• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Inisiatif Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado. - BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Inisiatif Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado. - BAB IV"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Inisiatif Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado.

Seorang guru tentulah memiliki rasa tanggung jawab dan rasa cinta

terhadap profesi yang digelutinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

setiap guru telah benar-benar mencintai profesi yang digelutinya sebagai

pengajar dan pendidik. Inisiatif guru di MI Kayubulan Manado, berikut

dideskripsikan hasil temuan dalam penelitian ini melalui pengumpulan hasil

wawancara dari responden. Untuk mengetahui inisiatif guru dalam

meningkatkan presetasi belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah

Kayubulan dapat tergambar melalui peranan guru itu sendiri. Artinya, inisiatif

guru dalam mengembangkan hal-hal yang sudah ada untuk dijadikan sebagai

sesuatu yang lebih meningkat akan terlihat pada peran guru dalam proses

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Guru sebagai Perencana Pembelajaran

Merencanakan pembelajaran adalah suatu langkah awal yang pertama

kali dilakukan seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran dalam

(2)

Rencana pembelajaran merupakan proses penerjemah kurikulum yang

berlaku menjadi program pembelajaran, kemudian dijadikan pedoman oleh

guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Penyusunan program

pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan

agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran

yang ingin dicapai. Adapun rencana pembelajaran yang dimaksudkan adalah

mendesain beberapa materi inti yang akan diajarkan kemudian disajikan

kepada siswa dalam bentuk power point.

Salahsatau bentuk inisiatif saya dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan Manado adalah dengan cara mendesain media pembelajaran semaksimal mungkin. Dalam mendesain media pembelajaran berupa power poin, saya sering menggunakan gambar-gambar mereka pada latar slide agar mereka tetap memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut saya masukan

dalam perencanaan pembelajaran nantinya.1

Berdasarkan ungkapan di atas, telah terlihat bahwa salah satu inisiatif

guru dalam melakukan rencana pembelajaran adalah mendesain program

pembelajaran dengan cara yang unik agar peserta didik lebih tertarik dalam

memperhatikan pembelajaran tersebut.

Selanjutnya, rencana program pembelajaran di MI Kayubulan Manado

dirumuskan dalam perangkat pembelajaran, mulai dari penyusunan program

tahunan, semester, silabus, dan RPP. Pada penyusunan tersebut

mengedepankan standar yang telah ditetapkan oleh guru, yaitu

1Hasil “

(3)

mengupayakan pembagian alokasi waktu setiap Standar Kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan kedalaman dan keluasan materi

pembelajaran. Dengan kata lain, materi yang luas dialokasikan waktu yang

lebih banyak pula.

Keadaan MI Kayubulan Manado Guru sebelum melaksanakan

pembelajaran membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini

membuktikan bahwa guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran, sehingga peserta

didik merasakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien.

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah

Kayubulan Manado mengemukakan bahwa:

Secara umum inisiatif guru di Madrasah Ibtidaiyah Manado dalam merencanakan pembelajaran mempunyai tingkat keterampilan yang berbeda-beda sesuai dengan keahliannya masing-masing. Meskipun demikian, pihak sekolah tetap berusaha memberikan dorongan kepada setiap guru untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pada lembaga tertentu. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan seorang guru sehingga prestasi belajar peserta didik semakin meningkat. Kaitannya dengan hal tersebut, salah satu inisiatif guru di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado adalah membuat RPP untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran. Di samping peranan guru sebagai pelaksana pembelajaran, guru memberi pengetahuan tentang pemahaman keagamaan, sehingga peserta didik dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan dan keterampilan di dalam

kehidupan sehari-harinya.2

2Hasil “Wawancara” dengan Yunus Panigoro, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan

(4)

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa salah satu inisiatif

guru dalam meningkatkan pembelajaran adalah dengan cara merencanakan

pembelajaran sesuai dengan keahlian dan kreativitas mereka dalam

memanfaatkan keterampilannya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

pelaksanaan perencanaan pembelajaran adalah proses berlangsungnya

pembelajaran di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di

sekolah. Jadi pelaksanaan program pembelajaran adalah interaksi guru

dengan peserta didik dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada

peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapakan.

b. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran

Dalam sebuah proses pembelajaran, guru merupakan salah satu

komponen terpenting karena dianggap mampu memahami, mendalami,

melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan hal

tersebut, maka guru menjadi pihak yang sangat mempengaruhi proses

pembelajaran di dalam kelas. kehadiran guru dalam proses pembelajaran di

kelas berkaitan erat dengan profesionalitas guru itu sendiri, dimana guru

tentunya harus didukung oleh tiga hal, yakni: keahlian, komitmen, dan

keterampilan.

Bentuk pengelolaan pembelajaran di MI Kayubulan Manado dengan

cara membangkitkan semangat peserta didik dengan menggunakan berbagai

bentuk dan metode pembelajaran baik dengan menggunakan media maupun

(5)

Peran guru dalam mengelola pembelajaran dapat dilihat dari

kesesuaian materi pembelajaran dengan kurikulum dan pengembangan

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Guru harus

memperhatikan situasi kelas, baik dari tempat duduk peserta didik maupun

komponen lainnya yang ada dalam kelas. Penataan di dalam kelas hendak

dilakukan dengan baik agar dapat memberi semangat dan rasa nyaman bagi

setiap orang yang ada dalam ruangan ketika mengikuti proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, kami tetap memperhatikan dan menjaga situasi di dalam kelas agar tetap kondusif. Artinya, penataan tempat duduk para peserta didik harus tetap rapi agar para peserta didik duduk

nyaman dan tidak ada gangguan sama sekali.3

Guru dalam melakukan pembelajaran hendaknya memperhatikan

media dan sumber belajar yang digunakan dalam menjelaskan materi

pelajaran. Sebab, hal tersebut menjadi perangsang daya pikir peserta didik,

karena peserta didik dapat melihat apa yang dijelaskan oleh guru sehingga

membantu daya ingat mereka.

Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya

iklim kelas yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan

belajar yang optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta mampu

menunjukkan antusiasinya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau

3Hasil “

(6)

peserta didiknya akan lebih mudah melaksanakan komponen-komponen

keterampilan pengelolaan kelas.

Prestasi belajar dapat pula dipahami bahwa suatu nilai atau ukuran

yang diperoleh peserta didik dari hasil pengalaman setelah mengikuti

pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku,

keterampilan dan pengetahuan serta kemudian akan diukur dan dinilai yang

kemudian terwujud dalam angka atau pernyataan. Keterampilan dan

pengalaman guru dapat terlihat sejak awal proses pembelajaran sampai pada

selesainya pembelajaran. Misalnya membuka pembelajaran dengan cara

mengingatkan tentang pembelajaran sebelumnya serta selalu memberi

nasehat atau humor guna meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik

agar hasil pembelajaran nantinya dapat dipahami oleh peserta didik itu

sendiri. Sebagaimana telah diungkapkan oleh Salah seorang guru bahwa:

Membuka pelajaran merupakan kegiatan guru untuk mengaitkan pengalaman peserta didik dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian peserta didik tertuju pada materi pelajaran yang akan mereka pelajari. Selain itu, bertujuan juga untuk menyiapkan peserta didik agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas, memicu minat dan memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran serta

mengingatkan tentang pelajaran-pelajaran yang telah lalu.4

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa inisiatif guru di

Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan sebelum menjelaskan inti materi

4Hasil “Wawancara” dengan Suliha Katili, Guru Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan

(7)

pembelajaran guru mengaitkan hal-hal yang sudah dipelajari dengan hal-hal

yang baru terutama pada saat memulai pelajaran. Hal ini didukung hasil

pengamatan peneliti bahwa guru mengadakan apersepsi sebelum masuk

pada inti materi ajar, guru mengaitkan materi yang telah lalu agar peserta

didik tidak melupakan tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.

Mengadakan apersepsi merupakan langkah awal yang perlu dilakukan

oleh guru dalam pembelajaran, ini dilakukan untuk memicu minat peserta

didik agar perhatian berpusat pada materi pembelajaran yang akan dibahas.

Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang peserta yang menyatakan

bahwa:

Selama ini, Guru selalu memiliki persiapan yang baik, tepat waktu, dan memberi motivasi kepada kami. Selain itu, dalam menyampaikan materi pembelajaran sering mengeluarkan nasehat dan bahkan disertai humor sehingga kami tidak merasa tegang. Oleh sebab itu, kami menjadi semangat mengikuti pelajaran. Sedangkan mengenai materi yang disampaikan dalam pembelajaran kami kadang paham, dan terkadang pula ada materi yang tidak/belum dipahami tetapi guru kami memberi

kesempatan untuk bertanya.5

Selain itu, juga diungkapkan oleh Auliyah Ramadhani seorang peserta

didik kelas V bahwa:

Dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai macam metode misalnya metode ceramah atau juga sering menggunakan media pembelajaran lainnya. Hal tersebut dilakukan seiring kondisi waktu dan situasi. Bahkan terkadang guru menyuruh menyimak film

5Hasil “Wawancara” dengan Fauziah Husain, peserta didik Kelas V Madrasah

(8)

keagamaan lalu menyuruh kembali mengulangi tentang hal-hal yang

harus ditiru pada film tersebut.6

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam

proses pembelajaran tidak hanya menggunakan satu metode, melainkan

banyak metode misalnya ceramah, penggunaan media dan lain-lain.

Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menumbuhkan

minat peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Minat merupakan hal

penting yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Minat akan menjadikan

peserta didik lebih giat belajar karena semakin tinggi minat belajar peserta

didik, semakin tinggi pula kemauan untuk lebih mendalami mata pelajaran

yang diajarkannya, dan mereka akan mengamalkannya di dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran, selain keahlian dan keterampilan

mengajar, tentu pengalaman pun akan menjadi penunjang seorang guru

dalam melaksanakan pembelajran. Sebagaimana telah diungkapkan oleh

kepala sekolah bahwa:

Berdasarkan pengalaman saya selaku kepala madrasah di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado bahwa dalam proses pembelajaran, seorang guru yang telah lama mengajar dan telah menjadikannya sebagai profesi yang utama akan mendapat pengalaman yang cukup dalam pembelajaran. Hal ini pun juga berpengaruh terhadap kreativitas dan keprofesionalismenya, cara mengatasi kesulitan, yang ada dan sebagainya. Pengalaman mendorong guru untuk lebih kreatif lagi dalam menciptakan cara-cara baru atau suasana yang lebih edukatif dan

6 Hasil “Wawancara” dengan Auliyah Ramdhani, peserta didik kelas V Madrasah

(9)

menyegarkan. Dengan demikian, prestasi belajar peserta didik akan

hadir dengan sendirinya sesuai dengan tujuan dan taget pendidikan.7

Pada penjelasan di atas dapat dipahami bahwa selain keahlian dan

keterampilan, pengalamanpun merupakan bagian dari penunjang dalam

proses pembelajaran untuk menumbuhkan pembelajaran agar tetap segar

dan kondusif. Dengan demikian pengalaman guru dalam proses

pembelajaran akan mampu memberi pemahaman kepada peserta didik

tentang materi yang telah diajarkan oleh guru. Karena para peserta didik

mampu memahami tentang materi yang disampaikan oleh guru, tentunya

dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik itu sendiri.

c. Guru sebagai Pembimbing

Selaku pengelola kegiatan peserta didik, guru sangat diharapkan

menjadi pembimbing dan pembantu para peserta didik, bukan hanya ketika

berada di dalam kelas saja melainkan ketika berada di luar kelas, khususnya

ketika mereka masih berada di lingkungan sekolah. Salah satu bentuk

bimbingan yang dilakukan oleh guru adalah memberikan bantuan kepada

peserta didik dalam mengembangkan kepribadian dan keterampilan (aspek

afektif, dan aspek psikomotorik) pengembangan kepribadian dan

keterampilan sering disampaikan melalui kegiatan tadzkir.

7Hasil “Wawancara” dengan Yunus Panigoro, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan

(10)

Nampak terlihat pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado bahwa

guru memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan

dalam proses pembelajaran di luar jam pembelajaran. Sebagaimana hasil

wawancara dengan guru kelas IV yang mengemukakan bahwa:

Saya selaku guru pada madrasah ini selalu memberi contoh yang baik kepada peserta didik. Misalnya mengajak untuk sholat berjamaah di masjid. Artinya, sebagai guru kami berusaha memberikan bimbingan dan motivasi peserta didik agar dapat menjadi manusia yang beriman

dan berakhlak mulia”.8

Berdasarkan hasil wawancara di atas telah terlihat bahwa upaya guru

dalam membimbing peserta didik dianggap baik sebab guru telah terlihat

dalam memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya. Dengan

demikian, dapat dipahami pula bahwa semua orang akan yakin bahwa guru

memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan dalam proses

pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

optimal.

Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan

Manado guru telah melaksanakan pembelajaran semaksimal mungkin. Salah

satunya adalah melakukan pendekatan individual, yaitu guru membantu para

peserta didik yang belum lancar membaca berupa pelatihan-pelatihan pada

8Hasil “Wawancara” dengan Hajar Wahyuni, Guru Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

(11)

jam tertentu dimana para peserta didik lainnya telah sibuk bermain. Hal

tersebut sebagaimana telah diungkapkan oleh salah seorang guru bahwa:

Salah satu bentuk usaha saya dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah dengan cara melakukan pendekatan individual, yaitu melakukan pelatihan-pelatihan untuk memperlacar cara membaca, kegiatan ini ditujukan pada beberapa orang peserta didik yang belum

lancar dalam membaca.9

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman bertanggung jawab atas

kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini perjalanan tidak hanya menyangkut

fisik tetapi perjalan yang menyangkut mental, emosional, kreatifitas, moral

dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai pembimbing guru harus merumuskan

tujuan yang jelas, menertapkan waktu proses belajar, menetapkan proses

belajar yang ditempuh baik didalam ataupun diluar kelas, serta melakukan

suatu penilaiaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan para peserta

didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta

didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam aspek proses belajar.

Sebagai pembimbing guru memiliki berbagai tanggung jawab dalam

setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan yakni lebih menekankan

pada tugas guru dalam memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak

hanya berkenaan dalam penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga

9Hasil “

(12)

menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai pada

siswa. Jadi tugas guru sebagai pembimbing paling dominan dilaksanakan

oleh guru BK, karena mereka lebih paham teknis memberikan bimbingan

yang baik bagi para peserta didik terutama dalam rangka membentuk

kepribadian peserta didik dan membantu menyeleseikan suatu permasalahan

yang dihadapinya. Tetapi tidak hanya tugas guru BK saja melainkan tugas

semua guru yang mengampu mata pelajaran dalam suatu kelas, sehingga

guru harus lebih paham perkembangan para peserta didik terutama dalam

proses kegiatan belajar mengajar.

d. Guru Sebagai Fasilitator Pembelajaran

Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah “to facilitateor

learning” (memberi kemudahan belajar), bukan hanya untuk menceramahi,

atau mengajar, apalagi mengajar peserta didik, guru perlu demokratis, jujur

dan terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didik.

Pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado berdasarkan hasil

wawancara telah terlihat bahwa guru selalu memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami.

Sebagaimana telah diungkapkan dalam hasil wawancara yang peneliti

lakukan dengan peserta didik Madrasah Ibtidaiyah kayubulan Manado

mengemukakan bahwa:

(13)

terkadang guru juga mewajibkan kepada teman-teman yang jarang

bertanya agar ikut bertanya.10

Selain itu, dalam pengamatan peneliti juga melihat bahwa guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya jika ada materi

yang belum dipahami dalam proses pembelajaran. Hal yang sama telah

diungkapkan oleh salah seorang peserta didik bahwa:

Selama ini, Ibu yang mengajar di kelas kami selalu memiliki persiapan yang baik, tepat waktu, dan memberi motivasi kepada kita untuk belajar, dalam menyampaikan materi pembelajaran sering disertai humor sehingga kami tidak merasa tegang. Oleh sebab itu, kami menjadi semangat mengikuti pelajaran agama. Sedangkan mengenai materi yang disampaikandalam pembelajaran kami kadang paham, dan terkadang pula ada materi yang tidak/belum dipahami tetapi guru kami

memberi kesempatan untuk bertanya.11

Berdasarkan ungkapan di atas telah terlihat bahwa apabila dalam

proses pembelajaran terdapat materi yang belum dipahami oleh peserta didik

maka guru tetap memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

tentang apa yang belum dipahami. Selain itu, guru dalam proses

pembelajaran tetap memiliki persiapan yang matang, tepat waktu dan

memberi motivasi kepada peserta didik untuk tetap bersemangat dalam

mengikuti pelajaran. Peran guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi

peserta didik dalam pembelajaran berupa alat peraga atau alat media agar

10Hasil “Wawancara” dengan Nandita Pramudia, peserta didik kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Kayubulan Manado, pada tanggal 27 September 2016 di Ruang Kelas.

11Hasil “Wawancara” dengan Desi Kirana, peserta didik kelas IV Madrasah

(14)

peserta didik tetap aktif dan mudah dalam mengikuti pembelajaran

khususnya pemebelajaran Pendidikan Agama Islam.

e. Guru sebagai Evaluator

Evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan tentang pencapaian

kompetensi peserta didik yang mengikuti pembelajaran, memberikan umpan

balik untuk perbaikan proses, dan penentuan kenaikan kelas serta kelulusan.

Penilaian hasil belajar mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Untuk menilai ketiga aspek tersebut guru melaksanakan

ulangan harian, mid semester, dan ulangan semester. Teknik yang

digunakan adalah tes dan non tes, bentuk tes yaitu tertulis, sementara bentuk

non tes yang digunakan adalah penilaian unjuk kerja dan penilaian sikap.

Dalam proses penilaian, guru pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan

Manado memberikan penilaian berdasarkan dengan kompetensi peserta

didik. Hal ini telah diungkapkan oleh guru wali kelas V mengemukakan

bahwa:

Bentuk penilaian yang dilakukan yaitu terdiri dari penilaian ulangan harian, ulangan mid semester dan ulangan semester dan juga ditambah tugas-tugas tertulis dan tugas-tugas praktek dan nilai-nilai kepribadian keseharian peserta didik, dan tidak lepas dari penilaian dari faktor

kognitif, aktif dan psikomotor peserta didik itu sendiri.12

12Hasil “Wawancara” dengan Suliha Katili, Guru sekaligus Wali Kelas V Madrasah

(15)

Kegiatan penilaian merupakan tindak lanjut dari pelaksana

pembelajaran yang diperoleh dari hasil pengukuran pembelajaran. Keputusan

penilaian tidak semata-mata didasarkan pada hasil pengukuran tetapi ada

berbagai unsur harus dipertimbagkan oleh pihak guru. Kegiatan penilaian

dapat memperbaiki kinerja guru dalam melakukan pembelajaran, menilai

keberhasilan peserta didik dan meningkatkan proses pembelajaran.

Pada MI Kayubulan Manado, masih ditemukannya beberapa orang

peserta didik yang nilainya masih di bawah standar. Hal ini telah terlihat pada

saat evaluasi belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru itu sendiri.

Sebagaimana telah diungkapkan oleh salah seorang guru yang mengatakan

bahwa:

Pada MI Kayubulan Manado masih ditemukan beberapa orang peserta didik yang nilainya masih di bawah standar. Artinya, dari 32 orang peserta didik 6 diantaranya yang nilainya masih di bawah standar, sehingga kami selaku guru tetap selalu mencari solusi agar semua

peserta didik memiliki nilai di atas rata-rata yang telah ditetapkan.13

Inisiatif guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di

Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado adalah bagaimana usaha yang

dilakukakan oleh guru itu sendiri. Dari hasil wawancara dengan kepala

Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado menjelaskan upaya-upaya yang

dilakukan oleh guru antara lain adalah:

13Hasil “

(16)

Memberikan motivasi pada peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar dengan cara memperlihatkan wacana-wacana keberhasilan seseorang yang mampu mendorong motivasi mereka agar mampu menjadi yang terbaik. Selain itu guru terkadang mempertontonkan vedio-vedio yang mampu membangkitkan semangat belajar mereka dalam

proses pembelajaran.14

Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut, telah terlihat bahwa

upaya yang dilakukan oleh guru dalam memberikan motivasi pada peserta

didik untuk belajar lebih giat lagi dalam pelajaran adalah dengan cara

memacu dan menarik perhatian mereka serta mempertontonkan film-film

yang mampu memotivasi mereka agar tetap bersemangat dalam proses

pembelajaran demi kehidupan sehari-hari. Bentuk evaluasi yang dilakukan

oleh guru dibagi dalam tiga tahapan yaitu evaluasi harian, triwulan dan

perenam bulan. Hal ini kami lakukan untuk mengetahui kemampuan peserta

didika dalam memahami pembelajaran yang telah kami berikan kepada

peserta didik

Inisiatif yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar

peserta didik, adalah mengunakan berbagai metode mengajar, tidak menoton

pada satu metode saja akan tetapi, menggunakan metode ceramah dan

diskusi, disamping itu juga beliau menggunakan strategi untuk menghidupkan

kelas dengan cara memancing minat peserta didik seperti memberikan

gambaran tentang kholifah, maka peserta didik akan timbul beberapa

14Hasil “Wawancara” dengan Yunus Panigoro, Kepala Madrasah Ibtidaiyah

(17)

pertanyaan lalu dibentuk metode belajar dengan cara berdiskusi

makapeserta didik akan lebih aktif lagi tidak ada yang mengantuk, disamping

itu juga didukung oleh sarana dan prasarana seperti adanya buku LKS,

perpustakaan, dan masjid fungsinya untuk latihan praktek sholat.

Hasil wawancara dengan salah satu peserta didik kelas III

Pada proses pembelajaran, menurut saya menyenangkan sekali, karena berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, metode yang yang dipakai oleh guru memakai metode ceramah dan mengerjakan LKS, hambatan yang saya alami dalam hafalan Surat-Surat pendek, karena saya belum

bisa dalam membaca al-Qur’an.15

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam proses

pembelajaran, seoang guru tidak hanya menggunakan satu metode saja,

tetapi dalam proses pembelajaran telah menggunakan beberapa metode,

sehingga para peserta didik termotivasi dalam kegiatan proses belajar

mengajar.

Selain beberapa inisiatif guru di atas dalam meningkatkan prestasi

belajar peserta didik, guru juga melakukan kerjasama antara pihak sekolah

dan orang tua peserta didik. Hal tersebut dilakukan untuk saling koordinasi

anatar pihak sekolah dan orang tua untuk menjaga dan memotivasi para

peserta didik agar tetap selalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang

peserta didik. sebagaimana telah diungkapkan oleh salah seorang guru

bahwa:

15Hasil “Wawancara” dengan Khalillah Sari, peserta didik kelas III Madrsah

(18)

Salahsatu bentuk inisiatif guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah membangun kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik. Artinya guru memberikan undangan kepada para orang tua peserta didik agar hadir dalam rapat orang tua peserta didik. Pada rpT tersebut guru melakukan pendekatan emosional kepada para orang tua peserta didik untuk saling membantu dalam memperingati dan memotivasi para peserta didik agar tetap

melaksanakan tugasnya dengan rajin dan tekun.16

Berdasarkan ungkapan di atas, dapat dipahami bahwa salah satu

bentuk inisiatif guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah

dengan cara melakukan kerjasama dengan orang tua peserta didik. hal ini

dilakukan agar guru dan orang tua peserta didik tetap saling koordinasi atau

saling membantu dalam menjaga dan membangun motivasi belajar para

peserta didik

2. Problematika Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado

Dalam penelitian lapangan yang dilakukan penulis di Madrasah

Ibtidaiyah Kayubulan Manado, terkait dengan inisiatif guru dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penulis menemukan beberapa

hal terkait gangguan internal dan gangguan eksternal, yaitu:

1) Gangguan Internal

Telah diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi belajar yang

berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, yaitu menyangkut seluruh

16Hasil “

(19)

aspek pribadi peserta didik baik yang menyangkut fisiologis maupun

psikologisnya. Sebagaimana telah diungkapkan oleh guru kelas IV bahwa:

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik adalah kurangnya konsentrasi belajar pada peserta didik. Artinya, peserta didik masih banyak yang tidak terfokus dalam mengikuti pelajaran karena mengingat permainan mereka. Dan kami juga selaku guru tidak terlalu menekankan mereka sebab mereka masih butuh untuk bermain. Selain faktor tersebut, minat belajarpun merupakan penghambat dalam melakukan proses pembelajaran kaitannya dengan

peningkatan prestasi belajar peserta didik. 17

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik tidak lepas dari konsentrasi

belajar, sebab untuk memahami pelajaran harus dengan penuh perhatian

yaitu konsentrasi. Selain itu, salah satu pemicu dalam peningkatan prestasi

belajar peserta didik. Dengan demikian dapat dipahami bahwa minat

merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan

berbagai aktivitas dengan baik.

Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, selain faktor dari

peserta didik juga dipengaruhi oleh guru selaku pemberi pelajaran.

Sebagaimana telah diungkapkan oleh kepala sekolah sebagai berikut:

Memang kami sadari bahwa salah satu faktor internal kami dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah dari guru itu sendiri. Dimana beberapa orang guru yang kurang kreatif dalam mendesain media pembelajaran atau belum mahir dalam menggunakan alat peraga. Selain itu, guru yang ada pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado ada yang pendidikannya berlatar belakang bukan pendidikan

17 Hasil “Wawancara” dengan Hajar Wahyuni, Guru Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

(20)

Islam, sehingga mengalami kesulitan dalam memberi pelajaran di

kelas.18

Faktor internal guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan Manado telah diungkapan pula oleh salah seorang guru yang mengatakan bahwa:

Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan Manado tentu memiliki berbagai hambatan di antaranya adalah masih ditemukannya seorang guru yang belum memiliki inisiatif secara baik dalam memberikan proses pembelajaran, sebab latar belakang guru tersebut adalah bagian administrasi yang tidak berlatar pendidikan sebagai seorang guru. Namun, karena kami di sekolah ini telah kekurangan guru, maka sepala sekolah menjadikan dia sebagai guru

bantu dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.19

Berdasarkan uraian di atas, telah diketahui bahwa salah satu

penghambat peningkatan prestasi belajar peserta didik adalah kurangnya

kreativitas guru dalam mendesain media pembelajaran. Selain itu, latar

belakang pendidikan juga merupakan problem dalam memberikan

pembelajaran karena beberapa orang guru tidak berlatar belakang sarjana

pendidikan.

2) Gangguan eksternal

Gangguan eksternal yang ditemui dilapangan saat penulis melakukan

observasi terhadap peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado

18Hasil “Wawancara” dengan Yunus Panigoro, Kepala Madrasah Ibtidaiyah

Kayubulan Manado, pada tanggal 26 September 2016 di Ruang Kepala Sekolah.

19Hasil “

(21)

telah kami temukan berbagai masalah eksternal sebagaimana telah

diungkapkan oleh salah seorang guru bahwa:

Yang menjadi masalah eksternal pada Madrasah Ibtidiyah Kayubulan Manado adalah sarana prasarana yang belum maksimal. Misalnya, ruangan khusus untuk melakukan praktek dan kurangnya alat-alat peraga yang belum maksimal. Hal ini yang membuat kami kesulitan, dan ketika kami ingin melakukan praktek maka kami sering menemui

kendala sehingga pelaksanaan praktek tidak maksimal.20

Berdasarkan ungkapan di atas dapat terlihat bahwa ada beberapa

problem guru dalam proses pembelajaran diantaranya adalah kurangnya

berbagai fasilitas misalnya tidak adanya ruangan untuk pelaksanaan praktek

keagamaan dan kurangnya alat-alat peraga dalam melakukan praktek.

Dengan demikian Pembelajaran tidak akan lancar seperti yang diharapkan

karena berbagai hambatan yang ada.

Dalam proses pembelajaran selain terbatasnya fasilitas masih ada

hal-hal yang menjadi problem dalam proses pembelajaran yang berguna

meningkatkan prestasi belajar peserta didik yaitu terbatasnya waktu dalam

proses pembelajaran khususnya waktu pembelajaran dan kurangnya

perhatian dari orang tua terhadap berbagai masalah yang ada di sekolah.

Sebagaimana telah diungkapkan oleh salah seorang guru bahwa:

Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama islam adalah terbatasnya waktu dalam pembelajaran dan kurangnya perhatian orang tua peserta didik terhadap masalah anaknya di sekolah. Artinya, di sekolah ini kami merasakan dukungan orang tua masih kurang,

20Hasil “Wawancara” dengan Susanti Lahiya, Guru Kelas III Madrasah Ibtidaiyah

(22)

misalnya kalau orang tua peserta didik diundang datang ke sekolah, masih banyak orang tua yang tidak hadir. Padahal, terkadang sampai tiga kali mereka disurati. Setelah kami konfirmasi, yang menjadi alasan mereka adalah faktor kesibukan dan lain-lain. Hal ini merupakan salah satu kendala dalam menjalin hubungan dan kerjasama dengan orang

tua peserta didik.21

Terkait dengan hal tersebut, sebaiknya bagi kepala sekolah bersama

warga sekolah yaitu guru, dan pegawai tata usaha lainnya, berusaha mencari

jalan keluar agar dapat meningkatkan kerjasama dan hubungan yang erat

dengan keluarga atau orang tua peserta didik, sehingga apapun bentuk

masalah yang dialami peserta didik dapat diselesaikan dengan cepat dan

baik.

Selain kurangnya fasilitas dan terbatasnya waktu dalam proses

pembelajaran di sekolah faktor penghambat lainnya adalah kurangnya

kerjasama antara orang tua peserta didik dan pihak sekolah. Itulah

merupakan tantangan untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran

menjadi lebih baik lagi terutama untuk kemajuan sekolah dan peningkatan

prestasi belajar peserta didik. Faktor penghambat ini merupakan data yang

digunakan pihak sekolah untuk melakukan perbaikan demi peningkatan mutu

pendidikan.

21Hasil “Wawancara” dengan Susanti Lahia, Guru sekaligus Wali Kelas III Madrasah

(23)

B. Pembahasan

1. Inisiatif Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado

Inisiatif guru dalam dunia kependidikan sangat berperan sekali dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Aktifitas guru yang dilakukan

dalam rangka membimbing, mengajar dan melakukan Transfer Knowledge

dalam proses belajar mengajar harus dilakukan oleh guru yang memilki

usaha tinggi yang disertai dengan kemampuan dan keprofesionalan.

Kemampuan atau keprofesionalan guru juga sangat penting sekali.

Mengingat mempelajari teorinya saja akan tetapi harus dipraktekkan juga

dalam kehidupan sehari-hari, maka seorang guru yang mengajar pada mata

pelajaran harus profesional dalam bidangnya. Dalam pembelajarn peserta

didik bukanlah suatu hal yang begitu saja berjalan tanpa proses, tetapi

memerlukan peran dan upaya guru yang konkrit, begitu juga di Madrasah

Ibtidaiyah Kayubulan Manado, ada beberapa upaya yang harus dilakukan

guru meningkatkan prestasi belajar peserta didik yaitu:

a. Menambah Jam Pelajaran pada tiap mata pelajaran

Kegiatan jam tambahan pelajaran di luar jam pelajaran ini

dilaksanakan sesuai dengan guru mata pelajaran masing-masing ada yang

dengan cara menambah jam tambahan di luar jam peserta didik, maka

seorang guru di sini mencari celah-celah pada jam kosong untuk menambah

(24)

akidah akhlak, matematika, IPA dan bahasa Inggris. Guru yang menambah

jam pelajaran itu tergantung pada materinya, apabila materinya sudah selesai

maka tidak perlu menambahkan jam pelajaran.

b. Menciptakan Kondisi yang Baik pada Waktu Proses Belajar Mengajar

Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MI Kayubulan

Manado, guru juga berusaha menciptakan kondisi belajar yang baik pada

peserta didik. Seperti yang dijelaskan oleh guru, anak-anak ditekankan untuk

membaca surat-surat pendek pada sepuluh menit pertama, dibaca secara

besama-sama agar supaya menjadi terbiasa dalam membaca Al-Qur’an serta

memahami isi kandungan yang terdapat pada surat tersebut. Berdasarkan

uraian di atas, dapat dipahami bahwa membaca Al- Qur’an sangat penting

sekali dalam kehidupan sehari-hari, karena Al-Qur’an merupakan firman Allah

Swt yang berfungsi sebagai petunjuk bagi semua umatnya di dunia ini.

Inisiatif untuk menciptakan kondisi yang baik juga bisa dalam

pemakaian strategi pembelajaran yang dapat menarik minat peserta didik.

Seperti yang dilakukan oleh beberapa orang guru tentang strategi yang

diterapkan di kelas yaitu dengan cara memberi prolog tentang materi

pelajaran, seperti memberikan gambaran tentang kholifah, dengan demikian,

timbul beberapa pertanyaan dalam benak peserta didik, maka guru

membentuk metode diskusi, dibentuk beberapa kelompok untuk menjawab

pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta didik, lalu peserta didik akan

(25)

Adapun untuk mencipatakan kondisi yang baik juga dalam proses

belajar mengajar, masih penjelasan dari guru, mereka menjelaskan metode

yang digunakan oleh guru di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado

semuanya sama yaitu dengan menggunakan metode yang bervariasi tidak

monoton pada satu metode saja, mereka menggunakan metode diskusi dan

ceramah yang sifatnya mengevaluasi pada materi yang sebelumnya.

c. Memberikan Motivasi Kepada Peserta didik

Bahwasannya motivasi pada peserta didik merupakan cara untuk

meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran, sangat menentukan

prestasi yang dicapainya. Dengan demikian, keinginan seseorang/peserta

didik untuk berhasil dalam belajar juga akan hasil belajar. Motivasi erat sekali

hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai untuk mencapai sesuatu

tujuan perlu berbuat sesuatu yang menyebabkan seseorang berbuat adalah

motivasi. Dengan demikian, motivasi berfungsi sebagai daya

penggerak/pendorong. Salah satu inisiatif guru dalam memberi motivasi

kepada peserta didik adalah dengan cara melakukan kegiatan belajar

mengajar dengan cara memberikan pujian dan reword, serta memaksimalkan

pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran sebagai alat untuk

menumbuhkan minat belajar.

Melihat kondisi di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado, intelegensi

yang berada dalam faktor psikologis adalah salah satu faktor pendukung

(26)

faktor itu berasal dari kemampuan peserta didik itu sendiri. Hal itu juga diakui

oleh beberapa orang guru bahwa kemampuan rata-rata peserta didik dalam

hal pelajaran adalah masih kurang maksimal. Meskipun juga tidak menutup

kemungkinan ada sebagian yang sudah mampu menguasai pelajaran.

Kemampuan masih belum maksimal dari para peserta didik dalam

pelajaran itu disebabkan karena latar belakang peserta didik sendiri, mereka

kebanyakan membantu orang tua mereka setelah pulang dari sekolah,

sehinggah tidak sedikit dari mereka yang tidak mengulangi pelajaran mereka

di rumah.

2. Hambatan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado

Guru adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem

pendidikan di sekolah. Peran, tugas, dan tanggung jawab guru sangat

penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu, mencerdaskan

kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, meliputi

kualitas iman dan takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni. Dengan tujuan tersebut, maka dapat mewujudkan

masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab.

Guru sebagai pendidik merupakan komponen yang dianggap sangat

mempengaruhi proses pendidikan. Hal ini disebabkan karena guru

merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan peserta didik

(27)

tanpa ditunjang oleh kemampuan seorang pendidik untuk

mengimplementasikannya, maka kurikulum tersebut tidak akan bermakna

sebagai suatu alat pendidikan.

Adapun Faktor lain yang dianggap mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik di antaranya, faktor internal (faktor dari dalam), seperti tingkat

kecerdasan atau intelegensi peserta didik. Hal ini berarti semakin tinggi

kemampuan intelegensi seorang peserta didik, maka semakin besar peluang

peserta didik tersebut untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Hal ini

sejalan dengan pendapat Muhibbin Syah mengatakan bahwa tingkat

kecerdasan atau intelgensi (IQ) peserta didik sangat menentukan tingkat

keberhasilan peserta didik, semakin tinggi kemampuan intelegensi peserta

didik maka semakin besar peluannya untuk meraih kesuksesan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tentu tidak akan lancar seperti yang

diharapkan, semua itu tidak terlepas karena adanya hambatan-hambatan

yang dihadapi oleh guru. Adapun hambatan-hambatan tersebut, di antaranya:

1) Tidak tersedianya fasilitas ruangan dan alat peraga untuk pelaksanaan

praktek pada Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado. .

2) Terbatasnya waktu, padatnya materi pelajaran pada tiap bidang studi,

sehingga kedalaman materi dianggap kurang. Perlu penambahan waktu

diluar jam pelajaran (di luar kelas) sehingga guru dan peserta didik

(28)

mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menuntut tuntasnya

materi pelajaran, sehingga sebagai guru hanya mengajar materi tanpa

memperhatikan ketuntasan belajar peserta didik.

3) Kurangnya perhatian orang tua peserta didik terhadap masalah anaknya

di sekolah. Faktor orang tua adalah faktor utama dalam pembelajaran,

apalagi pembelajaran agama Islam. Oleh karena itu, orang tua yang

kurang memperhatikan pendidikan agama kepada anaknya akan jauh

pula anaknya dari nilai-nilai religius. Hal ini dapat dilihat dari orang tua,

apabila melihat anaknya tidak mampu menguasai pelajaran, maka

orang tua cenderung resah sehingga orang tua cenderung

menyerahkan sepenuhnya kepada guru di sekolah.

Jika sekolah menghendaki hasil yang baik dari pendidikan peserta

didik, maka pihak sekolah harus mampu mempersiapkan berbagai fasilitas

yang memadai serta memperbanyak kegiatan ektrakurikuler. Selain itu, perlu

ada kerjasama atau hubungan erat antara sekolah dan keluarga atau orang

tua. Orang tua dan sekolah sama-sama mendidik anak-anak, baik jasmani

dan rohaninya, sama-sama melakukan pendidikan keseluruhan dari peserta

didik.

Keberadaan kerjasama itu, orang tua akan dapat memperoleh

pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anak.

Sebaliknya para guru dapat pula mendapat keterangan-keterangan tentang

(29)

besar gunanya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan pendidikan pada

peserta didik. Demikin pula, orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan

manakah yang sering dihadapi anak-anaknya di sekolah. Orang tua dapat

mengetahui apakah anaknya itu rajin, malas, atau kurang berprestasi.

Apalagi masih ada orang tua yang enggan mengadakan hubungan dengan

sekolah karena tidak sempat dan tidak ada waktu.

Mengingat hal tersebut di atas seharusnyalah kepala sekolah

bersama warga sekolah lainnya yaitu guru, pegawai tata usaha mencari

usaha agar dapat meningkatkan kerjasama dan hubungan yang erat dengan

keluarga atau orang tua peserta didik, sehingga apapun bentuk masalah

yang dialami peserta didik dapat diselesaikan dengan cepat dan baik.

Faktor penghambat di atas oleh para guru di Madrasah Ibtidaiyah

Kayubulan Manado dijadikan sebagai tantangan untuk lebih memacu agar

proses pembelajaran lebih baik lagi. Terutama dapat mengefektifkan

kerjasama antara oramg tua peserta didik untuk ikut berpartisipasi terhadap

kemajuan madrasah dan peningkatan prestasi belajar peserta didik. Faktor

pendukung dan penghambat ini merupakan data yang digunakan pihak

sekolah untuk melakukan perbaikan demi peningkatan mutu pendidikan di

sekolah yang sedikit, maka diperlukan bimbingan khusus bagi peserta didik

yang kurang mampu dalam pelajaran dan adanya kerja sama antara guru

dengan peserta didik yang sudah mampu dalam pelajaran supaya bisa

(30)

dengan keluarga peserta didik yang belum bisa dalam pelajaran agar dapat

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Rivai (2003:64) sebagai berikut : (1) Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin baik yang tampak maupun yang tidak tampak

H UMUR 21 TAHUN G2P0A1 DARI KEHAMILAN DENGAN SUSPECT LETAK LINTANG, PERSALINAN DENGAN SUSPECT CPD, MASA NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KELUARGA BERENCANA DI

Keywords: Time performance; cost performance; case study; Malaysia; infrastructure projects and building

Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta. Biliar adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori

1) Merangkai alat-alat seperti pada skema pada gambar praktikum Difraksi Fraunhofer dengan menggunakan laser yang telah d iketahui panjang gelombangnya (λ =

Pengaruh Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sustainability Reporting (Studi Empiris Pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia

Sejalan dengan uraian tersebut, konstruksi kebahasaan implikatur dalam implikatur percakapan pada naskah drama gong Gusti Ayu Klatir dibedakan atas dua bagian

Hasil pengklasteran menunjukkan bahwa 94 kecamatan di Bakorwil 2 Jawa Timur paling baik diklaster menjadi 5 cluster, terdapat 6 kecamatan yang termasuk kedalam daerah rawan