BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Inisiatif Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado.
Seorang guru tentulah memiliki rasa tanggung jawab dan rasa cinta
terhadap profesi yang digelutinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
setiap guru telah benar-benar mencintai profesi yang digelutinya sebagai
pengajar dan pendidik. Inisiatif guru di MI Kayubulan Manado, berikut
dideskripsikan hasil temuan dalam penelitian ini melalui pengumpulan hasil
wawancara dari responden. Untuk mengetahui inisiatif guru dalam
meningkatkan presetasi belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah
Kayubulan dapat tergambar melalui peranan guru itu sendiri. Artinya, inisiatif
guru dalam mengembangkan hal-hal yang sudah ada untuk dijadikan sebagai
sesuatu yang lebih meningkat akan terlihat pada peran guru dalam proses
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Guru sebagai Perencana Pembelajaran
Merencanakan pembelajaran adalah suatu langkah awal yang pertama
kali dilakukan seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran dalam
Rencana pembelajaran merupakan proses penerjemah kurikulum yang
berlaku menjadi program pembelajaran, kemudian dijadikan pedoman oleh
guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Penyusunan program
pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan
agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai. Adapun rencana pembelajaran yang dimaksudkan adalah
mendesain beberapa materi inti yang akan diajarkan kemudian disajikan
kepada siswa dalam bentuk power point.
Salahsatau bentuk inisiatif saya dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan Manado adalah dengan cara mendesain media pembelajaran semaksimal mungkin. Dalam mendesain media pembelajaran berupa power poin, saya sering menggunakan gambar-gambar mereka pada latar slide agar mereka tetap memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut saya masukan
dalam perencanaan pembelajaran nantinya.1
Berdasarkan ungkapan di atas, telah terlihat bahwa salah satu inisiatif
guru dalam melakukan rencana pembelajaran adalah mendesain program
pembelajaran dengan cara yang unik agar peserta didik lebih tertarik dalam
memperhatikan pembelajaran tersebut.
Selanjutnya, rencana program pembelajaran di MI Kayubulan Manado
dirumuskan dalam perangkat pembelajaran, mulai dari penyusunan program
tahunan, semester, silabus, dan RPP. Pada penyusunan tersebut
mengedepankan standar yang telah ditetapkan oleh guru, yaitu
1Hasil “
mengupayakan pembagian alokasi waktu setiap Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan kedalaman dan keluasan materi
pembelajaran. Dengan kata lain, materi yang luas dialokasikan waktu yang
lebih banyak pula.
Keadaan MI Kayubulan Manado Guru sebelum melaksanakan
pembelajaran membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini
membuktikan bahwa guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran, sehingga peserta
didik merasakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Kayubulan Manado mengemukakan bahwa:
Secara umum inisiatif guru di Madrasah Ibtidaiyah Manado dalam merencanakan pembelajaran mempunyai tingkat keterampilan yang berbeda-beda sesuai dengan keahliannya masing-masing. Meskipun demikian, pihak sekolah tetap berusaha memberikan dorongan kepada setiap guru untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pada lembaga tertentu. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan seorang guru sehingga prestasi belajar peserta didik semakin meningkat. Kaitannya dengan hal tersebut, salah satu inisiatif guru di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado adalah membuat RPP untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran. Di samping peranan guru sebagai pelaksana pembelajaran, guru memberi pengetahuan tentang pemahaman keagamaan, sehingga peserta didik dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan dan keterampilan di dalam
kehidupan sehari-harinya.2
2Hasil “Wawancara” dengan Yunus Panigoro, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa salah satu inisiatif
guru dalam meningkatkan pembelajaran adalah dengan cara merencanakan
pembelajaran sesuai dengan keahlian dan kreativitas mereka dalam
memanfaatkan keterampilannya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
pelaksanaan perencanaan pembelajaran adalah proses berlangsungnya
pembelajaran di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di
sekolah. Jadi pelaksanaan program pembelajaran adalah interaksi guru
dengan peserta didik dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada
peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapakan.
b. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran
Dalam sebuah proses pembelajaran, guru merupakan salah satu
komponen terpenting karena dianggap mampu memahami, mendalami,
melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan hal
tersebut, maka guru menjadi pihak yang sangat mempengaruhi proses
pembelajaran di dalam kelas. kehadiran guru dalam proses pembelajaran di
kelas berkaitan erat dengan profesionalitas guru itu sendiri, dimana guru
tentunya harus didukung oleh tiga hal, yakni: keahlian, komitmen, dan
keterampilan.
Bentuk pengelolaan pembelajaran di MI Kayubulan Manado dengan
cara membangkitkan semangat peserta didik dengan menggunakan berbagai
bentuk dan metode pembelajaran baik dengan menggunakan media maupun
Peran guru dalam mengelola pembelajaran dapat dilihat dari
kesesuaian materi pembelajaran dengan kurikulum dan pengembangan
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Guru harus
memperhatikan situasi kelas, baik dari tempat duduk peserta didik maupun
komponen lainnya yang ada dalam kelas. Penataan di dalam kelas hendak
dilakukan dengan baik agar dapat memberi semangat dan rasa nyaman bagi
setiap orang yang ada dalam ruangan ketika mengikuti proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, kami tetap memperhatikan dan menjaga situasi di dalam kelas agar tetap kondusif. Artinya, penataan tempat duduk para peserta didik harus tetap rapi agar para peserta didik duduk
nyaman dan tidak ada gangguan sama sekali.3
Guru dalam melakukan pembelajaran hendaknya memperhatikan
media dan sumber belajar yang digunakan dalam menjelaskan materi
pelajaran. Sebab, hal tersebut menjadi perangsang daya pikir peserta didik,
karena peserta didik dapat melihat apa yang dijelaskan oleh guru sehingga
membantu daya ingat mereka.
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya
iklim kelas yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan
belajar yang optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta mampu
menunjukkan antusiasinya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau
3Hasil “
peserta didiknya akan lebih mudah melaksanakan komponen-komponen
keterampilan pengelolaan kelas.
Prestasi belajar dapat pula dipahami bahwa suatu nilai atau ukuran
yang diperoleh peserta didik dari hasil pengalaman setelah mengikuti
pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku,
keterampilan dan pengetahuan serta kemudian akan diukur dan dinilai yang
kemudian terwujud dalam angka atau pernyataan. Keterampilan dan
pengalaman guru dapat terlihat sejak awal proses pembelajaran sampai pada
selesainya pembelajaran. Misalnya membuka pembelajaran dengan cara
mengingatkan tentang pembelajaran sebelumnya serta selalu memberi
nasehat atau humor guna meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik
agar hasil pembelajaran nantinya dapat dipahami oleh peserta didik itu
sendiri. Sebagaimana telah diungkapkan oleh Salah seorang guru bahwa:
Membuka pelajaran merupakan kegiatan guru untuk mengaitkan pengalaman peserta didik dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian peserta didik tertuju pada materi pelajaran yang akan mereka pelajari. Selain itu, bertujuan juga untuk menyiapkan peserta didik agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas, memicu minat dan memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran serta
mengingatkan tentang pelajaran-pelajaran yang telah lalu.4
Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa inisiatif guru di
Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan sebelum menjelaskan inti materi
4Hasil “Wawancara” dengan Suliha Katili, Guru Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan
pembelajaran guru mengaitkan hal-hal yang sudah dipelajari dengan hal-hal
yang baru terutama pada saat memulai pelajaran. Hal ini didukung hasil
pengamatan peneliti bahwa guru mengadakan apersepsi sebelum masuk
pada inti materi ajar, guru mengaitkan materi yang telah lalu agar peserta
didik tidak melupakan tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.
Mengadakan apersepsi merupakan langkah awal yang perlu dilakukan
oleh guru dalam pembelajaran, ini dilakukan untuk memicu minat peserta
didik agar perhatian berpusat pada materi pembelajaran yang akan dibahas.
Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang peserta yang menyatakan
bahwa:
Selama ini, Guru selalu memiliki persiapan yang baik, tepat waktu, dan memberi motivasi kepada kami. Selain itu, dalam menyampaikan materi pembelajaran sering mengeluarkan nasehat dan bahkan disertai humor sehingga kami tidak merasa tegang. Oleh sebab itu, kami menjadi semangat mengikuti pelajaran. Sedangkan mengenai materi yang disampaikan dalam pembelajaran kami kadang paham, dan terkadang pula ada materi yang tidak/belum dipahami tetapi guru kami memberi
kesempatan untuk bertanya.5
Selain itu, juga diungkapkan oleh Auliyah Ramadhani seorang peserta
didik kelas V bahwa:
Dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai macam metode misalnya metode ceramah atau juga sering menggunakan media pembelajaran lainnya. Hal tersebut dilakukan seiring kondisi waktu dan situasi. Bahkan terkadang guru menyuruh menyimak film
5Hasil “Wawancara” dengan Fauziah Husain, peserta didik Kelas V Madrasah
keagamaan lalu menyuruh kembali mengulangi tentang hal-hal yang
harus ditiru pada film tersebut.6
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam
proses pembelajaran tidak hanya menggunakan satu metode, melainkan
banyak metode misalnya ceramah, penggunaan media dan lain-lain.
Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menumbuhkan
minat peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Minat merupakan hal
penting yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Minat akan menjadikan
peserta didik lebih giat belajar karena semakin tinggi minat belajar peserta
didik, semakin tinggi pula kemauan untuk lebih mendalami mata pelajaran
yang diajarkannya, dan mereka akan mengamalkannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran, selain keahlian dan keterampilan
mengajar, tentu pengalaman pun akan menjadi penunjang seorang guru
dalam melaksanakan pembelajran. Sebagaimana telah diungkapkan oleh
kepala sekolah bahwa:
Berdasarkan pengalaman saya selaku kepala madrasah di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado bahwa dalam proses pembelajaran, seorang guru yang telah lama mengajar dan telah menjadikannya sebagai profesi yang utama akan mendapat pengalaman yang cukup dalam pembelajaran. Hal ini pun juga berpengaruh terhadap kreativitas dan keprofesionalismenya, cara mengatasi kesulitan, yang ada dan sebagainya. Pengalaman mendorong guru untuk lebih kreatif lagi dalam menciptakan cara-cara baru atau suasana yang lebih edukatif dan
6 Hasil “Wawancara” dengan Auliyah Ramdhani, peserta didik kelas V Madrasah
menyegarkan. Dengan demikian, prestasi belajar peserta didik akan
hadir dengan sendirinya sesuai dengan tujuan dan taget pendidikan.7
Pada penjelasan di atas dapat dipahami bahwa selain keahlian dan
keterampilan, pengalamanpun merupakan bagian dari penunjang dalam
proses pembelajaran untuk menumbuhkan pembelajaran agar tetap segar
dan kondusif. Dengan demikian pengalaman guru dalam proses
pembelajaran akan mampu memberi pemahaman kepada peserta didik
tentang materi yang telah diajarkan oleh guru. Karena para peserta didik
mampu memahami tentang materi yang disampaikan oleh guru, tentunya
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik itu sendiri.
c. Guru sebagai Pembimbing
Selaku pengelola kegiatan peserta didik, guru sangat diharapkan
menjadi pembimbing dan pembantu para peserta didik, bukan hanya ketika
berada di dalam kelas saja melainkan ketika berada di luar kelas, khususnya
ketika mereka masih berada di lingkungan sekolah. Salah satu bentuk
bimbingan yang dilakukan oleh guru adalah memberikan bantuan kepada
peserta didik dalam mengembangkan kepribadian dan keterampilan (aspek
afektif, dan aspek psikomotorik) pengembangan kepribadian dan
keterampilan sering disampaikan melalui kegiatan tadzkir.
7Hasil “Wawancara” dengan Yunus Panigoro, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan
Nampak terlihat pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado bahwa
guru memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran di luar jam pembelajaran. Sebagaimana hasil
wawancara dengan guru kelas IV yang mengemukakan bahwa:
Saya selaku guru pada madrasah ini selalu memberi contoh yang baik kepada peserta didik. Misalnya mengajak untuk sholat berjamaah di masjid. Artinya, sebagai guru kami berusaha memberikan bimbingan dan motivasi peserta didik agar dapat menjadi manusia yang beriman
dan berakhlak mulia”.8
Berdasarkan hasil wawancara di atas telah terlihat bahwa upaya guru
dalam membimbing peserta didik dianggap baik sebab guru telah terlihat
dalam memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya. Dengan
demikian, dapat dipahami pula bahwa semua orang akan yakin bahwa guru
memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal.
Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan
Manado guru telah melaksanakan pembelajaran semaksimal mungkin. Salah
satunya adalah melakukan pendekatan individual, yaitu guru membantu para
peserta didik yang belum lancar membaca berupa pelatihan-pelatihan pada
8Hasil “Wawancara” dengan Hajar Wahyuni, Guru Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
jam tertentu dimana para peserta didik lainnya telah sibuk bermain. Hal
tersebut sebagaimana telah diungkapkan oleh salah seorang guru bahwa:
Salah satu bentuk usaha saya dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah dengan cara melakukan pendekatan individual, yaitu melakukan pelatihan-pelatihan untuk memperlacar cara membaca, kegiatan ini ditujukan pada beberapa orang peserta didik yang belum
lancar dalam membaca.9
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini perjalanan tidak hanya menyangkut
fisik tetapi perjalan yang menyangkut mental, emosional, kreatifitas, moral
dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai pembimbing guru harus merumuskan
tujuan yang jelas, menertapkan waktu proses belajar, menetapkan proses
belajar yang ditempuh baik didalam ataupun diluar kelas, serta melakukan
suatu penilaiaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan para peserta
didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta
didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam aspek proses belajar.
Sebagai pembimbing guru memiliki berbagai tanggung jawab dalam
setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan yakni lebih menekankan
pada tugas guru dalam memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak
hanya berkenaan dalam penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga
9Hasil “
menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai pada
siswa. Jadi tugas guru sebagai pembimbing paling dominan dilaksanakan
oleh guru BK, karena mereka lebih paham teknis memberikan bimbingan
yang baik bagi para peserta didik terutama dalam rangka membentuk
kepribadian peserta didik dan membantu menyeleseikan suatu permasalahan
yang dihadapinya. Tetapi tidak hanya tugas guru BK saja melainkan tugas
semua guru yang mengampu mata pelajaran dalam suatu kelas, sehingga
guru harus lebih paham perkembangan para peserta didik terutama dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
d. Guru Sebagai Fasilitator Pembelajaran
Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah “to facilitateor
learning” (memberi kemudahan belajar), bukan hanya untuk menceramahi,
atau mengajar, apalagi mengajar peserta didik, guru perlu demokratis, jujur
dan terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didik.
Pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado berdasarkan hasil
wawancara telah terlihat bahwa guru selalu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami.
Sebagaimana telah diungkapkan dalam hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan peserta didik Madrasah Ibtidaiyah kayubulan Manado
mengemukakan bahwa:
terkadang guru juga mewajibkan kepada teman-teman yang jarang
bertanya agar ikut bertanya.10
Selain itu, dalam pengamatan peneliti juga melihat bahwa guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya jika ada materi
yang belum dipahami dalam proses pembelajaran. Hal yang sama telah
diungkapkan oleh salah seorang peserta didik bahwa:
Selama ini, Ibu yang mengajar di kelas kami selalu memiliki persiapan yang baik, tepat waktu, dan memberi motivasi kepada kita untuk belajar, dalam menyampaikan materi pembelajaran sering disertai humor sehingga kami tidak merasa tegang. Oleh sebab itu, kami menjadi semangat mengikuti pelajaran agama. Sedangkan mengenai materi yang disampaikandalam pembelajaran kami kadang paham, dan terkadang pula ada materi yang tidak/belum dipahami tetapi guru kami
memberi kesempatan untuk bertanya.11
Berdasarkan ungkapan di atas telah terlihat bahwa apabila dalam
proses pembelajaran terdapat materi yang belum dipahami oleh peserta didik
maka guru tetap memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
tentang apa yang belum dipahami. Selain itu, guru dalam proses
pembelajaran tetap memiliki persiapan yang matang, tepat waktu dan
memberi motivasi kepada peserta didik untuk tetap bersemangat dalam
mengikuti pelajaran. Peran guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi
peserta didik dalam pembelajaran berupa alat peraga atau alat media agar
10Hasil “Wawancara” dengan Nandita Pramudia, peserta didik kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Kayubulan Manado, pada tanggal 27 September 2016 di Ruang Kelas.
11Hasil “Wawancara” dengan Desi Kirana, peserta didik kelas IV Madrasah
peserta didik tetap aktif dan mudah dalam mengikuti pembelajaran
khususnya pemebelajaran Pendidikan Agama Islam.
e. Guru sebagai Evaluator
Evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan tentang pencapaian
kompetensi peserta didik yang mengikuti pembelajaran, memberikan umpan
balik untuk perbaikan proses, dan penentuan kenaikan kelas serta kelulusan.
Penilaian hasil belajar mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Untuk menilai ketiga aspek tersebut guru melaksanakan
ulangan harian, mid semester, dan ulangan semester. Teknik yang
digunakan adalah tes dan non tes, bentuk tes yaitu tertulis, sementara bentuk
non tes yang digunakan adalah penilaian unjuk kerja dan penilaian sikap.
Dalam proses penilaian, guru pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan
Manado memberikan penilaian berdasarkan dengan kompetensi peserta
didik. Hal ini telah diungkapkan oleh guru wali kelas V mengemukakan
bahwa:
Bentuk penilaian yang dilakukan yaitu terdiri dari penilaian ulangan harian, ulangan mid semester dan ulangan semester dan juga ditambah tugas-tugas tertulis dan tugas-tugas praktek dan nilai-nilai kepribadian keseharian peserta didik, dan tidak lepas dari penilaian dari faktor
kognitif, aktif dan psikomotor peserta didik itu sendiri.12
12Hasil “Wawancara” dengan Suliha Katili, Guru sekaligus Wali Kelas V Madrasah
Kegiatan penilaian merupakan tindak lanjut dari pelaksana
pembelajaran yang diperoleh dari hasil pengukuran pembelajaran. Keputusan
penilaian tidak semata-mata didasarkan pada hasil pengukuran tetapi ada
berbagai unsur harus dipertimbagkan oleh pihak guru. Kegiatan penilaian
dapat memperbaiki kinerja guru dalam melakukan pembelajaran, menilai
keberhasilan peserta didik dan meningkatkan proses pembelajaran.
Pada MI Kayubulan Manado, masih ditemukannya beberapa orang
peserta didik yang nilainya masih di bawah standar. Hal ini telah terlihat pada
saat evaluasi belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru itu sendiri.
Sebagaimana telah diungkapkan oleh salah seorang guru yang mengatakan
bahwa:
Pada MI Kayubulan Manado masih ditemukan beberapa orang peserta didik yang nilainya masih di bawah standar. Artinya, dari 32 orang peserta didik 6 diantaranya yang nilainya masih di bawah standar, sehingga kami selaku guru tetap selalu mencari solusi agar semua
peserta didik memiliki nilai di atas rata-rata yang telah ditetapkan.13
Inisiatif guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di
Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado adalah bagaimana usaha yang
dilakukakan oleh guru itu sendiri. Dari hasil wawancara dengan kepala
Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado menjelaskan upaya-upaya yang
dilakukan oleh guru antara lain adalah:
13Hasil “
Memberikan motivasi pada peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar dengan cara memperlihatkan wacana-wacana keberhasilan seseorang yang mampu mendorong motivasi mereka agar mampu menjadi yang terbaik. Selain itu guru terkadang mempertontonkan vedio-vedio yang mampu membangkitkan semangat belajar mereka dalam
proses pembelajaran.14
Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut, telah terlihat bahwa
upaya yang dilakukan oleh guru dalam memberikan motivasi pada peserta
didik untuk belajar lebih giat lagi dalam pelajaran adalah dengan cara
memacu dan menarik perhatian mereka serta mempertontonkan film-film
yang mampu memotivasi mereka agar tetap bersemangat dalam proses
pembelajaran demi kehidupan sehari-hari. Bentuk evaluasi yang dilakukan
oleh guru dibagi dalam tiga tahapan yaitu evaluasi harian, triwulan dan
perenam bulan. Hal ini kami lakukan untuk mengetahui kemampuan peserta
didika dalam memahami pembelajaran yang telah kami berikan kepada
peserta didik
Inisiatif yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik, adalah mengunakan berbagai metode mengajar, tidak menoton
pada satu metode saja akan tetapi, menggunakan metode ceramah dan
diskusi, disamping itu juga beliau menggunakan strategi untuk menghidupkan
kelas dengan cara memancing minat peserta didik seperti memberikan
gambaran tentang kholifah, maka peserta didik akan timbul beberapa
14Hasil “Wawancara” dengan Yunus Panigoro, Kepala Madrasah Ibtidaiyah
pertanyaan lalu dibentuk metode belajar dengan cara berdiskusi
makapeserta didik akan lebih aktif lagi tidak ada yang mengantuk, disamping
itu juga didukung oleh sarana dan prasarana seperti adanya buku LKS,
perpustakaan, dan masjid fungsinya untuk latihan praktek sholat.
Hasil wawancara dengan salah satu peserta didik kelas III
Pada proses pembelajaran, menurut saya menyenangkan sekali, karena berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, metode yang yang dipakai oleh guru memakai metode ceramah dan mengerjakan LKS, hambatan yang saya alami dalam hafalan Surat-Surat pendek, karena saya belum
bisa dalam membaca al-Qur’an.15
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam proses
pembelajaran, seoang guru tidak hanya menggunakan satu metode saja,
tetapi dalam proses pembelajaran telah menggunakan beberapa metode,
sehingga para peserta didik termotivasi dalam kegiatan proses belajar
mengajar.
Selain beberapa inisiatif guru di atas dalam meningkatkan prestasi
belajar peserta didik, guru juga melakukan kerjasama antara pihak sekolah
dan orang tua peserta didik. Hal tersebut dilakukan untuk saling koordinasi
anatar pihak sekolah dan orang tua untuk menjaga dan memotivasi para
peserta didik agar tetap selalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang
peserta didik. sebagaimana telah diungkapkan oleh salah seorang guru
bahwa:
15Hasil “Wawancara” dengan Khalillah Sari, peserta didik kelas III Madrsah
Salahsatu bentuk inisiatif guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah membangun kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik. Artinya guru memberikan undangan kepada para orang tua peserta didik agar hadir dalam rapat orang tua peserta didik. Pada rpT tersebut guru melakukan pendekatan emosional kepada para orang tua peserta didik untuk saling membantu dalam memperingati dan memotivasi para peserta didik agar tetap
melaksanakan tugasnya dengan rajin dan tekun.16
Berdasarkan ungkapan di atas, dapat dipahami bahwa salah satu
bentuk inisiatif guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah
dengan cara melakukan kerjasama dengan orang tua peserta didik. hal ini
dilakukan agar guru dan orang tua peserta didik tetap saling koordinasi atau
saling membantu dalam menjaga dan membangun motivasi belajar para
peserta didik
2. Problematika Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado
Dalam penelitian lapangan yang dilakukan penulis di Madrasah
Ibtidaiyah Kayubulan Manado, terkait dengan inisiatif guru dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penulis menemukan beberapa
hal terkait gangguan internal dan gangguan eksternal, yaitu:
1) Gangguan Internal
Telah diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi belajar yang
berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, yaitu menyangkut seluruh
16Hasil “
aspek pribadi peserta didik baik yang menyangkut fisiologis maupun
psikologisnya. Sebagaimana telah diungkapkan oleh guru kelas IV bahwa:
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah kurangnya konsentrasi belajar pada peserta didik. Artinya, peserta didik masih banyak yang tidak terfokus dalam mengikuti pelajaran karena mengingat permainan mereka. Dan kami juga selaku guru tidak terlalu menekankan mereka sebab mereka masih butuh untuk bermain. Selain faktor tersebut, minat belajarpun merupakan penghambat dalam melakukan proses pembelajaran kaitannya dengan
peningkatan prestasi belajar peserta didik. 17
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik tidak lepas dari konsentrasi
belajar, sebab untuk memahami pelajaran harus dengan penuh perhatian
yaitu konsentrasi. Selain itu, salah satu pemicu dalam peningkatan prestasi
belajar peserta didik. Dengan demikian dapat dipahami bahwa minat
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan
berbagai aktivitas dengan baik.
Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, selain faktor dari
peserta didik juga dipengaruhi oleh guru selaku pemberi pelajaran.
Sebagaimana telah diungkapkan oleh kepala sekolah sebagai berikut:
Memang kami sadari bahwa salah satu faktor internal kami dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah dari guru itu sendiri. Dimana beberapa orang guru yang kurang kreatif dalam mendesain media pembelajaran atau belum mahir dalam menggunakan alat peraga. Selain itu, guru yang ada pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado ada yang pendidikannya berlatar belakang bukan pendidikan
17 Hasil “Wawancara” dengan Hajar Wahyuni, Guru Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Islam, sehingga mengalami kesulitan dalam memberi pelajaran di
kelas.18
Faktor internal guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan Manado telah diungkapan pula oleh salah seorang guru yang mengatakan bahwa:
Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan Manado tentu memiliki berbagai hambatan di antaranya adalah masih ditemukannya seorang guru yang belum memiliki inisiatif secara baik dalam memberikan proses pembelajaran, sebab latar belakang guru tersebut adalah bagian administrasi yang tidak berlatar pendidikan sebagai seorang guru. Namun, karena kami di sekolah ini telah kekurangan guru, maka sepala sekolah menjadikan dia sebagai guru
bantu dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.19
Berdasarkan uraian di atas, telah diketahui bahwa salah satu
penghambat peningkatan prestasi belajar peserta didik adalah kurangnya
kreativitas guru dalam mendesain media pembelajaran. Selain itu, latar
belakang pendidikan juga merupakan problem dalam memberikan
pembelajaran karena beberapa orang guru tidak berlatar belakang sarjana
pendidikan.
2) Gangguan eksternal
Gangguan eksternal yang ditemui dilapangan saat penulis melakukan
observasi terhadap peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado
18Hasil “Wawancara” dengan Yunus Panigoro, Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Kayubulan Manado, pada tanggal 26 September 2016 di Ruang Kepala Sekolah.
19Hasil “
telah kami temukan berbagai masalah eksternal sebagaimana telah
diungkapkan oleh salah seorang guru bahwa:
Yang menjadi masalah eksternal pada Madrasah Ibtidiyah Kayubulan Manado adalah sarana prasarana yang belum maksimal. Misalnya, ruangan khusus untuk melakukan praktek dan kurangnya alat-alat peraga yang belum maksimal. Hal ini yang membuat kami kesulitan, dan ketika kami ingin melakukan praktek maka kami sering menemui
kendala sehingga pelaksanaan praktek tidak maksimal.20
Berdasarkan ungkapan di atas dapat terlihat bahwa ada beberapa
problem guru dalam proses pembelajaran diantaranya adalah kurangnya
berbagai fasilitas misalnya tidak adanya ruangan untuk pelaksanaan praktek
keagamaan dan kurangnya alat-alat peraga dalam melakukan praktek.
Dengan demikian Pembelajaran tidak akan lancar seperti yang diharapkan
karena berbagai hambatan yang ada.
Dalam proses pembelajaran selain terbatasnya fasilitas masih ada
hal-hal yang menjadi problem dalam proses pembelajaran yang berguna
meningkatkan prestasi belajar peserta didik yaitu terbatasnya waktu dalam
proses pembelajaran khususnya waktu pembelajaran dan kurangnya
perhatian dari orang tua terhadap berbagai masalah yang ada di sekolah.
Sebagaimana telah diungkapkan oleh salah seorang guru bahwa:
Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama islam adalah terbatasnya waktu dalam pembelajaran dan kurangnya perhatian orang tua peserta didik terhadap masalah anaknya di sekolah. Artinya, di sekolah ini kami merasakan dukungan orang tua masih kurang,
20Hasil “Wawancara” dengan Susanti Lahiya, Guru Kelas III Madrasah Ibtidaiyah
misalnya kalau orang tua peserta didik diundang datang ke sekolah, masih banyak orang tua yang tidak hadir. Padahal, terkadang sampai tiga kali mereka disurati. Setelah kami konfirmasi, yang menjadi alasan mereka adalah faktor kesibukan dan lain-lain. Hal ini merupakan salah satu kendala dalam menjalin hubungan dan kerjasama dengan orang
tua peserta didik.21
Terkait dengan hal tersebut, sebaiknya bagi kepala sekolah bersama
warga sekolah yaitu guru, dan pegawai tata usaha lainnya, berusaha mencari
jalan keluar agar dapat meningkatkan kerjasama dan hubungan yang erat
dengan keluarga atau orang tua peserta didik, sehingga apapun bentuk
masalah yang dialami peserta didik dapat diselesaikan dengan cepat dan
baik.
Selain kurangnya fasilitas dan terbatasnya waktu dalam proses
pembelajaran di sekolah faktor penghambat lainnya adalah kurangnya
kerjasama antara orang tua peserta didik dan pihak sekolah. Itulah
merupakan tantangan untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran
menjadi lebih baik lagi terutama untuk kemajuan sekolah dan peningkatan
prestasi belajar peserta didik. Faktor penghambat ini merupakan data yang
digunakan pihak sekolah untuk melakukan perbaikan demi peningkatan mutu
pendidikan.
21Hasil “Wawancara” dengan Susanti Lahia, Guru sekaligus Wali Kelas III Madrasah
B. Pembahasan
1. Inisiatif Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado
Inisiatif guru dalam dunia kependidikan sangat berperan sekali dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Aktifitas guru yang dilakukan
dalam rangka membimbing, mengajar dan melakukan Transfer Knowledge
dalam proses belajar mengajar harus dilakukan oleh guru yang memilki
usaha tinggi yang disertai dengan kemampuan dan keprofesionalan.
Kemampuan atau keprofesionalan guru juga sangat penting sekali.
Mengingat mempelajari teorinya saja akan tetapi harus dipraktekkan juga
dalam kehidupan sehari-hari, maka seorang guru yang mengajar pada mata
pelajaran harus profesional dalam bidangnya. Dalam pembelajarn peserta
didik bukanlah suatu hal yang begitu saja berjalan tanpa proses, tetapi
memerlukan peran dan upaya guru yang konkrit, begitu juga di Madrasah
Ibtidaiyah Kayubulan Manado, ada beberapa upaya yang harus dilakukan
guru meningkatkan prestasi belajar peserta didik yaitu:
a. Menambah Jam Pelajaran pada tiap mata pelajaran
Kegiatan jam tambahan pelajaran di luar jam pelajaran ini
dilaksanakan sesuai dengan guru mata pelajaran masing-masing ada yang
dengan cara menambah jam tambahan di luar jam peserta didik, maka
seorang guru di sini mencari celah-celah pada jam kosong untuk menambah
akidah akhlak, matematika, IPA dan bahasa Inggris. Guru yang menambah
jam pelajaran itu tergantung pada materinya, apabila materinya sudah selesai
maka tidak perlu menambahkan jam pelajaran.
b. Menciptakan Kondisi yang Baik pada Waktu Proses Belajar Mengajar
Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan
Manado, guru juga berusaha menciptakan kondisi belajar yang baik pada
peserta didik. Seperti yang dijelaskan oleh guru, anak-anak ditekankan untuk
membaca surat-surat pendek pada sepuluh menit pertama, dibaca secara
besama-sama agar supaya menjadi terbiasa dalam membaca Al-Qur’an serta
memahami isi kandungan yang terdapat pada surat tersebut. Berdasarkan
uraian di atas, dapat dipahami bahwa membaca Al- Qur’an sangat penting
sekali dalam kehidupan sehari-hari, karena Al-Qur’an merupakan firman Allah
Swt yang berfungsi sebagai petunjuk bagi semua umatnya di dunia ini.
Inisiatif untuk menciptakan kondisi yang baik juga bisa dalam
pemakaian strategi pembelajaran yang dapat menarik minat peserta didik.
Seperti yang dilakukan oleh beberapa orang guru tentang strategi yang
diterapkan di kelas yaitu dengan cara memberi prolog tentang materi
pelajaran, seperti memberikan gambaran tentang kholifah, dengan demikian,
timbul beberapa pertanyaan dalam benak peserta didik, maka guru
membentuk metode diskusi, dibentuk beberapa kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta didik, lalu peserta didik akan
Adapun untuk mencipatakan kondisi yang baik juga dalam proses
belajar mengajar, masih penjelasan dari guru, mereka menjelaskan metode
yang digunakan oleh guru di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado
semuanya sama yaitu dengan menggunakan metode yang bervariasi tidak
monoton pada satu metode saja, mereka menggunakan metode diskusi dan
ceramah yang sifatnya mengevaluasi pada materi yang sebelumnya.
c. Memberikan Motivasi Kepada Peserta didik
Bahwasannya motivasi pada peserta didik merupakan cara untuk
meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran, sangat menentukan
prestasi yang dicapainya. Dengan demikian, keinginan seseorang/peserta
didik untuk berhasil dalam belajar juga akan hasil belajar. Motivasi erat sekali
hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai untuk mencapai sesuatu
tujuan perlu berbuat sesuatu yang menyebabkan seseorang berbuat adalah
motivasi. Dengan demikian, motivasi berfungsi sebagai daya
penggerak/pendorong. Salah satu inisiatif guru dalam memberi motivasi
kepada peserta didik adalah dengan cara melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan cara memberikan pujian dan reword, serta memaksimalkan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran sebagai alat untuk
menumbuhkan minat belajar.
Melihat kondisi di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado, intelegensi
yang berada dalam faktor psikologis adalah salah satu faktor pendukung
faktor itu berasal dari kemampuan peserta didik itu sendiri. Hal itu juga diakui
oleh beberapa orang guru bahwa kemampuan rata-rata peserta didik dalam
hal pelajaran adalah masih kurang maksimal. Meskipun juga tidak menutup
kemungkinan ada sebagian yang sudah mampu menguasai pelajaran.
Kemampuan masih belum maksimal dari para peserta didik dalam
pelajaran itu disebabkan karena latar belakang peserta didik sendiri, mereka
kebanyakan membantu orang tua mereka setelah pulang dari sekolah,
sehinggah tidak sedikit dari mereka yang tidak mengulangi pelajaran mereka
di rumah.
2. Hambatan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado
Guru adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem
pendidikan di sekolah. Peran, tugas, dan tanggung jawab guru sangat
penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu, mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, meliputi
kualitas iman dan takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Dengan tujuan tersebut, maka dapat mewujudkan
masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab.
Guru sebagai pendidik merupakan komponen yang dianggap sangat
mempengaruhi proses pendidikan. Hal ini disebabkan karena guru
merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan peserta didik
tanpa ditunjang oleh kemampuan seorang pendidik untuk
mengimplementasikannya, maka kurikulum tersebut tidak akan bermakna
sebagai suatu alat pendidikan.
Adapun Faktor lain yang dianggap mempengaruhi prestasi belajar
peserta didik di antaranya, faktor internal (faktor dari dalam), seperti tingkat
kecerdasan atau intelegensi peserta didik. Hal ini berarti semakin tinggi
kemampuan intelegensi seorang peserta didik, maka semakin besar peluang
peserta didik tersebut untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Muhibbin Syah mengatakan bahwa tingkat
kecerdasan atau intelgensi (IQ) peserta didik sangat menentukan tingkat
keberhasilan peserta didik, semakin tinggi kemampuan intelegensi peserta
didik maka semakin besar peluannya untuk meraih kesuksesan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tentu tidak akan lancar seperti yang
diharapkan, semua itu tidak terlepas karena adanya hambatan-hambatan
yang dihadapi oleh guru. Adapun hambatan-hambatan tersebut, di antaranya:
1) Tidak tersedianya fasilitas ruangan dan alat peraga untuk pelaksanaan
praktek pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado. .
2) Terbatasnya waktu, padatnya materi pelajaran pada tiap bidang studi,
sehingga kedalaman materi dianggap kurang. Perlu penambahan waktu
diluar jam pelajaran (di luar kelas) sehingga guru dan peserta didik
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menuntut tuntasnya
materi pelajaran, sehingga sebagai guru hanya mengajar materi tanpa
memperhatikan ketuntasan belajar peserta didik.
3) Kurangnya perhatian orang tua peserta didik terhadap masalah anaknya
di sekolah. Faktor orang tua adalah faktor utama dalam pembelajaran,
apalagi pembelajaran agama Islam. Oleh karena itu, orang tua yang
kurang memperhatikan pendidikan agama kepada anaknya akan jauh
pula anaknya dari nilai-nilai religius. Hal ini dapat dilihat dari orang tua,
apabila melihat anaknya tidak mampu menguasai pelajaran, maka
orang tua cenderung resah sehingga orang tua cenderung
menyerahkan sepenuhnya kepada guru di sekolah.
Jika sekolah menghendaki hasil yang baik dari pendidikan peserta
didik, maka pihak sekolah harus mampu mempersiapkan berbagai fasilitas
yang memadai serta memperbanyak kegiatan ektrakurikuler. Selain itu, perlu
ada kerjasama atau hubungan erat antara sekolah dan keluarga atau orang
tua. Orang tua dan sekolah sama-sama mendidik anak-anak, baik jasmani
dan rohaninya, sama-sama melakukan pendidikan keseluruhan dari peserta
didik.
Keberadaan kerjasama itu, orang tua akan dapat memperoleh
pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anak.
Sebaliknya para guru dapat pula mendapat keterangan-keterangan tentang
besar gunanya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan pendidikan pada
peserta didik. Demikin pula, orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan
manakah yang sering dihadapi anak-anaknya di sekolah. Orang tua dapat
mengetahui apakah anaknya itu rajin, malas, atau kurang berprestasi.
Apalagi masih ada orang tua yang enggan mengadakan hubungan dengan
sekolah karena tidak sempat dan tidak ada waktu.
Mengingat hal tersebut di atas seharusnyalah kepala sekolah
bersama warga sekolah lainnya yaitu guru, pegawai tata usaha mencari
usaha agar dapat meningkatkan kerjasama dan hubungan yang erat dengan
keluarga atau orang tua peserta didik, sehingga apapun bentuk masalah
yang dialami peserta didik dapat diselesaikan dengan cepat dan baik.
Faktor penghambat di atas oleh para guru di Madrasah Ibtidaiyah
Kayubulan Manado dijadikan sebagai tantangan untuk lebih memacu agar
proses pembelajaran lebih baik lagi. Terutama dapat mengefektifkan
kerjasama antara oramg tua peserta didik untuk ikut berpartisipasi terhadap
kemajuan madrasah dan peningkatan prestasi belajar peserta didik. Faktor
pendukung dan penghambat ini merupakan data yang digunakan pihak
sekolah untuk melakukan perbaikan demi peningkatan mutu pendidikan di
sekolah yang sedikit, maka diperlukan bimbingan khusus bagi peserta didik
yang kurang mampu dalam pelajaran dan adanya kerja sama antara guru
dengan peserta didik yang sudah mampu dalam pelajaran supaya bisa
dengan keluarga peserta didik yang belum bisa dalam pelajaran agar dapat