Pendidikan Kewarganegaraan i PERBANDINGAN PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA DARI
ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN ERA REFORMASI
MAKALAH
Disajikan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
DI SUSUN OLEH :
NAMA : KLARA DWI LIGWINA NIM : C1455201008
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER PALANGKA RAYA
Pendidikan Kewarganegaraan ii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERBANDINGAN PELAKSANAAN DEMOKRASI
DI INDONESIA DARI ORDE LAMA, ORDE BARU,
DAN ERA REFORMASI”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis berharap dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana dan apa perbandingan
pelaksanaan demokrasi di indonesia dari orde lama, orde baru, dan era reformasi.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak – pihak
yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini.
Palangka Raya, Maret 2015
Pendidikan Kewarganegaraan iii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.LATAR BELAKANG ... 1
1.2.RUMUSAN MASALAH ... 1
1.3.TUJUAN ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1. Pengertian Demokrasi ... 3
2.2. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Lama ... 6
2.2.1. Masa demokrasi liberal ... 6
2.2.2. Masa demokrasi terpimpin ... 7
2.3.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru ... 10
2.4.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Era Reformasi ... 12
2.5.Perbandingan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi ... 13
BAB III PENUTUP ... 15
3.1. KESIMPULAN ... 15
Pendidikan Kewarganegaraan 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Selama hampir 70 tahun sebagai bangsa merdeka kita dihadapkan
pada panggung sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan dengan dekorasi,
setting, aktor, maupun cerita yang berbeda-beda. Setiap pentas sejarah
cenderung bersifat ekslusif dan Steriotipe. Karena kekhasannya tersebut maka
kepada setiap pentas sejarah yang terjadi dilekatkan suatu atribut demarkatif,
seperti Orde Lama, Orde Baru Dan Kini Orde Reformasi.
Karena esklusifitas tersebut maka sering terjadi pandangan dan
pemikiran yang bersifat apologetik dan keliru bahwa masing-masing Orde
merefleksikan tatanan perpolitikan dan ketatanegaraan yang sama sekali
berbeda dari Orde sebelumnya dan tidak ada ikatan historis sama sekali.
Untuk itu, makalah yang saya susun ini akan membahas tentang
bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa Orde Lama,
Orde Baru dan Era Reformasi yang berdasarkan
pada Undang – Undang Dasar 1945.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari Orde Lama, Orde
Pendidikan Kewarganegaraan 2 2. Bagaimana perbandingan pelaksanaan demokrasi di Indonesia
dari Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi ?
1.3.TUJUAN
1. Mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari Orde Lama,
Orde Baru, dan Era Reformasi.
2. Mengetahui bagaimana perbandingan pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan 3 BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga
negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui
perwakilan (demokrasi perwakilan / demokrasi tidak langsung) dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya
praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκ ατία (dēmokratía)
"kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari δῆμο (dêmos) "rakyat" dan κ άτο
(kratos) "pemerintahan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat.
Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles
sebagai suatu bentuk pemerintahan yaitu pemerintahan yang menggariskan
bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln
dalam pidato Gettyburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Hal ini berarti kekuasaan tertinggi
dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak,
Pendidikan Kewarganegaraan 4 pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara
terbanyak (Moh. Mahfud MD.2000:9).
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian
kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip
trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus
digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam
trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta –
fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar
ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab,
bahkan kekuasaan absolut pemerintahan seringkali menimbulkan pelanggaran
terhadap hak – hak asasi manusia.
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi
langsung dan demokrasi tidak langsung. Demokrasi langsung merupakan
suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam
memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung
terhadap keadaan politik yang terjadi. Sedangkan dalam demokrasi tidak
langsung, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk
menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.
Perkembangan demokrasi di mulai dari demokrasi langsung,
demokrasi kuno, yang mulai timbul dan berkembang sejak zaman Yunani
kuno sampai pada perkembangannya mencapai demokrasi tidak langsung,
demokrasi perwakilan atau demokrasi modern. Ini terjadi sekitar
Pendidikan Kewarganegaraan 5 dengan ajaran – ajaran para sarjana hukum alam. Terutama ajaran
Montesquieu, yaitu ajaran tentang pemisahan kekuasaan yang kemudian
terkenal dengan nama Trias Politica. Ajaran inilah yang menentukan tipe dari
demokrasi modern dan ajaran Rosseau yaitu ajaran kedaulatan rakyat yang
justru tidak dapat dipisahkan dengan demokrasi. Namun dalam
perkembangannya ke depan, konsep demokrasi demikian mengalami berbagai
perubahan – perubahan sesuai perkembangan pengetahuan.
Pada pelaksanaanya demokrasi hanya dipandang sebatas
melaksanakan pesta demokrasi atau yang sering kita sebut sebagai pemilihan
umum, padahal demokrasi bermakna luas, bukan hanya sebatas hak untuk
memilih tanpa dipengaruhi atau dengan paksaan siapapun. Esensi demokrasi
begitu dalam dan erat kaitannya dengan rakyat sebagai pemegang kekuasaan
yang sebenarnya.
Demokrasi merupakan cara yang dipilih Indonesia untuk
menjalankan pemerintahannya sebaik mungkin, tujuannya supaya dalam
pemerintahan juga terdapat kepentingan rakyat yang diwakilkan kepada wakil
rakyat yang disampaikan kepada para pemimpin yang telah kita pilih supaya
kehidupan bangsa tidak condong kepada kalangan tertentu tetapi mewakili
seluruh kepentingan rakyat Indonesia demi kesejahteraan bersama.
Pelaksanaan demokrasi saat ini sudah dikatakan cukup baik dalam
hal transparansi pemerintahan, walaupun banyak indikasi kecurangan dalam
pemilu hal ini tentu menjadi sebuah langkah awal bahwa rakyat semakin tahu
Pendidikan Kewarganegaraan 6 kesejahteraan rakyat tentu saja menjadi tujuan utama negara yang menganut
pemerintahan demokrasi.
2.2.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Lama
2.2.1. Masa demokrasi liberal
Demokrasi yang dipakai adalah demokrasi parlementer atau
demokrasi liberal. Demokrasi pada masa itu telah dinilai gagal dalam
menjamin stabilitas politik. Ketegangan politik demokrasi liberal atau
parlementer disebabkan hal – hal sebagai berikut ;
1. Dominannya politik aliran maksudnya partai politik yang sangat
mementingkan kelompok atau alirannya sendiri dari pada
mengutamakan kepentingan bangsa,
2. Landasan sosial ekonimi rakyat yang masih rendah,
3. Tidak mampunya para anggota konstituante bersidang dalam
menentukan dasar negara.
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
berisi 3 keputusan yaitu :
1. Menetapkan pembubaran konstituante,
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku
kembali sebagai konstitusi negara dan
tidak berlakunya UUDS 1950,
Pendidikan Kewarganegaraan 7 Dengan turunnya dekrit presiden berakhir lah masa demokrasi
parlementer atau demokrasi liberal.
Pada masa ini kekuatan demokrasi belum tampak karena
demokrasi dan pemerintahan masih berpusat pada bangsawan dan
kaum terpelajar, sehingga rakyat kebanyakan tidak mengerti apa itu
demokrasi, mengingat usia kemerdekaan Indonesia yang masih muda
saat itu dan keadaan sosial politik yang belum stabil setelah
penggantian konstitusi, maka tak ayal banyak rakyat Indonesia yang
terutama berada di bawah garis kemiskinan lebih memikirkan
kelangsungan hidupnya daripada harus memikirkan tentang demokrasi
dan pemerintahan.
2.2.2. Masa demokrasi terpimpin
Menurut ketetapan MPRS no. XVIII/MPRS/1965
demokrasi terpimpin adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Demokrasi
terpimpin merupakan kebalikan dari demokrasi liberal dalam
kenyataannya demokrasi yang dijalankan Presiden Soekarno
menyimpang dari prinsip – prinsip negara demokrasi.
Penyimpangan tersebut antara lain ;
1. Kaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik,
2. Peranan parlemen yang lemah,
Pendidikan Kewarganegaraan 8 4. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan
daerah,
5. Terbatasnya kebebasan pers sehingga banyak media masa yang
tidak di ijinkan terbit.
Bahkan pada masa ini untuk para pemain politik.
Demokrasi hanyalah sebuah kendaraan. Layaknya mobil, demokrasi
merupakan sarana mereka untuk maju sebagai pemimpin politik.
Sarana untuk mengeksploitasi simpati rakyat untuk memperoleh suara
sebanyak – banyaknya. Kita hidup di negara dimana untuk menjadi
politikus, bukanlah otak dan hati yang diperlukan, namun uang dan
darah. Kita hidup di negara dimana kampanye politik bukanlah sebuah
sarana debat namun sebuah konser dangdut. Kita hidup di demokrasi
dimana perwakilan kita hanya dapat meluluskan tujuh dari target lima
puluh pekerjaan mereka. Demokrasi, pada akhirnya, menjadi sebuah
sarana baik yang dimanfaatkan oleh pemain politik. Ini bukan salah
mereka. Ini juga bukan salah sistem demokrasi ini. Namun, ini adalah
celah demokrasi, karena kebanyakan pemilih di Indonesia bukanlah
dari kaum yang berpendidikan tinggi. Ini adalah fakta yang kita harus
akui dan ini adalah celah yang dimanfaatkan dengan baik oleh pemain
politik.
Akhirnya dari demokrasi terpimpin memuncak dengan
adanya pemberontakan G 30 S / PKI pada tanggal 30 September 1965.
Pendidikan Kewarganegaraan 9 dalam mempertahankan keseimbangan antara kekuatan yang ada yaitu
PKI dan militer yang sama – sama berpengaruh. PKI ingin
membentuk angkatan kelima sedangkan militer tidak menyetujuinya.
Entah terjadi konspirasi atau memang begini adanya, akhir dari
demokrasi terpimpin di tandai dengan dikeluarkannya surat perintah
11 Maret 1966 dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto
untuk mengatasi keadaan. 11 Maret 1966 adalah hari bersejarah
dikeluarkannya.
Supersemar, walaupun sampai saat ini kita tidak tahu
menahu tentang kenyataan dimana bukti tertulis itu berada saat ini,
negara hanya menyatakan “raib” atas keadaan ini.
Pada era orde lama (1955 – 1961), situasi negara Indonesia
diwarnai oleh berbagai macam kemelut tingkat elit pemerintahan
sendiri. Situasi kacau (chaos) dan persaingan diantara elit politik dan
militer akhirnya memuncak pada peristiwa pembenuhan 6 jenderal
pada 1 Oktober 1965 yang kemudia diikuti dengan krisis politik dan
kekacauan sosial. Peristiwa yang sangat memilukan bangsa ini. Pada
akhirnya rakyat menjadi tidak percaya dengan pemerintahan,
walaupun sesungguhnya bukan rakyat yang meminta Ir. Soekarno
mundur dari jabatannya sebagai presiden. Pada masa ini persoalan hak
asasi manusia tidak memperoleh perhatian berarti, bahkan cenderung
semakin jauh dari harapan dengan adanya peristiwa 1965 yang
Pendidikan Kewarganegaraan 10 kalangan sampai pada peristiwa 1966 yang mengukir sejarah baru
Indonesia dengan diterbitkannya Supersemar. Berikut adalah
unsur – unsur yang diperlukan dalam penegakan demokrasi :
Unsur – unsur Penegakan Demokrasi ;
1. Negara hukum,
2. Masyarakat madani,
3. Infrastruktur politik (parpol, kelompok gerakan, kelompok
kepentingan, kelompok penekan),
4. Pers yang bebas dan bertanggung jawab.
Ciri – ciri sistem pemertintahan parlementer ;
1. Kekuasaan legislatif lebih kuat dari pada kekuatan ekspekutif,
2. Menteri – menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan
tindakan kepada DPR,
3. Program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan
politik sebagian anggota parlemen.
Dengan sistem parlementer terutama pada point ketiga tentu
saja demokrasi hanya lah sebuah impian rakyat karena jelas
pemerintahan berada di tangan penguasa politik terutama yang
memiliki kekuatan mayoritas dalam kabinet.
2.3.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru
Pemerintahan “Orde Lama” berakhir setelah keluar Surat Perintah
Pendidikan Kewarganegaraan 11 MPRS No. IX/MPRS/1996. Sebagai pengganti masa Orde Lama, maka
muncul pemerintahan “Orde Baru” dengan dukungan kekuatan TNI-AD
sebagai kekuatan utama.
Pelaksanaan demokrasi masa “Orde Baru” ditandai perbedaan,
yaitu dilaksanakan pemilihan umum dengan asas langsung, umum, bebas, dan
rahasia lebih dari lima kali untuk memilih anggota DPRD tingkat I,
DPRD tingkat II, dan DPRD. Pemilihan tersebut kemudian membentuk MPR
yang bertugas menetapkan GBHN dan memilih Presiden dan Wakil Presiden
(Kacung marijan, 2010:64).
Dari hasil pemilu 1971 sampai pemilu 1997, pucuk pemerintahan
tidak pernah mengalami pergantian, hanya pejabat setingkat menteri yang
silih berganti. Pucuk kekuasaan tidak pernah digantikan orang lain, Soeharto
menjabat 32 tahun karena pada masa itu belum dikenal adanya pembatasan
kekuasaan presiden tentang periode jabatan.
Namun terjadi kemajuan pesat dibidang pembangunan secara fisik
dengan bantuan dari negara asing yang memberikan pinjaman lunak. Oleh
karena besarnya pinjaman yang menjadi beban pemerintah, bersamaan
dengan krisis ekonomi maka pemerintahan menjadi goyah. Kita melepaskan
PT. Freeport dengan sistem pembagian saham, dan lebih parahnya lagi
mayoritas atau hampir bisa dikatakan seluruh keuntungan PT. Freeport
mengalir ke devisa Amerika sebagai negara kreditur kita. Selain itu, dalam
Pendidikan Kewarganegaraan 12 kurang konsekuen dalam pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
Tanggal 21 Mei 1998 presiden resmi mengundurkan diri.
Kekuasaan “Orde Baru” sampai tahun 1998 dalam ketatanegaraan
Indonesia tidak mengamalkan nilai – nilai demokrasi. Praktik kenegaraan
“Orde Baru” dijangkiti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa demokrasi pada masa
orde baru hanya sekedar formalitas belaka, pada akhirnya rezim yang
berkuasa akan tetap menekan kita untuk memilihnya kembali menjadi
penguasa di negeri ini.
2.4.Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Era Reformasi
Gerakan reformasi membawa perubahan – perubahan dalam bidang
politik dan usaha penegakkan kedaulatan rakyat, serta meningkatkan peran
serta masyarakat dan mengurangi dominasi pemerintah dalam kehidupan
politik. Dengan pengangkatan BJ Habibie sebagai presiden baru berubah juga
pola otoriter penguasa yang selama 32 tahun kita rasakan ketika masa
pemerintahan Soeharno. (Soehino, 2010:108)
Pelaksanaan demokrasi pada masa “Reformasi” pada dasarnya
adalah demokrasi dengan mendasarkan pada UUD 1945 yang telah
diamandemen oleh MPR. Dengan penyempurnaan pelaksanaannya,
meningkatkan peran lembaga – lembaga negara dengan menegakan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan
Pendidikan Kewarganegaraan 13 eksekutif, legislatif, dan yudikatif dan lebih jelas tidak ada kekuasaan
berlebih pada salah satu lembaga, seperti berikut ;
1. Presiden dan wakil presiden dipilih dengan masa jabatan 5 tahun dan
dapat dipilih kembali satu kali jabatan yang sama,
2. DPA dihapuskan,
3. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan hasil pemilu.
Nuansa demokrasi sangat terasa dalam “Era Reformasi” ini, terutama dalam
hal penegakan HAM dan usaha recovery ekonomi dan kemandirian bangsa.
2.5.Perbandingan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari Orde Lama, Orde
Baru, dan Era Reformasi
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang
kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung
(demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi tidak langsung).
Pada masa “Orde Lama” ada dua pelaksanaannya yaitu masa
demokrasi liberal kekuatan demokrasi belum tampak karena demokrasi dan
pemerintahan masih berpusat pada bangsawan dan kaum terpelajar, sehingga
rakyat kebanyakan tidak mengerti apa itu demokrasi. Sedangkan pada
demokrasi terpimpin demokrasi hanyalah sebuah kendaraan. Layaknya mobil,
demokrasi merupakan sarana mereka untuk maju sebagai pemimpin politik.
Sarana untuk mengeksploitasi simpati rakyat untuk memperoleh suara
Pendidikan Kewarganegaraan 14 Demokrasi pada masa “Orde Baru” hanya sekedar formalitas
belaka, karena meskipun kita memperjuangkan apapun yang kita anggap
sebagai salah satu perwujudan dari demokrasi pada akhirnya rezim yang
berkuasa akan tetap menekan kita untuk memilihnya kembali menjadi
penguasa di negeri ini.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan hasil pemilu.
Nuansa demokrasi sangat terasa dalam era reformasi ini terutama dalam hal
Pendidikan Kewarganegaraan 15 BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Gerakan Reformasi telah membawa perubahan – perubahan dalam
bidang politik dan usaha penegakan kedaulatan rakyat, serta meningkatkan
peran serta masyarakat dan mengurangi dominasi pemerintah dalam
kehidupan politik. Jadi, meskipun bangsa Indonesia telah berganti – ganti
system demokrasi dan pemerintahan, namun pada akhirnya hingga sekarang
system demokrasi yang digunakan adalah system demokrasi Pancasila pada
“Era Reformasi” karena masa demokrasi pancasila pada “Era Reformasi”
berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antara lembaga Negara,
antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif mengutamakan musyawarah
mufakat, mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, tidak
memaksakan kehendak pada orang lain selalu diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil
musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur.
Demokrasi ini berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang.
Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol dan menjadi nafas baru
Pendidikan Kewarganegaraan 16 DAFTAR PUSTAKA
Mahfud, Moh MD.2000.Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia.Jakarta: Rineka
Cipta
Marijan,Kacung.2010.Kondisi Demokrasi pasca Orde Baru. Jakarta: Prenada
Media Group
Soehino.2010.Perkembangan Sistem demokrasi di Indonesia Edisi 1.Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
www.wikipedia.org