• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan pada Siswa Kelas IV Melalui Media Audio-Visual di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan pada Siswa Kelas IV Melalui Media Audio-Visual di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELALUI MEDIA

AUDIO-VISUAL

PADA SISWA KELAS IV

MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO SURUH

KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

WINDAWATI

NIM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELALUI MEDIA

AUDIO-VISUAL

PADA SISWA KELAS IV

MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO SURUH

KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

WINDAWATI

NIM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

َنيِرِباَّصلا َعَم َ َّاللَّ َّنِإ ۚ ِة َلََّصلاَو ِرْبَّصلاِب اىُنيِعَتْسا اىُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al -Baqarah: )

PERSEMBAHAN

. Untuk orangtua saya tercinta Bapak Jumari dan Ibu Warsini.

. Untuk Mbak Riya dan Mas Pramono serta keponakan tersayang (Pandu dan Padma).

. Untuk Om Slamet dan Tante Lastri serta keponakan tercinta (Nico dan Indra).

. Untuk Om Bram dan Tante Faizah, mbah kakung (Wasiman) serta mbah putri (Tinah).

. Untuk seluruh keluarga besar saya.

. Untuk sahabat karib saya (Anim, Dina, Selvi, dan Ulya).

. Untuk Abah Mahfud sekeluarga serta seluruh teman-teman santri Edimancoro.

. Untuk teman-teman PGMI seangkatan dan seluruh teman-teman seperjuangan saya.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah serta InayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi

Daur Hidup Hewan Pada Siswa Kelas IV Melalui Media Audio-Visual di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang Tahun Ajaran ” ini yang

merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju jalan yang terang benderang.

Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:

. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

. Ibu Peni Susapti selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.

(9)
(10)

x

ABSTRAK

Windawati. . Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan pada Siswa Kelas IV Melalui Media Audio-Visual di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang Tahun Ajaran . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si.

Kata kunci: Hasil belajar IPA dan media audio-visual.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar dan pencapaian target KKM pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang tahun ajaran . Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester dua pada tahun .

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan media

(11)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

(12)
(13)

xiii

(14)

xiv DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

(16)

xvi

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I Lampiran Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II Lampiran Soal pre-test dan kunci jawaban

Lampiran Soal post-test siklus I dan kunci jawaban Lampiran Soal post-test siklus II dan kunci jawaban Lampiran Lembar pengamatan guru siklus I

Lampiran Lembar pengamatan aktivitas siswa siklus I Lampiran Lembar pengamatan guru siklus II

Lampiran Lembar pengamatan aktivitas siswa siklus II Lampiran Dokumentasi

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Belajar dalam pandangan islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap saat manusia tidak pernah lepas dari aktivitas belajar. Dengan belajar manusia dapat mengetahui hal-hal baru yang belum diketahuinya. Allah memberikan pengajaran pertama kali kepada nabi Muhammad melalui surat al-Alaq ( ) ayat - yang berbunyi:

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.” (al-Qur’an al-Karim, : ).

Perintah untuk menuntut ilmu juga dijelaskan dalam hadis Bukhari dan Muslim yang berbunyi:

ٍةَوِلْسُهَو ٍنِلْسُه ِّلُك ىَلَع ٌةَضْيِزَف ِنْلِعْلا ُبَلَط

“Menuntut ilmu itu fardhu (wajib) bagi Muslimin danMuslimat.” (Riwayat al

(20)

Pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. Tahun adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku yang ditandai dengan berubahnya perilaku seorang pembelajar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

Proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.

Era transformasi pendidikan abad ke- merupakan arus perubahan dimana guru dan siswa akan sama-sama memainkan peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Peranan guru bukan hanya sebagai transfer of knowledge atau guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang bisa melakukan apa saja (teacher center), melainkan guru sebagai mediator dan fasilitator aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang ada pada dirinya.

(21)

observasi dan demikian seterusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Salirawati, : ). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya. IPA merupakan mata pelajaran wajib di sekolah. Mata pelajaran ini ini diberikan untuk memberikan pengetahuan tentang benda-benda disekitar serta kejadian di lingkungan sekitar. Dengan adanya mata pelajaran IPA diharapkan siswa mampu mengenal lingkungannya dan dapat mengembangkan pengetahuan serta gagasannya.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika. .

Proses pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

(22)

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan memiliki sifat ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensi siswa agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA merupakan suatu wahana untuk mengembangkan siswa berpikir rasional dan ilmiah. Pendidikan IPA dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar.

Dari hasil survei di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh pada hari

kamis tanggal April pada kelas IV, peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas tersebut yaitu rata-rata hasil belajar IPA pada materi daur hidup hewan masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu . Rata-rata nilai IPA di kelas IV pada materi daur hidup hewan adalah . Dari permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa serta mampu membuat siswa aktif dan kreatif dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada mata pelajaran daur hidup hewan.

(23)

dengan komponen-komponen pengajaran. Di dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, : ). Jadi, kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru.

Perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat terseebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.

(24)

hewan. Pembelajaran yang peneliti kembangkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual.

Media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan (Rusman, : ). Melalui media ini, seseorang tidak hanya dapat melihat atau

mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Secara umum media audio—visual menurut teori kerucut pengalaman Edgar Dale mmemiliki efektivitas yang tinggi daripada media

visual atau audio.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN

HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN PADA

SISWA KELAS IV MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN

AUDIO-VISUAL DI MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO SURUH KAB.

SEMARANG TAHUN AJARAN ”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini apakah penerapan media pembelajaran audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV MI Asysyafi’iyyah Suruh Kab.

(25)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi daur hidup hewan melalui penerapan media pembelajaran

audio-visual pada siswa kelas IV MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab.

Semarang tahun .

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis atau dugaan sementara yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah penerapan media pembelajaran

audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab.

Semarang tahun . . Indikator Keberhasilan

Penerapan media pembelajaran audio-visual bisa dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapaun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: a. Adanya perubahan tingkah laku yang positif pada setiap peserta didik

setelah mengikuti pembelajaran.

(26)

c. Adanya rasa senang, aktif, inovatif, dan kreatif dalam pembelajaran.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik itu secara khusus atau pun umum.

a. Kegunaan Khusus

) Bagi penulis: dapat menghasilkan desain media pembelajaran audio-visual yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan khususnya pada materi daur hidup hewan.

) Bagi sekolah: tersedianya media pembelajaran audio-visual yang dapat membantu proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPA kelas IV materi daur hidup hewan.

) Bagi guru: dapat menjadi alternatif dalam pemilihan media pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran dalam kelas. ) Bagi siswa :dapat memberikan dampak positif terhadap proses dan

hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan. b. Kegunaan Umum

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan pengembangan media pembelajaran inovatif guna meningkatkan proses dan hasil belajar.

F. Definisi Operasional

(27)

. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir (Rusman, : ). Jadi hasil belajar adalah sesuatu yang yang diperoleh setelah belajar baik itu berupa nilai, perubahan tingkah laku, maupun berbagai pengalaman lain.

. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Daur Hidup Hewan Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia yang mana pembelajarannya berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA (Susanto, : ). Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang membahas tentang alam dan sekitarnya dengan berdasarkan konsep ilmiah.

Daur hidup hewan adalah tahapan perkembangan hewan dari telur hingga dewasa (Sunarto dkk, : ). Daur hidup hewan merupakan perubahan yang dialami oleh makhluk hidup selama hidupnya. . Media Pembelajaran audio-visual

(28)

antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, : ). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menyampaikan pembelajaran.

Media pembelajaran berbasis audio-visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan (Rusman, : ). Media pembelajaran audio-visual adalah media pembelajaran yang bisa dilihat dan didengar.

G. Metode Penelitian

. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara ( ) merencanakan, ( ) melaksanakan, dan ( ) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dwitagama, : ). PTK biasa dilakukan guru dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Melalui PTK seorang guru dapat mengadaptasi teori lain untuk kepentingan proses/produk belajar yang lebih efektif, optimal, dan fungsional. Artinya, guru selalu dituntut untuk berjiwa kreatif dan inovatif dalam mengahadapi persoalan pembelajaran (Arikunto dkk, : ).

(29)

Bagan . Skema Pelaksanaan Siklus PTK

. Lokasi penelitian

Penelitian ini berlokasi di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh

Kabupaten Semarang tahun . . Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan April sampai Juni . Adapun rinciannya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

(30)

Tabel . Waktu Penelitian

. Subjek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh

Kabupaten Semarang. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kabupaten Semarang.dengan jumlah

siswa siswa yang terdiri dari laki-laki sebanyak orang dan perempuan sebanyak orang.

. Langkah-langkah penelitian a. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto dkk, : ). Langkahnya adalah sebagai berikut:

. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan media pembelajaran audio-visual.

. Mempersiapkan sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

. Mempersiapkan soal mengenai materi daur hidup hewan.

No Deskripsi April . Penyusunan proposal

penelitian

V

. Penyusunan landasan teori V V . Persiapan Penelitian V V . Pelaksanaan penelitian V

. Analisis data V V

(31)

b. Pelaksanaan Tindakan ( Acting)

Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi aau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto, : ). Adapun pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut:

. Pelaksanaan tindakan adalah implementasi dari apa yang telah direncanakan dalam seperangkat rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu menggunakan media pembelajaran audio-visual sebagaimana yang digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti ( eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi ) dan penutup.

. Memberikan motivasi

. Menyajikan materi pelajaran melalui media pembelajaran audio-visual

. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

. Memberikan penguatan dan kesimpulan

. Melakukan pengamatan c. Pengamatan ( Observation )

(32)

d. Refleksi ( Reflection )

Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran dikelas. Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi apakah model pembelajaran dengan pembelajaran presentasi power point yang digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan maka perlu dilanjutkan dalam kegiataan penelitian pada siklus II, begitu seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan.

. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, observasi kegiatan siswa, dan observasi tentang bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar IPA dengan media pembelajaran audio-visual.

(33)

pelaksanaan siklus tersebut yang kemudian akan direfleksikan pada siklus berikutnya.

b. Tes

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA materi daur hidup hewan sebelum dan setelah melakukan penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah pretest dan posttest. Pretest adalah evaluasi sebelum penyajian materi dan posttest adalah evaluasi setelah penyajian materi menggunakan pembelajaran media audio-visual. Soal

pre-test terdiri dari sepuluh soal pilihan ganda dan soal posttest terdiri dari sepuluh soal berupa lima soal isian dan lima soal uraian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berupa angket siswa, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang dianggap penting.

. Instrumen Penelitian

(34)

d. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk menjamin keterlaksanaan pembelajaran dengan media pembelajaran audio-visual. Lembar observasi adalah lembar penilaian untuk menilai aktifitas belajar siswa dan performance guru dalam mengajar.

e. Lembar soal ujian atau tes

Tes adalah alat ukur atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes yang digunakan dalam penilaian ini adalah tes tertulis yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual.

f. Angket

Angket digunakan oleh peneliti untuk mencari informasi yang lengkap mengenai masalah yang akan diteliti yang dalam hal ini adalah respon pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran audio-visual.

Angket dibuat langsung oleh guru (Sudaryono dkk, : ). . Analisis Data

Analisis data pada dasarnya adalah upaya memilih, memilah, membuang, dan menggolongkan data untuk menjawab dua hal pokok; (a) tema apa yang dapat Anda temukan pada data yang telah Anda kumpulkan dan (b) seberapa jauh data tersebut dapat mendukung tema penelitian. (Muslich, : ).

(35)

N

g. Penilaian rata-rata kelas

Penilaian rata-rata kelas dicari dengan menggunakan rumus: M = ∑

Keterangan:

M = Mean (nilai rata-rata)

∑ = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai

setiap individu N = Banyaknya individu (Djamarah, : ).

h. Penilaian Untuk Ketuntasan Belajar

Penilaian untuk ketuntasan belajar menggunakan rumus:

x

= Nilai dalam persen = Frekuensi

= Jumlah Keseluruhan (Djamarah, : - ).

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

(36)

indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Berisi kajian pustaka yang mencakup hasil belajar siswa meliputi definisi belajar, prinsip-prinsip belajar, asas-asas belajar, definisi hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, klasifikasi hasil belajar, definisi evaluasi belajar, fungsi dan tujuan evaluasi belajar, prinsip evaluasi belajar, ragam alat evaluasi. Pembelajaran IPA di MI meliputi pengertian mata pelajaran IPA, pembelajaran IPA di SD/MI, pembelajaran materi daur hidup hewan. Media pembelajaran meliputi definisi media pembelajaran, ciri media pembelajaran, tujuan dan manfaat media pembelajaran, klasifikasi media pembelajaran, media pembelajaran

audio-visual dalam pembelajaran,

Bab III Pelaksanaan Penelitian mencakup: Subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: Deskripsi paparan per siklus meliputi, deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus II, dan pembahasan.

(37)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

. Belajar

a. Definisi Belajar

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang sangat penting/vital. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing) (Hamalik, : ).

Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan .

Burton mengartikan bahwa “Belajar sebagai perubahan

tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya” (Rusman : ). Dari

(38)

dikatakan sedang belajar. Kegiatan atau aktivitas tersebut disebut aktivitas belajar. intinya bahwa belajar adalah proses.

Pada hakikatnya belajar merujuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku.

Berdasarkan pengertian-pengertian belajar diatas, maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya ada tiga komponen dalam kegiatan belajar yakni: sesuatu yang dipelajari, proses belajar dan hasil belajar (Fathurrohman dan Sulistyorini, : ). Rangkaian kegiatan belajar di atas dapat di ilustrasikan pada bagan berikut:

Bagan . Rangkaian Kegiatan Belajar

b. Prinsip-prinsip belajar

Prinsip-prinsip belajar relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual (Rusman, : ).

. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang

(39)

dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

Motivasi erat kaitannya dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.

. Keaktifan

Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri.

. Keterlibatan langsung

Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam cone experience atau kerucut pengalaman, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung.

. Pengulangan

(40)

. Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam belajar membuat siswa bergarah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

. Balikan dan penguatan

Contoh dari balikan dan penguatan adalah siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai jelek ketika ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat.

. Perbedaaan individu

Siswa merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

c. Asas-asas belajar . Tujuan belajar

(41)

oleh siswa sendiri sanagat bermakna dalam upaya menggerakkkan kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang optimal.

. Motivasi belajar

Motivasi dapat bersumber dari dalam diri siswa sendiri berdasarkan kebutuhan, dorongan dan kesadaran pada tujuan belajar. Motivasi ini disebut motivasi intrinsik. Motivasi belajar dapat juga tumbuh berdasarkan rangsangan dan tekanan atau desakan dari luar, misalnya dengan hadiah, ganjaran, hukuman dan pemberian harapan lainnya, yang disebut motivasi ekstrinsik. . Umpan balik hasil belajar

Guru dapat memberikan umpan balik dengan berbagai cara, seperti: mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban silih berganti, antara guru dan para siswa, pertukaran dan mengoreksi karangan-karangan di dalam kelas, memeriksa karangan oleh seorang volunteer kelas, atau mengecek dan mengomentari langsung di tempat oleh guru sambil berkeliling di dalam kelas.

. Transfer hasil belajar

(42)

. Hasil belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rusman, : ). Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterammpilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadinya perubahan perilaku pada saat proses belajar diamati pada perubahan perilaku siswa setelah dilakukan penilaian. Guru harus dapat mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya. Nilai itu diperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir. Kemudian dari tes itulah guru menentukan prestasi belajar siswanya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

(43)

. Faktor internal a. Faktor fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

b. Faktor psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.

. Faktor eksternal a. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

b. Faktor instrumental

(44)

belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru (Rusman, : - ). c. Klasifikasi hasil belajar

Menurut Bloom tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:

. Domain kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berpikir.

. Domain afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai. . Domain psikomotor; berkenaan dengan suatu

keterampilan-keterampilan atau gerakan-gerakan fisik (Rusman, : ). . Evaluasi hasil belajar

a. Definisi evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, : ).

b. Fungsi dan tujuan evaluasi hasil belajar Fungsi evaluasi hasil belajar:

(45)

masing siswa. Untuk menentukan jenis dan tingkat kesulitan siswa serta faktor penyebabnya dapat diketahui dari hasil belajar atau hasil dari evaluasi tersebut.

. Untuk seleksi. Hasil evaluasi dapat digunakan dalam rangka menyeleksi calon siswa dalam rangka penerimaan siswa baru dan atau melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

. Untuk kenaikan kelas. Hasil evaluasi digunakan untuk menetapkan siswa mana yang memenuhi rangking atau ukuran yang ditetapkan dalam rangka kenaikan kelas.

. Untuk penempatan. Para lulusan yang ingin bekerja pada suatu instansi atau perusahaan peru menyiapkan transkip program studi yang telah ditempuhnya, yang juga memuat nilai-nilai hasil evaluasi belajar.

Evaluasi hasil belajar memiliki tujuan-tujuan tertentu:

a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui kegiatan belajar.

b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhaan kelas maupun masing-masing individu.

(46)

d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara menganal kemajuannnya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.

e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas.

f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.

c. Prinsip-prinsip evaluasi

Evaluasi adalah penilaian tentang suatu aspek yang dihubungkan dengan situasi aspek lainnya sehinggga diperoleh suatu gambaran yang menyeluruh yang ditinjau dari beberapa segi. Evaluasi diartikan sebagai proses penilaian tentang keberhasilan tujuan-tujuan pendidikan yang dapat dicapai.

Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaan evaluasi perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai dasar pelaksanaan penilaian. Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif.

(47)

c. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan dua macam penilaian yaitu penilaian yang norm referenced dan yang

orientation referenced.

d. Pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar.

e. Penilaian hendaknya bersifat komparabel

f. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.

Penilaian dapat berhasil jika dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip berikut:

. Prinsip kesinambungan (kontinuitas): penilaian hendaknya dilakukan secara berkesinambungan.

. Prinsip menyeluruh: penilaian harus mengumpulkan data mengenai seluruh aspek kepribadian.

. Prinsip objektif: penilaian diusahakan agar seobjektif mungkin. . Prinsip sistematis: penilaian harus dilakukan secara sistematis dan

teratur (Rusyan dkk, : - ). d. Ragam alat evaluasi

Menurut Rusyan dkk ( : ) alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes dan non tes.

. Tes

(48)

b. Tes tulisan c. Tes tindakan . Non tes

Alat evaluasi jenis ini antara lain ialah:

a. Observasi, yakni pengamatan pada tingkah laku pada suatu situasi tertentu.

b. Wawancara, yakni berkomunikasi langsung antara yang mewawancara dengan yang diwawancara.

c. Studi kasus, yaitu mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus-menerus untuk melihat perkembangannya.

d. Skala penilaian, yaitu salah satu alat penilaian yang mempergunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negatif sampai kepada ujung yang positif sehingga pada skala tersebut si penilai tinggal membubuhi tanda cek saja.

e. Chek list, sebenarnya hampir menyerupai skala penilaian, hanya pada skala ini tidak perlu disusun kriteria dari negatif sampai ke yang positif, tetapi bukan dengan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan diminta dari yang dievaluasi. f. Inventory, yaitu pertanyaan di mana yang ditanya tinggal

(49)

Pada prinsipnya evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Adapun ragam evaluasi hasil belajar menurut Syah Muhibbin ( : ) antara lain:

. Pre-Test dan Post-Test

Kegiatan Pre-Test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan Post-Test yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat terbatas.

. Evaluasi Prasyarat

Evaluasi prasyarat bertujuan untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh evaluasi pelajaran perkalian bilangan, karena penjumlahan merupakan prasyarat perkalian.

. Evaluasi Diagnostik

(50)

beratkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.

. Evaluasi Formatif

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan”

yang dilakukan pada setiap akhir penyajiann suatu pelajaran. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik kesulitan belajar siswa, sebagai bahan pertimbangan pengajaran remidial/perbaikan.

. Evaluasi Sumatif

Penilaian sumatif dapat dipandang sebagai ulangan umum, yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester tahun ajaran. Hasilnya dijadikann laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.

B. Mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan

. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

(51)

Proses pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia yaitu melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi observasi dan demikian seterusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Salirawati, : ). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya. IPA merupakan mata pelajaran wajib di sekolah. Mata pelajaran ini ini diberikan untuk memberikan pengetahuan tentang benda-benda disekitar serta kejadian di lingkungan sekitar. Dengan adanya mata pelajaran IPA diharapkan siswa mampu mengenal lingkungannya dan dapat mengembangkan pengetahuan serta gagasannya.

Menurut Lord Bullock dalam Garnida dan Budiman, ( : ) IPA merupakan suatu proses terbuka dan IPA dipandang sebagai studi yang banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yaitu suatu studi yang memerlukan imajinasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis. a. Fungsi Mata Pelajaran IPA di MI

(52)

. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

. Mengembangkan keterampilan proses.

. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan berkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. (Garnida dan Budiman, : - )

b. Tujuan Pembelajaran IPA di MI

Tujuan pembelajaran IPA di MI adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

(53)

. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.

. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama, dan mandiri.

. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sebagai kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Garnida dan Budiman, : ).

c. Ruang lingkup Pelajaran IPA untuk MI

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya.

. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : udara, air,tanah dan batuan.

(54)

. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya (Garnida dan Budiman, : ).

. Materi daur hidup hewan a. Tahapan daur hidup hewan

Daur hidup hewan adalah tahapan perkembangan hewan dari telur hingga dewasa. Setiap makhluk hidup dapat bertambah jumlahnya karena berkembang biak. Ada yang berkemmbang biak dengan bertelur ada pula yang melahirkan.

Telur hewan ada yang langsung menetas menjadi anak yang mirip seperti induknya, contohnya ayam. Ada juga telur hewan yang menetas menjadi anak tetapi tidak mirip dengan induknya, contohnya kupu-kupu. Hewan-hewan ini akan menyerupai induknya melalui perubahan bentuk secara bertahap.

Perubahan bentuk hewan tersebut dinamakan metamorfosis. Metamorfosis ada yang sempurna dan ada yang tidak sempurna. Metamorfosis sempurna terjadi pada kupu-kupu, katak, dan nyamuk. Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada kecoa, jangkrik, dan belalang.

. Metamorfosis sempurna

a. Tahapan daur hidup kupu-kupu

(55)

dan muncullah larva yang dinamakan ulat. Ulat selalu memakan daun tempat dimana ia berada, akibatnya daun akan habis. Ulat memiliki kelenjar ludah yang dapat merubah air ludah menjadi serat, kemudian digunakan untuk menutupi tubuhnya sehingga membentuk kepompong. Selama menjadi kepompong ulat tidak makan. Pada tahap ini ulat mengalami beberapa peruabahan baik pada bentuknya maupun pada alat-alat di dalam tubuhnya. Setelah itu, dari dalam kepomping akan muncul kupu-kupu yang sudah siap terbang.

b. Tahapan daur hidup katak

(56)

c. Tahapan daur hidup nyamuk

Tahapan metamorfosis pada nyamuk sama dengan kupu-kupu. Hanya saja, kupu-kupu bertelur di daun, sedangkan nyamuk bertelur di air. Genangan air biasanya oleh nyamuk untuk meletakkan telurnya.

. Metamorfosis tidak sempurna a. Tahapan daur hidup belalang

Belalang tidak memiliki tahapan larva dan kepompong. Telur belalang menetas menjadi hewan muda yang disebut nimfa. Nimfa ini mirip dengan hewan dewasa tetapi kecil dan belum bersayap. Hewan muda ini berkembang dan mengalami pergantian kulit bekali-kali hingga dewasa.

b. Tahapan daur hidup kecoa

Tahapan daur hidup kecoa dimulai dari telur. Anak yang baru menetas dari telur kecoa memiliki bentuk yang mirip dengan induknya. Dengan demikian perubahan yang terjadi pada kecoa sama dengan yang terjadi pada belalang.

C. Media Pembelajaran Audio-visual

. Pengertian media pembelajaran

(57)

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, : ). Media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan (Anitah, : ).

Sadiman dkk ( : ) menambahkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

(58)

Gambar . Kerucut Pengalaman Edgar Dale

(59)

. Ciri-ciri media pendidikan

Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya (Arsyad, : ). Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Ciri fiksatif (fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dnegan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gmbarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b. Ciri manipulatif (manipulative property)

(60)

dipercepat, suatu kejadian dapat diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.

c. Ciri distributif (distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

. Fungsi dan manfaat media pendidikan

Levie & Lentz dalam Arsyad ( : ) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.

a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau mmembaca) teks yang bergambar.

c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

(61)

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Sudjana & Rivai dalam Arsyad ( : - ) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalamm proses belajar siswa, yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

. Klasifikasi media pembeajaran

(62)

Usaha-usaha ke arah taksonomi media telah dilakukan oleh beberapa ahli. Gagne misalnya, menglompokkan media berdasarkan tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada tujuh macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan media belajar (Sukiman, : ). Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual

diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan (Daryanto, : )

Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu ( ) media hasil teknologi cetak, ( ) media hasil teknologi audio-visual, ( ) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan ( ) media hasi gabungan teknologi cetak dan komputer (Arsyad, : ).

. Media audio-visual

a. Pengertian media audio-visual

(63)

b. Jenis media audio-visual

Jenis media audio-visual menurut Arsyad ( : - ) adalah: . Radio dan tape

Penggunaaan media audio dalam pembelajaran dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa. Media audio dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika akan memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media audio sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya.

. Kombinasi slide dan suara

Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi. Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibtkan-gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional. Tayangan satu atau seperangkat gambar bisa disertai oleh satu narasi yang sesuai sebagai pengantar dan pembelajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran.

(64)

a. Media film dan video

Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Definisi film menurut UU adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan alat atau bahan jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan lainnya.

Video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu yang berssamaan. Pada dasarnya hakikat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara yang proses perekamannya dan penayangannya melibatkan teknologi tertentu.

b. Televisi

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna.

(65)

anak-anak belajar melalui televisi mereka tidak hanya menamati acaranya dengan tenang, melainkan mereka juga memprhatikan perubahan-perubahan gambar yang terjadi. Demikian pula mereka memperhatikan susunan kata-kata dan teks yang ada.

c. Media audio-visual dengan slide presentasi serta kombinasi video dan suara

J.E Kemp dalam Sukiman ( : ) mengatakan bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengeruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh keterterikan minat, di mana tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam.

Media pembelajaran gabungan slide presentasi dan suara dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan-gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional. Tayangan satu atau seperangkat gambar bisa disertai oleh satu narasi yang sesuai sebagai pengantar dan pembelajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran. Narasi lain dapat disertakan terutama untuk menyajikan pelajaran secara lebih rinci.

Media video dapat dikombinasikan dengan slide

(66)

(67)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Awal

. Gambaran umum MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang

a. Lokasi penelitian

Alamat penelitian : Jalan Sunan Jati No. Kauman Jatirejo Kec. Suruh Kab. Semarang

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Materi pokok : Daur hidup hewan Kelas/semester : IV/

b. Visi dan misi MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang . Visi

Terwujudnya pendidikan dasar yang unggul dalam prestasi,taat beribadah serta berakhlaqul karimah.

. Misi

a. Mewujudkan proses belajar mengajar dan bimbingan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang mampu mengembangkan siswa secara maksimal.

(68)

c. Mewujudkan pendidikan yang demokratis, berakhlakul karimah, cerdas, sehat, distplin dan bertanggung jawab. d. Mewujudkan pendidikan yang berkepribadian dinamis,

terampil, menguasai pengetahuan, teknolologi dan seni.

e. Membimbing siswa untuk dapat mengenal lingkungan sehingga memiliki jiwa sosial yang tinggi.

c. Keadaan guru MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang

Guru di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang berjumlah orang, terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. Adapun data guru MI Asysyafi’iyyah adalah sebagai

berikut:

Tabel .

Daftar Guru MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang

No Nama Guru Jabatan Pendidikan

. Budiyanta, S.Pd. Kepala Sekolah S

. Dra.Tumadzur Adibah Guru S

. Ahmad Riyadi, S.Pd. Guru S

. Anis Azizah, S.Pd. Guru S

. Suharni, S.Pd. Guru S

. Aneke Mubassyiroh, S.Pd.I. Guru S

(69)

d. Data siswa tahun pelajaran

Data siswa MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab.

Semarang adalah sebagai berikut:

Tabel .

Daftar Siswa MI Asysyafi’iyyah Jaatirejo Suruh Kab. Semarang

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Jumlah ROMBEL L P

I

II

III

IV

V

VI

JUMLAH

e. Karakteristik siswa

Siswa kelas V MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab.

Semarang tahun berjumlah siswa terdiri dari orang siswa laki-laki dan orang siswa perempuan. Data keadaan peserta didik di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang adalah sebagai

berikut:

(70)

Data Keadaan Siswa

f. Perolehan nilai Pre-Test

Kondisi Awal (Pra Siklus) dilaksanakan pada Senin, Mei . Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pre-test untuk

memperoleh kemampuan awal siswa kelas IV MI Asysyafi’iyyah

(71)

Jatirejo Suruh Kab. Semarang. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran IPA kelas IV adalah . Berikut ini adalah hasil pre-test.

(72)

g. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki MI Asysyafi’iyyah

adalah sebagai berikut:

Tabel .

Jumlah dan Kondisi Bangunan

No Jenis Bangunan Jumlah Unit

Ruang Kelas

Ruang Kepala Sekolah

Ruang Guru

Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Toilet Guru

Toilet Siswa

Kantin

Tabel .

Sarana prasarana pendukung pembelajaran

No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Unit

Kursi Siswa

Meja Siswa

Kursi Guru di Ruang Kelas

Meja Guru di Ruang Kelas

Papan Tulis

Bola Sepak

(73)

Tabel .

Sarana dan prasarana pendukung lainnya

No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Unit

. Laptop

. Personal Komputer

. Printer

. Mesin Scanner

. LCD Proyektor

. Layar (screen)

. Meja Guru dan Tenaga Kependidikan

. Kursi Guru dan Tenaga Kependidikan

. Lemari Arsip

. Kotak Obat (P K)

g. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan semester genap tahun . Penelitian menggunakan media audio- visual, dilaksanakan dalam siklus. Penelitian ini dilaksanakan selama dua hari di kelas IV MI Asysy fi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang.

Waktu pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

) Kegiatan pra siklus untuk observasi dilaksanakan pada bulan April .

(74)

) Kegiatan siklus dilaksanakan pada tanggal Mei .

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal Mei di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang pada kelas

IV sebanyak siswa. Materi yang diangkat oleh penulis adalah materi semester I dengan standar kompetensi memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup, kompetensi dasar mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, dan pokok bahasan daur hidup hewan.

Pelaksanan tindakan siklus I ini di lakukan dalam tahapan, yaitu dengan laur perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :

. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan media Audio-Visual. Adapun materi yang dibahas adalahdaur hidup hewan.

b. Menyiapkan perangkat audio-visual seperti LCD, laptop, speaker dan perangkat lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

(75)

d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar melalui media audio-visual.

e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

. Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan pendahuluan

. Salam dan doa pembuka pelajaran. . Absensi.

. Apersepsi: guru bertanya kepada siswa serangga apa saja yang ada di sekitar.

. Menyampaikan materi pembelajaran. . Menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti

. Siswa diminta menjelaskan pengertian daur hidup hewan, metamorfosis, dan metamorfosis sempurna setelah membaca materi yang diberikan oleh guru.

. Siswa diminta menyebutkan gambar-gambar yang diperlihatkan oleh guru.

. Siswa diminta menyebutkan hewan apa saja yang mengalami metamorfosis sempurna.

(76)

. Guru menampilkan gambar daur hidup kupu-kupu, katak, dan nyamuk yang disertai dengan suara dengan menggunakan LCD. . Guru menayangkan video daur hidup kupu-kupu, katak, dan

nyamuk dan siswa diminta untuk mendeskripsikan urutan daur hidup kupu-kupu, katak, dan nyamuk secara individu.

. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan dan memberikan reward.

. Guru menjelaskan hubungan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

. Guru memberikan soal Post-test siklus I kepada siswa untuk dikerjakan.

c. Penutup

. Guru bersama siswa menyimpulkan materi dan tujuan serta memberikan motivasi kepada siswa.

. Guru menutup pelajaran dengan hamdallah bersama . Guru mengucapkan salam

. Pengamatan/Observasi

(77)

Tabel .

Perolehan Hasil Post Test Siklus I

No Nama L/P KKM Nilai Keterangan

. Muhamad Hasnan Habib L Tuntas

. G. Ahmad Dani L Tuntas

. F Ahmad Luthfi L Tuntas

. Putra L Tidak Tuntas

. Nila Nur Shovia P Tuntas

. Faris Risqi L Tuntas

. Muhamad Nurul Yaqin L Tuntas

. Nafisa Nur Aini P Tuntas

. Maya Mas Kanatul L P Tuntas

. Nara Fatimah Azzahra P Tuntas

. Mohamad Rama Dhani L Tuntas

. Nur Fuadah Fauzia P Tuntas

. Amanda Cariti Wulandari P Tuntas

. F. Adis Saputra L Tuntas

. Faza Taqiya Zahwa Farikhati P Tuntas

. Tanzila Yesa Noviana P Tuntas

. Kadia Husna A P Tuntas

. Intan P Tidak Tuntas

Jumlah Total

(78)

. Refleksi

Berdasarkan data temuan dari hasil pengamatan pembelajaran pada siklus I, ditemukan beberapa kekuatan dan kelemahan. Adapun kekuatannya yaitu:

a. Pada awal pelajaran guru memberikan apersepsi yang menarik sehingga siswa-siswa terpancing untuk berfikir dan antusias dalam mengikuti pelajaran.

b. Guru menjelaskan materi secara detail dengan menggunakan media

audio-visual dan siswa-siswi merasa tertarik dengan media yang digunakan.

c. Penggunaan waktu pembelajaran yang sesuai dengan yang ditentukan Disamping kekuatan ada juga kelemahannya, yaitu sebagai berikut: a. Siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan audio-visual

dalam hal ini yaitu LCD, sehingga masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan.

b. Guru kurang terampil dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga siswa terkadang tidak begitu memahami apa yang disampaikan guru. c. Penggunaan media yang kurang optimal oleh guru, sehingga

penyampaian materi menjadi tersendat.

d. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

(79)

Setelah melihat hasil pengamatan pada pembelajaran siklus I, ternyata masih terllihat banyak kelemahan yan harus diperbaiki. Maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.

C. Deskripsi Pelaksaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan semester II, pada tanggal Mei di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang pada kelas IV sebanyak siswa.Materi yang diangkat oleh penulis adalah materi semester I dengan standar kompetensi memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup, kompetensi dasar mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, dan pokok bahasan daur hidup hewan.

Pelaksanan tindakan siklus II ini di lakukan dalam tahapan, yaitu dengan laur perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :

. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan media Audio-Visual. Adapun materi yang dibahas adalahdaur hidup hewan.

(80)

c. Menyiapkan bahan ajar yang berkaitan dengan materi daur hidup hewan.

d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar melalui media audio-visual.

e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

. Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan pendahuluan

. Salam dan doa pembuka pelajaran. . Absensi.

. Apersepsi: guru bertanya kepada siswa serangga apa saja yang ada di sekitar.

. Menyampaikan materi pembelajaran. . Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan inti

. Siswa diminta menyebutkan gambar-gambar yang diperlihatkan oleh guru

. Siswa diminta menjelaskan pengertian metamofosis tidak sempurna berdasarkan materi yang diberikan oleh guru.

. Guru menjelaskan materi tentang metamorfosis tidak sempurna dengan menggunakan LCD.

Gambar

Tabel  .  Waktu Penelitian
Gambar  .  Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Tabel  . Daftar Guru MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Suruh Kab. Semarang
Tabel  . Daftar Siswa MI Asysyafi’iyyah Jaatirejo Suruh Kab. Semarang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode Kuhn Tucker dapat digunakan untuk menentukan solusi optimum khususnya untuk bidang industri dalam memperoleh hasil produksi serta keuntungan penjualan yang

Surat Pernyataan bahwa perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya dibubuhi

Adanya pembiayaan murabahah bermasalah, dalam hal ini menunggaknya angsuran pembayaran, nasabah akan dikenakan sanksi berupa denda yang mana dana tersebut akan disalurkan ke Baitul

Dengan mengetahui besarnya BEP, MOS, DOL, dan SDP maka kita dapat mengetahui kapan perusahaan dapat mencapai titik impas, maksimal volume penjualan yang direncanakan boleh turun

One of learning approach for enhancing mathematical critical and creative thinking ability and students’ mathematics habit of taking responsible risk (one of habits of mind)

Perbandingan Formula Pakan Konvensional dan Fermentasi Ransum yang disusun berdasarkan tiga keadaan, yaitu beternak secara konvensional saat musim hujan, beternak secara

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Kepala Kepolisian

[r]