• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN IM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEREKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN IM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEREKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN IMPLIKASINYA DALAM KONSELING

Oleh

Drs. Asmidir Ilyas M. Pd., Kons.

Muhammad Adri, MT

Disampaikan pada Konvensi Nasional II

IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) DAN

SEMINAR INTERNASIONAL KONSELING

Tanggal 30 – 31 Maret 2008

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

Perkambangan Teknologi Informasi dan

Implikasinya dalam Konseling

Oleh : Asmidir Ilyas, Muhammad Adri

ABSTRACT

The developement of information technology, specially in multimedia technolgy has impact to all model of accessing information by people. One of the area getting impact significanly with technological growth is educational and counseling area, where basically education represent an communications and information process from educator and counselor to educative/counseling participant containing of education information, which have four main elelments: educator and counselor as source of information, media as medium of idea presentation, idea and education content and educative also counseling participant, some parts of elements get touch of information technology media, specially in imformation teknologi.

Imformation teknologi.have important role in quickening process of forwarding information to educative participant. The usage and development of teaching media, representing one of study strategy able to be done by a teacher and counseling, in order to improving activity and participation of student in course of learning and counseling. Choosen and media exploiting election will be able to give excitement to student, so that process the forwarding of information to educative and councel participant will walk better, because with usage of media, an teaching items will be able to comprehend easily by a student. Usage of multimedia technology as one of instructional media in study can be made as one of alternative to assist resolving of study problem of student, causing of by using multimedia technology (such as intercative CD), student can to study by self-learning, easily, convenience, supple and learn as according to his ability, without external constraint.

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan

perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari,

menelusuri dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi

surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi

lainnya yang salah satu di antaranya melalui jaringan teknologi multimedia dan

Internet.

Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan

perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan termasuk di dalamnya

bidang konseling, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses

(3)

klien yang berisi berbagai layanan informasi (informasi pendidikan,

pekerjaan/karir) yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi,

media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta

mahasiswa itu sendiri (Oetomo dan Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur

ini mendapatkan sentuhan media teknologi informasi, sehingga mencetuskan

lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001)

Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan juga terjadi dalam pola

penyampaian informasi pendidikandan jabatan/karir. Dalam konsep lama model

dikembangkan dalam bentuk pendidik (teacher, counselor) berperan sebagai

seorang expert yang menyampaikan informasi kepada mahasiswa (learner, client),

kemudian dengan pemanfaatan teknologi multimedia dan komputer paradigma ini

bergeser kepada learner centered model, yang menuntut peran aktif mahasiswa

dalam mendapatkan instructional material atau learning material. Pergeseran ini

digambarkan oleh Paquette (2004), sebagai berikut :

Gambar 1. Pegeseran paradigma Pendidikan

Oleh karena itu, dengan adanya pergeseran pola ini, maka pemanfaatan

teknologi multimedia dan komputer sebagai salah satu media penyampaian

informasi pendidikan dan jabatan/karir tidak dapat ditawar lagi keberadaannya.

Lebih jauh Soekartawi (2003) mengungkapkan bahwa mahasiswa hari ini,

mempunyai kreatifitas yang lebih tinggi, keinginan untuk mencari, menyigi dan

mendapatkan sesuatu yang baru, anti kemonotonan dan enkapsulasi dan berjiwa

dinamis, harus diikuti dengan pola pembelajaran yang mampu menampung

perubahan tersebut. Demikian juga dalam pelayanan konseling, khususnya dalam

aplikasi instrumentasi seorang konselor mau tidak mau harus menyesuaikan

pengolahan/skoring data (tes dan non tes) dan pengkomunikasiannya dengan

menggunakan teknologi pendidikan.

(4)

Peranan Media Dalam Proses Pembelajaran dan Konseling

Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002), didefinisikan sebagai

sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mencakup beberapa tahapan, seperti :

a. Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar/pelayanan (PBM), yang

berkaitan dengan strategi yang akan digunakan oleh dosen dalam menentukan

pola ajar untuk mencapai sasaran pembelajaran

b. Strategi perencanaan proses pembelajaran/pembimbinan, berkaitan dengan

langlah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam

tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan.

c. Strategi pelaksanaan proses pembelajaran/pembimbingan, berhubungan dengan

pendekatan sistem pengajaran/pelayanan yang benar-benar sesuai dengan

pokok bahasan materi ajar.

Dalam pelaksanaannya, teknik pemanfaatan media berkontribusi dalam

menarik perhatian mahasiswa/klien dalam pembelajaran, karena pada dasarnya

media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media

sebagai sumber belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002; 137). Selanjutnya Nana

Sudjana (2001) menyatakan bahwa media pembelajaran/pelayanan merupakan

salah satu unsur penting dalam belajar dan pembelajaran yang dapat

mempertinggi proses pembelajaran dan pelayanan, sehingga pada akhirnya

diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar/layanan konseling. Lebih jauh

menurut Nana Sudjana, ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat

mempertinggi hasil belajar/layanan. Alasan pertama adalah manfaat media

pengajaran dalam proses pengajaran dapat menghasilkan metode mengajar yang

lebih bervariasi, bahan pelajaran/layanan akan lebih jelas, dapat menarik perhatian

siswa dan menimbulkan motivasi belajar. Alasan kedua adalah berkenaan dengan

taraf berfikir/bernalar dan kemampuan manusia dalam menyerap materi yang

berbeda sesuai dengan taraf perkembangan masing-masing individu. Melalui

(5)

dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan, sehingga pemahaman

mahasiswa untuk suatu materi dapat ditingkatkan.

Oemar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Arif, dkk (1986),

mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,

seperti tape recorder.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan

dalam wujud visual.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar.

Untuk mendukung pengembangan bidang media pembelajaran/pelayanan,

maka penelitian dan pengembangan di bidang teknologi pembelajaran dan

pelayanan perlu digalakkan, terutama teori dan praktik tentang: (1) perancangan,

(2) pengembangan, (3) penggunaan, (4) pengelolaan dan (5) pengevaluasi proses

dan sumber daya untuk belajar (Ungsi, 2002), dan pengkomunikasian data,

analisis data kepada mahasiswa/siswa sebagai sasaran layanan (Prayitno (2006).

Keenam tahapan tersebut dilakukan berkelanjutan untuk dapat melakukan

perbaikan terhadap mutu pembelajaran/layanan.

Multimedia Pengajaran dan Konseling

Heinich, Molenda dan Russel (1996) menyatakan bahwa media dalam

aktivitas pembelajaran/pelayanan dapat di definisikan sebagai sesuatu yang dapat

membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara

dosen dan mahasiswa. Dengan kata lain, media pembelajaran atau pelayanan

berperan sebagai sebagai perantara dalam kegiatan pembelajaran antara dosen dan

mahasiswa

Heinich, dkk (1996), mengemukakan klasifikasi media yang dapat

digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: 1). Media yang tidak di

proyeksikan, 2). Media yang diproyeksikan (projected media), 3). Media audio 4).

Media video dan film, 5). Komputer, 6). Multimedia berbasis komputer.

(6)

1. Kriteria Multimedia Interaktif

Thorn (2006) mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia

interaktif, yaitu :

a. Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah CD

interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga mahasiswa dapat

memperlajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang

media

b. Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Dalam arti adanya kandungan

pengetahuan yang jelas.

c. Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai

isi dan program CD interaktif itu sendiri

d. Kriteria keempat adalah integrasi media, dimana media harus

mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.

e. Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Untuk menarik minat belajar,

maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang

baik.

f. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan, dengan

kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran/

pelayanan yang diinginkan oleh peserta, sehingga saat dia menjalankan

program dia akan merasa telah memperlajari sesuatu.

2. Hi-Tech dalam Pembelajaran dan Konseling

Teknologi Hit-tech yang berkembang dewasa ini dapat dimanfaatkan

sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran/pelayanan. Di antara

teknologi tersebut menurut Moerad, (2002) antara lain:

a. Public or Private Database yang dihubungkan dengan telephone kabel dari

stasiun pembelajaran ke peserta program

b. CD ROM, yang berisi materi dan informasi pembelajaran/pelayanan,

sebagai data bahan ajar/layanan biasa

c. Hypertext, pemanfaatan teknologi hypertext untuk penyusunan materi

(7)

d. Hypermedia, menghubungkan beberapa media yang berbeda di bawah

pengendalian mahasiswa yang berhubungan dengan hypertext

e. Interactive Multimedia, aplikasi pembelajaran berbasis multimedia dalam

bentuk CDI (Compect Disk Interactive) dan DVI (Digital Vdeo

Interactive), dalam berbagai format multimedia dengan kapabilitas interaksi

dengn penggunanya.

f. Intranet dan Internet, pemanfaatan jaringan komputer untuk membuat

jaringan pembelajaran/pelayanan.

Computer Assistance Instructional Model

“Computer-assisted instruction” (CAI) digambarkan sebagai proses pengajaran atau perbaikan yang berikan melalui fasilitas komputer. Barbagai

program pendidikan berbasis komputer tersedia dipasaran yang diharapkan dapat

memperbaiki pola pengajaran/pelayanan dengan berbagai pola dan metoda.

Program komputer interaktif dapat digunakan untuk mengilustrasikan

konsep melalui animasi atraktif, suara dan demonstasi model. Sehingga

memungkinkan mahasiswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya, bekerja

secara individual atau menyelesaikan masalah dalam kelompok. Komputer

menyediakan balikan secara cepat, sehingga peserta mengetahui kebenaran

jawaban yang diberikan, serta memperlihatkan jawaban yang benar dari tiap

pertanyaan. Komputer menawarkan suatu aktifitas dengan tipe berbeda dan

mengubah model pengajaran yang terpusat pada dosen (Lee and Owen, 2004).

Computer-assisted instruction (CAI) meningkatkan pengajaran/pelayanan

bagi mahasiswa yang bermasalah, karena mahasiswa menerima immediate

feedback dan tidak akan melanjutkan latihan yang dengan skill yang keliru.

Komputer dapat menangkap perhatian mahasiswa, karena dengan program yang

interaktif dan melibatkan semangat bersaing mahasiswa untuk meningkatkan

skornya. CAI juga mengubah pola belajar mahasiswa, sehingga mereka baru akan

pindah ke materi selanjutnya jika telah menguasai sepenuhnya materi sebelumnya.

Komputer dapat digunakan secara individual atau berkelompok, disuatu

kelas cooperative learning environment dimana mahasiswa dapat mendiskusikan

(8)

digunakan, sebelum diberikan kepada mahasiswa, karena seringkali Web address

dan linknya berubahdan menjadi tidak aktif, yang dapat mengakibatkan

mahasiswa tidak fokus lagi atau frustasi. Mahasiswa dapat mengatur jadwal untuk

waktu belajar atau remedial komputer. Program Komputer juga bisa berupa

sebuah learning station di dalam satu kelompok atau sebuah kelas.

Pengajaran berbantuan komputer (PBK) merupakan suatu usaha yang

dilakukan oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan bantuan

komputer ini proses pengajaran/pelayanan berjalan lebih interaktif dan membantu

terwujudnya pembelajaran/pelayanan yang mandiri.

Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda dan

pendekatan pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran/pelayanan

berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara

garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based training

(CBT) dan Web-based training (WBT).

1. Computer-Based Training

CBT merupakan proses pendidikan/konseling berbasiskan komputer,

dengan memanfaatkan media CD-ROM dan disk-based sebagai media

pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD

ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan

program aplikasi yang akan digunakan oleh mahasiswa dalam pendidikannya.

Dengan CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana,

sehingga interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang

dibantu oleh kemandirian mahasiswa dalam memanfaatkna CBT.

Namun demikian khususnya dalam pelayanan konseling penggunaan

media masih memiliki kelemahan karena dengan video klip, animasi, grafik,

dan suara, bagaimana refleksi perasaan dari konselor setelah klien

menyampaikan permasalahannya tidak dapat dirasakan klien secara nyata.

2. Web-Based Learning

Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning,

(9)

mengakses materi pelajarannya di manapun dan kapanpun, selagi terhubung

dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).

Selain kedua istilah tersebut di atas, yang digunakan dalam

menggambarkan proses pembelajaran/layanan, juga terdapat berbagai istilah

yang berkaitan dengan proses pembelajaran ini, sebagai mana yang

dikemukakan oleh Lamhot, 2002, antara lain :

1) Distance Learning, merupakan seluruh bentuk pembelajaran jarak jauh,

yang dalam konseling dikenal dengan cybernetic counseling baik yang

berbasis korespondensi (Modul terscetak), maupun berbasis teknologi

informasi.

2) E-Learning, merupakan bentuk pembelajaran/pelayanan jarak jauh yang

memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, misalnya: melaui

cybernetic counseling, internet, video/ audio broadcating, video/ audio

conference, dan CD ROM (synchonous dan Asysncronous)

3) On-Line learning, merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi

internet/ekstranet yang dikenal dengan sebutan web-based learning.

4) Computer Based Learning, adalah memanfaatkan komputer sebagai

terminal akses ke proses belajar (CBT = Computer Based Training, CD

ROM Learning sebagai salah satu bentuk e-media.

Sehingga jika terminologi learning tersebut digambarkan, maka

cakupannya adalah sebagai berikut :

Gambar. Terminologi Learning (Lamhot, 2002)

Computer Based Learing

Online Learning

(10)

Lebih jauh, Lamhot (2002), menyatakan bahwa secara umum penerapan

pembelajaran berbantuan komputer, baik e-learning, WBT maupun CBT,

dapat memberikan manfaat :

1) Peningkatan produktivitas, dengan adanya PBK produktivitas dosen

maupun mahasiswa akan meningkat, karena adanya keberlangsungan

proses pembelajaran sekalipun dosen dalam perjalanan.

2) Menciptakan nilai (value) pada organisasi, dengan adanya inovasi dan

kreativitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan PBK akan

memberikan nilai pada organisasi (perguruan tinggi).

3) Efisiensi; proses pembangunan kompetensi dapat dilakukan dalam waktu

yang relatif singkat dan mencakup jumlah yang lebih besar.

4) Fleksibel dan interaktif; kegiatan PBK dapat dilakukan dari lokasi mana

saja, selama ada sarana untuk melaksanakan PBK tersebut.

Di samping itu, Anna Maria (2000) menyatakan bahwa jika dikaitkan

dengan organisasi pembelajaran/pelayanan, PBK memberikan beberapa

keuntungan utama:

1) Penghematan biaya pendidikan/pelatihan, jika dihitung dari akomodasi

dan transportasi yang harus dikeluarkan oleh instruktur dan peserta

2) Fleksibelitas dalam pembelajaran/pelayanan. Setiap individu memiliki

pola dan kemampuan belajar yang berbeda, sehingga peserta pembelajaran

dapat menyesuaikan dengan individunya.

3) Self-Paced Learning, di samping memiliki pola dan kemampuan yang

berbeda, setiap individu juga memiliki daya serap yang berbeda terhadap

setiap topik yang diperkenalkan kepada dirinya, sementara dapa class

room learning menuntut keseragaman.

4) Student-centered learning. Salah satu keunggulan utama yang sangat

menarik adalah dimugkinkannya perubahan paradigma pembelajaran/

pelayanan yang terpusat pada peserta pembelajaran itu sendiri.

Teknologi Informasi dan Konseling Di Indonesia

(11)

Pendidikan khususnya dalam konseling. Internet membuka sumber informasi

yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi

masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang

mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana

kualitasnya?) Adanya Internet memungkinkan seseorang mahasiswa di

Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital

Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas

akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan

melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan skripsi,

tesis, disertasi yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk

disele-saikan, terlebih lagi bagi para pelaku copy-paste dari internet.

1. Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran/Pelayanan

Berkaitan dengan topik system pembelajaran klasikal (class-learning),

maka pemanfaatkan jaringan internet sebagai sumber dan sarana

pembelajaran/ layanan, dapat diimplemetasikan sebagai point-point berikut :

a. Browsing

b. Resourcing

c. Searching

d. Consulting dan Communicating  Browsing

Browsing atau surfing merupakan istilah umum yang digunakan bila

hendak menjelajahi dunia maya atau web. Tampilan web yang sangat

artistik menampilkan teks, gambar-gambar dan malahan animasi yang

ditampilkan sedemikian rupa sehingga selalu membuat betah para

pengunjungnya. Untuk melakukan browsing ini kita menggunakan suatu

fasilitas yang bernama browser, banyak jenis software browser yang

tersedia dipasaran, mulai dari yang gratisan seperti mozila sampai yang

komersil seperti Netscape dan Internet Explorer . Apapun jenis aplikasi

internet yang akan kita lakukan tidak terlepas dari browser, karena browser

(12)

Sebagai pengguna windows, maka software browser yang sering

digunakan adalah Internet Explorer dari Microsoft.  Resourcing

Resourcing yang dimaksud di sini adalah menjadikan internet sebagai

sumber pengajaran, dalam arti kata peranan internet sebagai gudangnya

informasi dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi dan data yang

berkaitan dengan materi pengajaran yang disampaikan, dalam hal ini

informasi yang berkaitan dengan alamat situs yang akan dikunjungi

sebagai sumber materi ajar telah diketahui terlebih dahulu melalui

informasi yang diberikan pada buku pegangan pengajaran maupun dari

informasi lainnya.

Misalnya: Dalam pengajaran Mata Kuliah Instrumentasi BK 2 (tes),

penelitian, statistik, seorang pengajar menggunakan buku pegangan karya

William Stalling, guna menunjang fungsi buku tersebut sebagai sumber

pengajaran maka dia harus mengunjungi informasi situs yang diberikan,

http://williamstalling.com/, biasanya informasi tentang alamat situs ini

diberikan pada bagian pengantar penggunaan buku.

Gambar. Resourcing pada situs williamstalling.com

Pentingnya kita mengunjung suatu alamat situs yang diberikan pada suatu

buku referensi berkaitan dengan :

(13)

2. Catatan errata, sering kali suatu buku setelah ditulis dan diterbitkan

oleh penerbit, terdapat beberapa perbaikan susulan yang dilakukan

oleh penulis, maka catatan perbaikan ini diberikan pada bagian ini.

3. FAQ (frequently Ask Question) atau penyelesaian soal latihan, yang

tidak tersedia pada buku.

Contoh lainya dengan mengunjungi suatu situs yang berkaitan dengan materi

ilmu komputer, contoh : http://konseling.com/. Namun jika sekiranya semua

informasi yang dibutuhkan tidak tersedia, maka dapat digunakan fasilitas

pencaraian (searching) yang tersedia pada jaringan internet dengan

menggunakan search engine yang tersedia secara free. Dalam memanfaatkan

internet sebagai sumber pembelajaran, jika alamat suatu situs sering

digunakan, maka sebaiknya alamat tersbut dimasukkan ke dalam daftar situs

favorit, karena dengan fasilitas ini, maka browser secara otomatis akan

menyimpan informasi ini.  Searching

Searching merupakan proses pencarian sumber pembelajaran guna

melengkapi materi yang akan disampaikan kepada mahasiswa. Dalam hal

ini segala sesuatu informasi yang berkaitan sumber informasi tersebut

belum diketahui, sehingga dengan memanfaatkan Search engine adalah

salah satu fasilitas yang tersedia pada aplikasi untuk mencari informasi

yang kita inginkan. Search engine menampung database situs-situs dari

seluruh dunia yang jumlahnya milyaran halaman web. Cukup dengan

memasukkan kata kunci-nya, maka proses pencarian akan dilakukan dan

search engine akan menampilkan beberapa link situs yang disertai dengan

keterangan singkat.

Banyak aplikasi search engine yang ditawarkan oleh situs-situs tertentu

yang ada di internet, yang populer antara lain google, yahoo, altavista dan

sebaginya di samping fasilitas search yang disediakan oleh setiap situs.

Tata cara yang perlu diperhatikan,untuk menunjang keberhasilan proses

pencarian ini, antara lain :

(14)

2. Hindari penggunaan kata kunci yang mempunyai arti ganda, karena

hal ini hanya akan menjaring informasi yang tidak diperlukan, karena

informasi yang dikumpulkan oleh search engine nantinya diperoleh

dari metadata dari suatu situs.

E-mail (Konsultasi dan Komunikasi via E-Mail)

E-mail merupakan aplikasi yang paling populer sejak internet pertama kali

diperkenalkan, karena dengan fasilitas ini dapat menjembatani komunikasi

data antar personal maupun antar perusahaan, e-mail terkenal karena

memberikan cara yang mudah dan cepat dalam mengirim informasi..

Selain itu juga dapat menangani catatan yang kecil, hingga file yang besar

berupa file yang ditumpangkan padanya (attachment file).

 E-mail pada topik pembicaraan ini dapat diimplementasikan sebagai media konsultasi dan komunikasi antara pendidik dengan mahasiswa, karena

dengan bantuan e-mail ini, proses pembimbingan dan konsultasi dapat

dilakukan di manapun dan kapanpun. Untuk keperluan tersebut, banyak

layanan e-mail gratis yang tesedia di internet, salah satu yang populer

adalah mail yahoo, mailcity, hotmail, dan sebagainya, sedangkan untuk

tingkat lokal misalnya mail telkom.net, plasa.com, eudoramail, Indonet,

Indosatnet dan lain-lain.

Mailing list berarti daftar alamat E-mail untuk setiap orang yang ingin

menerima mail tentang topik tertentu. Mailing List atau Milis (kadang

disebut posting), pada dasarnya masih merupakan komunikasi dengan

memanfaatkan layanan e-mail, yakni mengirim dan menerima E-mail ke

dan/atau dari sekelompok orang dengan tujuan penggunaan sebagai sarana

diskusi, yang biasanya dikelompokkan berdasarkan topik diskusi,

kelompok tertentu atau pengelompokan lainnya.

Sebuah mailing list mempunyai moderator yang akan meninjau dan

menentukan apakah mail dapat dikirim ke setiap orang yang ada didaftar.

(15)

memngijinkan seseorang berlangganan (subscribe) atau mencabut

langganan secara otomatis (unsubscribe). Namun banyak juga daftar

mailing list yang tanpa moderator, dan hal itu adalah lumrah. Terdapat dua

jenis mailing list dasar yang besar: mailing list Internet dan mailing list

jaringan Bitnet (Because Its Time Network). Semua mailing list Bitnet

kegiatan administrasinya diotomasi oleh software komputer yang disebut

LISTSERV singkatan dari list server (server daftar), yang akan mengatur

secara otomatis untuk berlangganan ataupun berhenti berlangganan pada

mailing list-nya.

Misalnya: Alamat milis : [email protected]

Dalam contoh di atas menunjukkan suatu komunitas diskusi dan

komunikasi mahasiswa doktoral UNP yang terdaftar pada server milisnya

yahoo.com. Alamat milis pada dasarnya hanyalah sebuah fasilitator dalam

forum diskusi, karena di dalam alamat milis terdapat data-data yang

menampung alamat e-mail masing-masing anggota milis, sehingga jika

ada satu topik diskusi yang akan dibicarakan, maka topik tersebut oleh

administrator milis secara otomatis akan dikirimkan ke alamat e-mail

setiap anggotanya.

Kelompik diskusi milis ini banyak sekali jumlahnya, dan secara garis besar

dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori :

1. Berdasarkan topik, topik mailing list beraneka ragam tergantung pada

profesi atau keseragaman yang dimilki oleh anggotanya, dan biasanya

jenis ini terbuka untuk umum sehingga seorang peminat diskusi dapat

mendaftarkan dirinya sendiri secara langsung.

2. Berdasarkan kelompok tertentu, dan biasanya milis jenis ini bersifat

tertutup dan hanya terbuka bagi anggotanya saja. Misalnya milis yang

dimiliki oleh suatu organisasi (ACA, ABKIN) yang keanggotaannya

berlangganannya melalui suatu cara tertentu, seperti membayar uang

(16)

2. Pembelajaran Sistem Modul dan Paket Multimedia

Sebagaimana telah diuraikan di atas, metoda lain inovasi pembelajaran/

pelayanan yang dilakukan adalah dalam bentuk pembelajaran berbasis modul

dan paket multimedia.

Model ini, pada awalnya dikembangkan untuk kebutuhan pembelajaran pada

Universitas Terbuka, karena mahasiswa yang tersebar di seluruh pelosok

Indonesia, maka alternative model pembelajaran terbaik yang dapat

digunakan adalah dengan memanfaatkan system modul dan paket multimedia.

3. Jaringan Perguruan Tinggi Indonesia (INHERENET)

Untuk menigkatkan kapasistas perguruan tinggi di Indonesia dalam

penggunaan teknologi informasi, maka pada tahun 2006, dikembangkan suatu

model jaringan perguruan tinggi di Indonesia, dengan tujuan untuk

membentuk suatu backbone jaringan komunikasi berbasis perguruan tinggi,

yang disebut dengan INHERENT (Indonesian Higher Education Network),

yang akan menghubungkan seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di

Indonesia, untuk saling berbagi (sharing content).

Secara garis besar, jaringan INHERENT ini dibagi menjadi tiga kelompok

dasar, yaitu :

1.Jaringan INHERENT K-1

Terdiri dari perguruan tinggi yang termasuk ke dalam perguruan tinggi

BHMN dan perguruan tinggi yang ditunjuk untuk menjadi local node pada

suatu Propinsi, Universitas Andalas adalah salah satu contoh local node

yang ditunjuk di Sumatera Barat.

Perguruan tinggi ini, mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan

network content yang akan didistribusikan melalui INHERENT, antara

lain: (a) Digital Library, (b) E-Learning Content, (c) Teleconference event

Perguruan tinggi, yang mendapat kepercayaan dalam pengembangan

content ini, antara lain: UI, ITB, IPB, ITS , UGM, UNAIR, Unhas.

2.Jaringan INHERENT K-2

(17)

INHERENT. Perguruan tinggi yang tergabung dalam jaringan K-2 lebih

tepatnya dapat dikatakan sebagai pengguna dari INHERENT Content yang

telah dikembangkan oleh jaringan K-1.

Fasilitas koneksi yang diperbaiki, antara lain :

a. Koneksi broadband, dengan kecepatan 6 Mbps ke local node

b. Pengembangan Jaringan Hotspot Wireless internal institusi

c. Pengembangan fasilitas teleconference

d. Pengembangan jaringan local berbasis gigabit technology.

3.Jaringan INHERENT K-3

Jaringan K-3 ini, terdiri dari 35 perguruan tinggi swasta di Indonesia,

dengan tujuan untuk sinkronisasi perguruan tinggi swasta dan negeri

dalam pemanfaatan teknologi informasi, untuk perbaikan mutu

pembelajaran.

Penutup

Konsisi saat ini, konselor di sekolah sebagai praktisi di lapangan,

calon-calon konselor yang sedang belajar di perguruan tinggi, dosen yang

mendidik/membimbing calon konselor dihadapkan pada permasalahan data yang

sudah dikumpulkan melalui alat ungkap dan yang sudah diolah mau diapakan ? di

tumpuk dalam almari, dirak-rak, ruang pojok atau tempat lain, dibuang atau mau

diapakan ?

Salusinya, penggunaan teknologi dalam konseling sudah saatnya

diimplikasikan guna di samping melatih terampilnya para praktisi konseling juga

menunjang percepatan penerimaan masyarakat terhadap profesi konseling.

Tekonologi yang dimaksud sebagai berikut: (1) kaca cermin berkembangan

menjadi kamera CCTV guna mendukung laboratorium praktikum perikaku

konseling. Teknologi CCTV didukung dengan teknologi fire les untuk dapat

merekam suara dari komunikasi yang terjadi antara klien dengan konselor dalam

laboratorium konseling, (2) teknologi tape recorder untuk merekan kualitas suara

saat pembicaraan dan pembahasan sesuatu antara konselor dengan klien, (3)

(18)

dan klien dalam suasana pemberian layanan baik konseling perorangan maupun

bimbingan/konseling kelompok. (4) Teknologi komputer untuk mendukung

pencarian/akses informasi bahan perkuliahan, pengolahan dan analisis data

konseling, sehingga data yang sudah diolah dapat dijadikan databace. (5)

Teknologi LCD komputer untuk mendukung tugas praktikum perilaku konseling

di laboratorium dan penampilan layanan konseling di kelas dan sajian

keterampilan konseling melalui tayangan video, (6) Teknologi Solarscam dan

scanoptik untuk mendukung koreksi lembara jawaban dalam tugas testing dan

instrumen konseling di sekolah/lembaga/instansi. (7) E-mail Mail) E-mail, dapat mendukung menjembatani komunikasi data antar personal maupun antar

perusahaan, e-mail terkenal karena memberikan cara yang mudah dan cepat dalam

mengirim informasi. Selain itu juga dapat menangani catatan yang kecil, hingga

file yang besar berupa file yang ditumpangkan padanya (attachment file).

(19)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arif Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Press.

Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Horton, William. 2000. Designing Web Based Training, John Wiley & Son Inc. USA.

Hamalik, Oemar (1986). Media Pendidikan.Bandung : Penerbit Alumni

Heinich, Molenda, Russel, Smaldino. 1996. Instructional Media And Technologies For Learning 5 Th. Merril an Imprint Of Prentice Hall Englewood Cliff, New Jersey, Columbus, Ohio

K, Dharsana. 2005. Tekonologi dalam Bimbingan Konseling: Pengembangan dan Penggunaan Instrumen dalam Bimbingan Konseling (Makalah: Disajikanpada Konvensi Nasional X Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, Semarang 13-16 April 2005)

Lee, William. W and Owens, Diana. L. 2004. Multimedia-based Instructional Design. San Francisco, USA : Pfeiffer, John Wiley & Son, Inc.

Moerad Baso. 2002. Dari ruang kelas ke Monitor Komputer. Makalah pada Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, pada tanggal 18 – 19 Juli 2002, Jakarta

Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Rosda karya

Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai.2001, Media Pengejaran. Jakarta : Sinar Baru Algesindo.

Oetomo, B.S.D dan Priyogutomo, Jarot. 2004. Kajian Terhadap Model e-Media dalam Pembangunan Sistem e-Education, Makalah Seminar Nasional Informatika 2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Februari 2004.

Paquette, Gilbert. 2004. Instructional Engineering in Networked Environment. San Francisco, USA : Pfeiffer, John Wiley & Son, Inc.

Prayitno, 2006. Aplikasi Instrumentasi (P-1). Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Padang

Soekartawi, Prospek Pembelajaran Melalui Internet, Bahan Ceramah/Makalah

disampaikan pada Seminar … yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas,

Jakarta, 18 Desember 2002.

Thorn. 2006. _________________, diakses pada alamat

http://pk.ut.ac.id/jp/52sept04/52benny.html, pada tanggal 20 April 2006

Gambar

Gambar. Terminologi Learning (Lamhot, 2002)
Gambar. Resourcing pada situs williamstalling.com

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini akan menolong mahasiswa dalam kesempatan tatap muka akan lebih mengarah pada topik-topik utama yang merupakan isu sesuai dengan topik perkuliahan,

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya, dan

Setelah anda mempelajari modul searching browsing, mulai sekarang carilah literature dalam bentuk jurnal, artikel ilmiah atau e-book dengan topik sesuai dengan peminatan dalam

Pada saat ini era komunikasi tulisan telah dilengkapi dengan teknologi canggih yang ditemukan oleh manusia misalnya SMS (Short Message Service) dan E-mail yang bisa kita temukan di

Alamat Kampus Gunung Kelua Universitas Mulawarman Telp (0541) 735133 Samarinda Website : www.ftikom.unmul.ac.id, e-mail : [email protected].. JADWAL KULIAH SEMESTER

Topik-topik lainnya yang terkait dengan rekayasa dan teknologi manufaktur Seminar ini merupakan sarana diskusi ilmiah, komunikasi dan pertukaran informasi bagi para

Topik-topik lainnya yang terkait dengan rekayasa dan teknologi manufaktur Seminar ini merupakan sarana diskusi ilmiah, komunikasi dan pertukaran informasi bagi para akademisi,

Tinjauan Pustaka Penelitian e-mail spoofing yang menggunakan teknik header analysis telah banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Mishra, Pilli, & Joshi 2012[16]