• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARUS KAS BERSIH NILAI BUKU AKTIVA TETAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARUS KAS BERSIH NILAI BUKU AKTIVA TETAP"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DAN DIVIDEN SEBAGAI FAKTOR PENENTU

NILAI PERUSAHAAN

Rusdin

1)

Universitas Padjadjaran

[email protected]

R. Ratna Meisa Dai

2)

Universitas Padjadjaran

[email protected]

ABSTRAK

Nilai perusahaan Penelitian ini mengevaluasi tingkat kebermaknaan pengaruh arus kas bersih, nilai buku aktiva tetap berwujud, nilai buku pinjaman jangka panjang dari bank, laba perusahaan, dan dividen tunai terhadap nilai perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Subjek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan semen dan konstruksi tahun 1997 – 2006. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikasi yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan dilakukan dengan komunikasi tidak langsung dengan cara mensurvei perusahaan yang menjadi unit analisis sebanyak 66 perusahaan. Instrumen penelitian berupa studi dokumentasi. Hasil menunjukkan, (1) Ketersediaan dana tunai secara parsial berpengaruh positif namun tidak bermakna terhadap nilai perusahaan; (2) Nilai buku aktiva tetap secara parsial berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan; (3) Laba perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan; (4) Dividen tunai secara parsial berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan; (5) Ketersediaan dana tunai, nilai buku aktiva tetap, laba perusahaan, dividen tunai secara bersama-sama berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: Arus kas bersih, nilai buku aktiva tetap, laba, dividen, nilai

perusahaan

1) Drs. Rusdin, M.Si, Dosen Tetap Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Padjadjaran

(2)

2943 Vol. X, No. 1, Maret 2013

Hal. 2942 - 2960

PENDAHULUAN

Perkembangan sektor kon-struksi di Indonesia sendiri terus meningkat seiring perkemba-ngan proyek pembangu-nan, baik skala kecil maupun skala besar. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan (1973) sektor konstruksi terhadap produk domestik bruto (PDB) masih sekitar 3,9% meningkat hingga mencapai 8% pada akhir tahun 1997. Namun, krisis tahun 1998 menghentikan ekspansi bisnis konstruksi hingga lima tahun pasca krisis, sumbangan sektor kon-struksi terhadap PDB terus menurun hingga mencapai 6% pada akhir tahun 2002. Setelah krisis berlalu pada tahun 2005, sudah mencapai angka 6,35%. Pada tahun 2008, sektor konstruksi sudah tercatat tumbuh 7,3% dengan nilai Rp 419,3 triliun. Berdasarkan lapangan usaha, sektor konstruksi memberi kontribusi sebesar 8,4% (2006) terhadap PDB, naik dari posisi 7,7% pada akhir tahun 2005.

Selain itu, di Asia (Jepang dan Indonesia), struktur hutang terhadap kekayaan berada pada kisaran 85%, namun di Jerman 65% dan AS 55%. Dengan demikian tindakan merestrukturisasi modal akan menyebabkan harga saham dapat naik kembali, sebab struktur modal yang optimal akan memaksi-mumkan harga saham. Secara teoretis (Ross, Waterfield dan Jaffe,

2005) struktur modal optimal adalah 60% banding 40%, sebab struktur modal yang dipilih haruslah struktur modal yang dapat

memaksimumkan harga saham

perusahaan, yakni struktur modal optimal. Hal ini terjadi ketika rasio hutang lebih rendah daripada rasio

hutang yang memaksimumkan

pendapatan per saham (earning per

share, EPS).

Dengan kata lain, struktur

modal optimal pada sebuah

perusahaan merupakan perbandin-gan antara ekuiti denperbandin-gan hutang

yang memaksimumkan harga

saham perusahaan, tetapi

memerlukan rasio hutang yang lebih rendah daripada rasio hutang yang memaksimumkan pendapatan per saham (EPS). Kendalanya adalah besarnya risiko yang dihadapi setiap perusahaan, ter-utama risiko bisnis dan risiko keuangan.

Jika perusahaan dikelola oleh manager dari luar, maka (when

an outside manages the firm) biaya

keagenan akan meningkat, nilai tambah negatif, leverage tinggi, dan biaya lain makin membengkak. Biaya keagenan itu dapat rendah apabila ada pemantauan dari pihak

perbankan sebagai pemberi

(3)

nilai perusahaan, harga saham, dan reaksi para investor.

Data Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU)

menyebutkan bahwa pasar bagi pelaku usaha jasa konstruksi terus meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2002 (Rp 87,77 triliun), 2003 (Rp 106,634 triliun), dan tahun 2004 (Rp 127,960 triliun). Sementara nilai proyek konsultasi konstruksi pada tahun yang sama masing-masing sebesar Rp 21,94 triliun, Rp 26,65 triliun, Rp 31,99 triliun. Perkembangan tersebut tentu sejalan dengan tingginya tingkat persaingan di sektor konstruksi dan industri pendu-kungnya.

Kondisi persaingan yang ketat dan faktor makro yang berfuktuasi berpengaruh pada risiko pasar (market risk) emiten, karena emiten terkait dengan risiko pasar yang dihadapi para investor. Secara umum, penurunan per-tumbuhan ekonomi akan sering terjadi jika terjadi penurunan harga

saham emiten. Kondisi ini

merupakan signal negatif bagi para pemodal sebab harga pokok, biaya operasional, dan biaya hutang akan menekan net income (earnings), sehingga earning per share dan harga saham perusahaan emiten mengalami penurunan, karena

terjadi pembengkakan biaya

operasional perusahaan, termasuk

cost of debt. Akibat selanjutnya

adalah free cash flow, nilai buku aktiva tetap berwujud, earnings or

profit, dividend payout, dan firm

value mengalami tekanan sedang

nilai hutang jangka panjang dalam bentuk kredit tunai dari bank (debt or loan) dan beban bunga cenderung semakin meningkat.

Keadaan tersebut memicu turunnya harga saham dan nilai

emiten. Kondisi ini juga

mengindikasikan bahwa emiten non-keuangan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di BEI dengan indikator rasio nilai buku hutang (leverage) terhadap nilai

buku total aset cenderung

mengalami kenaikan luar biasa,

sehingga beban yang harus

ditanggung semakin meningkat, terutama biaya hutang, biaya operasional, dan biaya-biaya lain yang bersifat tetap dan tidak tetap.

(4)

2944 Vol. X, No. 1, Maret 2013

Hal. 2942 - 2960

para eksekutif keuangan (Financial

Chief Official) umumnya

menyatakan bahwa struktur modal optimal perusahaan (perbandingan modal sendiri dengan hutang jangka panjang) dalam rentang waktu tertentu adalah 40% - 50% hutang terhadap kekayaan (Weston dan Brigham, 1993).

Penelitian ini terfokus hanya pada pengamatan bagaimanakah pengaruh free cash flow (FCF), book

`value of fixed assets (Bv), laba

perusahaan (Pr), dan dividen tunai (D) terhadap nilai perusahaan (Fv)

pada perusahaan semen dan

perusahaan konstruksi (PT Semen Gresik, Tbk, PT Semen Tiga Roda, Tbk atau PT Holcim Cibinong, Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, PT Bukaka Teknik Utama, Tbk, PT Adhy Karya, Tbk dan PT

Petrosea, Tbk) yang tercatat di BEI

sejak tahun 2007 hingga tahun 2012.

KAJIAN PUSTAKA

Ketika teori capital structure

theory mulai dikenal dengan baik,

maka sejak itu dunia keuangan mengakui bahwa biaya utang (cost

of debt) lebih rendah dibanding

biaya untuk memperoleh capital

gain dan dividen. Hal ini cukup

beralasan, karena debts memiliki

return yang tetap (fixed return) dan

bunganya adalah tax-deductible. Jika terdapat keuntungan (

tax-shield benifits) maka dimanfaatkan

debt financing untuk memenuhi

kebutuhan dana perusahaan. Hal ini berarti bahwa dana yang dibutuhkan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya dapat berasal dari dua sumber utama, selain retrained earnings, yakni sumber internal (equity) dan sumber eksternal (debt). Sumber

internal berupa retained earnings dan saham (stocks), sedangkan sumber eksternal berupa hutang (debt) dan saham (stocks). Hutang dapat diperoleh dengan jaminan tertentu (collateral), seperti nilai buku aktiva tetap berwujud (book

value of fixed assets) dijadikan

agunan atas pinjaman dari bank. Hutang yang diperoleh dengan jaminan nilai buku aktiva tetap berwujud, saham, laba, dan dividen secara bersamaan membentuk dan mempengaruhi nilai perusahaan

(firm value). Berarti perubahan

yang terjadi pada keempat elemen

nilai perusahaan ini akan

berpengaruh pada nilai perusahaan secara keseluruhan.

Laba yang diperoleh

perusahaan (earnings) sebagain

(5)

digunakan untuk membayar dividen (dividend) dan sebagain ditahan (retained eranings). Makin besar laba perusahaan, maka makin besar nilai laba yang ditahan. Demikian juga dividen yang dibayar cenderung meningkat. Berarti kenaikan nilai laba yang ditahan, termasuk pembayran dividen, akan meningkatkan nilai perusahaan.

Guna membayar dividen dan

menutupi biaya operasional

perusahaan, maka dibutuhkan ketersediaan dana tunai (free cash flow) yang cukup setiap saat di dalam perusahaan. Pembayaran dividen kepada para pemegang saham secara teratur akan menjadi incaran para investor di pasar modal. Akibatnya harga saham cenderung naik. Kenaikan harga saham ini akan meningkatkan gain para investor dan selanjutnya

peningkatan gain akan

meningkatkan nilai perusahaan karena harga saham mengalami peningkatan.

Firm value merupakan

konsep penting bagi para investor, sebab nilai perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena dalam perhitungan nilai perusahaan seharusnya menyertakan faktor-faktor yang tidak dimasukan dalam perhitungan kapitalisasi pasar (harga saham dikali jumlah saham yang beredar) suatu perusahaan.

Ketersediaan dana tunai

(free cash flow) yang cukup besar di

dalam perusahaan mendorong para manajer melakukan pengeluaran yang tidak berorientasi laba bila tidak segera diinvestasikan pada

bidang yang menguntungkan

(profitable). Ketersediaan dana

tunai ini juga dapat digunakan untuk membayar dividen sehingga para investor yang menggantung-kan pendapatannya pada dividen tunai tertarik untuk membeli saham perusahaan (Jensen, 1986). Kesediaan para investor membeli

saham perusahaan akan

menyebabkan kenaikan harga

saham dan kenaikan harga saham akan mendorong kenaikan nilai perusahaan. Nilai free cash flow merupakan Young dan O’Bryne, 2001) hasil penjumlahan NOPAT dengan penyusutan dan amortisasi kemudian dikurangi pengeluaran modal (capital expenditures) dan perubahan-perubahan modal kerja yang dibutuhkan. Selain itu, ketersediaan dana tunai juga dapat ditentukan dengan (MM, 1958, Valez-Pareja, 2005 dan 2006) menjumlahkan cash flow to debt (CFD) dengan cash flow to equity (CFE) dikurangi pengehematan pajak (TS). Dengan demikian hubungan ketersediaan dana tunai

dengan nilai perusahaan

dinyatakan positif. Jadi

(6)

2947 berwujud (book value) yang minim memberikan peluang kepada agent untuk menambah hutang jangka panjang. Dalam hal ini, keputusan meminjam kepada bank tentu saja akan berdampak terhadap nilai perusahaan. Jika hal ini dibiarkan berlangsung, maka lambat laun nilai perusahaan akan menurun

Jansen, ; Young’s dan O’Bryne,

2001; Valez-Pareja, 2006). Jika jumlah pinjaman naik, maka hutang jangka panjang naik sehingga dapat dikatakan bahwa nilai buku aktiva tetap berwujud berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Jansen,

; Young’s dan O’Bryne, ;

Valez-Pareja, 2006).

Khusus untuk laba

perusahaan, umumnya berlaku ketentuan demikian. Abnormal (or

residual) earnings influences a firm’s

value and dividends reduce book value but leave current earnings

unaffected. Jadi abnormal earnings

mempengaruhi nilai perusahaan. Laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham ditahan sebagai cadangan (retained

earnings) di mana cadangan

merupakan elemen nilai

perusahaan (Ohlson, 1995; Young’s

dan O’Bryne, ; Valez-Pareja,

2006). Dengan demikian Earnings

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Pembayaran dividen secara tunai (D) mempengaruhi nilai perusahaan. Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhatthacarya (1979) menyatakan bahwa dividen mengandung informasi (bird in the

hand theory). Namun hal ini

tergantung pada karakteristik dan

kategori kelompok investor

(clientele effect or clientele theory). Jika investornya menggantungkan

income-nya pada return investment

dalam bentuk dividen, maka dividen sangat informatif. Apalagi

kalau perusahaan membayar

dividen dalam jumlah yang rendah (Litzenberger dan Ramaswamy, 1979), maka tindakan ini akan menaikkan nilai perusahaan (tax

diffrenrence theory). Dengan

demkian cash dividend

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Keseluruhan uraian di atas, secara teoretis, menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara

ketersediaan dana tunai (free cash flow), nilai buku aktiva tetap berwujud (book value), laba perusahaan (Earnings), dan cash

dividend dengan nilai perusahaan.

(7)

aktiva tetap berwujud, laba perusahaan, dan vididen tunai

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini: (1) Ketersediaan dana tunai (free cash flow) secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan; (2) Nilai buku aktiva tetap berwujud (book

value) secara parsial berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan;

(3) Laba perusahaan (Earnings) secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan; (4) Dividen tunai (cash dividend) secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan; (5) Ketersediaan dana tunai (free cash flow), nilai buku aktiva tetap berwujud (book value), laba perusahaan (Earnings), dan cash

dividend secara simultan

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode survei eksplanatori

(Explanatory Suvey Method),

dengan memadukan metode

deskriptif dan metode verifikatif.

Walaupun uraiannya juga

mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian kuantitatif fokusnya terletak pada penjelasan

hubungan antar variabel.

Konsekuensi penelitian ini

diperlukan operasionalisasi

variabel yang lebih mendasar kepada indikator-indikatornya. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini digunakan Multiple Regression.

Penelitian ini mengungkap

mengenai tingkat keberlakuan umum atau generalisasi dari

hasilnya, dibatasi pada fenomena yang terjadinya dilokasi penelitian.

Variabel yang dioperasional-kan dalam penelitian ini terlihat pada Tabel.1. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik komunikasi tidak langsung dengan

intrumen penelitian berupa

pedoman studi dokumentasi. Unit analisis penelitian ini adalah perusahaan semen dan perusahaan konstruksi yang tercatat di BEI secara konsisten sejak tahun 2007 hingga tahun 2012.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Indoensian Capital Market Directory

(ICMD) yang memuat data

(8)

952 Vol. X, No. 1, Maret 2013

Hal. 2942 - 2960

analisis time series dengan cross

sectional. Unit Analisis dan objek

pengamatan adalah perusahaan semen dan perusahaan konstruksi yang tercatat di BEI.

Metode analisis data

dilakukan dengan menggunakan

Multiple Regression. Pengolahan

Data dilakukan dengan bantuan jasa computer, software yang digunakan SPSS versi 17.0 for windows.

Tabel 1.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Rumus

Nilai Perusahaan (Value of a firm), Variabel Dependen

(Vf)

1.Jumlah hutang jangka panjang

2.Eekuiti pada akhir tahun tertentu

Nilai buku hutang jangka panjang ditambah ekuiti perusahaan

Ketersediaan Dana Tunai (free cash flow), variabel independen

(FCF)

1.earning after tax 2.depreciation cost, 3.Biaya amortisasi 4.Biaya deplasi 5.Investasi neto

6.Modal kerja baru dalam periode yang sama

FCF = NOPAT + (depreciation +

amortization) – (capital expenditures + cganges in the work capital

requirements

Nilai Buku Aktiva Tetap (Book Value), Variable Independen (Bv)

1. Biaya (Cost)

2. Akumulasi Depresiasi (Accumulated

Depreciation)

Book Value = Cost – total accumulated depreciation

Laba Perusahaan

(Earnings), Variabel Independen (Pr)

1. Laba (earning before interest tax)

(the book value of the long term-debt), variabel Independen (Vd)

1. Nilai buku pinjaman jangka panjang

2. Harga pasar obligasi

Nilai buku pinjaman jangka panjang dan harga pasar obligasi

Dividen Tunai (Cash Dividend), variable Independen (D)

Besarnya dividen tunai yang dibayar perusahaan dalam tahun tertentu

Sesuai data laporan pembayaran dividen oleh perusahaan

Sumber: Berbagai litertur diolah penulis, 2007

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis korelasi menun-jukkan hubungan positif dan signifikan, kecuali hubungan antara variabel independen FCF dengan variabel dependen Fv

yang positif (r=0,232) namun

tidak signifikan α=0,05;

p=0,061). Analisis regresi menunjukkan pola hubungan antar variable independen

(9)

dengan variable dependen. Pola

hubungan hubungan yang

terbentuk seperti terlihat, sebagai berikut:

Fv = 0,036FCF + 0,445 Bv + 0,025 Vd + 0,381 D + 0,321 Pr + 0,459

Hasil tersebut merupakan hasil prediksi dari persamaan sebagai berikut:

^

Fv = -544564,970 + 0,203FCF + 0,805Bv + 0,060 Vd + 12030.07 D + 0,628 Pr

Hasil pengujian hipotesis pertama memperlihatkan bahwa t=0,376 pada nilai probability (p-Value=0,708) > α= , .

Dengan demikian

hipotesis 1 yang menyatakan bahwa free cash flow secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Firm Value tidak dapat diterima. Dengan kata lain besarnya pengaruh free

cash flow secara parsial terhadap

Firm Value sebesar 0,84% positif

namun tidak signifikan.

Hasil perhitungan menu-njukkan bahwa t=3,178 pada nilai probability (p-Value=0,002) <

α= , . Dengan demikian

Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa Nilai buku aktiva tetap berwujud (book value) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap firm Value semen dan konstruksi yang tercatat di Bursa Eefek Indonesia

dapat diterima. Dengan kata lain besarnya pengaruh Nilai buku aktiva tetap berwujud (book

value) secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

Firm value) semen dan konstruksi

yang tercatat di Bursa Eefek Indonesia sebesar 22,74% positif dan signifikan.

Hasil pengujian hipotesis 3 memperlihatkan bahwa t=3,649 pada nilai probability (p-Value=0,001) < α= , . Dengan demikian, Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa Earnings secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Firm value dapat diterima. Dengan kata lain besarnya pengaruh Earnings secara parsial terhadap Firm value sebesar 21,76% positif dan signifikan.

Hasil perhitungan memper-lihatkan bahwa t=3,174 pada nilai probability (p-Value=0,001) <

α= , . Dengan demikian hipotesis

5 yang menyatakan bahwa cash

dividend secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Firm Value dapat

diterima. Dengan kata lain besarnya pengaruh cash dividend secara parsial terhadap Firm value

sebesar 3,85% positif dan

signifikan.

Hasil perhitungan memper-lihatkan bahwa F=12,03 pada nilai probability (p-Value=0,000) <

α= , . Dengan demikian hipotesis

(10)

2951 Vol. X, No. 1, Maret 2013

Hal. 2942 - 2960

flow, book value, the book value of the

long term-debt, Earnings, dan cash

dividend secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Firm Value dapat

diterima. Dengan kata lain besarnya pengaruh free cash flow, nilai buku aktiva tetap berwujud

(book value), the book value of the

long term-debt), Earnings), dan cash

dividend) secara simultan terhadap

nilai perusahaan (Firm value) sebesar 50,12% positif dan signifikan.

Secara keseluruhan,

berdasarkan hasil hitung dengan Anova (Uji F), memang signifikan (Sig. 0,000) tetapi berdasarkan hasil uji regresi berganda ternyata tidak demikian adanya.

Ada sejumlah variabel

independen yang pengaruhnya positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh ketersediaan dana tunai terhadap nilai perusahaan adalah positif yaitu hanya mencapai 0,84% dan tidak signifikan (p=0,708; α=0,05). Hal ini berarti bahwa walaupun

ketersediaan dana tunai

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan tidak signifikan tetapi ketersediaannya setiap saat di dalam perusahaan sangat dibutuhkan Young dan O’Bryne, 2001).

Maksudnya ketersediaan dana tunai di dalam perusahaan setiap

akhir periode tidak bermaksud

untuk meningkatkan nilai

perusahaan tetapi lebih condong untuk membiayai kegiatan rutin perusahaan, selain untuk berjaga-jaga (sinking fund). Kenyataan ini kembali membenarkan pendapat Jensen (1986) bahwa ketersediaan dana tunai yang berlebihan mengundang para manajer untuk melakukan tindakan yang kurang berorientasi laba. Hal ini juga

mengindikasikan bahwa para

pemilik perusahaan cukup

membatasi ruang gerak manajemen pengelola (agent) pembatasan anggaran (budget restrictive), keharusan persetujuan atas investasi baru dengan nilai tertentu sebelum dilakukan, atau tindakan pembatasan semacam lainnya. Selain itu, kenyataan ini juga menunjukkan bahwa para pemilik menentukan besarnya batas atas dan batas bawah (upper control line, UCL dan lower control line, LCL), rata-rata (Average) ketersediaan dana tunai, dan arah pergerakan variabel FCF.

Pengaruh nilai buku aktiva tetap bewujud terhadap nilai perusahaan adalah positif yaitu mencapai 22,74% dan signifikan (p

=0,002; α=0,05). Hal ini

(11)

menyatakan bahwa yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah bentuk investasi yang dilakukan. Di samping itu, nilai buku aktiva tetap berwujud (Siamet, 2004) dapat menjadi jaminan

(collateral) atas penarikan pinjaman

jangka panjang dari bank (kredit) ketika perusahaan membutuhkan dana segar dapat dibenarkan.

Pengaruh laba perusahaan terhadap nilai perusahaan adalah positif, yaitu sebesar 21,76% namun tidak signifikan (p =0,001; α=0,05).

Hal ini menunjukkan laba

perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai

perusahaan. Dengan demikian bahwa tindakan menahan laba perusahaan tepat dengan teori umum (Bringham dan Weston, 1994) yang menyatakan bahwa

earnings adalah salah satu sumber

dana internal perusahaan, termasuk perusahaan semen dan perusahaan konstruksi yang tercatat di BEI, kurang berarti. Tindakan lebih tepat adalah melakukan pembayaran dividen secara rutin sehingga harga saham meningkat (relevance theory

or bird in the hand theory). Dengan

demikian nilai perusahaan akan ikut meningkat. Kenyataan ini kembali memperkuat teori tax diffrential

theory (Litzenberger dan

Maraswamy, 1979) dan the bird in

the hand theory (Lintner, 1961,

Gordon, 1962, dan Batthacharya, 1979) yakni nilai perusahaan akan

dimaksimumkan dengan membayar dividen secara teratur dan berkesinambungan dan nilainya rendah sebab dividen mengandung informasi. Hal ini juga menunjukkan bahwa hasil penelitian Fama dan French (1998) cukup representatif diterapkan di perusahaan semen dan perusahaan konstruksi di

Indonesia, yakni earnings

berkorelasi positif dengan nilai perusahaan. Oleh sebab itu, tindakan para manajemen dan pemilik perusahaan semen dan perusahaan konstruksi di Indonesia dapat dinyatakan lebih sesuai dengan konsep teori tax diffrential

theory, yakni pembayaran dividen

dalam jumlah yang rendah namun rutin dan berkesinambungan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Pengaruh pembayaran dividen secara tunai terhadap nilai perusahaan adalah positif, yaitu sebesar 3,85% dan signifikan (p =0,002; α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa dividen tunai berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini kembali memperkuat argumentasi

bird in the hand theory (Lintner,

1962, M. J. Gordon, 1963, Batthacharya, 1979) dan

tax-differential theory (Litzenberger

dan Maraswamy, 1979) khususnya pada perusahaan semen dan konstruksi di Indonesia untuk

(12)

2953 Vol. X, No. 1, Maret 2013

Hal. 2942 - 2960

perusahaannya. Di samping itu, the

clientele theory dapat dinyatakan

cocok bila ditilik dari aspek pandang bahwa yang membeli saham perusahaan semen dan konstruksi adalah para investor yang meng-gantungkan income -nya pada dividen tunai.

Free cash flow, book value, the

book value of the long term-debt,

Earnings, dan cash dividend

secara simultan berpengaruh positif, yaitu mencapai 50,12% dan signifikan terhadap Firm

Value).

Gambaran singkat di atas kembali memperkuat argumen

clientele theory bahwa yang

melakukan investasi ke dalam perusahaan, khususnya perusa-haan semen dan konstruksi yang tercatat di BEI sejak tahun 1997 hingga tahun 2007, adalah para investor yang bermodal kurang

besar tetapi mengandalkan

pendapatannya dari dividen tunai.

Kenyataan ini didukung

sepenuhnya oleh (a)

tax-differential theory (Litzenberger

dan Ramaswamy, 1979) yang

menyatakan bahwa nilai

perusahaan meningkat karena perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang kecil, dan (b)

bird in the hand theory (Litner,

1962, Gordon, 1963, dan

Bhatthacarya, 1979) yang

menyatakan bahwa dividen

mengandung informasi. Artinya,

pembayaran dividen mempenga-ruhi para investor untuk membeli saham perusahaan yang telah go-public. Menurut mereka, dengan membayar dividen secara teratur dan berkesinambungan maka para

investor akan tertarik

menanamkan modalnya dalam

bentuk saham perusahaan yang diperjual-belikan di bursa efek.

Di samping itu, perlu dicermati sejumlah pandangan yang saling berlawan tentang dividen (dividend

puzzle). Ada yang pro atas

pembayaran dividen dan ada pula kontra (Modigliani dan Miller, 1962). Dengan demikian, hal yang terpenting adalah penentuan besarnya persentase dividen dari

laba perusahaan yang

kelihatannya masih berada di

bawah kendali (wewenang)

manajemen perusahaan, selain karakteristik perusahaan dalam jangka panjang.

(13)

satu variabel pendukung utama

untuk meningkatkan nilai

perusahaan (Siamet, 2004) melalui penarikan pinjaman tunai dari bank yang tergolong pinjaman berjangka panjang. Di samping itu, kenaikan investasi (Fama, 1963), khususnya investasi dalam aktiva tetap berwujud, akan mendorong naiknya nilai perusahaan, asalkan memenuhi kriteria 5-C (Siamet, 2004) khususnya colleteral (jaminan). Sebab nilai buku aktiva tetap berwujud dapat dijaminkan kembali kepada bank untuk mendapatkan tambahan pinjaman jangka panjang . Berarti tambahan pinjaman jangka panjang akan

mendorong naiknya nilai

perusahaan. Oleh sebab itu, teori-teori penyusutan dan penetapan nilai buku yang pas atas aktiva tetap berwujud dengan kondisi lapangan perlu disosialisasikan sedemikian rupa sehingga lebih dikenal baik oleh para usahawan, manajemen perusahaan, para bankir (atau investor), dan para pengambil kebijakan di dalam perusahaan sehingga lebih sesuai dengan karakteristik usaha dan

keten-tuan-ketentuan teori

keuangan. Dalam konteks inilah peran para akademisi sangat dibutuhkan untuk melakukan penelitian secara berkesinam-bungan atas industri tertentu, khususnya pemilihan metode penyusutan yang tepat dan pas atas

aktiva tetap berwujud dan pengamatan tentang fluktuasi nilai perusahaan (Fv).

Laba (profit), dalam rentang waktu tertentu, adalah selisih positif antara jumlah penerimaan

(total revenue) dengan jumlah

biaya yang terjadi (total cost). Laba

perusahaan dalam periode

tertentu, umumnya didistribusi ke dalam dua kelompok perkiraan, yakni sebagian ke dalam perkiraan laba ditahan (retainned earnings) dan sebagian dibagikan dalam bentuk dividen tunai (dividend

payout) kepada para pemegang

saham. Besar-kecilnya tergantung

pada kebijakan manajemen

perusahaan yang diputuskan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan.

Jika terjadi peningkatan laba perusahaan dari periode yang satu ke periode berikutnya, maka kejadian ini makin membuka

peluang untuk terjadinya

pembayaran dividen secara tunai yang teratur dan meningkat. Keteraturan dan peningkatan pembayaran dividen secara tunai akan mendorong para investor

memburu saham perusahaan

tersebut (blue-chip-stock). Akibat-nya harga saham perusahaan yang dimaksudkan di Bursa Efek

Indonesia akan meningkat.

Peningkatan harga saham ini

diyakini akan mendorong

(14)

2955 Vol. X, No. 1, Maret 2013

Hal. 2942 - 2960

Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa hanya 50,12% variasi dari variabel dependen penelitian (nilai perusahaan) yang dapat dijelaskan

oleh variabel independen

penelitian ini. Hal ini

mengindikasikan bahwa hampir separuhnya (49,9%) dari variasi nilai perusahaan yang tidak dapat dijelaskan oleh ketersediaan dana tunai, nilai buku aktiva tetap berwujud, laba dan dividen perusahaan selama periode yang diteliti (2007 – 2012). 49,9% ini harus dijelaskan oleh faktor-faktor

lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini. Ada dugaan kuat bahwa faktor-faktor tersebut, antara lain, adalah risiko kenegaraan (country risk). Faktor-faktor ini perlu diteliti lebih lanjut oleh peneliti berikutnya.

KESIMPULAN

Perusahaan semen dan

perusahaan konstruksi yang

tercatat di BEI sejak tahun 1997 hingga tahun 2007 memiliki nilai perusahaan yang kurang teratur

pertumbuhannya. Hal ini

disebabkan oleh fluktuasi nilai variabel penentunya yang juga kurang teratur. Indikasinya kecenderungan yang tidak memiliki target keuangan tertentu. Variabel dominan yang berhubungan positif, kuat dan bermakna dengan nilai perusahaan (Fv) adalah variabel dividen tunai (D), variabel nilai buku aktiva tetap berwujud (Bv), variabel pinjaman tunai dari bank dalam bentuk hutang jangka panjang (Vd), dan variabel laba

perusahaan (Pr). Secara rinci kesimpulan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Ketersediaan dana tunai secara parsial berpengaruh positif namun tidak bermakna terhadap nilai perusahaan semen dan konstruksi yang tercatat di Bursa Eefek Indonesia. Hal ini didukung oleh keeratan hubungan, pola hubungan, besarnya pengaruh, maupun hasil

pengujian hipotesis yang

(15)

keeratan hubungan, pola hubungan, besarnya pengaruh, maupun hasil

pengujian hipotesis yang

menunjukkan positif dan

bermakna; (3) Laba perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan bermakna terhadap nilai perusahaan semen dan konstruksi yang tercatat di Bursa Eefek Indonesia. Hal ini didukung oleh keeratan hubungan, pola hubungan, besarnya pengaruh, maupun hasil

pengujian hipotesis yang

menunjukkan positif dan

bermakna; (4) Dividen tunai secara parsial berpengaruh positif dan

bermakna terhadap nilai

perusahaan semen dan konstruksi yang tercatat di Bursa Eefek

Indonesia. Hal ini didukung oleh keeratan hubungan, pola hubungan, besarnya pengaruh, maupun hasil

pengujian hipotesis yang

menunjukkan positif dan

bermakna; dan (5) Ketersediaan dana tunai, nilai buku aktiva tetap, nilai hutang jangka panjang, laba perusahaan, dividen tunai secara simultan berpengaruh positif dan

bermakna terhadap nilai

perusahaan semen dan konstruksi yang tercatat di Bursa Eefek Indonesia. Hal ini didukung oleh keeratan hubungan, pola hubungan, besarnya pengaruh, maupun hasil

pengujian hipotesis yang

menunjukkan positif dan

bermakna.

REFERENSI

Ahmed, A. S., R. M. Morton, dan T. F.

Schaefer. . Accounting

Conservatism and the

Valuation of Accounting Numbers: Evidence on the

Feltham-Ohlson (1996)

Model . Journal of Accounting,

Auditing & Finance 15 (3):

271—292.

Baginski, S. P. dan J. M. Wahlen. . Residual )ncome Risk, Intrinsic Vales, and Share

Prices . The Accounting Review

78 (1): 327-351.

Bagwell, Laure Simon dan Zechner, Josef, 1993. The Journal of

Finance, Vol. XLVIII No. 3, July.

Ball, R. dan P. Brown. . An

Empirical Evaluation of Accounting )ncome Numbers . Journal of Accounting Research (Autumn): 159-178.

Barclay, M, J dan C. W. Smith, 2001.

The Capital Structure Puzzle :

Another Look at the Evidences (in D. H. Chew, edition). The

New Corporate Finance

Where Theory Meets Practice. New York : McGraw-Hill, 197 – 209.

Bathala, B. T., K. P. Moon dan R. P.

(16)

2957 Vol. X, No. 1, Maret 2013

Hal. 2942 - 2960

Ownership, Debt Policy and the Impact of Institutional

Holding: An Agency

Perspective. Financial

Management, Vol. 23, No. 3, 34

– 48.

Beaver, W. H. 1989. Financial

Reporting: An Accounting

Revolution. 2nd Ed. Englewood

Cliffs, NJ: 1989.

Beaver, W. (. . Perspectives

on Recent Capital Market

Research . The Accounting

Review 77 (2): 453-474.

Body, Zvi, Alex Kane, Allan J. Marcus. 2005.Investments. 6th

Edition McGraw-Hill

Companies, Inc.

Brenan, M dan E. Schewartz, 1978.

Corporate Income Tax,

Valuation and the roblem of Optimal Capital Structure.

Journal of Business, Vol., 51,

103 – 114.

Brigham, Eugene F dan Louis C. Gapenski, 1991. Financial Management Theory and

Practice. New York : The

Dryden Press International Edition, 6th edition

Copeland, T. E and J. F Weston. 1988. Financial Theory and

Corporate Policy. 3th Edition.

New York: Addison-Wesley Publishing Company.

Denision, Dwight dan Myungsoon Hur, 2002. Theory of Optimal Capital Sructure of Local

Govenments. NYU Wagner

Working Paper No. MP-1005,

May.

Different Specification af the Ohlson

Valuation Models . The

Ekholm, Andreas, 2006. How Do Different Types of Investors React to New Earnings Information ? Journal of

Business Finance & Accounting,

Vol. 33 Issue 1-2,

January/March, hal. 127

European Accounting Review 10 (2):

315-341.

Fama, Eugene F. 1965. The behabior of Stock Market Prices. Journal

of Business 38, January, hal. 34

Finance 46, December,hal.

1575 – 1617.

Fama, Eugene F.., dan Kenneth H.

French, 1998. Taxes,

Financing Decisions, and Firm Value. The Journal of Finance, Vol 53, No. 3, (Juni 1998), pp. 819 – 843.

Fernandez, Pablo, 2004. Valuing Companies by Cash Flow Discounting: Ten Methods and Nine Theories. Social Science

Research Network, Juni.

(17)

Structure in Australia, Pacific

Basic Finance Journal, Vol. 13,

Issue 1, January, pp. 20-52.

Gordon, M. J, 1963. Optimal Investment and Financing Policy. Journal of Finance. May, pp. 264 – 272.

Gujarati, Damodaran, N, 2006.

Essentials of Economics. 3th

Edition. New York : McGraw-Hill, United States Military Academy, West Point.

Jensen, Michael C, 1986. The Agency Costs of Free Cash Flow:

Corporate Finance and

Takeover. American Economic

Review, May 1986, Vol. 76, No.

2, 323 - 339.

Jensen, Michael C, dan William H. Meckling, 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Finance

Economics, Vol. 3, No. 4, 305 –

Jersey: Prentice Hall.

Kraus, A dan R. Litzenberger, 1973. A State Preference Model of Optimal Financial Leverage.

Journal of Finance, Vol. 28, 911

– 921.

Lasher, William R., 2003. Practical

Financial Management, 3th

edition. South Western: Thomson Learning.

Leland, Hayne and D. Pyle (1977). Information Asymmetries, Financial Structure, and Financial Intermediation.

Journal of Finance, 32,

pp.371-387.

Lins, Karl V, 2002. Equity ownership and firm value in emerging markets. Journal of Financial and Quantitative

Analysis. 38, pp. 159 – 184.

Lintner, J, 1962. Dividends, Earnings, Leverage, Stock Prices and the Supply of Capital to Corporations, Review of Economics and

Statistics, August., pp. 243 –

269.

Lubis, Bersihar, Thamrin, Rinold dan Kusfiard (Ed.) 2002. Who’s who Cemex Suntingan Dosa-dosa Cemex, Jakarta: Yayasan Swadaya Mandiri,

Lundholm, R. dan T. O’Keefe. .

Reconciling Value Estimates from the Discounted Casf Flow Model and the Residual

)ncome Model . Contemporary

Accounting Research 18 (2):

311-335.

Megginson, William L, 1997.

Corporate Finance Theory.

United States: Addison –

Wesley. Educational

Publishers, Inc.

Modigliani, F dan M. H. Miller 1963. Corporate Income Taxes and the Cost of Capital : A

Correction. American

(18)

2959 Vol. X, No. 1, Maret 2013

Hal. 2942 - 2960

Modigliani, F dan M. H. Miller, 1958. The Cost of Capital Corporate Finance and the Theory of

Investment. American

Economic Review, Vol. 48, 261

– 297.

Modigliani, F dan M. H. Miller. 1961. Dividend Policy, Growth, and the Valuation of Shares.

Journal of Business. October.

pp. 411 – 433,

Morel, M. . Endogenous

Parameter Time Series

Estimation of the Ohlson Corporate Financing and Investment Decisions When Firms Have Information that Investors Do Not Have. Journal of Financial Economics, Vol. 13, 187 – 221.

Ohlson, J. A. . The Theory of

Value and Earnings, and an Introduction to the

Ball-Brown Analysis .

Contemporary Accounting

Research 8 (1): 1-19.

Ohlson, James A, 1995. Earnings, Book Values, and Dividend in

Equity Valuation.

Contemporary Accounting

Research, CAAA.Vol. 11 No. 2

(Spring 1995), pp. 661 – 687.

Ohlson; J. A. . Earnings, Book

Values, and Dividends in

Equity Valuation .

Contemporary Accounting

Research 11 (2): 661-687.

Park, Kwang Woo dan ohn Evans, 2000. Firm Value, Free Cash Flows and Financing Decision.

Evidence rom Japan, Juni

Penman, Stephen H., 2002. What Matters in Company Valuation : Earnings, Residual Income,

Dividends ? Theory and

Evidence. New York : Colombia

Business School, Colombia University.

Penman, Stephen H., 2007.

Financial Statement Analysis

and Security Valuation.

Internasional Edition. New York : McGraw-Hill.

Pusat Data Bisnis Indonesia, (2008).

Profil dan Anatomi BUMN,

Edisi Ke-6, Jakarta: PDBI.

Robbins, Stephen P., 2007.

Organization Behavior. 10Th

Edition. New Jersey;

Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc.

Ross, Stephen A.; Randolph W. Westerfield and Jeffrey Jaffe, 2005. Corporate Finance, 7th Reconciliation of Variations of Discounted – Cash – Flow

Valuation, June

Stulz, R, 1990. Managerial Discration and Optimal Financing Policies. Journal of

Financial Economics, Vol. 26, 3

(19)

Tabachnick, B. G. dan L. S. Fidell. 1996. Using Multivariate

Statistics, 3rd. Ed. New York:

Harper Collins College Publishers.

Warbo, John, 2002. Ownership and agency Cost. Gateborg, Graduate Business School.

School of Economic and

Commercial Law, December

Weston, J. Fred dan Eugene F. Bringham, 1993. 10th edition.

Essentials of Managerial

Finance. New York : The

Dryden Press,

Wirasasmita, Yuyun, 2001. Metode Penelitian dalam Menyusun Tesis dan Disertasi. Memorial

Lecture. Universitas

Padjadjaran.

Zwiebel, Jeffrey, 1996. Dynamic

Capital Structure under

Managerial Entrenchment.

American Economic

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen (dividen tunai) pada perusahaan pertambangan batubara yang

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba akuntansi,

Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi mempunyai tujuan utama adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditur dan

Dari penjelasan di atas, maka pada tahap growth seperti halnya dengan tahap start up diharapkan informasi yang dihasilkan oleh aktivitas arus kas ( cash flow ) lebih memiliki

21 Istiningtyas (2013) berpendapat, variabel yang dapat menjelaskan kebijakan pendistribusian dividen adalah free cash flow karena perusahaan dengan peluang pertumbuhan rendah

Untuk menilai potensi perusahaan dalam melakukan ekspansi pendanaan dari sumber dana internn dapat dihitung rasio yang membandingkan antara arus kas operasi (cash flow

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini apakah Free cash flow, Ukuran

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat di kembangkan dalam penelitian ini adalah: H4: Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur