• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemenangan Partai Dalam Kontest (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Strategi Pemenangan Partai Dalam Kontest (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pemenangan Partai Dalam

Kontestasi Pemilu 2014

OPINI

| 12 May 2013 | 10:25 Dibaca:

5774

Komentar:

0

0

Bila tak ada aral melintang, hajatan Pemilu Legislatif akan digelar pada 9 April 2014, tahun

depan. Sebanyak 15 partai peserta Pemilu yang terdiri dari 12 partai nasional dan 3 partai lokal

(Aceh) akan bertarung memperebutkan kursi legislatif di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan

pusat (nasional). 12 Partai nasional dimaksud yaitu: (1) Partai NasDem; (2) PKB; (3) PKS; (4)

PDI Perjuangan; (5) Partai Golkar; (6) Partai Gerindra; (7) Partai Demokrat; (8) PAN; (9) PPP;

(10) Partai Hanura; (14) PBB; dan (15) PKP Indonesia. Sementara 3 partai lokal Aceh (dan

nomor urutnya) yang akan bertarung yaitu Partai Damai Aceh (11); Partai Nasional Aceh (12);

dan Partai Aceh (13). Pertarungan itu juga melibatkan 6.576 Caleg DPR RI, ribuan Caleg DPD

RI, dan puluhan ribu Caleg DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Bagi partai nasional, kontestasi Pemilu 2014 dipastikan lebih berat ketimbang kontestasi Pemilu

2009 lalu. Sebab, PT (

parliamentary threshold

) atau ambang batas perolehan suara partai secara

nasional untuk bisa menempatkan wakilnya di parlemen (DPR RI) pada Pemilu 2014 lebih

tinggi, yakni 3,5 %. Sementara PT dalam Pemilu 2009 hanya 2,5 % suara. Selain itu, biaya yang

harus dikeluarkan partai juga dipastikan akan semakin besar.

Dalam kontestasi Pemilu, tidak ada satu pun partai yang ingin kalah. Semuanya bermaksud

meraih kemenangan. Minimal, target lolos PT 3,5 % tercapai. Contohnya, target PKP Indonesia.

Sebuah target minimal yang terlihat mudah diraih seandainya suara pemilih terbagi rata ke dalam

12 partai peserta Pemilu. Akan diperoleh rata-rata 8,33 % suara. Namun, hal itu merupakan

sesuatu yang hampir mustahil. Persebaran suara pemilh ke partai selalu merata. Itu terjadi mulai

dari Pemilu pertama 1955 di era orde lama, 6 kali Pemilu orde baru, sampai Pemilu 2009 atau

pemilu ketiga di era reformasi ini.

Untuk bisa menang dalam pertarungan, partai mutlak membutuhkan strategi pemenangan yang

tepat. Pada titik inilah, ada kesamaan antara kontestasi Pemilu dan perang dalam militer. Perang

membutuhkan strategi. Tidak ada kemenangan yang lahir tanpa strategi. Menang dan kalahnya

sebuah peperangan sangat bergantung pada tepat atau tidaknya strategi yang digunakan. Begitu

pun kontestasi Pemilu.

Secara etimologis, strategi berasal dari kata Yunani strategia, yang diartikan

art and science of

directing military forces

, seni atau ilmu tentang mengatur dan mengarahkan kekuatan militer.

Dengan kata lain,

strategia atau strategos

berarti seni menjadi seorang jenderal atau panglima

perang. Dalam konteks di atas, strategi dimaknai sebagai cara untuk mendapatkan kemenangan

atau mencapai tujuan. Jadi, partai yang ingin menang atau hanya sekedar lolos PT 3,5 %

membutuhkan strategi untuk mencapainya. Di dalam strategi, tercakup taktik dan logistik.

(2)

Di dunia militer, ada adagium, “kenali dirimu sendiri, kenali musuhmu maka seribu kali perang

engkau akan menang”. Oleh karena itu, dalam strategi perang seorang panglima perang harus

mengenal kekuatan pasukannya dan kekuatan pasukan musuh, untuk menyusun strategi dan

taktik pertempuran yang akan digunakan. Untuk bisa memilih strategi dan taktik yang tepat,

seorang panglima perang harus mengenal betul kondisi CUMEMU (istilah dunia militer yakni

Cuaca, Medan dan Musuh). Ini penting mengingat CUMEMU sangat mempengaruhi

keberhasilan dalam pertempuran.

Pada dasarnya, strategi dalam memenangi kontestasi Pemilu memiliki kemiripan dengan strategi

perang. Tentu, ada pula yang membedakannya. Pembeda yang sangat kentara terletak pada target

yang disasar untuk mencapai kemenangan. Dalam perang, target yang disasar adalah

melemahkan dan merusak atau menghancurkan pasukan musuh baik fisik maupun moral (baca:

mental), dan segala logistik perang serta hal pendukung lainnya sehingga pasukan musuh

menyerah atau binasa. Dengan itu, kemenangan diraih. Sementara dalam kontestasi Pemilu,

target yang disasar partai adalah simpati pemilih agar ia menjatuhkan pilihannya dalam Pemilu

pada partai bersangkutan. Partai yang paling banyak dipilih oleh pemilih akan keluar sebagai

pemenang. Jadi, pasukan menang dalam perang kalau musuh menyerah, sementara partai

memenangi kontestasi pemilu kalau mendapatkan suara pemilih terbanyak.

Namun demikian, perbedaan tersebut tak menghalangi untuk mengadopsi dan memodifikasi

strategi perang menjadi strategi pemenangan partai dalam Pemilu. Hal pertama yang harus

dilakukan adalah menerjemahkan istilah CUMEMU untuk kepentingan strategi pemenangan

partai. Cuaca dapat diterjemahkan sebagai

timing

dan momentum, preferensi pemilih, budaya

politik, perilaku pemilih, dan regulasi pemilu. Medan bisa diterjemahkan sebagai pemilih dan

lingkungannya. Sementara musuh adalah partai kompetitor dan segala aspek pendukungnya.

Terjemahan target yang disasar adalah menguasai medan atau pemilih dan lingkungannya.

Strategi pemenangan yang tepat hanya bisa dihasilkan tatkala interpretasi CUMEMU di atas

dapat diidentifikasi dengan tuntas dan jelas, dan dijadikannya sebagai salah satu input pembuatan

strategi. Input lainnya adalah pengetahuan mengenai kondisi eksisting partai dan kapasitas yang

dimilikinya. Misalnya, struktur kepengurusan partai dan dana yang dimilikinya, serta para

calegnya. Dalam konteksnya ini, caleg diibaratkan sebagai senjata utama yang berfungsi sebagai

vote getter

.

Dengan kedua input di atas, maka strategi pemenangan yang tepat dapat dibuat. Baru kemudian

merumuskan taktik untuk tiap-tiap strategi yang dipilih, dan menyiapkan logistiknya.

Kemenangan bisa diraih bila strategi dan taktik tersebut dapat diimplementasikan atau dieksekusi

secara efektif.

Kontestasi Pemilu 2009: Sebuah Referensi

(3)

partai yang mencapai 2,5 % perolehan suara secara nasional. Perhitungan suara partai dan caleg

untuk dikonversi menjadi kursi bisa sampai tiga tahap.

Fakta Pemilu yang memperebutkan 560 kursi DPR RI itu menunjukkan bahwa angka Golput

masih demikian tinggi. Dari 171.265.442 DPT Pemilu 2009, terdapat 49.677.076 (29,01%)

pemilih yang tidak memberikan suaranya.

Terlepas dari uraian data dan fakta di atas, kontestasi Pemilu 2009 telah memberikan gambaran

mengenai strategi pemenangan yang digunakan partai dalam hajatan reguler demokrasi lima

tahunan. Secara garis besar, terdapat 3 model strategi jangka pendek yang bisa diidentifikasi dari

partai kontestan Pemilu 2009 lalu. Pertama, strategi pencitraan dan PR (

public relations

) politik.

Hampir semua partai politik menjadikan strategi ini sebagai strategi utama untuk bisa

meningkatkan elektabilitas partainya. Partai Demokrat sebagai

rulling party

sangat piawai

memainkan strategi ini dengan mengklaim keberhasilan-keberhasilan pemerintah sebagai

keberhasilan partainya

.

Sementara partai koleganya di koalisi pemerintahan SBY-JK, Partai

Golkar, tidak optimal mengidentifikasikan keberhasilan Pemerintahan SBY-JK sebagai

keberhasilan Partai Golkar.

Untuk pendatang baru, Partai Gerindra adalah partai sangat massif menggunakan strategi

pencitraan lewat media. Iklan kampanye muncul setiap hari di seluruh stasiun TV. Belanja iklan

kampanye Partai Gerindra tercatat sangat besar.

Kedua

, strategi rekrutmen anggota dan/atau publik figure sebagai

vote getter

. Banyak partai yang

terobsesi merekrut anggota sebanyak-banyaknya dalam waktu cepat. Caranya dengan pembuatan

dan pembagian KTA (Kartu Tanda Anggota). Konon, Partai Gerindra telah membuat KTA

sampai pemilu 2009 itu sebanyak 13 juta KTA. Realitas, hasil perolehan suara Partai Gerindra

hanya 4.642.795 suara. Berarti, ada sesuatu yang salah dalam implementasi strateginya.

Selain itu, public figure-seperti kalangan artis-banyak direkrut partai dengan harapan bisa

berfungsi efektif sebagai pendulang suara. Banyak kalangan artis yang dipasang menjadi Caleg.

PAN, termasuk partai yang dianggap banyak merekrut kalangan artis. Tidak heran, bila PAN

pernah

diplesetkan

kepanjangannya menjadi Partai Artis Nasional.

Ketiga

, strategi ekstensifikasi kepengurusan. Strategi ini dilakukan dengan memperbanyak

struktur kepengurusan dan jumlah pengurus partai. Dengan jumlah pengurus yang banyak,

diharapkan mampu merekrut pendukung yang banyak pula. Mereka berasumsi, bahwa 1

pengurus bisa merekrut pendukung rata-rata 10 orang. Partai yang terlihat menonjol

(4)

Selain 3 model strategi di atas, sebenarnya terdapat strategi kaderisasi. Namun, strategi ini tidak

dipilih sebagai strategi utama yang berorientasi meraih kemenangan dalam waktu dekat atau

tujuan jangka pendek. PKS, termasuk partai yang berkesinambungan kaderisasinya.

Strategi Partai Peserta Pemilu 2014

Secara umum, tak ada perbedaan signifikan yang dilakukan partai kontestan Pemilu 2014 dengan

partai kontestan Pemilu 2009. Tiga model strategi jangka pendek tersebut di atas masih menjadi

pilihan. Kalau pun ada yang berbeda, terletak pada cara atau taktiknya saja. Sebagai contoh,

rekrutmen anggota dengan pembuatan KTA yang pernah dilakukan Partai Gerindra secara

manual, saat ini dilakukan Partai pendatang baru, Partai NasDem, dengan memanfaatkan

jaringan internet melalui program O250. Melalui program itu ditargetkan terekrut sekitar 25 juta

lebih.

Strategi pencitraan dan PR politik masih menjadi primadona, terutama melalui media TV.

Saluran media sosial atau media baru juga semakin intens digunakan. Prabowo dan Partai

Gerindra terlihat semakin agresif memanfaatkan dunia maya untuk kepentingan pencitraan dan

PR politiknya.

Hal terkait dengan pilihan strategi kemenangan yang semakin diterima sebagai input dan

evaluasi-baik terus terang maupun sembunyi-sembunyi-adalah hasil survei politik. Hasil survei

yang paling banyak mendapat perhatian adalah mengenai tingkat elektabilitas.

Pada akhirnya, apapun pilihan strategi yang digunakan 12 partai kontestan Pemilu 2014, akan

diuji efektifitasnya pada Pemilu 2014 mendatang. Apakah strategi yang digunakan mampu

mengantarkan partai tertentu menjadi pemenang, atau sebaliknya, menjadi pecundang dan

terhalang masuk senayan.

Semoga bermanfaat. Amien.

GAMBARAN UMUM

Pola dan strategi pemenangan merupakan sebuah kebutuhan yang paling mendasar untuk

memantapkan diri menjadi calon anggota legislative terpilih. Secara umum pola dan strategi

pemenangan ini dapat dipastikan sudah di dipersiapkan sejak awal oleh masing-masing calon

anggota legislative tingkat kabupaten kota, provinsi, hingga tingkat pusat, dengan tujuan agar

bisa mendulang suara sebanyak-banyaknya. Dalam proses penyusunan pola dan strategi

(5)

mengeluarkan dana yang sangat besar, namun hanya mendapat suara kecil atau dalam arti kata

bahwa dana yang di keluarkan tidak sebanding dengan jumlah suara yang di dapatkan.

Banyak di antara calon anggota legislative melakukan sosialisasi melalui diskusi, pertemuan

maupun pemasangan stiker, baliho dan kartu nama yang sebanyak-banyaknya, tanpa memahami

karakter dan budaya masyarakat yang menjadi calon pemilihnya. Banyak di antara caleg terjebak

pada hitung-hitungan angka pembagian sembako, uang maupun barang, menjelang hari H

pemilihan, tanpa mempertimbangkan target dan kebutuhan masyarakat, dan banyak pula caleg

yang hanya mengandalkan nama besar pribadinya maupun keluarganya (mantan pejabat, anak

pejabat dll) tanpa memperhatikan persentase tingkat kesukaan atau tingkat penerimaan

masyarakat, bahkan tak sedikit pula, ada calon anggota legislative berani menggunakan jasa

konsultan politik (lembaga survey) yang di bayar mahal untuk memuluskan langkah mereka

duduk di lembaga legislative meskipun tak ada jaminan pasti untuk terpilih menjadi anggota

legislative.

Tak bisa di pungkiri bahwa paradigma berpikir masyarakat kita selama cenderung terjebak pada

asumsi bahwa hanya Caleg yang memiliki persiapan

“UANG BANYAK”

yang paling berpotensi

terpilih menjadi anggota legislative, sementara yang tidak memili

“DUIT”

atau hanya memiliki

“DUIT”

pas-pasan, hampir dipastikan GAGAL, padahal kegagalan seorang Caleg dalam Pemilu

legislative sangatlah di tentukan oleh POLA & STRATEGI pemenangan yang di gunakan.

Memang, setiap Caleg yang maju pada pemilu legislative 2014 pastilah sudah menyiapkan

sejumlah strategi pemenangan yang siap dijalankan, akan tetapi pola dan strategi pemenangan

tersebut hanya disusun berdasarkan logika-logika sederhana tanpa menggunakan data-data

pendukung sebagai pijakan awal untuk melahirkan sebuah konsep yang di wujudkan menjadi

pola dan strategi pemenangan.

Factor kunci untuk menyusun Pola & strategi pemenangan adalah tersedianya data-data real yang

di butuhkan. Dari data-data ini kemudian akan di kembangkan secara sistematis dengan bentuk

piramida utuh.

1. KEBUTUHAN DATA

Data-data real yang sangat di butuhkan dalam menyusun pola dan strategi pemenangan adalah :

1. Cakupan wilayah administrasi yang berada dalam satu daerah pemilihan.

2. Total jumlah penduduk dan klasifikasinya pada setiap jenjang wilayah yang ada di daerah

pemilihan.

3. Total jumlah wajib pilih terdaftar (Data DPT Pingub 2012) dan klasifikasinya pada setiap

jenjang wilayah administrasi dalam satu daerah pemilihan.

4. Jumlah RT dan dusun

(6)

Data ini di ibaratkan untuk membangun sebuah rumah haruslah lebih dulu menyiapkan

materialnya.

2. MENGETAHUI POLA PERHITUNGAN KURSI

3. MENGHITUNG ANGKA BPP AKUMULATIF

4. MENGHITUNGAN ANGKA BPP MASING-MASING CALEG

5. MEMBUAT PERHITUNGAN TARGET SUARA YANG DAPAT.

(MOHON MAAF, SELURUH DATA YANG DI SAMPAIKAN DI ATAS TIDAK BISA DI

TAMPILKAN).

Minggu, 23 Juni 2013

Membangun Dan Mengelola Tim Sukses : Menggerakkan Mesin Pemenangan

Pemilu Legislatif Secara Efektif

Prakata

Tulisan ini merupakan pengalaman bagaimana Tim Sukses berhasil mengoalkan caleg legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada periode 2009-20014.

Pada tanggal 9 April 2009, lebih dari 100 juta pemilih telah memberikan suara mereka dalam pemilihan legislatif untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Begitu saat ini, misalnya Anda adalah caleg DPRD, buku ini ibarat sebuah peta bagaimana mengelola tim sukses yang memiliki gairah juang yang tinggi untuk memenangkan Anda.

Namun demikian, selain tepat untuk DPRD, buku ini mungkin sangat berguna bagi siapa saja yang sedang menghadapi persaingan perebutan posisi dan jabatan, dimana mekanismenya melalui pemungutan suara.

Membangun sebuah tim sukses yang efektif memberikan harapan besar untuk membuahkan kebahagiaan berupa kemenangan yang di idam-idamkan.

Yang makin menambah menarik diantaranya adalah tim sukses ini adalah tim sukses ekternal (non struktur partai). Karena saat itu, struktur partai tidak menunjukkan dukungan kepada sang caleg, mereka lebih condong kepada caleg tertentu.

Bahkan kami tidak pernah berkomunikasi dengan struktur secara formal atau pun informal, kecuali hanya

say halo, itu pun kebetulan saat bertatap muka. Memang ada yang ikut mendukung itu pun hanya sedikit, bisa dihitung dengan jari.

(7)

Bukan hanya itu, karena caleg dukungan kami tidak berduit seperti calon lainnya, pernah kami mendapat banyak cemoohan, dan cibiran, bahkan langsung dilontarkan kepada penulis. "Kalau gak punya modal, gak usah nyalon." dan cemoohan-cemoohan senada lainnya.

Inilah sekelumit peristiwa yang buat kami semakin mengkristalkan ingatan kami bahwa ditengah-tengah tekanan ternyata siapapun dengan langkah dan strategi yang tepat, dengan niat yang benar, akan mampu meraih kemenangan.

Inilah 2 Zona Sengit Persaingan Pemilu Legislatif

Pernahkan Anda mendeteksi adanya kenyataan ini, jelang persaingan di pemilu 2014. Anda mungkin sudah memiliki sederet daftar kira-kira siapa saja prosfek pemilih Anda. Anda melihat yang jauh, padahal orang-orang dekat Anda sendiri ternyata belum tentu akan memilih Anda. Siapa saja mereka dan apa alasannya?

Bila kurang piawai mengelola strategi dan langkah kemenangan, maka banyaknya uang bukan lagi menjadi sebuah jaminan untuk menang di pemilu 2014. Pemilu serkarang adalah sebuah wilayah persaingan total yang dilakukan secara individu, caleg itu sendiri. Persaingan total terjadi karena harus menghadapi pihak internal dan eksternal. Pihak internal yang harus anda hadapi adalah caleg lain di partai anda. Pihak eksternal adalah caleg-caleg dari partai lain.

Makin berat lagi adalah sebagaimana disebutkan di awal. Orang-orang dekat anda yang belum tentu memilih Anda.Ini memang kondisi membingungkan, namun benar-benar nyata terjadi.

Seperti yang mungkin sudah Anda pikirkan. Persaingan sengit dalam Pemilu Legislatif tergolong menjadi 2 zona persaingan. Anda perlu bertarung di dua zona itu sekaligus. Partai dipastikan tidak menjamin caleg mana yang pasti menang.

Pertama, zona internal. Anda bersaing dengan internal. Dengan teman-teman satu partai. No urut tidak banyak membantu kemenangan Anda. Anda kini harus bersaing untuk mendapatkan suara terbanyak, menyingkirkan rekan-rekan Anda. Struktur partai tidak menjamin akan mendukung Anda, kecuali Anda punya power di struktur. Bila tidak, jangan harap. Ada yang mungkin pro Anda, tapi lihatlah, bisa dihitung dengan jari. Mereka tentu memilih netral. Namun berdasarkan pengalaman saya Yang pernah menjati Ketua Tum Sukses Caleg di pileg 2009, Netral itu tidak pernah Ada. Struktur meskipun secara lisan netral tapi tindakan dilapangan, sangat bisa di amati, bercerita lain.

Kedua, Zona Eksternal. Anda bersaing dengan caleg di partai lain. Ini tentu suatu kewajaran. Jadi tak perlu ada pembahasan lebih detail disini.

(8)

mampu menyaingi para saingan. Semoga Anda menemukan langkah dan strategi yang mantap.

BAGAIMANA DENGAN STRATEGI MEMBAGIKAN UANG?

Sangat mungkin akan salah perhitungan. Bila seorang caleg, yang membagikan uang, mengira dirinya akan dipilih, sebaiknya angapan ini perlu dipikir ulang?Asumsi ini salah besar.

Bila tidak menang, ya kalah. Tidak ada pilihan lain, hanya dua pilihan. Sementara kenyataan yang Ada saat ini strategi money politik hanya akan mengotori tangan saja, namun Menang belum tentu.

Ini sangat memungkin terjadi karena bukan satu caleg saja di dapil itu yang bagi-bagi uang. Beberapa caleg pesaing juga sangat mungkin melakukannya. Bagi yang awalnya tidak akan melakukan pun hampir-hampir akan tergoda untuk melakukannya karena melihat suasana dilapangan, pesaing melakukan langkah ini.

Bila perang uang, hingga satu orang hak pilih mendapatkan 3-4 amplop, maka tentu yang akan dipilih hanya satu, tidak mungkin semuanya. Siapa kira?Tidak ada yang tahu. Bisa jadi yang paling besar isi amplopnya. atau, Bisa jadi justru yang tidak ngasih amplop, tapi ada kedekatan dengan sang caleg. Ini benar-benar terjadi dilapangan. Atau...?blank, tak ada yang tau, hanya dia dengan Tuhan.

JUMLAH CALEG PEMILU 2014:

Persaingan pemilu legislatif, Data hasil verifikasi DCS oleh KPU di Jakarta, dari 12 partai politik (parpol) peserta Pemilu 2014, Selasa, 7 Mei 2013, oleh Ketua KPU Husni Kamil Manik dikatakan bahwa, ” Hasil verifikasi KPU menunjukkan hanya 1.327 bakal caleg yang memenuhi semua persyaratan. Sebanyak 4.701 caleg tidak memenuhi syarat, dan 549 caleg tidak menyertakan berkas,”

Total bakal caleg yang diterima KPU 6.577 orang, terdiri dari 4.138 laki-laki dan 2.441 perempuan. Berkas yang sudah diterima 6.028, belum diterima 549 berkas. Persentase keterwakilan perempuan sebanyak 38 persen.

Memilih Zona Garapan Kampanye Biar Menang

Ada sebuah pemahaman yang mungkin perlu menjadi pertimbangan sang caleg dalam kampanye yaitu ia tidak perlu melakukan kampanye di semua wilayah, kampung atau desa.

Fokuskan hanya menggarap wilayah-wilayah tertentu berdasarkan hasil pemetaan kekuatan dan peluang suara Anda.

Anda bisa melihat sebuah fakta dari pemilu legislatif tahun 2009 yang menunjukkan ternyata untuk bisa menang meraih satu kursi tidak perlu suara puluhan ribu. Dengan suara di bawah 5000 saja sudah bisa berhasil mendapat satu kursi.

(9)

data sehingga Anda tidak buang-buang waktu dan tenaga sehingga Anda menjadi fokus wilayah mana saja yang perlu di optimalkan pada periode kampanye.

Pada daerah pemilihan Anda, yang terdiri dari beberapa kecamatan dan terdiri dari puluhan desa. Maka Anda bisa memilah kecamatan dan desa mana yang harus jadi prioritas.

Demikian juga dalam satu desa tidak semua kampung menjadi wilayah garapan.

Wilayah-wilayah yang bukan prioritas, posisinya hanya untuk suara tambahan saja. Ada yang milih sang caleg, Alhamdulillah. Tida juga, tidak ada masalah. Namun bila ada kemungkinan mereka masih mau memilih partai maka mereka diorientasikan untuk menambah angka pada suara partai saja.

Jadi suara sang caleg di jagokan dari wilayah-wilayah yang sedang fokus menjadi sasaran kampanye.

Presentase Kampanye Dengan Teknologi

Apakah Anda pernah melihat sesuatu yang tidak lajim dilakukan saat seorang calon anggota legislatif

ketika menyampaikan presentasi kampanye di tengah kumpulan masyarakat? Presentase kampanye yang benar-benar berbeda dengan kampanye yang dilakukan kebanyakan caleg.

Tidak banyak program secara komprehensif yang mereka paparkan, yang ada hanya ngobral janji mau ngasih ini dan itu sebelum pemilihan dilakukan. Terkadang ada pula yang memberi sumbangan kepada mushola berupa karpet, misalnya.

Visi misi mereka tidak jelas, ngambang. Langkahnya kelihatan timpang dan rapuh. Ini terlihat dari penguasaan sang caleg terhadap konsep yang mentah bahkan nyaris tidak ada. Berbicara langkah dan strategi apalagi, nyaris tidak pernah terucap.

Ada yang berbeda cara kampanyeu yang dilakukan salah satu caleg. Jadwal kampanye disiapkan; setiap pertemuan kampanye di dampingi oleh tim teknologi, pembawa acara, dan tim-tim lainya.

Sebelum jam kampanyeu tiba, peralatan dipastikan sudah disiapkan oleh tim khusus kampanye. Meliputi, pengeras suara, laptop, infocus, dan layar.

Isi materi kampanyeu di periksa sehingga dipastikan sudah siap. Termasuk film-film yang menghibur untuk mencairkan suasana dan tidak terkesan terlalu formal. Jadi metode kampanye-nya tidak hanya lisan saja.

Ini sudah menjadi prosedur standar kampanye caleg tersebut.

(10)

Di salah satu sesi acara disediakan waktu khusus untuk tanya jawab, curah pendapat, dan menampung keluhan-keluhan masyarakat.

TIM SUKSES UJUNG TOMBAK KEMENANGAN

Anda mungkin sudah membayangkan dan mengukur posisi TIM SUKSES caleg merupakan sisi yang harus sangat diperhatian secara serius untuk menembus kabut pekat persaingan pemilu. Mereka memiliki posisi kunci untuk memenangkan Anda.

Seperti yang sudah Anda maklumi keberadaannya. Peranan Tim Sukses dalam pemilihan Umum (Presiden , Gubernur, Bupati/Walikota), Bahkan hingga ke tinggkat pemilihan Kepala Desa dan karang taruna, merupakan UJUNG TOMBAK bagi kandidat untuk MENANG pemilu.

Yang sangat tampak adalah tanpa tim sukses yang baik dan solid, kelihatannya sulit bagi calon kandidat untuk bisa meraih suara dari masyarakat.

Inilah pekerjaan rumah politik bagi CALEG dalam menghadapi pemilu.Lihatlah banyak hal, diantaranya melalui tim sukses, tidak terlepas publikasi yang giat kepada masyarakat umum, berharap mendapat apresiasi masyarakat luas.

Tentu sudah disadari pula, Tim sukses mengatur strategi komunikasi politik sehingga visi dan misi yang dijanjikan dapat didengarkan dan diterima publik dan basis dukungannya.

Dalam proses sosialisasi keliling, turun lapangan, perkenalan caleg kepada masyarakat, tim sukses sangatlah menentukan.Tim sukses adalah ujung tombak untuk merebut kemenangan.

HATI-HATI, TIM SUKSES YANG KONTRA PORUKTIF SANGAT MEMBAHAYAKAN

Dua pengalaman dalam kasus pemilu legislatif 2009 dan Pilkades ini diharapkan jadi pelajaran penting untuk caleg dalam memilih dan menyeleksi TIM SUKSESnya. Kami mengistilahkannya "CALO POLITIK".

Peristiwa ini menimpa pada orang yang sama. Ditemukan dari pengamatan sederhana kami di lapangan. Dan dua kali pencalonan itu selalu kalah. Inilah bagaimana potret memilih tim sukses yang sembarangan. Asal Comot.

1. Tim sukses ini, tidak pernah menujukkan secara tegas bahwa ia mendukung sang kandidat. "Milih boleh siapa saja." Dari pembicaraannya, ia tidak punya kepercayaan diri untuk menujukkan dirinya berada di pihak siapa, padahal semua orang tahu ia berada di pihak sang kandidat. Anehnya ia tidak pernah menunjukkannya dengan tegas.

2. Tidak pernah memanfaatkan kesempatan saat berkumpul dengan rekan-rekannya untuk

(11)

3. Kebanyakan waktu, hanya duduk di rumah sang kandidat, kumpul dengan orang-orang yang hampir tiap waktu datang ke rumah sang kandidat.

4. Tim Sukses tersebut, sangat kentara terlihat tidak punya konsep marketing politik, sama sekali.

Anehnya masih saja dipelihara. Mungkin ada kualitas tertentu yang dilihat sehingga orang ini tetap dipilih menjadi tim sukses.

5. Tim sukses itu, terlihat semangat saat ketika dikasih uang jalan, atau uang operasional. Ada uang baru bergerak. Disuruh baru bergerak, seperti goong, yang baru berbunyi setelah ada yang memukul.

6. Tim Sukses itu, apa2 minta ongkos. Tak ada ongkos tak bergerak. Bergerak hanya asal terlihat tidak diam.

7. Tidak ada jalur komunikasi yang jelas, Tidak ada ring yang jelas, sehingga sang kandidat sangat mudah di manfaatkan oleh orang-orang yang tiba-tiba mengaku2 mendukung dirinya. Yang ujung-ujungnya minta ongkos atau minta opersional untuk kegiatan pendukungannya.

8. Tim sukses kelihatan ada gerak program berkeliling, di malah hari H, itu pun saat bagi-bagi uang saja, selebihnya tidak tampak. Suatu saat dimalam hari H pemilihan, seorang TIM SUKSES ditugaskan untuk membagikan Amplop. Setelah beberapa hari diketahui ia bekanja beberapa furnitur rumah. Kometar orang bermacam-macam bernada miring. "Wah ia dapat uang besar rupanya, soalnya tumben belanja perlengkapan rumah."

Kemudian terdengar kabar, tidak semua amplop dibagikan sesuai rencana. Dan Amplop diganti, sementara jumlah isi amplopnya dikurangi.

Hasil pemilihan mengatakan, Setelah selesai perhitungan, suara di lokasi TPS tempat untuk bagi-bagi uang, yang ditargetkan mendapat ratusan pemilih, buktinya, hanya dapat belasan. KEMANA uang itu larinya. Kemana target pemilih itu memberikan suaranya.

Setidaknya, ada dua kemungkinan jawabannya : Pertama, Kemungkinan uang itu tidak di bagikan

Kedua, Kemungkinan orang yang di kasih uang, ternyata memilih kandidat lain yang ternyata memberikan uang lebih besar.

Seperti inikah TIM SUKSES yang Anda harapkan? Pengorbanan waktu, uang, tenaga, dan pikiran, ternyata sia-sia. Terbuang begitu saja.

Inilah Strategi Kampanye Pemilu Legislatif Murah Meriah Dan Efektif

(12)

murah meriah, bermanfaat sekaligus efektif.

Ingatkan Anda, ini mungkin sangat menarik. Mari ingat-ingat, berapa kali Anda mendiskusikan bersama-sama secara serius rencana strategi dan taktik membahas topik mengenai strategi kampanye atau strategi kemenangan Anda?

Kampanye Cara Lama

Beberapa kampanye cara lama tentu sudah Anda kenal. Anda bisa mengidentifikasinya sendiri. Bagi kaos, sebarkan uang, memasang baliho dengan gambar-gambar yang aneh, bagi-bagi sembako, sosialisasi keliling. Dsb.

Ini tentu sah-sah saja untuk Anda lakukan. Ternyata ada juga strategi lain yang mungkin belum Anda sentuh, atau bahkan baru kali ini melihat kemungkinanya, yaitu sebuah strategi kampanye yang mungkin belum lazim dilakukan dalam kampanye di pemilu-pemilu sebelumnya.

Strategi Kampanye Yang Tak Lajim

Berikut ini strategi yang tidak lajim dilakukan pada pemilu legislatif sebelumnya. Anda mungkin melihatnya ini sebuah terobosan baru yang sangat bagus. Menurut Hendra Sipayung, di

politik.kompasiana.com, menyebutkan 3 strategi yang mungkin bisa Anda terapkan jelang pemilu legislatif. Strategi ini mungkin yang paling murah untuk dilakukan dibanding cara-cara lama.

Cara yang paling murah adalah dengan berbagi “hal yang produktif”. Apa itu? Pertama, Pengetahuan

Kedua, Alat produktif

Ketiga, Menyampaikan visi dan misi melalui sarana tertulis.

Pengetahuan. Untuk berbagi pengetahuan, Anda bisa membuat pelatihan untuk menjawab tantangan yang sedang dihadapi dapil Anda. Misalnya untuk target pemilih kaum Ibu, Anda bisa berbagi

pengetahuan tentang usaha, kesehatan anak, dsb.

Anda juga bisa menyebarkan buku atau hal-hal yang bermanfaat dimana Anda sebagai narasumbernya, melalui buku atau internet. Internet mampu menjangkau orang dimanapun berada. Anda bisa bayangkan kemungkinanya.

Tapi apakah dengan strategi itu cukup? Tidak. Anda harus membuat sebuah sistem dan strategi. Misalnya Anda mengajarkan petani cara berbisnis maka Anda bisa melatih mereka untuk berusaha dengan modal pinjaman kecil, yang Anda titipkan melalui koperasi. Atau Anda bisa membantu masyarakat untuk menjual produk kerajinannya setelah Anda mengajarkan tentang membuat sebuah hiasan unik.

(13)

Alat Produktif. Anda bisa menyediakan peralatan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan tindakan produktif. Misalnya mesin pengolahan untuk petani, mesin untuk membuat minuman, dsb. Dimana peralatan tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat secara kolektif.

Visi dan Misi. Mengenai visi-misi Anda sampaikan kepada target Anda secara tertulis. Untuk golongan yang terdidik Anda bisa menyajikannya dalam bentuk buku yang memberikan penjelasan secara rasional. Namun untuk masyarakat kurang terdidik, Anda bisa menyampaikan visi secara lebih umum, dalam tulisan yang singkat dan tidak terlalu tebal dan lebih banyak visual dan ilustrasi.

Jadi ada banyak strategi yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Diantaranya memberikan hal yang produktif bagi masyarakat sebelum Anda menjadi anggota legislatif. Dan telah bisa mendatangkan solusi sebelum Anda memiliki power untuk menghasilkan penyelesaian masalah yang lebih besar.

Apakah Anda sudah memperhatikan setidaknya ada 6 kategori calon pemilih Anda, dimana dari masing-masing kategori itu memerlukan sentuhan yang berbeda satu sama lain, untuk menggiring mereka sehingga memilih Anda. Beda kategori beda cara menyentuhnya.

Untuk mengetahui 6 kategori calon pemilih Anda dan bagaimana langkah yang perlu dilakukan untuk menyentuh masing-masing, luangkah waktu untuk membaca buku "Menang Cemerlang Tanpa Uang Merebut Kursi Legislatif".

Mengelola Perode Waktu Jelang Pemilu

Apakah Anda pernah memperhatikan waktu yang masih luang ini. Setidaknya ada 3 pembagian periode waktu yang perlu Anda perhatikan yang kemudian menggunakannya se-efektif mungkin untuk merebut kemenangan.

Sudahkah anda mengamati? Pemilu legislatif 2014, juga 2009, sudah masuk kedalam wilayah zona persaingan individu. Maka sudah seharusnya Anda lebih jeli lagi memperhatikan berbagai segi kemungkinan untuk dimanfaatkan menjadi sarana pendulang suara.

Pertama, waktu sebelum Anda ditetapkan jadi CALEG. Bila ada wacana kuat dan memang Anda pasti akan menjadi caleg di partai Anda. Maka manfaatkan waktu ini untuk membangun opini, membangun citra. Anda bisa membuat alat produktif sebagai mana sudah Anda ketahui di bagian Atas. Anda bisa mempelajari cara obama bekampanye saat jelang pemilihan presiden yang pertama. Ada beberapa kategori calon pemilih dimana masing-masing diberikan sentuhan yang berbeda.

Satu hal yang dilakukan pada saat-saat awal adalah, melakukan kampanye, namun tidak pernah ada kata-kata atau himbauan berupa ajakan untuk memilih Obama. Tahap ini yang disampaikan adalah kisah-kisah Obama, dan hal lainnya diluar tema ajakan memilih. Bahkan kadang kegiatan yang sama sekali

kelihatannya tidak nyambung dengan tema kampanye atau tema politik, seperti kisah lucu atau humor. Tak melulu tema-tema serius.

(14)

sudah resmi terdata di KPU. Saat penetapan Caleg tentu waktu yang Anda miliki masih sangat banyak. Masih sangat luang. Waktu yang masih sangat jauh untuk kampanye habis-habisan. Kelihatannya merupakan langkah yang sangat tidak efektif dan pemborosan jika waktu diperode ini Anda langsung melakukan sosialisasi.

Bayangkan berapa uang yang harus Anda gelontorkan dalam waktu yang sangat lama ini. Tahap ini langkah Anda adalah harus sudah mulai melakukan kategorisasi calon pemilih Anda. Manfaatkan buku "Menang Cemerlang Tanpa Uang Merebut Kursi Legislatif" untuk mengetahui 6 kategori calon pemilih Anda. Mungkin buku ini bisa membantu Anda.

Gerakkanlah tim sukses Anda untuk melakukan beberapa hal. Salah satunya mengindentifikasi 6 calon pemilih Anda.

Berikut Tips Manajemen Tim Sukses.

- Jangan semua tim sukses Anda langsung berhubungan dengan Anda, buat sistem terkoordinasi melalui TIM SUKSES Ring 1

- Buat Ring 2, 3 dan 4...4 Lapis Ring sudah cukup

- Pilih Tim Sukses yang bisa digerakkan dan menggerakkan

- Pahamkan TIM SUKSES mengenai 6 kategori calon pemilih (Bisa lihat di buku"Menang Cemerlang Merebut Kursi Legislatif), dan diskusikan cara untuk menyentuhnya supaya memilih. Bukan hanya memilih tapi mereka mau mengajak orang lain untuk memilih

- Fungsi TIM SUKSES : * Mengajak

* Mengkaunter (Fitnah/Opini/Isu Kontraprodukti) * Menggerakkan

* Membangun Citra * Pribadi Sebagai Simbol * Spionase

Lebih jelasnya klik sekarangikuti di facebook.

Setelah Anda sudah mengidentifikasi 6 calon pemilih maka ini senjata yang memudahkan Anda untuk melakukan langkah yang efektif dan tepat sasaran.

Ketiga, Waktu Dekat Jelang Hari Pemilihan. Periode ini kira-kira sekitar 1 tahun atau 6 bulan menjelang hari H Pemilihan. Jangan heran bila diperiode ini mulai terlihat spanduk, dan berbagai macam bentuk kampanye. Di periode ini saatnya mulai melakukan pertarungan sesungguhnya. Periode ini masa-masanya sengit dan ketat. Namun Anda sudah berhasil melakukan start sejak awal tanpa tertangkap radar.

Pada periode ini mulai banyak dermawan dadakan. Mulai banyak program-program sosial dadakan, dengan berbagai cara dan bentuk. Inilah pertarungan terberat, bila Anda baru memulai.

(15)

ini. Dengan berbekal identifikasi 6 kategori calon sangat membantu sekali. Diperiode ini tidak mungkin semua wilayah, RT, atau Desa, di dapil Anda digarap semua. Maka anda bisa menyimpulkan mana yang tidak perlu lagi disentuh, mana yang perlu sentuhan sekedarnya, dan mana yang perlu intens disentuh dan ini yang harus menjadi prioritas Anda.

6 Jenis Calon Pemilih Anda

Pertama Tipe : Antipati

Orang dalam kategori ini dipastikan tidak akan memilih Anda, bukan hanya itu ia mungkin menjelek-jelekan Anda yang pada intinya orang lain supaya tidak memilih Anda.

Kedua Tipe : Acuh

Orang dalam kategori ini mungkin karena tidak kenal Anda atau masa bodoh dengan Anda. Orang dalam kategori ini kemungkinan tidak memilih Anda.

Ketiga Tipe : Memperhatikan

Orang dalam kategori ini berpeluang besar akan memilih Anda. Ia akan mempelajari latar belakang Anda, kehidupan sehari-hari Anda dan lainnya. Ada rasa penasaran mereka yang ingin diketahui dari Anda. Orang dalam kategori ini berpeluang besar memilih Anda.

Keempat Tipe : Simpati

Orang dalam kategori ini simpatik dengan Anda. Mungkin tidak bisa dipastikan alasannya. Bisa jadi karena Anda dipandang orang baik, tepat janji, punya kinerja bagus, pemberani, punya prestasi yang dianggap bisa diandalkan, dsb. Hampir dipastikan orang dalam kategori ini akan memilih Anda.

Kelima Tipe : Loyal

Orang dalam kategori ini apapun isu dilapangan tentang Anda, apapun kejadian yang menimpa Anda-positif atau negative- ia tetap akan memilih Anda.

Keenam Tipe : Mengajak

Orang dalam kategori ini merupakan orang-orang yang sebaiknya anda himpun. Bila Anda memiliki semakin banyak orang-orang pada kategori ini maka Anda berpeluang besar dapat meraih kemenangan secara gemilang.

Orang dalam kategori ini bukan hanya akan memilih Anda tetapi mereka akan mengajak orang lain untuk memilih Anda. Bahkan mereka akan mengklarifikasi fitnah-fitnah yang akan menjatuhkan Anda.

Langkah Anda tentu semakin mantap dan penuh optimis meraih kemenangan begitu Anda memiliki banyak orang dalam kategori mengajak.

(16)

14 Tip Membangun Tim Sukses hebat

Bagian ini akan menunjukkan 14 resep untuk membangun sebuah tim sukses yang efektif. Seperti yang Anda lihat, TIM SUKSES merupakan salah satu kunci yang menentukan apakah sang caleg meraih kemenangan atau tidak.Mengelola tim secara tidak tepat setidaknya dapat merugikan sang caleg. Rugi yang paling tidak diharapkan adalah KALAH, rugi lainnya, setidaknya uang yang dirogoh selama ini, mubajir tanpa hasil. Pemilu 2014 sebentar lagi datang. Karenanya, memerlukan ambil langkah segera. Ada pemaparan menarik dari Djajendra, Apr 27, 2009, di djajendra-motivator.com/?p=1093, mengatakan dalam setiap tindakkan untuk merealisasikan rencana menjadi hasil yang diharapkan, pemimpin harus fokus untuk mempekerjakan orang-orang yang kreatif, proaktif, strategis, disiplin, dan optimistis di dalam sebuah tim sukses.

Kecerdasan pemimpin dalam membangun tim sukses yang efektif akan sangat membantu si pemimpin untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan strategis yang membutuhkan konsentrasi dan fokus yang lebih intensif.

Kemampuan pemimpin untuk menempatkan pribadi-pribadi yang loyal, antusias, selalu berjuang dalam motivasi yang tinggi, dan yang mau bekerja keras untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab, adalah sebuah syarat terpenting di dalam pembentukan tim sukses yang efektif.

Berikut ini 14 tips untuk membangun tim sukses yang efektif dan yang dapat memberikan keberhasilan buat si pemimpin.

1. Pemimpin wajib menetapkan tujuan utama tim, kemudian memotivasi tim untuk membangun mind set bahwa tujuan utama dari tim adalah membuat sukses setiap program .

2. Tim sukses harus menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, terdefinisi, dan konsisten.

3. Setiap anggota tim sukses harus berkomitmen untuk Menunaikan tanggung jawab mereka secara total.

4. Pemimpin harus cerdas dalam memilih karakter dari pribadi-pribadi yang akan berada di dalam tim sukses.

5. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bakat dan potensi dari masing-masing pribadi tim sukses tersebut.

6. SOP, aturan, dan kebijakan wajib ditetapkan sebagai fondasi dasar untuk membangun etos kerja tim sukses yang efektif.

7. Setiap anggota tim sukses harus tahu tentang fungsi dan peran mereka di dalam tim sukses.

8. Tim sukses harus bekerja melalui sebuah proses kerja yang selalu fokus dalam menjaga keutuhan dan kekompakkan tim sukses.

9. Setiap melakukan tindakan tim harus melakukan pertemuan di antara anggota dan pemimpin, baru kemudian membuat keputusan yang tepat sasaran, dan mendefinisikan semua perkembangan baru dalam sebuah rencana kerja yang disetujui oleh semua anggota dalam tim.

(17)

11. Setiap konflik harus dikelola dengan besar hati dan penuh empati, kemudian diselesaikan dengan menghormati semua pihak secara profesional.

12. Pemimpin harus menggunakan kekuatan intuisi untuk melihat hal-hal yang tak terlihat oleh panca indera. Lalu, membuat tindakan-tindakan yang memotivasi anggota tim untuk bekerja dengan emosi baik dan pikiran terang.

13. Tim sukses dan pemimpin harus membangun hubungan dan komunikasi positif dengan “stakeholder” dalam sebuah suasana yang saling menguntungkan.

Referensi

Dokumen terkait

Umur adalah faktor risiko terpenting dan 80 persen dari kematian akibat penyakit jantung koroner terjadi pada orang dengan umur 65 tahun atau lebih.. Menurut Juwono nilai

Seleksi : Pengembang buku petunjuk praktikum laboratorium Biomedis diseleksi oleh PD I dan dibantu oleh Ketua MEU berdasarkan kompetensi yang disyaratkan

Dalam penelitian ini, evaluasi kinerja difokuskan pada kinerja teknis PDAM Tirta Kepri Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari 6 indikator kinerja teknis

Pada awal flowchart program utama proses yang terjadi pada jalannya program diawali dengan inisial hardware di mana pada proses tersebut dilakukan inisial serial port sebagai 600

1. Fokus penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”. Peneliti tidak dapat memanipulasi perilaku mereka yang terlibat dalam

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah

Kedua, dalam hal merger dan akuisisi terjadi antar pelaku usaha dengan pasar bersangkutan yang berbeda namun bersifat komplemen atau terkait secara vertikal maka

gan dari algor tma Lowest C -First mencari nilai heuristic ritma yang men yang terdapat p gnakan kedua Pencarian akan Algo etia Racana ndung 40132, e dapat guna alam , dan