PENGANGGARAN
PEMERINTAH DAN
DASAR HUKUM
•
PEMERINTAH PUSAT (APBN)
UU 17 2003
•
PEMERINTAH DAERAH (APBD)
UU 17 2003, UU 32 & 33 2004, PP 58
2005, PERMENDAGRI 13 2006,
SIKLUS ANGGARAN
PEMERINTAH INDONESIA
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA
PENGERTIAN
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat
• APBN, perubahan APBN, dan
PENGERTIAN
•
APBN
mempunyai fungsi otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
• Semua
penerimaan
yang menjadi hak dan
pengeluaran
yang menjadi kewajiban
negara dalam tahun anggaran yang
FUNGSI APBN
FUNGSI APBN
Fungsi otorisasiFungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
bersangkutan.
Fungsi perencanaanFungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN menjadi mengandung arti bahwa APBN menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
tahun yang bersangkutan.
tahun yang bersangkutan.
Fungsi pengawasanFungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN menjadi mengandung arti bahwa APBN menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi alokasiFungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan
untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran
untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran
dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian.
efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusiFungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi stabilisasiFungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi alat mengandung arti bahwa APBN menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian negara.
fundamental perekonomian negara.
Fungsi otorisasiFungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar mengandung arti bahwa APBN menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
bersangkutan.
Fungsi perencanaanFungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBN menjadi mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
tahun yang bersangkutan.
tahun yang bersangkutan.
Fungsi pengawasanFungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBN menjadi mengandung arti bahwa APBN menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi alokasiFungsi alokasi mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan mengandung arti bahwa APBN harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran
untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran
dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian.
efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusiFungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus mengandung arti bahwa kebijakan APBN harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi stabilisasiFungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBN menjadi alat mengandung arti bahwa APBN menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian negara.
TAHAP/SIKLUS APBN
(Sugijanto, Gunardi, dan Loho, 1995)
• Penyusunan dan pengajuan rancangan anggaran (RUU APBN) oleh pemerintah kepada DPR
• Pembahasan dan persetujuan DPR atas RUU APBN dan penetapan UU APBN
• Pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan keuangan oleh Pemerintah
• Pemeriksaan pelaksanaan anggaran dan akuntansi oleh aparat pengawasan fungsional
KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
(APBN)
• Presiden
• Menteri Keuangan
• Menteri/Pimpinan Lembaga
PRESIDEN
• Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan
• dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan
Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan
• dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
• diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala
Menteri Keuangan bertugas:
• Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro
• Menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN
• Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
• Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan
• Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang
• Melaksanakan fungsi bendahara umum negara
• Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/ Pengguna Barang kementerian
negara/lembaga bertugas:
• Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
• Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
• Melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
• Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara;
• Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
• Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
Dana yang berasal dari Anggaran K/L
Dana yang berasal dari Anggaran K/L
(APBN)
yang
dilaksanakan
oleh
(APBN)
yang
dilaksanakan
oleh
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat.
Pusat.
Mencakup semua penerimaan dan
Mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
Dekonsentrasi.
Dekonsentrasi.
Tidak termasuk dana yang dialokasikan
Tidak termasuk dana yang dialokasikan
untuk instansi vertikal pusat di Daerah.
untuk instansi vertikal pusat di Daerah.
Dialokasikan untuk kegiatan Non Fisik.
Dialokasikan untuk kegiatan Non Fisik.
Dilaksanakan
Dilaksanakan
oleh
oleh
Satuan
Satuan
Kerja
Kerja
Perangkat Daerah.
Perangkat Daerah.
Dana yang berasal dari Anggaran K/L Dana yang berasal dari Anggaran K/L
(APBN) yang dilaksanakan oleh Daerah.
(APBN) yang dilaksanakan oleh Daerah.
Mencakup Mencakup semua semua penerimaan penerimaan dan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
Tugas Pembantuan.
Tugas Pembantuan.
Ditugaskan Ditugaskan pelaksanaannya pelaksanaannya kepada kepada
Gubernur/Bupati/Walikota;
Gubernur/Bupati/Walikota;
Dialokasikan untuk kegiatan Fisik;Dialokasikan untuk kegiatan Fisik;
Dilaksanakan Dilaksanakan oleh oleh Satuan Satuan Kerja Kerja
Perangkat Daerah
Perangkat Daerah
Sebagian Urusan Sumber Pendanaan
KERANGKA PENDANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN FISKAL-NASIONAL
APBD • Urusan Wajib (SPM) - Propinsi (16 jenis urusan) - Kab/Kota (16 jenis urusan) • Urusan Pilihan
Kewenangan Pemerintah:
Penyusunan dan Penetapan APBN
APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negarayang ditetapkan tiap tahun dengan Undang-Undang
APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran
belanja, dan pembiayaan
Pendapatan Negara terdiri atas penerimaan pajak,
penerimaan bukan pajak, dan hibah
Belanja negara dipergunakan untuk keperluan
penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan
pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan
APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.
Penyusunan RAPBN berpedoman pada rencana kerja
Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
Rencana kerja dan anggaran disusun berdasarkan
prestasi kerja yang akan dicapai (anggaran berdasarkan prestasi kerja)
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan
sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN.
Defisit anggaran yang dimaksud dibatasi maksimal 3%
(tiga persen) dari Produk Domestik Bruto. Jumlah
pinjaman dibatasi maksimal 60% (enam puluh persen) dari Produk Domestik Bruto.
Dalam hal anggaran surplus, Pemerintah dapat
mengajukan rencana penggunaan surplus anggaran kepada DPR.
Penggunaan surplus anggaran perlu dipertimbangkan
Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan
fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya bulan Mei tahun berjalan.
Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat
membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.
Berdasarkan kerangka ekonnomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan
Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan
Undang-undang tentang APBN, disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada
bulan Agustus tahun sebelumnya.
Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN
dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPR.
DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan
perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Undang-undang tentang APBN.
Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai Rancangan
Undang-undang tentang APBN dilakukan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang
APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit
organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.
Apabila DPR tidak menyetujui Rancangan Undang-undang tentang APBN, Pemerintah Pusat dapat melakukan
STUKTUR APBN
• ORGANISASI
Disesuaikan susunan Kementrian/Lembaga
• FUNGSI
Disusun menurut fungsi
• JENIS
STUKTUR APBN (FUNGSI)
• Pelayanan Umum
• Pertahanan
• Ketertiban &
Keamanan
• Ekonomi
• Lingkungan Hidup
• Perumahan dan
Fasilitas Umum
• Kesehatan
• Pariwisata
• Budaya
• Agama
• Pendidikan
STUKTUR APBN (JENIS)
• PENDAPATAN
Penerimaan Pajak, Non Pajak, Hibah
• BELANJA
Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja
Modal, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan
Sosial, dan Belanja Lain-lain
RPJP NASIONAL
RPJM
NASIONAL RKP RAPBN APBN
RPJP DAERAH
RPJM
DAERAH RKPD RAPBD APBD
RENSTRA SKPD
RENJA
SKPD RKA –SKPD PENJABARANAPBD
RENSTRA KL
RENJA
KL RKA - KL RINCIANAPBN
Pedoman dijabarkan diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANGDA
Pedoman Pedoman
KUA
Pelaksanaan APBN
Setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang,
pelaksanaannya dituangkan dengan Keputusan Presiden.
Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester
Pertama APBN dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya.
Laporan tersebut disampaikan kepada DPR
selambat-lambatnya pada akhir Juli tahun anggaran
Perubahan APBN
Penyesuaian APBN dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas bersama DPR dengan Pemerintah Pusat dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBN tahun
anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi:
perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN.
perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal.
keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan
antarjenis belanja.
Dalam keadaan darurat Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang
selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBN
dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Pemerintah mengajukan rancangan undang-undang
tentang Perubahan APBN tahun anggaran yang
Pertanggungjawaban Keuangan Negara
Pertanggungjawaban keuangan negara sebagai
upaya konkrit mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
Pertanggungjawaban disampaikan secara tepat
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN
Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat- lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Laporan Keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi
Bentuk dan Isi Laporan Pertanggungjawaban
Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
Standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan