• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK 10 PROGRAM PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM IMPLEMENTASI TIK UNTUK BK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KELOMPOK 10 PROGRAM PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM IMPLEMENTASI TIK UNTUK BK"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM

IMPLEMENTASI TIK UNTUK BK

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi

Yang dibina olehYoga Eska Pambudi Utama, S.Kom

Oleh

1. Reza Tri Astuti ( 1301413072 ) 2. Mahmudin ( 1301413075 )

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan Rahmatnyalah kami selaku penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan tepat waktu dan dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini penulis susun dengan sumber yang sebenar-benarnya dan dapat dipertanggung jawabkan

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ Program Pemerintah dan Swasta dalam Implementasi TIK untuk BK”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari TIK dalam BK.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang sesuai. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Semarang, 06 September 2014

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul………... i

Kata Pengantar……….. ii

Daftar Isi……… iii

Abstrak……….. iv

Bab 1 Pendahuluan……… 1

1.1. Latar Belakang……….. 1

1.2. Rumusan Masalah………. 2

1.3. Tujuan………... …. 2

Bab 2 Pembahasan ……… 3

2.1 . Pengertian TIK………. 3

2.2 .Peran TIK dalam Layanan Bimbingan dan Konseling……….. 4

2.3 . Penggunaan TIK dalam Program Pemerintah dan Swasta Pada BK………… 8

2.4 .Jenis-Jenis Konseling dengan Pemanfaatan Teknologi dalam Layanan BK yang Dilakukan Oleh Pemerintah dan Swasta………. 10

2.5 .Kode Etik Penggunaan TIK dalam BK…..……….. 19

2.6 .Piranti Layanan Berbasis TIK………..……….……… 20

Bab 3 Penutup……… 22

3.1. Kesimpulan……….. ……….. 22

3.2. Saran…………... ……… 23

(4)

ABSTRAK

Information technology is the result of human engineering of the process of delivering information from the sender to the receiver so that the delivery of such information will be faster, spreading wider and longer storage. ICT is not only limited in the form of data, but both sound, images or videos.

The development of information and communication technology (ICT) in the delivery of guidance and counseling services can be implemented by various means of communication are developed today, such as computers and the Internet phone. Thus, the guidance and counseling can be done anytime and anywhere as long as there devices and networks. The services are based guidance and counseling services internet.

E-government refers to the use of information technology by the government, such as the use of intranets and the Internet, which has the ability to connect the purposes of residents, businesses, and other activities of the core of e-government is the use of information technology can improve the relationship between government and the other parties

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Globalisasi menyebabkan munculnya kebutuhan–kebutuhan individu yang beragam, hal ini berkaitan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang berpengaruh kepada setiap aspek kehidupan. Berbagai aspek kehidupan menyesuaikan kepada perkembangan teknologi informasi untuk menciptakan berbagai kemudahan agar individu mampu memenuhi kebutuhannya.

Teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang bimbingan dan konseling. Sebagai seorang konselor atau guru BK diharapkan mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung berbagai layanan konseling.

Pemerintah dan swasta memiliki berbagai kebijakan atau program yang salah satunya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk bimbingan dan konseling. Kebijakan atau program tersebut banyak yang mendukung penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu program dari pemerintah yaitu penggunaan teknologi informasi khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Swasta juga mempunyai peranan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan telpon seluler.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan makalah dalam penulisan makalah ini yaitu :

(6)

1.2.3. Bagaimanakah penggunaan TIK dalam program Pemerintah dan Swasta pada BK ?

1.2.4. Apasajakah jenis-jenis konseling yang bisa diterapkan dengan pemanfaatan teknologi dalam layanan BK yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta ? 1.2.5. Mengapa perlu di terapkanya kode etik penggunaan TIK dalam BK? 1.2.6. Apasajakah piranti layanan dalam BK yang berbasis TIK?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari TIK

1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimanakah penggunaan TIK dalam proses konseling.

1.3.3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimanakah penggunaan TIK dalam program Pemerintah dan Swasta pada BK.

1.3.4. Mahasiswa dapat mengetahui apasajakah jenis-jenis konseling yang bisa diterapkan dengan pemanfaatan teknologi dalam layanan BK yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta.

1.3.5. Mahasiswa dapat mengetahui mengapa perlu di terapkanya kode etik penggunaan TIK dalam BK.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian TIK

Teknologi informasi dilihat dari kata penyusunanya adalah teknologi dan informasi. Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya. Di dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Telematika. Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis “telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media, dan informatika. Para praktisi menyatakan bahwa “telematics” adalah singkatan dari telecommunication and informatics sebagai wujud dari perpadan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai the newhybrid technology yang lahir karena perkembangan teknologi digital.

(8)

siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi.

Dari beberapa pengertian yang telah diutarakan sebelumnya. Maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah seperangkat alat yang dapat membantu anda berkerja dangan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

2.2. TIK dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang saat ini kita telah dikenalkan dengan banyak tentang aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasis TIK, mulai dari penggunaan media internet (website), aplikasi belajar, kamus elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang paling sering dijumpai yaitu power point. Berbicara tentang penggunaan TIK sebagai media layanan dalam bimbingan dan konseling tidak jauh beda dengan TIK sebagai media pembelajaran pada umumnya yaitu tentang bagaimana seorang tanaga pendidik dalam memanfaatkan media TIK sebagai fasilitas dalam pengoptimalan tujuan dan programlayanan yang ada.

(9)

Berbagai data menunjukan bahwa internet telah dan terus berkembang pesat diberbagai penjuru dunia. Hal ini terjadii karena berbagai kemudahan jaringan untuk mengakses internet. Ditilik dari komposisi pemakainya, kalangan pendidikan tercatat sebagai pengguna terbanyak (59%), kalangan bisnis (21%), pemerintah (14%) dan sisanya adalah pengguna individual. (Yom, 1996).

Penggunaan internet yang pesat, kemajuan teknologi yang tiada henti, memberikan peluang bagi semua profesi kependidikan termasuk profesi konseling untuk secara berkelanjutan berkembang dan memperlihatkan kinerja yang lebih baik. Perkembangan teknologi terutama dalam bidang komunikasi telah memberikan pengaruh yang cukup berarti bagi dunia bimbingan dan konseling, yaitu munculnya layanan bimbingan dan konseing berbasis internet.

Dalam layanan bimbingan dan konseling berbasis internet, konselor maupun konseli dapat menjadikan komputer sebagai alat komunikasi. Jaringan sebagai jalannya bertumpu pada sarana atau media telekomunikasi, seperti telephone line dan gelombang radio. Karena sifatnya yang berupa ruang mirip dengan dunia kita sehari-hari, maka internet sering disebut dengan ruang maya (cyberspace).

(10)

tersebut adalah layanan bimbingan dan konseling berbasis internet.

Konselor menggunakan banyak aplikasi komputer, termasuk word processor, spread sheet dan beberapa perangkat lunak program e-mail, chatroom, bank data dan berbagai perlengkapan web lainnya yang menunjang lebih dari separuh seluruh pekerjaan mereka.

Di indonesia semakin banyak konselor yang menggunakan komputer dan mengeksploitasi fungsi internet dalam pekerjaan mereka melakukan konseling dari mulai assessement hingga layanan konseling online. Terkaitt layanan BK, perubahan yang terjadi dalam masyarakat global tidak hanya perubahan yang menyangkut teknologi informasi, sistem, dan kultur kehidupan, tetapi juga struktur dunia kerja.

Layanan bimbingan dan konseling perlu memanfaatkan jaringan internet yang dapat memberikan berbagai informasi, konsultasi, bahkan layanan konseling melalui layanan cybercounseling baik dengan menggunakan website, e-mail, chatting, maupun webcam.

Dalam Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada para konselor untuk menguasai teknologi informasi untuk kepentingan pemberian layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Identifikasi layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi. Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

 Konseling melalui Telepon.

 Konseling melalui Radio dan televise

 Konseling berbantuan komputer yaitu melalui internet.

(11)

teknologi komputer dalam pengembangan sistem manajemen akan membantu konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling berbasis internet mepunyai manfaat :

 Pertukaran data dan informasi

Dalam layanan bimbingan dan konseling pertukaran data dan informasi itu dapat dilakukan sesama konseli, atau konseli dengan konselor, atau sebaliknya. Atau mungkin juga diberikan pada para ahli atau suatu lembaga pendidikan.

 Kemudahan dalam penyelenggaraan komunikasi interaktif Komunikasi merupakan hal yang penting dalam proses konseling. Komunikasi dapat dilakukan dalam bentuk konsultasi, konseling, atau diskusi dengan orang-orang yang mempunyai minat atau profesi yang sama.

 Kemudahan mendapatkan informasi dengan lebih cepat dan murah

Informasi merupakan hal yang penting dalam proses konseling. Informasi yang jelas dan mendalam akan sangat membantu konseli dalam pengambilam keputusan. Dalam layanan bimbingan dan konseling berbasis internet, berbagai informasi dapat diperoleh dengan mudah.

 Biaya yang dikeluarkan relatif murah

(12)

Disamping manfaat, beberapa kekurangan dibanding konseling secara tatap muka. Menurut Nabilah (2010) kekurangan layanan berbasis TIK adalah sebagai berikut :

 Tidak adnya hubungan atau kontak secara tatap muka, sehingga menyulitkan bagi konselor untuk melihat wajah konseli.

 Tidak adanya kegiatan berbicara secara langsung, sehingga tidak memunculkan reaksi emosional yang secara langsung dapat diinterpretasikan oleh konselor.  Tidak terjadinya interaksi secara langsung, kondisi ini

membatasi konselor terhadap bahsa tubuh konseli yang merupakan bagian dari petunjuk penunjang dalam kegiatan konseling.

 Dilakukan diruang virtual yang memiliki resiko kemanan online. Dalam hal ini bukan berarti bahwa informasi mengenai data konseli dapat disusupi oleh pihak ketiga.  Keterbatasan ekonomi dimana tidak seluruh sekolah

populasi target layanan memiliki akses terhadap akses fasilitas digital yang memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan layanan konseling melalui internet.

 Oleh karena itu layanan bimbingan dan konseling melalui internet haruslah diantisipasi, sehingga kekurangan tersebut akan mengurangi makna konseling yang dilakukan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dalam layanan bimbingan dan konseling berbasis internet yang dikembangkan dilengkapi dengan fasilitas webcam, sehingga konselor dapat melihat secara langsung wajah konseli.

2.3. Penggunaan TIK dalam Program Pemerintah dan Swasta Pada BK

(13)

pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government). Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain:

 Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor, informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.

 Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum, adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik, keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.

 Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.

 Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Untuk Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

(14)

mengakses seluruh data dan teknologi informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi hal baru dan upaya peningkatan kinerja serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance).

2.4. Jenis-Jenis Konseling dengan Pemanfaatan Teknologi dalam Layanan BK yang Dilakukan Oleh Pemerintah dan Swasta

2.4.1. Konseling melalui telepon

Kemudahan pengaksesan dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling mengikuti tatanan kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling telepon.

Konseling dengan media telepon lebih dikenal dengan sebutan Video-phone counseling (VPC) merupakan bentuk lain dari konseling telepon. Namun dalam penggunaan perangkat teknologi komunikasi tambahan yang memungkinkan konseli dan konselor saling mengenal dan “bertatap muka” melalui layar monitor (display), Konseling melalui video-phone lebih memungkinkan terjalinnya interaksi yang lebih baik antara konselor dan klien, dan dapat lebih mendekati karakteristik konseling tatap muka.

Pemerintah banyak mendirikan akses-akses telepon yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan interaksi dan komunikasi. 2.4.2. Radio dan Televisi

(15)

klien akan membatasi keleluasaan dan efektivitas konseling. Hal diatas dapat direalisasikan dengan menggunakan CMS (Content Management System), CMS secara umum dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang memberikan kemudahan pada para pengunanya dalam mengelola dan melakukan perubahan isi sebuah website dinamis tanpa harus dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis. Salah satu CMS yang dapat digunakan adalah AuraCMS dengan lisensi GPL (General Public License), open source/ bebas dimodifikasi, asli buatan komunitas Indonesia, mudah dan murah serta berbahasa Indonesia. Layanan Informasi Sekolah yang dibangun dengan menggunakan AuraCMS akan bersifat dinamis, mudah digunakan, simple dan mudah dikelola serta memiliki ukuran file yang kecil. AuraCMS dapat online dalam waktu 1 jam pada server gratis yang banyak ditawarkan di internet. Dengan demikian AuraCMS direkomendasikan sebagai salah satu Content Management System yang dapat digunakan sebagai Media Layanan Informasi pada Bimbingan dan Konseling disekolah.

2.4.3. Internet

Banyak program pemerintah dan swasta yang memberikan pelayanan konseling melalui fasilitas internet yang sudah kita kenal dengan nama e-counseling (email e-counseling). Berikut ini adalah contoh proses konseling via internet :

 email therapy

 cyber counseling dan  e-counseling.

 Email therapy

(16)

E-mail merupakan cara paling baru dibandingkan dengan cara-cara yang lain untuk berkomunikasi secara-cara cepat dan efektif melalui internet. Hal ini tidak bermaksud untuk menggantikan konseling tatap muka ( face to face ), tetapi dapat menjadi salah satu cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.

Email counseling merupakan satu cara untuk berkomunikasi antara konseli dengan konselor yang didalamnya dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi koseli, misalnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli melalui surat atau tulisan pada internet. Selain e-mail juga bisa dalam bentuk chatting dimana konselor secara langsung berkomunikasi dengan klien pada waktu yang sama melalui internet.

Program Pemerintah yang menggunakan layanan bimbingan dan konseling diantaranya adalah BNN, BKKBN, KPA, Pusat Rehabilitasi sosial dan sebagainya, dengan adanya email theraphy ini lembaga-lembaga atau badan pemerintah dapat berkomunikasi dengan klienya tanpa ketemu secara langsung (face to face)

 Cyber Counseling

Cyber counseling atau konseling maya merupakan penerapan teknologi ”jalan raya informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling. Dengan demikian proses layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung lebih efektif dan efisian sejalan dengan tuntutan teknologi informasi dan komunikasi. Jalan raya informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi berupa sesuatu yang asing dan mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini jasa internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian memasyarakat dan dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan. Hal yang harus diwaspadai adalah terkait dengan keamanan data, dampak-dampak negatif, penyediaan perlengkapan, dsb.

(17)

jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam implementasi cyber counseling dapat dilaksanakan melalui kegiatan antara lain:

a) Marketing layanan konseling, yaitu sosialisasi layanan konseling maya kepada berbagai pihak dengan tujuan agar model konseling maya ini dapat diketahui secara meluas oleh publik. Caranya dapat melalui iklan, melalui internet, brosur, atau cara-cara lainnya. Hal ini juga dilakukan oleh lembaga-lembanga dan badan pemerintah yang menggunakan layanan bimbingan dan konseling kepada masyarakat, seoerti halnya yang dilakukan oleh BNN dan juga BKKBN.

b) Penyampaian layanan konseling, yaitu kegiatan layanan proses dan penilaian konseling dengan menggunakan internet dalam berbagai lingkup layanan konseling seperti karir, pendidikan, pribadi, sosial, keluarga, dsb. Layanan konseling dapat berupa penyampaian informasi, pengumpulan data, penyelesaian berbagai masalah, dsb. c) Penyediaan materi ”self-help”, yaitu berupa seperangkat materi yang

dapat memberikan layanan sedemikian rupa sehingga klien dapat bertindak secara mandiri dengan dipandu oleh petunjuk dalam materi ”self-help”. Dalam kegiatan ini klien tinggal mengikuti petunjuk yang telah dikembangkan dan tersedia dalam internet.

d) Supervisi dan riset, yaitu kegiatan untuk memberikan supervisi kepada konselor yang menggunakan internet untuk mengevaluasi langkah yang telah ditempuh serta pengembangan selanjutnya. Demikian pula cyber konseling dapat dilaksanakan dengan maksud mengadakan riset yang terkait dengan efektivitas kegiatan konseling dan pengembangan selanjutnya.

Dalam implementasi cyber counseling beberapa masalah yang mungkin timbul dan harus diwaspadai secara cermat antara lain: Isu-isu etika, yaitu hal-hal yang terkait dengan kode etik konseling yang harus ditaati oleh konselor maupun pihak lainnya. Hal-hal yang terkait dengan isu etika antara lain menyangkut:

(18)

c) Penyalahgunaan komputer oleh konselor

d) Kekurang-pahaman konselor tentang lokasi dan lingkungan klien e) Keseimbangan akses terhadap internet dan jalan raya informasi f) Kepedulian terhadap privacy (kerahasiaan pribadi)

g) Kredibilitas konselor.

Isu-isu pengembangan hubungan konseling, yaitu isu yang terkait dengan hubungan antara konselor dengan klien secara tatap muka sebagai tindak lanjut dari konseling yang dilakukan melalui internet. Ada kalanya klien atau konselor merasa perlu adanya pertemuan tatap muka sebagai tindak lanjut dari interaksi melalui internet. Hal itu dapat dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan konselor dan klien atau dapat diatur secara khusus.

Sehubungan dengan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, konseling melalui internet dalam segala macam fiturnya, kurang tepat dilaksanakan dalam hal:

a) Klien yang mengemukakan hal-hal yang bersifat sangat rahasia secara pribadi.

b) Klien yang diidentifikasi mengalami kesulitan dalam kepercayaan hubungan.

c) Konselor yang tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan layanan konseling maya.

d) Tidak tersedia konselor yang memiliki kompetensi untuk layanan tatap muka.

Penyampaian layanan konseling dengan menggunakan jaringan jalan raya informasi (cyber counseling) memberikan manfaat dalam hal : a) Memberikan peluang klien untuk mengakses layanan dari lokasi

terpencil.

b) Memperbaiki orientasi klien terhadap konseling.

(19)

e) Memberikan layanan alih tangan (referal).

f) Memperluas akses untuk penilaian dan penafsiran hasil test. g) Mengurangi kesulitan penjadwalan.

h) Mendorong individu untuk menggunakan materi ”self-help”. i) Meningkatkan peluang untuk supervisi dan konferensi kasus. j) Menunjang pengumpulan data penelitian.

Agar cyber counseling dapat terlaksana secara efektif, harus dikembangkan dengan cermat terutama dalam disain, perencanaan, pelaksanaan, sumber pendukung, dan evaluasi. Cyber counseling yang tidak dikembangkan secara cermat, maka kemungkinan akan timbul hal-hal : (1) membatasi kerahasiaan hubungan konseling, (2) menyampaikan informasi yang tidak tepat, (3) kurang memberikan intervensi yang sebenarnya diperlukan, (4) dilaksanakan oleh konselor yang tidak berkewenangan, (5) keterbatasan konselor dalam pemahaman lokasi dan lingkungan klien, (6) keterbatasan keseimbangan akses terhadap sumber-sumber konseling, (7) keterbatasan dalam kerahasiaan yang diperlukan, (8) mendorong adanya penyampaian materi dari konselor yang tidak berwenang.

 E-Counseling

Sedangkan online adalah dimaknai dalam jaringan atau keadaan saat sesuatu terhubung ke dalam suatu jaringan atau sistem internet atau ethernet. Jadi istilah konseling online dapat dimaknai secara sederhana yaitu proses konseling yang dilakukan dengan alat bantu jaringan sebagai penghubung antara guru bk atau konselor dengan kliennya.

Syarat-syarat konselor dalam konseling online dan konseling biasa atau face to face tidak jauh berbeda sebagai berikut:

a) Konselor harus mempunyai wawasan yang luas.

(20)

c) Latar belakang pendidikannya harus dari bimbingan dan konseling dan minimal tamatan strata satu yang memiliki ilmu bimbingan dan konseling dan harus memiliki ilmu-ilmu tentang mamusia dengan berbagai macam problematikanya,kalau konselornya tidak berlatar belakang bimbingan dan konseling di khawatirkan dia tidak memahami masalah yang dihadapi oleh siswa/siswi di sekolah dan kurang menguasai cara mengatasi masalah klien secara efektif.

d) Kepribadian konselor

Seorang konselor harus mempunyai sifat yang baik ikhlas,jujur,objektif,simpatik dan empati serta senantiasa menjunjung tinggi kode etik profesi. Sedangkan sikapnya,ramah tamah,sopan santun,harus mampu merespon,memahami,dan mendengarkan klien dengan baik selain itu konselor harus mempunyai penampilan yang menarik,gaya bicara yang jelas dan tidak mengandung unsur-unsur penghinaan terhadap klien.

e) Konselor mampu memahami karakteristik klien

Seorang konselor harus mampu mengetahui dan memahami karakteristik klien walaupun dalam konseling online hal ini sangat diperlukan juga karena akan membantu konselor dalam mengatasi permasalahan klien dengan baik dan efektif.

f) Konselor harus bisa memguasai semua teknik-teknik dalam konseling

2.5. Kode Etik Penggunaan TIK dalam BK

(21)

Teknologi informasi dan komunikasi semata-mata hanya alternatif jika pelayanan bimbingan konseling secara ‘langsung’ tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Adapun dalam penggunaan teknologi informasi diperlukan kesiapan dari kedua belah pihak dalam hal penyediaan perangkat. Kalaupun perangkat sudah tersedia, diperlukan keterampilan untuk menggunakannya. Barulah Pelayanan Bimbingan Konseling melalaui teknologi informasi dapat berjalan.

Dalam pelayanan bimbingan konseling teknologi informasi digunakan apabila pelayanan tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan secara langsung, jadi teknologi informasi dalam bimbingan konseling hanya sebagai alternatif. Konselor dapat menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam menyusun, mencari dan mengolah data. Komputer pun dapat menyimpan dan mendapatkan informasi dengan lebih cepat, mudah, dan praktis. Dengan teknologi informasi masalah tersebut akan dapat diminimalisir.

2.6. Piranti Layanan Berbasis TIK

Metode dan teknik bimbingan dan konseling bernuansa teknologi yang mengarah kepada penggunaan multimedia dan internet merupakan salah satu alternatif piilihan orang-orang yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalahnya. Ahman (2003) menyatakan bahwa salah satu penggunaan teknologi dalam konseling dimaksudkan untuk meningkatkan efsiensi kerja yang dapat dijadikan dasar pengembangan program dan evaluasi hasil layanan, serta untuk kepentingan riset dan pengembangan.

(22)

menyelenggarakan dan mengulas model penyampaian paling baru layanan konseling melalui e-mail, walaupun pada saat itu masih muncul berbagai pertanyaan.

Bagi konselor adanya layanan bimbingan dan konseling berbasis internet akan membuka peluang untuk mengambangkan keahlian konseling dengan cara yang baru, baik dari segi keilmuan konseling itu sendiri maupun keahlian dalam memanfaatkan teknologi. Menurut Yusuf (2006) keahlian ini harus memenuhi 12 kompetensi yang telah dirumuskan oleh Association for Counselor Education and Supervision (ACES), yaitu

 Mampu menggunakan piranti lunak untuk mengembangkan halaman web, presentasi kelompok, surat, dan laporan-laporan.

 Mampu menggunakan perlengkapan audio visual, seperti rekaman video, rekaman suara, perlengkapan proyektor, dan perlengkapan konferensi video.

 Mampu menggunakan statistika berbasis komputer.

 Mampu menggunakan aplikasi berbasis komputer untuk tes-tes, melakukan diagnosis, program keputusan karir bagi konseli.

 Mampu menggunakan e-mail

 Mampu membantu konseli menemukan berbagai informasi terkait dengan keperluan konseling melalui internet, seperti informasi karir, kesempatan kerja, kesempatan pelatihan-pelatihan pengembangan diri, bantuan keuangan atau beasiswa, prosedur penyembuhan hingga informasi mengenai hall-hal pribadi dan sosial.

 Mengikuti berbagai kegiatan pengembangan konseling secara online.

(23)

 Mengetahui dan memahami aspek hukum dan etika terkait dengan layanan konseling melalui internet.

 Mampu menggunakan internet untuk mencari berbagai kesempatan dalam rangka meneruskan pendidikan untuk konseling.

 Mampu mengevaluasi kualitas informasi di internet.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Teknologi informasi dan komunikasi adalah seperangkat alat yang dapat membantu anda berkerja dangan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Konseling berbantuan komputer yaitu melalui internet. Penerapan dalam pelayanan bimbingan dan konseling diantara lain (1) e-counseling; (2) telepon; (3) internet; (4) komputer dan surat magnetik (disket ke disket); (5) konseling melalui radio dan televise; (6) e-mail therapy; dan (7) cyber counseling.

(24)

(Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Pemerintahan) – E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya.

Kode etik dalam bimbingan konseling melalaui teknologi informasi penting diperhatikan, supaya kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik dan tujuan bersama dapat tercapai.

Layanan bimbingan dan konseling berbasis internet akan membuka peluang untuk mengambangkan keahlian konseling dengan cara yang baru, baik dari segi keilmuan konseling itu sendiri maupun keahlian dalam memanfaatkan teknologi.

3.2. Saran

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, penggunaan teknologi dapat membantu memudahkan klien dalam menerima layanan. Namun disamping manfaat yang didapatkan dari penggunaan teknologi, juga terdapat sisi negatif dari penggunaan teknologi. Kalau dilihat dari sisi keduanya teknologi lebih banyak memberikan manfaat yang besar bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, Sigit. 2011. TIK dalam Bimbingan dan Konseling. (online) at http://leavespalace.blogspot.com/2011/08/tik-dalam-bimbingan-dan-konseling.html. diakses Rabu, 03 September 2014.

Hidayati, Dewi. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan layanan BK di sekolah. (online) at http://malinemas.blogspot.com/2012/10/pemanfaatan-teknologi-informasi-dalam.html. diakses Rabu, 03 September 2014.

Simarmata. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi interpersonal tidak hanya verbal melainkan nonverbal, baik itu berupa gerakan dan sentuhan, termasuk pakaian yang dikenakan dalam berkomunikasi dengan

Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel 4 bahwa dari tiga belas three point shoot yang dilakukan oleh Klay Thompson salah satu bola yang tidak masuk adalah pada

sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagai manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja- gereja dan sinagog-sinagog

Merupakan produk pembiayaan BRI Syariah untuk usaha kecil nominal pembiayaan berkisar 25 – 75 juta, dengan tenggang waktu antara 6 – 36 bulan.Pembiayaan ini menggunakan

(4) Buku teks pelajaran kimia sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA), sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini, memenuhi syarat kelayakan

Pada penelitian ini dilakukan optimasi penentuan lokasi Node B, serta menentukan tipe Node B yang akan digunakan pada salah satu operator yang ada di Kota Malang

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Dan

Penelitian ini dilakukan kembali berdasarkan keterbatasan dan saran dari penelitian Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto (2012), peneliti melakukan