

pengorbanan;

10. Para guru dan murabbi atas nasehat dan motivasi yang sangat berharga;

11. Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi Unila 2008), kakak

dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persaudaraan dan

persahabatan yang indah;

12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, Juli 2012

Penulis

(13)

xiii

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 63

(14)

xiv LAMPIRAN

1. Silabus ... 70

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 73

3. Lembar Kerja Kelompok ... 86

4. Soal Pretes dan Postes ... 103

5. Angket Tanggapan Siswa ... 110

6. Data Hasil Penelitian ... 111

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 121

8. Foto-Foto Penelitian ... 131

9. Media Kartu Bergambar ... 136

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator berpikir kreatif ... 18

2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 32

3. Item pernyataan angket tanggapan siswa ... 33

4. Kriteria N-gain ... 34

5. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa ... 34

6. Lembar penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa ... 37

7. Kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa ... 37

8. Klasifikasi persentase aktivitas belajar siswa ... 38

9. Skor perjawaban angket ... 39

10.Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS .... 39

11.Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS ... 40

12.Hasil uji normalitas, homogenitas, t1, dan t2 nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 41

13.Hasil uji normalitas, homogenitas, dan t1 nilai N-gain setiap indikator kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 42

14.Peningkatan setiap indikator kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol ... 43

(16)

xvi

16.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 111

17.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol ... 112

18.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 113

19.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 114

20.Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 115

21.Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 117

22.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 119

23.Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS .... 120

24.Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 121

25.Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 121

26.Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 122

27.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek berpikir lancar (fluency) kelas eksperimen dan kontrol ... 122

28.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek berpikir luwes (flexibility) kelas eksperimen dan kontrol ... 122

29.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek berpikir orisinal (originality) kelas eksperimen dan kontrol ... 123

30.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek memerinci (elaboration) kelas eksperimen dan kontrol ... 123

31.Hasil uji normalitas N-gain pada aspek mengevaluasi (evaluation) kelas eksperimen dan kontrol ... 123

32.Hasil uji homogenitas dan kesamaan dua rata-rata pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 124

33.Hasil uji homogenitas dan kesamaan dua rata-rata postes kelas eksperimen dan kontrol ... 125

(17)

xvii

35.Hasil uji homogenitas dan kesamaan dua rata-rata N-gain pada aspek berpikir lancar (fluency) kelas eksperimen dan kontrol ... 126 36.Hasil uji homogenitas dan kesamaan dua rata-rata N-gain pada aspek

berpikir luwes (flexibility) kelas eksperimen dan kontrol ... 127 37.Hasil uji homogenitas dan kesamaan dua rata-rata N-gain pada aspek

berpikir orisinal (originality) kelas eksperimen dan kontrol ... 127 38.Hasil uji homogenitas dan kesamaan dua rata-rata N-gain pada aspek

memerinci (elaboration) kelas eksperimen dan kontrol ... 128 39.Hasil uji homogenitas dan kesamaan dua rata-rata N-gain pada aspek

mengevaluasi (evaluation) kelas eksperimen dan kontrol ... 129 40.Hasil uji perbedaan dua rata-rata N-gain kelas eksperimen dan

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 22 2. Desain penelitian pretes-postes kelas non ekuivalen ... 25 3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45 4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar

melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS ... 46 5. Contoh jawaban siswa pada tahap thinking dan pairing ... 50 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator originality pada LKK kelas

eksperimen ... 53 7. Contoh jawaban siswa untuk indikator originality pada LKK kelas

kontrol ... 53 8. Contoh jawaban siswa untuk indikator elaboration pada LKK

kelas eksperimen ... 55 9. Contoh jawaban siswa untuk indikator elaboration pada LKK kelas

kontrol ... 55 10. Contoh jawaban siswa untuk indikator fluency pada LKK kelas

eksperimen ... 57 11. Contoh jawaban siswa untuk indikator fluency pada LKK kelas

kontrol ... 57 12. Contoh jawaban siswa untuk indikator flexibility pada LKK kelas

eksperimen ... 59 13. Contoh jawaban siswa untuk indikator flexibility pada LKK kelas

kontrol ... 59 14. Contoh jawaban siswa untuk indikator evaluation pada LKK kelas

(19)

xix

15. Contoh jawaban siswa untuk indikator evaluation pada LKK kelas

kontrol ... 62

16. Siswa kelas eksperimen sedang mengerjakan pretes ... 131

17. Siswa kelas eksperimen sedang melakukan tahap thinking ... 131

18. Siswa kelas eksperimen sedang melakukan tahap pairing ... 132

19. Siswa kelas eksperimen sedang melakukan tahap sharing ... 132

20. Siswa kelas eksperimen sedang mengerjakan postes ... 133

21. Siswa kelas kontrol sedang mengerjakan pretes ... 133

22. Siswa kelas kontrol dibimbing berdiskusi ... 134

23. Siswa kelas kontrol mempresentasikan hasil diskusi ... 134

24. Siswa kelas kontrol sedang mengerjakan postes ... 135

25. Contoh kartu bergambar fauna asiatis ... 136

26. Contoh kartu bergambar fauna peralihan ... 136

27. Contoh kartu bergambar fauna australis ... 136

28. Contoh kartu bergambar flora Indonesia barat ... 136

29. Contoh kartu bergambar flora Indonesia tengah ... 137

30. Contoh kartu bergambar Indonesia timur ... 137

31. Contoh kartu bergambar kerusakan keanekaragaman hayati ... 137

(20)

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pendidikanmempunyaiperanan yang

sangatmenentukanbagiperkembangandanperwujudandiriindividu,

terutamabagipembangunanbangsadannegara.Sebagainegaraberkembang, Indonesia

sangatmembutuhkantenaga-tenagakreatifyang

mampumemberisumbanganbermaknakepadailmupengetahuan, teknologidankesenian,

sertakesejahteraanbangsapadaumumnya.Sehubungandenganinipendidikanhendaknyatertu

jupadapengembangankreativitaspesertadidik agar kelakdapatmemenuhikebutuhanpribadi,

masyarakat, dannegara (Munandar, 2004:6-12).

PeraturanMenteriPendidikanNasionalNomor 22 Tahun 2006tentang

Standar Isi

untukSatuanPendidikanDasardanMenengahmenyatakanbahwapelajaranBiologitermasukd

alamrumpunilmu IPA yang

umumnyamemilikiperanpentingdalampeningkatanmutupendidikankhususnya di

dalammenghasilkanpesertadidik yang berkualitas, yaitumanusia yang

mampuberpikirkritis, kreatif, logis, danberinisiatifdalammenanggapiisu di masyarakat

yang diakibatkanolehdampakperkembanganilmupengetahuanalam. Salah satutujuanmata

pelajaran Biologiadalah agar pesertadidik memiliki kemampuan berpikir analitis, induktif, dan

(21)

Kemampuanberpikirkreatifsangatdibutuhkanmanusiauntukmeningkatkankualitashidupny

a.Hidupdalamsuatumasayaituilmupengetahuanberkembangdenganpesatnyauntukdigunak

ansecarakonstruktifmaupundestruktif,

suatuadaptasikreatifmerupakansatu-

satunyakemungkinanbagimasyarakatdannegarauntukdapatmengikutiperubahan-perubahan yang terjadidanmenghadapiproblema-problema yang semakinkompleks

(Munandar, 2004:31).

Beberapahasilpenelitianmenunjukkanrendahnyakemampuanberpikirkreatif yang

dimilikiolehsiswasekolahmenengah, mahasiswa strata satu, bahkanjugamahasiswa strata

dua (Rofi’uddindalamFauziah, 2011:99). JellendanUrban (1987)

jugamenyatakanbahwadibandingkandengandelapannegara lain, anak Indonesia

menampilkanekspresikreatif yang paling rendah (JunaedidalamMaula, 2008:3). Hal

inidisebabkanolehpendidikan di sekolah yang

lebihberorientasipadapengembanganintelegensidaripadakreativitas (Munandar, 2004:13).

Fenomenaserupajugadapatdijumpai di SMA Negeri 1

Kotagajah.Berdasarkanhasilobservasidanwawancaradengan guru matapelajaranBiologidansiswakelas X,

diketahuibahwaselama ini guru kurang mengembangkan kemampuanberpikir kreatif

siswa.Kemampuanberpikirkreatifsiswa yang nampakyaituhanyapadaaspekberpikirlancar (fluency) yang

ditunjukkanolehperilakusiswayaitumengajukanbanyakpertanyaandanmenjawabpertanyaandengansejumlahj

awaban.

Selamainipembelajaranbiologi yang dilakukankurangbervariasiyaitu guru jarangmenggunakan model

maupun media yang mendukung materi pelajaran yang sedang diajarkan. Pembelajaran

yang biasa digunakan adalah metode ceramah dan diskusi dengan media gambar yang

mayoritas telah tercantum di buku literatur. Selain itu, soal latihan maupun tes yang

(22)

Metodeceramahmenyebabkansiswahanyadiammendengarkanpenjelasan guru.Siswa lebih

banyak menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang optimal dalam

memberdayakan potensi yang dimiliki.Siswa menjadi pasif dan kurang antusias sehingga

aktivitas belajarsiswa dalam pembelajaran menjadi rendah danberpengaruh

negatifterhadapkemampuanberpikirkreatif.Selainitu, jalannya diskusi didominasi oleh

beberapa siswa dan membosankan bagi siswa yang lain sehingga banyak siswa yang

mengobrol dan bercanda. Hal initerlihatketikadiskusidanpresentasihanyabeberapasiswa

yang

aktifdalammengajukandanmenjawabpertanyaansertamengungkapkanpendapat.Pembelajar

an seperti ini kurang memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif pada materi pokok Keanekaragaman Hayati yang melibatkan tingkat, manfaat,

serta permasalahan Keanekaragaman Hayati yang kontekstual.

Salah satuupaya yang

dapatdigunakanuntukmengembangkankemampuanberpikirkreatifsiswakhususnyapadamateripokokKeanekar

agamanHayatiyaitudenganpembelajaran yang menggunakan media

kartubergambar.Kartubergambarberukuran 8x12 cm

ataudisesuaikandenganbesarkecilnyakelas yang dihadapi.Gambar yang

terdapatpadakartumenjadipetunjukdanrangsanganbagisiswauntukmemberikanrespon yang

diinginkan (Arsyad, 2007:120-121).Penggunaan media gambardalam proses

pembelajarandapatmemberikankesempatankepadasiswauntukaktif, kreatif,

danmenemukansendirimateri yang dipelajari(RiyantodalamKartiningsih, 2011:3). Hal

inisesuaidenganhasilpenelitian Muzaffar (2011:1) yang menunjukkan bahwa penggunaan

media kartu bergambar dapat meningkatkan kreativitas menulis pada pembelajaran

(23)

Salah satu model pembelajaran yang dapatdikombinasikandengan media

kartubergambaradalah model pembelajarankooperatiftipeThink Pair Share (TPS).Think Pair

Sharemerupakan model pembelajaran yang

dirancanguntukmempengaruhipolainteraksisiswadenganprosedur yang

dapatmemberisiswalebihbanyakwaktuuntukberpikir, merespon, dansalingmembantu

(Trianto, 2010:81). Model pembelajaraninimengutamakan siswa dalam berbuat untuk

menemukan sendiri konsep-konsep materi dalam pembelajarandengan jalan berpikir,

berpasangan, dan mengemukakan pendapat(Ibrahimdkk., 2000:26). Hasil

penelitianNofiyana (2010:82) menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

TPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran Fisika.

Berdasarkan uraian di atas, kombinasi media kartu bergambar dan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1

Kotagajah Lampung Tengah dengan menggunakan media kartu bergambar melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TPSpada materi pokok Keanekaragaman Hayati

kelas X semester genaptahun pelajaran 2011/2012.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati?

2. Bagaimanaaktivitas belajar siswa yang menggunakan media kartubergambarmelalui

model pembelajarankooperatiftipe TPSdalam pembelajaran pada materi

(24)

3. Bagaimanatanggapan siswa tentang penggunaan media kartubergambarmelalui model

pembelajarankooperatiftipe TPSdalam pembelajaran padamateri

pokokKeanekaragamanHayati?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh yang signifikandaripenggunaan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati.

2. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan media kartubergambarmelalui model

pembelajarankooperatiftipe TPSdalam pembelajaran pada materi

pokokKeanekaragamanHayati.

3. Tanggapan siswa tentang penggunaan media kartubergambarmelalui model

pembelajarankooperatiftipe TPSdalam pembelajaran pada materi

pokokKeanekaragamanHayati.

D. ManfaatPenelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti; menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

pembelajaranbiologi dengan menggunakan media kartubergambarmelalui model

pembelajarankooperatiftipe TPS.

2. Bagi guru/calon guru biologi; memberikan alternatif dalam memilih serta

(25)

tepatuntukmenggalikemampuanberpikirkreatifsiswapadamateripokokKeanekaragama

nHayati.

3. Bagi siswa;memberikan pengalaman belajar yang berbeda

denganmelatihkemampuanberpikirkreatifmelaluimedia kartubergambardan model

pembelajarankooperatiftipe TPSpadamateripokokKeanekaragamanHayati.

4. Bagisekolah; memberikan sumbangan pemikiran sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran di sekolah khususnya dan pendidikan umumnya.

E. RuangLingkupPenelitian

Untukmenghindarikekeliruanpenafsiranterhadappenelitianini,

makaruanglingkuppenelitianiniadalah:

1. Media kartubergambar yang digunakandalampenelitianiniadalahsatu set

kartuberukuran 10x7 cm yang

berisigambardanketeranganmengenaimateripokokKeanekaragamanHayati.

2. Model pembelajarankooperatiftipeTPS adalah model pembelajarankooperatifyang

terdiridaritigatahap, yaituberpikir(thinking), berpasangan(pairing), danberbagi

(sharing) (Trianto, 2010:81-82).

3. Kemampuan berpikir kreatif yang diamati adalah berpikir lancar (fluency), berpikir

luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality), kemampuan memerinci

(elaboration), dan kemampuanmenilaiataumengevaluasi (evaluation).

4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada saat diskusi dan presentasi adalah

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, bekerjasama dalam tim, dan

(26)

5. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Keanekaragaman Hayati dengan

kompetensi dasar mengomunikasikan Keanekaragaman Hayati Indonesia, dan Usaha

Pelestarian Serta Pemanfaatan Sumber Daya Alam (KD 3.2).

6. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung

Tengah dengan subyek penelitian siswa kelas X7 sebagai kelas eksperimen dan kelas

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kartu Bergambar

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang

secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, dkk., 2008:6). Media

merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Pada proses belajar

mengajar, media mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut

ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media

sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui

kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan

kehadiran media (Djamarah dan Zain, 2006:120-121). Dengan demikian, media dalam

proses pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

minat, dan perhatian siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada

siswa (Sadiman, dkk., 2008:7).

Ada beberapa jenis media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (2010: 3-4) yaitu:

1) Media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, komik,

dan lain-lain.

2) Media tiga dimensi seperti model padat, model penampang, model susun, model

kerja, mock up, diorama, dan lain-lain.

3) Media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-lain.

(28)

Gambar merupakan salah satu media visual dua dimensi. Media berbasis visual

memegang peranan sangat penting dalam proses belajar. Media gambar memiliki

beberapa kelebihan yaitu sifatnya konkret; dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu,

dan pengamatan; dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia berapa saja; harganya murah; mudah diperoleh; dan digunakan tanpa

memerlukan peralatan khusus. Sedangkan kelemahannya adalah hanya menekankan

persepsi indera mata, benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran, dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar (Sadiman, dkk.,

2008:

29-31).

Media kartu bergambar merupakan modifikasi dari media gambar. Media kartu atau

flash card diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari

Philadelpia, Pennsylvania. Flash card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu

bergambar yang berukuran 25x30 cm. Gambar-gambar yang ada pada flash card

merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar (Susilana

dan Riyana dalam Nasrudin, 2011:14).

Kartu bergambar adalah sebuah alat atau media belajar yang dirancang untuk membantu

mempermudah siswa dalam belajar.Media kartu bergambar ini terbuat dari kertas tebal

atau karton berukuran 17×22cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai

dengan pokokbahasan (Prapita, 2009:4). Ukuran kartu bergambar dapat disesuaikan

dengan keadaan siswa (Arsyad, 2007:120).

Karakteristik kartu bergambar menurut Yani (2011:43) adalah:

1) Berisi gambar dan kata-kata

(29)

2) Media visual diam

Gambar yang ditampilkan bukan gambar yang bisa bergerak melainkan gambar yang

diam tanpa animasi.

3) Bahan ajar cetak

Kartu bergambar ini merupakan bahan ajar cetak yang pembuatannya melalui proses

pencetakan atau printing.

4) Menekankan pada persepsi indera penglihatan

Kartu bergambar ini lebih ditekankan pada indera penglihatan. Oleh karena itu, kartu

bergambar ini termasuk ke dalam media grafis.

Susilana dan Riyana (dalam Nasrudin, 2011:16-17) menyatakan beberapa kelebihan

media kartu bergambar adalah:

1) Mudah dibawa yaitu dengan ukuran yang kecil media ini dapat disimpan di tas atau

saku sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas.

2) Praktis yaitu cara pembuatan dan penggunaannya. Media ini tidak menggunakan

listrik dan guru tidak perlu memerlukan keahlian khusus.

3) Mudah diingat yaitu pokok-pokok pembicaraannya mudah diingat karena disajikan

dalam bentuk gambar.

4) Menyenangkan yaitu proses pembelajaran dengan media ini dapat dilakukan melalui

permainan. Siswa berlomba-lomba mencari informasi tertentu dari kartu bergambar

sesuai perintah. Selain mengasah kemampuan kognitif, media ini juga melatih

ketangkasan.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif.

(30)

dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.Siswa

secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan

masalah-masalah yang kompleks(Trianto, 2010:56).

Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan model

pembelajaran lainnya. Arends (dalam Trianto, 2010:65) menyatakan bahwa pelajaran

yang menggunakan pembelajaran kooperatif memilikiciri-cirisebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan

rendah.

3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin

yang beragam.

4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Lima unsur penting dalam belajar kooperatif menurut Johnson &Johnson (dalam Trianto,

2010:60) adalah sebagai berikut:

1) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.

2) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.

3) Tanggung jawab individual.

4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.

5) Proses kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPSberkembang dari penelitian belajar kooperatif

dan waktu tunggu. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan

koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan

bahwa TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola

(31)

membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur

yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk

merespon, dan saling membantu (Komalasari, 2010:64).

Think Pair Share merupakan metode sederhana tetapi sangat bermanfaat.Ketika guru

menyampaikan pelajaran kepada kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya

masing-masing.Guru memberikan pertanyaan kepada kelas. Siswa diminta utuk

memikirkan sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan dengan pasangannya

untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya, guru meminta para

siswa untuk berbagi jawaban yang mereka sepakati kepada seluruh kelas (Slavin,

2008:257).

Proses pelaksanaan pembelajaran TPS menurut Trianto(2010:81) dapat dijabarkan

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran,

dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri

jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau

mengerjakan bukan bagian berpikir.

2) Berpasangan (pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang

telah mereka peroleh.Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan

gagasan apabila suatu masalah khusus yang didentifikasi. Secara normal guru

memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

(32)

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan

keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling

ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian

pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe TPS menurut Lie

(2005:46) adalah:

Kelebihan:

1) Meningkatkan kemandirian siswa.

2) Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena merasa

leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya.

3) Membentuk kelompoknya lebih mudah dan lebih cepat.

4) Melatih kecepatan berpikir siswa.

Kelemahan:

1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

2) Lebih sedikit ide yang muncul.

3) Tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.

C. Kemampuan Berpikir Kreatif

Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang (Trianto, 2010:9). Belajar juga melibatkan proses berpikir. Berpikir adalah

keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dengan pengalaman (De Bono dalam

Kusumadyani, 2010:17). Sedangkan secara terminologi, kreatif berarti daya cipta

(33)

Berpikir kreatif atau berpikir divergen adalah kemampuan berdasarkan data atau

informasi yang tersedia sehingga menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap

suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan

keragaman jawaban. Semakin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan

terhadap suatu masalah, maka semakin kreatiflah seseorang. Tentu saja

jawaban-jawaban tersebut harus sesuai dengan masalahnya. Jadi, tidak semata-mata kuantitas

namun juga kualitas jawaban (Munandar, 1985:48).

Secara operasional, kemampuan berpikir kreatif dapat dirumuskan sebagai kemampuan

yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir

serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci)

suatu gagasan(Munandar, 1985:51). Sementara itu, Rose dan Malcom (dalam Nugraha,

2009:12-13) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah berpikir untuk menghasilkan

gagasan dan produk baru, melihat suatu pola atau hubungan baru antara satu hal dan hal

lainnya yang semula tidak tampak yaitu menemukan cara-cara baru untuk

mengungkapkan sesuatu hal, menggabungkan gagasan-gagasan yang ada untuk

menghasilkan gagasan yang baru dan lebih baik.

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menciptakan gagasan, mengenal

kemungkinan alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga, memiliki keberanian

untuk mencoba sesuatu yang tidak lazim, dan sebagainya (Cropley dalam Munandar,

2004:9). Ciri-ciri berpikir kreatif meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan

orisinalitas dalam berpikir (Guilford dalam Munandar, 2004:10).

Pola berpikir kreatif membutuhkan imajinasi dan akan membawa kepada kemungkinan

jawaban atau ide-ide yang banyak, dimana sejumlah ide-ide yang banyak itu selanjutnya

(34)

diimplementasikan. Pola berpikir kreatif bersifat divergen, diawali dari suatu uraian

permasalahan kemudian menyebar untuk menghasilkan berbagai macam ide untuk

pemecahan permasalahan tersebut atau menyediakan berbagai kemungkinan jawaban

untuk masalah itu. Pada kenyataannya, pola berpikir kreatif menghasilkan ide-ide dalam

jumlah banyak yang selanjutnya dapat dipilih jawaban yang paling tepat (Rawlinson,

1989:4-7).

Ada beberapa tingkatan atau stagesmenurut Walgito (2010:208-209) sampai seseorang

memperoleh sesuatu hal yang baru atau pemecahan masalah dalam berpikir

kreatif.Tingkatan-tingkatan tersebut adalah:

1) Persiapan (preparation); tingkatan seseorang memformulasikan masalahdan

mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh

pemecahan yang baru. Ada kemungkinan apa yang dipikirkan itu tidak segera

memperoleh pemecahannya, tetapi soal itu tidak hilang begitu saja, tetapi masih terus

berlangsung dalam diri individu yang bersangkutan.Hal ini menyangkut fase atau

tingkatan kedua yaitu fase inkubasi.

2) Tingkat inkubasi (incubation); berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa

seseorangkarena individu tidak segera memperoleh pemecahan masalah.

3) Tingkat pemecahan atau iluminasi (illumination); tingkat mendapatkan pemecahan

masalah.

4) Tingkat evaluasi (evaluation); mengecek apakah pemecahan yang diperoleh pada

tingkat iluminasi itu cocok atau tidak. Apabila tidak cocok lalu meningkat pada

tingkat berikutnya.

(35)

Secara umum karakteristik berpikir kreatif seseorang menurut Jamaris (dalam Sujiono

dan Sujiono, 2010:38) yaitu:

1) Kelancaran dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan pendapat atau

ide-ide.

2) Kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif dalam

memecahkan masalah.

3) Keaslian berupa kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau karya yang asli

hasil pemikiran sendiri.

4) Elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang mungkin

tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain.

Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude) meliputi berpikir lancar, luwes, orisinal,

kemampuan memperinci, dan menilai. Pada tabel berikut diuraikan ciri-ciri berpikir

kreatif dengan memberikan perumusan (definisi) yang menjelaskan konsepnya, serta

contoh perilaku siswa yang mencerminkan ciri-ciri tersebut sebagai tuntunan bagi para

pendidik (William dalam Munandar, 1985:88-90).

Tabel 1. Indikator berpikir kreatif menurut William (dalam Munandar, 1985:88-90).

No. Indikator Berpikir

Kreatif Definisi Perilaku Siswa

1. Berpikir

(36)

(fluency) penyelesaian masalah atau pertanyaan.

 Memberikan banyak

cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

 Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

 Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.

 Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.

 Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.

 Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain.

 Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau situasi. 2. Berpikir

luwes (flexibility)

 Menghasilkan gagasan, jawaban, atau

alternatif atau arah yang berbeda-beda.

 Mampu mengubah cara

pendekatan atau cara pemikiran.

 Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek.

 Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.

 Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.

 Memberi pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain.

 Dalam

membahas/mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok.

 Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya.

 Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda.

 Mampu mengubah arah berpikir secara spontan. 3. Berpikir

orisinal (originality)

 Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

 Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.

 Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

 Memikirkan masalah- masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.

 Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.

 Memilih asimetri dalam menggambar atau membuat desain.

 Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.

 Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru.

(37)

memerinci

(elaboration) dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.

 Menambahkan detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi

 Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh.

 Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana.

 Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.

 Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri.

 Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.

 Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan “Mengapa?”.

 Mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan.

 Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.

 Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis.

 Menentukan pendapat atau bertahan terhadapnya.

Kemampuan berpikir kreatif sangat bermakna dalam hidup sehingga perlu dipupuk

dalam diri anak didik dengan alasan menurut Munandar (2004:31-32) yaitu:

1) Dengan berkreasi orang dapat mengaktualisasikan dirinya yang merupakan kebutuhan

pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia.

2) Merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian

(38)

3) Selain bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan juga memberikan kepuasan

kepada individu.

4) Memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Pencapaian keberhasilan pendidikan yang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

ditopang oleh tiga komponen yang bersinergi, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Guru memegang peranan yang penting dalam memunculkan, memupuk, dan merangsang

pertumbuhan kemampuan berpikir kreatif siswa (Munandar, 2004:109-116).

Perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara

mengajar. Pada suasana non otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat

berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk

berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan

untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan

kreatif dapat tumbuh dengan subur (Munandar, 2004:12).

D. Kerangka Pikir

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang mempunyai situasi kondusif dan

edukatif berperan penting dalam mencetak pribadi kreatifsebagai sumber daya manusia

yang unggul. Namun pada kenyataannya, kemampuan berpikir kreatif siswa masih

rendah karena pembelajaran yang masih bersifat teacher centered. Pembelajaran seperti

ini kurang dapat mengakomodasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif termasuk pada materi pokok Keanekaragaman Hayati. Materi ini melibatkan

(39)

permasalahan keanekaragaman hayati yang sangat erat kaitannya dengan lingkungan

atau kehidupan nyata siswa.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif yaitu dengan mengombinasikan media kartu bergambar dan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS. Media kartu bergambar adalah media berbasis visual dengan pesan

disajikan dalam bentuk kartu yang berisi gambar dan tulisan untuk memfasilitasi siswa

dalam belajar. Gambar pada kartu dapat menumbuhkan minat siswa, memberikan

hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata, dan menguatkan konsep siswa.

Siswa dapat melatih kemampuan berpikir kreatifnya dengan memberikan penafsiran

terhadap gambar dari sudut pandang yang berbeda sesuai dengan tingkat berpikirnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang

memproses informasi dengan mengembangkan kemampuan berpikirdan komunikasi.TPS

dikembangkan dengan memberikan penekanan kepada siswa untuk lebih berpikir,

mendiskusikan suatu permasalahan, dan berbagi. Model pembelajaran ini

mengedepankan aspek berpikir secara mandiri, tanggung jawab, kerjasama dengan

kelompok kecil, dan dapat menghidupkan suasana kelas.Kemampuan berpikir kreatif

siswa dapat dilatih yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa untukberpikir

(thinking) atas informasi yang diberikan guru berdasarkan potensi yang dimiliki,

berpasangan (pairing) dengan teman sebangku untuk berdiskusi,dan berbagi (sharing)

dengan seluruh kelas atas hasil diskusinya.Dengan demikian, jika penggunaan media

kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS dilakukan dengan

baik, maka kemampuan berpikir kreatif siswa dapat meningkat.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan dua kelas

(40)

X dan variabel Y.Variabel X adalah variabel bebas yaitu media kartu bergambar melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan variabel Y adalah variabel terikat yaitu

kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman

Hayati.Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram dibawah ini:

Keterangan: X= Media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS Y = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman

Hayati.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan daripenggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan daripenggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati.

2. H0 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS sama dengan

diskusi dan gambar.

H1 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPSlebih tinggi

daripadadiskusi dan gambar.

(41)

3. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok Keanekaragaman Hayati lebih

tinggi daripada diskusi dan gambar.

4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media

kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPSpada materipokok

(42)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotagajahpada bulan Maret 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri

1 Kotagajahtahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas X7 yang berjumlah 32

siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X6 yang berjumlah 32 siswa sebagai

kelas kontrol. Menurut Margono (2009:127) cluster random samplingyaitu populasi

tidak terdiri dari individu-individu,melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu

atau cluster misalnya kelas sebagai cluster.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok non

ekuivalen. Kelas eksperimenmaupun kelas kontrol menggunakan kelas yang ada dengan

kondisi yang homogen. Kelaseksperimen diberi perlakuan menggunakan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Kelas kontrol tidak diberi

perlakuan, hanya menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru yaitu media

gambar dan diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

(43)

II O1O2

Keterangan:I= Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes;

X=Perlakuan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335).

Gambar 2.Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian.

Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.

d. Membuat media pembelajaran berupa kartu bergambar berdasarkan LKK.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok (LKK), dan soal pretes/postes

berupa soal uraian.

f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan

media kartu bergambar melalui model pembelajarankooperatif tipe TPS.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media kartu bergambar

(44)

menggunakan diskusi dan gambar untuk kelas kontrol di SMA Negeri 1 Kotagajah.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut:

a. Kelas Eksperimen

1. Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan I berupa soal uraian

mengenai Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Usaha Pelestarian Serta

Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

b) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

c) Siswa diberi apersepsi:

Pertemuan I: ”Apa yang kalian ketahui tentang keragaman dan

keanekaragaman? Apa yang dimaksud dengan

keanekaragaman hayati?”.

Pertemuan II: “Aktivitas apa saja yang dapat merusak keanekaragaman

hayati?”.

d) Siswa diberi motivasi:

Pertemuan I: Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang

tinggi, bahkan tercatat pada urutan ketiga di dunia.

Keanekaragaman hayati ini sangat bermanfaat bagi kita

sehingga kita harus menjaganya sebaik mungkin.

Pertemuan II: “Apa yang kalian ketahui tentang terumbu karang?

Bagaimana jika terumbu karang rusak?”.

2.Kegiatan inti

a) Siswa mendengarkan penjelasan materi sebagai pengantar.

(45)

c) Setiap kelompok menerima kartu bergambar dan Lembar Kerja Kelompok

(LKK) Keanekaragaman Hayati Indonesia, dan Usaha Pelestarian Serta

Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

d) Siswa membahas tentang cara mengerjakan LKK.

e) Siswadiberi kesempatan berpikir 15 menit untuk pertanyaan dalam LKK

(thinking).

f) Siswa mendiskusikan LKKdengan pasangannya selama 35 menit (pairing).

g) Beberapa pasang siswa mempresentasikan hasil diskusinya

(sharing), sedangkan kelompok lain bertanya atau menanggapi.

h) Siswa bertanya dan mendengarkan penjelasan tentang materi yang belum

dipahami.

3. Penutup

a) Siswa mendengarkan ulasan materi yang dipelajari.

b) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c) Siswa mengerjakan soal postespada akhir pembelajaran pertemuan II

berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

b.Kelas Kontrol

1. Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan I berupa soal uraian

mengenai Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Usaha Pelestarian Serta

Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

b) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

(46)

Pertemuan I: ”Apa yang kalian ketahui tentang keragaman dan

keanekaragaman? Apa yang dimaksud dengan

keanekaragaman hayati?”.

Pertemuan II: “Aktivitas apa saja yang dapat merusak keanekaragaman

hayati?”.

d) Siswa diberi motivasi:

Pertemuan I: Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi,

bahkan tercatat pada urutan ketiga di dunia.

Keanekaragaman hayati ini sangat bermanfaat bagi kita

sehingga kita harus menjaganya sebaik mungkin.

Pertemuan II: “Apa yang kalian ketahui tentang terumbu karang?

Bagaimana jika terumbu karang rusak?”.

2. Kegiatan inti

a) Siswa mendengarkan penjelasan materi sebagai pengantar.

b) Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari empat orang yang heterogen.

c) Setiap kelompok menerima Lembar KerjaKelompok (LKK)

Keanekaragaman Hayati Indonesia, dan Usaha Pelestarian Serta

Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

d) Siswa membahas tentang cara mengerjakan LKK.

e) Siswa dibimbing dalam mengerjakan LKK.

f) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan

kelompok lain bertanya atau menanggapi.

g) Siswa bertanya dan mendengarkan penjelasan tentang materi yang

(47)

3. Penutup

a) Siswa mendengarkan ulasan materi yang dipelajari.

b) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c) Siswa mengerjakan soal postes pada akhir pembelajaran pertemuan II

berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1) Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa skor kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi

pokok Keanekaragaman Hayati yang diperoleh dari nilai pretesdan postes.

Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data kemampuan berpikir kreatif siswa, aktivitas belajar

siswa dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

2) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pretes dan Postes

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan tes berupa soal uraian. Tes ini

dapat menuntut kemampuan berpikir kreatif siswa untuk dapat memunculkan ide

(48)

kemampuan berpikir kreatif siswa. Data kemampuan berpikir kreatif berupa nilai

pretes dan postes.Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik

eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir pembelajaran

pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik

penskoran nilai pretes dan postesyaitu:

S=NR×100

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b. Lembar Kerja Kelompok (LKK)

LKK berisi tujuh pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

berpikir kreatif siswa selama proses pembelajaran baik kelas eksperimen maupun

kontrol. Kelas eksperimen menggunakan media kartu bergambar untuk

menjawab pertanyaan dalam LKK, sedangkan kelas kontrol tidak.

c. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lembar observasi aktivitas belajar siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang

dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan

aspek yang telah ditentukan pada Tabel 2.

(49)

No. Nama A Aspek yang diamati B C D

Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa:

A. Mengajukan pertanyaan:

1) Tidak mengajukan pertanyaan.

2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi.

B. Menjawab pertanyaan:

1) Tidak menjawab pertanyaan.

2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi.

C.Bekerjasama dalam tim:

1) Tidak bekerjasama dengan teman.

2) Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak relevan dengan materi.

3) Bekerjasama dengan anggota kelompok yang relevan dengan materi.

D. Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya:

1) Tidak mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya.

2) Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya tetapi tidak relevan dengan materi.

3) Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya yang relevan dengan materi.

d. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai penggunaan

media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam

pembelajaran yang dilakukan. Angket berisi tujuh pernyataan, berupa empat

pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif, dimana siswa diberikan dua

(50)

Tabel 3. Item pernyataan angket tanggapan siswa.

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Keanekaragaman Hayati melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru

2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dan modelpembelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Media dan modelpembelajaran yang diberikan kepada saya tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif. 4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui

media dan modelpembelajaran yang diberikan oleh guru. 5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam

proses pembelajaran yang berlangsung.

6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dan modelpembelajaran yang diberikan oleh guru. 7. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya

melalui media dan modelpembelajaran yang diberikan oleh guru.

Keterangan: S = Setuju; TS = Tidak setuju

F. Teknik Analisis Data

1. Data Kuantitatif

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Skor N-gain diperoleh

dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

N-gain=Spost-Spre Smax-Spre

Keterangan: Spost=rata-rata skor postes; Spre=rata-rata skor pretes; Smax = skor maksimum

Sedangkan untuk mengukur peningkatan (P) kemampuan berpikir kreatif siswa

(51)

Tabel 5. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas kontrol dan eksperimen dianalisis

menggunakan uji t dengan program SPSSversi 16, yang sebelumnya dilakukan uji

prasyarat berupa:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitasdata dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS

versi 16.

a) Hipotesis

H0: Sampel berdistribusi normal

H1: Sampel tidak berdistribusi normal

b) Kriteria Uji

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0.05, tolak H0 untuk harga yang

lainnya (Pratisto, 2004:5).

2) UjiHomogenitasData

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji

kesamaan dua varian menggunakan uji Bartlett melalui program SPSS versi 16.

a) Hipotesis

(52)

H0:Kedua sampel mempunyai varian sama

H1: Kedua sampel mempunyai varian berbeda

b) Kriteria Uji

Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0.05, maka H0 diterima

Jika F hitung> F tabel atau probabilitasnya < 0.05, maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:13).

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan

dua rata-rata dengan menggunakan programSPSS versi 16.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gainkedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gainkedua sampeltidak sama

b) Kriteria Uji

Jika -t tabel< t hitung< t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0ditolak

(Pratisto, 2004:13).

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gainpada kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol.

H1 = Rata-rata N-gainpada kelas eksperimenlebih tinggidari

kelas kontrol.

b) Kriteria Uji

(53)

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0ditolak

(Pratisto, 2004:10).

2. Data Kualitatif

a. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam pembelajaranBiologi adalah sebagai berikut:

1) Memberi skor sesuai rubrik yang dibuat (terlampir) pada lembar penilaian

kemampuan berpikir kreatif siswa dalam Tabel 6.

Tabel 6. Lembar penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa.

No. Urut Siswa

Skor pada Aspek

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

A B C D E

No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal 1

2 3 4 5 dst.

R N S Kriteria

Catatan:Berilah skor pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Paidi,2010:8).

2) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

3) Menentukan nilai tiap indikator kemampuan berpikir kreatif dengan

(54)

S=RN×100

Keterangan:S = nilai kemampuan berpikir kreatif yang diharapkan (dicari); R= jumlah skor kemampuan berpikir kreatifyang diperoleh;

N= jumlah skor kemampuan berpikir kreatif maksimum (dimodifikasi dari Purwanto,2008:112).

4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka kemampuanberpikir kreatif

siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut:

Tabel 7. Kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa.

Nilai Kriteria

(dimodifikasi dari Hake, 1991:1).

b. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswaselama proses pembelajaran berlangsung

merupakandata yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis

menggunakan persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan

yaitu:

1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

Persentase= Skor perolehan

Skor maksimum×100%

2) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas belajar siswa sesuai

klasifikasi pada Tabel 8.

Tabel 8. Klasifikasi persentase aktivitas belajar siswa.

(55)

(dimodifikasi dari Hidayati, 1999:1).

c. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu

bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dikumpulkan melalui

penyebaran angket. Angket tanggapan berisi tujuh pernyataan yang terdiri dari

empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Pengolahan data angket

dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada

Tabel9.

Tabel9. Skor perjawaban angket.

Sifat pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).

2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang

dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan

dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TPS.

(siswa) Persentase

1 2 3 4 5 dst.

1. TS S

(56)

dst. TS S

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010:31).

3) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

P=Nf X 100%

Keterangan: P= persentase jawaban;f= jumlah skor yag diperoleh; N= skor maksimum (dimodifikasi dari Sudijono, 2004:43).

4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang

pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TPS sesuai kriteria pada

Tabel 11.

Tabel 11. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

Persentase (%) Kriteria

100

(57)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS

berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada

materi pokok Keanekaragaman Hayati.

2. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok Keanekaragaman Hayati lebih

tinggi daripada diskusi dan gambar.

3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media

kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPSpada materipokok

Keanekaragaman Hayati.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi peneliti yang akan menggunakan media kartu bergambar sebaiknya tidak terjadi

kesalahan dalam penulisan informasi.

2. Waktu pengerjaan tes sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan siswa dan tingkat

kesukaran soal.

3. Bagi pengguna model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebaiknya membuat LKK

untuk tahap thinking dan pairing sehingga dapat terlihat jelas peningkatan

kemampuan yang diteliti.

4. Kemampuan berpikir kreatif siswa sebaiknya dikembangkan guru dengan

Gambar

Tabel 1.  Indikator berpikir kreatif menurut William (dalam Munandar,                 1985:88-90)
gambarnya sendiri atau gambar
Gambar 1.  Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
gambar dan diskusi.  Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek dibandingkan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian penggunaan model kooperatif tipe TPS berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Pernapasan Pada Manusia siswa kelas VIII SMP Gajah Mada

keterampilan berpikir kritis oleh siswa, aktivitas belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Aktivitas Siswa dan Penguasaan Materi Pokok Virus (Studi

Media kartu bergambar yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa , karena kartu bergambar

meningkatkan kemampuan mengajar guru adalah pembelajaran kooperatif tipe. Think Pair

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir

Keputusan yang diambil yaitu H a diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar dalam meningkatakan penguasaan kosakata

Kata Kunci: Model CPS, media kartu bergambar, kemampuan berpikir kreatif Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, keterampilan