1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan pada manusia ketika diberikan dalam jumlah yang cukup. Probiotik telah diuji secara luas pada hewan maupun manusia untuk memberikan efek yang menguntungkan dalam pencegahan dan pengobatan pada spektrum yang luas terhadap gangguan pencernaan, gangguan dari transit kolon pada karsinogenesis kolon. Makanan fungsional lainnya itu termasuk prebiotik dan sinbiotik. Prebiotik adalah bahan makanan yang tidak dapat dicerna secara selektif merangsang pertumbuhan dan aktivitas satu atau sejumlah bakteri dikolon, sedangkan sinbiotik adalah gabungan dari probiotik dan prebiotik (Picard, et al., 2005).
Bakteri-bakteri probiotik memiliki banyak sekali manfaat seperti bakteri
Lactobacillus, Bifidobacterium dan Streptococcus thermophillus mampu
menurunkan kerusakan Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) setelah terpapar agen genotoksik. Beberapa probiotik juga dapat merangsang sistem kekebalan tubuh melalui tindakan yang non spesifik sehingga mengakibatkan peningkatan respon kekebalan tubuh terhadap berbagai macam antigen secara luas (Picard, et al., 2005).
2
kolorektal, digunakan untuk metode pengobatan penyakit radang usus atau
irritable bowel disease (IBD), dan penyakit hati berlemak non alkohol.
Mikrobiota usus yang terdapat di dalam saluran pencernaan disebut juga dengan mikroflora yang memiliki peranan penting dalam kesehatan manusia. Mikrobiota usus mempunyai peranan pada etiologi dan patologi dari penyakit, sejumlah penyakit yang berhubungan dengan perubahan dari mikrobiota usus dapat diobati dan dicegah melalui hubungan yang tepat terhadap pengaturan antara jumlah dan jenis dari bakteri yang ada. Beberapa gangguan yang berkaitan dengan mikroflora seperti kanker kolon, hiperkolesterolemia, dan penyakit hati berlemak non alkohol (Prakash, et al., 2011).
Siklus pertumbuhan Lactobacillus bervariasi sekitar 1-500C, tetapi kebanyakan digunakan sebagai biakan pemula dalam fermentasi pangan terkontrol dan tumbuh baik pada suhu 25-400C. Bakteri Lactobacillus berdistribusi luas dapat ditemukan pada tanaman, sayuran, biji, susu dan susu olahan, daging baik daging olahan maupun daging fementasi serta dapat dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul untuk dikonsumsi sebagai probiotik (Wardah, 2013).
Probiotik harus sampai ketempat target dalam jumlah yang cukup dan fase aktif metabolisme yang efektif sehingga dapat memberikan efek yang menguntungkan bagi tubuh. Penyampaian probiotik ke saluran gastointestinal dapat lebih rendah dengan adanya asam dan empedu yang dapat menghambat kelangsungan hidup probiotik disebabkan perjalanannya melalui usus (khususnya lingkungan asam perut) (Prakash, et al., 2011).
3
bakteri-bakteri probiotik tersebut sampai ke tempat target maka dibuat sediaan probiotik dalam berbagai formulasi dan metode (Prakash, et al., 2011). Namun, penelitian menunjukkan kebutuhan untuk memantau kelangsungan hidup dari bakteri probiotik dari suatu produk probiotik di pasaran sering diabaikan, dengan akibat sejumlah produk mencapai tangan konsumen mempunyai jumlah bakteri hidup di bawah tahap optimum (Sanders, et al., 2007). Satuan perhitungan koloni bakteri yang dipakai adalah colony forming unit (CFU). Jumlah minimal strain probiotik yang ada dalam produk makanan adalah sebesar 106 CFU/g atau jumlah strain probiotik yang harus dikonsumsi setiap hari sekitar 108 CFU/g, dengan tujuan untuk mengimbangi kemungkinan penurunan jumlah bakteri probiotik pada saat berada dalam saluran pencernaan (Shah, 2007).
Sediaan probiotik yang berada di pasaran saat ini dapat berupa kapsul dan tablet seperti Lacbon dalam bentuk tablet yang mengandung Lactobacillus
sporogenes >50 juta, Rillus dalam bentuk tablet kunyah yang mengandung
Lactobacillus reutrii 108 CFU, Lacidofil dalam bentuk kapsul yang mengandung
Lactobacillus rhamnosus R0011 1,9 x 109 CFU dan Lactobacillus acidophilus 0,1 x 109 CFU, dan Lacto B dalam bentuk serbuk yang mengandung Lactobacillus
acidophilus, Bifidobacterium longum dan Streptococcus faeeium
1 x 107 CFU/g (IAI, 2010).
Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini dilakukan penetapan Angka Lempeng Total bakteri (ALT) yang tumbuh didalam sediaan probiotik dengan menggunakan media Plate Count Agar (PCA).
4
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka perumusan masalah penelitian adalah apakah jumlah bakteri yang terdapat di dalam obat-obat probiotik masih sesuai dengan yang tertera di label kemasan ?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah jumlah bakteri yang terdapat di dalam obat-obat probiotik tidak sesuai dengan yang tertera di dalam label kemasan karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri yang terdapat di dalam obat-obat probiotik apakah masih sesuai atau tidak dengan yang tertera di label kemasan.
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui viabilitas bakteri yang