SKRIPSI
KEMAMPUAN LABA BERSIH, FREE CASH FLOW, DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN JASA PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
OLEH :
JOEL ABRAM TARIGAN
0 8 0 5 0 3 2 3 7
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul, “Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia " adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 2013
Yang Membuat Pernyataan
JOEL ABRAM TARIGAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan berkat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas
Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa
Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini ditujukan sebagai salah
satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, petunjuk, dan saran dari semua
pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini khususnya kepada :
1. Bapa
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M.,
Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
4. Drs. Idhar Yahya, M.B.A., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan arahan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs.Arifin Akhmad, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembaca dan Penilai yang
telah membantu saya untuk memberikan penilaian terhadap hasil skripsi
saya ini.
6. Kedua orang tua penulis, Drs. Suabesi Tarigan dan Dra. Rusmina Sinaga,
semua saudara-saudaraku terkasih, kekasih hati Githa, dan teman-teman
lainnya yang senantiasa melimpahkan kasih sayangnya dan selalu
mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 2013
Peneliti,
JOEL ABRAM TARIGAN
080503237
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa kemampuan laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas masa depan. Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi. Variabel dependen yang diuji dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2011.
Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal dengan metode pengambilan sampel yaitu metode purposive sampling. Dari 24 anggota populasi perusahaan jasa pariwisata, diperoleh 10 perusahaan sampel sebagai objek penelitian selama 4 tahun pengamatan dengan total 40 unit analisis. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dan kemudian uji F dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi berpengaruh signifikan memprediksi arus kas masa depan. Hipotesis yang menyatakan bahwa arus kas operasi dan free cash flow berpengaruh secara parsial terhadap Arus kas masa depan diterima. Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh secara parsial terhadap Arus kas masa depan tidak dapat diterima, karena berpengaruh secara signifikan negatif terhadap Arus kas masa depan.
ABSTRACT
This study aims to examine the ability of net income, free cash flow, and operating cash in predicting future cash flow. Independent variabels tested in this study is net income, free cash flow, and operating cash flow. The dependent variabels tested in this study is the future cash flows. The research was conducted on tourism services company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007 until 2011.
This type of research is a casual associative sampling method is purposive sampling method. Of the 24 members of the population services company, acquired 10 companies sampled as the research object od observation for 4 years with a total of 40 unit of analysis. The data used is external data analysis done first is the classical assumption and hypothesis test. Hypotheses were tested using multiple linear regression analysis, and then the F test and t test.
The result shows that the net income, free cash flow and operating cash flow significantly predict future cash flows. The hypothesis that operating cash flow and free cash flow partial effect on future cash flows received. While the hypothesis that net profit partial effect on future cash flows can not be accepted, because the effect was significantly negative future cash flows.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 7
2.1.1 Laporan Keuangan ... 7
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 7
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 8
2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan Lengkap ... 8
2.1.2 Laba Bersih ... 9
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Konseptual ... 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40
3.6 Tekhnik Analisis dan Uji Hipotesis ... 43
3.6.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 43
3.6.2 Statistik Deskriptif ... 45
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 45
3.6.4 Pengujian Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian ... 52
4.2 Analisis DataHasil Penelitian ... 53
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 53
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 55
4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 55
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 57
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 58
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 60
4.2.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 61
4.3 Pengujian Hipotesis ... 62
4.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 62
4.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 64
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 72
5.3 Saran ... 72
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 29
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian ... 38
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ... 43
Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 57
Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 58
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 58
Tabel 4.4 Uji Durbin Watson ... 60
Tabel 4.5 Hasil Analisis regresi ... 61
Tabel 4.6 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 63
DAFTAR GAMBAR
Nama Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 34
Gambar 4.1 Grafik Histogram... 55
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Nama Judul Halaman
Lampiran 1 Daftar Populasi Dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian Tahun
2012 ... 77
Lampiran 2 Daftar Perusahaan Sampel Berdasarkan Kriteria ... 78
Lampiran 3 Tabulasi Data Variabel Penelitian ... 79
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa kemampuan laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas masa depan. Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi. Variabel dependen yang diuji dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2011.
Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal dengan metode pengambilan sampel yaitu metode purposive sampling. Dari 24 anggota populasi perusahaan jasa pariwisata, diperoleh 10 perusahaan sampel sebagai objek penelitian selama 4 tahun pengamatan dengan total 40 unit analisis. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dan kemudian uji F dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi berpengaruh signifikan memprediksi arus kas masa depan. Hipotesis yang menyatakan bahwa arus kas operasi dan free cash flow berpengaruh secara parsial terhadap Arus kas masa depan diterima. Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh secara parsial terhadap Arus kas masa depan tidak dapat diterima, karena berpengaruh secara signifikan negatif terhadap Arus kas masa depan.
ABSTRACT
This study aims to examine the ability of net income, free cash flow, and operating cash in predicting future cash flow. Independent variabels tested in this study is net income, free cash flow, and operating cash flow. The dependent variabels tested in this study is the future cash flows. The research was conducted on tourism services company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007 until 2011.
This type of research is a casual associative sampling method is purposive sampling method. Of the 24 members of the population services company, acquired 10 companies sampled as the research object od observation for 4 years with a total of 40 unit of analysis. The data used is external data analysis done first is the classical assumption and hypothesis test. Hypotheses were tested using multiple linear regression analysis, and then the F test and t test.
The result shows that the net income, free cash flow and operating cash flow significantly predict future cash flows. The hypothesis that operating cash flow and free cash flow partial effect on future cash flows received. While the hypothesis that net profit partial effect on future cash flows can not be accepted, because the effect was significantly negative future cash flows.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik jika
mereka mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, laba,
perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas perusahaan. Salah satu hal yang
penting dalam penilaian prestasi perusahaan adalah kondisi keuangannya.
Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat melalui kinerja keuangannya
dari tahun ke tahun. Penilaian kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan
dapat dilihat dalam laporan keuangan yang berguna bagi perencanaan dan
pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang serta merupakan
persoalan yang kompleks dan sulit karena menyangkut masalah efektifitas,
pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan.
Menurut PSAK No. 2 (2009), informasi yang disajikan dalam laporan arus
kas berguna untuk : (1) Mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang. (2) Menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam
menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak
perubahan harga.
Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan
laba/rugi. Sebaliknya, laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun
1987 melalui SFAS No. 95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas
dimulai pada tahun 1994 dengan adanya PSAK No. 2 yang menyatakan bahwa
perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut
sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan. Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
Arus kas adalah konsep baru. Hingga abad ke 18 arus kas menjadi sistem
pelaporan utama. Ada sedikit pentingnya melekat pada pengalokasian akuntansi
dan penghitungan profit sejak transaksi-transaksi dilakukan dan dicatat dalam hal
tunai. Konsep dari arus kas sering disalahartikan dan disalahgunakan karena
beragam terminologi dan banyaknya pengertian yang berhubungan. Sampai
standardnya dikembangkan, pengertiannya harus tetap dimasukkan ketika
menggunakan arus kas. Arus kas dari aktivitas operasi adalah fokus analisis yang
terpenting. Dari aktivitas operasi arus kas merupakan jumlah bersih kas yang
didapatkan atau rugi selama aktivitas dari operasi dalam satu periode akuntansi.
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 menyatakan
investor sekarang, investor potensial, kreditor dan pengguna lain dalam menilai
jumlah, waktu, ketidakpastian prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga
dan pendapatan dari penjualan, pelunasan dari sekuritas atau hutang (FASB,
1978). Sedangkan Ikatan Akuntan Indonesia (2009) dalam PSAK NO.2
menjelaskan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan informasi
kepada para pengguna untuk membuat keputusan sesuai dengan kepentingan
mereka masing-masing. Dengan semakin pentingnya laporan keuangan
perusahaan bagi para pengguna, maka laporan tersebut dituntut untuk dapat
mencerminkan kondisi prospek masa depan perusahaan. Bagi investor, informasi
dalam laporan keuangan digunakan untuk menentukan berapa besar tingkat resiko
dan expected return sebelum ia membuat keputusan investasi. Semakin
pentingnya informasi dalam laporan keuangan, membuat banyak peneliti tertarik
untuk menguji kandungan informasi dalam laporan keuangan.
Peneliti-peneliti terdahulu telah menghasilkan penelitian yang relative
sama, namun hasil yang diperoleh terbatas pada berbagai macam kriteria yang
tidak seluruhnya dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan mulai dari
Zaki Baridwan (1998), menunjukkan prediktor laba memberikan pengaruh yang
besar dibanding dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas satu tahun
kedepan. Selain itu penelitian yang lain oleh Yolanda Dahler dan Rahmat
Febrianto (2006) menunjukkan bahwa kemampuan arus kas operasi tahun berjalan
yang lebih baik dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi
masa depan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian ini
yang bertujuan untuk menguji kembali laba bersih, arus kas operasi dan deviden
dalam memprediksi arus kas masa depan. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor pariwisata yang terdiri dari
restaurant, hotel, and tourism yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2007 sampai dengan 2010. Alasan peneliti memilih jenis perusahaan ini
karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang cukup berkembang dan tidak
akan lekang seiring dengan berjalannya waktu. Pada saat ini, Indonesia juga
sedang meningkatkan kondisi pariwisata yang berbasis domestik dan
internasional, sehingga keberadaan restoran, hotel, dan kepariwisataan sangat
diperlukan untuk mendukung kondisi ini. Tentu saja untuk meningkatkan kondisi
pariwisata yang lebih baik, maka perlu diperhitungkan arus kas masa depannya
untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik di
kemudian hari. Oleh karena itu, maka penulis akan membahas lebih lanjut
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan beberapa hasil penelitian sebelumnya
peneliti ingin mendapatkan bukti empiris terbaru tentang : Apakah laba bersih,
free cash flow (arus kas bebas), dan arus kas operasi berpengaruh terhadap
memprediksi arus kas masa depan baik secara parsial maupun simultan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melakukan
pengujian mengenai laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi untuk
memprediksi arus kas masa depan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pihak-pihak yang berkepentingan yaitu, bagi :
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan wahana pengaplikasian ilmu yang telah peneliti
peroleh di bangku kuliah sekaligus sebagai pemenuhan syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Hasil penelitian ini juga dapat membantu perusahaan dalam hal penyajian
laporan arus kas. Laporan arus kas juga dapat melaporkan informasi yang
berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari
operasi perusahaan tersebut.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini juga dapat digunakan bagi peneliti lain untuk
mengembangkan teori atau penelitian lain khususnya manfaat metode
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian,
pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan
mengendalikan operasi sebuah organisasi. Pada akuntansi keuangan, proses akhir
yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara
keseluruhan, yang informasinya ditujukan oleh pihak-pihak internal maupun
eksternal. Tidak semua informasi dilaporkan dalam laporan keuangan, karena
menurut FASB, beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik
disajikan melalui pelaporan keuangan. Oleh karena itu, istilah pelaporan keuangan
(financial reporting) berbeda dengan laporan keuangan (financial statements).
Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan, dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Menurut PSAK No. 2 (2009), laporan keuangan adalah :
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) PSAK No. 1 paragraf 10 :
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
(a) aset;
(b) liabilitas;
(c) ekuitas;
(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik;dan
(f) arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam
memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan
kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan Lengkap
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;
(d) laporan arus kas selama periode;
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lainnya; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Entitas
diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam
pernyataan ini.
2.1.2 Laba Bersih
2.1.2.1 Pengertian Laba
Laba bersih (net income atau earning) dapat diartikan sebagai suatu
ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba merupakan
suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan)
melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian). Laba dapat
didefinisikan sebagai kenaikan atau peningkatan kesejahteraan.
Pengukuran laba merupakan informasi penting yang menunjukkan prestasi
perusahaan dan informasi yang berguna sebagai dasar pembagian laba,
SFAC nomor 8 menyatakan bahwa informasi laba berfungsi untuk
menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba
dalam jangka panjang, memprediksi laba, menaksir resiko dalam
meminjam atau investasi. Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan
pengukuran termasuk pengukuran presensi, hasil usaha, laba dan posisi
keuangan. Pengukuran laba penting untuk menentukan prestasi
perusahaan dan sebagai informasi bagi pembagian dividen dan penentuan
kebijakan investasi.
Penghitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.
Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk
menentukan probabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. Perhitungan
laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan
kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian dari arus kas masa depan (Kieso dan Weygandt, 2004:
149).
Menentukan keputusan investasi, calon investor perlu menilai
perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih
sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian
yang tinggi. Untuk itu perusahaan harus mampu memaksimalkan laba.
Sasaran pertama perusahaan yang sering dinyatakan adalah
2.1.2.2 Tujuan Pelaporan Laba
Tanpa memperhatikan masalah-masalah yang muncul atas
keunggulan dan kelemahan laba akuntansi, informasi laba sebenarnya
dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba
adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk
(Anis Chariri dan Imam, 2007) :
1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return oninvested capital).
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.
3. Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak.
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.
8. Sebagai dasar pembagian dividen.
Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005), laba akuntansi yakni
laba kotor dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi manajer
dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran
kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah
ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek
perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja
perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang
Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi
dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang
dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari
tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua
biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk
tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.
Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara
seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi
perusahaan. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini adalah laba
yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan
dan yang akan dibagikan sebagai dividen.
2.1.3 Free cash flow ( FCW )
Free cash flow adalah kelebihan arus kas yang diperlukan dalam mendanai
semua proyek yang dimiliki net present value positif setelah dikurangi biaya
modal yang relevan (Jessen, 1986). Free cash flow menggambarkan kepada
investor bahwa deviden yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar strategi
menyiasati asar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan. Sementara bagi
perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal, free cash flow akan
mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih
mempunyai kemampuan dimasa depan atau tidak. Pasar akan bereaksi jika
melihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan mereka untuk
Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang
dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan
lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap (Rose et al, 2003:03). Suatu
saat perusahaan telah membayar seluruh beban operasinya, telah melakukan
investasi, dan sisa dari kas yang ada siap untuk didistribusikan kepada kredior dan
pemegang saham, kas inilah yang disebut sebagai free cash flow (Keown, 2000).
Kas tersebut biasanya akan menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan
pemegang saham.
Free cash flow yang besar akan mengarah kepada perilaku manajer yang
salah dan keputasan yang buruk yang bukan untuk kepentingan pemegang saham.
Dengan kata lain, para manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan
kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opurtunistik yang lain karena
mereka menerima manfaat yang penuh dari kegiaatan tersebut tetapi kurang mau
menanggung resiko dari biaya yang dikeluarkan.
Dengan adanya utang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan
free cash flow yang berlebihan oleh manajer. Selain itu pemegang saham juga
akan menikmati kontrol yang lebih atas tim manejemennya, misalnya, jika
perusahaan menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk membeli
kembali saham yang terutang maka manajemen wajib membayar tunai untuk
menutupi utang ini, secara simultan mengurangi jumlah arus kas yang ada pada
menejemen untuk dipermainkan. Dengan adanya utang ini manejemen akan
bekerja lebih efisien agar tidak terjadi kegagalan keuangan sehingga mengurangi
modal (Keown et al, 2000).
Perusahaan yang mempunyai IOS rendah dalam hubungannya dengan free
cash flow yang tinggi akan meningkatkan utang. Hal ini berarti bahwa perusahaan
tidak mempunyai kesempatan untuk bertumbuh sehingga manajer tidak
mempunyai kesempatan untuk berinvestasi. Manajer cenderung akan berlaku
oportunistik dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan pribadinya. Dengan
meningkatnya utang menejer harus menyisihkan dana yang lebih besar untuk
membayar bunga dan pinjaman pokoknya secara periodik sehingga dana yang
tersisa menjadi kecil. Hal ini dapat mengurangi kontrol menejer terhadap aliran
kas perusahaan.
2.1.4 Laporan Arus Kas
2.1.4.1 Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan arus kas masuk
dan arus kas keluar atau setara kas yang berasal dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan selama periode akuntansi
tertentu, Ikatan Akuntan Indonesia (2009) PSAK No.2. Dalam SFAS No.
95 diperbolehkan adanya format penyajian laporan operasi perusahaan
pada laporan operasi perusahaan pada laporan arus kas yaitu penyajian
dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Laporan arus
kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok, di samping neraca dan
laporan laba rugi. Jadi, untuk pelaporan kepada pihak di luar perusahaan,
2.1.4.2 Manfaat Laporan Arus Kas
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang
lain, laporan arus kas dapat memberi informasi tentang perubahan aktiva
bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas)
dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
menghadapi keadaan dan peluang. Di samping itu, arus kas dapat
memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas sehingga memungkinkan pemakai
laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai
perusahaan. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator
dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. Laporan arus kas
pada dasarnya mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk
melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode
tertentu.
Penyusunan laporan arus kas sangat bermanfaat bagi pihak intern
maupun pihak ekstern sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (2004:2.1) berikut ini :
untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka
manajer perusahaan dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan kas. Penganalisaan juga dapat dilakukan oleh
pimpinan perusahaan dengan membandingkan perubahan kas pada laporan
keuangan dalam dua periode atau lebih.
Laporan arus kas perusahaan juga dapat berguna bagi para pemakai
laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan
kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan para pemakai laporan
arus kas perlu melakukan evaluasi terhadap apa saja yang menjadi
sumber-sumber dari penerimaan kas, apa saja yang merupakan pengeluaran
kegiatan operasi, investasi dan pendanaan untuk setiap periode. Laporan
sumber-sumber dan penggunaan kas merupakan cara untuk mengetahui
perubahan neto dari aliran dana kas antara dua titik waktu. Dua titik
waktu tersebut berupa tanggal penyusunan laporan keuangan pada awal
dan akhir periode yang akan dianalisa.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi laporan
arus kas bermanfaat untuk:
a. Memberikan umpan balik dari kas arus kas yang aktual.
b. Membantu mengenal hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas.
d. Memperbaiki komparabilitinya informasi dari laporan keuangan.
e. Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas.
f. Membantu meramalkan arus kas dimasa yang akan datang.
2.1.4.3 Tujuan Laporan Arus Kas
Informasi tentang laporan arus kas suatu perusahaan berguna bagi
para pemakai laporan arus keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Melihat keadaan dan kebutuhan negara Indonesia dan dengan tujuan untuk
mendorong semakin terciptanya transparansi yang bisa dimengerti dan
memiliki standar yang sama dengan negara-negara lain, maka IAI
melakukan harmonisasi dengan standar keuangan internasional, dimana
nantinya semua negara akan berpedoman pada standar ini untuk semakin
mendorong transparansi laporan keuangan dan bisa dimengerti oleh semua
pihak. Maka oleh Komite Ikatan Akuntansi Indonesia dengan penelitian
yang bertahun-tahun yang telah dilakukan mengambil langkah yang
matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama
pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini
dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
pemakai laporan.
Maka tujuan laporan arus kas ini dibuat adalah untuk sebagai
selama suatu periode dan untuk melaporkan kegiatan operasi, investasi,
dan pembiayaan suatu entitas selama periode berjalan.
Menurut SFAS No.95 (FASB, 1987) tujuan laporan arus kas adalah
menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran
kas perusahaan dalam satu periode. Sedangkan tujuan laporan arus
menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) PSAK No.2 adalah memberi
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu
perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas
berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing)
selama suatu periode akuntansi.
Menurut Hendriksen (2000) menjelaskan tujuan utama penyajian
data mengenai arus kas ialah :
Menyediakan informasi yang diasumsikan akan (1) membantu para investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin didistribusikan pada waktu yang akan datang dalam bentuk bunga dan dalam bentuk distribusi likuidasi atau pembayaran kembali pokok dan (2) membantu dalam mengevaluasikan risiko.
Bedasarkan beberapa pendapat yang ada diatas dapat diketahui
bahwa tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi
mengenai penerimaan dan pembayaran kas suatu kesatuan selama satu
periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar kas
2.1.4.4 Konsep Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan
setara kas. Ada istilah kas dan setara kas yang perlu dijelaskan. Kas terdiri
dari saldo kas dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas tersebut akan memberikan
informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan menilai
pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan serta terhadap jumlah kas dan
setara kas.
2.1.4.5 Klasifikasi Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi
menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna
untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas
digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas
tersebut.
Suatu transaksi tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang
diklasifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas. Misalnya, jika
pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka unsur
bunga dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan unsur pokok
pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Ikatan Akuntan Indonesia (revisi 2009) PSAK No.2 membuat
klasifikasi laporan arus kas yang terdiri dari tiga aktivitas :
a. Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi
entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar
dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar. Informasi tentang unsur tertentu
arus kas historis, bersama dengan informasi lain, berguna dalam
memprediksi arus kas operasi masa depan.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari
aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu,
arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan
lain;
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
4. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis
lain;
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara
khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi; dan
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing).
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik,
dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang diakui
dalam laporan laba rugi. Arus kas yang terkait dengan transaksi
tersebut marupakan arus kas dari aktivitas inveatsi. Akan tetapi,
pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang
dimiliki untuk dijual adalah arus kas dari aktivitas operasi.
Penerimaan kas dari rental dan penjualan asset tersebut diakui
Entitas dapat memiliki efek dan pinjaman yang diberikan
(securities and loans) untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan, yang dalam hal ini dapat dipersamakan dengan
persediaan yang khusus dibeli untuk dijual kembali. Oleh
karena itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan
diperdagangkan tersebut diklasifikasikan sebagai aktiviats
operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga
keuangan, pada umumnya diklasifikasikan sebagai aktivitas
operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama
pendapatan lembaga keuangan tersebut.
b. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi adalah penting karena kas tersebut
mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber
daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas
masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi adalah :
1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak
berwujud, dan asset jangka panjang lain termasuk biaya
pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang
dibangun sendiri;
2. Penerimaan kas dari penjualan asset tetap, asset tidak
3. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau
instrumen akuitas entitas lain dan kepemilikan dalam
ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen
yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki
untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)
4. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan
instrumen ekuitas lain dan kepemilikan ventura bersama
(selain penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara
kas atau instrumen yang dimilki untuk diperdagangkan atau
diperjualbelikan)
5. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain
(selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga
keuangan);
6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman
yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan
kredit yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka
dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
7. Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak future,
forward, opsi dan swap, kecuali jika kontrak tersebut
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan
, atau jika pembayaran tersebut diklasifiksikan sebagai
8. Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap,
kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran
tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk lindung nilai
posisi arus kas terindentifkasi, maka arus kas dari kontrak
tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus
kas dari posisi yang dilindungi nilainya.
c. Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk
memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia
modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan adalah :
a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen
modal lain
b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau
menebus saham entitas;
c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel,
hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain;
d. Pelunasan pinjaman;
e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo
2.1.5 Arus Kas Masa Depan
2.1.5.1 Pengertian Arus Kas Masa Depan
Menurut Stice dan Skousen (2004: 28) arus kas operasi masa
depan adalah arus kas operasi perusahaan di masa yang akan datang atau
di periode berikutnya yang diharapkan mampu berkembang dengan baik
sesuai dengan prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Kreditor
berharap agar bunga dan pokok pinjamannya dibayar dengan uang kas di
masa depan.
PSAK No. 2 paragraf 4 (IAI 2009) menyatakan bahwa:
Arus kas operasi masa depan adalah indikator arus kas yang paling baik dalam menilai kemampuan perusahaan di periode yang akan datang yang dibuat melalui prediksi pada tahun sebelumnya, misalnya menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Berdasarkan pengertian diatas, arus kas operasi masa depan adalah
keadaan arus kas operasi suatu perusahaan pada suatu periode yang
merupakan realisasi dari usaha masa lalu yang sebelumnya telah diprediksi
dengan menggunakan data-data historis.
2.1.5.2 Proyeksi Arus Kas Masa Depan
Proyeksi arus kas dapat melindungi jalannya sebuah perusahaan.
Tujuan utama dari ramalan kas (terutama dalam jangka pendek) ialah
untuk melihat bagaimana uang tunai itu bergerak, jika perusahaan sudah
bekerja sebagaimana direncanakan. Proyeksi arus kas memetakan berapa
pembayaran seluruh kegiatan perusahaan untuk setiap bulan, setiap
minggu, bahkan setiap hari. Proyeksi arus kas yang disiapkan dengan baik
memungkinkan kita memplotkan posisi arus kas yang diantisipasi dari
waktu ke waktu.
Suatu proyeksi arus kas disusun melalui proyeksi penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan yang akan datang selama interval waktu
tertentu, yang melibatkan waktu dan jumlah uang masuk dan uang keluar
yang diperkirakan akan terjadi selama waktu tertentu. Secara garis besar,
proyeksi aliran kas ini didasarkan atas arus kas yang terdapat pada laporan
arus kas periode sebelumnya, dan juga dengan didasarkan pada nilai laba
pada laporan laba rugi periode sebelumnya, atau bisa juga dengan
menurunkan jumlah-jumlah proyeksi yang telah didapat secara langsung
dari proyeksi laba pada laporan laba rugi.
Proyeksi arus kas ini juga dapat membantu seorang manajer
keuangan untuk mendapatkan gambaran mengenai saat dari aliran kas
masuk yang diharapkan dan aliran kas keluar untuk periode yang akan
datang. Estimasi atas aliran kas membantu manajer keuangan untuk
menentukan jumlah dana yang diperlukan pada keadaan yang paling
buruk. Dengan adanya proyeksi arus kas maka akan membantu
mengantisipasi kekurangan dana dengan segera, sehingga bisa cepat
diatasi dan akan mencegah perusahaan dari krisis arus kas.
Namun begitu, seringkali terjadi adanya kecenderungan untuk
kas ini diungkapkan dalam bentuk angka. Ditekankan bahwa, proyeksi
arus kas hanya merupakan suatu estimasi arus kas masa yang akan datang,
dan hal ini tergantung kepada sampai seberapa jauh berhati-hatinya kita
menyiapkan proyeksi dan berapa mudah arus kas berubah yang
diakibatkan oleh karena sifat dunia usaha. Arus kas yang sesungguhnya
akan menyimpang lebih banyak ataupun sedikit dari yang diramalkan
semula.
2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkenaan dengan analisis metode arus kas telah banyak
dilakukan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Berikut beberapa
penelitian terdahulu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2010) dengan hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Seluruh variabel secara parsial berpengaruh terhadap
perubahan laba 1 (satu) tahun ke depan kecuali variabel perubahan laba.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Musfid (2010) dengan hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Komponen arus kas operasi, investasi, dan pendanaan
masing-masing terbukti berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan
secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap laba dan Laba berpengaruh
dalam memprediksi laba masa yang akan datang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi (2006) dengan hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Earnings lebih baik dalam memprediksi earnings di masa
dalam memprediksi arus kas di masa depan dibandingkan earnings dalam
memprediksi arus kas, dan Arus kas memberikan prediksi inkramental terhadap
arus kas.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Dahler dan Febrianto (2006) dengan
hasil dari penelitian ini menunjukakan bahwa Arus kas operasi tahun berjalan
memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan laba dalam
memprediksi arus kas operasi masa depan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998)
munjukakan bahwa Prediktor laba memberikan pengaruh yang besar dibanding
TABEL 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
No.
Nama Peneliti dan Tahun
Penelitian Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Zeffri Setiawan (2010)
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kesimpulan yang bersifat sementara dari
tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang diteliti.
Menurut Sugiyono (2004 : 49) kerangka konseptual merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan.
Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan laporan keuangan yang
memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan
investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam
suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Sehingga informasi
dalam laporan arus kas membantu para pemodal, kreditor, dan pihak-pihak
lainnya dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan perusahaan.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas atau setara kas dan memungkinkan para pemakai
mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Selain itu, informasi arus kas juga
dapat digunakan untuk meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi
berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa berbeda.
Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas,
dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan
seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan
datang (PSAK No. 25).
Untuk menilai arus kas masa depan suatu perusahaan dapat diprediksi dari
seberapa besar laba bersih, free cash flow dan arus kas operasi perusahaan
tersebut. Laba akrual didasarkan pada dua prinsip akuntansi, yakni pengakuan
pendapatan dan prinsip penandingan. Prinsip pengakuan pendapatan meminta
perusahaan untuk mengakui pendapatan ketika telah melaksanakan semua atau
satu bagian substansial dari jasa-jasa yang harus diberikan dan penerimaan kas
dari transaksi tersebut adalah pasti. Prinsip penandingan meminta perusahaan
untuk mengakui semua biaya yang terkait dengan pendapatan dalam periode yang
sama di mana pendapatan diakui. Karena proses akrual dianggap mengurangi
masalah waktu dan masalah penandingan yang melekat di arus kas, maka diyakini
bahwa laba lebih tepat menggambarkan kinerja perusahaan (Dechow, 1995 dalam
Supriyadi, 1999). Saat ini penelitian dalam kegunaan laba untuk keputusan
investasi didasarkan pada hipotesis bahwa laba merupakan proksi arus kas masa
depan perusahaan (Beaver, 1968; Ball dan Brown 1968; Easton 1985 dalam
Supriyadi, 1999).
Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari
dua angka laba lainnya, hal ini menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan
menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan
banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin rendah
kualitas laba.
Barth et al. (2001) dalam hasil penelitiannya yang menguji kemampuan
prediksi laba agregat tahun berjalan dan masa lalu untuk arus kas periode
selanjutnya mengungkapkan bahwa laba tahun berjalan adalah signifikan dalam
memprediksi arus kas satu tahun ke depan. Hasilnya juga mengungkapkan bahwa
lags of earnings adalah signifikan dalam memprediksi arus kas periode
berikutnya.
Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang
dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan
lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap (Rose et al, 2003:03). bagi
perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal, free cash flow akan
mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih
mempunyai kemampuan dimasa depan atau tidak. Pasar akan bereaksi jika
melihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan mereka untuk
mendapatkan deviden di masa depan.
Penelitian ini berkonsentrasi pada teknik untuk memprediksi arus kas
masa depan. Komponen laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi penting
karena secara bersama-sama ketiga prediktor tersebut dapat digunakan dalam
memprediksi arus kas masa depan. Prediksi arus kas suatu perusahaan adalah
variabel dependen yang penting untuk dipelajari karena dapat digunakan sebagai
pengambil keputusan ekonomi dan pemakai laporan keuangan. Hal ini dapat
Diagram Kerangka Konseptual Gambar 2.1
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : laba bersih, free cash
flow (arus kas bebas), dan arus kas operasi berpengaruh terhadap memprediksi
arus kas masa depan baik secara parsial maupun simultan.
Laba Bersih (X1)
Arus Kas Operasi (X3)
Arus Kas Bebas (X2)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003:30) penelitian asosiatif kausal adalah “Penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.”
3.2Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa
orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina,
2008:74). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan tahun
2010.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Metode pemilihan sampel yang digunakan
adalah metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu ( Jogiyanto, 2004:79 ). Kriteria yang
a. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2007 sampai tahun 2011 dan tidak sedang berada dalam proses
delisting pada periode tersebut.
b. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen untuk tahun
buku 2007-2011.
c. Periode laporan keuangan perusahaan berakhir setiap 31 Desember.
d. Perusahaan tidak mengalami laba negatif atau arus kas operasi negatif
selama tahun 2007-2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah saham perusahaan jasa yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode tahun 2007 sampai dengan tahun
Tabel 3.1
DAFTAR POPULASI DAN PROSES PEMILIHAN SAMPEL PENELITIAN TAHUN 2012
Dari 24 populasi perusahaan jasa diatas yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011mengeluarkan
laporan keuangannya yang berjumlah 10 perusahaan :
Tabel 3.2
Daftar Nama Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian
No. Nama Perusahaan Kode
1 Bayu Buana Tbk BAYU
2 Fast Food Indonesia Tbk FAST
3 Grahamas Citrawisata Tbk GMCW
4 Jakarta International Hotel & Dev. Tbk JIHD
5 Jakarta Setiabudi International Tbk JSPT
6 Mas Murni Indonesia Tbk MAMI
7 Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA
8 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN
9 Pudjiadi & Son Estates Tbk PNSE
10 Pusako Tarinko Tbk PSKT
3.3Jenis & Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan jasa yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah
lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak
lain (Umar, 2001 : 69). Data penelitian ini mencakup laporan keuangan yang telah
dipublikasikan yang diambil dari database Bursa Efek Indonesia dengan cara
mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu
www.idx.co.id.
Data yang digunakan terdiri dalam kurun waktu tahun 2007 sampai dengan
terakhir yang dapat diakses oleh peneliti, sehingga periode 2007 sampai 2011
dipilih sebagai periode pengamatan.
3.4Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang
akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan
pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku, dan penelitian terdahulu.
b. Studi Dokumenter
Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan
masing- masing Bank yang diperoleh dari Website Bank Indonesia dan
Website Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik dokumentasi dengan cara melihat dokumen yang berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan jasa yang sudah terjadi yang diterbitkan
oleh perusahaan dan didapat dari Bursa Efek Indonesia, Jurnal-Jurnal, dan
Literatur-Literatur lainnya yang berhubungan dengan objek yang sedang
diteliti.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2004:62), “Definisi operasional menjelaskan
karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama
dalam sebuah pengamatan ( Kuncoro,2003:42 ). Pengamat akan dapat
memprediksi ataupun menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta
perubahannya yang terjadi kemudian. Sedangkan variabel independen adalah
variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan
mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen
nantinya ( Kuncoro,2003:42 ). Variasi dalam variabel dependen merupakan hasil
dari variabel independen.
a. Variabel dependen dalam penelitian ini
Arus kas operasi masa depan (t+1) sebagai arus kas dari aktivitas
operasi yang dihasilkan dari efek transaksi kas yang mempengaruhi
pendapatan operasi pada periode (t+1) . Periode pengamatan yang
digunakan adalah tahun 2008-2011.
b. Variabel independen dalam penelitian ini
1. Laba bersih (X1) adalah total laba yang diperoleh dari kegiatan
perusahaan baik yang terkait maupun tidak terkait dengan aktivitas
utama perusahaan. Periode pengamatan yang digunakan adalah
tahun 2007-2010.
2. Free Cash Flow (X2) merupakan kas perusahaan yang dapat
didistribusikan kepada pemegang saham atau kreditor yang tidak
tetap (Ross et al. , 2003). Periode pengamatan yang digunakan
adalah tahun 2007-2010.
3. Arus kas operasi (X3) adalah aktivitas pengeluaran dan penerimaan
kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional perusahaan untuk
satu periode akuntansi. Periode pengamatan yang digunakan adalah
tahun 2007-2010.
Pengukuran variabel dalam penelitian :
a. Arus kas operasi masa depan (Y)
Ukuran dari arus kas operasi masa depan (t+1) sebagai arus kas
dari aktivitas operasi yang dihasilkan dari efek transaksi kas pada periode
berjalan yang mempengaruhi pendapatan operasi pada periode (t+1).
FCF = CF0 (1+r) n
FCF : Future Cash Flow
CF0 : arus kas periode 0
r : rate of return
n : jumlah periode
b. Laba Bersih (X1)
Ukuran dari laba bersih adalah total laba perusahaan baik yang
terkait maupun tidak terkait dengan aktivitas utama perusahaan sampel
sebelum item operasi yang tidak berlanjut, item-item khusus dan pos luar
biasa (Revsine et al., 2001).
c. Free Cash Flow (X2)
Ukuran dari free cash flow dihitung dengan cara :
( OCF – Capital Spending – Change in NWC )
FCF = x 100%
Total Assets
OCF = Operating Cash Flow
NWC = Modal kerja bersih perusahaan
Capital Spending = Pengeluaran modal
Adapun capital spending perusahaan merupakan selisih aktiva tetap bersih
akhir dengan aktiva tetap bersih awal, sedangkan modal kerja bersih
merupakan selisih dari jumlah aset lancar dengan jumlah utang lancar.
d. Arus kas operasi (X3)
Ukuran dari arus kas operasi merupakan arus kas yang tersedia
yang diperoleh dari hasil operasional perusahaan per 31 Desember.
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Independen
Total laba kotor perusahaan – beban perusahaan. untuk modal kerja atau untuk diinvestasikan
Arus kas dari aktivitas operasi yang dihasilkan dari efek transaksi kas yang mempengaruhi pendapatan operasi pada periode (t+1).
FCF = CF1 (1+r) n Rasio
3.6 Tekhnik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Koefisien Determinasi (R2)
Tekhnik analisis pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen, nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu, nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi
ini digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan riset dan menguji
hipotesis penelitian, sejauh mana dan bagaimana arah variabel- variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis yang
digunakan untuk menguji persamaan tersebut secara matematis
dirumuskan sebagai berikut :
y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
y : Arus kas di masa depan
a : Konstanta dari persamaan regresi
b1, b2 ,b3 : Koefisien regresi variabel independen
b1X1 : Laba Bersih
b2X2 : Free Cash Flow (arus kas bebas)
b3X3 : Arus Kas Operasi
e : Error term
Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program komputer SPSS versi 17.0 for Windows. Sebelum dilakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, pada
keempat variabel penelitian tersebut dilakukan uji asumsi klasik yang
meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji
multikolinieritas, hal ini bertujuan agar hasil perhitungan tersebut dapat
3.6.2 Statistik Deskriptif
Penyajian statistik deskriptif bertujuan agar dapat dilihat profil dari data
penelitian tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah laba
kotor, laba bersih dan arus kas.
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dapat
dilaksanakan setelah memenuhi asumsi klasik, tujuannya adalah agar variabel
independen sebagai estimator atas variabel independen tidak bias. Pengujian
ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji
multikolinieritas.
Adapun penjelasan masing-masing uji asumsi klasik adalah sebagai
berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul
dari setiap variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang mendekati
normal (Ghozali,2006 ; hal 110). Untuk melihat model regresi normal atau
tidak, dilakukan analisis grafik dengan melihat “normal probability report
plot” yang membandingkan antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya
dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
distribusi data normal, maka garis yang menggantikan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006 ; hal 110).
Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov. Jika pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan p-value lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal
dan sebaliknya, jika p-value lebih kecil dari 0,05, maka data tersebut
berdistribusi tidak normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah
ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Dengan kata lain, masalah ini seringkali ditemukan apabila menggunakan data
runtut waktu.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah
uji statistik run test. Suatu persamaan regresi dikatakan terbebas autokorelasi
jika hasil uji statistik run testnya tidak signifikan atau diatas 0,05 (Ghozali,
2006 ; hal 104). Pengambilan keputusan pada uji run test didasarkan pada
acak tidaknya data. Apabila data bersifat acak, maka dapat diambil
Menurut Ghozali (2006 ; hal 96), acak tidaknya data mempunyai batasan
sebagai berikut :
• Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secara acak.
• Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak
acak.
c. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2006 ; hal 105) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena
data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan
besar).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas.
Salah satunya adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual.
Jika ada pola tertentu, misal seperti titik-titik yang membentuk pola