Teknik Penyajian
dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Teknik Penyajian
dan Pembahasan
Hasil Penelitian
mustikalukmanarief
Agenda Paparan
Agenda Paparan
I.
ISU-ISU
PENTIN
G
I.
ISU-ISU
PENTIN
G
II.
ISU-ISU PENTING DALAM
PENYAJIAN DAN
PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
ISU-ISU PENTING DALAM
PENYAJIAN DAN
1. Penyajian dan pembahasan hasil
penelitian merupakan bagian terpenting
dan tak terpisahkan dari suatu Struktur
Penelitian (Bagian IV).
Bagian ini sangat krusial menentukan
keberhasilan suatu proyek penelitian karena
menyajikan, menginterpretasikan dan
membahas hasil penelitian
sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian,
pernyataan/hipotesis, basis teoritis dan
model penelitian, serta desain penelitian
yang telah diajukan pada bab-bab (bagian)
sebelumnya
1. Penyajian dan pembahasan hasil
penelitian merupakan bagian terpenting
dan tak terpisahkan dari suatu Struktur
Penelitian (Bagian IV).
Bagian ini sangat krusial menentukan
keberhasilan suatu proyek penelitian karena
menyajikan, menginterpretasikan dan
membahas hasil penelitian sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian,
pernyataan/hipotesis, basis teoritis dan
model penelitian, serta desain penelitian
Struktur dan Siklus Penelitian
Struktur dan Siklus Penelitian
Rumusan Masalah Rumusan
Masalah PenelitianTujuan
Tujuan untuk riset selanjutany
a
Keterbatas an dan Usulan untuk riset selanjutany
2. Penyajian hasil penelitian dan
pembahasannya harus relevan dan
mampu menjawab:
Rumusan masalah dan tujuan riset
yang telah diajukan
Proposisi/hipotesis yang telah
dinyatakan (H
0atau H
a)
Relevansi hasil riset dengan basis
teoritis dan hasil riset sebelumnya,
serta cerita konteks lingkungan
risetnya
2. Penyajian hasil penelitian dan
pembahasannya harus relevan dan
mampu menjawab:
Rumusan masalah dan tujuan riset
yang telah diajukan
Proposisi/hipotesis yang telah
dinyatakan (H
0atau H
a)
Relevansi hasil riset dengan basis
teoritis dan hasil riset sebelumnya,
serta cerita konteks lingkungan
3. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian
harus disesuaikan dengan pendekatan riset
yang digunakan
3. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian
harus disesuaikan dengan pendekatan riset
Paradigma Ilmu Sosial
Burrel & Morgan (1989)
PARADIGMS
Positivist paradigm
Interpretivist paradigm
Critical paradigm
Postmodernist paradigm, and
(Feminist paradigm)
Penelitian alternatif/kualitatif termasuk ke 4 di
atas kecuali positivist
PARADIGMS
Positivist paradigm
Interpretivist paradigm
Critical paradigm
Postmodernist paradigm, and
(Feminist paradigm)
Penelitian alternatif/kualitatif termasuk ke 4 di
atas
kecuali
positivist
Perbedaan paradigma Riset
Positivist vs non-positivist
Perbedaan paradigma Riset
Positivist vs non-positivist
Social Reality “out there”Objective Subjective, created, interpreted
Human Beings without free willRationale, assigning meaningCreators,
Science NomotheticDeductive Ideographic Inductive
Research Purpose Explain, predict Understand holistically
POSITIVIST
POSITIVIST NON-POSITIVISTNON-POSITIVIST
Uraian
Uraian
Burrel & Morgan
Subjective & Objective
Dimension
Burrel & Morgan
Subjective & Objective
Dimension
Nominalism RealismRealism
METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF
Focuses on human beings and real
social phenomenon.
Research questions are understood
comprehensively.
Produces holistic knowledge, instead
of generalization.
Getting inside the real social
phenomena
Based on the researcher’s
intellectual & stock of knowledge
Getting inside the real social
phenomena
Based on the researcher’s
intellectual & stock of knowledge
IN WAYS
(Sawaryuwono, 2013)
MACAM-MACAM METODOLOGI
PENELITIAN KUALITATIF
Grounded theory
Case study
Narrative
Historiography
Life History
Critical (perspective)
research
Focus Group Discussion
Phenomenology
Ethnography
Hermeneutic
Qualitative Intuitive
Discourse Analysis
Action research/science
Ethno methodology
Participant Observation
Symbolic –
Interactionisme
PENYAJIAN
HASIL PENELITIAN
PENYAJIAN
Hasil Penelitian yang perlu disajikan
(Riset Kuantitatif)
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
•
Memaparkan hasil pengujian asumsi
klasik tentang kelayakan variabel, model
penelitian dan data penelitian yang
digunakan
•
Asumsi klasik yang digunakan:
Uji Normalitas data
Uji Multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Autokorelasi
•
Memaparkan hasil pengujian asumsi
klasik tentang kelayakan variabel, model
penelitian dan data penelitian yang
digunakan
•
Asumsi klasik yang digunakan:
Uji Normalitas data
Uji Multikolinearitas
Keterangan Alat Uji Kriteria Keterangan
Uji Normalitas
data uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil Sig. Uji
Kolmogorov-Smirnov > =
0,05
Data
terdistribusi normal
Uji
Multikolinearitas Tolerance (T), VIF Jika T > 0,1 dan VIF < 10 Tidak terjadi multikolinearita s
Uji
Heteroskedastisit as
uji Glejser Sig.
(koefsien
variabel regresi) > = 0,05
Tidak terjadi heteroskedasita s
Uji Autokorelasi uji
Durbin-Watson/DW du<DW<4-du Model regresi bebas dari autokorelasi
Kriteria Pengujian Asumsi Klasik
Hasil Statistik Deskriptif
Hasil Statistik Deskriptif
1. Memaparkan gambaran nilai Minimum (Min.)
dan maksimum (Max.) dari observasi sampel
untuk Variabel Penelitian tertentu yang diuji
2. Memaparkan nilai rata-rata (Mean) dari
keseluruhan observasi untuk suatu variabel
penelitian tertentu
3. Memaparkan nilai deviasi standar (Std. Dev)
dari keseluruhan observasi untuk suatu
variabel penelitian tertentu
4. Hasil Statistik Deskriptif perlu disajikan
dalam bentuk tabel
1. Memaparkan gambaran nilai Minimum (Min.)
dan maksimum (Max.) dari observasi sampel
untuk Variabel Penelitian tertentu yang diuji
2. Memaparkan nilai rata-rata (Mean) dari
keseluruhan observasi untuk suatu variabel
penelitian tertentu
3. Memaparkan nilai deviasi standar (Std. Dev)
dari keseluruhan observasi untuk suatu
variabel penelitian tertentu
Variabel Minimum Maximu
Statistik Deskriptif (N=204)
Contoh-1
Statistik Deskriptif (N=204)
Penjelasan Contoh-1
(1) Nilai minimum dan maksimum dari CAR
(cummulative abnormal returns) saham
dari 204 perusahaan adalah -0,01 dan
0,04 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
-0,0017 dan deviasi standar sebesar 0,025
VARIABEL
N Minimum Maximum Mean DeviationStd. Rit Awal 103 -.00461 .00520 .0003640 .00180191
Pertumbuh
an 110 -.00589 .00933 .0000648 .00221764 Dewasa
103 -.00262 .00475 .0006263 .00152907 Penurunan 111 -.00717 .00629 .0001110 .00216474 Panel 418 -.00477 .00933 .0002894 .00178753 VARIABEL
N Minimum Maximum Mean DeviationStd. LBK Awal
103
-28.66510 20.7300
6 -.2376396 5.42028556 Pertumbuh
an 110
-20.89820 22.1824
7 -.2406712 3.67065215 Dewasa
103 -6.08580 25.96246 .6303278 3.56528628 Penurunan
111
-10.73881 13.6086
1 .2903919 2.21730639 Panel 418 -28.66511 25.9624
6 .0981805 3.87496828 VARIABEL
N Minimum Maximum Mean DeviationStd. AKBK Awal
103 -.99919 18.57740 .7023266 2.56326013 Pertumbuh
an 110 -.90317 6.45805 .2608206 1.21174603 Dewasa 103 -.86345 13.2396
1 .3207632 1.43774979 Penurunan
111 -.94448 5.28524 .1754010 .89428502 Panel 418 -.99919 18.5774
0 .3585744 1.65388737 VARIABEL
N Minimum Maximum Mean DeviationStd. NBEK Awal 103 -.73928 10.0436
0 .2730167 1.26993950 Pertumbuh
an 110
-11.05910 15.2518
2 .2248108 2.00995909 Dewasa
103 -4.33221 8.37381 .4525049 1.41583161 Penurunan
111 -1.07045 3.68676 .1658746 .58082526 Panel 418 -11.05907 15.2518
2 .2756863 1.42226512
Contoh 2
Statistik Deskriptif Contoh 2
Penyajian Hasil Pengujian Hipotesis
Penyajian Hasil Pengujian Hipotesis
1.Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel,
grafk atau diagram alir
2. Menyajikan hasil pengujian terhadap kelayakan
model penelitian (Nilai F-test, Sig.F, R
2, Adj.R
2).
Keterangan:
Sig.F = Signifkansi model. Suatu model regresi dikatakan layak digunakan sebagai model penelitian apabila nilai Sig.F-nya signifkan pada level 0,01, 0,05 atau 0,1.
R2, Adj.R2 = menunjukkan seberapa besar kekuatan daya
penjelas (explanatory power) dari variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Semakin bebar nilai R2, Adj.R2 maka semakin baik model tersebut.
1.Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel,
grafk atau diagram alir
2. Menyajikan hasil pengujian terhadap kelayakan
model penelitian (Nilai F-test, Sig.F, R
2, Adj.R
2).
Keterangan:
Sig.F = Signifkansi model. Suatu model regresi dikatakan layak digunakan sebagai model penelitian apabila nilai Sig.F-nya signifkan pada level 0,01, 0,05 atau 0,1.
R2, Adj.R2 = menunjukkan seberapa besar kekuatan daya
penjelas (explanatory power) dari variabel-variabel
3. Menyajikan hasil pengujian regresi untuk
masing-masing variabel mencakup:
Keterangan terkait simbol dari model penelitian
untuk masing-masing variabel penelitian
(konstanta dan simbol variabel)
Nilai koefsien
(arah/sign) untuk
masing-masing variabel.
Nilai koefsien
yang positif menunjukkan
variabel independen (VI) berpengaruh positif
terhadap variabel dependen (VD).
Sebaliknya, apabila koefsien
bernilai
negatif maka VI berpengaruh negatif terhadap VD
3. Menyajikan hasil pengujian regresi untuk
masing-masing variabel mencakup:
Keterangan terkait simbol dari model penelitian
untuk masing-masing variabel penelitian
(konstanta dan simbol variabel)
Nilai koefsien
(arah/sign) untuk
masing-masing variabel.
Nilai koefsien
yang positif menunjukkan
variabel independen (VI) berpengaruh positif
terhadap variabel dependen (VD).
Sebaliknya, apabila koefsien
bernilai
Nilai t menunjukkan besaran nilai t-test
statistikal dari suatu VI (
magnitude
).
Nilai t tersebut biasanya kemudian dibandingkan
dengan nilai t-tabel. Apabila t-test > t-tabel, maka
pengaruh VI terhadap VD adalah signifkan pada level
0,01, 0,05 atau 0,1. Demikian pula sebaliknya
Nilai Sig. menunjukkan tingkat signifkansi
nilai t dari suatu VI terhadap VD.
Suatu VI dikatakan memiliki pengaruh yang
signifkan terhadap VD apabilai nilai Sig.-nya berada
pada level 0,01, 0,05, atau 0,1
Nilai t menunjukkan besaran nilai t-test
statistikal dari suatu VI (
magnitude
).
Nilai t tersebut biasanya kemudian dibandingkan
dengan nilai t-tabel. Apabila t-test > t-tabel, maka
pengaruh VI terhadap VD adalah signifkan pada level
0,01, 0,05 atau 0,1. Demikian pula sebaliknya
Nilai Sig. menunjukkan tingkat signifkansi
nilai t dari suatu VI terhadap VD.
Suatu VI dikatakan memiliki pengaruh yang
Variabel B t Sig.
Constant (θ0) -0.014 -3.928 0.000 LABA (θ1) 0.154 1.945 0.053 (2) D1 (θ2) 0.067 0.818 0.414 (3) D2 (θ3) 0.175 2.517 0.013 D3 (θ4) -0.080 -1.114 0.267 LD (θ5) -0.161 -2.311 0.022 (4) AKB (θ6) 0.043 0.626 0.532 F-test 4.509 (1)
Sig. F 0.000 Adj. R2 0.099
CAR = θ0 + θ1LABAit + θ2D1 + θ3D2 + θ4D3 + θ5LD + θ6AKB + ε CAR = θ0 + θ1LABAit + θ2D1 + θ3D2 + θ4D3 + θ5LD + θ6AKB + ε
Contoh
INTERPRETASI dan
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
INTERPRETASI dan
PEMBAHASAN
Tujuan Interpretasi dan Pembahasan hasil
penelitian
Tujuan Interpretasi dan Pembahasan hasil
penelitian
1. Menjawab permasalahan dan tujuan
penelitian, serta proposisi/hipotesis
yang telah diajukan
2. Menginterpretasikan hasil penelitian
dari setiap variabel dan
mengintegrasikan kesesuaiannya
dengan propisisi/hipotesis yang telah
diajukan
(mendukung atau tidak
mendukung hipotesis)
1. Menjawab permasalahan dan tujuan
penelitian, serta proposisi/hipotesis
yang telah diajukan
2. Menginterpretasikan hasil penelitian
dari setiap variabel dan
mengintegrasikan kesesuaiannya
dengan propisisi/hipotesis yang telah
diajukan
(mendukung atau tidak
3. Mengaitkan kesesuaian temuan
penelitian dengan prediksi teoritis
dari suatu teori yang menjadi basis
teori riset
(
temuan riset mendukung
atau tidak mendukung suatu teori
tertentu
)
4.Mengaitkan kesesuaian hasil riset
dengan hasil-hasil riset sebelumnya
(
mendukung atau tidak mendukung hasil
riset siapa saja
).
3. Mengaitkan kesesuaian temuan
penelitian dengan prediksi teoritis
dari suatu teori yang menjadi basis
teori riset
(
temuan riset mendukung
atau tidak mendukung suatu teori
tertentu
)
4.Mengaitkan kesesuaian hasil riset
dengan hasil-hasil riset sebelumnya
(
mendukung atau tidak mendukung hasil
4. Mendiskusikan hasil riset yang bertentangan
dengan prediksi dari basis teori yang
mendasari perumusan hipotesis atau
hasil-hasil riset sebelumnya.
Perlu dibahas secara mendalam dan logis apa
saja kemungkinan faktor-faktor penyebabnya
terjadinya hasil yang bertentangan (anomali)
tersebut dan bagaimana kemungkinan solusinya.
Apakah ada keterbatasan dalam pengunan
variabel, data, model pengujian dan basis teoritis
penelitian sehingga menyebabkan hasil penelitian
bertentangan dengan prediksi teori atau hasil-hasil
riset sebelumnya?
4. Mendiskusikan hasil riset yang bertentangan
dengan prediksi dari basis teori yang
mendasari perumusan hipotesis atau
hasil-hasil riset sebelumnya.
Perlu dibahas secara mendalam dan logis apa
saja kemungkinan faktor-faktor penyebabnya
terjadinya hasil yang bertentangan (anomali)
tersebut dan bagaimana kemungkinan solusinya.
Apakah ada keterbatasan dalam pengunan
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil
penelitian terhadap basis teoritis dan
temuan-temuan sebelumnya, kebijakan
yang sudah dilakukan dan praktik yang
dijalankan.
7. Bila memang hasil penelitian dinilai
sudah akurat dan krusial , peneliti dapat
mengajukan modifkasi teori atau model
yang sudah ada atau mengajukan teori
atau model baru yang relevan disertai
dengan asumsi-asumsi dan penalaran
logis yang kuat.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil
penelitian terhadap basis teoritis dan
temuan-temuan sebelumnya, kebijakan
yang sudah dilakukan dan praktik yang
dijalankan.
7. Bila memang hasil penelitian dinilai
sudah akurat dan krusial , peneliti dapat
mengajukan modifkasi teori atau model
yang sudah ada atau mengajukan teori
Variabel B t Sig.
Constant (θ0) -0.014 -3.928 0.000 LABA (θ1) 0.154 1.945 0.053 (2) D1 (θ2) 0.067 0.818 0.414 (3) D2 (θ3) 0.175 2.517 0.013 D3 (θ4) -0.080 -1.114 0.267 LD (θ5) -0.161 -2.311 0.022 (4) AKB (θ6) 0.043 0.626 0.532 F-test 4.509 (1)
Sig. F 0.000 Adj. R2 0.099
CAR = θ0 + θ1LABAit + θ2D1 + θ3D2 + θ4D3 + θ5LD + θ6AKB + ε .…. (14)
CAR = θ0 + θ1LABAit + θ2D1 + θ3D2 + θ4D3 + θ5LD + θ6AKB + ε .…. (14)
Contoh penelitian empiris
Ha1: Pengaruh kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D1), kualitas laba (D3), laba ditahan (LD) dan arus kas bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham
anoma li anoma
Penjelasan
Penjelasan
(1) Nilai F-test dari model (14) adalah 4,509 dengan nilai Sig-F sebesar 0,000. Dengan demikian, modal (14) dpt digunakan sebagai model empiris utk menguji hipotesis. Nilai Adj.R2
sebesar 0,099 menunjukkan bahwa daya penjelasan dari variabel kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D1), kualitas laba (D3), laba ditahan (LD) dan arus kas
bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham (VD) adalah 9,9%; sementara selebihnya (90,1%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
(2) Kandungan laba (Laba) memiliki nilai koefsien 0,154
dengan besaran nilai t adalah 1,945 dan Sig sebesar 0,053. Hasil tersebut menunjukkan kandungan laba berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham dan secara statistik signifkan pada level 10%
(1) Nilai F-test dari model (14) adalah 4,509 dengan nilai Sig-F sebesar 0,000. Dengan demikian, modal (14) dpt digunakan sebagai model empiris utk menguji hipotesis. Nilai Adj.R2
sebesar 0,099 menunjukkan bahwa daya penjelasan dari variabel kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D1), kualitas laba (D3), laba ditahan (LD) dan arus kas
bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham (VD) adalah 9,9%; sementara selebihnya (90,1%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
(2) Kandungan laba (Laba) memiliki nilai koefsien 0,154
(3) Timeliness publikasi laba (D1) memiliki nilai koefsien
0,067 dengan besaran nilai t adalah 0,818 dan nilai Sig sebesar 0,414.
Hasil tersebut menunjukkan timeliness publikasi laba
berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik tidak signifkan
(4) Laba ditahan (LD) memiliki nilai koefsien -0,161 dengan besaran nilai t adalah -2, 311 dan nilai Sig sebesar 0,022.
Hasil tersebut menunjukkan Laba ditahan berpengaruh
negatif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik signifkan pada level 5%.
Hasil ini anomali atau bertentangan dengan prediksi teori relevansi nilai yang menyatakan bahwa Laba di tahan berpengaruh positif meningkatkan relevansi nilai laba untuk pasar saham
(3) Timeliness publikasi laba (D1) memiliki nilai koefsien
0,067 dengan besaran nilai t adalah 0,818 dan nilai Sig sebesar 0,414.
Hasil tersebut menunjukkan timeliness publikasi laba berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik tidak signifkan
(4) Laba ditahan (LD) memiliki nilai koefsien -0,161 dengan besaran nilai t adalah -2, 311 dan nilai Sig sebesar 0,022.
Hasil tersebut menunjukkan Laba ditahan berpengaruh negatif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik signifkan pada level 5%.
Penyajian Hasil Riset Preskriptif
Penyajian Hasil Riset Preskriptif
•
Riset yang bertujuan memaparkan data-data hasil
penelitian yang telah diolah tanpa melalui
pengujian asosiasi, relasi atau kausalitas
statistikal atau ekonometrika...
•
Data yang disajikan bisa hanya bersifat statistik
deskriptif (Min, Max, Mean dan Deviasi Standar)
•
Hasil analisis disajikan dalam bentuk visualisasi
seperti tabel, grafk, gambar, diagram, bagan alir,
dll
•
Visualisasi hasil penelitian harus diinterpretasikan
dan dibahas sesuai dengan permasalahan dan
tujuan penelitian, atau proposisi.
•
Riset yang bertujuan memaparkan data-data hasil
penelitian yang telah diolah tanpa melalui
pengujian asosiasi, relasi atau kausalitas
statistikal atau ekonometrika...
•
Data yang disajikan bisa hanya bersifat statistik
deskriptif (Min, Max, Mean dan Deviasi Standar)
•
Hasil analisis disajikan dalam bentuk visualisasi
seperti tabel, grafk, gambar, diagram, bagan alir,
dll
•
Visualisasi hasil penelitian harus diinterpretasikan
Contoh Hasil Riset Preskriptif
1.Judul:
Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dan
Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Rakyat
2. Pertanyaan penelitian:
(1). Bagaimana tren kinerja perekonomian Jateng dalam 10 tahun terakhir?
(2) Bagaimana tren kinerja pertumbuhan ekonomi Jateng dalam 10 tahun terakhir?
(3) Bagaimana kontribusi dari masing-masing sektor
perekonomian (usaha) terhadap kinerja dan pertumbuhan ekonomi Jateng selama 10 tahun terakhir?
(4)Bagaimana implikasi kinerja perekonomian terhadap kemiskinan dan pengangguran?
(5)Bagaimana implikasi pertumbuhan ekonomi terhadap kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat?
1.Judul:
Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dan
Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Rakyat
2. Pertanyaan penelitian:
(1). Bagaimana tren kinerja perekonomian Jateng dalam 10 tahun terakhir?
(2) Bagaimana tren kinerja pertumbuhan ekonomi Jateng dalam 10 tahun terakhir?
(3) Bagaimana kontribusi dari masing-masing sektor
perekonomian (usaha) terhadap kinerja dan pertumbuhan ekonomi Jateng selama 10 tahun terakhir?
(4)Bagaimana implikasi kinerja perekonomian terhadap kemiskinan dan pengangguran?
3. Variabel penelitian
Kinerja perekonomian diproksikan dengan besaran nilai
PDRB setiap tahun
Tren pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan tingkat
pertumbuhan dari nilai PDRB tahun sekarang (t.0)
dikurangi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1) dibagi nilai
PDRB tahun sebelumnya (t-1)
Kontribusi dari masing-masing sektor usaha dilihat dari
nilai PDRB per sektor dan tingkat pertumbuhannya
Kemiskinan diproksikan dengan jumlah penduduk miskin,
tingkat keparahan kemiskinan (P1) dan tingkat
kedalaman kemiskinan (P2)
Pengangguran diproksikan dengan jumlah pengangguran
terbuka
Kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat
diproksikan dengan nilai Indeks Koefsien Gini (IKG) yang
diterbitkan BPS
3. Variabel penelitian
Kinerja perekonomian diproksikan dengan besaran nilai
PDRB setiap tahun
Tren pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan tingkat
pertumbuhan dari nilai PDRB tahun sekarang (t.0)
dikurangi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1) dibagi nilai
PDRB tahun sebelumnya (t-1)
Kontribusi dari masing-masing sektor usaha dilihat dari
nilai PDRB per sektor dan tingkat pertumbuhannya
Kemiskinan diproksikan dengan jumlah penduduk miskin,
tingkat keparahan kemiskinan (P1) dan tingkat
kedalaman kemiskinan (P2)
Pengangguran diproksikan dengan jumlah pengangguran
terbuka
Kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 0
100 200 300 400 500 600
151.97171.88193.45
234.45281.98
318.43362.95
392.99
444.7
498.76
556.48
PDRB
4. Penyajian Hasil Penelitian:
4. Penyajian Hasil Penelitian:
Nilai PDRB terus
meningkat dari
tahun ke tahun
Nilai PDRB terus
meningkat dari
tahun ke tahun
1. Tren kinerja perekonomian ( PDRB Harga Berlaku)
Jateng periode 2002-2012 (dalam trilyun Rp)
0
2. Tren kinerja Nilai PDRB Harga Berlaku Per Sektor Usaha Jateng Periode 2002-2012 (dlm triliun Rp)
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengo-lahan Listrik Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan,
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 0.00
5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
3. Tren Prosentase (%) Kontribusi Per Sektor Usaha Terhadap PDRB Jateng Periode 2002-2012
P
ro
se
n
ta
se
2
2
1 1
3
3
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120 1
2 3 4 5 6 7
4. Tren Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (PRDB) Jateng dan Nasional Periode 2002-2012
P
D
R
B
Pilgub
Pilgub Krisis
ekonom i
Krisis ekonom
i
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120
5a. Tren Pertumbuhan Sektor Pertanian, Pertambangan & Penggalian dan Industri Pengolahan Periode 2002-2012
P naikan yang sig-nifkan 4 tahunan pada sektor Per-tanian
Ada pola kenaikan signifkan 3 tahunan
pada Industri Pengolahan
Ada pola kenaikan signifkan 3 tahunan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120 2
4 6 8 10 12 14
5b.Tren Pertumbuhan Sektor Liistrik Gas dan Air Bersih, Bangunan, dan PHR Periode 2002-2012
P
e
rt
u
m
b
u
h
a
n
PHR trennya bertumbuh
dalam 5 tahun terakhir PHR trennya
bertumbuh dalam 5
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
-10 -5 0 5 10 15 20
5c. Tren Pertumbuhan Sektor Pengangkutan, Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers dan Jasa-jasa Periode 2002-2012
P
e
rt
u
m
b
u
h
a
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 411530
6a. Implikasi Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan dan Pengangguran
Pertumbuha an terbuka dlm 5 tahun an terbuka dlm 5 tahun
6b. Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jateng 2007-20126b. Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jateng 2007-2012
2007 2008 2009 2010 2011 41153
0 1 2 3 4 5 6
7 6.56
6.19
5.72
5.36 5.25
4.86
3.83
3.39
2.96
2.49 2.56 2.27
1.08 0.9
0.74 0.6 0.66 0.53
Penduduk Miskin (dlm juta jiwa) Indek Keparahan Kemiskinan (P1)
Pertumbuhan ekonomi berdampak positif menurunakan indeks keparahan dan kedalaman kemisikinan
7. Tren Rasio Gini Jateng dibanding
Propinsi lain di Jawa Periode 2008- Juni 2012
7. Tren Rasio Gini Jateng dibanding
Propinsi lain di Jawa Periode 2008- Juni 2012
Propinsi 2008
2009
2010
2011
Juni-2012
DKI
Jakarta
0,33
0,36
0,36
0,44
0,42
Jawa
Barat
0,35
0,36
0,36
0,41
0,41
Banten
0,34
0,37
0,42
0,40
0,39
Jawa
Tengah
0,31
0,32
0,34
0,38
0,38
DIY
0,36
0,38
0,41
0,40
0,43
Jawa
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Nilai PDRB Jateng terus meningkat selama 10 tahun
terakhir sehingga dapat disimpulkan bahwa tren
kinerja perekonomian Jateng terus meningkat
2. Kecuali sektor pertambangan dan penggalian,
listrik, gas dan air, dan sektor keuangan dan real
estat yang berfuktuasi nilainya, nilai dari enam
sektor usaha lainnya terus meningkat dari tahun
ke tahun.
3. Sektor Industri pengolahan, PHR dan Pertanian
4. Semua sektor usaha mengalami tren
pertumbuhan positif di atas 4% per
tahun. Sektor Pertanian terindikasi
mengalami siklus tren
kenaikan/penurunan dalam 4 tahunan
5. Kecuali pada tahun terjadinya krisis
ekonomi, tren kinerja
perekonomian dan pertumbuhan
ekonomi Jateng cenderung
6. Tren kinerja perekonomian dan
pertumbuhan ekonomi yang terus
meningkat berdampak positif
menurunkan kemiskinan dan
pengangguran terbuka
7. Tren kinerja dan pertumbuhan
ekonomi yang cenderung
meningkat ternyata meningkatkan
kesenjangan ekonomi
ASPEK-ASPEK KRUSIAL
dan SALAH KAPRAH
DALAM PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
ASPEK-ASPEK KRUSIAL
dan SALAH KAPRAH
1.Dalam penelitian empiris yang menguji atau
menganalisis pengaruh atau dampak dari
variabel-variabel tertentu yang secara teoritis diprediksikan
berpengaruh positif/negatif terhadap suatu variabel
dependen, fokus pembahasannya terutama
diarahkan pada nilai koefsien Beta (
) variabel,
setelah itu baru dilihat nilai signifkansinya.
Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefsien (positif atau negatif) yang dihasilkan,
setelah itu baru dikaitkan dengan tingkat signifkansinya.
Misalnya:
Ha1 Gizi yang terjamin sejak kecil berpengaruh positif terhadap indeks prestasi siswa.
Ha2 : Gizi yang kurang terjamin sejak anak-anak masih kecil berpengaruh negatif terhadap tingkat prestasi mahasiswa
1.Dalam penelitian empiris yang menguji atau
menganalisis pengaruh atau dampak dari
variabel-variabel tertentu yang secara teoritis diprediksikan
berpengaruh positif/negatif terhadap suatu variabel
dependen, fokus pembahasannya terutama
diarahkan pada nilai koefsien Beta (
) variabel,
setelah itu baru dilihat nilai signifkansinya.
Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefsien (positif atau negatif) yang dihasilkan,
setelah itu baru dikaitkan dengan tingkat signifkansinya.
Misalnya:
Ha1 Gizi yang terjamin sejak kecil berpengaruh positif terhadap indeks prestasi siswa.
2
. Dalam penelitian empiris yang menguji atau
menganalisis pengaruh atau dampak dari
variabel-variabel tertentu yang secara regulasi/kebijakan dan
praktik diprediksikan berpengaruh positif/negatif
secara signifkan terhadap suatu variabel dependen,
fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai
koefsien Beta (
) variabel dan tingkat signifkansinya.
Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan
menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefsien (positif atau negatif) dan tingkat signifkansinya.
Misalnya:
Ha1 Kenaikan dana bantuan sosial (Bansos) dan penanggulangan kemiskinan berpengaruh positif secara signifkan menurunkan jumlah penduduk miskin dan tingkat keparahan kemiskinan 2
. Dalam penelitian empiris yang menguji atau
menganalisis pengaruh atau dampak dari
variabel-variabel tertentu yang secara regulasi/kebijakan dan
praktik diprediksikan berpengaruh positif/negatif
secara signifkan terhadap suatu variabel dependen,
fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai
koefsien Beta (
) variabel dan tingkat signifkansinya.
Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan
menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefsien (positif atau negatif) dan tingkat signifkansinya.
Misalnya:
3. Dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan
pembahasannya, yang harus dicermati peneliti adalah arah
(sign) dari nilai koefsien
variabel (positif/negatif) dan level
signifkansinya. Suatu variabel penelitian dikatakan
berpengaruh signifkan apabila nilai p-value atau Sig.-nya
berada pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. Apabila nilai Sig-nya
lebih besar dari level itu, maka tidak signifkan.
Salah kaprah:
1. Seringkali banyak peneliti tidak membaca besaran nilai koefsien variabel, tapi langsung melihat nilai Sig dari variabel, sehingga kesimpulkan yang diambil seringkali salah
2. Seringkali banyak peneliti menggunakan tolok ukur tingkat
signifkansi dengan = 0,05 atau 5%. Akibatnya, bila tingkat
signifkansi variabel di atas 0,05, misalnya, 0,06 maka dikatakan tidak signifkan. Akibatnya, kesimpulan salah. Harus disadari
bahwa = 0,05 merupakan level of confdence atau tingkat
keyakinan yang moderat terhadap data yang digunakan dalam penelitian, bukan merupakan tolok ukur level signifkansi (Sig.) variabel
3. Dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan
pembahasannya, yang harus dicermati peneliti adalah arah
(sign) dari nilai koefsien
variabel (positif/negatif) dan level
signifkansinya. Suatu variabel penelitian dikatakan
berpengaruh signifkan apabila nilai p-value atau Sig.-nya
berada pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. Apabila nilai Sig-nya
lebih besar dari level itu, maka tidak signifkan.
Salah kaprah:
1. Seringkali banyak peneliti tidak membaca besaran nilai koefsien variabel, tapi langsung melihat nilai Sig dari variabel, sehingga kesimpulkan yang diambil seringkali salah
2. Seringkali banyak peneliti menggunakan tolok ukur tingkat
signifkansi dengan = 0,05 atau 5%. Akibatnya, bila tingkat
signifkansi variabel di atas 0,05, misalnya, 0,06 maka dikatakan tidak signifkan. Akibatnya, kesimpulan salah. Harus disadari
bahwa = 0,05 merupakan level of confdence atau tingkat