• Tidak ada hasil yang ditemukan

META ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "META ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR "

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

i

META ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR

SISWA

Oleh:

Yuan Septia Handayani NIM: 160.104.017

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM

2019/2020

(2)

ii

META ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR

SISWA

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapai persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Yuan Septia Handayani NIM: 160.104.017

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM

2019/2020

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Yuan Septia Handayani, NIM: 160104017 dengan judul “Meta Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal: ________________

Pembimbing I,

Dr. Nining Purwati, M.Pd NIP. 197708162008012016

Pembimbing II,

Mukminah, M. PH

NIP. 198402152015032001

(4)

iv NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, Hal: Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudari:

Nama Mahasiswa : Yuan Septia Handayani

NIM : 160.104.017

Jurusan/Prodi : Tadris IPA Biologi

Judul : Meta Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa.

telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Matarm. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Wassalammu’alaikkum, Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II

Dr. Nining Purwati, M. Pd Mukminah, M. PH

NIP. 197708162008012016 NIP. 198402152015032001

(5)

vi

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Yuan Septia Handayani, NIM: 160104017 dengan judul “Meta Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa” telah

dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Tadris IPA Biologi UIN Mataram pada tanggal...

Dewan Penguji Dr. Nining Purwati, M. Pd

(Ketua Sidang/ Pembimbing I) Mukminah, M. PH

(Sekertaris Sidang/ Pembimbing II)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

dr. Hj. Lubna, M. Pd NIP. 1968123119930322008

(6)

vii MOTTO

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,

“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

Dan Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujaddalah [58]: 11)1.

1 Al-Halim Qur’an dan Terjemahannya.penerbit: Halim Publishing & Distributing. 543.

(7)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur ku persembahakan kepada Allah SWT, karya kecilku ini kupersembahkan untuk orang-orang terdekatku:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Akhmad Yani (alm) dan Ibu Haeroni, yang telah bersusah payah berusaha dan tak henti-hentinya melapaskan do’a untuk kesuksesan dan keberhasilanku.

2. Adik-adikku tersayang Zihan Fazira, Mutiara Az-zahro, dan Anindita Khairinniswa, yang selalu memberikan dukungan, hiburan, dan semangat.

Terima kasih buat adik-adikku.

3. Keluarga besarku yang tidak bias kusebutkan satu-satu, yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Sahabat-sahabat seperjuanganku semua teman kelas A angkatan 2016, yang khususnya kooperatif squad (M. Oktaviandi, Nuning Febriyani, dan Lina Apriliana) yang selalu memberikan semangat dan dukungan, susah senang dirasakan bersama. Terima kasih buat kalian.

5. Almamater tercinta Universitas Islam Negeri Mataram.

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya yang telah mengajarkan kepada seluruh umat manusia pentingnya arti pendidikan.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Dr. Nining Purwati, M. Pd. sebagai Pembimbing I dan Mukminah, M. PH.

sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus di tengah-tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Dr. Ir. Edi M. Jayadi MP. Selaku ketua jurusan.

3. Dr. Hj. Lubna, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan memberikan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. Keluarga tercinta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini baik doa dan dukungan serta motivasi agar selalu semangat dan pantang untuk menyerah.

(9)

x

6. Serta sahabat-sahabat seperjuangan yang telah saling mendukung dan berbagi suka duka kepada penulis.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmuah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

Mataram, Penulis,

Yuan Septia Handayani

(10)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Definisi Operasional... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Keterampilan Berpikir Kritis ... 11

B. Hasil Belajar ... 15

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ... 21

D. Konsep Meta Analisis ... 26

E. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Kriteria Eksklusi dan Inklusi ... 31

(11)

xii

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 59 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(12)

xiii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Rubrik Berpikir Kritis, 13.

Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Artikel Insklusi, 36.

Tabel 4.2 Data Hasil Analisis Artikel Model TPS Terhadap Berpikir Kritis, 38.

Tabel 4.3 Data Hasil Analisis Artikel Model TPS Terhadap Hasil Belajar, 38.

Tabel 4.4 Data Hasil Analisis Artikel TPS terhadap Berpikir Kritis Berdasarkan Jenjang Pendidikan, 40.

Tabel 4.5 Data Hasil Analisi Artikel Model TPS terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang Pendidikan, 44.

Tabel 4.6 Data Hasil Analisis Artikel Model TPS terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Kelompok Mata Pelajaran,46.

Tabel 4.7 Data Hasil Analisis Artikel Perbandingan Model TPS Terhadap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar, 50.

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentase Pengaruh Model Kooperatif TPS terhadap Berpikir Kritis, 39.

Gambar 4.2 Hasil Analisis Artikel Model TPS terhadap Berpikir Kritis Berdasarkan Jenjang Pendidikan, 40.

Gambar 4.3 Persentase Pengaruh Model Kooperatif TPS terhadap Hasil Belajar Siswa, 43.

Gambar 4.4 Hasil Analisis Artikel Model TPS terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang Pendidikan, 44.

Gambar 4.5 Hasil Analisi Artikel Model TPS terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Kelompok Mata Pelajaran, 47.

(14)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Cara Perhitungan Menggunakan Effect Size, 60.

Lampiran 2 Data Effect Size Kooperatif Tipe Tps Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Jenjang Pendidikan, 62.

Lampiran 3 Data Effect Size Kooperatif Tipe Tps Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang Pendidikan, 63.

Lampiran 4 Data Effect Size Kooperatif Tipe Tps Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Kelompok Mata Pelajaran, 64.

(15)

xvi

META ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh:

YUAN SEPTIA HANDAYANI NIM 160104017

ABSTRAK

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) telah banyak dilakukan oleh seluruh jenjang pendidikan untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Belum diketahui efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam konteks yang lebih luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan penelitian terdahulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah meta analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh publikasi ilmiah berupa: jurnal penelitian, skripsi dan artikel- artikel yang terkait dengan kooperatif tipe TPS, berpikir kritis, dan hasil belajar siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah 15 publikasi ilmiah berupa jurnal penelitian dan skripsi yang tergolong pada kriteria insklusi. Berdasarkan rata-rata analisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap berpikir kritis, rata-rata effect size berpikir kritis siswa yaitu 0,62 dengan kategori efek sedang. Sedangkan rata-rata analisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa, rata-rata effect size siswa yaitu 1,30 dengan kategori efek sangat kecil. Berdasarkan hasil perbandingan rata-rata effect size tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa lebih efektif diterapkan pada hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe TPS, Berpikir kritis, dan Hasil Belajar

(16)

xvii

META ANALYSIS OF THE EFFECT COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SHARE (TPS) ON CRITICAL THINKING

SKILLS AND STUDENT LEARNING OUTCOMES By:

YUAN SEPTIA HANDAYANI NIM 160104017

ABSTRACT

Think Pair Share (TPS) type of cooperative learning model that has been carried out by all levels of education to support the teaching and learning process in schools. Not yet known the effectiveness of the Think Pair Share (TPS) type of cooperative learning model on critical thinking and student learning outcomes in a broader context. This study aims to determine the effect of the Think Pair Share (TPS) cooperative learning model on students' critical thinking skills based on previous research. The type of research used is meta-analysis. The population in this study ia all scientific publications in the form of: research journals, theses, articles related to cooperative type TPS, critical thinking, and student learning outcomes.The samples in this study were 15 scientific publications in the form of research journals and theses that belong to the inclusion criteria. Based on the average analysis of the effect of the cooperative learning model type TPS on critical thinking, the average effect size of students' critical thinking is 0.62 with the medium effect category. While the average analysis of the influence of the cooperative learning model type TPS on student learning outcomes, the average effect size of students is 1.30 with a high category of influence. Based on the results of the comparsion of the average effect size, it can be concluded that the TPS type cooperative learning model for critical thinking skills and student learning outcomes is more effectively applied to student learning outcomes.

Keywords: TPS cooperative learning model, critical thinking, and learning outcomes

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemberdayaan keterampilan berpikir siswa sangatlah penting untuk melihat dan menghadapi berbagai masalah yang akan hadir dalam kehidupan siswa, dan mampu untuk diterapkan dalam situasi yang berbeda. Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan kognitif yang berhubungan dengan pikiran yang meliputi interpretasi, analisis, penjelasan, evaluasi, dan kesimpulan, meringkas, dan mengumpulkan informasi2.

Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan dapat mengajukan pertanyaan yang tepat, memberikan informasi yang relevan, efektif, kreatif, dan efisien, karena memiliki alasan yang masuk akal, serta memiliki kesimpulan yang konsisten, tanpa ada yang diragukan3. Berpikir kritis juga dapat menjadi alat untuk merangsang pola pikir siswa, melalui berpikir kritis siswa mendapatkan hasil belajar yang lebih baik4.

Setiap individu memiliki kewajiban untuk melatih akal mereka untuk dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, seperti yang dijelaskan pada Surah An- Nahl ayat 12 yang berbunyi:

2Mahanal, S., Zubaidah, S., Bahri, A., & Maratusy, D. S. (2016). Empowering students’

critical thinking skills through Remap NHT in biology classroom. In Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching(Vol. 17, No. 2, pp. 1-13). Hong Kong Institute of Education.

3Bustami, Y., & Corebima, A. D. (2017). The effect of jirqa learning strategy on critical thinking skills of multiethnic students in higher education, indonesia. International Journal of Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE), 4(3), 13-22.

4 Wulandari, Y. H., Supriyanto, S., Priyono, B. (2017). The Influence of Fhylogoni Treeassited TPS of Invertebrata Materials Towards Student Cognitif Leraning Result and Critical Thinking Ability. Unnes Science Educaton Journal, 6(1).

(18)

Artinya: “Dan dia menundukkan malam dan siang matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintahnya.

Sungguh,pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memberikan manusia akal untuk memahami tanda-tanda yang menunjukkan wujud sang pencipta dan keesaannya. Penundukannya bagi seseorang dipergunakan sebaik-baiknya dan menjadikannya bermanfaat. Akal merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu.

Siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan selalu mencoba untuk memberikan alasan yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang kompleks dan memahami interkoneksi antara sistem. Memiliki kemampuan mengkomplisi, mengungkapkan, menganalisis, memecahkan masalah, dan menemukan informasi-informasi relevan dalam upaya pemecahan masalahnya5. Harapan untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal di dalam kelas juga manjadi faktor yang dapat merangsang keterampilan berpikir kritis siswa.

Hasil belajar erat kaitannya dengan belajar dan proses belajar.

Hasil belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan suatu bentuk perubahan prilaku yang bersifat menetap. Hasil belajar juga digunakan sebagai pengaruh yang dapat memberikan suatu

5Saputri,A. C. (2019). Improving Student’s Critical Thinking Skills in Cell-Metabolism Learning Using Stimulation Higher Order Thinking Skills Model. International Journal of Instruction. 12(!), 327-342.

(19)

3

ukuran nilai dari metode alternatif yang berbeda dalam bentuk perilaku6. Setiap proses belajar mengajar di dalam kelas selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan juga bahwa hasil belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran.

Seluruh kegiatan pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jika dilihat dari segi efisiensi, maka hasil belajar yang maksimal menjadi tujuan dari seluruh proses pembelajaran.

Hasil akhir kegiatan pembelajaran ini menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan atau tidaknya siswa dalam proses pembelajaran7. Perilaku siswa di dalam kelas juga mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran dapat diukur dari hasil belajar siswa setelah dilaksanakan suatu pembelajaran8.

Hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa dalam suatu pembelajaran, dimaksimalkan dengan penggunaan model pembelajaran tertentu. Model pembelajaran tersebut adalah model yang menyediakan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk berpikir, dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

6 Yulastri, R. S., & Silalahi, J. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Mekanika Teknik Siswa Kelas X DPIB SMK Dhuafa Padang. Cived (Journalofcivil Engineering Andvocationaleducation), 6(3).

7 Sari, R. Y., & Rosidin, U. The Effect Of Critical Thinking Skills Of Junior High School Students 'Cognitive Learning Through Think Pair Share (Tps). Jurnal Pembelajaran Fisika, 1 (2).

8 Astuti, W. W., & Nurveryani, A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar. BiologyTeachingandLearning, 1(1).

(20)

merupakan salah satu model yang dapat diterapkan9 untuk mencapai tujuan ini.

Model pembelajaran TPS memberikan banyak waktu bagi siswa untuk berpikir tentang materi yang dipelajari dan bertukar pikiran dengan siswa lainnya untuk mendapatkan informasi. Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain dalam penyelesaian tugas-tugas yang diberikan10.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif dalam meningkatkan berpikir kritis, prestasi belajar, interaksi dan partisipasi siswa di dalam kelas serta melatih kemampuan berkomunikasi siswa yang dapat berdampak pada keaktifan dan kemampuan bekerja sama. Kerja sama dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan baik, keterampilan berpikir, maupun keterampilan sosial11. Dengan demikian mendukung terciptanya keaktifan siswa dalam mengembangkan pemikirannya. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa dalam belajar12.

9Nasution, Fadhilah Syam, and Edy Surya. "Efforts to Increase Student Learning Results with Cooperative Learning Type Learning Model Think Pair Share on the Cube and Beams Materials in Class VIII SMP Kartika I-1 Medan." International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) 33, no. 3 (2017): 280-290.

10Astuti, W. W., Ismail, I., & Musyafar, M. (2016) Results Increasing Student Learning Through The Use of Biology Learning Model Cooperative Think Pair Share (TPS) The Student Class XI IPA SMA Negeri 5 Makassar. In Proceeding International Conferenceon Mathematic, Science, Technology, EducationandtheirApplications (Vol. 1, No. 1).

11 Putri, N. P. I. A., Pujani, N. M., & Devi, N. L. P. L. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Keterampilan Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Smp. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), 2(2), 92-103.

12Sinaga, Y. R., Syahputra, E., Ahyaningsih, F., & Saragih, S. H. B. (2018). The Effect of Cooperative Learning Type Think Pair Share with Autograph on the Mathematical Representation Ability and Self-efficacy. American Journal of Educational Research, 6(11), 1481- 1486.

(21)

5

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS juga menuntut siswa untuk belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau bersikap sportif apabila pendapatnya tidak diterima. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih efektif dibandingan dengan model pembelajaran konvensional terutama dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa13.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa diseluruh jenjang pendidikan dari sekolah dasar, menengah, atas, hingga perguruan tinggi sangat penting untuk dikembangkan. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa di kelas secara mutlak perlu dilakukan. Keterlaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan ditentukan oleh proses pembelajaran yang diterapkan. Oleh karena itu wajib untuk mencoba menganalisis peningkatan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa diseluruh jenjang pendidikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Sebelumnya penelitian dengan menggunakan model pembelajran kooperatif tipe TPS sudah banyak dilakukan untuk diteliti.

Akan tetapi, belum diketahui efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa

13Murniati, N., Febyasha, R., & Irwandi, I. (2020). Hasil Belajar Kognitif Dan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Di Man 2 Kota Bengkulu. Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi, 4(1), 94-105.

(22)

dalam suatu konteks yang lebih luas dengan ukuran sampel yang lebih besar. Sehingga pada penelitian ini dilakukan penelitian meta analisis terhadap pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap keterampilan berpikir kritis?

b. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa?

c. Bagaimanakah perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Subjek penelitian ini dilakukan dengan melibatkan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

2) Objek penelitian ini dibatasi pada keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

(23)

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis:

a. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap kemampuan berpikir kritis berdasarkan penelitian terdahulu.

b. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa berdasarkan penelitian terdahulu.

c. Perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa berdasarkan penelitian terdahulu.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis:

1) Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi dalam menggunakan metode think pair share dalam proses belajar mengajar serta memperkaya khazanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan.

b. Menambah refrensi atau rujukan model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk menganalisis penelitian terdahulu.

2) Manfaat Praktis

(24)

a. Bagi siswa, sebagai acuan untuk dapat memahami konsep dengan baik dan meningkatkan keterampilan berpikir dan hasil belajar siswa.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa serta mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar

d. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan menambah informasi, wawasan, dan pengetahuan terutama mengenai masalah yang terkait dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

e. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang peneliti berikutnya untuk meneliti lebih mendalam tentang upaya dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

D. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah model pembelajaran yang melibatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam belajar. Siswa diminta untuk berlatih secara individu, bekerja

(25)

9

sama, saling berpasangan untuk mendiskusikan cara memecahkan permasalahan yang diberikan, dan kemudian hasil yang diperoleh dipersentasikan di depan kelas14.

2. Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk melatih siswa dalam meningkatkan daya analisis pemahaman yang kuat15. Kemampuan berpikir kritis dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar, dikarenakan mampu merangsang pola pikir dan membantu menjadi lebih kritis dalam memecahkan suatu permasalahan, dan akhirnya dapat meningkatnya hasil belajar siswa16.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah nilai, aktifitas serta pengalaman yang telah diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah melaksanakan proses pembelajaran17. Hasil belajar siswa akan terlihat setelah siswa mengikuti suatu pembelajaran

14Sinaga, Y. R., Syahputra, E., Ahyaningsih, F., & Saragih, S. H. B. (2018). The Effect of Cooperative Learning Type Think Pair Share with Autograph on the Mathematical Represzntation Ability and Self-efficacy. American Journal of Educational Research, 6(11), 1481-1486.

15 Setiawati, H., & Corebima, A. D. (2018). Improving Students’ Metacognitive Skill sthrough Science Learning by Integrating PQ4R and TPS Strategies at A Senior High School in Parepare, Indonesia. Journal of Turkish Science Education, 15(2), 95-106.

16Wulandari, Y. H., Supriyanto, S., & Priyono, B. (2017). The Influence Of Phylogeny Tree-Assisted Tps Of Invertebrata Materials Towards Students’cognitive Learning Results And Critical Thinking Ability. Unnes Scienc eEducation Journal, 6(1).

17Sudarto, S., Yunus, S. R., &Karlinayanti, K. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tps (Think Pair Share) Terhadap Hasil Belajar Ipa Peserta Didik Kelas Viii Smp Negeri 7 Cenrana Maros (Studi Pada Materi Pokok Getaran dan Gelombang). Jurnal IPA Terpadu, 1(2).

(26)

dengan menggunakan suatu model atau strategi tertentu, sehingga dengan demikian akan terlihat keberhasilan siswa terhadap materi pembelajaran melalui hasil belajar yang diperoleh siswa.

(27)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Berpikir Kritis

1. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan yang menganalisis dan mengevaluasi pemikiran dengan bermaksud untuk memperbaikinya. Artinya pemikiran yang mandiri, dan disiplin diri.

Berpikir kritis adalah salah satu keterampilan yang paling penting, dimana berpikir kritis memiliki beberapa langkah terdiri dari menantang memikir, mulai memikir, berlatih memikir, berpikir maju dan menguasai pemikiran18.

Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan berpikir kognitif yang sangat erat kaitannya dengan pemikiran. Keterampilan berpikir kritis memiliki pandangan untuk melihat dua sisi sebuah isu, bersikap terbuka terhadap bukti-bukti, mendukung penalaran tanpa perasaan, dan menyimpulkan kesimpulan dari fakta yang ada untuk menyimpulkan masalah19.

Keterampilan berpikir kritis memiliki fungsi yang efektif dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang dan dalam semua aspek

18 Mutakinati, L., Anwari, I., & Kumano, Y. (2018). Analysis of students’ criticalt hinking skill of middle school through stem education project-based learning. Jurnal Pendidikan IPA promotes Indonesia, 7(1), 54-65.

19Hasan, R., Lukitasari, M., Utami, S., & Anizar, A. (2019). The activeness, critical, and creative thinking skills of students in the Lesson Study-based inquiry and cooperative learning. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 5(1), 77-84.

(28)

kehidupan lainnya. Adapun manfaat keterampilan berpikir kritis dalam kehidupan adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan yang unggul dalam memainkan peran penting dalam semua aspek kehidupan.

b. Mampu menekankan berpikir replektif, yakni menekankan dalam membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan dan dipercaya.

c. Mampu mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat berdiskusi dan memberikan informasi yang efektif dan efisien.

d. Menjadikan siswa kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan dan memiliki kesimpulan yang konsisten20.

2. Indikator Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis dalam mendiagnosis kemampuan siswa dalam keberaniannya untuk berpikir kritis. Berpikir kritis memliki beberapa indikator diantaranya sebagai berikut:

a. Memberikan penjelasan dasar, yang dimana terdiri atas fokus pada pertanyaan, menganalisis pendapat, dan mengklarifikasi suatu penjelasan melalui tanya jawab.

b. Menentukan dasar pengambilan keputusan, yang terdiri dari komponen: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya

20Bustami, Y., Syafruddin, D., & Afriani, R. (2018). The implementation of contextual learning to enhance biology students’ critical thinking skills. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7(4), 451-457.

(29)

13

atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

c. Menarik kesimpulan, yang terdiri dari beberapa komponen yakni, mempertimbangkan hasil suatu dedukasi, mempertimbangkan hasil diskusi, dan menentukan pertimbangan nilai21.

d. Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir untuk membantu memperjelas pertanyaan dan mengetahui arti istilah- istilah kunci.

e. Menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.

f. Meninjau kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.

3. Rubrik Berpikir Kritis

Rubrik berpikir kritis dapat dikelompokkan menjadi 6 skor22, ditunjukkan oleh Tabel 4.2

Tabel 4.2 Rubrik Berpikir Kritis

Skor Deskriptor

1 2

5 Semua skor benar, jelas dan spesifik

Semua uraian jawaban benar, jelas, dan spesifik, dan didukung oleh alasan yang kuat, benar, argument jelas

Alur berpikir baik, semua konsep saling berkaitan dan terpadu

Tata bahasa baik dan benar

Semua aspek Nampak, bukti baik dan seimbang

4 Sebagian besar konsep benar, jelas, namun kurang spesifik

Sebagian besar aturan jawaban benar, jelas, namun kurang spesifik

21 Rizki, N. (2019). Pengaruh Penggunaan Model Think Pair Share (TPS) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik MAN 1 Aceh Selatan pada Materi Momentum dan Impuls (Doctoraldissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

22 Zubaidah, S. (2018). MENGENAL 4C: Learning And Innovation Skills Untuk Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. In 2nd Science Education National Conference (pp-18)

(30)

Alur berpikir baik, sebagian besar konsep saling berkaitan dan terpadu

Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil

Semua aspel nampak, namun belum seimbang

1 2

3 Sebagian kecil konsep benar dan jelas

Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas namun alasan dan argumen jelas

Alur berpikir cukup baik, sebagian kecil saling berkaitan

Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan pada ejaan

Sebagian besar aspek yang nampak benar

2 Konsep kurang fokus atau berlebihan atau meragukan

Uraian jawaban tidak mendukung

Alur berpikir kurang baik, konsep tidak saling berkaitan

Tata bahasa baik, kalimat tidak lengkap

Sebagian kecil aspek yang nampak benar 1 Semua konsep tidak benar atau tidak mencukupi

Alasan tidak benar

Alur berpikir tidak baik

Tata bahasa tidak baik

Secara keseluruhan aspek tidak mencukupi 0 Tidak ada jawaban atau jawaban salah

4. Kelebihan dan Kekurangan Berpikir Kritis a. Kelebihan

Adapun beberapa kelebihan dari keterampilan berpikir kritis meliputi sebagai berikut:

1) Mengajarkan siswa untuk dapat memikirkan bagaimana cara membuat suatu kesimpulan dalam permasalahan.

2) Mempertahankan ide-ide mengenai isu-isu yang bersifat kompleks.

3) Mampu mempertimbangkan berbagai jenis sudut pandang 4) Mampu menganalisis, konsep, teori, dan penjelasan.

Menjelaskan isu dan suatu kesimpulan.

5) Mampu memecahkan masalah dan memindahkan suatu gagasan kepada konteks baru.

(31)

15

6) Menilai fakta-fakta dan mampu mengekspolarasi implikasi dan konseksuasi.

7) Semakin mengenal kontradiksi dan ketidak konsistenan memikirkan pengalaman mereka sendiri23.

b. Kekurangan

Adapun kekurangan dari keterampilan berpikir kritis meliputi sebagai berikut:

1) Setiap siswa memiliki tingkatan kognitif yang berbeda, sehingga sulit bagi siswa yang memiliki tingkatan kognitif yang rendah.

2) Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir yang kompleks atau terancang.

3) Ide-ide yang masuk dalam setiap individu berbeda tergentung tingkatan kemampuan siswa.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebagai hasil yang sudah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar, yang sebelumnya mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Secara sederhana hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari setiap materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan

23 Kustyorini, Y., & Mashuri, M. T. (2019, April). Penerapan Pembelajaran Diskusi Analogi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. In Prosiding Seminar Nasional Pakar (pp. 1-54).

(32)

dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes maupun non tes mengenai sejumlah materi tertentu.

Hasil belajar yang baik tentu merupakan tujuan dari sebuah proses pembelajaran di sekolah24. Hasil belajar akan dikatakan tuntas apabila sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru pada setiap mata pelajaran25.

Hasil belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

Hasil belajar kadang tidak semudah yang dibayangkan, artinya jika seseorang ingin mendapatkan hasil belajar yang baik, maka harus berjuang menghadapi berbagai rintangan, hambatan dan tantangan, hanya dengan keuletan dan rasa optimislah yang dapat membantu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Jenis-jenis Hasil Belajar

Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka harus senantiasa mengacu kepada tiga aspek, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan psikomotorik.

a. Ranah Kognitif (Pengetahuan)

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental.

Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai

24 Popiyanto, Y. (2020). Kooperatif Tipe Think Pair Bagikan terhadap Hasil Belajar Tematik Siswa Sekolah Dasar.Trapsila: Jurnal Pendidikan Dasar, 1 (01), 44-54.

25 Anisa, A., Waluyo, J., & Hariani, S. A. (2013). Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (Sppkb) Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synargetic Teaching (Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMP Negeri 10 Jember). “Pancara Pendidikan 2(4), 100-110.

(33)

17

dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Tingkat mengingat adalah mengenali atau mengingat kembali ilmu dari ingatan. Mengingat adalah saat memori digunakan untuk memproduksi atau mengambil definisi, fakta, atau daftar, atau membaca informasi yang dipelajari sebelumnya.

2) Tingkat pemahaman adalah membangun makna dari berbagai jenis fungsi baik itu tertulis atau pesan grafis atau kegiatan seperti menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, atau menjelaskan.

3) Tingkat menerapkan adalah melakukan atau menggunakan prosedur melalui pelaksanaan, atau penerapan. Menerapkan hubungan dengan atau mengacu pada situasi di mana bahan yang dipelajari digunakan melalui produk seperti model, persentasi, wawancara atau simulasi.

4) Tingkat menganalisis adalah memecah bahan atau konsep menjadi beberapa bagian, menentukan bagaimana bagian- bagian tersebut berhubungan satu sama lain atau bagaimana mereka saling berhubungan, atau bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan dengan struktur atau tujuan keseluruhan.

5) Tingkat mengevaluasi adalah membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar melalui pemeriksaan dan kritik-kritik,

(34)

rekomendasi, dan laporan adalah beberapa diantaranya produk yang dapat dibuat untuk mendemonstrasikan proses evaluasi.

6) Tingkat membuat adalah menyatukan elemen-elemen untuk membentuk keseluruhan yang fungsional, mengatur ulang elemen menjadi baru, pola atau struktur melalui pembangkit, perencanaan, atau memproduksi.

b. Ranah Afektif (Sikap)

Tujuan dari ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1974) dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

1) Menerima atau memperhatikan, adalah kepekaan seseorang dalam menerima ransangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan yang lainnya. Contoh siswa menyadari bahwa disiplin wajib di tegakkan.

2) Menanggapi, adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

3) Menghargai, adalah memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu obyek, apabila kegiatan itu tidak dikerjakan akan membawa kerugian.

(35)

19

4) Mengatur atau mengorganisasikan, adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang membawa kepada perbaikan umum.

5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai, adalah keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang dapat memperngaruhi tingkah lakunya26.

c. Ranah Psikomotorik (Keterampilan)

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas tidak hanya ranah kognitif saja yangharus diperhatikan, akan tetapi ranah afektif dan ranah psikomotorik juga. Untuk dapat melihat keberhasilan kedua aspek ini, guru dapat melihatnya dari segi sikap dan keterampilan yang dilakukan oleh siswa setelah proses belajar mengajar27.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa tidak akan terwujud secara maksimal dengan begitu saja. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

26 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2016) hal. 54-56.

27 Pisau, B. T. K. P., & Kebudayaan, K. P. D. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Materi Pencemaran Lingkungan Kelas X SMA Negeri 2.

(36)

a. Faktor Internal

Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa. Faktor internal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis meliputi usia kematangan, cacat tubuh, dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis meliputi:

kelelahan, suasana hati, minat, sikap, potensi siswa, motivasi siswa, kematangan, dan kebiasaan belajar28.

b. Faktor Eksternal

Faktor ekternal adalah faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa. Dapat diklasifikasikan menjadi 3 yakni faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. Sedangkan faktor lingkungan sekolah meliputi: keadaan sekolah, tempat belajar, kualitas guru dalam mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, dan keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah. Keberadaan siswa didalam masyarakat sangat mempengaruhi hasil belajar29.

28 Pisau, B. T. K. P., & Kebudayaan, K. P. D. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Materi Pencemaran Lingkungan Kelas X SMA Negeri 2.

29 Supiati. (2015). Pengaruh Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Rangka Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Dakwah Islamiyah Nurul Hakim Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2014-2015.

(37)

21

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang konsep yang lebih luas yang meliputi semua jenis kegiatan pembelajaran secara berkelompok, termasuk bentuk-bentuk yang di pimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru30. Seperti guru memberikan suatu permasalahan dan memberikan beberapa pertanyaan, serta menyediakan bahan- bahan dan informasi untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Secara berkelompok siswa akan dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Tujuan dari pembelajaran koopertaif adalah pemrosesan kelompok dan kerja sama.

Pemrosesan kelompok untuk meningkatkan keefektifan tiap anggota kelompok terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan secara berkelompok.

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak jenis atau tipe, diantaranya: Student Team Achievement Divisions (STAD), Team Game Tournament (TGT), Jigsaw, Think Pair Share (TPS), Noumbered Head Together (NHT), Snowbal Throwing (ST), dan masih banyak lainnya.

30Rahmawati, N. L. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Akuntansi Kelas X SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

(38)

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam aktifitas belajar siswa. Pada model pembelajaran tipe ini, siswa diminta untuk berlatih secara individu, dituntut bekerjasama secara berpasangan yang nantinya hasil diskusi akan dipersentasikan di depan kelas31. Model ini juga dapat membantu siswa untuk dapat bekerja dan berbagi dengan temanp-teman mereka untuk dapat menemukan solusi masalah sehingga interaksi antar siswa terjadi, dan proses pembelajaran menjadi lebih aktif32. Prioritas Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah dalam proses pembelajaran, siswa diprioritaskan untuk berkelompok dan mendiskusikan masalah yang diberikan oleh guru dengan kelompok mereka secara berpasangan.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share salah satu model pembelajaran kooperatif yang membantu siswa dalam berpikir secara kritis karena siswa dituntun untuk mentransfer ide-ide yang didapat dalam menyelesaikan suatu topik atau permasalahan yang diberikan33. Selain itu juga siswa menjadi lebih aktif terutama pada

31Sinaga, Y. R., Syahputra, E., Ahyaningsih, F., & Saragih, S. H. B. (2018). The Effect of Cooperative Learning Type Think Pair Share with Autograph on the Mathematical Representation Ability and Self-efficacy. American Journal of Educational Research, 6(11), 1481- 1486.

32 Suprapti, E., Mursyidah, H., &Inganah, S. (2019). Improving Students’ Learning Outcomes Using 4Me Module with Cooperative Learning. International Journal of Trends in Mathematics Education Research, 1(2).

33 Wicaksono, R. S., & Susilo, H. (2019, June). Implementation of Problem Based Learning Combined With Think Pair Share In Enhancing Students’ Scientific Literacy and Communication Skill Through Teaching Biology in English Course Peerteaching. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1227, No. 1, p. 012005). IOP Publishing

(39)

23

saat berpasangan untuk menemukan ide antar setiap siswa dan ketika siswa mempersentasikan hasil diskusi.

Manfaat lain dari pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah siswa menjadi lebih aktif, dimana siswa bekerja sama untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, dan juga kemampuan berpikir siswa menjadi kritis dalam memecahkan masalah tersebut.

Selain itu juga dapat mengekspolarasi apa yang penting bagi siswa.

Siswa yang terlibat langsung dalam memecahkan suatu permasalahan dan bekerja secara kelompok dapat mendorong siswa untuk menghargai pengetahuan mereka yang sudah ada sebelumnya dan pengetahuan dari teman kelompoknya34. Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah model pembelajaran yang mengacu pada langkah utama yaitu:

a. Berpikir (Thinking), yaitu guru memberikan pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan pelajaran dan siswa diberi waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri mngenai jawaban atau masalah yang telah diberikan oleh guru.

b. Berpasangan (Pairing), yaitu guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah dipikirkan sebelumnya. Interaksi dalam tahapan ini, dapat menghasilkan

34Connolly, A. J., &Rush, D. (2018). Cooperative Learning Activities For Introductionto MIS. In Proceedings of the EDSIG Conference ISSN (Vol. 2473, p. 3857).

(40)

jawaban bersama apabilan masalah tersebut telah diidentifikasi.

Biasanya guru memberikan 4 sampai 5 menit kepada siswa untuk berpasangan.

c. Sharing, yaitu guru meminta pasangan atau perwakilan kelompok untuk berbagi mempersentasikan atau bekerja sama dengan keseluruhan teman kelas tentang apa yang telah mereka dapatkan35.

Think Pair Share memiliki langkah-langkah yang secara eksplisit diatur untuk memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu. Secara sederhana model kooperatif tipe TPS memiliki langkah-langkah sebagai berikut: (1) persiapan, (2) menjelaskan model yang diterapkan, (3) topik pemberian tugas, (4) pembentukan kelompok, (5) berpikir secara individual (think), (6) berpasangan (pairing), (7) berbagi melalui persentasi di depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi (share)36.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TPS a. Kelebihan

Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut:

1) Siswa yang pemalu akan menjadi lebih ramah dan kurang stres pada saat bekerja berpasangan.

35Zuddin, M. (2018). The Improvement Of Learning Result Of Pkn By Using Think Pair Share (TPS) Of Primary School Students. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 7(2), 77-85.

36 Minarni, A. (2018). The Effect Of Cooperative Learning of Type Think Pair Share Basedon Mandailing Culture To Mathematical Problem Solving Ability Of The Students at Middle Secondary School Ali Imron Medan. Advances in Social Science sResearch Journal, 5(10).

(41)

25

2) Mampu meningkatkan interaksi antar siswa.

3) Mampu meningkatkan sikap sosial, karena meningkatkan kerja sama dan komunikasi antar siswa.

4) Meningkatkan prestasi siswa dalam berbicara.

5) Siswa mampu mengorganisir ide-ide mereka sebelum berdiskusi dengan kelompok, yang meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

6) Meningkatkan rasa percaya diri siswa dan tanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.

7) Meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas37. b. Kekurangan

Adapun kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut:

1) Siswa yang memiliki kemampuan lebih merasa terhambat oleh siswa yang kurang kemampuannya.

2) Pembelajaran kooperatif TPS didasarkan oleh hasil kerja kelompok.

3) Memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengembangkan kesadaran untuk berkelompok38.

Pada dasanya setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena dengan adanya kelebihan dalam model

37Raba, A. A. A. (2017). The influence of think-pair-share (TPS) on improving students’

oral communication skills in EFL class rooms. Creative Education, 8(01), 12.

38Rahmawati, N. L. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Akuntansi Kelas X Ak 2 Smk Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

(42)

pembelajaran mampu untuk menutupi kelemahan dari model pembelajaran tersebut.

D. Konsep Meta Analisis 1. Pengertian Meta Analisis

Meta analisis adalah penelitian yang mengumpulkan, mengolah, menyajikan data yang telah dianalisis secara sistematis maupun objektif, yang hasilnya akan digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan penyelidikan terhadap penelitian terdahulu39. Secara sederhana metode pada meta analisis digunakan untuk meringkas, merangkum, dan menyimpulkan sejumlah data penelitian sejenis untuk menguatkan dan mendukung hasil penelitian yang diperoleh.

Penelitian meta analisis dapat bersifat kuantitatif dan menggunakan analisis statistik untuk memperoleh informasi yang berasal dari sejumlah data pada penelitian-penelitian sebelumnya40. Meta analisis merupakan suatu teknik pengembangan yang akan membantu peneliti untuk dapat menemukan kekonsistensian pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.

Karakteristik meta analisis yang dikemukakan Glass yang dapat dijadikan acuan, antara lain: mencakup penelitian dalam jumlah besar, mencakup penelitian ulasan, mengaplikasikan statistik bukan berupa

39Dewi, N. K. N. S., Astawan, I. G., & Margunayasa, I. G. (2020). Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. MIMBAR PGSD Undiksha, 8(2), 294-302.

40Boisandi, H. D. (2017). Meta Analisis Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Kontruktivisme pada Materi Fisika di Kalimantan Barat. META.

(43)

27

data mentah dari ringkasan data statistik, berfokus pada ukuran efek perlakuan, dan mencakup hubungan antara komponen penelitian dengan hasilnya. Dilihat dari prosesnya, proses perencanaan penelitian meta analisis dimulai dengan beberapa langkah yaitu:

a. Perumusan masalah penelitian, adalah langkah awal dari setiap jenis penelitian.

b. Pengumpulan dan penilaian data penelitian, data meta analisis yang dikumpulkan terdiri dari kumpulan isi penelitian dan indeks ekstraksi kuantitatif. Selanjutnya data dikumpulkan dalam bentuk lembar pengkodean.

c. Analisis dan penafsiran data, merupakan hasil analisis gabungan dari beberapa hasil penelitian.

d. Laporan penelitian41.

2. Kelebihan dan Kekurangan Meta Analisis a. Kelebihan

Adapun kelebihan meta analisis adalah sebagai berikut:

1) Pendekatan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sehingga banyak mengambil sampel hasil lebih representatif, hasil akhirnya berupa effect size.

2) Memungkinkan untuk dapat mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian terdahulu.

41Utami, P. Meta-Analisis Penggunaan Model Kooperatif Dalam Pembelajaran Biologi (Bachelor’s thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

(44)

3) Meta analisis dapat menjawab pertanyaan seputar kesenjangan hasil dari pembelajaran yang bermacam-macam.

4) Meta analisis pada penelitian bidang bisnis mampu membuat organizational behaviuor yang baik.

b. Kekurangan

Adapun kekurangan dari penelitian meta analisis adalah sebagai berikut:

1) Banyaknya sampel yang diambil memungkinkan ikut serta sampel-sampel yang tidak dibutuhkan.

2) Hasil yang dipublikasikan hanya hasil yang signifikan.

3) Tidak dapat diterapkan apabila sampel datanya kecil42.

42 Chandra, E. (2011). Efektivitas Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Biologi (Meta Analisis Terhadap Penelitian Eksperimen dalam Pembelajaran Biologi). Holistik, 12(1).

(45)

29

E. Kerangka Berpikir

Penelitian Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS telah banyak dilakukan

Belum diketahui Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS terhadap Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa dalam konteks yang lebih luas

Penelitian Meta Analisis

Penelusuran artikel atau jurnal melalui Google Scholer

Model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Berpikir Kritis, Hasil Belajar

Standar Deviasi + Rata-rata + Ukuran Sampel

Pengaruh Effect Size

Interpretasi

Informasi mengenai efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap berpikir kritis dan hasil belajar dalam konteks yang lebih luas

(46)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah meta analisis. Meta analisis adalah penelitian yang merangkum, mereview, dan menganalisis data-data pada penelitian terdahulu43. Metode penelitian meta analisis yaitu, review sistematik, deskriptif dengan menganalisis hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah dipublikasikan yang berkaitan dengan kooperatif tipe TPS, berpikir kritis, dan hasil belajar siswa.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh publikasi ilmiah berupa: jurnal penelitian, skripsi dan artikel-artikel yang terkait dengan kooperatif tipe TPS, berpikir kritis, dan hasil belajar pada publikasi tahun 2010 sampai 2020.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh publikasi ilmiah berupa artikel, skripsi dan hasil penelitian yang tergolong pada kriteria insklusi yang berjumlah 14 artikel. Kriteria inklusi adalah jurnal, skripsi yang dianalisis sesui dengan pengkodean yang telah ditetapkan.

43 Anugraheni, I. (2018). Meta Analisis Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar [A Meta-analysis of Problem- Based Learning Models in Increasing Crtikal Thinking Skills in Elementary Scholls]. Polyglot:

Jurnal Ilmiah, 14(1), 9-18.

(47)

31

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Hasil pengumpulan artikel oleh peneliti yang memenuhi kriteria kooperatif tipe TPS terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar akan dibedakan menjadi golongan insklusi dan eksklusi diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Kriteria Inklusi

Artikel insklusi adalah artikel-artikel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk diambil data-data hasil penelitian yang akan dianalisis. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: jumlah sampel pada artikel sudah jelas, terdapat kelas kontrol dan kelas ekperimen yang masing-masing memiliki nilai rata-rata posttest, terdapat standar deviasi, dan menggunakan variabel yang sama yaitu kooperatif tipe TPS sebagai variabel bebas dan berpikir kritis serta hasil belajar sebagai variabel terikat.

2. Kriteria Eksklusi

Artikel yang termasuk ke dalam kriteria eksklusi yaitu seluruh publikasi ilmiah seperti: jurnal, skripsi, dan artikel-artikel yang terkait dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, berpikir kritis, dan hasil belajar siswa pada rentang tahun 2010 sampai 2020 yang tidak tergolong pada kriteria inklusi.

(48)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini disesuaikan dengan langkah- langkah dalam meta analisis. Langkah-langkah meta analisis meliputi:

1. Merumuskan tujuan penelitian

Merumuskan tujuan penelitian bertujuan untuk lebih memudahkan dalam menemukan publikasi ilmiah berupa artikel-artikel, jurnal penelitian, skripsi dan lainnya tentang pengearuh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar.

2. Mengumpulkan data penelitian

Menelusuri artikel-artikel yang terdapat pada jurnal online, skripsi, dan publikasi ilmiah lainnya dengan menggunakan google cendekia.

Penelusuran artikel, dengan menggunakan kata kunci kooperatif tipe TPS, berpikir kritis, dan hasil belajar. Dari penelusuran tersebut difokuskan pada penelitian yang menggunakan desain quasi eksperimen yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar. Yaitu artikel yang tersedianya rata-rata kelas eksperimen, rata-rata kelas kontrol dan standar deviasi.

3. Memberikan Pengkodean Artikel

Proses pengkodean bertujuan untuk mempermudah dalam membedakan antara artikel yang satu dengan artikel yang lainnya, artikel yang tergolong dalam kriteria eksklusi atau insklusi.

(49)

33

Pengkodean artikel-artikel yang ditemukan berfokus pada: kode artikel, ukuran sampel, nilai perlakuan pada kelas eksperimen yang sudah dan sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TPS, dan standar deviasi.

4. Menganalisis dan menafsirkan hasil

Artikel-artikel yang masuk ke dalam kriteria insklusi, selanjutnya dianalisis dengan mencari persentase dari setiap data yang didapatkan.

Menghitung ukuran effect size menggunakan rumus Glass Delta dengan membagi selisih rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan standar deviasi pada kelas kontrol. Tahapan akhir berupa interpretasi, yaitu pengelompokan data hasil effect size berdasarkan jenjang penelitian dan mata pelajaran.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu dengan terlebih dahulu menentukan ukuran effect size dari setiap artikel serta effect size pengaruh model TPS terhadap kedua variable terikat yaitu keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar. Penghitungan effect size dilakukan dengan menggunakan rumus glass delta adalah sebagai yaitu44.

∆ = � � � � −� k ��k

Dengan kriteria ukuran effek sebagai berikut:

44 Asror, A. H. (2016, February). Meta-Analisis: PBL. In Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika (Pp. 508-513).

(50)

1. effect size ≤ 0,15 = efek dapat diabaikan 2. 0,15 < effect size ≤ 0,40 = efek kecil 3. 0,40 < effect size ≤ 0,75 = efek sedang 4. 0,75 < effect size ≤ 1.10 = efek tinggi 5. effect size ≥ 1.10 = efek sangat tinggi

Selanjutnya, analisis dilanjutkan dengan mengelompokkan dan membandingkan effect size yang diperoleh berdasarkan pengaruh variabel bebas (model kooperatif TPS) terhadap variabel terikat (keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar).

Gambar

Gambar  4.1      Persentase  Pengaruh  Model  Kooperatif  TPS  terhadap  Berpikir  Kritis, 39
Tabel 4.2 Rubrik Berpikir Kritis
Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Artikel Insklusi
Tabel  4.2  Data  Analisis  Artikel  Model  TPS  terhadap  Keterampilan  Berpikir Kritis
+7

Referensi

Dokumen terkait

keterampilan berpikir kritis oleh siswa, aktivitas belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe

disimpulkan (1) ada perbedaan antara model belajar kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan model pembelajaran konvensional ,(2) tidak ada perbedaan hasil belajar

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar

; (3) supaya hasil belajar siswa kelas I SDN Perak utara I/58 Surabaya, mengalami peningkatan sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (4)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar

Dari tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pada siklus I proses pembelajar guru sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, namun proses pembelajaran belum berjalan cukup baik, hal ini