• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KELAUTAN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB VII

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI,

KELAUTAN, DAN KEDIRGANTARAAN

A. PENDAHULUAN

Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam Repelita VI ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin yang setinggi-tingginya bagi rakyat, dengan menerapkan nilai-nilai iptek, mendorong pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek secara seksama dan bertanggung jawab, serta memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Nilai-nilai iptek disebarluaskan melalui upaya pengembangan iptek dalam mengatasi masalah dan tantangan pembangunan, menciptakan sistem dan produk baru yang inovatif dan kompetitif, serta menciptakan budaya iptek sebagai bagian dari budaya bangsa. Upaya tersebut diwujudkan melalui transformasi teknologi dan industri secara bertahap yang

(3)

dilaksanakan ke dalam program teknik produksi, teknologi, ilmu pengetahuan terapan, ilmu pengetahuan dasar, serta pengembangan kelembagaan iptek.

Pembangunan kelautan diarahkan pada pendayagunaan sumber daya laut dan dasar laut serta pemanfaatan fungsi wilayah laut nasional, termasuk Zona Ekonomi Ekslusif yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memperluas kesempatan kerja.

Pembangunan kedirgantaraan ditujukan pada perjuangan memperoleh pengakuan internasional atas hak penggunaan wilayah dirgantara nasional dan penguasaan iptek untuk menghasilkan produk dan jasa kedirgantaraan,

Pembangunan iptek dalam tahun kedua Repelita VI menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti. Semangat meneliti di kalangan masyarakat ilmiah semakin meningkat dengan diterapkannya sistem penelitian yang bersifat kompetitif dan dilaksanakan secara terpadu di tingkat nasional. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah maupun kualitas berbagai kegiatan iptek.

(4)

berhasil diperoleh berbagai data, serta informasi tentang dinamika sosial budaya dan politik nasional dan internasional.

Dalam rangka pendayagunaan sumber daya laut dan dasar laut dilaksanakan berbagai kegiatan pembangunan kelautan antara lain dua kali ekspedisi di kepulauan Takabonerate dan kepulauan Pangkajene, dan beberapa survei kelautan untuk mengungkapkan potensi kekayaan sumber daya hayati laut, serta pemantauan kondisi terumbu karang dan kualitas ekosistem perairan di beberapa lokasi khususnya Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Dalam bidang kedirgantaraan berhasil dilakukan uji terbang pesawat produksi nasional N-250 dengan menggunakan teknologi tinggi sistem kendali otomatik. Selain itu telah berhasil dikembangkan model iklim untuk pelayanan jasa prakiraan cuaca dan iklim, prototipe turbin angin, serta konsepsi kedirgantaraan nasional.

B. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

(5)

perluasan industri dalam rangka menunjang industrialisasi menuju terwujudnya bangsa Indonesia yang maju, mandiri, unggul, dan sejahtera.

(6)

Sasaran pengembangan iptek adalah terciptanya kelembagaan iptek yang mampu mendukung berkembangnya kemitraan riset, kemampuan iptek di bidang pertanian, industri, dan dunia usaha serta pendidikan iptek yang diharapkan makin tertata dan mampu mengefektifkan kebijaksanaan dan program pengembangan iptek serta mengefisienkan penggunaan sumber dana yang tersedia sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pembangunan.

Sehubungan dengan itu, pokok kebijaksanaan dalam pembangunan bidang iptek di dalam Repelita VI adalah mengembangkan nilai-nilai iptek dan membentuk budaya iptek di masyarakat, mendorong kemitraan riset, mempercepat upaya manufaktur progressif, meningkatkan mutu produk dan proses produksi, produktivitas, efisiensi, dan inovasi dalam penguasaan iptek, meningkatkan kualitas, kuantitas, dan komposisi sumber daya manusia iptek, dan mengembangkan penataan dan pengelolaan kelembagaan iptek.

Atas dasar sasaran dan kebijaksanaan pembangunan iptek seperti dikemukakan di atas, disusun serangkaian program-program pembangunan sebagai berikut: (1) teknik produksi, (2) teknologi, (3) ilmu pengetahuan terapan, (4) ilmu pengetahuan dasar, dan (5) pengembangan kelembagaan iptek.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Kedua Repelita VI

Pelaksanaan program-program iptek dalam Repelita VI ditujukan untuk memecahkan berbagai masalah pembangunan seperti kebutuhan dasar manusia, sumber daya alam dan energi, industri, pertahanan dan keamanan, dan sosial budaya, falsafah, ekonomi, hukum dan perundang-undangan yang dikelompokkan ke dalam program teknik

(7)

produksi, teknologi, ilmu pengetahuan terapan, ilmu pengetahuan dasar, serta program pengembangan kelembagaan iptek.

Kegiatan di bidang iptek untuk tahun kedua Repelita Vl (1995/96) pada garis besarnya adalah sebagai berikut:

a. Program Teknik Produksi

Program ini ditujukan untuk meningkatkan penguasaan proses produksi dan mutu produk yang lebih efisien dan efektif dalam mendayagunakan teknologi bagi peningkatan proses pertambahan nilai dalam menghasilkan barang dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pendayagunaan sumber daya alam dan energi, serta pengembangan industri.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia dilaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian, pengairan, peternakan, kesehatan, dan perumahan. Penelitian dan pengembangan di bidang pertanian dititik-beratkan pada upaya peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura. Upaya-upaya penelitian dan pengembangan di bidang tanaman pangan pada tahun 1995/96, telah berhasil melepas 2 varietas padi unggul tahan hama wereng coklat, hawar daun dan virus tungro, 1 varietas kedele unggul tahan penyakit karat daun, serta 4 varietas jagung unggul tahan penyakit karat, bercak dan bulai.

(8)

penggerek batang, 1 varietas unggul pisang tahan penyakit layu bakteri, 1 varietas unggul rambutan, serta 1 varietas unggul nanas.

Dengan demikian jumlah varietas yang dilepas pada tahun 1995/96 adalah sebanyak 21 varietas unggul. Dibandingkan dengan jumlah varietas yang dilepas pada tahun 1994/95 terdapat penurunan sebanyak 7 varietas. Penurunan jumlah varietas tersebut disebabkan oleh karena tertundanya pelepasan galur-galur harapan menjadi varietas-varietas dan terjadinya seleksi antar varietas pada tahun-tahun sebelumnya.

Kegiatan penelitian dan pengembangan dilakukan pula di bidang pengairan untuk mendukung upaya penyediaan sarana dan prasarana irigasi yang efektif dan efisien, yang sangat penting artinya bagi kegiatan pertanian. Kegiatan tersebut pada tahun 1995/96 antara lain telah menghasilkan disain hidrolis bendung tipe SLIT I dan SLIT II, disain bangunan pengendali sedimen, disain pintu air ringan dan tahan karat untuk sawah pasang surut, teknologi lapisan beton berserat untuk saluran irigasi, standar keamanan bendung terhadap deformasi/longsoran, serta standard sistem pengelolaan irigasi.

Penelitian di bidang peternakan dititikberatkan pada upaya menemukan metoda pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak. Pada tahun 1995/96, upaya ini antara lain telah berhasil melepas vaksin baru Koksivet Polivalen Supra 95 untuk penyakit koksidiosis polyvalen, mengembangkan vaksin untuk penyakit ND pada ayam, vaksin mono dan polyvalent brocellosis ternak marmot dan babi, metoda diagnosa penyakit tripanosomiasis pada ternak besar, metoda diagnosa dini penyakit MCF pada domba, metoda .diagnosa penyakit parasit darah dan anthraks pada sapi, serta metoda pencegahan penyakit chaemonchiasis dan fascioliasis.

(9)

Dalam bidang kesehatan reproduksi antara lain telah dilaksanakan kegiatan penelitian teknik pemilihan sperma untuk injeksi sperma intrasitoplasmik, dan teknik pembekuan sperma untuk digunakan dalam rekayasa reproduksi manusia, serta analisis protein membrane kepala spermatozoa untuk pengembangan vaksin yang dapat mendorong pembentukan antibodi antisperma. Dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja berhasil dikembangkan alat pemantau debu pencetus penyakit asma.

Dalam rangka mendukung upaya pengadaan rumah murah, telah dilaksanakan penelitian pemanfaatan abu gunung api dan semen alternatif sebagai bahan bangunan murah, serta pembuatan konsep desain dan prototipe rumah sederhana (RS) dan rumah sangat sederhana (RSS) yang lebih memenuhi standar kesehatan lingkungan dan murah. Untuk mendukung upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat di wilayah pertanian pasang surut, telah berhasil dikembangkan sistem pengolah air payau dengan menggunakan biofilter. Selain itu juga telah berhasil dibuat metoda pemanfaatan geomembran untuk menanggulangi kerusakan jalan pada tanah ekspansif, sistem injeksi semen untuk penanggulangan kelongsoran dan pemanfaatan kapur kembang sebagai bahan stabilisasi tanah lempung laut.

(10)

kontrol horizontal, 50 buah stasiun dan 210 km lari jaring kontrol sipat datar, 50 buah stasiun dan 1.711 km lari jaring kontrol gaya berat, 21 buah tugu batas, 24 buah stasiun survei geodinamika, serta 197 nomor lembar peta dijital (Tabel VII-1).

Di bidang industri antara lain dilakukan penelitian teknik produksi berbagai komponen otomotif, komponen mikroelektronika, bahan-bahan maju, termasuk penyebarluasan teknologi tepat guna bagi masyarakat kecil.

Penelitian teknik produksi komponen otomotif ditiiikberatkan pada upaya penguasaan berbagai proses produksi yang mutakhir seperti proses permesinan berketelitian tinggi, proses serbuk logam, otomatisasi melalui pengintegrasian CAD dan CAM, dan proses penempaan. Dalam tahun 1995/96, upaya ini telah berhasil merancang dan membuat komponen utama otomotif seperti silinder blok, kepala silinder, silinder liner, crank case, ring piston, roda gigi, connecting rod, dan crank shaft. Bila dibandingkan dengan tahun 1994/95, kegiatan pada tahun 1995/96 telah berhasil mengembangkan proses permesinan dan jenis komponen yang lebih mutakhir.

Di bidang mikroelektronika, dilakukan upaya untuk meningkatkan penguasaan teknik produksi chip komputer dengan teknologi metal oxide semiconductor (MOS). Dalam tahun 1995/96, upaya ini antara lain telah berhasil merancang dan membuat perangkat sensor gas hidrogen yang menggunakan gerbang palladium (palladium gate), melakukan fabrikasi chip 6 lapis (layer) dengan resolusi 2 mikron, 20 mikron, dan 50 mikron yang dirancang untuk industri, serta merancang dan membuat chip dengan teknik produksi yang lebih maju yaitu complementary metal oxide semiconductor (CMOS) yang saat ini berada pada tahap pembuatan susunan gerbangnya. Penguasaan teknik-teknik ini membuka jalan bagi para peneliti

(11)

nasional untuk penguasaan teknik produksi semikonduktor secara menyeluruh. Dibandingkan dengan tahun 1994/95, upaya ini menunjukkan peningkatan penguasaan proses produksi dari MOS ke CMOS, dan taraf kecanggihan serta resolusi chip yang dibuat.

Di samping itu, juga diupayakan untuk meningkatkan penguasaan teknik pengolahan bahan-bahan untuk komponen mikroelektronika. Pada tahun 1995/96, upaya ini berhasil mengembangkan teknik fabrikasi bahan untuk komponen telekomunikasi mikrowave yang merupakan bahan paduan Mg-Zn-Ferrite dengan suntikan oksida logam tanah jarang, komponen optik pengatur lalulintas sistem komunikasi (switching optic), dan serbuk bahan piezoelektrik untuk transduser dengan proses padat-padat.

(12)

memproduksi semen dengan harga murah. Dibandingkan dengan tahun 1994/95, upaya penyebaran teknik produksi kepada berbagai pengusaha kecil yang dilaksanakan pada tahun 1995/96 mengalami perluasan lingkup teknologi dan jangkauan layanannya.

b. Program Teknologi

Program teknologi ditujukan pada usaha mengkaji, menerapkan, dan mengembangkan cara, metoda, teknik, dan piranti rekayasa baru yang lebih efisien dan efektif untuk menyempurnakan produk barang dan jasa yang telah ada maupun membangun yang baru.

Di bidang pertanian antara lain telah dilaksanakan penelitian penerapan radiasi nuklir untuk menemukan varietas-varietas unggul dan vaksin untuk penyakit ternak. Pada tahun 1995/96 antara lain telah berhasil ditemukan galur mutan padi yang berumur pendek, berproduksi tinggi, dan tahan hama wereng coklat yang dinamakan galur obs-1647/PsJ, serta galur mutan kedelai yang produksinya tinggi dan tahan penyakit karat yang dinamakan galur 157/PsJ. Kedua galur mutan ini sedang diajukan untuk dapat dilepas sebagai varietas baru. Selain itu, telah berhasil dikembangkan pemanfaatan abu vulkanis pada pertanian kedelai di lahan gambut.

Upaya penguasaan teknologi di bidang kesehatan antara lain berhasil mengembangkan 5 bahan baku obat yaitu: Tetracyclin, Erytromycin, Penicilin, Cefalosporin dan Vitamin B12.

Dalam bidang teknologi mekanisasi pertanian antara lain telah berhasil dikembangkan prototipe alat pengolah tanah rotary menggunakan pisau putar, alat penebar bibit, alat pengolah tanah berfungsi ganda untuk mengolah dan menyiangi tanah, prototipe alat pemanen Yute, serta perbaikan prototipe mesin pembenam urea tablet.

(13)

Di bidang pengolahan hasil-hasil pertanian telah berhasil dikembangkan prototipe alat penyortir buah dengan sensor warna dan berat, protipe alat penyortir dan pencuci sayur dan buah, prototipe alat pencuci rimpang jahe, prototipe mesin pembuat tepung sorgum dan jewawut, dan prototipe alat pengering tembakau dengan tenaga matahari. Di samping itu telah berhasil dikembangkan perangkat lunak pengolah sensor suhu dan kelembaban untuk mengatur suhu sistem aerasi secara otomatik yang digunakan dalam rumah tanam.

Dalam bidang peternakan ruminansia besar telah berhasil dikembangkan hormon untuk meningkatkan prosentase birahi ternak, domba unggul basil persilangan domba lokal dengan domba impor, serta teknik manipulasi fermentasi rumen. Sementara itu, di bidang peternakan unggas telah dikembangkan metoda peningkatan mutu genetik ayam buras dan itik, serta teknik pengolahan limbah sagu, kelapa, kopi dan kakao untuk pakan ternak.

Di bidang sumber daya alam dan energi antara lain berhasil dikembangkan teknik peningkatan efisiensi dan konservasi energi bagi gedung perkantoran, teknik audit energi, teknik penambangan yang lebih efisien untuk batubara, batu gamping, marmer, tanah liat dan emas, teknik untuk menstabilkan lereng, teknik pengolahan abu batubara untuk bahan beton ringan, alat pengolah batubara cair, serta mesin pembuat briket batubara.

(14)

Bus, dan sensor suhu dengan menggunakan teknologi film tebal. Dibandingkan dengan tahun 1994/95, upaya ini mengalami perluasan cakupan, kecanggihan, dan jenis produk mikroelektronik.

Di bidang teknologi informasi, antara lain telah berhasil dikembangkan perangkat lunak komputerisasi Bahasa Indonesia yang mencakup basis data kamus kata sinonim dan kamus kata antonim, kamus gramatika, thesaurus, dan analisis kalimat yang dipadukan dalam satu paket perangkat lunak dengan nama "Indotool", perangkat lunak pengolah citra satelit untuk memantau pencemaran gas CO2, prototip peta elektronik, simulator fungsional sistem real time dengan penerapannya pada sistem telekomunikasi, serta perangkat lunak simulasi proses industri migas, kimia, dan petrokimia.

Upaya penguasaan teknologi perekayasaan bahan-bahan maju terus ditingkatkan. Dalam tahun 1995/96 antara lain telah berhasil dirancang dan dibuat bahan kopolimer antara lateks karet alam stiren dan karet alam nBA dalam skala pilot, bahan perekat minyak dari kopolimer larutan KA-VAc, bahan penghambat nyala Sb203 dan bahan isolasi kabel tegangan tinggi melalui teknik radiasi, bahan paduan aluminium dengan Zn dan Mg yang memiliki variasi hingga 9%, bahan komposit keramik Cordierite untuk adsorben gas CO dan NO, komponen otomotif dari bahan keramik ZTA, serta prototip Ion Beam Assisted Deposition (IBAD) untuk memodifikasi permukaan bahan-bahan optik. Selain itu, juga telah dikembangkan pemanfaatan material zeolit sebagai material sintetis dan substitusi untuk wahana transportasi, kaolin sebagai bahan isolator tegangan tinggi, perlit sebagai bahan bangunan, dan kapur untuk industri kimia dan soda abu. Dalam bidang teknologi polimer telah berhasil dilakukan modifikasi bahan selulosa untuk memperoleh produk polimer alam unggul, antara lain bahan penyerap kualitas tinggi untuk popok dan pembalut wanita, serta plastik yang dapat lapuk.

(15)

Di bidang instrumentasi antara lain dihasilkan alat sensor ultrasonik yang menggunakan film polyvinylidene flouride (PVdF), laser excimer jenis Helium-Nitrogen yang dapat diterapkan untuk spektroskop emisi (emission spectroscopy), prototip sistem pencitraan radiografi sinar-X flourensence dijital untuk diagnosis kedokteran, prototip instrumen EKG, prototip instrumen alat penguji tak merusak, prototip pengolah citra 3 dimensi, sistem pengukuran induktansi, sensor gaya jenis strain gauge, dan sistem pengukuran tekanan rendah.

Di samping itu, dalam upaya penguasaan teknologi instrumentasi nuklir antara lain telah berhasil dibuat perangkat konsul renograf tipe baru, pesawat sinar-X untuk alat diagnosa, dan perangkat pengoreksi citra pada kamera gamma.

c. Program Ilmu Pengetahuan Terapan

Program ilmu pengetahuan terapan ditujukan pada usaha penerapan, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dasar yang merupakan unsur dalam suatu sistem yang berfungsi sebagai cara baru bagi pelaksanaan teknologi.

(16)

Di bidang kesehatan, upaya penerapan ilmu pengetahuan telah berhasil dilaksanakan dengan mengukur penurunan infeksi dan per-tumbuhan anak balita sesudah implantasi zat seng, mengidentifikasi komposisi zat gizi pada 124 jenis makanan serta deskripsi 98 jenis makanan mentah dari berbagai daerah di Indonesia, dan mengembangkan metoda ESR untuk mendeteksi umur radikal bebas pada rempah-rempah dan kacang-kacangan yang diiradiasi.

Di bidang ilmu kedokteran antara lain telah dilaksanakan pengkajian keanekaragaman genetik Thalassemia-beta dengan memanfaatkan perangkat analisis molekul, pengujian laboratorium dan lapangan vaksin rekombinan virus newcastle disease virulen isolat hasil pengembangan sebelumnya, pembuatan prototip diagnostik kit Elisa Sandwich untuk optimasi produksi antibodi monoklonal brugia malayi, pengkajian mutagenesis Saccharopolyspora erythraea untuk mendapatkan mutan penghasil eritromisis tinggi dan turunan eritro-misin baru, dan penyusunan pustaka DNA protein ekskretoris/sekreto-ris brugia malayi.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelolaan kekayaan sumber daya alam, kegiatan inventarisasi dan pengkoleksian keanekaragaman hayati Indonesia semakin ditingkatkan. Dalam tahun 1995/96 antara lain telah dikembangkan sistem basis data koleksi sumberdaya hayati, koleksi keanekaragaman fauna, dan pengembangan pusat informasi perairan darat. Di samping itu, telah dikembangkan peta keragaman genetik biota perairan darat, pemilihan jenis-jenis jasad renik penghasil 4 enzim, 4 jenis jasad renik penyubur tanah, dan jasad renik pendegradasi limbah industri.

Di bidang teknologi proses antara lain telah dikaji pembuatan membran untuk osmosa balik guna desalinasi air laut. Dalam tahun 1995/96 telah dihasilkan perbaikan kondisi proses pembuatan

(17)

membran, komposisi dan kondisi proses kimia yang memberikan arus balik = 92% dan fluks = 35 - 40 1/jam-m yang lebih baik dari bahan yang ada di pasar. Selain itu, juga telah berhasil diproduksi senyawa oleokimia rnelalui pemisahan asam lemak dari minyak kelapa secara enzimatis.

Di bidang ilmu informasi antara lain telah dikaji penerapan teori himpunan

fuzzy

dan geometri fraktal untuk melakukan pengolahan dan analisis citra dijital, disusun model komputasi perambatan gelombang radio untuk perencanaan sistem jaringan radio dan televisi, merancang sistem pengolah data fast fourier transformation (FFT) yang bekerja secara real time dan merancang paket interpretasi aplikasi grafik.

Di dalam bidang ilmu penerbangan telah dikaji penerapan teknik pengendalian aktif untuk meredam getaran aeroelastik pesawat terbang terhadap beban turbulensi yang dituangkan dalam bentuk satu perangkat lunak. Di samping itu, telah dihasilkan satu metode pengontrolan aeroelastik statik dan dinamik struktur sayap.

Di bidang teknologi perlindungan lingkungan antara lain telah dilaksanakan pengkajian hidrodinamika sistem tiga fasa (udara-limbah cair-arang tempurung kelapa) sebagai salah satu alternatif pengolahan limbah cair industri, pengkajian pemurnian pektinase dengan limbah coklat, pengkajian pengolahan limbah cair organik laju tinggi secara anerobik pada industri etanol, pengkajian teknik pengolah limbah kayu sebagai bahan baku pulp dan kertas, pengkajian proses pengolah air buangan industri tekstil, dan pengkajian proses biofiltrasi untuk pengolahan gas buang SO2.

(18)

i, tipe n, dan tipe p, menguji-cobakan peralatan plasma untuk meng-hasilkan film aSi:H, dan komposit lapisan tipis superkonduktor suhu tinggi (BPSCCO/Ag).

Di bidang ilmu rekayasa antara lain telah berhasil dikembangkan alat kontrol otomatik untuk robot industri dengan menggunakan kecerdasan buatan pada perangkat sensor di ujung lengannya, alat pemaham suara dengan menerapkan ilmu jaringan syaraf (neural network).

d. Program Ilmu Pengetahuan Dasar

Program ilmu pengetahuan dasar ditujukan pada usaha mendapatkan pemikiran baru yang berorientasi pada usaha pengembangan ilmu pengetahuan terapan dan teknologi. Untuk itu, dilaksanakan berbagai kegiatan penelitian di bidang kedokteran, kebumian, sosial, budaya, dan politik.

Pada tahun 1995/96 di bidang ilmu kedokteran telah berhasil dikenali manfaat ekstrak daun sirsak dan srikaya sebagai obat penyakit myasis, ekstrak tanaman lobak dan babadotan sebagai bakterisida, fraksi biji pepaya sebagai bahan anti penyakit cacing. Di bidang ilmu penyakit ternak telah berhasil dikenali daur hidup penyakit cacing pankreas pada kambing, ketahanan hidup penyakit kudis pada domba, serta manfaat arang pada pakan ternak untuk mengurangi residu pestisida lindane di dalam daging dan hati.

Dalam bidang ilmu kebumian telah diketahui sebagian proses evolusi magma di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, serta evolusi tektonik di Sumatera Selatan dan Sulawesi Tenggara.

(19)

Di bidang ilmu sosial budaya antara lain telah dikumpulkan data dan informasi sosial budaya di daerah perbatasan (Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur), data dan informasi kesiapan orang muda dalam hal pendidikan, keterampilan, dan sikap mental menghadapi proses industrialisasi sebagai pelaku pembangunan di masa yang akan datang, data dan informasi etos kerja dan pandangan kultural terhadap kerja dan wirausaha pengusaha kecil khususnya Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera Utara, dan Madura, data dan informasi masyarakat peladang berpindah, data dan informasi perkembangan bahasa dan kebudayaan masyarakat terasing serta faktor-faktor yang menentukan ciri-ciri dan pola pembahasan sosiokultural dan sosiolinguistik di daerah Maluku, serta data dan informasi tentang tradisi dan potensi masyarakat Melayu di Riau Kepulauan dan Kalimantan Barat.

Pengkajian masalah-masalah strategis dalam perkembangan politik dan internasional antara lain meliputi usaha mengumpulkan data dan informasi persepsi masyarakat kelas menengah perkotaan Indonesia tentang arah orientasi politik dan ekonomi, data dan informasi tentang potensi kerjasama antar daerah di wilayah Indonesia, data dan informasi beberapa faktor yang diduga menjadi ancaman integrasi nasional, data dan informasi masalah-masalah strategis untuk memahami perubahan regional dan internasional, data dan informasi potensi-potensi konflik dan integrasi di berbagai kawasan dunia, data dan informasi sikap umat terhadap perubahan di sekitarnya, serta data dan informasi orientasi politik dan budaya negara-negara di kawasan Pasifik Selatan baik dalam kerjasama regional maupun internasional.

(20)

baru atau menyediakan informasi ilmiah yang dibutuhkan juga akan menghasilkan masyarakat peneliti yang mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah.

Dibandingkan dengan tahun 1994/95, kegiatan penelitian dan pengembangan dalam tahun 1995/96 mengalami peningkatan dalam hal ruang lingkup, tahapan penelitian, dan kualitas yang pada gilirannya meningkatkan akumulasi kemampuan bagi masyarakat ilmiah dalam mengenali dan memecahkan masalah. Dengan demikian diharapkan sumbangan masyarakat ilmiah bagi pembangunan akan semakin nyata.

e. Pengembangan Kelembagaan Iptek

1) Pengembangan Somber Daya Manusia Iptek

Untuk memacu pembangunan iptek terus diupayakan penambahan jumlah sumber daya manusia (sdm) yang bermutu dan terampil melalui pendidikan dan pelatihan terutama dalam bidang-bidang yang sangat diperlukan bagi pembangunan. Upaya tersebut dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri.

Sampai dengan tahun 1995/96, pendidikan jenjang S3 dan S2 di dalam negeri di Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) Ristek telah menghasilkan secara kumulatif sebanyak 288 orang doktor, 891 orang magister, atau masing-masing meningkat dengan 11 orang doktor dan 12 orang magister dibanding dengan tahun 1994/95. Untuk jenjang S3 dan S2 di luar negeri secara kumulatif tercatat sebanyak 310 orang doktor dan 1.555 orang magister, atau meningkat sebanyak 7 orang doktor dan 23 orang magister dibanding dengan tahun 1994/95. Sementara itu, untuk tenaga peneliti di semua lembaga

(21)

dan departemen tercatat 4.029 orang doktor, serta 52.075 orang magister dan sarjana, atau meningkat sebanyak 96 orang doktor serta 1.054 orang magister dan sarjana (Tabel VII-2).

Untuk lebih mengintegrasikan kegiatan pendidikan dengan kegiatan penelitian melalui peningkatan mutu penelitian di jenjang pasca sarjana, dilanjutkan pemberian bantuan penelitian kompetitif. Upaya peningkatan jumlah dan kualitas sdm iptek di berbagai bidang ini, diharapkan akan meningkatkan kemampuan nasional dalam mengembangkan dan menguasai iptek untuk mendukung pembangu-nan nasional.

2) Pembangunan Prasarana Penelitian

Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kegiatan penelitian dan pengembangan iptek secara bertahap ditingkatkan kualitas prasarana dan sarana iptek sesuai dengan kebutuhan. Pada tahun 1995/96 antara lain telah dimulai pembangunan laboratorium piston di Puspiptek Serpong, peningkatan kapasitas reaktor penelitian nuklir di Bandung, lanjutan pembangunan laboratorium Bioteknologi di Cibinong seluas 1.000 m2, lanjutan pembangunan laboratorium Limnologi di Cibinong seluas 1.870 m2, pembangunan laboratorium kelautan di Ambon seluas 1.600 m2, kamar kaca di kebun raya Bogor, Purwodadi, dan di Bali seluas 1.050 m2, laboratorium proses kimia, rekayasa mekanikal, dan teknologi pangan di Lampung seluas 1.070 m2.

3) Penyebaran dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(22)

pengembangan dan penguasaan iptek, diupayakan penyebaran dan pemasyarakatan iptek. Dalam tahun 1995/96 antara lain telah dilaksanakan pemilihan 9 orang peneliti remaja terbaik di bidang ilmu pengetahuan sosial dan kebudayaan (IPSK), ilmu pengetahuan alam (IPA), dan teknologi dalam rangka Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), 4 orang peneliti muda di bidang IPSK, IPA, teknik dan rekayasa, serta kedokteran, penerbitan 60.000 eksemplar publikasi ilmiah dan 5.000 eksemplar buku-buku ilmiah, serta penyelenggaraan pameran ristek. Di bandingkan dengan tahun 1994/95, kualitas kegiatan ini meningkat dalam hal cakupan dan jumlah peminat.

Untuk mendukung upaya penyebarluasan informasi iptek, terus ditingkatkan kualitas dan jenis pelayanan jasa Pusat Data Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI), antara lain berupa pengembangan simpul baru sistem dokumentasi dan informasi, pengembangan jasa penelusuran informasi, konsultasi dan penyediaan informasi ilmiah berupa jurnal, majalah dan buku ilmiah. Selain itu, juga sedang dikembangkan berbagai jaringan informasi antara lain, Iptek Net, Jaringan Informasi Keragaman Hayati, dan Jaringan Informasi Kelautan. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan mampu mendorong terciptanya iklim ilmiah dan budaya iptek dalam masyarakat luas.

C. KELAUTAN DAN KEDIRGANTARAAN

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pembangunan kelautan dalam Repelita VI dititikberatkan pada penguatan, pendalaman, peningkatan, perluasan, dan penyebaran industri kelautan ke seluruh wilayah Indonesia. Dalam Repelita VI produksi penangkapan dan budi daya perikanan laut diproyeksikan

(23)

mencapai 3,4 juta ton per tahun atau rata-rata pertumbuhannya sebesar 5,2 persen per tahun. Industri perkapalan, diupayakan dapat membangun dan merawat kapal sampai dengan ukuran 100 ribu dead weight ton (DWT). Industri bangunan lepas pantai diharapkan mampu memproduksi konstruksi bangunan lepas pantai sampai kedalaman 300 meter. Selain itu, juga akan ditetapkan batas wilayah perairan di Zona Ekonomi Eksklusif.

Berkenaan dengan sasaran tersebut, pokok kebijaksanaan pembangunan kelautan dalam Repelita VI adalah menegakkan kedaulatan dan yurisdiksi nasional, mendayagunakan potensi Taut dan dasar Taut, meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan, mengembangkan potensi berbagai industri kelautan nasional dan penyebarannya di seluruh wilayah tanah air, memenuhi kebutuhan data dan informasi kelautan serta memadukan dan mengembangkannya dalam suatu jaringan sistem informasi geografis kelautan, dan mempertahankan ciaya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan hidup Taut.

Sasaran pembangunan kedirgantaraan pada Repelita VI dalam rangka penegakan kedaulatan adalah terwujudnya penyempurnaan kelembagaan kedirgantaraan nasional, tersusunnya konsepsi kedirgantaraan nasional, tersusunnya peraturan perundang-undangan kedirgantaraan nasional, berhasilnya perjuangan dalam forum interna-sional tentang geo stationery orbit (GSO), dan ratifikasi berbagai konvensi internasional.

(24)

tersedianya peta dasar rupa bumi yang mampu memenuhi kebutuhan, serta meningkatnya kemampuan nasional untuk mendukung sistem navigasi. Juga diharapkan dapat terpenuhi peta angin dan peta insolasi, terciptanya industri yang membuat perangkat keras dan lunak bagi pengembangan energi angin dan surya, meningkatnya kemampuan dalam prakiraan iklim dan cuaca, serta telah dirumuskan-nya pola pemanfaatan ruang dirgantara nasional.

Berkenaan dengan sasaran tersebut, kebijaksanaan pembangunan kedirgantaraan dalam Repelita VI pada pokoknya adalah menegakkan kedaulatan atas wilayah dirgantara nasional, mengembangkan potensi industri dirgantara, mencukupi kebutuhan transportasi udara dan menjamin keselamatan penerbangan, serta menjamin kelestarian fungsi lingkungan dirgantara.

Atas dasar sasaran dan kebijaksanaan seperti yang dikemukakan di atas, maka program pembangunan kelautan dalam Repelita VI terdiri atas: (1) inventarisasi dan evaluasi potensi laut, dan (2) pengembangan kemampuan pemanfaatan kelautan Selanjutnya program kedirgantaraan terdiri atas: (1) penyediaan jasa kedirgantaraan, (2) pemanfaatan teknologi dirgantara, dan (3) pembinaan kedirgantaraan.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tabun Kedua Repelita VI

Pembangunan kelautan merupakan pembangunan seluruh aspek kelautan yang mencakup wilayah kelautan, kehidupan masyarakat maritim, beserta potensi sumber daya dan komponen pendukungnya. Pembangunan kedirgantaraan mencakup wilayah dirgantara sebagai wilayah kepentingan yang diperjuangkan bagi kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan. Dengan demikian,

(25)

pembangunan kelautan dan kedirgantaraan antara lain bertujuan agar bangsa Indonesia mempunyai kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan seluruh potensi yang terkandung di wilayah nusantaranya, baik di wilayah perairan maupun dirgantara.

a. Kelautan

1) Program Inventarisasi dan Evaluasi Potensi Laut

Program inventarisasi dan evaluasi potensi laut ditujukan untuk memperoleh data dasar kelautan, pembuatan peta laut nasional, penentuan jumlah cadangan potensi sumber daya alam, serta evaluasi kemampuan daya dukung lingkungan laut.

Upaya untuk meningkatkan pemanfaatan dan pendayagunaan potensi laut memerlukan pendalaman pengetahuan tentang potensi yang terkandung di dalam dan di dasar laut. Kegiatan kelautan lanjutan dalam tahun kedua Repelita VI antara lain meliputi survai dan pemetaan laut, eksploitasi dan eksplorasi, pelestarian fungsi lingkungan dan penataan ruang laut, serta pengembangan jaringan sistem informasi geografi kelautan.

Kegiatan survai dan pemetaan laut dalam tahun 1995/96 telah menghasilkan sebanyak 26 nomor lembar peta lingkungan pantai Indonesia (LPI) dengan skala 1:50.000 untuk perairan selat Bangka/ Sumatera Selatan serta Kupang/Nusa Tenggara Barat dan 17 nomor lembar peta skala 1:25.000 untuk perairan Selat Bangka/Sumatera Selatan, Ambon/Maluku, Biak/Irian Jaya dan Kupang/Nusa Tenggara Timur.

(26)

Tanjung Cina di Lampung, Singkep di Riau dan pantai Kalimantan Tengah. Selain itu, telah dihasilkan pula peta dan proses sedimentasi di perairan Kepulauan Aru dan sekitarnya. Selanjutnya, telah dihasilkan 1 lembar kompilasi peta geologi regional mencakup Banda Utara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Untuk meningkatkan perbendaharaan data dasar kelautan, dalam tahun 1995/96 telah dipasang 3 buah stasiun pengamatan pasang surut laut baru di Dumai/ Riau, Muntok/Sumatera Selatan, dan Tarakan/Kalimantan Timur.

Pada tahun 1995/96 juga dilaksanakan berbagai kegiatan survai kelautan antara lain survai dinamika wilayah pantai di perairan Samarinda-Sangkulirang di propinsi Kalimantan Timur, serta perairan Kupang di propinsi Nusa Tenggara Timur untuk melengkapi liputan data wilayah pantai bagi keperluan perencanaan sumber daya kelautan di propinsi-propinsi tersebut.

Untuk mengetahui potensi sumber daya perikanan di wilayah pesisir laut, pada tahun 1995/96 dilakukan survai di perairan sekitar Selat Bangka di Sumatera Selatan, perairan Manado di Sulawesi Utara, perairan sekitar Kupang di Nusa Tenggara Timur, dan perairan Biak di Irian Jaya. Demikian pula, untuk memperoleh data tentang karakteristik ekosistem di wilayah pantai, telah dilakukan survai di perairan Bali Timur di Bali, perairan Selat Bangka di Sumatera Selatan, perairan Samarinda Sangkulirang di Kalimantan Timur, perairan Ujung Pandang - Majene di Sulawesi Selatan, perairan Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat, perairan Madura - Kangean di Jawa Timur.

Selanjutnya untuk mengetahui tata guna lahan wilayah pantai telah dilakukan survai di sekitar pesisir Kupang di Nusa Tenggara Timur, pesisir Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat, pesisir Bali Timur di Bali dan pesisir Madura di Jawa Timur. Untuk keperluan

(27)

informasi cuaca, pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan survai terhadap variasi iklim di wilayah pantai sekitar perairan-perairan Kupang di Nusa Tenggara Timur dan Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat. Sejalan dengan itu telah disusun pula Sistem Informasi Geografi Kelautan (SIGK) yang mengintegrasikan berbagai data dasar kelautan seperti data geologi kelautan, data oseanologi termasuk didalamnya data daya dukung wilayah pantai sebagai alat bantu bagi perencanaan fisik tata ruang wilayah pesisir dan laut.

Dalam upaya mengungkapkan potensi kekayaan sumber daya hayati laut dan kepulauan Nusantara, pada tahun 1995/96 telah dilaksanakan ekspedisi kelautan di Kepulauan Takabonerate dan Kepulauan Pangkajene di Propinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, dilaksanakan juga survai potensi ikan hias yang menghasilkan data keanekaragaman jenis, kelimpahan potensi, sebaran dan habitatnya di perairan kepulauan Riau, Bengkulu dan Lampung. Demikian pula telah dilakukan penelitian kualitas dan sifat-sifat oseanologi yang meliputi fauna, flora serta.kualitas air laut termasuk kondisi lingkungannya di perairan Togian, Kabupaten Poso di Propinsi Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, serta Ternate di Propinsi Maluku untuk pengembangan potensi wisata bahari.

(28)

tidak saja menyimpan potensi sumberdaya tetapi juga telah merekam gejala perubahan alam seperti gempa bumi dan perubahan iklim yang terjadi di masa lalu. Penelitian yang dilakukan dalam tahun 1995/96 di Kepulauan Mentawai telah mengungkap penemuan baru mengenai sejarah gempa-gempa besar yang pernah terjadi di wilayah tersebut. Sedangkan penelitian dalam tahun yang sama di berbagai tempat antara lain di Pulau Seribu sampai kawasan timur Indonesia telah mengungkap sejarah perubahan iklim masa lalu di Indonesia. Hasil -hasil ini penting untuk menjadi masukan di dalam mitigasi bencana alam.

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat pencemaran laut yang berasal dari muara sungai, dalam tahun 1995/96 telah diteliti kualitas air muara sungai Siak, Riau, ditinjau dari kadar pestisida, nitrit, minyak dan oksigen terlarut serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman bakau. Khusus untuk pencemaran dari senyawa nitrogen dari muara sungai telah diteliti pengaruhnya di perairan Ujung Kulon dan teluk Jakarta.

Dalam upaya pengendalian pencemaran lingkungan pelabuhan taut dan pantai wisata, pada tahun 1995/96 telah diidentifikasi beban pencemaran di pelabuhan Tanjung Priok dan pantai Kuta. Selain itu, telah dirumuskan konsep pengelolaan dan pengendalian pencemaran di lingkungan pelabuhan laut, pantai wisata serta pencemaran laut akibat tumpahan minyak. Selanjutnya, secara bertahap telah dilengkapi data dasar perairan dan pemetaan kepekaan lingkungan pesisir dan laut di daerah yang rawan terhadap pencemaran minyak, terutama di perairan Riau, perairan Kalimantan Timur, serta perairan selat Lombok.

Dalam rangka melestarikan ekosistem terumbu karang, telah dilaksanakan kursus penyelaman dan metodologi penelitian kondisi terumbu karang di Semarang, dan kurst s pengenalan kerusakan

(29)

terumbu karang dan persiapan rehabilitasinya di Mataram, Lombok dan Manado untuk 320 orang peneliti bidang kelautan.

Selain itu, dalam upaya untuk mengidentifikasi dampak pemanasan global wilayah pesisir telah dilaksanakan studi interaksi antara gelombang dengan arus dan gerakan sedimen di perairan utara pulau Jawa. Selain itu, dalam tahun 1995/96 telah diterbitkan Atlas Tematik Oseanografi Teluk Jakarta yang berisi informasi tentang dinamika massa air serta sirkulasi air laut di Teluk Jakarta.

Dalam rangka mendukung kegiatan inventarisasi dan evaluasi potensi laut tersebut di atas telah dioperasikan kapal riset baru yaitu Baruna Jaya IV yang akan digunakan khusus untuk kegiatan inventarisasi sumberdaya perikanan. Keberadaan kapal ini akan melengkapi armada kapal riset Baruna Jaya I untuk oseanografi, Baruna Jaya II untuk hidrografi, dan kapal penelitian serba-guna Baruna Jaya III.

2) Program Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan

Program pemanfaatan sumber daya kelautan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan nasional dalam mendayagunakan dan memanfaatkan potensi kekayaan laut Nusantara. Untuk itu dilaksanakan berbagai kegiatan pembinaan organisasi kelautan, peningkatan kemampuan untuk memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai iptek kelautan dan pengembangan sumber daya manusia kelautan.

(30)

antara lain dilaksanakan penelitian teknik budidaya makroalgae, teknik reproduksi dan pemeliharaan anakan kima, serta siklus teripang secara alamiah. Selain itu, telah diteliti kisaran baku kelimpahan, komposisi dan sebaran plankton di perairan pulau Bali dan Kepulauan Riau.

Dalam rangka pemanfaatan sumberdaya laut secara berkelanjutan, dalam tahun 1995/96 telah berhasil ditemukan teknolo-gi produksi benih Lola (Trochus nilotius) sebagai alternatif pemulihan sediaan alami di Kepulauan Am, Banda dan Lease di propinsi Malu-ku. Selanjutnya, telah diteliti pula pemanfaatan rumput laut sebagai sumber alginat untuk industri tekstil. Demikian pula, telah berhasil dilakukan isolasi senyawa antitumor pada rumput taut di pesisir pantai Sulawesi Utara.

Selanjutnya, untuk membantu perencanaan tata letak pelabuhan serta bangunan lepas pantai, dalam tahun 1995/96 telah dilakukan pengujian gelombang pantai, penelitian pendangkalan alur lintas kapal dan peramalan serta pengaruh tsunami pada pantai dan bangunan pantai. Selain itu, telah diteliti pula pemanfaatan terumbu karang buatan untuk perlindungan pantai. Demikian pula, telah diidentifikasi dampak kenaikan paras taut global terhadap ekosistem perairan darat wilayah pesisir serta upaya penanggulannya. Dalam rangka meningkatkan mutu industri perkapalan dalam negeri, telah dilakukan pengujian kekuatan komponen-komponen kapal laut yang diproduksi dalam negeri seperti rantai, sling, dan jangkar serta pengukuran kekuatan tiang-tiang layar untuk berbagai jenis kapal layar.

b. Kedirgantaraan

Upaya pemanfaatan wilayah dan sumber daya dirgantara memerlukan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

(31)

teknologi dalam penggunaan sumberdaya yang terdapat di udara untuk keperluan energi, pertanian dan industri, pembangunan industri dirgantara, dan sebagai media transportasi. Kegiatan kedirgantaraan dalam tahun kedua Repelita VI telah meningkatkan kemampuan penyediaan jasa kedirgantaraan melalui penguasaan teknologi penginderaan jauh, pemanfaatan energi angin dan surya, jasa inderaja iklim dan cuaca, serta pengembangan komunikasi.

1) Program Penyediaan Jasa Kedirgantaraan

Program penyediaan jasa kedirgantaraan ditujukan untuk mendorong, menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan industri jasa kedirgantaraan dalam menghasilkan berbagai produk jasa kedirgantaraan. Untuk itu, dalam rangka peningkatan kualitas informasi iklim dan cuaca untuk perencanaan di bidang pertanian dan energi, dalam tahun 1995/96 telah dilakukan penelitian dinamika atmosfir. Selain itu, telah dilakukan penelitian penurunan intensitas curah hujan di daerah rawan banjir guna menanggulangi masalah bencana banjir.

Dalam rangka pengembangan jasa penginderaan jauh, dalam tahun 1995/96 telah dilakukan penelitian untuk memantau kekeringan di Pulau Jawa, prakiraan musim hujan di Indonesia, pemantauan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan, penentuan daerah rawan banjir dan letusan gunung berapi, serta informasi daerah lokasi penangkapan ikan di laut. Selain itu, telah ditemukan metode deteksi pemantauan perubahan ekosistem hutan secara dijital dengan satelit resolusi tinggi.

(32)

berawak berbiaya rendah untuk penginderaan jauh. Selain itu, telah berhasil dikembangkan sistem pengolahan dan analisis citra dijital dengan metoda matematika morfologi menggunakan pengolah paralel berbasis transputer serta pengembangan program untuk memadukan data multi resolusi.

Selanjutnya, dalam tahun 1995/96 melalui pemanfaatan teknologi penginderaan jauh telah berhasil ditemukan teknik pendugaan lokasi ikan di perairan berdasarkan sebaran suhu permukaan taut dan kandungan klorofil. Selain itu, dalam upaya pemanfaatan sumberdaya nir-hayati telah dilakukan kajian wilayah dengan penginderaan jauh yang mencakup ketersediaan dan daya dukung sumberdaya alam yang ada, kerawanan bencana serta pemantauan lingkungan di daerah-daerah pantai utara Jawa, Jawa Barat bagian selatan, Irian Jaya dan Sumatera.

Dalam tahun 1995/96 telah diteliti pula pemanfaatan pengolahan citra satelit dan penerapan sistem informasi geografi (SIG) untuk pemantauan udara di Pulau Jawa khususnya untuk gas karbon dioksida dan sulfur dioksida. Demikian pula, telah berhasil dibuat prototipe sistem informasi geografi yang dapat diamati setiap saat untuk transportasi kereta api.

2) Pemanfaatan Teknologi Dirgantara

Program ini dimaksudkan untuk memperluas jangkauan pemanfaatan teknologi dirgantara agar dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dalam rangka pemanfaatan energi angin sebagai energi alternatif, telah dikembangkan prototipe kincir angin dan turbin angin dengan berbagai tipe untuk keperluan pembangkit listrik dan pemompaan air.

(33)

Untuk itu, dalam tahun 1995/96 telah dipasang tambahan 7 unit turbin angin percontohan di desa Selayar, Lombok, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Selain itu, telah dilakukan pembinaan terhadap sektor swasta dan industri melalui perancangan pembuatan komponen.

Dalam rangka mengukur kecenderungan tingkat polusi sebagai akibat perkembangan industri dan transportasi, dalam tahun 1995/96 telah dilakukan penelitian polusi atmosfer dengan pengamatan gas CO, CO2, SO2, Aerosol dan hujan asam yang dikaitkan dengan ambang batas yang diijinkan untuk masing-masing gas tersebut. Selain itu, untuk pemantauan kualitas udara emisi dari sumber udara tidak bergerak, telah disusun metode pengambilan contoh dan analisis parameter udara emisi untuk pengujian kadar nitrogen oksida, sulfur dioksida, total sulfur tereduksi, debu dan logam berat. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh radiasi ultra violet di atas wilayah Indone-sia telah dilakukan penelitian profil ozon di stratosfer.

Untuk memperoleh prediksi frekuensi yang tepat bagi komunikasi radio yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dalam tahun 1995/96 telah dilakukan pengamatan dan analisis karakteristik lapisan ionosfer dengan ionosonda. Hasil penelitian ini telah digunakan untuk menentukan frekuensi komunikasi antar ibu kota propinsi, dan antar pemerintah daerah di wilayah Indonesia bagian timur sampai tingkat kecamatan yang sulit dijangkau dengan alat komunikasi lainnya.

(34)

3) Pembinaan Kedirgantaraan

Program pembinaan kedirgantaraan ditujukan untuk meringkatkan produktivitas, efisiensi, dan peran serta masyarakat melalui peningkatan keterpaduan pelaksanaan dan peningkatan pemanfaatan kawasan dirgantara.

Dalam upaya menegakkan kedaulatan atas wilayah dirgantara, dalam tahun 1995/96 telah dihasilkan konsepsi kedirgantaraan nasional yang merupakan pengejawantahan Wawasan Nusantara di bidang kedirgantaraan yang menjadi acuan dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak dalam pendayagunaan kedirgantaraan. Dalam upaya memperoleh pengakuan internasional atas hak penggunaan wilayah antariksa dan penguasaan iptek dalam rangka pendayagunaan keunggulan komparatif wilayah antariksa, dalam tahun 1995/96 Indonesia telah ikut berperan serta dalam berbagai pertemuan Internasional. Dalam kerjasama Asia-Pasifik, Indonesia berperan aktif dalam pendirian Pusat Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Antariksa untuk wilayah Asia-Pasifik yang memungkinkan adanya tukar-menukar informasi tentang status kemajuan teknologi keantariksaan dan aplikasinyr yang dapat memberikan manfaat langsung bagi peningkatan kemampuan teknologi antar negara di kawasan Asia-Pasifik.

Selanjutnya, dalam tahun 1995/96 Indonesia telah berpartisipasi aktif dalam merumuskan upaya-upaya implementasi program aplikasi teknologi keantariksaan untuk pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di regional Asia-Pasifik. Sebagai implementasi dari program ini, dalam tahun 1995/96 Indonesia telah menjadi tuan rumah kursus pelatihan pemanfaatan teknologi keantariksaan untuk perencanaan tataguna lahan yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara di wilayah Asia-Pasifik.

(35)

TABEL VII — 1

HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PEMETAAN DASAR 1)

1993/94, 1994/95 — 1995/96

Repelita VI

No. Kegiatan Satuan 1993/94 1994/95 1995/96 2)

1. Jaring Kontrol Horizontal stasiun 1.269 1.435 1.445 2. Jaring Kontrol Sipat Datar stasiun 5.423 5.503 5.553

km. lari 21312 22.273 22.483

3. Jaring Kontrol Gaya Berat stasiun 4.890 5.317 5.367

km. lari 20.619 20.619 22330

4. Penegasan Perbatasan tugu batas 143 153 174

5. Survei Geodinamika stasiun 265 341 365

6. Peta Dijital nomor lembar 2.922 3.618 3.815

(36)

TA B E LV I I - 2

TINGKAT PENDIDIKAN TENAGA PENELITI 1)

1993/94, 1994/95 — 1995/96

(orang)

Repelita VI

No Jenis Pendidikan 1993/94 1994/95 1995/96 2)

1. Pendidlkan Tenaga Peneliti LIPI, LAPAN,

BAKOSURTANAL, BATAN dan BPPT di dalam negeri

— Doktor (S3) 266 277 288

— Magister (S2) 863 879 891

— Sarjana (Sl) 2.474 2.513 2.945

Kursus—kursus 5.788 6.036 6.286

2. Pendidlkan Tenaga Peneliti LIPI, LAPAN, BAKOSURTANAL, BATAN dan BPPT di luar negeri

— Doktor (S3) 294 303 310

— Magister (S2) 1.520 1.532 1.555

Kursus—

kursus 1.525 1.645 1.765

3. Pendidlkan Tenaga Peneliti di Semua Sektor

— Doktor 3.811 3.933 4.029

— Sarjana 49.719 51.021 52.075

Sarjana Muda 10.358 10.688 11.074

— Di bawah Sarjana Muda 6.491 6.775 6.793

1) Angka Kumulatif 2) Angka Sementara

Gambar

TABEL VII — 1HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PEMETAAN DASAR

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan yang bersifat alamiah mencakup kebutuhan-kebutuhan untuk mempertahankan hidup ("survival needs"), sedangkan kebutuhan- kebutuhan yang bersifat

Yang dimaksud dengan “biaya ekonomi upaya Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup” adalah biaya yang terjadi karena upaya dan kegiatan pelestarian lingkungan hidup,

PP : Peningkatan pengelolaan kemaritiman, perikanan dan kelautan KP : Peningkatan pengelolaan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan penataan ruang laut dan rencana zonasi

Kelemahan dalam pembelajaran seni musik di SMP N 2 SUBAH adalah sarana dan prasarana yang kurang mendukung,seperti keterbatasan alat-alat untuk menunjang proses KBM

Indikator yang termasuk kategori kualitas sangat tinggi, yaitu ruang publik, urban blok, bangunan komersial, jalan utama, pedestrian trotoar, dan ruang terbuka

Triple account ( bagi provinsi yang tidak ada PG) adalah rekening kelompok tani penerima Bansos yang pencairannya ditandatangani oleh 3 orang/lembaga yaitu Kepala

Profil farmakokinetika absorpsi dari suatu sediaan dapat dipantau dengan melakukan pengukuran kadar obat di dalam darah setelah pemberian suatu sediaan, kemudian

Pada penelitian ini prevalensi kejadian skabies pada santri putra di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta dengan personal hygiene yang kurang terjaga sebanyak 38,7