• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PELAKSANAAN DEMOKRASI DI IN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN PELAKSANAAN DEMOKRASI DI IN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan Kewarganegaraan i PERBANDINGAN PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA DARI

ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN ERA REFORMASI

MAKALAH

Disajikan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pendidikan Kewarganegaraan

DI SUSUN OLEH :

NAMA : KLARA DWI LIGWINA NIM : C1455201008

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER PALANGKA RAYA

(2)

Pendidikan Kewarganegaraan ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “PERBANDINGAN PELAKSANAAN DEMOKRASI

DI INDONESIA DARI ORDE LAMA, ORDE BARU,

DAN ERA REFORMASI”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis berharap dapat

menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana dan apa perbandingan

pelaksanaan demokrasi di indonesia dari orde lama, orde baru, dan era reformasi.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk

melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak – pihak

yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Palangka Raya, Maret 2015

(3)

Pendidikan Kewarganegaraan iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.LATAR BELAKANG ... 1

1.2.RUMUSAN MASALAH ... 1

1.3.TUJUAN ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1. Pengertian Demokrasi ... 3

2.2. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Lama ... 6

2.2.1. Masa demokrasi liberal ... 6

2.2.2. Masa demokrasi terpimpin ... 7

2.3.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru ... 10

2.4.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Era Reformasi ... 12

2.5.Perbandingan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi ... 13

BAB III PENUTUP ... 15

3.1. KESIMPULAN ... 15

(4)

Pendidikan Kewarganegaraan 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Selama hampir 70 tahun sebagai bangsa merdeka kita dihadapkan

pada panggung sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan dengan dekorasi,

setting, aktor, maupun cerita yang berbeda-beda. Setiap pentas sejarah

cenderung bersifat ekslusif dan Steriotipe. Karena kekhasannya tersebut maka

kepada setiap pentas sejarah yang terjadi dilekatkan suatu atribut demarkatif,

seperti Orde Lama, Orde Baru Dan Kini Orde Reformasi.

Karena esklusifitas tersebut maka sering terjadi pandangan dan

pemikiran yang bersifat apologetik dan keliru bahwa masing-masing Orde

merefleksikan tatanan perpolitikan dan ketatanegaraan yang sama sekali

berbeda dari Orde sebelumnya dan tidak ada ikatan historis sama sekali.

Untuk itu, makalah yang saya susun ini akan membahas tentang

bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa Orde Lama,

Orde Baru dan Era Reformasi yang berdasarkan

pada Undang – Undang Dasar 1945.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari Orde Lama, Orde

(5)

Pendidikan Kewarganegaraan 2 2. Bagaimana perbandingan pelaksanaan demokrasi di Indonesia

dari Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi ?

1.3.TUJUAN

1. Mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari Orde Lama,

Orde Baru, dan Era Reformasi.

2. Mengetahui bagaimana perbandingan pelaksanaan demokrasi di Indonesia

(6)

Pendidikan Kewarganegaraan 3 BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga

negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat

mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara

berpartisipasi baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui

perwakilan (demokrasi perwakilan / demokrasi tidak langsung) dalam

perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup

kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya

praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκ ατία (dēmokratía)

"kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari δῆμο (dêmos) "rakyat" dan κ άτο

(kratos) "pemerintahan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM, sehingga dapat

diartikan sebagai pemerintahan rakyat.

Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles

sebagai suatu bentuk pemerintahan yaitu pemerintahan yang menggariskan

bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln

dalam pidato Gettyburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan

dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Hal ini berarti kekuasaan tertinggi

dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak,

(7)

Pendidikan Kewarganegaraan 4 pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara

terbanyak (Moh. Mahfud MD.2000:9).

Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian

kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip

trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus

digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam

trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta –

fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar

ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab,

bahkan kekuasaan absolut pemerintahan seringkali menimbulkan pelanggaran

terhadap hak – hak asasi manusia.

Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi

langsung dan demokrasi tidak langsung. Demokrasi langsung merupakan

suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam

memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung

terhadap keadaan politik yang terjadi. Sedangkan dalam demokrasi tidak

langsung, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk

menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

Perkembangan demokrasi di mulai dari demokrasi langsung,

demokrasi kuno, yang mulai timbul dan berkembang sejak zaman Yunani

kuno sampai pada perkembangannya mencapai demokrasi tidak langsung,

demokrasi perwakilan atau demokrasi modern. Ini terjadi sekitar

(8)

Pendidikan Kewarganegaraan 5 dengan ajaran – ajaran para sarjana hukum alam. Terutama ajaran

Montesquieu, yaitu ajaran tentang pemisahan kekuasaan yang kemudian

terkenal dengan nama Trias Politica. Ajaran inilah yang menentukan tipe dari

demokrasi modern dan ajaran Rosseau yaitu ajaran kedaulatan rakyat yang

justru tidak dapat dipisahkan dengan demokrasi. Namun dalam

perkembangannya ke depan, konsep demokrasi demikian mengalami berbagai

perubahan – perubahan sesuai perkembangan pengetahuan.

Pada pelaksanaanya demokrasi hanya dipandang sebatas

melaksanakan pesta demokrasi atau yang sering kita sebut sebagai pemilihan

umum, padahal demokrasi bermakna luas, bukan hanya sebatas hak untuk

memilih tanpa dipengaruhi atau dengan paksaan siapapun. Esensi demokrasi

begitu dalam dan erat kaitannya dengan rakyat sebagai pemegang kekuasaan

yang sebenarnya.

Demokrasi merupakan cara yang dipilih Indonesia untuk

menjalankan pemerintahannya sebaik mungkin, tujuannya supaya dalam

pemerintahan juga terdapat kepentingan rakyat yang diwakilkan kepada wakil

rakyat yang disampaikan kepada para pemimpin yang telah kita pilih supaya

kehidupan bangsa tidak condong kepada kalangan tertentu tetapi mewakili

seluruh kepentingan rakyat Indonesia demi kesejahteraan bersama.

Pelaksanaan demokrasi saat ini sudah dikatakan cukup baik dalam

hal transparansi pemerintahan, walaupun banyak indikasi kecurangan dalam

pemilu hal ini tentu menjadi sebuah langkah awal bahwa rakyat semakin tahu

(9)

Pendidikan Kewarganegaraan 6 kesejahteraan rakyat tentu saja menjadi tujuan utama negara yang menganut

pemerintahan demokrasi.

2.2.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Lama

2.2.1. Masa demokrasi liberal

Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau

demokrasi liberal. Demokrasi pada masa itu telah dinilai gagal dalam

menjamin stabilitas politik. Ketegangan politik demokrasi liberal atau

parlementer disebabkan hal – hal sebagai berikut ;

1. Dominannya politik aliran maksudnya partai politik yang sangat

mementingkan kelompok atau alirannya sendiri dari pada

mengutamakan kepentingan bangsa,

2. Landasan sosial ekonimi rakyat yang masih rendah,

3. Tidak mampunya para anggota konstituante bersidang dalam

menentukan dasar negara.

Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang

berisi 3 keputusan yaitu :

1. Menetapkan pembubaran konstituante,

2. Menetapkan UUD 1945 berlaku

kembali sebagai konstitusi negara dan

tidak berlakunya UUDS 1950,

(10)

Pendidikan Kewarganegaraan 7 Dengan turunnya dekrit presiden berakhir lah masa demokrasi

parlementer atau demokrasi liberal.

Pada masa ini kekuatan demokrasi belum tampak karena

demokrasi dan pemerintahan masih berpusat pada bangsawan dan

kaum terpelajar, sehingga rakyat kebanyakan tidak mengerti apa itu

demokrasi, mengingat usia kemerdekaan Indonesia yang masih muda

saat itu dan keadaan sosial politik yang belum stabil setelah

penggantian konstitusi, maka tak ayal banyak rakyat Indonesia yang

terutama berada di bawah garis kemiskinan lebih memikirkan

kelangsungan hidupnya daripada harus memikirkan tentang demokrasi

dan pemerintahan.

2.2.2. Masa demokrasi terpimpin

Menurut ketetapan MPRS no. XVIII/MPRS/1965

demokrasi terpimpin adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Demokrasi

terpimpin merupakan kebalikan dari demokrasi liberal dalam

kenyataannya demokrasi yang dijalankan Presiden Soekarno

menyimpang dari prinsip – prinsip negara demokrasi.

Penyimpangan tersebut antara lain ;

1. Kaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik,

2. Peranan parlemen yang lemah,

(11)

Pendidikan Kewarganegaraan 8 4. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan

daerah,

5. Terbatasnya kebebasan pers sehingga banyak media masa yang

tidak di ijinkan terbit.

Bahkan pada masa ini untuk para pemain politik.

Demokrasi hanyalah sebuah kendaraan. Layaknya mobil, demokrasi

merupakan sarana mereka untuk maju sebagai pemimpin politik.

Sarana untuk mengeksploitasi simpati rakyat untuk memperoleh suara

sebanyak – banyaknya. Kita hidup di negara dimana untuk menjadi

politikus, bukanlah otak dan hati yang diperlukan, namun uang dan

darah. Kita hidup di negara dimana kampanye politik bukanlah sebuah

sarana debat namun sebuah konser dangdut. Kita hidup di demokrasi

dimana perwakilan kita hanya dapat meluluskan tujuh dari target lima

puluh pekerjaan mereka. Demokrasi, pada akhirnya, menjadi sebuah

sarana baik yang dimanfaatkan oleh pemain politik. Ini bukan salah

mereka. Ini juga bukan salah sistem demokrasi ini. Namun, ini adalah

celah demokrasi, karena kebanyakan pemilih di Indonesia bukanlah

dari kaum yang berpendidikan tinggi. Ini adalah fakta yang kita harus

akui dan ini adalah celah yang dimanfaatkan dengan baik oleh pemain

politik.

Akhirnya dari demokrasi terpimpin memuncak dengan

adanya pemberontakan G 30 S / PKI pada tanggal 30 September 1965.

(12)

Pendidikan Kewarganegaraan 9 dalam mempertahankan keseimbangan antara kekuatan yang ada yaitu

PKI dan militer yang sama – sama berpengaruh. PKI ingin

membentuk angkatan kelima sedangkan militer tidak menyetujuinya.

Entah terjadi konspirasi atau memang begini adanya, akhir dari

demokrasi terpimpin di tandai dengan dikeluarkannya surat perintah

11 Maret 1966 dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto

untuk mengatasi keadaan. 11 Maret 1966 adalah hari bersejarah

dikeluarkannya.

Supersemar, walaupun sampai saat ini kita tidak tahu

menahu tentang kenyataan dimana bukti tertulis itu berada saat ini,

negara hanya menyatakan “raib” atas keadaan ini.

Pada era orde lama (1955 – 1961), situasi negara Indonesia

diwarnai oleh berbagai macam kemelut tingkat elit pemerintahan

sendiri. Situasi kacau (chaos) dan persaingan diantara elit politik dan

militer akhirnya memuncak pada peristiwa pembenuhan 6 jenderal

pada 1 Oktober 1965 yang kemudia diikuti dengan krisis politik dan

kekacauan sosial. Peristiwa yang sangat memilukan bangsa ini. Pada

akhirnya rakyat menjadi tidak percaya dengan pemerintahan,

walaupun sesungguhnya bukan rakyat yang meminta Ir. Soekarno

mundur dari jabatannya sebagai presiden. Pada masa ini persoalan hak

asasi manusia tidak memperoleh perhatian berarti, bahkan cenderung

semakin jauh dari harapan dengan adanya peristiwa 1965 yang

(13)

Pendidikan Kewarganegaraan 10 kalangan sampai pada peristiwa 1966 yang mengukir sejarah baru

Indonesia dengan diterbitkannya Supersemar. Berikut adalah

unsur – unsur yang diperlukan dalam penegakan demokrasi :

Unsur – unsur Penegakan Demokrasi ;

1. Negara hukum,

2. Masyarakat madani,

3. Infrastruktur politik (parpol, kelompok gerakan, kelompok

kepentingan, kelompok penekan),

4. Pers yang bebas dan bertanggung jawab.

Ciri – ciri sistem pemertintahan parlementer ;

1. Kekuasaan legislatif lebih kuat dari pada kekuatan ekspekutif,

2. Menteri – menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan

tindakan kepada DPR,

3. Program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan

politik sebagian anggota parlemen.

Dengan sistem parlementer terutama pada point ketiga tentu

saja demokrasi hanya lah sebuah impian rakyat karena jelas

pemerintahan berada di tangan penguasa politik terutama yang

memiliki kekuatan mayoritas dalam kabinet.

2.3.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru

Pemerintahan “Orde Lama” berakhir setelah keluar Surat Perintah

(14)

Pendidikan Kewarganegaraan 11 MPRS No. IX/MPRS/1996. Sebagai pengganti masa Orde Lama, maka

muncul pemerintahan “Orde Baru” dengan dukungan kekuatan TNI-AD

sebagai kekuatan utama.

Pelaksanaan demokrasi masa “Orde Baru” ditandai perbedaan,

yaitu dilaksanakan pemilihan umum dengan asas langsung, umum, bebas, dan

rahasia lebih dari lima kali untuk memilih anggota DPRD tingkat I,

DPRD tingkat II, dan DPRD. Pemilihan tersebut kemudian membentuk MPR

yang bertugas menetapkan GBHN dan memilih Presiden dan Wakil Presiden

(Kacung marijan, 2010:64).

Dari hasil pemilu 1971 sampai pemilu 1997, pucuk pemerintahan

tidak pernah mengalami pergantian, hanya pejabat setingkat menteri yang

silih berganti. Pucuk kekuasaan tidak pernah digantikan orang lain, Soeharto

menjabat 32 tahun karena pada masa itu belum dikenal adanya pembatasan

kekuasaan presiden tentang periode jabatan.

Namun terjadi kemajuan pesat dibidang pembangunan secara fisik

dengan bantuan dari negara asing yang memberikan pinjaman lunak. Oleh

karena besarnya pinjaman yang menjadi beban pemerintah, bersamaan

dengan krisis ekonomi maka pemerintahan menjadi goyah. Kita melepaskan

PT. Freeport dengan sistem pembagian saham, dan lebih parahnya lagi

mayoritas atau hampir bisa dikatakan seluruh keuntungan PT. Freeport

mengalir ke devisa Amerika sebagai negara kreditur kita. Selain itu, dalam

(15)

Pendidikan Kewarganegaraan 12 kurang konsekuen dalam pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.

Tanggal 21 Mei 1998 presiden resmi mengundurkan diri.

Kekuasaan “Orde Baru” sampai tahun 1998 dalam ketatanegaraan

Indonesia tidak mengamalkan nilai – nilai demokrasi. Praktik kenegaraan

“Orde Baru” dijangkiti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa demokrasi pada masa

orde baru hanya sekedar formalitas belaka, pada akhirnya rezim yang

berkuasa akan tetap menekan kita untuk memilihnya kembali menjadi

penguasa di negeri ini.

2.4.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Era Reformasi

Gerakan reformasi membawa perubahan – perubahan dalam bidang

politik dan usaha penegakkan kedaulatan rakyat, serta meningkatkan peran

serta masyarakat dan mengurangi dominasi pemerintah dalam kehidupan

politik. Dengan pengangkatan BJ Habibie sebagai presiden baru berubah juga

pola otoriter penguasa yang selama 32 tahun kita rasakan ketika masa

pemerintahan Soeharno. (Soehino, 2010:108)

Pelaksanaan demokrasi pada masa “Reformasi” pada dasarnya

adalah demokrasi dengan mendasarkan pada UUD 1945 yang telah

diamandemen oleh MPR. Dengan penyempurnaan pelaksanaannya,

meningkatkan peran lembaga – lembaga negara dengan menegakan fungsi,

wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan

(16)

Pendidikan Kewarganegaraan 13 eksekutif, legislatif, dan yudikatif dan lebih jelas tidak ada kekuasaan

berlebih pada salah satu lembaga, seperti berikut ;

1. Presiden dan wakil presiden dipilih dengan masa jabatan 5 tahun dan

dapat dipilih kembali satu kali jabatan yang sama,

2. DPA dihapuskan,

3. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu.

Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan hasil pemilu.

Nuansa demokrasi sangat terasa dalam “Era Reformasi” ini, terutama dalam

hal penegakan HAM dan usaha recovery ekonomi dan kemandirian bangsa.

2.5.Perbandingan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari Orde Lama, Orde

Baru, dan Era Reformasi

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang

kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung

(demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi tidak langsung).

Pada masa “Orde Lama” ada dua pelaksanaannya yaitu masa

demokrasi liberal kekuatan demokrasi belum tampak karena demokrasi dan

pemerintahan masih berpusat pada bangsawan dan kaum terpelajar, sehingga

rakyat kebanyakan tidak mengerti apa itu demokrasi. Sedangkan pada

demokrasi terpimpin demokrasi hanyalah sebuah kendaraan. Layaknya mobil,

demokrasi merupakan sarana mereka untuk maju sebagai pemimpin politik.

Sarana untuk mengeksploitasi simpati rakyat untuk memperoleh suara

(17)

Pendidikan Kewarganegaraan 14 Demokrasi pada masa “Orde Baru” hanya sekedar formalitas

belaka, karena meskipun kita memperjuangkan apapun yang kita anggap

sebagai salah satu perwujudan dari demokrasi pada akhirnya rezim yang

berkuasa akan tetap menekan kita untuk memilihnya kembali menjadi

penguasa di negeri ini.

Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan hasil pemilu.

Nuansa demokrasi sangat terasa dalam era reformasi ini terutama dalam hal

(18)

Pendidikan Kewarganegaraan 15 BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Gerakan Reformasi telah membawa perubahan – perubahan dalam

bidang politik dan usaha penegakan kedaulatan rakyat, serta meningkatkan

peran serta masyarakat dan mengurangi dominasi pemerintah dalam

kehidupan politik. Jadi, meskipun bangsa Indonesia telah berganti – ganti

system demokrasi dan pemerintahan, namun pada akhirnya hingga sekarang

system demokrasi yang digunakan adalah system demokrasi Pancasila pada

“Era Reformasi” karena masa demokrasi pancasila pada “Era Reformasi”

berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antara lembaga Negara,

antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif mengutamakan musyawarah

mufakat, mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, tidak

memaksakan kehendak pada orang lain selalu diliputi oleh semangat

kekeluargaan.

Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil

musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur.

Demokrasi ini berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang.

Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol dan menjadi nafas baru

(19)

Pendidikan Kewarganegaraan 16 DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, Moh MD.2000.Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia.Jakarta: Rineka

Cipta

Marijan,Kacung.2010.Kondisi Demokrasi pasca Orde Baru. Jakarta: Prenada

Media Group

Soehino.2010.Perkembangan Sistem demokrasi di Indonesia Edisi 1.Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta

www.wikipedia.org

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi penelitian ini terdiri dari 6 tahapan yaitu penelitian awal, desain sampling, penyusunan dan penyebaran kuesioner, analisis perilaku konsumen roti atau

3) Sistem ini juga akan menampilkan informasi detail suatu pesantren dan akan menghubungkan pengguna dengan pihak pesantren melalui kontak yang terlampir dari hasil pencarian. 4)

Langkah-langkah ini di tentukan oleh langkah-langkah sebelumnya merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang

Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang digunakan yaitu studi hubungan ( interrelationship studies ) untuk mengetahui hubungan antara kemampuan membaca pemahaman

2) Benda wakaf dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang, tidak habis dalam sekali pakai, hal ini dikerenakan wakaf itu lebih mementingkan manfaat dari

Sedangakan untuk hubungan alat pelindung diri dengan gangguan telinga kanan didapatkan hasil correlation coefficient sebesar 0,577*, sehingga diartikan ada

KEDELAPAN : Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah (SKPD/UKPD) yang belum menyelesaikan kewajiban sebagaimana dimaksud pada diktum diktum KESATU, diktum KEDUA

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum perlakuan kombinasi kalium dan Beauveria bassiana memberikan pengaruh nyata pada komponen