PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MEDAN
TESIS
Oleh:
Indayana Febriani Tanjung 8116174006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
ABSTRAK
INDAYANA FEBRIANI TANJUNG: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2013.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan, dan (2) Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan secara acak dengan teknik
cluster random sampling. Instrumen penelitian menggunakan tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 27 soal; tes hasil belajar sebanyak 37 soal dalam bentuk pilihan berganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukarannya. Teknik analisis menggunakan anakova dengan bantuan program SPSS 19.0.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together
(NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 MEDAN (Fhitung = 53,727 > Ftabel = 3,80). Hasil belajar
biologi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS 80,80±5,543 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar biologi siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT 74,21±5,718 maupun siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional 66,20±7,65; (2) ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 MEDAN (Fhitung = 28,305 > Ftabel = 3,80). Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS 83,48±6,055 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT 79,97±6,188 maupun siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional 72,78±7,156. Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran TPS dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran biologi.
Kata Kunci: Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, Think Pair Share (TPS),
ABSTRACT
INDAYANA FEBRIANI TANJUNG: The Influence of Cooperative Learning Model type Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) to Biology Learning Results and Critical Thinking Capability of Students in State Madrasah Aliyah 1 Medan. Thesis. Medan. Post Graduates Program Study, UNIMED, 2013.
This research is intended to know: (1) the influence of using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) and conventional to biology learning result in the main material of ecosystem in class X State Madrasah Aliyah 1 Medan, and (2) the influence of using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) and conventional to critical thinking capability in the main material of ecosystem in class X State Madrasah Aliyah 1 Medan. The method of research used quasi-experiment method with 3 classes taken randomly with cluster random sampling technique. The instrument of research used critical thinking capability test for 27 questions. Learning results test for 37 questions with multiple choice form. Its validity and reliability, difference rate and difficulty level have been tested. Analysis technique used anacova with SPSS program version 19.0.
The results of research showed that (1) there was significant influence of using cooperative leraning model type Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together
(NHT) and conventional to the students’ learning results of biology in the main material of ecosystem in class X State Madrasah Aliyah 1 Medan ((Fcount = 53,727 > Ftable = 3,80). The students’ learning results of biology which are taught with TPS 80,80±5,543 and it was significantly higher compared to NHT 74,21±5,718 and conventional 66,20±7,65; and (2) there was significant influence of using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) and conventional to the students’ critical thinking capability of biology in the main material of ecosystem in class X State Madrasah Aliyah 1 Medan (Fcount = 28,305 > Ftable= 3,80). The students’ learning critical
thinking capability which are taught with TPS 83,48±6,055 and it was significantly higher compared to NHT 79,97±6,188 and conventional 72,78±7,156. As the follow-up of this research, it is expected for those teachers to apply cooperative learning model type TPS in increasing biology learning results and critical thinking capability in biology learning.
Key words: Biology Learning Results, Critical Thinking Capability, Think Pair Share
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan”dengan baik. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan ungkapan rasa
terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis
ini. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Hasruddin,
M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., selaku Dosen pembimbing, yang tulus
dan penuh perhatian memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan waktunya kepada penulis
sejak awal penulisan sampai penyelesaian tesis ini.
Penulis juga menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Rachmat
Mulyana, M.Si., Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku
narasumber yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini. Kepada
Bapak Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si dan Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si., selaku
validator ahli instrumen hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang telah banyak
memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan instrumen penelitian ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah MAN 1 Medan,
seluruh guru terutama Ibu Herawati Dongoran, S.Ag dan siswa/i atas bantuan dan
kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar. Kepada teman-teman
seperjuangan (widia, kak yani, dek nurul, putri, tria, weni, andez) dan semua teman-teman
Pendidikan Biologi Kelas B angkatan XX serta seluruh keluarga besar Program Studi
Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta semua pihak yang
telah membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan tesis ini.
Ucapan terimakasih yang teristimewa juga kepada kedua Orang Tua tercinta (alm) H.
Bustami Said, S.H dan Hj. Mardiah Tanjung atas Doa, dorongan, dan semangat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik. Terimakasih juga kepada Kakanda
Afrizal, SH, M.Hum, Alfian S.E, M.M, Dra. Hj. Ira Suryani, M.Si, Ardiansyah Putra
Tanjung, S.H atas Doa, dukungan dan pengorbanan baik moril maupun materil yang telah
diberikan. Ucapan terimakasih pula penulis sampaikan kepada Ibu Ekoevidolo, S.H atas
pengertian dan dukungan yang sangat besar kepada penulis.
Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran dan kritik
yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada Allah SWT kita berserah, semoga kita semua berhasil
mencapai apa yang dicita-citakan serta melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Amin.
Medan, Agustus 2013
Penulis
DAFTAR ISI
4. Pembelajaran Kooperatif ... 19
5. Model Pembelajaran TPS ... 22
6. Model Pembelajaran NHT ... 28
7. Hakekat Pembelajaran Konvensiona ... 31
B. Penelitian yang Relevan ... 34
C. Kerangka Berpikir ... 34
D. Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
C. Jenis dan Desain Penelitian ... 39
D. Defenisi Operasional ... 40
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ...41
F. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian... 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………... 54
B. Pembahasan ... 56
C. Keterbatasan Penelitian ... 65
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 67
B. Implikasi ... 68
C. Saran ... 70
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Biologi Siswa Kelas X MAN 1 Medan ...2
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif ...21
Tabel 2.2 Sintaks Model TPS ... 24
Tabel 3.1 Desain Penelitian...39
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 42
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 43
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas………... 45
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Beda ………... 46
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran …………... 47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian... 49
Gambar 4.1 Pengaruh Model Kooperatif Terhadap Hasil Belajar ……57
Gambar 4.2 Pengaruh Model Kooperatif Terhadap Kemampuan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TPS... 74
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) NHT... 82
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional ... 91
Lampiran 4 LKS………... 98
Lampiran 5 Soal Pretes dan Postes Hasil Belajar... 105
Lampiran 6 Soal Pretes dan Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 112
Lampiran 7 Materi Pokok Bahasan Ekosistem... 121
Lampiran 8 Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar... 141
Lampiran 9 Hasil Output SPSS Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 144
Lampiran 10 Hasil Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ... 145
Lampiran 11 Hasil Output SPSS Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ... 148
Lampiran 12 A. Statistik Dasar... 152
1. Kelas TPS ………... 152
2. Kelas NHT………... 154
3. Kelas Konvensional ……….…………... 156
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan bangsa dan
negara. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut untuk lebih meningkatkan mutu
dan kualitas pendidikannya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di era globalisasi yang semakin hari semakin maju. Sudarman (2005)
menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Penerapan proses belajar mengajar di
Indonesia kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis
(Sanjaya, 2009). Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada
kemampuan siswa untuk menghafal informasi. Padahal keterampilan berpikir
kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat
penting bagi setiap orang dan merupakan bagian yang fundamental dari
kematangan manusia. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan berpikir kritis
menjadi sangat penting bagi siswa di setiap jenjang pendidikan.
Penting bagi siswa untuk menjadi seorang pemikir mandiri sejalan dengan
meningkatnya jenis pekerjaan di masa yang akan datang yang membutuhkan para
pekerja handal yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Selama ini, kemampuan
berpikir masih belum merasuk ke jiwa siswa sehingga belum dapat berfungsi
maksimal di masyarakat yang serba praktis saat ini. Banyak siswa tidak mampu
hubungan yang mendasar bagi mata pelajaran yang telah mereka pelajari, atau
ketidakmampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh
ke dalam permasalahan dunia nyata. Dalam pembelajaran yang berbasis hafalan
menjadikan siswa jarang dituntut untuk bertanya dan berpikir, sehingga
kemampuan berpikir kritis kurang terpacu.
Keberhasilan pengajaran yang telah dilaksanakan tentunya tergambar dari
hasil belajar siswa itu sendiri. Hasil pembelajaran yang demikian itu tentunya
menjadi dambaan semua guru dan siswa, dan memang salah satu tujuan
pendidikan menuntut seorang siswa supaya memiliki kecerdasan dan
keterampilan. Kecerdasan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa diperoleh
pada saat siswa tersebut mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Kecerdasan dan
keterampilan dari seorang siswa biasanya diwujudkan dalam suatu bentuk nilai
atau angka. Kenyataan yang masih banyak ditemui, dalam suatu proses belajar
mengajar, hasil belajar siswa masih ada yang rendah, hal ini bisa dibuktikan
dengan nilai yang mereka peroleh pada saat mereka telah menyelesaikan tes. Hasil
tes masih ada yang tidak mencapai standar juga terlihat pada nilai rata-rata ujian
di MAN 1 Medan.
Tabel 1.1. Rata-rata Nilai Biologi Siswa Kelas X MAN 1 Medan TA 2011/2012
X-12 81 81
Sumber: MAN 1 Medan
Jika dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh maka nilai ujian yang dicapai masih
ada yang dibawah standar ketuntasan belajar yang diharapkan (kelas regular;82
dan kelas unggulan;85). Hasil tes ini setidaknya mencerminkan seberapa jauh
daya serap mereka terhadap materi pelajaran yang diterimanya.
Berpikir kritis perlu dikembangkan dan diterapkan karena dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran biologi yang diberikan.
Berpikir kritis tidak hanya dilakukan dengan menghafal, tetapi lebih dari itu yaitu
melibatkan aspek-aspek kognitif seperti aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
(Lai, 2011). Siswa yang mampu menerapkan aspek kognitif tersebut dalam proses
belajar maka tidak menutup kemungkinan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
karena menuntun siswa untuk berpikir.
Dalam pengajaran guru dituntut untuk dapat mengembangkan berbagai
keterampilan yang dimilikinya untuk meningkatkan kemampuan memahami
materi pelajaran dan hasil belajar siswa. Jika pengajaran yang dilakukan guru
masih monoton dan ceramah, maka yang terjadi semangat siswa untuk belajar
akan berkurang. Siswa menganggap hanya dengan menghafal dan membaca akan
dapat menguasai materi. Siswa yang malas serta kurang termotivasi akan
membawa dampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa itu sendiri.
Pada hakikatnya pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu
dan memahami tentang alam secara sistematis sehingga pembelajaran biologi
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
untuk dapat berpikir kritis. Oleh karena itu, untuk memupuk dan mengembangkan
kecakapan berpikir kritis pada diri siswa diperlukan adanya perubahan dalam
metode, model maupun media pembelajaran di sekolah. Paradigma baru dalam
dunia pendidikan dewasa ini adalah menciptakan proses pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran (student oriented) dan mampu
menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kritis. Sesuai dengan faham
konstruktivisme, pengetahuan itu dibangun sendiri dalam pikiran siswa
(Sardiman, 2012). Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang
guru kepada siswa, akan tetapi siswa sendiri yang harus memaknai apa yang telah
diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pemahamannya (Suprijono, 2012).
Salah satu penerapan kontruktivisme dalam pembelajaran di sekolah adalah
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).
Penelitian Armstrong et al (2007), menyimpulkan bahwa siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif mengalami kemajuan yang
lebih besar pada pemahamannya terhadap materi pelajaran dibandingkan dengan
siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran tradisional. Putri, et al (2011)
menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa biologi. Rosmaini
(2004), melaporkan peningkatan hasil belajar biologi siswa setelah diajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Maasawet (2009)
mengemukakan bahwa melalui pembelajaran kooperatif Numbered Heads
Together dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS), memberi
kesempatan kepada siswa bekerja sendiri (thinking) sehingga memupuk sifat lebih
mandiri dalam mengerjakan soal yang diberikan dan juga menimbulkan sifat
bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok kecil (pairing) sehingga
membangkitkan rasa percaya diri siswa. Dalam hal ini optimalisasi partisipasi
siswa dapat terlihat sehingga muncul jawaban-jawaban secara spontan yang bisa
memberikan kontribusi pada kelompok yang sedang dihadapinya. Sehingga disini
guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Siswa yang
kesulitan akan tertolong dan materi yang sulit akan lebih mudah untuk dipahami
siswa sehingga ketuntasan dalam proses pembelajaran dapat tercapai.
Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) mengajarkan
siswa untuk bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan, selain itu juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat
sehingga siswa diharuskan berpikir sebelum menyampaikan jawaban suatu
masalah. Dalam model ini, siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan nomor dan
melakukan diskusi kelompok, kemudian guru akan memanggil siswa berdasarkan
nomor untuk mempersentasikan hasil diskusi mereka dan ditanggapi oleh peserta
diskusi lainnnya, saat berdiskusi guru sebagai fasilitator.
Sehubungan dengan uraian dan permasalahan, maka dipandang perlu
untuk melakukan suatu penelitian tentang penggunaan model pembelajaran
dan pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi dan kemampuan berpikir kritis
siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya perolehan hasil belajar biologi siswa.
2. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Pengajaran guru masih bersifat monoton dan ceramah.
4. Siswa mengganggap hanya dengan menghafal dan membaca akan dapat
menguasai materi.
5. Guru biologi masih mendominasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan
di dalam kelas.
C. Batasan Masalah
Dengan adanya pembatasan masalah, maka untuk mencegah pembahasan
supaya jangan terlalu melebar dan tepat pada sasaran yang dibahas, oleh karena
itu masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif (C1-C5)
pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan.
2. Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan
Berpikir kritis diukur dengan tes berpikir kritis yang diadaptasi dari Cornell
(1964).
3. Model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan
pembelajaran konvensional.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT), dan pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di
kelas X MAN 1 Medan?
2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran
konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem
di kelas X MAN 1 Medan?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1
Medan.
2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di kelas X
MAN 1 Medan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan literatur atau referensi yang
dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan model
pembelajaran TPS dan NHT terhadap hasil belajar biologi siswa dan kemampuan
berpikir kritis siswa dan sebagai sumber rujukan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut terhadap variabel-variabel yang bersesuaian.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi input dan informasi bagi
guru sebagai langkah strategis untuk mengingkatkan kualitas dan hasil belajar
biologi siswa dalam pokok bahasan ekosistem dan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dan berguna bagi kepala sekolah, pengelola,
pengembang dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab dinamika
kebutuhan siswa, serta sebagai sumbangan pemikiran untuk dilaksanakan bagi
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.Simpulan
Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa simpulan, antara lain:
1. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi
ekosistem di kelas X MAN 1 Medan. Hasil belajar biologi siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara signifikan
lebih tinggi dibandingkan hasil belajar biologi siswa dibelajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran konvensional.
2. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan
pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada
materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan. Kemampuan berpikir kritis siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara
signifikan lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis siswa
dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun siswa
B. Implikasi
Biologi memiliki peran penting dalam menghasilkan siswa yang
berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan
berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak
perkembangan biologi. Oleh karena itu untuk mempelajari biologi diperlukan
adanya kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan logis pada diri siswa agar siswa
dapat mempelajari biologi dengan mudah dan mampu menemukan suatu
kebenaran aturan, pola atau logika tertentu.
Agar tujuan dari pembelajaran biologi tercapai, maka seorang guru
dituntut untuk dapat merancang model pembelajaran yang tepat sehingga siswa
dapat berpartisipasi secara aktif dalam mempelajari materi yang diajarkan dan
dapat mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa. Untuk dapat mengoptimalkan
dan melibatkan siswa aktif dalam belajar, hendaknya guru tidak hanya
menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional atau berpusat pada
guru (teacher centered), tetapi diharapkan dapat menggunakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif belajar diantaranya model
pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe
NHT yang dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar yang bermakna
melalui pemecahan masalah maupun melalui proses mental seperti mengamati,
menggolongkan, mengukur, menduga serta mengambil kesimpulan dari
pemecahan masalah yang dilakukan sehingga diharapkan siswa mampu
mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dengan konteks
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model
pembelajaran kooperatif tipe NHT di dalam kelas bukanlah hal yang mudah, oleh
karena itu guru harus merancang dan menentukan alokasi waktu yang sesuai agar
semua materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik
dan diterima siswa dengan mudah dapat diingat oleh siswa dalam waktu yang
lama. Siswa juga diharapkan untuk tidak mempelajari materi yang diberikan,
tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada
anggota kelompoknya yang lain. Hal inilah yang memacu para siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam belajar, dan mampu berpikir kritis melalui komunikasi
antar anggota kelompok.
Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memberikan kemudahan
belajar kepada siswa, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar
yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi yang berupa hapalan,
tetapi mengatur lingkungan dan model pembelajaran yang memungkinkan siswa
belajar. Lingkungan yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang
pembelajaran, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, diharapkan dapat melibatkan siswa secara
aktif dalam belajar serta mampu menumbuhkembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar. Oleh
karena itu agar model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model
pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu menumbuhkan kemampuan berpikir
model pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran agar siswa dapat terlibat
secara aktif selama pembelajaran dan mampu berpikir secara kritis tentang
permasalahan yang dihadapi kepada mereka sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar para siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa atau peneliti lain diharapkan menggunakan model-model
pembelajaran lain selain model pembelajaran Think Pair Share dan model
pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran sehingga proses
belajar mengajar lebih bervariasi.
2. Bagi guru khususnya guru biologi diharapkan untuk dapat menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share dan model pembelajaran Numbered Heads
Together ataupun model-model pembelajaran yang lain selama proses belajar
mengajar dalam upaya membangkitkan motivasi, minat dan perhatian siswa
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Edisi ketujuh, buku dua. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bina Aksara.
Armstrong N., Chang S., Brickman M. 2007. Cooperative Learing in Industrial-Sized Biology Classes, CBE-Life Sciences Education, (6)163-171.
Bruner, J. S. 1961. The Act of Discovery. Harvard Educational Review 31: 21-32.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ennis, R.H., Gardiner. W.L., Morrow. R., Paulus. D., and Ringel, L. 1964.
Cornell Critical Thinking Test Series, The Cornell Class-Reasoning Test, Form X. Departement of Educational Policy Studies, University of Illinois at Urbana-Champaign.
Filsaime, D.K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Fitrihidajati, H. dkk. 2010. Penerapan Perangkat Pembelajaran Biologi berbasis Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di SMA Sejahtera Surabaya. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS.487-493.
Gagne. R.M. 1977. The Condition of Learning. Third Edition. New York: Holt Rinehart and Winston.
Garvey, J. 2006. The Twenty Greatest Philosophy Book. London: Continum Internastional Publishing Group.
Gokhale, A.A. 2002. Collaborative Learning Enhances Critical Thinking. Journal of Technology Education, 7(1)1-5.
Hamalik, O. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Alumni. Hariyatmi. 2010. Improve Result Learns Biology by Applying Study Numbered
Hayati, M. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SMP N 1 Danau Panggang Melalui Kuis Numbered Heads Together (laporan penelitian, halaman 1-3), (Online), (http://suhadinet.wordpress.com/, diakses 19 Juni 2013).
Ibrahim, H.M., Rachmadiarti, F., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA-Universitas Press.
Johnson, D.W, & Johnson, R.Y. 1988. Critical Thinking Through Structured Controversy. Association for Supervision and Curriculum Development: 58-64.
Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lai, E. 2011. Critical Thinking, A Literature Review. Research Report: 1-49, (Online), (http://www.pearsonassessments.com/, diakses 11 Maret 2013).
Lie, A. 2002. Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo.
Liliasari. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju Profesionalitas Guru. Tesis Prodi pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.
Lyman, F.T., & Mctighe, J. 1988. Cueing Thinking in the Classroom, The Promise of Theory-Embedded Tools. Association for Supervision and Curriculum Development: 18-24.
Maasawet, Elsje. T. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Snowballing dan Numbered Heads Together (NHT) pada Sekolah Multietnis terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil belajar Kognitif Sains Biologi dan Sikap Sosial Siswa SMP Samarinda. Disertasi. (Online), (http://karya ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/4074/diakses 9 Juni 2013).
Muhfahroyyin. 2009. Pengaruh Strategi Think Pair Share (TPS) dan Kemampuan Akademik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA di Kota Metro, (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 16 Nomor 2, Oktober 2009), (Online), http://muhfahroyin.blogspot.com/2012/03/publikasi-pada-jurnal-pendidikan/, diakses 12 Maret 2013).
Paul, R. and Elder, L. 2007. Consequently Validity: Using Assessment ti Drive Instruction, Foundation for Critical Thinking.
Rosmaini, S., Suryawati. E., N.L Mariani 2004. Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas I.7 SLYPN 20 Pekan Baru Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan TA. 2002/2003. Jurnal Biogenesis 1(1):9-14.
Rosyada, D. 2007. Paradigm pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana.
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran. Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman, A.M. 2012. Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Setiawan, I.G.A.N. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 Sma
Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan pendidikan, Lembaga Penelitian Undiksha, 2 (1): 42-59.
Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning:Theory, Research, and Practice.Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Slavin, R.E. 1995. Classroom application of Cooperative Learning. John Hopikins University and University of York: 1-40.
Sudarman, 2005. Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. FKIP: Universitas Mulawarman Samarinda.