PROGRAM HUMAS KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DALAM
MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT MENGENAI BUDAYA HUKUM
Mari Rahmawati
Hubungan Masyarakat
AKOM BSI Jakarta
Jl. Kayu Jati 5, No.2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur
mari.mrw@bsi.ac.id
ABSTRACT- Public Relations in government institutions or agencies is an activity where to gain trust, goodwill, understanding and pernghargaan from the wider community by way of communication. Communication is required in public relations activities in the Government in doing its duties. Ministry of Justice and Human Rights Republic of Indonesia (abbreviated Kemenkumham RI ) is a ministry within the Government of Indonesia in charge of legal affairs and human rights. The Ministry of Justice and Human Rights is under and responsible to the President. (Destination in the form of kemenkumham). In the case of Legal Development, the Ministry of Law and Human Rights strongly requires the cooperation of all parties, from the public and private sectors, to the participation of the people, to find the best formula for realizing the welfare and justice of society. At the practical level, people feel the issue of law and human rights are still too far to be embraced. Still many people are still unaware of legislation, for example, to manage citizenship, how to prisoners' rights, the dangers of narcotics, and the guarantee of protection and the fulfillment of human rights. That is the only real picture of the lack of public knowledge of the law. Socialization of law and human rights development in the form of exhibition or what we call Legal Expo is one of legal and human rights activities which is packed in a pleasant atmosphere, so it is expected to reduce public saturation towards the delivery of formal legal and human rights information. Implementation of this Legal Expo may be a momentum to realize the conditions of legal development better.
Keywords: Brand Awereness, Culture
INTISARI- Humas di lembaga atau instansi Pemerintah merupakan suatu kegiatan dimana untuk memperoleh kepercayaan, niat baik, pengertian serta pernghargaan
dari masyarakat luas dengan jalan
komunikasi.Komunikasi diperlukan dalam kegiatan
kehumasan dalam Pemerintah dalam melakukan
tugasnya.Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (disingkat Kemenkumham RI) adalah
kementerian dalam PemerintahIndonesia yang
membidangi urusan hukum dan hak asasi
manusia.Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. (Tujuan di bentuknya kemenkumham). Dalam hal Pembangunan Hukum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sangat memerlukan kerja sama semua pihak, dari sektor pemerintahan dan swasta, partisipasi masyarakat, untuk menemukan formula yang terbaik
untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan
masyarakat. Pada tataran praktis, masyarakat merasakan persoalan hukum dan hak asasi manusia masih terlalu jauh untuk direngkuh. Masyarakat masih banyak yang masih belum mengetahui tentang perundang-undangan misalnya, untuk mengurus kewarganegaraan, bagaimana hak narapidana, bahaya narkotika, dan jaminan perlindungan dan pemenuhan hak asasi. Itulah segelintir
gambaran nyata tentang minimnya pengetahuan
masyarakat tentang hukum. Sosialisasi pembangunan hukum dan HAM dalam bentuk pameran atau yang kita sebut Legal Expo merupakan salah satu kegiatan hukum
dan HAM yang dikemas dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan publik terhadap penyampaian informasi hukum dan HAM yang formal. Penyelenggaraan Legal Expo ini kiranya dapat menjadi momentum untuk mewujudkan kondisi pembangunan hukum yang lebih baik.
Kata Kunci: Kesadaran Masyarakat, Budaya Hukum
PENDAHULUAN
Humas di lembaga atau instansi Pemerintah merupakan suatu kegiatan dimana untuk memperoleh kepercayaan, niat baik, pengertian serta pernghargaan
dari masyarakat luas dengan jalan komunikasi.
Komunikasi diperlukan dalam kegiatan kehumasan dalam Pemerintah dalam melakukan tugasnya.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (disingkat Kemenkumham RI) adalah
kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. (Tujuan di bentuknya kemenkumham).
partisipasi masyarakat, untuk menemukan formula yang terbaik untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan masyarakat. Pada tataran praktis, masyarakat merasakan persoalan hukum dan hak asasi manusia masih terlalu jauh untuk direngkuh. Masyarakat masih banyak yang masih belum mengetahui tentang perundang-undangan misalnya, untuk mengurus kewarganegaraan, bagaimana hak narapidana, bahaya narkotika, dan jaminan perlindungan dan pemenuhan hak asasi. Itulah segelintir
gambaran nyata tentang minimnya pengetahuan
masyarakat tentang hukum. Sosialisasi pembangunan hukum dan HAM dalam bentuk pameran atau yang kita sebut Legal Expo merupakan salah satu kegiatan hukum
dan HAM yang dikemas dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan publik terhadap penyampaian informasi hukum dan HAM yang formal. Penyelenggaraan Legal Expo ini kiranya dapat menjadi momentum untuk mewujudkan kondisi pembangunan hukum yang lebih baik.
Hal itu menjadi salah satu daya tarik penulis dalam menentukan dan memilih Kementerian Hukum dan HAM untuk memperoleh gambaran jelas mengenai kegiatan, kedudukan, dan fungsi Humas di Kementerian Hukum dan HAM khususnya untuk kegitan membangunan kesadaran masyarakat tentang budaya hukum di Indonesia saat ini. Hal ini membuat penulis tertarik ingin
mengetahui lebih dalam mengenai “Program Humas
Kementerian Hukum dan HAM dalam Membangun
Kesadaran Masyarakat Mengenai Budaya Hukum”, yang
di rangkum dalam acara Legal Expo.
Berdasarkan latar belakang atau permasalahan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana Program Humas Kementerian Hukum dan HAM dalam Membangun KesadaranMasyarakat
Mengenai Budaya Hukum?”
Ruang lingkup pada peneltian ini adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan
Humas Kementerian Hukum dan Ham untuk
mempertahankan citra, menyebarkan informasi program yang sedang dijalankan, menjalin jaringan kerjasama antar institusi pelaku pembangunan hukum dan hak asasi manusia dan khususnya membangun kesadaran
masyarakat mengenai budaya hukum.
Tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan
kehumasandalam pemerintahan, serta tugas dan fungsi humas dalam penerapannya secara nyata ketika menangani publiknya, mengetahui media atau sarana yang digunakan humas dalam
mendukung kinerja kehumasan dalam
pemerintahan.
2. Untuk mengetahui bagaimana suatu program
kehumasan pada instansi pemeritahan
memberikan suatu penyadaran tentang hokum kepada masyarakat
BAHAN DAN METODE
A. Public Relations
Istilah “Hubungan Masyarakat” yang disingkat
Humas baru dikenal pada abad ke-20 tetapi gejalanya sudah tampak sejak abad sebelumnya, di indonesia humas sudah benar- benar memasyarakat dalam arti telah dipergunakan secara luas oleh departemen, perusahaan, badan dan lembaga. Pada dasarnya humas merupakan bidang tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi baik yang bersifat komersial atau organisasi non komersial.Arti penting humas sebagai sumber informasi sangatlah besar pada era globalisasi dan informasi seperti ini.
Scott M. Cultip dan Allen H. Center, pengertian humas adalah merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan tatacara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya. (Rosady Ruslan, 2002).
Menurut definisi kamus terbitan Institute of
Public Relations (IPR), yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalaknya.
Menurut Scott M. Cutlip dan H. Center, Public Relations adalah proses yang kontinyu dari usaha- usaha manajemen untuk memperoleh kerjasama dan saling pengertian dari para pelanggannya, pegawai, publik umumnya ke dalam mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan persyaratan- persyaratan. (Danan Djaja, 1985:10)
John G. Mayers (Danan Djaja, 1985:10) dijelaskan bahwa program yang dilakukan humas adalah suatu organisasi mempunyai objek sasaran yaitu:
1. Publik Internal Perusahaan adalah orang- orang yang
berada didalam organisasi yaitu karyawan,pemegang saham.
2. Publik Eksternal Perusahaan adalah orang- orang
yang berada diluar organisasi yang ada kaitannya
dengan organisasi yaitu pers, masyarakat,
pemerintah.
Dari pengertian humas diatas dapat disimpulkan humas adalah fungsi manajemen dari organisasi yang
bertujuanuntukmengembangkan goodwill dan
memperoleh opini publik dalam menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai
publik, kegiatan public relationsharus diterapkan
kedalam serta keluar dan juga untuk menciptakan citra positif perusahaan baik pada publik internal maupun eksternal.
B. Peranan Humas
suatu organisasi yang ruang linkup tugasnya menjalin hubungan yang harmonis baik dengan publik internal maupun publik eksternal. Menurut Rosady Ruslan (2008:10) peranan humas yang ada intinya
1. Sebagai communicator atau penghubung antar
organisasi yang diwakili dengan publiknya. Dalam menghadapi pihak dalam atau luar, tugas yang dilakukan oleh humas harus mampu menjadi ujung tombak bagi penyebaran informasi bagi perusahaan.
2. Membina relationship yaitu berupaya membina
hubungan yang positif dan saling menguntungkan
dengan pihak publiknya. Dalam rangka
menjembati hubungan PTPN- VII dengan
publiknya dengan melakukan kegiatan seperti terjun langsung kemasyarakat tujuannya agar lebih dekat dengan publik.
3. Berperan sebagai Back Up Management yakni
sebagai penghubung dalam fungsi manajemen organisasi. Humas berperan sebagai fungsi manajemen maka humas harus mendukung setiap langkah- langkah atau keputusan yang dibuat instansi kepada publik.
4. Membentuk Corporate Image artinya peranan
seorang humas berupaya untuk menciptakan citra bagi organisasi.
C. Fungsi Humas
Menurut pakar humas internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) fungsi public relations dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam
mecapai tujuan bersama.
2. Membina hubungan yang harmonis antara
organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan
dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang diwakilinya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan
sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik,
mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. (Rosady Ruslan,2005:19)
D. Ciri-Ciri Humas
Berfungsi tidaknya humas dalam sebuah
organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukkan ciri- cirinya yaitu :
1. Humas adalah kegiatan organisasi dalam suatu
organisasi yang berlaku dua arah secara timbal balik.
2. Humas merupakan penunjang terciptanya tujuan
yang ditetapkan manajemen dalam suatu
organisasi.
3. Publik yang menjadi sasaran humas adalah publik
internal dan publik eksternal.
4. Operasionalisasi humas adalah membina
hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan sikologis baik yang timbul dari organisasi maupun pihak publik.
E. Tujuan Humas
Tujuannya adalah ”membentuk goodwill,
toleransi, saling kerjasama dan saling menghargai serta memperoleh opini public yang favorable, image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis baik hubungan kedalam (internal relations)
maupun hubungan keluar (external relations)”.
Frank Jeffkins (1992:21) merumuskan tujuan PR adalah :
1. Memperoleh pengertian publik
2. Mendapatkan kepercayaan publik
3. Mendapat dukungan publik
4. Memperoleh kerjasama publik
Menurut M. Linggar Anggoro (2002:71) dari
sekian banyak tujuan humas beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada
masyarakat luas serta membuka pasar- pasar baru.
2. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan
masyarakat bursa saham atau rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru.
3. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan
dengan khalaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
4. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen
agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk- produk perusahaan.
5. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan
mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadi krisis.
6. Untuk menciptakan identitas perusahaan atau citra
lembaga yang baru tentunya lebih baik daripada sebelumnya.
F. Tugas Humas
1. Tugas Internal Public RelationsAdalah
menyelenggarakan komunikasi yang
bersifat persuasive dan informative dengan publik
internal khususnya para pegawai dengan
mengadakan analisa tentang kepegawaian seperti ( gaji dan kesejahteraan karyawannya), menganalisa
apa yang telah dilaksanakan didalam internal Public
Relations, mengadakan survey tentang sikap para
karyawan terhadap instansinya dengan
kegiatannya, tujuan internal public relations yaitu mencapai karyawan yang mempunyai gairah kerja.
2. Tugas Eksternal Public RelationsAdalah
mengadakan komunikasi yang efektif yang
sifatnya informative dan persuasive yang ditujukan kepada publik diluar organisasi. Tugas- tugas yang
harus dilakukan dalam eksternal public relationsatas
dasar untuk memperoleh dukungan pengertian dan kepercayaan dari publik luar adalah sebagai berikut:
a) Menilai sikap dan opini publik terhadap
kepemimpinan terhadap para pegawai dan metode yang digunakan.
b) Memberi advise dan counsel pada pimpinan
tentang segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan public
relations mengenai perbaikan- perbaikan kegiatan.
c) Memberikan penerangan- penerangan yang
objektif agar publik tetap informed tentang
segala aktivitas dan perkembangan
organisasi itu dengan menyusun staf-staf yang efektif untuk bagian itu, tujuan eksternal public relations yaitu mengeratkan hubungan dengan orang- orang diluar organisasi sehingga terbentuk opini publik terhadap organisasi.
G. Humas Eksternal / Publik Eksternal
Di sini yang dimaksud dengan humas eksternal adalah segenap kegiatan humas yang diarahkan pada
khalayak diluar perusahaan (masyarakat, agen,
konsumen, pemerintah dan pers) bukan kalangan dalam
organisasi yang bersangkutan.Menurut Effendy
(1993:136) mendefinisikan bahwa humas eksternal adalah suatu hubungan yang diciptakan dengan orang- orang diluar organisasi atau instansi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dengan sasaran khalayak
bergantung pada ruang lingkup lembaga.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa humas eksternal adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempererat hubungan dengan orang- orang diluar lembaga atau instansi sehingga terbentuk opini publik dan citra yang positif terhadap lembaga.Tugas humas suatu perusahaan adalah bagaimana menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik internal dan publik eksternal.Tugas penting humas eksternal adalah
mengadakan komunikasi yang efektif yang
sifatnya informative dengan jujur, sesuai fakta yang
sebenarnya.
H. Program Public Relations
Rosady Ruslan (Ardianto, 2009:103-104)
mengemukakan, bahwa untuk menyelenggarakan
program atau acara atau kegiatan khusus (special events), humas tersebut harus mampu menarik perhatian dari publik terhadap perusahaan atau produk tertentu, yang ingin ditampilkan melalui aktivitas special
events itu sendiri. Dalam hal ini, maka kegiatan special
events dari Humas/PR tersebut akan mampu
memuaskan bagi pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan-serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus Humas, baik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), Kesadaran (awareness), upaya pemenuhan selera (pleasure), dan menarik simpati atau empati sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak. Pada akhirnya, kegiatan ini dapat menciptakan citra (image) positif dari
masyarakat atau publik sebagai target sasarannya
.
Dalam kajian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Menurut Artherton dan Klemmack (1982) yang dikutip Ruslan (2010:3)
menerangkan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) suatu masyarakat, kelompok atau individu tertentu sebagai obyek penelitiannya.
Pada metode ini peneliti mengunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam
moleong (2002:4) mendefinisikan ”metode kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” menurut mereka
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (disingkat Kemenkumham RI) adalah
kementerian dalam PemerintahIndonesia yang
membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dipimpin oleh seorang Menteri yang sejak 27
Oktober2014 dijabat oleh Yasonna Laoly. Kemenkumham beberapa kali mengalami pergantian nama yakni: "Departemen Kehakiman" (1945-1999), "Departemen
Hukum dan Perundang-undangan" (1999-2001),
"Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia" (2001-2004), "Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia" (2004-2009), dan "Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia" (2009-sekarang).
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pertama kali dibentuk pada tanggal 19 Agustus1945
dengan nama Departemen Kehakiman. Menteri
Kehakiman yang pertama menjabat adalah
Soepomo.Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada zaman pemerintahan Belanda disebut Departemen Van Justitie yaitu berdasarkan peraturan Herdeland Yudie Staatblad No.576.
dibuat pula penetapan tentang tugas pokok masalah ruang lingkup tugas Departemen Kehakiman walaupun secara singkat.
Pada tanggal 1 Oktober 1945 kewenangan Departemen Kehakiman diperluas yakni Kejaksaan berdasarkan Maklumat Pemerintah tahun 1945 tanggal 1 0ktober 1945 dan Jawatan Topograpi berdasarkan Penetapan pemerintah tahun 1945 Nomor 1. Jawatan Topograpi kemudian dikeluarkan dari Departemen Kehakiman dan masuk ke Departemen Pertahanan.
Ketika Departemen Agama dibentuk pada tanggal 3 Januari1946, Mahkamah Islam Tinggi dikeluarkan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia dan masuk ke Departemen Agama Republik Indonesia.
Hingga pada 22 Juli 1960, rapat kabinet memutuskan bahwa kejaksaan menjadi departemen dan keputusan tersebut dituangkan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 204/1960 tertanggal 1 Agustus 1960 yang berlaku sejak 22 Juli 1960. Sejak itu pula, Kejaksaan RI dipisahkan dari Departemen Kehakiman.Pemisahan tersebut dilatarbelakangi rencana kejaksaan mengusut kasus yang melibatkan Menteri Kehakiman pada saat itu.
Pengalihan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ke Mahkamah Agung berawal dari Undang-Undang No 35 Tahun 1999 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang kemudian dijabarkan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Pada tanggal 23 Maret 2004 Presiden Megawati mengeluarkan Keputusan Presiden RI No. 21 Tahun 2004 tentang pengalihan organisasi, administrasi dan finansial dan lingkungan Peradilan Umum dan Tata Usaha Negara, Pengadilan
Agama ke Mahkamah Agung yang kemudian
ditindaklanjuti dengan serah terima Pengalihan
organisasi, administrasi dan finansial di lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara ke Mahkamah Agung pada tanggal 31 Maret 2004.
Nama Departemen Kehakiman telah beberapa kali berubah nama karena disesuaikan dengan fungsi dari Departemen tersebut.
Sesuai dengan Pasal 6 dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: M.HH-05.UM.01.01 Tahun 2011 tentang perubahan Logo Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O11 Nomor 433.
Logo Kementerian Hukum dan HAM diberi nama BANGKUMHAMNAS. Logo ini memberikan makna bahwa Pembangunan Hukum dan HAM Nasional terus tumbuh
dalam rangka menuju negara kesejahteraan (welfare
state) yang mengayomi dan melindungi seluruh rakyat dan tanah air.
BANGKUMHAMNAS juga bermakna kepastian hukum, perlindungan HAM dan keadilan untuk segenap rakyat Indonesia (Justice for All) dalam pengertian secara
filosofis bersandar pada adagium "The Greatest Happiness for the Greatest Number".
BANGKUMHAMNAS selain itu juga bermakna tujuan hukum yang paling mendasar yaitu untuk
tercapainya keadilan, kebenaran, keamanan dan
ketertiban. Kombinasi kedua variabel ini (keadilan dan ketertiban) adalah pilar utama negara hukum karena tidak mungkin tercipta keadilan dalam ketidaktertiban.
LANDASAN FILOSOFI DAN MAKNA
Tranformasi Visual Stilasi atau penggayaan bentuk ataupenggambaran dari bentuk alami menjadi bentuk ornamental.Seperti yang kita ketahui logo Kementerian Hukum dan HAM sebelumnya adalah gambar sebuah pohon beringain. Kini gambar tersebut dipertegas dengan menggunakan penggambaran stilasi.
Adapun maksud perubahan logo menggunakan penggambaran stilasi. Menstilasikan bentuk berarti menggambarnya dengan memberikan bentuk yang tegas,memiliki kesan datar, bentuk oranamental yang indah dan tidak meninggalkan ciri-ciri yang mendukung karakter motif atau bentuk sumbernya. Dengan demikian logo Kementerian Hukum dan HAM yang baru diharapkan dapat mencerminkan identitas dan citra organisasi Kementerian Hukum dan HAM yang selalu ingin masyarakat dapat memperoleh kepastian hukum.
Pemaknaan :
1. Dasar gambar stilasi adalah pohon beringin yang
mengartikan Kehidupan dan Kebijaksanaan nilai transenden yang membumi serta pertumbuhan ke atas yang mengartikan organisasi yang terus tumbuh dan berkembang.
2. Makna tulisan PENGAYOMAN sebagaimana
berarti mengayomi dan melindungi seluruh rakyat Indonesia di bidang hukum dan hak asasi manusia.
3. Ada 5 (lima) garis setengah lingkaran
melambangkan Pancasila yang merupakan
falsafah negara.
4. Pilar Kiri melambangkan Hukum sedangkan
pilar kanan menggambarkan Hak Asasi Manusia yang menjunjung tinggi agama dan moral.
5. 2(dua) pilar tegak lurus sejajar yang mempunyai
makna demokrasi dan keadilan untuk
mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. 6. Pilar-pilar tersebut menopang Pancasila sebagai
landasan falsafah negara.
7. Warna biru tua sebagai dasar yang mempunyai
makna amanah, keamanan, keteraturan,
kedalaman makna jati diri bangsa, percaya diri, ketertiban, dan inovasi teknologi (wawasan dan cakrawala yang luas).
8. Warna Emas pada logo melambangkan
keagungan, keluhuran dan kewibawaan.
Kementerian Hukum dan HAM juga mengandung ekspresi kreatifitas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Visi ini pun dibuat berdasar pada prinsip nilai-nilai yang mengandung penghargaan bagi pegawai Kementerian Hukum dan HAM dan juga masyarakat Indonesia.
Dengan misi:
1. Mewujudkan peraturan Perundang-Undangan
yang berkualitas;
2. Mewujudkan pelayanan hukum yang
berkualitas;
3. Mewujudkan penegakan hukum yang
berkualitas;
4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan
perlindungan HAM;
5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi
Kementerian Hukum dan HAM; serta
6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan
HAM yang profesional dan berintegritas.
Misi Kementerian Hukum dan HAMberisikan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan Visi. Misi Kementerian Hukum dan HAM di artikan sebagai tujuan dan alasan mengapa Kementerian Hukum dan HAM dibuat.Kementerian Hukum dan HAM dalam misinya ingin memberikan arahan sekaligus batasan-batasan dalam proses pencapaian tujuan.
Nilai yang Diterapkan Kementerian Hukum dan Ham 1. Profesional
Aparat Kementerian Hukum dan Ham adalah aparat yang profesional berkerja untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, serta menjunjung tinggi etika dan intergritas profesi.
2. Akuntabel
Mempertanggungjawabkan setiap penyelenggaraan kegiatan pemerintahan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
3. Sinergi
Berkomitmen untuk membangun dan memastikan
hubungan kerjasama yang produktif serta
kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik yang bermanfaat dan berkualitas.
4. Transparan
Kementerian Hukum dan Ham menjamin akses kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah,
yaitu: informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.
5. Inovatif
Kementerian Hukum dan Ham mendukung
kreativitas dan mengembangkan inisiatif untuk
selalu melakukan pembaharuan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian
Hukum dan HAM mempunyai tugas :
1. Melaksanakan penyiapan pembinaan
hubungan masyarakat.
2. Menyebarkan pemberitaan dan memberi
layanan informasi serta dokumentasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam buku Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM pasal 100, Bagian Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan peliputan dan penyajian berita.
2. Pelaksaan fasilitas hubungan pers, media
massa dan analisa berita.
3. Pelaksanaan layanan informasi dan fasilitasi penanganan permohonan informasi.
4. Pengelolaan dokumentasi, arsip dan
perpustakaan.
KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, penulis juga mendapatkan banyak pengetahuan khususnya dalam penyelenggaraan Event Legal Expo. Penulis dapat mengetahui bagaimana proses media monitoring lam memberikan kesdaran
kepada masyarakatmengenai hokum dan juga
mengatahui bagaimana proses publikasi sebuah acara,
bagaimana me-managepeserta Legal Expo. Serta,
bagaimana menyelesaikan masalah internal dan ekternal yang terjadi selama proses perencanaan hingga evaluasi acara Legal Expo berlangsung
REFERENSI
Anggoro, M. Linggar, 2002. Teori dan PraktikKehumasan. PT. Bumi Aksara, Bandung.
Ardianto, Elvinaro. 2009. Public Relations Praktis. Edisi pertama. Wijaya Padjajaran.
Cutlip, S.M., Centre, A.H. & Broom, G.M. 1982. Effective Public Relations. Edisi Pertama. Prentice Hall. New Jersey.
Djaja, Danan. 1985. Peranan Humas dalam Perusahaan. Alumni. Bandung.
Effendi, Onong Uchajana. 1993. Human Relations dan Public Relations. CV. Mandar Maju.
Jeffkins, Frank,. 1992. Public Relations. Mandar Maju. Jakarta.
Ruslan, Rosady. 2002. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public Relaion dan
Media Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.