• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. PROJECT SCHEDULING & TRACKING 8.1 Konsep Dasar 8.1.1 Penyebab Keterlambatan Proyek PL 8.1.2 Prinsip-prinsip Dasar 8.2 Hubungan Manusia dan Kerja 8.2.1 Contoh 8.2.2 Distribusi Effort 8.3 Penentuan Rangkaian Tugas Proyek PL 8.3.1 Rangkaian Tugas (Task Se

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "8. PROJECT SCHEDULING & TRACKING 8.1 Konsep Dasar 8.1.1 Penyebab Keterlambatan Proyek PL 8.1.2 Prinsip-prinsip Dasar 8.2 Hubungan Manusia dan Kerja 8.2.1 Contoh 8.2.2 Distribusi Effort 8.3 Penentuan Rangkaian Tugas Proyek PL 8.3.1 Rangkaian Tugas (Task Se"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

8. PROJECT SCHEDULING &

TRACKING

8.1

8.1 Konsep DasarKonsep Dasar

8.1.1 Penyebab Keterlambatan Proyek PL 8.1.2 Prinsip-prinsip Dasar

8.2 Hubungan Manusia dan Kerja

8.2.1 Contoh

8.2.2 Distribusi Effort

8.3 Penentuan Rangkaian Tugas Proyek PL

8.3.1 Rangkaian Tugas (Task Set) 8.3.2 Beberapa Tipe Proyek

8.3.3 Tingkat Kesulitan

8.3.4 Penentuan Kriteria Adaptasi

8.3.5 Penghitungan Nilai Task Set Selector 8.3.6 Contoh Perhitungan TSS

8.3.7 Contoh Perhitungan TSS utk Proyek Pengembangan Aplikasi Baru

8.3.8 Memilih Task-task Rekayasa PL

8.3.9 Contoh task-task utama rekayasa perangkat lunak

8.4

8.4 Rincian Task-task UtamaRincian Task-task Utama

8.5

8.5 Penentuan Task NetworkPenentuan Task Network

8.6 Penjadwalan

8.7

(2)

8.1 Konsep Dasar

8.1 Konsep Dasar

8.1.1 Penyebab Keterlambatan Proyek PL

• Batas penyerahan yang tidak realistis yang ditetapkan oleh seseorang di luar grup rekayasa PL dan memaksakannya pada manajer dan praktisi dalam grup tsb.

• Perubahan kebutuhan pelanggan yang tidak tercermin dalam jadwal.

• Memandang rendah jumlah sumber daya yang akan diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan tsb.

• Resiko-resiko yang dapat diprediksi dan/atau resiko-resiko yang tidak dapat diprediksi yang belum dipertimbangkan

ketika proyek dimulai.

(3)

• Kesulitan-kesulitan manusia yang tidak dapat diprediksi

sebelumnya.

• Miskomunikasi di antara staf proyek yang

mengakibatkan keterlambatan.

• Ketidakmampuan manajer proyek untuk mengetahui bahwa proyek tidak mengikuti jadwal dan tidak

melakukan tindakan yang dapat mengatasi masalah tsb.

Batas waktu yang agresif (tidak realistik) adalah sebuah kenyataan. Seringkali batas waktu tersebut ditetapkan berdasarkan alasan-alasan yang disetujui oleh orang yang menetapkan batas waktu tersebut, tetapi

(4)

8.1.2 Prinsip-prinsip Dasar

Realitas RPL : ada ratusan tugas kecil yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Tugas manajer proyek : menentukan tugas-tugas proyek, mengindentifikasi tugas-tugas yang kritis, dan menelusuri kemajuannya untuk memastikan bahwa penundaan dapat direorganisasi setiap hari.

Solusi : manajer harus mempunyai jadwal yang telah ditetapkan dengan derajat resolusi yang memungkinkan manajer memonitor kemajuan dan mengontrol proyek

tersebut.

Penjadwalan proyek PL : suatu kegiatan mendistribusikan beban kerja terestimasi sepanjang durasi proyek yang

telah direncanakan dengan mengalokasikan beban kerja

(5)

Prinsip-prinsip Dasar

1. Compartmentalization (pembagian). Proyek harus

dibagi-bagi ke dalam sejumlah tugas dan aktivitas yang dapat ditangani. Untuk melakukan ini, baik produk

maupun proses harus didekomposisi.

2. Interdependency (saling ketergantungan). Saling

ketergantungan dari setiap tugas dan aktivitas yang dibagi-bagi harus ditentukan. Beberapa tugas harus

dikerjakan berurutan; yang lain dapat dikerjakan secara

bersamaan. Beberapa kegiatan tidak dapat dimulai

karena harus menunggu hasil dari kegiatan lain.

(6)

3. Time allocation (alokasi waktu). Masing-masing tugas yang akan dijadwalkan harus dialokasikan dalam

sejumlah satuan kerja (misalnya kerja orang-hari). Selain itu harus ditetapkan waktu mulai dan waktu selesai.

4. Effort Validation (validasi kerja). Dengan alokasi waktu,

manajer harus menjamin bahwa tidak terjadi alokasi yang melebihi jumlah staf yang ada dalam suatu waktu.

5. Defined responsibilities (batasan tanggungjawab).

Setiap tugas yang dijadwalkan harus ditugaskan kepada

satu anggota tim tertentu.

6. Defined outcomes (batasan keluaran). Setiap tugas

yang dijadwalkan harus memiliki keluaran tertentu.

7. Defined milestones (tonggak ukur). Setiap tugas atau

(7)

8.2 Hubungan Manusia dan Kerja

8.2.1 Contoh

Misal ada 4 orang SE, masing-masing mampu

menghasilkan 5000 LOC/th bila bekerja

sendiri-sendiri dalam proyek individual.

Bila ke-4 SE tersebut ditempatkan pada

sebuah tim untuk proyek (mis 1 tahun)

terdapat 6 jalur komunikasi.

(8)

Krn overhead yang berkaitan dgn komunikasi untuk

masing-masing jalur komunikasi diasumsikan produktivitas tim perjalur berkurang dengan 250 LOC/th.

Produktivitas tim menjadi :

4*5000 – 6*250 = 18.500 LOC/th atau berkurang

(1500/2000) x 100% = 7,5%

dari yang diharapkan shg dpt menyebabkan proyek terlambat.

Misal bila 2 bln sebelum penyerahan, ditambahkan lagi 2 SE shg jumlah jalur menjadi 14. Diasumsikan per SE

tambahan: 840 LOC / 2 bln shg produktivitas tim menjadi : 4*5000 + 2*840 – 14*250 = 18.180 LOC/th (vs 18.500). Ini menunjukkan bahwa Jumlah Tenaga Kerja tidak

(9)

Suatu hubungan empirik yang menyatakan jumlah LOC (L) dengan effort (E) dan waktu pengembangan (t), adalah;

L = P x (E/B)1/3 t4/3

dengan P adalah parameter produktivitas (antara 2000 sampai 28.000), B adalah faktor keahlian khusus (antara 0,16 sampai 0,39; lih 6.5.2.3). Bila persamaan tersebut ditata lagi akan diperoleh :

E = L3/(P3t4)

Misal sebuah proyek PL real time membutuhkan usaha

33.000 LOC dan 12 person-year. Bila 8 orang ditugaskan

(10)

8.2.2 Distribusi Effort

Distribusi beban kerja yang dianjurkan dalam phase-phase definisi & pengembangan adalah 40 - 20 - 40; 40% atau lebih beban kerja dialokasikan untuk tugas-tugas front-end

(analisis & design); 40% dipakai dalam back-end testing

dan 20% untuk coding.

Distribusi effort tergantung pada karakteristik proyek. Effort yang dihabiskan dalam perencanaan proyek jarang

mencapai lebih dari 2% atau 3%.

Analisis persyaratan-persyaratan dapat menghabiskan 10%

sampai 25% effort. Sedangkan effort yang dihabiskan

dalam analisis atau pembuatan prototype tergantung pada ukuran dan kompleksitas proyek; 20% s/d 25% biasanya

(11)

Karena beban kerja juga diberikan dalam software

design, kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi

dalam

coding juga akan berkurang; kisaran antara

15% s/d 20%

dari effort keseluruhan dapat dicapai.

Testing dilanjutkan dengan debugging dapat

mencapai 30% s/d 40%.

Kekritisan PL sering

dipengaruhi oleh jumlah testing yang diperlukan.

(12)

8.3. Penentuan Rangkaian Tugas

Proyek PL

8.3.1 Rangkaian Tugas (Task Set)

Sejumlah model proses: linier sequensial,

iterative, evolutionary, dsb, penuh dengan

sekumpulan task yang memungkinkan tim PL

menentukan, mengembangkan, dan pada

akhirnya memelihara PL komputer.

(13)

Task set adalah sekumpulan

task-task pekerjaan

rekayasa PL, milestones, dan deliverables

yang

harus dipenuhi untuk menyelesaikan proyek.

Task set yang dipilih harus

memberikan disiplin

yang cukup untuk mencapai kualitas PL yang

tinggi, tetapi harus tidak membebani tim proyek

dengan kerja yang tidak perlu.

Task set dirancang untuk

mengakomodasi

(14)

8.3.2 Beberapa Tipe Proyek

• Proyek-proyek pengembangan konsep.

• Proyek-proyek pengembangan aplikasi baru.

• Proyek-proyek peningkatan kemampuan aplikasi

yang sudah ada.

• Proyek-proyek perawatan aplikasi.

(15)

8.3.3 Tingkat Kesulitan

Degree of rigor (tingkat kesulitan) adalah suatu fungsi dari berbagai karakteristik proyek.

Terdapat 4 degree of rigor.

o casual,

o structured, o strict,

o quick reaction.

Manajer proyek harus mengembangkan suatu cara yang sistematis untuk pemilihan degree of rigor yang sesuai untuk suatu proyek.

(16)

8.3.4 Penentuan Kriteria Adaptasi

Kriteria adaptasi dipakai untuk menentukan degree of rigor bagi proses PL yang akan dipakai pada proyek.

Sebelas kriteria adaptasi (grade 1-5) untuk proyek PL:

• ukuran proyek, • jumlah user,

• kekritisan misi yang diemban,

• umur (lamanya) aplikasi tersebut akan dipakai, • kestabilan dalam persyaratan,

• kemudahan komunikasi customer/developer, • kemapanan (maturity) teknologi yang dipakai, • kendala-kendala pada kinerja,

• karakteristik embedded/nonembedded, • project staffing, dan

(17)

Masing-masing kriteria adaptasi diberi grade

antara 1 s/d 5. Grade1 merepresentasikan suatu

proyek yang membutuhkan subset yang kecil pada

task-task proses dan persyaratan-persyaratan

metodologi dan dokumentasi adalah minimal.

Grade 5 merepresentasikan suatu proyek yang

memiliki satu set task-task proses lengkap yang

harus dipergunakan, seluruh

(18)

8.3.5 Penghitungan Nilai Task Set Selector(TSS)

Memilih task set yang sesuai untuk sebuah proyek

dengan langkah-langkah berikut.

• Periksa masing-masing

kriteria adaptasi dan beri

grade

yang sesuai berdasarkan karakteristik

proyek.

• Periksa

faktor bobot

(nilai berkisar antara 0.8 s/d

1.2) yang diberikan pada masing-masing kriteria.

Faktor bobot menunjukkan tingkat pentingnya

(19)

• Kalikan grade dengan faktor bobot dan dengan

entry point multiplier (bernilai 0 atau 1; yang

menunjukkan relevansi kriteria adaptasi dengan

tipe proyek) untuk tipe proyek yang sedang

dikerjakan.

Grade * weighting_factor * entry_point_multiplier

(20)
(21)

A d a p t a t i o n C r it e r ia

(22)

8.3.8 Memilih Task-task Rekayasa PL

Untuk membuat jadwal proyek, task set harus

didistribusikan pada garis waktu proyek.

Task set tergantung pada tipe proyek dan degree of rigor.

Masing-masing tipe proyek dapat didekati dengan

menggunakan model proses (linier sekuensial, iterative, atau evolutionary).

Dalam beberapa hal, suatu tipe proyek dapat beralih,

secara perlahan, menuju tipe proyek lainnya (sebagai

contoh, proyek pengembangan konsep baru dapat

(23)

8.3.9 Contoh task-task utama rekayasa perangkat lunak

untuk pengembangan konsep adalah; • concept scoping,

• preliminary concept planning, • technology risk assessment, • proof of concept,

• concept implementation,

• customer reaction to concept.

Sifat dasar dari task-task pengembangan konsep adalah

iterative.

(24)

P r o j e c t

D e f i n i t i o n P l a n n i n g

E n g i n e e r i n g /

C o n s t r u c t i o n R e l e a s e

C u s t o m e r E v a l u a t i o n

C o n c e p t d e v e l o p m e n t 1 . 1 C o n c e p t s c o p i n g

1 . 2 P r e l i m i n a r y c o n c e p t p l a n n i n g 1 . 3 T e c h n o l o g y r i s k a s s e s s m e n t

1 . 4 P r o o f o f c o n c e p t

1 . 5 C o n c e p t i m p l e m e n t a t i o n

1 . 6 C u s t o m e r r e a c t i o n

N e w A p p l i c a t i o n D e v e l o p m e n t P r o j e c t s

A p p l i c a t i o n E n h a n c e m e n t P r o j e c t s

(25)

P r o je c t D e f in i t io n

P la n n in g

E n g in e e r in g / C o n s t r u c t io n

R e le a s e C u s t o m e r

E v a lu a t io n

C u s t o m e r r e a c t io n C o n c e p t s c o p i n g

P r e li m in a r y c o n c e p t p l a n n in g T e c h n o lo g y r i s k a s s e s s m e n t

P r o o f o f c o n c e p t

(26)

8.4 Rincian Task-task Utama

8.4 Rincian Task-task Utama

Task-task utama dapat dipakai untuk menentukan

jadwal makroskopik bagi suatu proyek.

Jadwal makroskopik tersebut harus dirinci lagi untuk

menghasilkan jadwal proyek terinci.

Rincian tersebut dapat dimulai dengan

(27)

Contoh task refinement untuk proyek pengembangan konsep: concept scoping task, dengan menggunakan process design language.

Tugas I.1 Penentuan Ruang Lingkup Konsep

I.1.1 Mengindentifikasi kebutuhan, keuntungan, dan pelanggan potensial

I.1.2 Menentukan kejadian output/kontrol dan input yang diharapkan, yang mengendalikan aplikasi

Memulai Tugas I.1.2

I.1.2.1 Mengkaji deskripsi kebutuhan yang ditulis

I.1.2.2 Memperoleh daftar output/input yang tampak pada dokumen

(28)

8.5 Penentuan Task Network

8.5 Penentuan Task Network

Task-task dan subtask-subtask mempunyai

saling

ketergantungan

berdasarkan pada urutan

pengerjaannya.

Selain itu bila lebih dari satu orang bekerja pada

proyek tersebut, ada kemungkinan task-task

dikerjakan secara

paralel

, task konkuren ini harus

dikoordinasikan.

(29)
(30)

8.6 Penjadwalan

Penjadwalan proyek PL tidak berbeda dengan

penjadwalan multitask engineering effort lainnya.

Tool-tool & teknik-teknik umum untuk penjadwalan

proyek dapat dipakai untuk proyek PL dengan

sedikit modifikasi.

Program Evaluation and Review Technique

(PERT) dan

Critical Path Method

(CPM) adalah

dua metoda penjadwalan proyek yang dapat

(31)

W o r k t a s k s w e e k 1 w e e k 2 w e e k 3 w e e k 4 w e e k 5

1 . 1 . 1 I d e n t i f y n e e d a n d b e n e f i t s M e e t w i t h c u s t o m e r s

I d e n t i f y n e e d s a n d p r o je c t c o n s t r a i n t s E s t a b l i s h p r o d u c t s t a t e m e n t

(32)

Tracking the Schedule

Tracking dapat dipenuhi dengan sejumlah cara yang berbeda.

• Adakan pertemuan berkala untuk membahas status proyek; setiap anggota tim melaporkan kemajuan dan masalah-masalah yang dihadapi.

• Evaluasi hasil semua review yang dilakukan selama

proses rekayasa PL.

• Tentukan apakah formal project milestone telah

dipenuhi sesuai dengan tanggal yang telah terjadwal?

• Bandingkan waktu mulai sebenarnya dengan waktu

mulai terjadwal untuk masing-masing proyek task.

• Pertemuan informal dengan para praktisi untuk

(33)

8.7 Project Plan

8.7 Project Plan

Setiap langkah dalam proses rekayasa PL harus

menghasilkan suatu

hasil kerja yang dapat

diperiksa

dan dapat bertindak sebagai dasar untuk

langkah berikutnya.

Software project plan dihasilkan di akhir dari

planning tasks.

Dia memberikan informasi tentang

cost

dan

jadwal

yang akan dipakai selama proses rekayasa

(34)

Project Planning Content

Project Planning Content

I.

I. PendahuluanPendahuluan

A.

A. Tujuan RencanaTujuan Rencana

B.

B. Ruang Lingkup dan Tujuan ProyekRuang Lingkup dan Tujuan Proyek

1.

1. Pernyataan Ruang LingkupPernyataan Ruang Lingkup

2.

2. Fungsi-Fungsi UtamaFungsi-Fungsi Utama

3.

3. Isu-isu KinerjaIsu-isu Kinerja

4.

4. Batasan Manajemen dan TeknisBatasan Manajemen dan Teknis

II.

II. Estimasi ProyekEstimasi Proyek

A.

A. Data Historis yang Digunakan untuk EstimasiData Historis yang Digunakan untuk Estimasi

B.

B. Teknik-teknik EstimasiTeknik-teknik Estimasi

C.

C. Estimasi Usaha, Biaya, DurasiEstimasi Usaha, Biaya, Durasi

III.

III. Strategi Manajemen RisikoStrategi Manajemen Risiko

A.

A. Tabel RisikoTabel Risiko

B.

B. Pembahasan Risiko untuk DikelolaPembahasan Risiko untuk Dikelola

C.

C. Rencana RMMM untuk setiap RisikoRencana RMMM untuk setiap Risiko

IV.

IV. JadwalJadwal

V.

V. Sumber Daya ProyekSumber Daya Proyek

VI.

VI. Staf OrganisasiStaf Organisasi

VII.

VII. Pelacakan dan Mekanisme KontrolPelacakan dan Mekanisme Kontrol

VIII.

VIII. LampiranLampiran

***

Gambar

gambar berikut.
Tabel RisikoTabel Risiko

Referensi

Dokumen terkait

Ada berbagai bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Banjarmasin. Adapun untuk penelitian ini kami telah memilih bentuk permasalahan

Jadi outsourcing adalah suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan penyedia tenaga outsourcing, dimana perusahaan pemberi kerja

Sistem komunikasi nirkabel generasi ketiga dikembangkan dari sistem- sistem yang ada di generasi kedua, yang sudah teruji teknologinya.3G berasal dari

Sedangkan suatu garis dengan plunge tepat ke arah selatan, proyeksi kutubnya berupa titik pada garis N-S jaring sebelah selatan dengan harga plunge 20° dimulai

Kompetensi adalah suatu kemampuan (keterampilan, sikap, dan pengetahuan) yang dimiliki seseorang yang dapat menunjukkan kinerja unggul dalam melakukan pekerjaan..

Program Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan oleh BKKBN berdasarkan pada area perubahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 adalah sebagai berikut:.. (1) Mental

Faktor-faktor yang akan digunakan untuk peramalan jumlah penumpang pesawat terbang dari Bandar Udara Abdulrachman Saleh adalah: pertumbuhan Jumlah Penduduk

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja las berjumlah 42 orang dan seluruhnya dijadikan sampel.Hasil: analisis bivariat menunjukkan ada pengaruh penyuluhan