• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Problem Based Learning dan Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Tingkat Berpikir Kreatif Siswa SMP Negeri 1 Baki Tahun 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Problem Based Learning dan Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Tingkat Berpikir Kreatif Siswa SMP Negeri 1 Baki Tahun 2017/2018"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT BERPIKIR KREATIF

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

MIRZA IKFI TAMAMI A410140222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

HALAMAIY PERSETUJUAI\I

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN TERIIADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA I}ITINJAU DARI TINGKAT BERPIKIR KREATIF

PT}BLIKASI ILMIATI

oleh:

Mirza

fkfi

Tamami L4t0140222

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembirnbing

Prof. Dr. Budi Murtivasa. M.Kom I\"rPAIIK. t9 6107 22198 503 1 003

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN TERIIADAP IIASIL BELAJAR

MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT BERPIKIR KREATIX'

Oleh:

Mirza

Ikfi

Tamami Al10140222

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Padahari

Se-nin

,

rJuli2018

dan dinyatakau telah -mcuenulqi $yar*a.t

Dewan Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom (Ketua Dewan Penguji)

Prof. Dr. Sutam4 M.Pd (Anggota I Dewan Penguji) M. Noor Kholid, S.Pd., M.Pd (Anggota II Dewan Penguji)

1. 2. 3. Dekan,

\

(4)

i2-PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk rnemperoleh gelar kesarjaruum disuatu perguruan

tinss

dan sepa.rfang pe&getatluan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yaug pernah ditulis atau diterbiftan orang lain, kecuali secara tertutris diactr datraln naskatrr

dan disebu.tk-arl dalarn daftar pustaka.

Apabila kelas terbukti ada ketidakbenaran dalarn pernyataan saya diatas, rnaka akan saya pqrtanggungiawahka* sepemrhnya.

Surakart4 7 Juni 2018 Yang membuat pertanyaan,

I&'f.trzalkfi Tamami NIM. A4[A140222

(5)

1

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT BERPIKIR KREATIF

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini ada tiga, yaitu (1) menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh penerapan strategi problem based learning dan problem posing terhadap hasil belajar matematika, (2) menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) menganalisis dan menguji interaksi antara penerapan strategi problem based learning dan problem posing dengan tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen. Teknik pengambilan sampel dengan cara cluster random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Baki tahun 2017/2018. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas. Metode pengumpulan data menggunakan tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunaan analisis variansi dua jalur dengan sel tak sama yang sebelumnya dilakukan uji normalitas menggunakan metode

Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. Hasil penelitian dengan 𝛼 = 5%, yaitu (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran terhadap hasil belajar matematika, (2) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

Kata Kunci: berpikir kreatif, hasil belajar, problem based learning, problem posing

Abstract

There are three aims of the research: (1) analyze and examine the difference influence in implementation of problem based learning and problem posing strategy on mathematics learning outcomes, (2) analyze and examine the difference effect of the students creative thinking ability on mathematics learning outcomes, (3) analyze and examine the interaction in implementation of problem based learning and problem posing strategy on the students creative thinking ability on mathematics learning outcomes. This research was a quantitative research with quasi experimental design. The technique of sampling used cluster random sampling. The population of the research was all Grade VII students of SMP Negeri 1 Baki academic year 2017/2018. The sample of the research consisted of two classes. And the methods of data collection use the test, questionnaires, and documentation. The data were analyzed using two-way analysis of variance technique with different cell that previously done using Lillifors method for the normality test and the homogeneity test using Bartlett method. The result of the research with 𝛼 = 5% (1) there is a signification effect between learning strategy and mathematics learning outcomes, (2) there is signification effect between students creative thinking ability and mathematics learning outcomes, (3) there is

(6)

2

no interaction between implementation of learning strategy and students creative thinking ability on mathematics learning outcomes.

Keyword: creative thinking, learning outcomes, problem based learning, problem posing

1. PENDAHULUAN

Proses dalam kegiatan belajar mengajar memiliki peranan penting dalam pendidikan. Peranan tersebut salah satunya yaitu berhasil atau tidaknya mencapai tujuan pendidikan. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.

Hasil belajar matematika itu penting. Namun kecenderungannya belum sesuai harapan dan masih perlu ditingkatkan. Hasil belajar matematika siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hasil survei yang dilakukan Program for International StudentAssesment (PISA) pada tahun 2015 Indonesia berada di posisi 62 dari 70 negara partisipan dengan skor rata-rata matematika 386. Data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan(Kemendikbud) menunjukkan secara umum, hasil UN SMP/ MTs 2017 mengalami penurunan terutama di sekolah yang beralih dari UNKP ke UNBK. Penurunan tersebut terjadi pada semua mata pelajaran yang diujikan tak terkecuali matematika. Nilai rata-rata UN matematika yang sebelumnya tahun 2016 sebesar 53,39 mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu menjadi 47,75. Hasil belajar matematika di SMP N 1 Baki dari hasil UN tahun 2017 rata-ratanya sebesar 56,74.

Faktor penyebab kurangnya hasil belajar matematika dapat bersumber dari

raw input, instrumental input, maupun environmental input. Raw input merupakan bahan mentah yang akan diproses dalam suatu unit usaha atau organisasi dimana

(7)

3

dalam hal ini adalah calon peserta didik, instrumental input merupakan unsur pendukung berupa sumber daya manusia (guru dannon guru), sistem administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, sarana dan prasarana, sedangkan

environmental input merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi pendidikan

seperti pengaruh ekonomi, politik, TV, dan lanin-lain (Jumali, 2008: 87). Hasil penelitian dari Sariningsih dan Purwasih (2015), menunjukkan bahwa penerapan strategi Problem Based Learning dalam proses pembelajaran matematika yaitu mengkaitan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarkan serta manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari.

Menurut Ramdani (2012), strategi pembelajaran Problem Posing lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dibandingkan pendekatan konvensional. Selain itu, hasil penelitian dari Nurjaman dan Sari (2017), strategi pembelajaran Problem Posing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif. Penerapan strategi Problem Posing dalam proses pembelajaran matematika memberikan kesempatan siswa untuk membuat permasalahan dan menyelesaikan permasalahan yang sudah dibuat. Dengan demikian, akan terciptanya inovasi-inivasi baru siswa untuk memecahkan permasalahan yang ada. Sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Selain itu, penerapan strategi Problem Posing juga melatih tingkat berpikir kreatif siswa.

Strategi pembelajaran yang inovatif dapat mendukung meningkatnya hasil belajar siswa, salah satunya adalah strategi pembelajaran problem based learning

dan problem posing. Selain itu, strategi pembelajaran yang inovatif dapat didukung dengan adanya karakteristik yang dimiliki siswa. Salah satu karakteristik yang dimiliki siswa yang menjadi pendukung meningkatnya hasil belajar yaitu tingkat berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan uraian di atas terdapat tiga hipotesis, yaitu: (1) terdapat perbedaan pengaruh penerapan strategi problem based learning dan problem posing terhadap hasil belajar matematika, (2) terdapat perbedaan pengaruh tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) terdapat interaksi

(8)

4

antara penerapan strategi problem based learning dan problem posing serta tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh penerapan strategi problem based learning dan problem posing terhadap hasil belajar matematika, (2) menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) menganalisis dan menguji interaksi antara penerapan strategi problem based learning dan problem posing serta tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika. 2. METODE

Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kuasi-eksperimental. Pada penelitian ini variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematika serta variabel bebasnya yaitu strategi pembelajaran dan tingkat berpikir kreatif siswa. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Baki. Sampel penelitian ini yaitu kelas VII D yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas eksperimen dengan pembelajarannya menerapkan strategi

problem posing dan kelas VII B terdiri dari 32 sebagai kelas kontrol dengan pembelajarannya menerapkan strategi problem based learning. Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling, menurut Sutama (2015: 106) cluster sampling yaitu teknik pengambilan sampel lebih pas memilih kelompok-kelompok individu daripada individu-individu dari populasi yang ditentukan.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket, tes dan dokumentasi. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika, metode angket digunakan untuk memperoleh data tingkat berpikir kreatif siswa, dan metode dokumentasi yaitu nilai UAS kelas VII yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum perlakuan.

Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Uji prasayarat meliputi uji normalitas menggunakan uji Lillifors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dengan taraf signifikasi 5%. Setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Jika

(9)

5

uji hipotesis tersebut ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melakukan uji keseimbangan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas (eksperimen dan kontrol) sebelum diberikan perlakuan. Untuk menguji kemampuan awal, penelitian ini menggunakan uji t dengan data yang digunakan adalah nilai Ulangan Akhir Semester dengan taraf signifikasi 5%. Setelah dilakukan uji, ternyata 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,1148 <

2,2971 maka Ho diterima. Sehingga kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang seimbang sebelum diberikan perlakuan.

Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen tes hasil belajar matematika yaitu 5 soal uraian dan instrumen angket tingkat berpikir kreatif siswa yang terdiri dari 25 butir item soal. Sebelum instrumen tes dan angket diberikan pada kelas sampel, terlebih dahulu instrumen tes dan angket di uji cobakan. Instrumen tes hasil belajar matematika dan angket tingkat berpikir kreatif siswa diuji cobakan pada 32 siswa di kelas non sampel. Dengan menggunakan uji validitas, instrumen tes hasil belajar matematika dinyatakan 5 soal valid, sedangkan instrumen angket tingkat berpikir kreatif siswa diperoleh 20 butir soal yang valid. Instrumen penelitian yang dinyatakan valid selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Setelah kedua instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel kemudian diberikan kepada sampel penelitian.

Instrumen penelitian yang telah diberikan kepada kelas sampel penelitian, maka akan di dapat data hasil belajar matematika dan data tingkat berpikir kreatif siswa. Setelah data di peroleh, selanjutnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji prasyarat sebagai berikut.

Tabel 1 Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Sumber Kelas Uji 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan

Strategi Pembelajaran

Eksperimen 0,0996 0,1566 Normal Kontrol 0,0732 0,1566 Normal Tinggi 0,1245 0,2033 Normal

(10)

6 Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Sedang 0,1012 0,1808 Normal Rendah 0,0874 0,1933 Normal

Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Sumber χobs2 χtabel2 Keterangan

Strategi Pembelajaran (A1) dan (A2)

1,6497 3,841 Homogen

Sumber χobs2 χtabel2 Keterangan

Tingkat Berpikir Kreatif Siswa(B1), (B2),dan (B3)

5,4831 5,991 Homogen

Uji prasyarat pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan uji normalitas pada tabel 1 diperoleh bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selain itu, berdasarkan uji homogenitas pada tabel 2 diperoleh bahwa sampel pada penelitian ini mempunyai variansi populasi yang sama.

Selanjutnya dilakukan uji analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi 5%. Menurut Budiyono (2013: 206), tujuan dari analisis variansi dua jalan adalah untuk menguji signifikansi efek dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Rangkuman hasil perhitungannya sebagai berikut.

Tabel 3 Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalur dengan Sel Tak Sama

Sumber JK dK RK Fobs Fα Keterangan

Strategi Pembelajaran (A) 840,83 1 840,83 6,2796 4,0069 Ditolak Tingkat Berpikir Kreatif Siswa (B) 2226,5 2 1113,3 8,3142 3,1559 Ditolak

Interaksi (AB) 89,376 2 44,688 0,3337 3,1559 Diterima

Galat (G) 7766,1 58 133,9 - -

Total (T) 10923 63 - - -

(11)

7

1) Adanya pengaruh antara model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama pada tabel 3 dengan taraf signifikansi 5% diperolah FA = 6,2796 > Ftabel = 4,0069 maka H0A ditolak, artinya ada perbedaan pengaruh penerapan strategi problem based learning dan

problem posing terhadap hasil belajar matematika. Karena dalam penelitian terdapat dua strategi pembelajaran yaitu strategi problem based learning dan

problem posing maka untuk uji lanjut tidak perlu dilakukan komparansi ganda antar baris. Untuk mengetahui strategi pembelajaran mana yang lebih baik maka hanya cukup dengan membandingkan rerata marginal dari masing-masing strategi pembelajaran. Adapun rangkuman rerata antar sel dan rerata marginalnya sebagai berikut.

Tabel 4 Rangkuman Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal

Strategi Pembelajaran

Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Rerata Marginal Tinggi Sedang Rendah

Problem Posing 82,5 75 70,8462 76,1154

Problem based

Learning 78,5556 66 61,8333 68,7963

Rerata Marginal 80,5278 70,5 66,3398

Berdasarkan rerata marginal pada tabel 4 diperoleh rerata marginal hasil belajar matematika dengan strategi pembelajaran problem posing sebesar 76,1154 sedangkan rerata marginal hasil belajar matematika dengan strategi

problem based learning sebesar 68,7993. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa strategi problem posing lebih baik daripada strategi problem based learning terhadap hasil belajar matematika.

Hal tersebut juga didukung dengan keadaan yang terjadi dilapangan, pada saat proses pembelajaran dengan strategi problem posing siswa lebih aktif, kreatif dan percaya diri. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa berusaha menemukan jawaban dari permasalahan yang ada. Dalam setiap kesempatan siswa juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait

(12)

8

dengan materi yang dianggap sulit, siswa juga mampu mengajukan dugaan, memanipulasi matematika dan menarik kesimpulan dari pernyataan. Sehingga akan terciptanya inovasi-inovasi baru dari siswa untuk memecahkan permasalahan yang ada. Serta siswa lebih memahami materi yang diajarkan dan melatih tingkat berpikir kreatif siswa.

Sedangkan strategi problem based learning dalam proses pembelajarannya dengan mengkaitan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi ini membantu siswa memahami materi yang diajarkan serta manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari. Namun siswa tidak menemukan sendiri konsep maupun cara menyelesaikan permasalahan yang ada. Sehingga hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kreatif siswa kurang terlatih. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Guverci (2014) problem

posing membawa dampak positif dalam pengembangan konseptual siswa dan

komunikasi yang baik dengan anggota kelompok mereka dan kelompok lain, mereka bisa menemukan kesempatan untuk mendiskusikan dan berbagi ide-ide mereka.

Selain itu, Roslin, Capraro, dan Capraro (2014) menyimpulkan bahwa strategi problem posing memberikan dampak positif yaitu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pengetahuan, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan mengajukan masalah, dan sikap siswa. Dengan strategi problem

posing siswa berantusias untuk memecahkan masalah yang diberikan guru dan

mengembangkan kemampuannya dalam membuat masalah.Kondisi tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Guntara, I Nyoman, dan Ni Wayan (2014) yang menyimpulkan bahwa problem posing memberikan hasil yang signifikansi terhadap hasil belajar matematika.Ghasempour, Md Nor, dan Golam (2013) menyatakan bahwa problem posing memberikan kesempatan bagi siswa yang berkemampuan tinggi untuk terlibat dalam permasalahan matematika pada tingkat yang lebih tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh strategi pembelajaran dengan hasil belajar siswa.

(13)

9

2) Adanya pengaruh hasil belajar matematika ditinjau dari tingkat berpikir kreatif siswa

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama pada tabel 3 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh F B= 8,3142 > Ftabel = 3,1559 maka H0B ditolak, artinya ada perbedaan pengaruh tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika. Karena H0B ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda antar kolom. Hasil perhitungannya sebagai berikut.

Tabel 5 Uji Komparasi Rerata Antar Kolom

H0 H1 Fhitung (q-1)Fα;q-1;N-pq Keterangan 𝜇1 = 𝜇2 𝜇1 = 𝜇3 𝜇2 = 𝜇3 𝜇1 ≠ 𝜇2 𝜇1 ≠ 𝜇3 𝜇2 ≠ 𝜇3 7,3173 16,2296 1,4362 6,3119 6,3119 6,3119 Ditolak Ditolak Diterima

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh 𝐹1−2 = 7,3173 > 2𝐹0,05;2;58 = 6,3119

maka H0 ditolak. Sehingga ada pengaruh hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif tinggi dengan siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif sedang. 𝐹1−3 = 16,2296 > 2𝐹0,05;2;58 = 6,3119 maka H0 ditolak. Sehingga ada pengaruh hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif tinggi dengan siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif rendah. 𝐹2−3= 1,4362 < 2𝐹0,05;2;58= 6,3119 maka H0 diterima. Sehingga tidak ada pengaruh hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif sedang dengan siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif rendah.

Hal tersebut didukung keadaan di lapangan dimana tingkat berpikir kreatif siswa berbeda-beda, ada yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah. Pengaruh yang signifikan terlihat dari siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif kategori tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif kategori tinggi lebih mampu menyajikan pernyataan matematika, mengajukan dugaan, menyusun bukti, dan menarik kesimpulan sesuai dengan pemahamannya sendiri. Sedangkan siswa yang memiliki tinggi berpikir kreatif kategori rendah dalam menyelesaikan permasalahan sesuai dengan rumus atau cara yang diberikan. Bahkan mereka kesulitan dalam menyelesaikan

(14)

10

permasalahan matematika serta terkadang mengabaikan proses pembelajaran matematika sehingga tidak ada kebiasaan dan tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan matematika.

Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Rahmazatullaili, Zabainur, Munzir (2015) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan pemecahan masalah. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Lince (2016) menyatakan bahwa tingkat berpikir kreatif dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika. Selain itu, Arvyanti, Ibrahim dan Irawan (2015) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan teman sebaya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.Kondisi tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Maharani, Sukestyarno, dan Waluya (2017) menyatakan bahwa dengan kategori kemampuan rendah dan sedang membutuhkan pendampingan saat mengalami hambatan pada proses berpikir kreatif, sedangkan siswa kategori kemampuan tinggi mebutuhkan materi pengayaan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

3) Adanya interaksi model pemebelajaran dan tingkat berpikir kreatif siswa tehadap hasil belajar siswa

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama pada tabel 3 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh FAB = 0,3337 < Ftabel = 3,1559 maka dapat diambil keputusan H0AB diterima, artinya tidak ada interaksi antara penerapan strategi problem based learning dan problem posing dengan tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika. Kondisi ini dapat disajikan sebagai berikut.

(15)

11

Gambar 1 Grafik Profil Efek Variabel Strategi Pembelajaran dan Tingkat Berpikir Kreatif Siswa

Dari gambar 1 tentang grafik profil efek variabel strategi pembelajaran, dapat dilihat bahwa kedua garis yang mewakili strategi pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berpotongan atau bersentuhan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak tedapat interaksi antara strategi pembelajaran dan tingkat berpikir kreatif siswa.

Pada kelas eksperimen menggunakan strategei problem posing pada kelas kontrol menggunakan strategi problem based learning. Dari kedua strategi pembelajaran tersebut diperoleh hasil belajar matematika pada siswa yang memiliki tinggi berpikir kreatif kategori tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif kategori sedang dan kategori rendah. Selain itu, strategi problem posing memberikan hasil matematika lebih baik dibandingkan dengan strategi problem based learning ditinjau dari kategori tingkat berpikir kreatif kategori tinggi, sedang maupun rendah.

Tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika disebabkan oleh berbagai faktor yang terdapat di dalam diri siswa itu sendiri yaitu keaktifan, kemandirian, minat, motivasi, dan sebagainya yang tidak diteliti oleh peneliti. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti tidak

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 T I N G G I S E D A N G R E N D A H R ER A TA H A SIL BE LA JA R M A TE M A TIKA

KATEGORI TINGKAT BERPIKIR KREATIF

(16)

12

bisa menjangkau berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika, sehingga interaksi yang diharapkan tidak ada.

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fitrina, Ikhsan dan Munzir (2017) bahwa tidak adanya interaksi strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir matematis. Selain itu, Syafti (2016) menyatakan bahwa tidak adanya interaksi antara strategi pembelajaran dengan tingkat berpikir kreatif siswa. Selaras dengan Syafti, penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh dilakukan Runisah (2016) bahwa tidak adanya interaksi antara strategi pembelajaran dengan peningkatan tingkat berpikir kreatif siswa. Kondisi tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nasution, Surya dan Syahputra (2015) yang menyatakan bahwa tidak adanya interaksi antara tingkat berpikir kreatif siswa dengan hasil belajar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

4. PENUTUP

Hasil penelitian ini ada perbedaan pengaruh penerapan strategi problem based learning dan problem posing terhadap hasil belajar matematika, dengan strategi

problem posing lebih baik daripada strategi problem based learning terhadap hasil belajar matematika. Selain itu, ada perbedaan pengaruh tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika, dimana hasil belajar matematika siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif siswa kategori tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif siswa kategori sedang dan rendah, sedangkan hasil belajar matematika siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif siswa kategori sedang lebih baik dari pada siswa yang memiliki tingkat berpikir kreatif siswa kategori rendah. Sedangkan tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran problem based learning dan problem posing dengan tingkat berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar matematika.

(17)

13

DAFTAR PUSTAKA

Arvyati, Ibrahim, M., & Irawan, A. (2015). Effectivity of Peer Tutoring Learning to Increase Mathematical Creative Thinking Ability of Class XI IPA SMAN 3 Kendari 2014. International Journal of Education and Research, 3(1), 613-628.

Budiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Fitrina, T., Ikhsan, M., & Munzir, S. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Matematis Siswa SMA melalui Model Pembelajaran

Project Based Learning Berbasis Debat. Jurnal Didaktik Matematika. 3(1), 87-95.

Ghasempour, Md Nor, Golam. (2013). Innovation in Teaching and Learning through Problem Posing Taks and Metacognitive Startegies. International Journal of Pedagogical Innovations, 1(1), 53-62.

Guntara, I Nyoam & Ni Wayan. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing terhadap Hasil Belajar Matematika di SD Negeri Kalibukbuk.

E-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. 2(1),

1-10.

Guria, A. (2016). PISA 2015 Results in Focus. Diakses pada 29 September 2017, dari

http://www.oecd.org/pisa/

Guverci, S. & Viktor,V. (2014). The Effect of Problem Posing Taks Used in Attitudes Toward Mathematics. International Online Journal of Primary education (IOJPE)., 3(2), 59-65.

Jumali, dkk. (2008). Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Lince, R. (2016). Creative Thinking Ability to Increase Student Mathematical of Junior High School by Applying Models Numbered Heads Together. Journal of Education and Practice, 7(6), 206-212.

Nasution, P. R., Surya, E., & Syahputra, E. (2015). Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa pada

(18)

14

Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konversional di SMPN 4 Padangsidempuan. 8(3),112-124.

Nurjaman, Adi & Sari, I. P. (2017). The Effect of Problem Posing Approach Towards Students’ Mathematical Disposition, Critical & Creative Thinking Ability Based On School Level. Journal of Mathematics Education, 6(1), 69-76. Rahmazatullaili, Cut, M, Z., & Said, M. (2015). Kemampuan Berpikir Kreatif dan

Pemecahan Masalah Siswa Melalui Penerapan Model Project Based Learning.

Jurnal Tadris Matematika, 10(2), 166-183.

Roslin, R., Mary, M. C., & Robert, M. C. (2014). The Effects of Problem Posing on Student Mathematical Learning: A Meta-Analysis. International Education Studies, 7(13), 227-141.

Runisah, Herman, T., & Dahlan, J. A. (2016). The Enhancement of Students’ Creative Thinking Skills in Mathematics Through The 5E Learning Cycle with Metacognitive Technique. International Journal of Education and Research.

4(7), 347-360.

Sariningsih, Ratna & Purwasih, R. (2017). Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Efficacy Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Nasional Pendidikan Matematika, 1(1), 163-177.

Sutama. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Surakarta: Fairuz Media.

Syafti, O. (2016). Pengaruh Problem Based Instruction Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Kepemimpinan dan Pengurus Sekolah.1(2), 157-167.

Gambar

Tabel 1 Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Tabel 3 Rangkuman Analisis Variansi 2 Jalur dengan Sel Tak Sama
Tabel 4 Rangkuman Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal  Strategi
Tabel 5 Uji Komparasi Rerata Antar Kolom  H 0  H 1  F hitung  (q-1)F α;q-1;N-pq  Keterangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Improving Reading Skills through Skimming and Scanning Techniques at a Public School: Action Research... Citra Agustya

Toponimi di wilayah Kabupaten Banyu- mas sebagai salah satu tinggalan budaya Sunda masa silam yang ada di Jawa Tengah masih dapat dilacak, baik pada individu masyarakat maupun

Konsep pengembangan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman pada materi Pneumatik dan hidrolik adalah memilh media pembelajaran yang komu- nikatif, interaktif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh penggunaan metode promosi kesehatan individu dan kelompok terhadap pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas (return on asset) pada PT Bank Tabungan Negara

sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai.. tujuan itu semua disamping ada faktor lain

Putusan tersebut merupakan konfirmasi terhadap kekuasaan negara untuk melarang induksi setelah janin mampu hidup di luar rahim, apabila hukum mengatur tentang pengecualian

Berdasarkan ketentuan pasal 6 tersebut, diskriminasi harga dilarang apabila pelaku usaha membuat suatu perjanjian dengan pelaku usaha lain yang mengakibatkan pembeli