• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DI SD NEGERI MAKMURJAYA IV KARAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DI SD NEGERI MAKMURJAYA IV KARAWANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DI SD NEGERI

MAKMURJAYA IV KARAWANG

Mahpudin Universitas Majalengka Mahpudin893@gmail.com

ABSTRAK

Artikel didasarkan pada hasil penelitian yang dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar IPS di sekolah dasar. Kondisi ini banyak dipengaruhi oleh proses belajar mengajar yang kurang efektif, pada saat menyampaikan materi ajar, guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah sehingga timbul verbalisme pada diri siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah alternatif yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPS di SDN Makmurjaya IV. Penggunaan media audio-visual menjadi alternatif yang ditawarkan untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan desain Kemmis Mc. Taggart yang terdiri dari tiga siklus dengan setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada materi kegiatan ekonomi di Indonesia setelah menggunakan media audio-visual. dengan menggunakan media audio-visual, materi yang diajarkan menjadi lebih konkrit dan memberikan pengalaman yang mendekati pengalaman nyata pada diri siswa sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.

Kata Kunci: Media audio-visual, Hasil Belajar, IPS

Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat memberikan kontribusi positif untuk perkembangan suatu bangsa. Belajar merupakan kegiatan pokok dari sebuah program pendidikan. Proses pembelajaran akan berpengaruh terhadapa pencapaian sebuah tujuan pendidikan.Dimyati

dan Modjiono (2006:156)

mengemukakan bahwa “belajar

adalah suatu proses yang melibatkan manusia secara perorangan sebagai satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan,

(2)

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu synthetic antara disiplin ilmu pendidikan dan disiplin ilmu sosial itu sendiri. Maka, didalam pengembangan IPS tidak saja didasarkan pada pengembangan dari segi keilmuan semata melainkan diarahkan untuk tujuan pendidikan.Temuan yang menarik perhatian yang dirasa pelu untuk dikaji lebih mendalam adalah, proses pembelajaran IPS yang terjadi di dalam kelas sering kali menjadikan IPS sebagai mata pelajaran yang bersifat hafalan. Hal ini mengakibatkan pengalaman belajar yang diterima siswa hanya berupa pengalaman dengan kata-kata saja, siswa menjadi hafal mengenai isi dari pelajaran yang disampaikan namun tidak begitu memahami makna dari apa yang dia hafal, selain itu informasi yang berupa kata-kata saja cenderung kurang menarik dan mudah dilupakan. Sebuah kata tidak dengan sendirinya mengandung arti tertentu bagi seseorang. Untuk itu, pengalaman nyata merupakan pengalaman belajar yang lebih epektif untuk memberi suatu pengertian karena pengalaman nyata mengikut sertakan semua indera dan akal. Akan tetapi karena keterbatasan hidup manusia, tidak mungkin manusia mendapatkan semua pengalaman nyata yang langsung dialami. Selain itu, manusia tidak mungkin bisa hidup dengan pola dan

kondisi hidup manusia lainnya untuk dapat mengalami semua pengalaman.

Oleh karena pengalaman nyata tidak selalu dapat dihayati dan pengalaman dengan kata-kata tidak selalu dapat dimengerti, maka diperlukan sesuatu untuk dapat menjembatani permasalahan tersebut. Hal itu adalah dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual. Penggunaan media audio-visual dalam proses pembelajaran mampu memberikan pengalaman belajar yang mendekati kepada pengalaman nyata kepada siswa sehingga pengetahuan yang didapat tidak hanya sebatas pengetahuan berupa hafalan, namun siswa dapat mengetahui makna dari konsep tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian dalam rangka memecahkan permasalahan pembelajaran IPSdi SD Negeri Makmurjaya IV Kabupaten Karawang dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Audio-visual di SD Negeri Makmurjaya IV Karawang”

Studi Literatur

PembelajaranIPS di Sekolah Dasar

(3)

“pembelajaran pada hakikatnya

merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran merupakan komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa dalam sebuah lingkungan yang sengaja dikelola untuk terjadinya situasi belajar pada diri siswa sehingga tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

IPS sendiri merupakan penyederhanaan dari disiplin-disiplin ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin ilmu lainnya serta maslah-masalah soalial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Djahiri dan

Ma‟mun (1978:2) berpendapat bahwa “IPS atau studi sosial konsep -konsepnya merupakan konsep pilihan dari berbagai ilmu lalu dipadukan dan diolah secara didaktis-pedagogis sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa”.

Sedangkan Somantri (2001:101)

berpendapat bahwa “ Istilah IPS

merupakan subprogram pada tingkat pendidikan dasar dan menengah,

maka lahirlah nama IPS”. Pendidikan IPS memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasiona, karena pendidikan IPS mengembangkan potensi siswa menjadi manusia yang

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sebagaimana yang menjadi tujuan pendidikan nasional juga merupakan tujuan pendidikan IPS. Menurut Chapin dan Messick (Susanto, 2014:10) bahwa tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokkan ke dalam enam komponen, yaitu:

1. Memberi pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.

2. Mengembangkan

keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi. 3. Mengembangkan nilai sikap

demokrasi dalam

bermasyarakat.

4. Menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial. 5. Ditujukan pada pembekalan

pengetahuan, pengembangan berpikir dan kemampuan berpikir kritis, melatih kebebasan keterampilan dan kebiasaan.

6. Ditujukan kepada peserta didik untuk mampu memahami hal yang bersifat konkret, realistis dalam kehidupan sosial.

Sementara itu, Hasan (Supriatna, 2007:5) mengungkapkan bahwa

(4)

dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai

pribadi‟. Mutaqin (2003:12-13) mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara keseluruhan membantu setiap individu untuk meningkatkan aspek ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai keterampilan. Disamping juga memenuhikebutuhan human relationship, civic responsibility, economic competence, dan thinking ability.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dimaknai bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan interaksi dari berbagai unsur pembelajaran dalam sebuah lingkungan yang dirancang sedemikian rupa untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa, kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, serta pengembangan diri siswa. .

Media Audio-visual

Media media berasal dari bahasa latin “Medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Heinich (Azhar,

2009: 4) „istilah medium sebagai

perantarayang mengantar informasi

antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya

adalah media komunikasi.‟

Pengertian media dalam kegiatan

pembelajaran menurut

Briggs(Hernawan, 2007:4) adalah

„Sarana fisik untuk menyampaikan

isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan

sebagainya.‟Secara umum media dapat dibedakan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.

Media audio-visual merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar.

Penggunaan media audio-visual akan semakin melengkapi dan mengoptimalkan penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher) tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media audio-visual, maka pern guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. (Hernawan, dkk., 2007: 34).

Metode Penelitian

(5)

upaya guru dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Wardani, dkk. (2006:14)

mengemukakan bahwa “Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat. Desain penelitian

tindakan kelas yang digunakan mengacu kepada desain Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan yang meliputi tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect).

Berikut merupakan alur PTK desain Kemmis dan Mc. Taaggart.

Gambar1 Alur PTK Desain Kemmis & Mc. Taggart Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Siklus 1

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Siklus 2

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

(6)

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaanini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan melihat kurikulum yang digunakan, menganalisis materi yang nanti akan diberikan, kemudian menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang akan di ajarkan, menyiapkan sumber belajar berupa buku paket kelas V.

Menentukan model

pembelajaran, menyusun instrumen penilaian. Hal ini dilakukan agar pada saat pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat baik mengenai

penggunaan metode

pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, dan perangkat pembelajaran lainnya. 3. Observasi

Pada kegiatan observasi peneliti mengamati siswa yang sedang melakukan pembelajaran dengan media audio-visual.

Mengamati keaktifan siswa, kerja sama siswa, kekompakan. Observasi ini juga mengamati bahwa pembelajaran harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga peneliti mengetahui apakah ada kendala atau tidak.

4. Refleksi

Pada tahapan ini peneliti melakukan evaluasi dengan memberikan instrumen penilaian berupa tes lisan maupun tertulis. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian hasil belajar siswa dengan media audio-visual

Adapun pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Negeri Makmurjaya IV Kecamatan Jayakerta Kabupaten Karawang. Dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN Makmurjaya IV.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada setiap siklusnya mengalami peningkatan yang cukup memuaskan, data hasil belajar pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III disajikan dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1

(7)

No. Kode Siswa

Niai Pra

Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

1 s 1 40 60 60 80

2 s 2 80 80 95 100

3 s 3 40 60 70 80

4 s 4 20 45 60 75

5 s 5 60 80 85 85

6 s 6 60 60 65 70

7 s 7 40 55 60 70

8 s 8 60 80 80 85

9 s 9 40 50 65 70

10 s 10 35 45 50 65

11 s 11 40 65 65 70

12 s 12 35 50 55 65

13 s 13 60 60 65 70

14 s 14 55 70 70 80

15 s 15 45 65 70 70

16 s 16 60 60 70 70

17 s 17 40 70 75 80

18 s 18 20 50 60 70

19 s 19 50 60 60 70

20 s 20 45 60 65 75

Jumlah 925 1225 1345 1500

Rata-rata 46,25 61,25 67,25 75

Sebelum menggunakan media audio-visual, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pokok bahasan kegiatan ekonomi di Indonesia belum mencapai tingkat yang dikatakan berhasil atau optimal. hal ini bisa terlihat dari nilai rata-rata pra siklus siswa yang masih rendah yaitu 46,25. Setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual, hasil tes pada setiap siklus

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 61,25. meningkat menjadi 67,25 di siklus II, dan menjadi 75 pada siklus III.

(8)

Gambar 2

Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran. terlihat respon yang cukup baik dari siswa, siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. terlebih lagi media audio-visual dapat membawa siswa mendapatkan pengalaman yang mendekati pengalaman nyata sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi ajar.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran IPS, skor rata-rata hasil belajar siswa kelas V SDN Makmurjaya IV Kecamatan Jayakerta Kabupaten Karawang mengenai pokok bahasan kegiatan ekonomi di Indonesia masih

rendah. Hal ini terlihat dari kondisi awal hasil belajar siswa pada pra siklus rata-rata skor hasil belajar hanya sebesar 46,25. Nilai tersebut masih dibawah KKM.

2. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual cukup baik. Selama pembelajaran berlangsung siswa antusias untuk mengikuti pelajaran dengan baik, motivasi mereka meningkat karena mereka lebih dapat memaknai materi ajar yang disampaikan. 3. Setelah menggunakan media

audio-visual, jika dilihat dari hasil belajar siswa rata-rata skor hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Dari pra siklus dengan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 46,25, siklus I rata-rata hasil belajar siswa 0

10 20 30 40 50 60 70 80

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

(9)

61,25 meningkat di siklus II menjadi 67,25 lalu mengalami peningkatan lagi di siklus III menjadi 75. Hal ini

menunjukkan bahwa

penggunaan media audio-visual epektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, membuktikan bahwa media audio visual efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah Guru diharapkan dapat melakuka terobosan-terobosan baru yang dapat menggugah minat belajar siswa seperti dalam penggunaan media pembelajaran sehingga dapat menghasilkan kualitas pembelajaran yang memuaskan.

Penelitian yang dilakukan terbatas pada penggunaan media audio-visual pada kelas V Sekolah Dasar, mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang menjadi tindak lanjut dari penelitian ini, yaitu penggunaan media audio-visual pada tingkatan usia yang berbeda dan pada materi ajar yang berbeda.

Daftar Pustaka

Azhar, A. (2009). Media Pambelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, O. (1980). Pendekatan Baru strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hernawan, dkk. (2007). Media Pembelajaran Sekolah dasar. Bandung: UPI PRESS.

Somantri,M.N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: UPI Bekerja Sama dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Supriatna, N., dkk. (2007). Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS.

Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Gambar

Gambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Letak lokasi tanah yang akan dibuatkan Tidak 1 (satu) Minggu Petunjuk Teknis Program Pem- Kepmenkop & UKM Hak Atas Tanah Program sertifikasi. sertifikat jelas batas-batasnya

Core Stability Exercise melibatkan otot – otot kepala dan leher, trunk, scapula, pelvik dan femur sehingga, dengan dilakukan latihan stabilisasi diharapkan dapat

Any Arisanti1 dan IBK Bayangkara, 2016, Analisis Perbandingan Antara Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added Sebagai Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi

Seni tradisional Benjang ini berkembang dan diyakini oleh masyarakat Ujungberung sebagai hasil budaya daerah setempat. Seni tradisional benjang dari dulu sampai

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir melalui Dinas Pariwisata Seni dan Budaya telah melakukan strategi komunikasi pemasaran yang

Skripsi ini berjudul “Analisis Kritik Sosial Pada Film Warkop DKI Reborn (Menggunakan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough)”.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Garis pangkal normal untuk mengukur lebar laut teritorial adalah garis air rendah sepanjang pantai atau garis antara yang berimpit dengan garis pantai yang dinyatakan

Tri Resta Yo gias mengatakan bahwa gerakan dakwah PC IMM selalu menggunakan pola dakwah dakwah Pimpinan Cabang Ikatan mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Palembang