• Tidak ada hasil yang ditemukan

346253085 Makalah Hubungan Etika Dan Kode Etik Karyawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "346253085 Makalah Hubungan Etika Dan Kode Etik Karyawan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal

tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan

yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan

motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti

minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di tempat kerja, penyalahgunaan email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius

mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial maupun nonfinansial.

Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini manajemen sumber

(2)

Manajemen sumber daya manusia memainkan peran penting dalam membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika organisasi. Manajemen

merupakan pendorong organisasi dalam usaha melatih karyawan agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah. Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari

tindakan yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga bertanggung jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani etika perilaku,

dapat mampu menjadi penggerak dalam organisasi dalam menanggani isu-isu etika, serta bertanggung jawab dalam pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya peningkatan moral karyawan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah “ Bagaimana Etika dan hubungan dengan tenaga kerja?”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Etika dan

hubungan dengan tenaga kerja.

BAB II

(3)

A. Konseptualisasi Etika

1. Pengertian Etika

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, (WJS Poerwadarminta, 1986: 278), disebutkan bahwa Etika adalah Ilmu Pengetahuan tentang asas-asas akhlak

(moral). Menurut Verkyuil, Perkataan etika berasal dari kata ethos sehingga muncul kata-kata etika. Perkataan ethos dapat diartikan sebagai kesusilaan, perasaan batin

atau kecenderungan hati seseorang untuk berbuat kebaikan (Rudolf Pasaribu, 1988: 2). Sedangkan menurut James J. Spillane SJ (dalam Budi Santoso, dkk., 1992: 42, lihat pula Soegarda Poerbakawatja, 1976: 82), memaparkan bahwa etika

memperhatikan atau mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan penggunaan akal budi

individual dengan objektivitas untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Menurut Hamzah Ya’kub (1983: 7) mendefinikan bahwa etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana

yang buruk dan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Menurut Herman Soewardi (Depdikbud, 1988: 7) etika dapat

dijelaskan dengan membedakan dengan tiga arti, yaitu (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) (2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaaan dengan akhlak (3) nilai mengenai benar dan salah yang

(4)

Kode etik menetapkan aturan kehidupan organisasi, termasuk tanggung-jawab professional, pengembangan professional, kepemimpinan yang etis, kejujuran dan

keadilan, konflik kepentingan, dan megunakan informasi. Banyak organisasi yang mempunyai kode etik yang formal dalam organisasi tetapi pengaruh kode etik dalam perilaku anggotanya perlu dipertanyakan. Banyak anggota yang menganggap kode

etik hanya sebagai hiasan saja. Kode etik perusahaan tidak akan efektif jika tidak didukung dengan norma-norma informal yang berlaku. Bagaimanapun juga kode etik

harus sesuai dengan norma-norma dalam organisasi, disebarluaskan kepada karyawan dan benar-benar dijalankan. Kode etik perusahaan belum bisa mampu membangun sebuah peusahaan etis. Oleh sebab itu perlu adanya konsep etika yang matang yang

tidak hanya mampu mengurangi kerugian yang berakibatkan perilaku karyawan yang tidak etis, tetapi juga membuat suatu konsep etika yang mampu membangun budaya

etis organisasial.

Salah satu prinsip dasar dari kode etik perhimpunan Manajer SDM dan Standar Profesional dalam MSDM ditetapkan bahwa ” Sebagai Profesional SDM,

mempunyai tanggung-jawab untuk memberikan nilai tambah pada organisasi yang dilayani dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan etika organisasi”.

Manajer SDM dapat membantu mendorong budaya etis, artinya lebih dari sekedar menggantung poster kode etik di dinding. Sebaliknya, karena pekerjaan utama profesional SDM adalah berhubungan dengan orang, mereka harus membantu

(5)

membangun lingkungan di mana karyawan bekerja di seluruh organisasi untuk mengurangi penyimpangan etika.

3. Perencanaan Strategi Konsep Etika

Manajemen sumber daya manusia tidak hanya berperan sebagai penyusunan

kode etik perusahaan, merencanakan sumber daya manusia yang etis yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi juga harus berperan sebagai perencanaan strategi konsep etika. langkah-langkahnya:

1. Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.

2. Mengindentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam

mendorongnya konsep etika perusahaan.

3. Mengindentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensi yang diperlukan. 4. Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang dilakukan.

5. Mengembangkan langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan, mengawasi dan mengevaluasi konsep etika yang

dijalankan.

Implementasi Konsep Etika Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia, konsep etika dapat diimplementasikan

(6)

aturan-aturan, memonitor perilaku dan disilpin karyawan, serta mempengaruhi perilaku melalui pemberian hukuman bagi mereka yang sering melanggar etika. Penerapan

yang terlalu kuat pada konsep etika yang berorentasi pada pemenuhan etika tersebut, mempunyai akibat yang kurang baik pada dampak yang dihasilkan, karena perhatian karyawan akan tertumpu pada usaha-usaha untuk menghindari hukuman saja.

Dengan demikian, hanya akan tercipta atmosfir dimana karyawan berusaha untuk tidak tekena hukuman, sedangkan keinginan ataupun cita-cita untuk

meningkatkan mentalitas yamg lebih etis dan bermoral mungkin kurang dapat diwujudkan. Pemenuhan etika secara umum dapat membantu mengurangi pelanggaran etika meskipun tidak mempunyai derajat yang sama dengan konsep etika

yang berorentasi pada penanaman nilai-nilai etika.

Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan untuk

kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti. Tujuan tersebut disosialiasasikan dengan adanya sharing nilai-nilai etika dalam organisasi. Dalam hal

ini setiap anggota organisasi mempunyai status yang sama. Dengan begitu organisasi membawa komitmen bersama yamg diaplikasikan secara sama pada semua anggota.

Karena karyawan mendapat perhatian atas kontribusinya, maka mereka akan merasa bangga dengan nilai-nilai etika dalam organisasi.

Konsep penanaman nilai-nilai etika lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas

(7)

sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara penanaman nilai-nilai etika dan pemenuhan etika tersebut.

Implementasi konsep etika harus mampu diintegrasikan dalam setiap aktivitas manajemen sumber daya manusia. Adanya konsistensi antara kebijakan dan praktek diharapkan dapat menghindari persepsi yang ambigu yang diterima karyawan.

Sebagai contoh, jika karyawan didorong untuk melaksanakan suatu standar etika tertentu, tetapi standar tersebut tidak diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja,

reward, sistem kompensasi serta sistem manajemen sumber daya manusia lainnya,

maka akan menimbulkan perasaan ketidakadilan bagi karyawan. Dengan mengintegrasikan program etika ke dalam fungsi-fungsi organisasional diharapkan

akan menjadikan pelaksanaan konsep etika menjadi lebih efektif.

Hak-hak yang harus dipenuhi sebagai seorang karyawan agar konsep etika

dapat menghasilkan keputusan yang etis setiap level manajemen sumber daya manusia adalah :

1. Hak atas pekerjaan, kerja merupakan hak asasi manusia karena dengan hak

akan hidup.

2. Hak atas upah yang adil sehingga tidak ada diskrimanitif dalam pemberian

upah.

3. Hak untuk berserikat dan berkumpul, dapat menjadi media advokasi bagi pekerja.

4. Hak untuk perlindungan keamanan dan kesehatan.

(8)

6. Hak atas rahasia pribadi. 7. Hak atas kebebasan suara hati.

Walaupun hak-hak para pekerja telah di penuhi kadang terjadi suatu permasalahan-permasalahan yang di alami oleh para pekerja yaitu

1. Kolusi bentuk penyogokan yang terjadi pada calon karyawan yang ingin naik

jabatan (promosi jabatan).

2. Lamaran peluang kerja yang mencantumkan agama dan ras suku pada media

massa.

3. Pelatihan-pelatihan (training) yang dilakukan hanya berdasarkan untuk mendapatkan proyek tender saja. Jadi pelatihan dilaksanakan tidak

berdasarkan kebutuhan yang ada.

4. Pemberian hasil penilaian psikologis (ex: psikotest) kepada seseorang yang

berada di luar bidang yang berwenang. Contohnya, pemberian hasil penilaian psikologis yang dimiliki secara otoritas oleh bidang HRD dalam proses kegiatan rekrutmen kepada di luar bidang HRD.

5. Pemberitahuan besaran nominal jumlah gaji kepada pihak yang tidak berwenang.

Penjelasan dari permasalahan diatas, problem pertama termasuk dalam permasalahan etika terkait dengan satu diantara tiga pengertian etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), yaitu nilai mengenai benar dan salah yang dianut

(9)

sebenarnya tidak akan menjadi masalah jika dilakukan dalam kerangka norma kebaikan yang dapat diterima oleh masyarakat. Namun, permasalahannya adalah

jalan pintas yang digunakan bertentangan dengan norma kebaikan yang semestinya tertera dalam kehidupan bermasyarakat. Perjalanan untuk mencapai suatu tujuan yang baik haruslah pula menggunakan cara yang baik. Cara yang baik itu adalah dengan

memberikan usaha yang optimal melalui kemampuan dirinya sendiri. Sehingga, promosi jabatan itu didapat melalui keringatnya sendiri bukan berdasarkan unsur lain

yang menyalahi noma kebaikan yang berlaku.

Problem etika yang kedua berkaitan erat dengan pengertian etika yang lain

(masih dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988) yaitu, ilmu tentang

yang baik dan apa yang buruk. Norma baik yang tertanam dalam masyarakat umum adalah tidaklah etis ketika pencantuman hal-hal yang bersifat pribadi dicantumkan

dalam media massa yang melibatkan berbagai macam kalangan pihak. Sehingga ketika pencatuman tersebut dalam hal ini adalah ras agama ditampilkan, maka tentu menimbulkan ketidaksukaan masyarakat akan hal tersebut. Lagi pula pencantuman

kedua hal tersebut tidaklah menjadi hal esensi dalam kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan..

Permasalahan ketiga juga termasuk permasalahan etika dalam kategori

pengertian kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Dalam kode etik yang ditetapkan dalam dunia SDM tidak dibenarkan jika pelaksanaan training hanya

(10)

mendulang banyak uang, namun tujuan sebenarnya dari pelatihan tidaklah didapat. Jadi, pelatihan hanya formalitas kegiatan saja. Hal itu tentu saja merendahkan

martabat pelatihan itu sendiri. Berkaitan dengan hal itulah menurut kelompok kami, kode etik itu ditetapkan.

Permasalahan keempat ini juga termasuk dalam etika dalam kategori

pengertian kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Tidak etis ketika sumber data mengenai deskripsi psikologis yang dimiliki oleh seseorang diketahui

oleh banyak pihak. Pengetahuan akan deskripsi psikologis tersebut haruslah mempertimbangkan izin dari orang bersangkutan yang memiliki deskripsi psikologis tersebut dan tujuan yang jelas kenapa data tersebut dibutuhkan. Selama kedua

pertimbangan tersebut tidak ada, maka tindakan mengetahui hasil data deskripsi psikologis tersebut tidak dibenarkan (tidak etis).

Problem kelima merupakan permasalahan etika dalam pengertian yang sama

seperti sebelumnya, yaitu kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Gaji merupakan ranah area pribadi yang secara etis diketahui oleh orang yang

bersangkutan saja dan pihak diatas yang mengelola keuangan penggajian. Suatu hal pribadi jelas tidak diperkenankan untuk diketahui oleh pihak lain tanpa seizin dari

(11)

Cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan permasalahan diatas dengan cara menciptakan hubungan kerja yang sukses diantaranya:

1. Membentuk komite karyawan dan manajemen. 2. Membuat buku pegangan karyawan.

3. Sistem pengupahan yang profesional.

4. Menciptakan suasana kerja yang kondunsif 5. Menampung keluhan, saran, kritik karyawan.

5. Sebab Perilaku Yang Tidak Etis

Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu: karyawan memiliki kemampuan kognitif yang rendah menyebabkan tingkat penerimaan yang kurang

baik, adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial menjadi lebih menentukan dalam mempengaruhi perilaku karyawan, adanya ethical dilemma yaitu situasi yang menyebabkan adanya pilihan-pilihan yang muncul yang berpotensi

menghasilkan perilaku yang tidak dapat diterima, ethical dilemma muncul dikarena adanya ketidaksesuaian antara personel, organisasional dan profesional.

Hubungan Etika Dengan Tenaga Kerja

Bahwa untuk mencapai tujuan Perusahaan sehingga Perusahaan dapat

(12)

yang harmonis antara Perusahaan de ngan karyawannya adalah syarat utama yang harus di penuhi.

Untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis, Direksi menetapkan suatu pedoman tentang Perilaku Etis (Code of Conduct) yang memuat nilai-nilai etika berusaha. Nilai-nilai yang di anut oleh Perusahaan harus mendukung Visi, Misi,

Tujuan, dan Strategi Perusahaan serta harus di terapkan terlebih dahulu oleh jajaran pimpinan Perusahaan untuk selanjutnya meresap ke dalam jajaran Perusahaan.

Budaya kerja perlu di bangun untuk menjaga berlangsungnya lingkungan kerja yang profesional, jujur, terbuka, peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan Perusahaan serta kepentingan pihak stakeholders. Selain itu, budaya kerja di

kembangkan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja.

Pada hakekatnya Perilaku Etis berisi tentang keharusan yang wajib

dilaksanakan dan larangan yang harus dihindari sebagai penjabaran pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu : Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas (Pertanggungjawaban), Independensi (Kemandirian),

dan Fairness (Kewajaran).

Maksud dan tujuan Perilaku Etis ini tidak hanya untuk memastikan bahwa

perusahaaan telah mematuhi semua peraturan perusahaan dan perundang-undangan yang terkait, namun memberikan panduan bagi perusahaan atau karyawan dalam melakukan interaksi berdasarkan nilai-nilai moral yang merupakan bagian dari

budaya perusahaan.

(13)

1. Tidak melakukan eksploitasi atas tenaga kerja/pekerja demi mengejar keuntungan semata.

2. Memperlakukan pekerja/karyawan sebagai asset perusahaan yang berharga, bukan hanya sekedar komoditi dan pelengkap semata.

3. Melakukan pembayaran upah pekerja/karyawan, tunjangan-tunjangan

kesejahteraan dan menyediakan fasilitas kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

4. Tidak melakukan diskriminasi atau perbedaan berdasarkan SARA kepada pekerja/karyawan, baik dalam rangka penerimaan maupun penempatan di perusahaannya.

5. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pekerja/karyawan untuk menunjukkan kemampuannya dan meningkatkan keterampilannya.

6. Melakukan penilaian secara objektif (adil) dan menghilangkan sentimen pribadi dalam rangka evaluasi atas hasil pekerjaan pekerja/karyawan untuk mengembangkan kariernya.

7. Tidak berusaha menghalang-halangi pekerja/karyawan untuk membentuk wadah paguyuban/serikat pekerja.

(14)

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup

manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.

2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun masyarakat.

3. Etika dan Hubungan dengan Tenaga Kerja ialah sebagai berikut:

 Tidak melakukan eksploitasi atas tenaga kerja/pekerja demi mengejar

keuntungan semata.

 Memperlakukan pekerja/karyawan sebagai asset perusahaan yang berharga, bukan hanya sekedar komoditi dan pelengkap semata.

 Melakukan pembayaran upah pekerja/karyawan, tunjangan-tunjangan

(15)

 Tidak melakukan diskriminasi atau perbedaan berdasarkan SARA kepada pekerja/karyawan, baik dalam rangka penerimaan maupun penempatan di perusahaannya.

 Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pekerja/karyawan untuk menunjukkan kemampuannya dan meningkatkan keterampilannya.

 Melakukan penilaian secara objektif (adil) dan menghilangkan sentimen

pribadi dalam rangka evaluasi atas hasil pekerjaan pekerja/karyawan untuk mengembangkan kariernya.

 Tidak berusaha menghalang-halangi pekerja/karyawan untuk membentuk wadah paguyuban/serikat pekerja.

 Taat dan tunduk pada Undang-undang Tenaga Kerja dan peraturan-peraturan

ketenagakerjaan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

(16)

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Cet. XIII, Jakarta: Rineka Cipta

Budi Santoso, dkk. Editor, 1992, Nilai-nilai Etis dan Kekuasaan Utopis, Yogyakarta: Kanisius

Depdikbud, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Depdikbud Hamzah Ya’kub, 1983, Etika Islam, Bandung: Diponegoro

http://apmionline.org/apmi/index.php?

option=com_content&view=article&id=53&Itemid=48, diakses 6 november 2013.

Contoh Kasus : PT.IKPP dinilai Melanggar Etika Bisnis

(17)

diiming-imingi kenaikan gaji.Berawal dari kekecewaan dengan management PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), ratusan karyawan di masing-masing departemen perusahaan kayu yang berbasis di Pangkalan Kerinci mengancam bakal hengkang dari perusahaan dan hijrah Ke PT Indah Kiat. Kekecewaan tersebut dikarenakan perusahaan ini telah ingkar janji dengan para karyawan terkait bonus yang akan diberikan. Dimana sebelumnya, para karyawan yang bekerja di PT RAPP diberikan janji oleh pihak management dengan bonus kesejahteraan bila target perusahaan tercapai. Namun meski target perusahaan telah tercapai empat bulan lewat, janji perusahaan yang akan memberikan bonus pada karyawan tak kunjung terealisasi.

Alhasil, para karyawan yang merasa dikecewakan berniat untuk hengkang dari perusahaan kayu milik Taipan Sukanto Tanoto itu. Tak tanggung -tanggung, ada sekitar 80 persen karyawan dari masing-masing departemen yang berencana akan hengkang ke PT Indah Kiat. Namun niat para karyawan agak sedikit terhalang, pasalnya pihak perusahaan tak mau melepaskan begitu saja para karyawannya.

Beberapa Top Management PT RAPP seperti David Ceer, Timo Hakkinen, Elwan Jumandri dan Jhoni W Sida langsung datang ke lokasi di Grand Hotel Pangkalan Kerinci, Sabtu (10/4) tempat beberapa karyawan PT RAPP akan melakukan interview dengan PT. Indah Kiat.

Dari pantauan sendiri di lokasi kejadian, memang beberapa orang dari pihak perusahaan berpakaian preman terlihat mondar-mandir di lingkungan hotel. Salah seorang karyawan yang akan diinterview oleh PT Indah Kiat di Pangkalan Kerinci dan wanti-wanti namanya minta dirahasiakan mengakui kekhawatirannya. Pasalnya, dia bersama kawan-kawannya melihat sendiri bahwa pihak perusahaan

PT. RAPP membawa security berpakaian seragam dan bebas datang ke lokasi hotel.

"Jujur saja, kami ketakutan pak, soalnya management membawa security satu truk dan preman untuk menjegal kami agar tak jadi diinterview," pungkas salah satu karyawan yang enggan disebut identitasnya.

(18)

Adanya rumor interview oleh pihak perusahaan pulp PT. Indah Kiat, bagi sejumlah karyawan HRD Riaupulp, menurut wan Zack, tindakan itu merupakan persaingan bisnis yang tak sehat. Dan dinilai merusak etika bisnis, "Selama ini karyawan kita telah mendapat ilmu pengetahuan dan bimtek, yang cukup handal, kenapa tiba-tiba ada perusahaan yang merekrut dengan sistem persaingan tak sehat..," ucap Wan Zak.

Sementara Humas Relation PT. Indah Kiat, Nurul Huda ketika dihubungi via ponselnya Minggu petang (11/04/10) mengaku belum mengetahui hal itu. Karena yang menghandel masalah adalah HRD.

Pendapat mengenai Artikel diatas :

Disini ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh kedua perusahaan diatas. Hal pertama adalah kesalahan yang dilakukan oleh PT.RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper ) yang sudah melanggar Prinsip Etika bisnis yaitu prinsip kejujuran,prinsip keadilan dan prinsip tidak berbuat jahat dan berbuat baik. Pada prinsip kejujuran, perusahaan sudah ingkar janji atau telah melanggar perjanjian dengan para karyawan mengenai pemberian bonus jika target perusahaan tercapai,, perjanjian yang disepakati bersama telah diabaikan oleh PT.RAPP.

Pada prinsip keadilan , disini ada kaitanya dengan prinsip kejujuran dimana perusahaan seharusnya memberikan sesuatu yang sudah menjadi hak para karyawan tersebut, di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya. Dan yang terakhir yaitu Prinsip tidak berbuat jahat dan berbuat baik dimana pada kasus ini yang diuntungkan hanya satu pihak yaitu pihak PT.RAPP. padahal akan lebih baik jikakedua belah pihak merasa diuntungkan yaitu perusahaan mencapai targetnya dan para karyawan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hak mereka. Jika saja perusahaan lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan maka hal – hal yang tidak diinginkan seperti artikel diatas tidak akan terjadi.

Dan untuk PT.Indah kiat sebaiknya jika permasalahan antara PT.RAPP dan para karyawannya belum diketahui secara pasti akan lebih baik jika PT.Indah kiat untuk tidak mengambil keuntungan dari konflik tersebut namun hal ini belum diketahui secara pasti karena dari pihak PT. Indah kiat belum ada informasi pasti mengenai perekrutan karyawan PT.RAPP.

Kasus Pelanggaran Kode Etik – Bocorkan Rahasia, Yahoo Tuntut Bekas Karyawan

(19)

Jakarta – Yahoo akan menuntut mantan karyawannya karena dianggap membocorkan rahasia perusahaan. Ia adalah Cecile Lal, yang merupakan bekas chief of staff dari vice president Yahoo. Ia dianggap membocorkan informasi perusahaan kepada seorang jurnalis bernama Nicholas Carlson. Informasi yang kemudian dipakai Carlson di dalam bukunya yang berjudul ‘Marissa Mayer and the Fight to Save Yahoo’. Tuntutan itu didaftarkan Yahoo di Santa Clara County, California dan menyebut bahwa Lal melanggar perjanjian kerja dengan membocorkan rahasia kepada Carlson melalui email dan sambungan telepon. Menurut Yahoo, aksi Lal itu sudah dilakukan sejak bulan April 2014. Salah satu informasi yang dianggap dibocorkan oleh Lal berasal dari rapat mingguan yang bernama ‘FYI’. Dalam rapat tersebut biasanya terjadi tanya

jawab antara Mayer dengan para karyawan.

Transkrip dari rapat tersebut disimpan dalam sebuah situs ber-password dengan nama Backyard. Menurut Yahoo, Lal dengan sengaja meminjamkan

passwordnya di situs itu kepada Carlson.

“Aksi Lal ini tak dapat dimaafkan, setelah ia melanggar kewajibannya untuk menjaga rahasia perusahaan, dan kepercayaan yang diberikan Yahoo dalam berbagai bentuk,” tulis Yahoo dalam tuntutannya, seperti dilansir Cnet,

Minggu (10/5/2015).

Carlson sendiri adalah wartawan dari Business Insider yang menulis buku tentang CEO Yahoo Marissa Mayer, yang adalah seorang bekas eksekutif Google, dan pindah ke Yahoo pada tahun 2012.

Sumber:

http://inet.detik.com/read/2015/05/10/132853/2910985/399/bocorkan-rahasia-yahoo-tuntut-bekas-karyawan

Komentar:

Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Pelanggaran kode etik yang terjadi pada kasus ini adalah pelanggaran perjanjian kerja seorang mantan karyawan yahoo yang bernama Cecile Lal (bekas chief of staff dari vice president Yahoo) yang telah membocorkan rahasia perusahaan kepada Nicholas Carlson.

(20)

2. Memperburuk hubungan personal antaran Cecile Lal, Nicholas Carlson, dan Yahoo yang berpotensi menyebabkan masalah di kemudian hari.

Referensi

Dokumen terkait

Jika perpindahan tersebut berdampak baik terhadap produktivitas kerja karyawan maka perusahaan senang karena karyawannya pasti akan lebih semangat berkerja setelah

Sebaiknya PT Putra Borneo Nusantara Indah diharapkan bisa melakukan pelatihan kerja secara rutin untuk memaksimalkan kinerja karyawan dan lebih memperhatikan aspek

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan Bagian Pulp Making 9 pada PT.. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk

• Jika argumen tersebut diterima oleh hakim, maka karyawan yang bertindak sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam kode profesional, mungkin tidak akan dipecat.... • Setelah

adanya pengaruh yang signifikan dari stress dan disiplin secara simultan terhadap produktivitas kerja karyawan supporting pada PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. Hal

2) TRUTH (kebenaran): Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang berhubungan denganperawt yang dapat dilihat, yaitu: Akontabilitas,

Istilah tepat dimaksudkan menerapkan proses dan sumber yang cocok untuk tujuan yang dimaksud.Istilah “Teknologi yang tepat guna” digunakan secara luas secara di dunia internasional

Profesionalisme keinsinyuran merujuk pada standar tinggi dalam praktik dan perilaku yang ditetapkan untuk para insinyur dalam bidang asuransi atau insinyur yang terlibat dalam bidang asuransi. Ini mencakup serangkaian kualitas dan tindakan yang diharapkan dari insinyur tersebut dalam menjalankan tugas mereka secara efisien, etis, dan profesional. Beberapa aspek profesionalisme keinsinyuran meliputi: Kepatuhan terhadap Standar Etika: Insinyur asuransi diharapkan untuk berpegang pada standar etika tinggi dalam pekerjaan mereka, termasuk integritas, kejujuran, dan transparansi dalam semua transaksi dan interaksi dengan klien, perusahaan asuransi, dan pihak lain yang terlibat. Keahlian Teknis: Profesionalisme keinsinyuran menuntut pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip insinyur asuransi, pengetahuan tentang risiko, polis asuransi, serta kemampuan untuk menganalisis dan menilai risiko secara akurat. Komunikasi yang Efektif: Insinyur asuransi harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan klien, mitra bisnis, dan pihak lainnya, baik secara lisan maupun tertulis. Ini termasuk kemampuan untuk menjelaskan informasi teknis dengan cara yang dapat dimengerti oleh semua pihak yang terlibat. Pemecahan Masalah: Profesionalisme keinsinyuran mengharuskan insinyur untuk memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis situasi, dan menemukan solusi yang efektif dan inovatif untuk menangani risiko yang dihadapi oleh klien atau perusahaan. Pemahaman Etika Bisnis: Insinyur asuransi juga diharapkan memiliki pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip etika bisnis dan tata kelola yang baik dalam industri asuransi, termasuk perlindungan konsumen, privasi data, dan kewajiban kepada pemegang polis. Melalui penerapan profesionalisme keinsinyuran, insinyur asuransi dapat memastikan bahwa mereka memberikan layanan yang berkualitas tinggi kepada klien mereka dan mendukung integritas dan reputasi positif dalam industri