• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONTRIBUSI KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN K"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

PADA

PT. CARREFOUR INDONESIA

Oleh Devi Sandra

94105004

Magister Psikologi Industri dan Organisasi dhevie16@yahoo.com

ABSTRAK

Perubahan besar-besaran terhadap dunia teknologi informasi, dan semakin tingginya tuntutan dari konsumen untuk mendapatkan sesuatu dengan efektif dan efisien, menghendaki para karyawan dapat menangani arus kerja secara optimal dan efisien., konsekuensinya adalah akan meningkatkan produktivitas dan kesuksesan dirinya.

Tentunya hal ini bisa diselaraskan dengan 2 faktor pendukung lainnya yaitu komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional. Komitmen organisasional diukur dengan menggunakan kuisioner yang diadopsi dari pandangan Meyer & Allen (1997). Kepemimpinan trasformasional diukur dengan menggunakan kuisioner yang mengacu pada pandangan dari Bass (1997). Sedangkan OCB diukur dengan menggunakan kuisioner yang diadopsi dari pandangan Organ (2003). Metode yang digunakan dalam penyusunan dan penilaian item menggunakan skala Likert sedangkan analisis data dilakukan dengan bantuan programSPSS 15.0.Dari hasil analisa yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara bersama-sama terdapat kontribusi komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional terhadap OCB. Dalam hal ini, komitmen organisasional memiliki peran yang sangat signifikan daripada kepemimpinan transformasional terhadap OCB. Dengan demikian, tercapainya komitmen organisasional yang diikuti adanya kepemimpinan transformasional yang kondusif maka akan terbentukOCBdalam suatu organisasi.

Kata kunci : Komitmen Organisasioal, Kepemimpinan Transformasional,

Organizational Citizenship Behavior

(2)

PENDAHULUAN

Proses pelaksanaan bisnis tingkat tinggi membutuhkan waktu dan biaya yang besar dan terdapat banyak rintangan, maka kesuksesan akan tergantung pada kemampuan membentuk tanggung jawab transnasional yang baik. Dengan terbentuknya tanggung jawab tersebut maka akan menentukan siap atau tidaknya suatu perusahaan untuk masuk dalam persaingan “ekonomi global”.

Tanggung jawab yang dibentuk dengan baik harus diikuti dengan kemampuan teknis yang baik pula, kondisi ini memberikan implikasi bahwa sumber daya manusia yang potensial, mampu mengadaptasi kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi untuk menghasilkan produk terkini (up to date), menjadi kebutuhan perusahaan. Setiap perusahaan cenderung berusaha menemukan dan melaksanakan struktur organisasi yang memungkinkan sumber daya manusia berkualitas dan kompetitif sehingga diperoleh hasil kerja yang diharapkan.

PT. Carrefour Indonesia telah mempersiapkan diri dalam melangkah menuju era globalisasi. Dengan nilai-nilai inti yang dimiliki oleh seluruh karyawan, menjadi landasan dalam segala tindakan. Karena berlingkup global, Carrefour memiliki

tanggung jawab dan kewajiban khusus kepada pelanggan, karyawan, dan mitra kerjanya. Kepemimpinan yang selalu membawa kebanggan untuk menjadi nomor satu, juga menuntut upaya terus menerus agar selalu menjadi yang terbaik. Sebagai perusahaan retail, secara alami Carrefour bersifat terbuka dan siap menerima masukan dari semua pihak. Nilai-nilai inti tersebut adalah keleluasaan, tanggung jawab, berbagi, menghargai, integritas, kebersamaan, dan kemajuan. Oleh karena itu ada deskripsi formal tentang perilaku yang harus dikerjakan (intra-role), dan yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh pegawai (extra-role). Hal ini biasa dikenal dengan sebutanOCB(Organizational Citizenship Behaviour).

OCB lebih berkaitan dengan manifestasi seseorang (karyawan) sebagai makhluk sosial. Jika karyawan dalam organisasi memiliki OCB, karyawan dapat mengendalikan perilakunya sendiri sehingga mampu memilih perilaku yang terbaik untuk kepentingan organisasinya.

(3)

sukarela akan mengerjakan hal-hal yang dapat digolongkan sebagai usaha-usaha ekstra (extra effort). Karyawan yang berkomitmen akan bekerja seakan-akan mereka memiliki organisasi. Hal ini memberikan organisasi kemampuan lebih dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Selain komitmen, kepemimpinan transformasional juga memiliki peranan penting dalam suatu organisasi. Kepemimpinan transformasional tidaklah terbatas pada subyek orang, melainkan kepemimpinan yang lebih holistic lagi karena terkait dengan tujuan yang ingin dicapai bersama. OCB dipahami sebagai bentuk nyata kontribusi karyawan, dan tidak semua orang menunjukkan hal ini. Karyawan yang menunjukkan tingkat OCB yang tinggi mungkin mendapatkan reward berupa penilaian yang tinggi oleh pimpinan (misalnya : kesempatan promosi) daripada mereka yang menunjukkan tingkat OCB yang lebih rendah. Alasan-alasan ini cukup menjelaskan mengapa perilaku extra-rolemerupakan perilaku yang penting dalam organisasi.

Dengan alasan-alasan tersebut diatas maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kontribusi komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional terhadap organizational citizenship behaviour

dalam suatu organisasi.

LANDASAN TEORI

Organizational Citizenship Behavior

Dalam menciptakan sebuah organisasi yang efektif ada beberapatool. Salah satu tool tersebut adalah Organizational Citizenship Behavior (OCB). OCB adalah sebuah aspek unit dari perilaku individu dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain OCBadalah sebuah kerelaan mengerjakan tugas melebihi tugas pokoknya atau kerelaan mengerjakan tugas diluar tugas atau peran formal yang telah ditetapkan tanpa adanya permintaan dan reward secara formal dari organisasi.

KomponenOrganizational Citizenship Behaviour

(4)

Schnake & Michael Dumbler, 2003). Pengertian dari komponen-komponen tersebut adalah :

a. Altruism, menunjuk pada perilaku membantu orang lain dalam persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pekerjaan.

b. Courtesy, menunjuk pada perilaku mencegah timbulnya persoalan yang muncul pada orang lain dengan memberikan peringatan atau informasi-informasi.

c. Sportmanship, menunjuk sejauh mana seseorang tidak melakukan protes bila tidak perlu atau menjauhkan diri dari isu-isu kecil.

d. Civic Virtue, menunjukkan sejauh mana seseorang memberikan kontribusi terhadap kebijakan-kebijakan dalam organisasi secara bertanggung jawab.

e. Conscientiousness, menunjukkan sejauh mana seseorang berdisiplin dalam waktu, tingkat kehadirannya, dan melampaui harapan atau persyaratan normal.

Berdasarkan komponen diatas, pada penelitian ini penulis menggunakan komponen yang dinyatakan oleh Organ. Hal ini dikarenakan Organ pernah melakukan penelitian yang nantinya dapat penulis bandingkan dengan hasil penelitian ini.

Komitmen Organisasional

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli menyatakan bahwa dalam mempelajari komitmen organisasional, harus dilandasi pada sikap individu yang menjadi anggota organisasi tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwa komitmen pada dasarnya merupakan peristiwa dimana individu sangat tertarik pada tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi dimana tempat mereka bekerja. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan menunjukkan kesediaannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi, terlibat aktif dalam organisasi dan merasa sebagai bagian dari organisasi. Oleh karena itu agar sebuah organisasi dapat tumbuh berkembang, diperlukan adanya komitmen yang kuat yang terbentuk dari hubungan baik antara organisasi dan masing-masing anggota organisasi.

Tipe-tipe Komitmen

(5)

 Komitmen yang berpengaruh (affective commitment) meliputi keadaan emosional dari karyawan untuk menggabungkan diri, menyesuaikan diri, dan berbaur langsung dalam organisasi. Dengan kata lain seseorang menjadi anggota organisasi sebab ia menginginkannya (want to).

 Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) meliputi komitmen yang didasarkan pada penghargaan yang diharapkan karyawan untuk dapat tetap berada dalam organisasi. Dengan kata lain seseorang menjadi anggota organisasi sebab ia merasa membutuhkannya (need to).

 Komitmen normatif (normative commitment) meliputi perasaan karyawan terhadap kewajiban untuk tetap tinggal dalam organisasi. Seseorang menjadi anggota organisasi sebab ia merasa harus melakukan sesuatu (ought to do).

Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu alat penting yang berpengaruh dalam perubahan organisasi. Kepemimpinan transformasional mempengaruhi perubahan organisasi melalui artikulasi visi, penerimaan visi, dan

mengarahkan keinginan karyawan agar sesuai dengan visi yang ingin dicapai (Pawar dan Eastman, 1997).

Karakeristik kepemimpinan transformasional

Menurut Bass & Avolio (1997), kepemimpinan transformasional memiliki 4 karakteristik (dalam Syakhroza dan Tjiptono, 1999), yaitu seperti terlihat pada dibawah ini

Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

1. Kharisma Mengkomunikasikan visi organisasi, menumbuhkan kepercayaan dan rasa kagum karyawan terhadap pemimpin

2. Inspirasional Mengkomunikasikan harapan yang tinggi dan tantangan kerja secara jelas, membangkitkan semangat kerja, dan

mengekspresikan tujuan-tujuan penting 3. Stimulasi

intelektual

Menghargai ide-ide karyawan, mengembangkan rasionalitas dan kreativitas karyawan, serta melibatkan karyawan dalam

pemecahan masalah 4. Perhatian

individual

(6)

Komitmen Organisasional dan Kepemimpinan Transformasional dapat

memberikan kontribusi bagiOrganizational Citizenship Behaviour

OCB merupakan hal yang diperlukan oleh karyawan golongan manajerial. Hal ini ditunjukkan oleh kriteria evaluasi performa bagi manajer yang ditentukan oleh seberapa besar mereka mengembangkan perilaku-perilaku yang tergolong OCB. Pada kenyataannya, komitmen kerja yang menghasilkan kinerja organisasi yang diharapkan, dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan misalnya tingkat perputaran, intensitas tingkat perputaran, kinerja, kepuasan kerja, perilaku prososial organisasi, dan kealpaan.

Berdasarkan pada keterangan-keterangan tersebut di atas dapat ditarik beberapa makna hubungan komitmen denganOCB, yakni:

1. Organisasi mencapai kinerjanya bila mendapat dukungan dari sumber daya manusia yang memiliki komitmen yang tinggi,

2. Kerja keras individu harus dapat dianggap sebagai upaya memajukan organisasi dan organisasi harus dapat memelihara kepercayaan bahwa organisasi harus mampu memberikan kepuasan terhadap kerja keras anggota organisasinya.

3. Komitmen tidak berdiri sendiri namun mempunyai hubungan dan saling mempengaruhi dengan tipe-tipe komitmen, misalnya: komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif.

Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel variabel yang meliputi :

Variabel Terikat = Organizational Citizenship Behaviour Variabel Bebas = 1. Komitmen Organisasional

2. Kepemimpinan Tranfsormasional

Populasi dan Sampel Penelitian

(7)

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalahPurposive Sampling, yaitu teknik samplingyang menggunakan pemilihan sekelompok subjek berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang di pandang memepunyai sangkut paut dengan cirri-ciri atau sifat-sifat populasi (Hadi, 1996).

Teknik Pengambilan Data

Penelitian ini akan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner untuk mengetahui seberapa besar OCB, komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional pada subjek. Data di peroleh dengan cara membagikan angket komitmen organisasional, angket kepemimpinan transformasional dan angket OCB. Jumlah angket yang dibagikan kepada responden sebanyak 117 kuisioner, sesuai dengan jumlah pegawai yang ada. Tetapi dari 117 kuisioner yang dibagikan, ternyata hanya terkumpul kembali sejumlah 102 angket. Dari 102 angket yang diterima oleh penulis, ternyata ada 2 angket tidak memenuhi persyaratan untuk diteliti. Jadi total angket yang bisa dianalisa adalah 100 angket (n=100). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekniktry out. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga

Metode Menjawab Kuesioner

Metode menjawab kuesioner pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh penulis dengan menggunakan skala Likert untuk menjawab masing-masing kuesioner yang memiliki 6 alternatif jawaban dengan pernyataan-pernyataan yang favourabel dan unfavourabel.

(8)

HASIL PENELITIAN

Seperti dijelaskan diatas, subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 100

karyawan PT. Carrefour Indonesia pusat, baik yang berjenis kelamin pria maupun

wanita.

Berdasarkan informasi demografis subyek penelitian maka diketahui bahwa sebagian besar responden adalah pria yakni sebanyak 74 orang dan 26 wanita. Mayoritas mempunyai jenjang pendidikan terakhir yakni Sarjana (S-1) ke atas yaitu sebanyak 60 orang, 25 orang lulusan Diploma (D-3) dan sederajat, dan sebanyak 15 orang lulusan SLTA (sederajat). Responden yang memiliki usia antara 20 – 30 tahun sebanyak 32 orang, 31 – 40 tahun sebanyak 44 orang, dan 41 – 50 tahun sebanyak 24 orang. Karyawan yang menjalani masa kerja 1 sampai 4 tahun sebanyak 33 orang, masa kerja 5 sampai 6 tahun sebanyak 44 dan masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 23 orang.

Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Komitmen Organisasional

Pengujian validitas menggunakan SPSS ver 15.0 for windows dengan 100 subjek (N=100). Validitas item pada skala komponen ini dinyatakan valid dengan nilai validitas yang bergerak dari angka 0,392 sampai dengan 0,769. Dari 22 butir item yang diuji, 18 butir item dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan gugur. Nilai Alpha Cronbachpada variabel ini adalah 0.806

b. Kepemimpinan Transformasional

(9)

c. Organizational Citizenship Behaviour

Pengujian validitas menggunakan SPSS ver 15.0 for windows dengan 100 subjek (N=100). Validitas item pada skala komponen ini dinyatakan valid dengan nilai validitas sebesar 0,656. Dari 25 butir item yang diuji, 21 item dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan gugur. NilaiAlpha Cronbachpada variabel ini adalah 0.849

Uji reliabilitas pada masing-masing kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach terhadap item yang telah lolos analisis item diperoleh angka koefisien reliabilitas (α) sebagai berikut ; pada kuesionerOCBsebesar 0,849, kuesioner komitmen organisasional sebesar 0,806 dan pada kuesioner kepemimpinan transformasional sebesar 0,789.

Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik, karena dalam metode ini penulis mengharapkan penelitian ini dapat bersifat objektif, universal, dan meminimalisir pernyataan – pernyataan yang subjektif. Untuk menjawab tujuan penelitian yang telah di jelaskan di bab I atau hipotesis pada bab II, maka

penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan program SPSS versi 15.0. Penggunaan analisi regresi berganda adalah untuk menganalisis baik secara sendiri – sendiri maupun bersama – sama ke dua variable bebas (Independent Variable) terhadap variable terikat (DependentVariable).

 Uji Asumsi

Sebelum data subjek dianalisis dengan korelasi Pearson untuk menguji hipotesis, harus dilakukan pengujian asumsi dahulu. Dalam pengujian ini variabel-variabel yang diukur harus mengikuti distribusi normal dan hubungan variabel harus linear.

Komitmen Organisasional : 0,291 (p<0,05) Normal Uji Asumsi Kepemimpinan Transformasional : 0,485 (p<0,05) Normal

OCB : 0,323 (p<0,05) Normal

1. Variabel independen komitmen organisasional linier & berdistribusi normal.

(10)

 Uji Linearitas

Pengujian linearitas digunakan untuk melihat apakah sebuah garis lurus dapat ditarik dari sebaran data variabel-variabel penelitian, dan garis lurus tersebut menunjukkan hubungan linear antara variabel-variabel penelitian.

Uji linearitas pada komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional menggunakan scatter plot dan Regression. Adapun garis yang menunjukkan hal tersebut dapat dilihat padascatter plotyang ada pada lampiran.

KO & OCB : F= 7,659 Sig=0,000 (p<0,05) Linear Regression KT & OCB : F= 6,857 Sig=0,002 (p<0,05) Linear (Anova) KO & KT & OCB : F= 7,814 Sig=0,001 (p<0,05) Linear

Uji Normalitas

Sebelum dilakukan proses analisa, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian atas kenormalan distribusi data. Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diperoleh tersebut berasal dari populasi normal atau tidak. Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan teknik Kosmogorov-smirnov dengan tingkat keyakinan 95 %, diperoleh kesimpulan bahwa sebaran sampel yang diambil normal atau tidak.

Sebelum data dianalisis dengan menggunakan uji regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk melihat normalitas sebaran skor serta uji linearitas.

 Uji Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun / mengarahkan penyelidikan selanjutnya. Jika yang dihipotesis adalah masalah statistik, maka hipotesis ini disebut hipotesis statistik.

Analisis korelasi adalah bagian dari pengujian asosiatif dikarenakan analisis korelasi bertujuan mencari kekuatan, signifikansi, dan arah hubungan antara dua variabel.

(11)

diinterpresentasi untuk memperkirakan kekuatan hubungan korelasi, seperti ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi

Interval Nilai r *) Interpretasi

0,001 - 0,200 Korelasi sangat lemah

0,201 - 0,400 Korelasi lemah 0,401 - 0,600 Korelasi cukup kuat

0,401 - 0,800 Korelasi kuat

0,800 - 1,000 Korelasi sangat kuat

*) Interpretasi berlaku untuk r positif maupun negatif

Nilai r atau koefisien korelasi yang telah diperoleh pada hasil analisis, korelasi masih perlu diuji signifikansinya. Apabila suatu korelasi memiliki nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka hubungan korelasi tersebut adalah signifikan. Koefisien korelasi dapat bernilai positif atau negatif, tetapi tanda positif dan negatif tersebut khusus menunjukkan arah hubungan, bukan kekuatan hubungan. Range koefisien dimulai dari 0 sampai ± 1 , atau dapat dinotasikan -1≤r≤1.

Data yang diperoleh dari responden dalam penelitian ini dianalisis dengan hasil dari korelasi dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :

Uji Hipotesa 1

Adakah kontribusi Komitmen Organisasional terhadap OCB. Karena memiliki nilai R Square sebesar 0,817 dengan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05), hasil terlampir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara komitmen organisasional terhadapOCB. Maka hipotesis 1diterima.

Uji Hipotesa 2

(12)

Uji Hipotesa 3

Adakah kontribusi Komitmen Organisasional dan Kepemimpinan Transformasional terhadapOCB. Karena memiliki nilai R Square sebesar 0,884 dengan taraf signifikansi 0,001 (p<0,05), hasil terlampir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional terhadapOCB. Maka hipotesis 3diterima.

PEMBAHASAN

Penelitian ini berusaha untuk menguji kontribusi komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional terhadap OCB, berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hipotesis pertama, kedua dan ketiga diterima. Baik komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional memiliki kontribusi sebesar 88,4 % terhadapOCB. Dengan masing-masing kontribusi tiap variabel terhadap OCB adalah sebagai berikut pada komitmen organisasional berkontribusi sebesar 81,7 % dan kepemimpinan transformasional sebesar 76,3 % terhadap OCB. Hal ini mengindikasikan bahwa secara teoritis karena persentase antara OCB dan komitmen organisasional lebih besar, maka

variabel komitmen organisasional lebih berkontribusi terhadap OCB dibandingkan dengan kepemimpinan transformasional.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :

1. Pada uji hipotesis didapatkan bahwa komitmen organisasional memiliki kontribusi yang signifikan terhadap OCB dengan sumbangan sebesar 81,7 %. Kepemimpinan transformasional memiliki kontribusi yang signifikan terhadap OCB dengan sumbangan sebesar 76,3 %. Komitmen organisasional dan kepemimpinan transformasional secara bersama-sama memiliki konstribusi yang signifikan terhadap OCB dengan besarnya simbangan adalah 88,4 %.

(13)

3. Berdasarkan gaya kepemimpinan trasformasional ternyata gaya kepemimpinan yang selama ini diterapkan lebih banyak yang bersifat delegatif. Walaupun hasil ini tidak mutlak, karena hampir 26,62 % dari responden menjawab gaya kepemimpinan transformasional idealized influence or charisma memiliki skor tertinggi diantara gaya kepemimpinan transformasional lainnya, ini berarti gaya kepemimpinan transformasional ini lebih berperan pada perusahaan tersebut.Idealized influence or charisma dinilai telah sesuai dengan tingkat pendidikan mayoritas karyawan, yaitu perguruan tinggi (S1).

4. Organizational Citizenship Behavior rata-rata karyawan berada pada tingkat sedang menuju ke tinggi. Hal ini didapat dari hasil nilai rata-rata OCB (ME OCB) sebesar 100,84 dengan batas bawah 56,3 dan batas atas 118,7.

Selain itu, di tinjau dari tingkat pendidikan dijelaskan bahwa tingkat pendidikan dengan jenjang S1 lebih berperan terhadap OCB. Ditinjau dari rentang usia menjelaskan bahwa rentang usia 26 – 40 tahun lebih berperan terhadapOCB.

Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat meningkatkanOCBdi dalam perusahaan, karena OCB yang ada dalam perusahaan tersebut dalam tahap sedang. Perlunya peningkatan kerjasama antar bagian sehingga lebih diutamakan kerja kelompok (tim) daripada kerja individu. Dengan kerja tim yang solid, maka akan terjadi peningkatan perilaku dari segi komitmenOCB.

(14)

3. Dilihat dari usia karyawan, maka sebagian karyawan sudah mempunyai masa kerja yang lama (senior), sehingga pengalamannya telah mencukupi untuk dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan. Tetapi untuk karyawan yang dengan tingkat pendidikan yaitu SLTA, perlu ditingkatkan dalam hal ketrampilan dan pengembangan pribadi melalui berbagai bentuk pelatihan dan pengembangan.

Bagi peneliti lain yang ingin meneliti di materi yang sama, diharapkan agar dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempertimbangkan tingkatOCBpara karyawan, seperti kepuasan kerja, persepsi keadilan, dan faktor-faktor lain.

Hasil penelitian ini juga dapat diaplikasikan bagi perusahaan yang lain. Kepemimpinan transformasional dan Komitmen karyawan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap OCB dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu ketiga variable diatas harus mendapatkan perhatian khusus dari divisi sumber daya manusia.

Bagi peneliti lain yang ingin meneliti di materi yang sama, diharapkan agar dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempertimbangkan

tingkatOCBpara karyawan, seperti kepuasan kerja, persepsi keadilan, dan faktor-faktor lain

DAFTAR PUSTAKA

Alhusin, Syahri. (2003). Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS 10 For Windows. Edisi Revisi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Azwar, Saifuddin. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 1. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, Saifuddin. (1993). “Kelompok Subjek Ini Memiliki Harga Diri yang Rendah”, Kok Tahu?.Buletin Psikologi.Fakultas Psikologi UGM

Chemers, M.,M. (1994). Leadership : Encyclopedia of Human Behavior. California : Academic Press.

De Janasz, Suzanne C., Dowd, Karen O., & Schneider, Beth Z. (2002). Interpersonal Skills in Organizations.New York: McGraw-Hill.

George, J., & Jones R. (2002). Organizational Behavior. 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Handoko, H., T. (1987). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

(15)

Heidjrachman & Husnan, S. (1994). Manajemen Personalia. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE

Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia : Cara Praktis Mendeteksi Dimensi -dimensi Kerja Karyawan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Larsen, Randy J., & Buss, David M. (2002). Personality Psychology : Domain of Knowledge About Human Nature.1stEdition. New York: McGraw - Hill. Munandar, A., S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas

Indonesia Press.

Organ, D.W.(1994). Personality and Organizational Citizenship Behavior. Journal of Management.

Penner, L., A., Midili, A., R., Kegelmeyer Jill. (1997). Beyond Job Attitudes : A Personality and Social Psychology Perspective on the Causes of Organizational Citizenship Behavior.Human Behavior Journal,111-131.

Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Paine, J. B.., & Bacharach, D. G. (2000). Organizational Citizenship Behaviors: A Critical Review of the Theoritical and Empirical Literature and Suggestions for Future Research. Journal Of Management 26, 513-563

Robbins, Stephen P. (1996).Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid 1. Alih bahasa, Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prenhallindo.

Robbins, S.P. (1989),Training Interpersonal Skill : Tips for Managing People at Work, USA : Prentice Hall International

Santosa, P., B., & Ashari. (2005). Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel & SPSS. Edisi I. Yogyakarta: Andi.

Santoso, S. (2000), “Buku Latihan SPSS : Statistik Parametrix”. Jakarta : Elex Media Komputindo

Schnake, Mel E., & Dumler, Michael (2003). Levels of Measurement and Analysis Issues in Organizational Citizenship Behaviour Research. Journal of Occupational and Organizational Psychology.

Somech, Anit & Drach-Zahavy, A. (2004). Organizational Citizenship Behaviour from an Organizational Perspective : The Relationship Between Organizational Learning and Organizational Citizenship Behaviour. Journal of Occupational and Organizational Psychology,281 -298.

Srivastava, S. (2006). Measuring the Big Five Personality Factors. Retrieved [today's date] fromhttp://uoregon.edu/~sanjay/bigfive.html.

Suhartono (1996), “Analisis dan Rancangan Kerja untuk Meningkatkan Daya Saing Perusahaan”, Kajian Bisnis, September 1996, Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha

Sumampouw, (1997), “Investasi Sumber Daya Manusia dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi”,Usahawan,No. 07 Tahun XXVI Juli 1997.

Williams, Steve, Pitre, Richard, & Zainuba, Mohamed. (2002). Justice and Organizational Behavior Intentions : Fair Rewards versus Fair Treatment. Journal of Social Psychology,33-44

Gambar

Tabel Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

kewajiban nasabah atau jangka waktunya. Hal ini dilakukan dengan cara, pihak BRI Syariah Pamekasan akan melakukan penjadwalan ulang dari jadwal yang sudah ditetapkan

Program ini dilaksanakan dengan melakukan review kembali atas struktur organisasi dan tata kerja berdasarkan Rencana Strategis Kemenko PMK periode 2015-2019 (structure

Algoritma pengendali MPC yang dirancang adalah untuk kondisi tanpa constraint (unconstrained MPC) dan digunakan untuk mengendalikan posisi aktuator dengan masukan

Dari hasil yang diperoleh, penelitian dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Muhammadiyah 3 Kecamatan

Berdasarkan analisis data penelitian diperoleh bahwa kecepatan memiliki hubungan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung diperoleh nilai korelasi rx1y= 0.76

Tampilan Bangunan pada Rumah Sakit Khusus Hewan Kuda yang mengusung konsep “Gagah” merepresentasikan karakteristik dari hewan kuda yaitu kuat, seperti diterapkan pada

Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui tingkat bullying pada siswa MAN Tlogo Blitar (2) untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa MAN Tlogo Blitar

Batasan dalam penelitian ini meliputi (i) aktivasi karbon tertemplat zeolit dengan K2CO3 pada kondisi optimum sesuai dengan penelitian Anggarini (2013), (ii) suhu adsorpsi