• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENGEMBANGAN PROPERTI BAGI SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK PENGEMBANGAN PROPERTI BAGI SOSIAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENGEMBANGAN PROPERTI BAGI SOSIAL EKONOMI DI SURABAYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pilihan Manajemen Properti (TKP 458)

Disusun Oleh :

Gita Ratri Prafitri 21040111130070

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

Dampak Pengembangan Properti Bagi Sosial Ekonomi (Studi Kasus : Kawasan Ciputra World Surabaya)

Bisnis properti mulai keluar dari titik bawah di tahun 2009, dan mencapai titik puncak di tahun 2014. Arah bisnis properti menuju booming, seiring dengan keberadaan empat penggerak perekonomian nasional di tahun 2010-2014 yaitu konsumsi pemerintah dan swasta, investasi langsung lokal maupun asing, nilai ekspor yang tumbuh, serta jumlah wisatawan lokal dan asing yang bertambah. ( Feryadi, Tomy :2013).

Harga pasar property Indonesia yang lebih banyak ditujukkan untuk kalangan menengah ke atas tumbuh hingga 15,1% sepanjang sembilan bulan pertama 2011. Hasil ini menempatkan Indonesia berada di posisi kedua dari 21 kota di dunia untuk pasar properti mewah. Secara umum dampak properti bagi ekonomi adalah peningkatan pada sektor, karena jika properti tumbuh, maka sektor lain ikut terangkat. Kesejahteraan rakyat juga meningkat. Sebaliknya, jika sektor properti yang lebih dulu terpukul maka bisa menimbulkan krisis ekonomi. Contohnya, saat terjadi krisis keuangan tahun 2008, dampak sangat terasa terjadi di sektor pebankan, yaitu naiknya suku bunga kredit. Sektor property pun terpengaruh.

Studi di beberapa negara menunjukkan sektor properti memiliki kaitan erat (backward & forward linkage) dengan sekitar 240-270 industri, sub industri dan jasa (tergantung tingkatan ekonomi negara tersebut). Selain sektor konstruksi, sektor properti secara langsung dan tak langsung terkait dengan banyak sektor lain, mulai dari produk semen, kayu, kabel, pipa, keramik, furniture, jasa arsitek, jasa interior, sampai jasa keuangan canggih seperti hedge fund dan produk derivatif. Beragamnya linkage tersebut menyebabkan siklus properti akan sangat signifikan mempengaruhi pertumbuhan dan keberlangsungan ekonomi suatu negara, termasuk negara berkembang seperti Indonesia.

(3)

terserap langsung oleh sektor konstruksi dan tambahan sekitar 4% dari total tenaga kerja terserap oleh sektor-sektor lain yang terkait properti.

Salah satu kota yang berhasil dalam mengembangkan bisnis property adalah Kota Surabaya. Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Terbukti kenaikan harga properti yang cukup signifikan di Surabaya. Survei-survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI), World Bank dan sejumlah konsultan properti menunjukkan kenaikan harga rumah rata-rata sebesar 11,2% YoY pada Q1-2013, dengan kenaikan tertinggi terjadi di Surabaya. Meski harga naik, permintaan tampaknya masih kencang, terutama di segmen menengah-atas. Menurut BI, penjualan rumah kelas menengah melonjak 33,6% YoY pada Q1-2013.Pertumbuhan harga yang positif tersebut ditunjang sejumlah faktor eksternal seperti kondisi ekonomi Indonesia yang kondusif, politik yang stabil, dan pasokan properti mewah yang terbatas khususnya Surabaya, secara umum bagus, termasuk pasar kelas menengah dan MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Perbandingan pasar kelas atas, menengah, dan bawah di Surabaya adalah 10:30:60. Kawasan paling potensial untuk hunian di Surabaya adalah di Barat dan Timur. Namun, Barat dan Timur Surabaya memiliki karakter berbeda. Kawasan Timur Surabaya berkembang karena banyak perguruan tinggi, sementara di Barat adalah kawasan yang dikembangkan oleh pengembang-pengembang besar, seperti Ciputra dan Pakuwon.

(4)

menjadi 3 tahapan. Tahap pertama adalah The Via dan The Vue Apartment serta pusat perbelanjaan seluas 90 ribu meter persegi. Keduanya sudah meraup kesuksesan dengan terjualnya 417 unit apartemen di The Via dan The Vue dan tingkat okupansi mall yang menembus 90 persen. Pengembangan tahap dua Ciputra World Surabaya (CWS) dilaksanakan pada pertengahan 2012. Di tahap dua, pengembangan meliputi tiga menara untuk kondominium hotel (kondotel), small office home office (SOHO) Skyloft dan apartemen The Voila yang menghabiskan lahan seluas 60.000 meter persegi (m2). Luas lahan CWS sendiri terus diperluas dari semula 7,7 hektare (ha) menjadi 8,5 ha. Sedangkan tahap III superblock Ciputra World Surabaya dilaksanakan pada kuartal III 2013, dan akan membangun satu hotel bintang tiga.

Dengan dibangunnya kompleks bangunan ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan-jalan utama kota Surabaya pada jam-jam sibuk, sebagai akibat dari banyaknya warga kota Surabaya yang bertempat tinggal di pinggiran kota dan bekerja di pusat kota.

Namun pada kenyataannya, pengembangan property Ciputra World Surabaya memberikan dampak negatif yaitu kemacetan . Tidak hanya pengguna jalan sepanjang Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya yang merasakan dampak kemacetan pasca beroperasinya Ciputra World. Ancaman banjir juga akan dirasakan warga sekitarnya, antara lain warga Kris Kencana hingga Kelurahan Pakis. Banjir dikhawatirkan terjadi karena kawasan itu merupakan serapan air.

Menurut pakar tata kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Haryo Sulistiarso mengaku kawasan Mayjen Sungkono memang difungsikan sebagai kawasan campuran. Artinya kawasan usaha yang berpadu dengan pemukiman. Namun, seiring perkembangan waktu, kawasan bisnis terlihat lebih dominan dibandingkan dengan pemukiman.

(5)

Mungkin pemkot telah membangun sudetan saluran Gunungsari dari Mayjen Sungkono-Gunungsari. Tujuannya untuk membuang air dari Jl. Mayjen Sungkono ke Gunungsari, karena sebelumnya air hujan dari Jl. Mayjen Sungkono terbuang ke saluran Banyu Urip. Namun tetap saja itu tak menyelesaikan ancaman banjir di sana. Apalagi dengan adanya Ciputra World yang bangunannya lebih tinggi dibandingkan bangunan yang lainnya. Pastinya buangan airnya akan meluber ke kawasan sekitarnya.

(6)

Daftar Pustaka

Feryadi, Tomy. 2012. “Dampak Bisnis Properti Bagi Perekonomian Indonesia.” Dalam http://www.rumahmax.com. Diunduh 16 Maret 2014. Sumual, Davis. 2013. “Bubble Properti.” Dalam

http://www.davidsumual.blog.kontan.co.id. Diunduh 16 Maret 2014 Erawan, Anto. 2013. “Ranumnya Bisnis Properti di Kota Pahlawan.” Dalam

http://www.rumah.com. Diunduh 16 Maret 2014

http://www.tender-indonesia.com/tender_home/innerNews2.php? id=15018&cat=CT0018

Referensi

Dokumen terkait

Kampung ini masih memegang teguh filosofi arsitektur tradisonal sunda seperti Luhur- Handap,Wadah Eusi dan Kaca-Kaca.Kampung Dukuh merupakan kesatuan pemukiman dengan

2$ &okasi pajanan diisi dengan memberi tanda centang pada area dimana  pajanan terjadi, misalnya pada mata, kulit, mulut atau area tubuh

Masyarakat yang mengikuti kegiatan sosialisasi cukup antusias terhadap pendirian eco-library dan rencana kerja sama dengan Greenbooks.org untuk pembelajaran

Seksi Pengembangan Sarana Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e angka 1 mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan

Pengetahuan Pajak yaitu Wajib pajak telah mengerti dan memahami tentang hak dan kewajibannya untuk berkontribusi kepada negara melalui pembayaran pajak serta

Merujuk pada bagian analisis (subbab 3.1.2) tentang Pengendalian Harga dan Cukai Tembakau pada dasarnya petani tembakau dan pekerja industri rokok umumnya

- Perusahaan akan mendapatkan informasi yang berguna dari para pengecer mengenai produk serta persaingan yang terjadi sehingga dapat membantu perusahaan dalam menetapkan

(1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon dan Pasangan Calon perseorangan melaporkan hanya 1 (satu) nomor Rekening Khusus