• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN

2014/2015

Oleh

Lusiana Simamora

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) perbedaan nilai rerata hasil belajar IPS Terpadu sebelum dikenai media pembelajaran audio-visual dengan media pembelajaran grafis, 2) perbedaan nilai rerata hasil belajar IPS Terpadu sesudah dikenai media pembelajaran audio-visual dengan media pembelajaran grafis, 3) perbedaan nilai gain hasil belajar IPS Terpadu yang diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis.

Penelitian menggunakan metode eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data dilakukan dengan uji t.

(2)

ABSTRACT

COMPARISON OF THE RESULTS OF INTEGRATED SOCIAL SCIENCE LEARNING OUTCOMES BETWEEN THE USE OF AUDIO-VISUAL LEARNING MEDIA WITH GRAPHIC LEARNING MEDIA IN

CLASS VII SMP NEGERI TERBANGGI BESAR CENTRAL OF LAMPUNG YEAR 2014/2015

Oleh

Lusiana Simamora

This study aimed to analyze: 1) the differences in the average value of Integrated Social Science learning outcomes before subjected to audio-visual learning media with graphic learning media, 2) the differences in the average value of Integrated Social Science learning outcomes after subjected to audio-visual learning media with graphic learning media, 3) the differences in gain values of Integrated Social Science learning outcomes who are taught using audio-visual learning media and graphic learning media.

The research used a quasi-experimental method. The population were all students of class VII which consists of two classes such as experimental class and a control class. Data analysis was performed by t test.

The results were: 1) there is no difference in the average value of Integrated Social Science learning outcomes before subjected to audio-visual learning media with graphic learning media, 2) there are differences in the average value of Integrated Social Science learning outcomes after subjected audio-visual learning media with graphic learning media, 3) there are differences in gain values of Integrated Social Science learning outcomes who are taught using audio-visual learning media and graphic learning media.

(3)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Lusiana Simamora

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

Penulis dilahirkan di Desa Simargarap I, Kecamatan Sibolga, Kabupaten Medan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 20 Oktober 1990, anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Sabar Simamora dan Ibu Rusmina Hutabarat.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1998 sekolah di SD Yos Sudarso Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2007 dan dilanjutkan di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Mandiri.

(8)

PERSEMBAHAN

Puji Tuhan, dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

ku persembahkan karya sederhanaku ini kepada kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu tercinta yang telah ikhlas dan sabar membesarkanku, mendidikku, dan selalu

mendo’akanku.

Terimakasih atas kasih sayang dan do’a yang tulus yang selalukalian yang berikan untuk menantikan kelulusanku.

(9)

“Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama agama adalah lumpuh.

Tuhan tidak akan melihatmu dengan medalimu, derajatmu, atau ijazahmu tapi luka juangmu…”

(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Antara

Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Dengan Media Pembelajaran Grafis Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Lampung TengahTahun Pelajaran 2014/2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(11)

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama, Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, dan Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan AlumniFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan FKIP Universitas Lampung, khususnya Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga.

6. Nirmalasari, S.Pd., M.M., selaku kepala sekolah SMP Negeri 3Terbanggi Besar, yang telah memberikan izin penelitian.

7. Sahabat-sahabatku keluarga besar geografi angkatan 2010, 2009 dan 2008, yang telahmendukung dalam penyelesaian skripsi selama ini.

(12)

ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis,

(13)

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 7

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Pengertian Belajar... 9

2. Pengertian Pembelajaran ... 10

3. Pembelajaran IPS Terpadu ... 14

4. Pengertian Media Pembelajaran ... 16

5. Media Pembelajaran IPS Terpadu ... 18

6. Media Pembelajaran Audio-Visual ... 19

7. Media Pembelajaran Grafis ... 22

8. Hasil Belajar ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Pikir ... 28

(14)

ii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 31

B. Desain Penelitian ... 31

C. Prosedur Penelitian ... 32

D. Rancangan Penelitian ... 33

E. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 34

1. Variabel Penelitian ... 34

2. Definisi Operasional Variabel ... 35

G. Teknik Pengumpualan Data ... 36

1. Tes Hasil Belajar ... 36

2. Dokumentasi ... 37

3. Observasi ... 37

H. Instrumen Penelitian ... 37

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 38

3. Taraf Kesukaran ... 40

4. Daya Pembeda ... 41

I. Teknik Analisis Data ... 42

1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 42

2. Uji Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

B. Pelaksanaan Penelitian ... 50

C. Hasil Penelitian ... 51

1. NilaiPre-test ... 51

2. NilaiPost-test ... 53

3. NilaiGain ... 56

D. Analisis Data ... 57

1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 57

2. Uji Hipotesis ... 61

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

1. Hipotesis Pertama ... 64

2. Hipotesis Kedua ... 66

(15)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 70 B. Saran ... 71

(16)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase Uji Blok I Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII

SMP Negeri 3 Terbanggi Besar ... 3

2. Nilai Siswa Kelas VII D dan Kelas VII F Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 3 Terbanggi Besar ... 4

3. Desain Penelitian ... 32

4. Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggi Besar ... 34

5. Hasil Perhitungan Uji Validitas Soal ... 38

6. Interpretasi Nilai “r”... 39

7. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 39

8. Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal ... 40

9. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 40

10. Kriteria Daya Pembeda Soal ... 41

11. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ... 42

12. Klasifikasi N-Gain... 43

13. Keadaan dan Fasilitas di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Tahun Ajaran 2014/2015 ... 48

14. Keadaan Guru SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Pendidikan ... 48

(17)

16. Keadaan Siswa SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Tahun Ajaran

2014/2015 ... 49

17. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ... 50

18. NilaiPre-testSiswa Kelas VII D ... 52

19. NilaiPre-testSiswa Kelas VII F ... 52

20. NilaiPost-testSiswa Kelas VII D ... 54

21. NilaiPost-testSiswa Kelas VII F ... 54

22. NilaiGainSiswa Kelas VII D ... 56

23. NilaiGainSiswa Kelas VII F ... 56

24. Uji Normalitas Data NilaiPre-testIPS Terpadu ... 57

25. Uji Normalitas Data NilaiPost-testIPS Terpadu ... 58

26. Uji Normalitas Data NilaiGainHasil Belajar IPS Terpadu ... 58

27. Uji Homogenitas Data NilaiPre-testIPS Terpadu ... 59

28. Uji Homogenitas Data NilaiPost-testIPS Terpadu ... 60

29. NilaiGainHasil Belajar IPS Terpadu ... 60

30. Hasil Uji-T Data NilaiPre-testIPS Terpadu ... 61

31. Hasil Uji-T Data NilaiPost-testIPS Terpadu ... 62

32. Data Deskriptif NilaiGainHasil Belajar IPS Terpadu ... 63

(18)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 72

2. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 73

3. Hasil Perhitungan SPSSPre-test... 74

4. Hasil Perhitungan SPSSPost-test... 79

5. Hasil Perhitungan SPSS NilaiGain... 84

6. Titik Persentase Distribusi ... 89

7. Silabus ... 91

8. RPP ... 95

9. Soal ... 119

10. Kunci Jawaban ... 124

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ... 30

2. Denah Lokasi Sekolah ... 50

3. Hasil BelajarPre-testKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 53

4. Hasil BelajarPost-testKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 55

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat akan perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009: 1).

Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu bentuk usaha untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik baik dalam hal keagamaan, kecerdasan, pengendalian diri, pembentukan karakter, serta mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang akan dihadapinya.

(21)

mengakibatkan kegiatan pembelajaran tidak mungkin efektif bila hanya terbatas pada usaha pemanfaatan kemampuan kerja saja. Untuk itu, diperlukan media pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang efektif dan membantu guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Berdasarkan kondisi di lapangan yang akan di teliti yaitu di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar, guru hanya menggunakan media buku cetak dan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga penyampaian materi pembelajaran yang disampaikan membuat siswa merasa bosan dan jenuh karena siswa hanya diam dan mendengarkan. Selain itu, tidak ada media yang mendukung materi pembelajaran di dalam kelas seperti, gambar-gambar, poster-poster dan media lainnya yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Setiap materi pelajaran sangat memerlukan alat bantu seperti media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran ketika di kelas.

(22)

3

grafis yang dapat membantu proses belajar mengajar yang bisa menarik perhatian siswa dan dengan menggunakan media ini diharapkan dapat membantu mempertinggi hasil belajar siswa. Belajar dengan menggunakan indera penglihatan dan indera pendengaran akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak jika materi pelajaran disajikan dengan media yang menggunakan indera ganda (Arsyad, 2011: 9).

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, nilai siswa pada uji blok materi IPS semester genap di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2013/2014, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa belum tuntas. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini:

Tabel 1. Presentase Uji Blok 1 Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggi Besar

No Interval Nilai KKM

Frekuensi

(n) Presentase (%)

1. ≤70 105 49,52

2. > 70 107 50,47

Jumlah 212 100

Sumber: Dokumentasi Guru IPS Terpadu SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2013/2014

(23)

Data nilai siswa yang rendah pada mata pelajaran IPS Terpadu dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini atau dapat dilihat pada lampiran 5:

Tabel 2. Nilai Siswa Kelas VII D Dan Kelas VII F Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 3 Terbanggi Besar

No Kelas Nilai

70 > 70

1. VII D 10 26

2. VII F 10 26

Siswa 20 52

Presentase (%) 27% 72%

Sumber : Dokumentasi Guru IPS Terpadu SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2013/2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih dari 70 berjumlah 20 siswa atau sebanyak 27% dikatakan tuntas dan yang mendapat nilai kurang dari 70 berjumlah 52 siswa atau sebanyak 72% dikatakan belum tuntas. Dari penjelasan di atas menggambarkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII D dan kelas VII F SMP N 3 Terbanggi Besar masih tergolong rendah.

(24)

5

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Antara Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Dengan Media Pembelajaran Grafis Kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran masih banyak yang belum mencapai ketuntasan belajar.

2. Guru masih menggunakan media buku cetak dan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang inovatif.

4. Penyampaian materi pelajaran yang mengakibatkan siswa merasa bosan. 5. Guru belum menerapkan media pembelajaran audio-visual dan media grafis.

C. Batasan Masalah

(25)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak ada perbedaan nilai rerata pre-test siswa sebelum diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia?

2. Apakah ada perbedaan nilai rerata post-test siswa setelah diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia?

3. Apakah ada perbedaan nilaigainhasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pada pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia?

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan nilai rerata pre-test siswa sebelum diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

(26)

7

pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis nilai gain hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

F. Kegunaan Penelitian 1. Untuk Siswa

Untuk membantu siswa dalam penguasaan materi dan dapat meningkatkan hasil belajar agar pembelajaran jadi lebih menarik dan menyenangkan.

2. Untuk Guru

Untuk menambah strategi dalam pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu di kelas dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar.

3. Untuk Sekolah

Dari penelitian ini, dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu pendidikan dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar.

4. Untuk Peneliti

(27)

Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hasil belajar IPS Terpadu dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis. Hasil belajar dalam penelitian harus mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, namun dibatasi pada aspek kognitif saja.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. 3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. 5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan Imu Pengetahuan

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Dalam konteks pendidikan, hampir semua aktivitas yang dilakukan adalah aktivitas belajar. Beberapa aspek psikologis aktivitas belajar misalnya: motivasi, penguasaan keterampilan dan ilmu pengetahuan, pengembangan kejiwaan dan seterusnya. Bahwa setiap saat dalam kehidupan mesti terjadi suatu proses belajar, baik disengaja atau tidak, disadari maupun tidak. Dari proses ini diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut sebagai hasil belajar. Tapi untuk memperoleh hasil yang optimal, maka proses belajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja dan terorganisasi dengan baik dan rapi. Atas dasar ini, maka proses belajar mengandung makna: proses internalisasi sesuatu ke dalam diri subjek didik, dilakukan dengan sadar dan aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.

(29)

Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2010: 2).

Pengertian belajar dengan mengidentifikasikan ciri-ciri yang disebut belajar, yaitu:

“Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang

belajar (dalam arti behavioral changes) baik aktual maupun potensial; perubahan itu pada pokoknya adalah diperolehnya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama; perubahan itu terjadi karena usaha” (Sumadi Suryabrata, 1993: 5).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap seseorang sebagai hasil pengalaman dalam interaksi terhadap situasi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

2. Pengertian Pembelajaran

(30)

11

adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar (Riyanto, 2010: 131). Menurut Muhaimin dalam Riyanto (2010: 131) kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (Sanjaya, 2009: 28).

Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri (Riyanto, 2010: 9). Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Pada Tingkat perkembangan kognitif manusia terdiri dari empat metode menurut teori Piaget dalam Trianto (2010: 70), yaitu:

a. Periode Sensorimotor (0-2,0 tahun). Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik.

b. Periode Pra-Operasional (2,0-7,0 tahun). Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol. Anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan operasi (tindakan memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang belum pernah dilakukan).

c. Periode Operasional Konkret (7,0-11,0 tahun). Tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Anak sudah mengembangkan operasi logis.

d. Periode Operasional Formal (11,0-dewasa). Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesipulan dari informasi yang tersedia. Pada tahapan ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan persoalan.

(31)

theory). Untuk siswa SMP, perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif anak pada saat berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP), berada pada tahap Periode Operasional Formal, yaitu tahap ke empat atau terakhir dari tahapan kognitif.

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran. Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya.

(32)

13

diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media. Pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar. Demikian pula bila pembelajaran dimana siswa yang aktif tanpa melibatkan keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka dapat disebut belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan siswa.

(33)

3. Pembelajaran IPS Terpadu

IPS merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran IPS ini ada di tingkat SD yang mencakup mata pelajaran Geografi, Sejarah dan Sosiologi, di tingkat SMP pada mata pelajaran Geografi, Sejarah dan Ekonomi dan pada tingkat SMA mencakup mata pelajaran Geografi, Sejarah dan Ekonomi. Ilmu pengetahuan sosial dibelajarkan di Sekolah Dasar, dimaksudkan agar siswa menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama. Menurut Kosasih (1994) dalam Trianto (2010: 173) dengan penekanan yang agak berbeda mengatakan bahwa pembelajaran IPS di SD pada dasarnya dimaksudkan untuk pengembangan pengetahuan, sikap, nilai moral, dan keterampilan siswa agar menjadi manusia yang mampu memasyarakat (civic-community). Pada dasarnya tujuan dari pembelajaran IPS pada jenjang SD adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(34)

well-15

functioning citizens in a democratic society". Tujuan lain dari IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya. Sebagai manusia anak tidak dikendalikan insting maupun di “cetak” oleh pengaruh lingkungan, tetapi anak

adalah seorang pengkonstruk (contructivist). Yaitu seorang penjelajah yang aktif, selalu ingin tahu, selalu menjawab tantangan lingkungan sesuai intepretasi (penafsirannya) tentang ciri-ciri esensi yang ditampilkan lingkungan.

Siswa dapat melihat hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat daripada tujuan akhir itu sendiri. Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih besar, lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi, sebab siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran. Dengan pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran diharapkan penguasaan materi pembelajran akan semakin baik dan meningkat.

(35)

dapat menghubungkan pemahaman yang terkait, pemahaman yang terorganisasi dan pemahaman yang lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran IPS Terpadu adalah Ilmu pengetahuan sosial yang dibelajarkan untuk pengembangan pengetahuan, sikap, nilai moral, dan keterampilan siswa agar menjadi manusia yang mampu memasyarakat yang tujuannya untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan pembelajaran IPS yang diterapkan secara terpadu, maka mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah-pisah, akan tetapi dapat dikaitkan dengan beberapa konsep atau materi pelajaran lainnya melalui suatu tema.

4. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan pelajaran yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, siswa dapat memahami materi pelajaran dari pada tanpa menggunakan media.

(36)

17

Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2011: 24-25), mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar,

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran, d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru dalam kelas. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi (Hamalik, 1986) dalam Arsyad (2011: 16).

(37)

belajar. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa siswa ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosional dan mental. Tentu hal ini akan berpengaruh terhadap semangat belajar mereka dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya akan berdampak terhadap hasil belajar yang baik.

5. Media Pembelajaran IPS Terpadu

Pada mata pelajaran IPS Terpadu, siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran IPS, kemudian siswa lebih banyak pasif sehingga interaksi antara guru dan siswa minim sekali. Keadaan ini terjadi mungkin karena siswa menganggap mata pelajaran IPS sebagai ilmu yang sukar dikuasai sehingga kurang berminat, kemudian rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang diajarkan juga kurang baik karena jarang sekali siswa yang mau bertanya kepada guru tentang pelajaran IPS baik saat di kelas maupun di luar kelas. Dengan begitu, guru dapat menggunakan media pembelajaran dalam upaya membangkitkan motivasi siswa yang ingin belajar IPS Terpadu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran yang meliputi (Hamalik, 1986: 15-16):

a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefekifkan proses belajar mengajar,

b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, c. Tentang proses belajar,

d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan, e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pembelajaran, f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan,

(38)

19

h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran, dan i. Usaha inovasi dalam media pendidikan, dan lain-lain.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah khususnya pada pembelajaran IPS Terpadu. Penggunaan media untuk pembelajaran IPS Terpadu dapat digunakan dengan menyesuaikan pada materi yang akan diajarkan, karena dalam pembelajaran IPS Terpadu diperlukan adanya media pembelajaran. Banyak materi-materi IPS Terpadu yang dapat disampaikan menggunakan media, dengan begitu pembelajaran IPS Terpadu tidak akan membosankan dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru di dalam kelas.

6. Media Pembelajaran Audio-Visual

(39)

Media pembelajaran audio-visual adalah media yang dapat didengar dan dilihat sehingga dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit daripada yang disampaikan secara lisan atau ditulis. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik. Pembelajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Menurut Dale dalam Arsyad (2011: 23), mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai alat bantu (media pembelajaran) dalam pendidikan dan pengajaran, media audio-visual mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Kemampuan meningkatkan pengertian.

b. Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.

c. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai.

d. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).

(40)

✁1

secara intensif dengan media dan materi pelajaran akan belajar lebih mudah dan mampu mencapai kompetensi yang diinginkan.

Berikut adalah salah satu media pembelajaran audio-visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran:

Media Video

Media video mampu menampilkan gambar bergerak (gambar hidup) dengan disertai suara. Video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu yang bersamaan. Media video memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan media video (Arsyad, 2011: 49) adalah:

a. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.

b. Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang.

c. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video menanamkan sikap dan segi afektif lainnya. Misalnya, video banjir yang menyajikan akibat perbuatan manusia yang suka membuang sampah sembarangan.

d. Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik.

e. Video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.

f. Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok heterogen, maupun perorangan.

g. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, video yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.

Adapun kekurangannya (Arsyad, 2011: 50) adalah:

a. Pengadaan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak. b. Pada saat video dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak

semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut.

(41)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan media audio-visual dapat membantu siswa dalam pembelajaran di kelas, karena mereka akan melihat dan mendengarkan secara langsung melalui video.

7. Media Pembelajaran Grafis

Media grafis mempunyai fungsi yang sama dengan media lainnya yaitu untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus media grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

(42)

✄ ☎

menjangkau kelompok besar, hanya menekankan persepsi indera penglihatan, tidak menampilkan unsuraudiodanmotion(Daryanto, 2011: 119).

Media digunakan oleh guru dengan sebaik-baiknya, maka pembelajaran IPS terlaksana dengan lancar dan akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat di lupakan atau diabaikan bila tidak divisualisasikan (Hujair AH Sanaky, 2011: 71). Guru bisa menggunakan media grafis dalam pembelajaran IPS Terpadu untuk menarik minat belajar siswa dengan tujuan agar mereka tidak merasa jenuh dan bosan lagi. Jadi dengan penggunaan media pembelajaran grafis, siswa dapat melihat gambar-gambar, bagan, poster, dan sebagainya dalam pembelajaran IPS Terpadu. Selain itu, siswa juga bisa fokus pada materi yang disampaikan oleh guru dengan memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

8. Hasil Belajar

(43)

152), hasil belajar adalah sebagai hasil atas kepandaian atau keterampilan yang dicapai oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan.

Hasil belajar timbul dalam berbagai jenis perbuatan atau pembentukan tingkah laku peserta didik (Purwanto, 2013: 45). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Dalam proses peningkatan hasil belajar diperlukan adanya media pembelajaran, contohnya penggunaan media dalam pembelajaran IPS Terpadu dimana media akan membantu guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstren adalah faktor yang ada di luar individu. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

(44)

✞ ✟

Hasil belajar siswa dapat dibedakan dalam tiga jenis keberhasilan, yakni ranah keberhasilan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari ranah keberhasilan tersebut, terdapat beberapa jenis kemampuan siswa yang harus diperhatikan dan dapat menjadi element penting dalam membuat sebuah rubrik penilaian. Guru harus memahami dan memperhatikan beberapa jenis kemampuan dari tiga ranah keberhasilan siswa agar dapat menentukan sebuah rubrik penilaian yang tepat dan sesuai dengan sasaran penilaiannya. Dalam hal ini, hasil belajar dibatasi pada ranah kognitif siswa.

Seorang siswa dikatakan berprestasi belajar secara kognitif bilamana telah memenuhi beberapa kemampuan kognitif. Keberhasilan kognitif siswa adalah hasil belajar intelektual yang terdiri dari beberapa aspek kemampuan siswa, di antaranya adalah:

a. Pengetahuan, yang merupakan tipe hasil belajar yang paling rendah. Yang termasuk dalam aspek pengetahuan adalah pengetahuan faktual dan pengetahuan hafalan seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam UU, nama-nama tokoh, nama-nama kota dan sebagainya.

b. Pemahaman, yang merupakan hasil belajar yang lebih tinggi dari pengetahuan. Bentuk pemahaman misalnya menjelaskan sesuatu yang dibaca atau didengar dengan bahasa atau susunan kalimat sendiri

c. Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari dalam situasi kongkret yang baru. Ini mencakup penggunaan peraturan, metode, konsep-konsep, hukum dan teori.

d. Analisis, yaitu kemampuan untuk menguraikan suatu materi atau bahan ke dalam bagian-bagiannya sehingga strukturnya dapat dipahami. Ini mencakup identifikasi bagian, analisis hubungan antar bagian dan pengenalan prinsip-prinsip organisasi yang digunakan.

e. Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian untuk membentuk keseluruhan yang baru. Bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain sehingga diperoleh pola atau struktur yang baru.

(45)

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide.

Berdasarkan penjelasan hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil atas kepandaian atau keterampilan yang dicapai oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diambil hanya mencakup aspek penilaian kognitif.

B. Penelitian Yang Relevan

Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini:

a. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Putri Sabila Alhaq Hasibuan tahun 2012 dengan judul Perbandingan Penggunaan Media Audio-Visual dan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 2 Kisaran Tahun Pembelajaran 2011/2012.

(46)

✡ ☛

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kisaran tahun pembelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 248 orang. Sampel penelitian diambil secara random sampling (sampel acak) yang berjumlah 64 orang. Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan media audio-visual lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa menggunakan media gambar pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kisaran Tahun Pembelajaran 2011/2012. ((http://digilib.unimed.ac.id/perbandingan-penggunaan-media-audiovisual-dan- media-gambar-terhadap-hasil-belajar-biologi-pada-materi-pokok-sistem- reproduksi-manusia-di-sma-negeri-2-kisaran-tahun-pembelajaran-20112012-22604.html) diakses pada hari Senin, tanggal 25 Agustus 2014 pukul 17.30 WIB).

b. Rahmi Sha Fitri tahun 2013 dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Antara Penggunaan Media Video dengan Media Gambar di Kelas VII SMP Negeri 26 Padang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa yang menggunakan media gambar dengan media video di kelas VII SMP Negeri 26 Padang. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan Randomize-Control-Group only-Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 26 Padang tahun pelajaran 2012/2013. Penentuan kelas sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian mengatakan bahwa pembelajaran dengan penggunaan media video memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pembelajaran yang menggunakan media gambar.

(47)

c. Ade Sopian tahun 2014, dengan judul Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Menggunakan Media Video Versus Media Gambar di SMK Lingga Kencana Depok.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada atau tidak adanya perbedaan hasil belajar IPS antara siswa diajar menggunakan media video dan media gambar, membuktikan tinggi rendahnya hasil belajar IPS siswa yang diajar menggunakan media video dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media gambar.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen yaitu cara melakukan penelitian dengan percobaan. Hasil penelitian ini adalah: 1) Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan menggunakan media video versus media gambar, 2) Hasil belajar IPS siswa yang menggunakan media video lebih besar dari pada siswa yang diajar menggunakan media gambar. 3) Berdasarkan hasil observasi, media video dan media gambar merupakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan mempertajam analisis siswa terhadap materi yang disampaikan. ((repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../ADE%20%20SOPIAN-FITK.pdf) diakses pada hari Selasa, tanggal 18 Agustus 2014 pukul 19.05 WIB).

C. Kerangka Pikir

(48)

✌9

berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut, pendidik harus berusaha memberikan pembelajaran yang akan mempengaruhi hasil belajar dan memperhatikan media dalam pembelajaran. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik.

Dengan menggunakan media yang baik, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa yang baik pula. Setiap siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran selalu mempunyai harapan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu, mencerminkan penguasaan atas materi yang dipelajari akibat dari pencapaian hasil belajar IPS Terpadu yang dipengaruhi banyak faktor diantaranya penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Dalam penerapan proses pembelajaran pada penelitian ini, dimulai dengan menyampaikan materi asal-usul penduduk Indonesia, kemudian guru memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran. Salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dan lingkungannya perlu dilihat dari media pengajarannya.

(49)

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

[image:49.595.115.471.142.268.2]

Dibandingkan

Gambar 1. Kerangka Pikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, harus sampai terbukti melalui data yang sudah terkumpul (Suharsimi, 2010: 110). Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Tidak ada perbedaan nilai rerata pre-test siswa sebelum diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan menggunakan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

2. Ada perbedaan nilai rerata post-test siswa setelah diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan menggunakan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia. 3. Ada perbedaan nilai gain hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan menggunakan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

Grafis

Audio-Visual

Hasil belajar Kelas VII D

Kelas VII F Post-Test

(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto(2010: 9), eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Quasi Eksperimental Design atau eksperimen semu. Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan pada suatu objek (kelompok eksperimen) serta melihat besar pengaruh perlakuannya (Sugiyono, 2012: 114).

B. Desain Penelitian

(51)
[image:51.595.123.509.98.145.2]

Tabel 3. Desain Penelitian

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Sumber: Sugiyono (2012: 116)

Keterangan:

O1: Tes awal (pre-test) sebelum perlakuan diberikan pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

X1: Perlakuan pembelajaran dengan media audio-visual untuk kelas eksperimen.

X2: Perlakuan pembelajaran dengan media grafisuntuk kelas kontrol.

O2: Tes akhir (post-test) setelah diberikan perlakuanpada kelas eksperimendan

kelas kontrol.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti melakukansurveyawal ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas dan jumlah siswa yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.

b. Menentukan dua kelompok belajar yang akan dijadikan subjek penelitian. c. Memberikanpre-testpada masing-masing kelas sebelum diberikan perlakuan. d. Memberi perlakuan yang berbeda antara kedua kelompok kelas. Pada kelas

kelas VII D diberikan perlakuan dengan media pembelajaran grafis dan untuk VII F diberikan perlakuan dengan media pembelajaran audio-visual.

(52)

✑✑

D. Rancangan Penelitian

a. Tahap Perencanaan

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan media pembelajaran yang akan digunakan.

2. Membuat soal pre-test tentang materi asal usul penduduk Indonesia yang akan diberikan kepada siswa.

3. Membuat soal post-test untuk mengetahui penguasaan hasil belajar siswapada pokok bahasan asal usul penduduk Indonesia.

b. Tahap Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi dua, yaitu penerapan media pembelajaran audio-visual dan penerapan media pembelajaran grafis pada mata pelajaran IPS Terpadu. Pelaksanaannya akan dilakukan 3 kali pertemuan.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(53)
[image:53.595.114.510.88.217.2]

Tabel 4. Jumlah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggi Besar

No Kelas L P Jumlah Siswa

1. 2. 3. 4. 5. 6. VII A VII B VII C VII D VII E VII F 12 15 16 21 17 20 22 19 20 15 19 16 34 34 36 36 36 36

Jumlah 101 111 212

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 3 Terbanggi Besar

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikPurposive Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 124). Peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling karena peneliti menentukan pertimbangan dari nilai siswa yang rendah, dengan nilai yang rendah peneliti mengambil 2 sampel yang cocok dalam penelitian ini yaitu kelas VII D sebagai kelas kontrol dan VII F sebagai kelas eksperimen yang memiliki nilai rerata hasil ujian yang rendah dan tidak mencapai nilai KKM (lampiran 5).

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

(54)

35

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y):

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah media pembelajaran audio-visual dan media pembelajaran grafis.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Definisi Operasional Variabel a. Media Pembelajaran Audio-Visual

Media pembelajaran audio-visual adalah media yang digunakan melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Media yang akan digunakan adalah media video yang berhubungan dengan materi asal-usul penduduk Indonesia.

b. Media Pembelajaran Grafis

(55)

penduduk Indonesia. Misalnya digunakan gambar-gambar manusia purba, asal-usul manusia dan perkembangan manusia berdasarkan penyebarannya.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pencapaian dalam penguasaan kompetensi atau materi setelah melalui proses belajar mengajar berupa nilai yang diukur menggunakan tes.Hasil belajar siswa setelah mengikuti materi pembelajaran pada pokok bahasan lingkungan kehidupan manusia akan diukur dengan tes dan bentuk tes yang akan diberikan berbentuk tes pilihan jamak sebanyak 20 butir soal. Nilai dapat diperoleh dari jawaban siswa yaitu dengan menjumlahkan banyaknya soal yang dijawab benar dibagi dengan jumlah soal dikali 100%.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes Hasil Belajar

Teknik tes hasil belajar mengenai hasil belajar IPS Terpadu dilakukan pada kelas VII D dan kelas VII F. Tes hasil belajar dilakukan 2 kali pada pertemuan pertama dan pertemuan ketiga, bentuk tes yang diberikan pada saat uji coba adalah tes dalam bentuk pilihan jamak. Jumlah butir soal tes adalah 25 soal dengan materi asal-usul penduduk Indonesia. Tes dilakukan setelah instrumen tes diuji coba dengan menggunakan program SPSS 16.0 sehingga diperoleh jumlah tes yang digunakan pada saat penelitian adalah sebanyak 20 soal.

Hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

NA = x 100%

(56)

37

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang mendukung untuk melengkapi data penelitian. Seperti data-datakeadaan tempat yang diteliti misalnya, sejarah berdirinya sekolah, jumlah ruang kelas, jumlah siswa dan jumlah guru, dan keadaan yang ada di tempat peneliti seperti, keadaan ruang guru dan ruang TU, keadaan fasilitas sekolah.

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala atau fenomena yang terdapat pada subjek penelitian mengenai objek yang diteliti. Pada penelitian ini, observasi yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan proses pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan media pembelajaran grafis dan kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran audio-visual. Dengan teknik ini dapat diperoleh tentang lokasi atau wilayah penelitian dan keadaan subjek penelitian.

H. Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

(57)

= ( )( )

[ ( )][ ( )]

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y X : variabel bebas

Y : variabel terikat

N : jumlah sampel yang diteliti (Arikunto, 2010: 215)

Dengan kriteria pengujian jika rhitung> rtabeldengan taraf signifikansi 0,05, maka

alat ukur tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung< rtabelmaka alat ukur

tersebut tidak valid.

Uji validitas dilakukan kepada siswa kelas VII Ckepada 20 siswa yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS 16.0 di SMP Negeri 3Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

[image:57.595.115.391.49.214.2]

Hasil uji validitas tes dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Validitas Soal

No Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

1. Valid 1,2,4,5,6,7,8,9,13,14,15,17,

18,19, 20,21,22,23,24,25 20

2. Tidak Valid 3,10,11,12,16, 5

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014

2. Uji Reliabilitas

(58)

39

=

( )

Keterangan :

r11 :reliabilitas instrumen

k :banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

∑σb2 : jumlah varians butir σt2 : varians total

(Suharsimi Arikunto, 2010: 239).

Dengan kriteria pengujian jika rhitung> rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka

alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung< rtabelmaka alat ukur

tersebut tidak reliabel. Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut:

Tabel6. Interpretasi nilai “r”

Besarnya nilai r Interpretasi 0,800–1,00

0,600–0,800 0,400–0,600 0,200–0,400 0,000–0,200

Tinggi Cukup Agak Rendah

[image:58.595.112.397.61.242.2]

Rendah Sangat rendah Sumber: Suharsimi Arikunto, (2010: 319).

Tabel 7. Hasil Pengujian Reliabilitas

No Nilai Alpha Cronbach Tingkat Reliabilitas

1 0,939 Tinggi

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014

[image:58.595.114.517.401.505.2]
(59)

3. Taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Suharsimi Arikunto, 2008: 207). Rumus yang dikemukakan adalah:

P=

Keterangan :

P : Tingkat kesukaran

B : Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan benar JS : Jumlah seluruh siswa pesertatest

[image:59.595.114.511.416.494.2]

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan. Taraf kesukaran soal menghitung berapa persen yang menjawab benar untuk tiap-tiap soal.

Tabel 8. Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal

No Indeks kesukaran Tingkat kesukaran 1.

2. 3.

0,00 - 0,30 0,30 - 0,70 0,70 - 1,00

Sukar Sedang Rendah Sumber: Suharsimi Arikunto, (2008: 210)

Hasil uji tingkat kesukaran soal pada masing-masing butir soal adalah sebagai berikut:

Tabel 9.Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

No Nomor Butir Soal Klasifikasi

1 1,2,4,5,6,7,8,9,13,14,15,17,18,19, 20,21,22,23,24,25 Rendah

2 3,10,11,12,16 Sedang

[image:59.595.119.511.597.657.2]
(60)

41

4. Daya Pembeda

Dayapembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (SuharsimiArikunto, 2008: 211). Dengan menentukan daya beda dapat menggunakan persamaan yang dikemukakanoleh SuharsimiArikunto (2008: 213) yaitu:

D =

Keterangan :

D : Daya pembeda

Ba : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar

Bb : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar a : Jumlah kelompok atas

b : Jumlah kelompok bawah.

[image:60.595.113.512.501.596.2]

Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7. Untuk mengetahui indeks daya pembeda soal menggunakan program SPSS 16.0. Dengan kriteria daya pembeda soal sebagai berikut:

Tabel 10. Kriteria Daya Pembeda Soal

No Indeks daya pembeda Klasifikasi 1.

2. 3. 4. 5.

0,00–0,20 0,20–0,40 0,41–0,70 0,71–1,00

(61)
[image:61.595.114.518.150.229.2]

Hasil uji daya pembeda soal pada masing-masing butir soal adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Uji Daya Pembeda Soal

No Butir Soal Keterangan

1. 3,11 Jelek

2. 12,16 Cukup

3. 1,4,9,10,15,19,20,22,23,24,25 Baik 4. 2,5,6,7,8,13,14,17,18,21 Baik Sekali Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data sampel yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Kelompok yang akan diuji normalisasinya berjumlah dua kelompok, yang masing-masing terdiri dari kelompok siswa yang menggunakan media pembelajaran audio-visual dan kelompok siswa yang menggunakan media pembelajaran.Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0.Kriteria pengujiannya apabila nilai signifikansi (sig.) < 0,05 berarti distribusi sampel tidak normal, apabila nilai signifikansi (sig.) > 0,05 berarti sampel berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Variabel)

(62)

43

Pengambilan keputusan dalam hipotesis ini adalah:

a. Jika nilai signifikansi (sig.) atau probabilitas < 0,05 berarti data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama.

b. Jika nilai signifikansi (sig.) atau probabilitas >0,05 berarti data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama atau homogen.

c. Peningkatan (n-Gain) Hasil Belajar Sampel

Rumusn-gainmenurut Meltzer dalam Nurdin (2012: 54) sebagai berikut:

g = ( )

( ) ( )

Dengan :

Spost :Pos test

Spre :Pre test

Smax : Skor maksimumpre-testdanpost-test

[image:62.595.125.486.439.512.2]

Berikut ini adalah klasifikasi peningkatan (n-gain) hasil belajar siswa: Tabel 12. Klasifikasin-Gain

No Nilain-Gain(g) Keterangan 1.

2. 3.

> 0,7 0,3-0,7

< 0,3

Tinggi Sedang Rendah Sumber: Meltzer dalam Nurdin (2012: 54)

2. Uji Hipotesis

(63)

a. Hipotesis Pertama

H0: Tidak ada perbedaan nilai rerata pre-test siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu sebelum diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan menggunakan media pembelajaran grafis pada pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

Ha: Ada perbedaan nilai reratapre-testsiswa pada mata pelajaran IPS Terpadu sebelum diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan menggunakan media pembelajaran grafispada pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

Kriteria pengujian:

a. Jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima, sebaliknya jika

probabilitas(sig.) < 0,05 maka H0ditolak; atau

b. Jika t hitung≤t tabel atau–t hitung ≥t tabel maka H0diterima, sebaliknya

jika t hitung > t tabel atau –t hitung < t tabel maka H0 ditolak (Dwi

Priyatno, 2010:101).

b. Hipotesis Kedua

H0: Tidak ada perbedaan nilai rerata post-Testsiswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu sesudah diajarkan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan menggunakan media pembelajaran grafis pada pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

(64)

audio-45

visual dan menggunakan media pembelajaran grafis pada pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia.

Kriteria pengujian:

a. Jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima, sebaliknya jika

probabilitas(sig.) < 0,05 maka H0ditolak; atau

b. Jika t hitung≤ t tabel atau –t hitung≥ t tabel maka H0diterima, sebaliknya jika t hitung > t tabel atau –t hitung < t tabel maka H0 ditolak (Dwi

Priyatno, 2010: 101).

c. Hipotesis Ketiga

H0: Tidak ada perbedaan selisih peningkatan (gain) hasil belajar IPS

Terpadudengan menggunakan media pembelajaran audio-visualdan media pembelajaran grafis pada pokok asal-usul penduduk Indonesia.

Ha: Ada perbedaan nilai gainhasil belajar IPS Terpadudengan menggunakan media pembelajaran audio-visualdan media pembelajaran grafis pada pokok asal-usul penduduk Indonesia.

Kriteria pengujian:

a. Jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima, sebaliknya jika

probabilitas(sig.) < 0,05 maka H0ditolak; atau

b. Jika t hitung≤ t tabel atau –t hitung≥ t tabel maka H0diterima, sebaliknya

jika t hitung > t tabel atau –t hitung < t tabel maka H0 ditolak (Dwi

(65)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan hasil belajar IPS Terpadu antara penggunaan media pembelajaran audio-visual dengan media pembelajaran grafis kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada perbedaan nilai rerata pre-test siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu sebelum diajarkan menggunakan media pembelajaran grafis dan media pembelajaran audio-visual pada pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia, dimana nilai pre-testnya belum terlihat adanya perbedaan karena belum diberikannya perlakuan pada setiap kelas.

(66)

✒ ✓

3. Ada perbedaan nilai gain siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu pada kelas yang diberi perlakuan media pembelajaran audio-visual dan pada kelas yang diberi perlakuan media pembelajaran grafis, dimana kelas yang diberi perlakuan media pembelajaran audio-visual lebih tinggi dari kelas yang diberi media pembelajaran grafis karena dengan media audio-visual semua materi pelajaran yang dierima melalui penglihatan dan pendengaran akan jauh lebih menyenangkan dibandingkan hanya dengan melihat gambar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam perbandingan hasil belajar IPS Terpadu antara penggunaan media pembelajaran audio-visual dengan media pembelajaran grafis kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015, maka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh penulis, antara lain:

1. Bagi guru, media pembelajaran audio-visual dapat digunakan sebagai alternatif dalam memberikan variasi dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran IPS Terpadu pokok bahasan asal-usul penduduk Indonesia khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar.

(67)

Arsyad, Azhar. 2011.Media Pembelajaran.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Daldjoeni. 1985.Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.Alumni. Bandung. Daryanto. 2011.Media Pembelajaran. PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. PT

Grasindo. Jakarta.

Djamarah, Syaiful B. 2002.Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah & Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Dwi Priyatno. 2010. Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS Dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gava Media. Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1986.Media Pendidikan.PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. ---. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran.Bumi Aksara. Jakarta.

Musfiqon, HM. 2012.Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.PT. Pustaka Jaya. Jakarta.

Nursyid. 2001.Metodologi Pengajaran Geografi.PT Bumi Aksara. Jakarta. Purwanto. 2013.Evaluasi Hasil Belajar. PT. Pustaka Belajar. Surakarta.

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

(68)

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran. Kencana Renada Media Group. Jakarta

Slameto. 2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, Robert E. 2008.Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. PT. Indeks. Jakarta. Sudjana & Rivai 1990.Media Pengajaran.CV. Sinar Baru. Jakarta.

Sudjana. 2001.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

---. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluai Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

---. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 1993.Psikologi Kepribadian. PT. Rajawali Pers. Jakarta. Syah, Muhibbin. 2010.Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Sutanto Windura. 2008. Brain Management Series, Memory Champion @School. PT

Elex Media Komputindo. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Presentase Uji Blok 1 Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII SMP
Tabel 2. Nilai Siswa Kelas VII D Dan Kelas VII F Mata Pelajaran IPS Terpadu
Gambar 1. Kerangka Pikir
Tabel 3. Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanah sebagai salah satu sumber daya ekonomi memiliki perspektif dalam meningkatkan pendapatan daerah sebagai objek pajak dan retribusi daerah. Pertanahan kota adalah sangat

[r]

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Analisis Tipologi dan Perkembangan Wilayah di Kabupaten Jember” adalah benar- benar hasil karya

peneliti mampu memfasilitasi peneliti untuk melakukan penggalian data secara langsung dari penderita kanker payudara, sehingga peneliti bisa mendapatkan data

[r]

Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

Adapun strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi PT.Griya Nutrisi. Bandung dalam mengembangkan bisnisnya yaitu yang pertama

Paspor untuk Orang Asing ( Alien Passport ) dapat diberikan kepada orang asing yang memiliki izin tinggal tetap, akan melakukan perjalanan ke luar wilayah Indonesia dan