• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (1). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (1). docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Berkomunikasi antarpribadi, atau secara ringkas berkomunikasi, merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalain komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Oleh karena itu, penting bagi kita menjadi untuk berkomunikasi.

Komunikasi antarpribadi sangat penting bagi kebahagian hidup kita. Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna natara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi terjadi secara tatap muka (face to face) antara dua individu. Memahami komuniaksi dan hubungan antar pribadi dari sudut pandang individu adalah menempatkan pemahaman mengenai komunikasi di dalam proses psikologis. Proses psikologis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam komuniaksi antar pribadi. Hal ini terjadi karena dalam komunikasi antar pribadi kita mencoba meninterpresetasikan makna yang menyangkut diri sendiri, diri orang lain dan hubungan yang terjadi kesemuanya terjadi melalui sutu proses pikir yang melibatkan penarikan kesimpulan.

Komunikasi antar pribadi merupakan proses komunikasi yang terjadi antar individu ataupu antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face communication), contohnya : percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi.

Johnson (1981) menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagian hidup manusia, yaitu antara lain :

(2)

2. Indentitas atau jati-diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. 3. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran

kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama.

4. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitaas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan (significant figures) dalam hidup kita.

Komunikasi antarpribadi untuk mampu memulai, mengembangkan dan memeilhara komunikasi yang akrab, hangat dan produktif dengan orang lain, kita perlu memiliki sejumlah keterampilan dasar komunikasi. Menurut Johnson (1981), beberpa keterampilan dasar yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :

1. Kita harus mampu saling memahami. Secara rinci, kemampuan ini mencakup beberapa subkemampuan, yaitu sikap percaya, pembukaan diri, keinsafan diri dan penerimaan diri (Johnson, 1981).

2. Kita harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat dan jelas.

3. Kita harus mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau saling menolong.

4. Kita harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif. Artinya, dengan cara-cara yang semakin mendekatkan kita dengan lawaan komunikasi kita dan menjadikan komunikasi kita itu semakin tumbuh dan berkembang.

Dalam ruang lingkup sederhana, manusia membutuhkan manusia lainnya, maka untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan bentuk komunikasi efektif. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan bisa lepas dari manusia lainnya, komunitas dan lingkungan tempat dia berdiri. Untuk bisa bersinergi dengan tiga hal diatas maka, diperlukan sebuah proses komunikasi. Kualitas komunikasi tergantung dari individu masing-masing dalam mengolahnya, bisa baik, biasa-biasa saja atau bahkan buruk sekalipun. Bisa dikatakan komunikasi berlangsung sesuai dengan kebutuhannya.

(3)

mempengaruhi pola interaksi kita dengan orang lain. Menurut Jalaluddin Rakhmat, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Ada faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu:

1. Orang Lain

Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berengaruh yaitu orang-orang yang dekat dengan diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Dari merekalah secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Senyuman, pujian, pelukan meraka, menyebabkan kita menilai diri kita secara positif. Ejekan, cemoohan dan hardikan membuat kita memandang diri kita secara negatif.

2. Kelompok Rujukan

Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita dan berpengaruh terhadap konsep diri kita. Misalkan kita bergabung dengan sebuah kelompok dan setiap kelompok mempunyai norma-norma, maka norma-norma dalam ikatan ini sebagai ukuran perilaku kita.

Dalam komunikasi, tanda-tanda verbal diwakili dalam penyebutan kata-kata, pengungkapannya baik lisan maupun tertulis. Sedangkan tanda-tanda nonverbal terlihat dari gerak wajah atau gerak tubuh. Komunikasi verbal dan nonverbal akan menjadi efektif ketika kita mampu mengkondisikannya. Kita harus mampu membaca lawan bicara kita terlebih dahulu, agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.

Sebagian orang menganggap bahasa adalah faktor yang paling utama untuk mencapai sebuah komunikasi efektif, tapi jangan lupakan komunikasi non verbal. Seperti diulas diatas, komuniasi nonverbal terdapat petunjuk-petunjuk yang sangat mendukung terciptanya komunikasi efektif. petunjuk-petunjuk tersebut diantaranya adalah :

1. Petunjuk proksemik (penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan) 2. Petunjuk kinesik (gerak tubuh)

3. Petunjuk wajah

4. Petunjuk paralinguistik (cara pegucapan lambang-lambang verbal) 5. Petunjuk artifaktual (penampilan, kosmetik, baju, tas dll)

(4)

Komunikasi antarpribadi dikatakan sukses apabila membuahkan hasil. Dewasa ini komunikasi antarpribadi bisa dilakukan dengan tanpa harus bertatap muka, karena seiring perkembangan teknologi. Manusia bisa berinteraksi melalui media sosial network, chatting atau skype. Namun apabila dilihat dari mutu dan efektifitasnya, maka tatap muka merupakan komunikasi antarpribadi yang utama dan dikatakan lebih sukses.

Rogers dan Shoemaker (Liliweri,1991:70) berpendapat bahwa, seseorang dapat berkomunikasi untuk mempelajari sesuatu dengan baik apabila menggunakan lebih dari satu inderanya, yaitu:

a. Tahapan mengetahui atau melihat melalui indera mata adalah 83,0% b. Tahapan mendengar melalui indera telinga adalah 11,0%

c. Tahapan membau melalui indera hidung adalah 3,5% d. Tahapan meraba dengan tangan sebesar 1,5%

e. Tahapan merasa dengan indera lidah sebesar 1,0%

Komunikasi tatap muka yang dilakukan berulang-ulang dan bergantian dapat meningkatkan mutu komunikasi antarpribadi, dengan mampu menjalin suatu kontak dikarenakan ada rangkaian pertukaran pesan antara dua orang secara langsung. Komunikasi tatap muka mempunyai keistimewaan dimana efek dan umpan balik, aksi dan reaksi langsung terlihat karena jarak fisik partisipan yang dekat. Aksi maupun reaksi verbal dan nonverbal, semuanya terlihat dengan jelas secara langsung. Oleh karena itu tatap muka yang dilakukan terus-menerus kemudia dapat mengembangkan kumunikasi antar pribadi yang memuaskan dua pihak dan menjadi komunikasi yang efektif.

Drs. H. Malayu Hasibuan mengemukakan syarat komunikasi yang baik yaitu:

 Disampaikan pada waktu dan kondisi yang tepat

 Channel dan symbol-simbol komunikasi yang baik dan jelas.

 Mempergunakan kata-kata dan kalimat yang mudah dipahami dan persepsinya jelas

 Memperhatikan daya tangkap dan daya nalar komunikan

 Komunikator menyampaikan dengan tenang dan tidak emosional

 Dilakukan dengan komunikasi dua arah (two way traffic)

 Pesan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh

 Jika dipahami, maka terjadi reaksi (action) dan feed back positif yang menimbulkan

interaksi.

(5)

mengetahui secara langsung tanggapan dari komunikan, dan secara pasti akan mengetahui apakah komunikasinya positif, negatif dan berhasil atau tidak. Apabila tidak berhasil, maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya. Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam penegasan istilah, penelitian ini lebih ditekankan pada dimensi psikologis perilaku komunikasi antarpribadi siswa. Sehingga secara psikologis perilaku komunikasi antarpribadi siswa meliputi keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesetaraan.

Sedangkan menurut Devito, karakteristik efektifitas komunikasi antarpribadi dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang humanistic, pragmatis serta sudut pandang pergaulan sosial dan sudut pandang kesetaraan.

A. Humanistik

Humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

Dalam ancangan humanistic ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu: 1. Keterbukaan

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi. Kedua, mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Ketiga, menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya.

2. Empati

(6)

mereka untuk masa mendatang. Perasaan empati ini akan membuat seseorang mampu menyesuaikan komunikasiya.

3. Sikap Mendukung

Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan yang dimana terdapat sikap mendukung. Sikap terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Sikap mendukung ini dapat diperlihatkan dalam bentuk sikap yang:

 Deskriptif, bukan evaluatif

 Spontan bukan strategik

 Provisional bukan sangat yakin

 Sikap positi

4. Kesetaraan

Dalam setiap situasi, memungkinkan terjadi ketidaksetaraan. Tidak pernah ada dua orang yang setara dalam segala hal. Terlepas dari itu, komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga dan kedua pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

B. Pragmatis

Ancangan pragmatis, keperilakuan atau sering dikatakan sebagai ancangan “keras” untuk efektifitas antarpribadi, adakalanya dinamai model kompetensi, memusatkan pada perilaku spesifik yang harus digunakan oleh komunikator untuk mendapat hasil yang diinginkan. Model ini menawarkan lima kualitas efektifitas : kepercayaan diri, kebersatuan, manajemen interaksi, daya pengungkapan dan orientasi ke pihak lain. (Spitzberg & Cupach, 1989; Spitzberg & Hecht, 1984 dalam Devito 1997)

Kepercayaan diri

(7)

Kebersatuan.

Secara nonverbal kita mengkomunikasikan kebersatuan dengan memelihara kontak mata yang patut, kedekatan fisik yang menggemakan kedekatan psikologis, serta sosok tubuh yang langsung dan terbuka. Ini meliputi gerakan tubuh yang dipusatkan pada orang yang anda ajak berinteraksi, tidak terlalu banyak melihat kesana-kemari, tersenyum kepada orang itu, dan perilaku lain yang mengisyaratkan, "Saya berminat kepada anda."

Kebersatuan dikomunikasikan secara verbal dengan berbagai cara. Misalnya: o Menyebut nama lawan bicara.

o Menggunakan kata ganti yang mencakup baik pembicara maupun pendengar.

o Memberikan umpan balik yang relevan.

o Tunjukkanlah bahwa anda memusatkan perhatian pada kata-kata lawan bicara.

o Kukuhkan, hargai, atau pujilah lawan bicara.

o Sertakan referensi-diri ke dalam pemyataan yang bersifat evaluatif.

Manajemen Interaksi.

Komunikator yang efektif mengendalikan interaksi untuk kepuasan kedua pihak. Dalam manalemen interaksi yang efektif, tidak seorangpun merasa diabaikan atau merasa menjadi tokoh penting. Manajemen interaksi yang efektif menyampaikan pesan-pesan verbal dan nonverbal yang saling bersesuaian dan saling memperkuat. Layak dikemukakan di sini bahwa wanita pada umumnya menggunakan ekspresi nonverbal yang lebih positif dan lebih menyenangkan ketimbang pria.

Pemantauan Diri

Pemantauan-diri berhubungan secara integral dengan manajemen interaksi antarpribadi. Pemantauan diri adalah manipulasi citra yang kita tampilkan kepada pihak lain (Snyder, 1986 dalam Devito 1997). Pemantaun-diri yang cermat selalu menyesuaikan perilaku mereka menurut umpan balik dari pihak lain, guna mendapatkan efek yang paling menyenangkan. Mereka memanipulasi (dalam arti positif) interaksi antarpribadi untuk menciptakan kesan antarpribadi yang terbaik dan paling efektif.

Daya Ekspresi (Pengungkapan).

(8)

Daya Orientasi Kepada Orang Lain.

Referensi

Dokumen terkait

Data TEC ionosfer dari pengamatan jarak fase satelit GPS dapat digunakan untuk deteksi kejadian flare sinar-X dengan kriteria ada peningkatan TEC secara mendadak yang melebihi

Berdasarkan implementasi dan hasil perancangan serta hasil pengujian yang telah dilakukan pada aplikasi prediksi nilai ujian sekolah siswa SD menggunakan jaringan saraf

Dimensi perlakuan komunikasi yang ditinjau adalah kepercayaan, kesokongan komunikasi, kecerapan komunikasi ke atas, keterbukaan komunikasi ke bawah, penglibatan dalam

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan tinggi hak sepatu dan indek massa tubuh (IMT) dengan keluhan nyeri pinggang bawah pada sales promotion girl

Untuk mendapatkan lokasi TPA yang cocok dari sudut biaya dan teknis memang terasa makin sulit, namun aplikasi pengurugan sampah ke dalam tanah tersebut agaknya akan tetap merupakan

Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t dengan nilai p=0.103 > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai farmakologi kelompok

Telkom Kandatel Semarang, menggunakan variabel kepuasan pelanggan untuk dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu pelanggan yang sangat puas, puas, dan tidak puas

Hal ini berarti hipotesis pertama ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa agency problem tidak berpengaruh terhadap voluntary disclosure level karena tingkat