ABSTRACT
ROLE OF INTERNAL CONTROL PURCHASE OF RAW MATERIALS TO SUPPORT THE EFFICIENT USE OF RAW MATERIALS:
CASE STUDY ON PT WIJAYA KARYA INTRADE SBU AUTOMOTIVE PART
Purchasing activity is the main activity of the company to provide the raw materials used in the production process. Failures in purchase activity has the role of other activities, one of which is the efficient use of raw materials. Based on the above description, the writer is interested to discuss the role of internal control of raw material purchases to support the efficient use of raw materials.
The purpose of this study is to determine adequacy of internal controls in the purchases of raw materials applied in the company and to know the role of internal control of raw material purchases to support the efficient use of raw materials. Variables used include the adequacy of internal controls purchasing of raw materials and efficient use of raw materials.
The object of the research is PT WIKA SBU Automotive Parts in Majalengka, West Java. The analysis used was a qualitative descriptive analysis using the criteria according to Cahmpion and statistical analysis. Results of research by descriptive analysis and qualitative analysis shows that the internal control statsitik purchase of raw materials employed by the company's internal controls were adequate and purchases of raw materials plays a role in the efficient use of raw materials.
However, PT WIKA SBU Automotive Parts has many weaknesses in the implementation of internal controls in supporting the purchase of raw material utilization efficiency of raw materials, namely: (1) Use of time card machine was not on watch by security guards or by other parts of the human resources, (2) No carried out maintenance of the machines on a regular basis by the workshop, (3) Not using the Proof of Cash and print dipranomori PO nominal dollars because in the writing and the writing of a nominal amount calculated may not use correction pen, and a document containing a nominal amount of thrown away .
Based on these weaknesses, the author tries to give suggestions as follows: (1) time card machines should be done pengaawasan by guards / other parts of the human resources or employee absent or replaced with a finger print is also in the time card machine, installed CCTV, (2 ) We recommend the workshop to do maintenance and checking of machinery on a regular basis, (3) We recommend that companies filing a false document in a particular file.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL PEMBELIAN BAHAN BAKU TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKU:
STUDI KASUS PADA PT WIJAYA KARYA INTRADE
SBU AUTOMOTIVE PART
Kegiatan pembelian merupakan aktivitas utama dari perusahaan untuk menyediakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Kegagalan dalam aktivitas pembelian mempunyai peranan terhadap aktivitas lainnya, salah satunya adalah efisiensi penggunaan bahan baku. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku yang di terapkan dalam perusahaan dan untuk mengetahui peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku. Variabel yang digunakan meliputi kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku dan efisiensi penggunaan bahan baku.
Objek penelitiannya adalah PT WIKA SBU Automotive Part di Majalengka, Jawa Barat. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan kriteria menurut Cahmpion dan analisis statistik. Hasil penelitian menurut analisis deskriptif kualitatif dan analisis statsitik menunjukkan bahwa pengendalian internal pembelian bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan telah memadai dan pengendalian internal pembelian bahan baku berperan dalam efisiensi penggunaan bahan baku.
Walaupun demikian, PT WIKA SBU Automotive Part memiliki berbagai kelemahan dalam pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku, yaitu: (1) Penggunaan time card
machine tidak di awasi oleh satpam atau oleh bagian SDM yang lain; (2) Tidak
dilaksanakan pemeliharaan mesin-mesin secara berkala oleh bagian workshop; (3) Tidak menggunakan Bukti Kas dan PO yang dipranomori cetak karena dalam penulisan nominal rupiah dan penulisan jumlah nominal terbilang tidak boleh menggunakan correction pen, dan dokumen yang berisi jumlah nominal yang salah dibuang begitu saja.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Sebaiknya time card machine dilakukan pengaawasan oleh satpam/bagian SDM yang lain atau absen karyawan diganti dengan finger print atau juga di tempat time card machine dipasang CCTV; (2) Sebaiknya bagian workshop melakukan pemeliharaan dan pengecekan terhadap mesin-mesin secara berkala; (3) Sebaiknya perusahaan mengarsip dokumen yang salah tersebut dalam file tertentu.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………iv
ABSTRACT………...vii
ABSTRAK………viii
DAFTAR ISI………...ix
DAFTAR GAMBAR………xiii
DAFTAR TABEL……….xiv
DAFTAR LAMPIRAN………..xv
BAB I PENDAHULUAN…………..………1
1.1 Latar Belakang Penelitian.……...………...1
1.2 Identifikasi Masalah……..……...………...4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian..……...………...4
1.4 Kegunaan Penelitian……..……...………...4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS………..6
2.1 Pengertian Peranan………..……….……….6
2.2 Pengendalian……...………...………...7
2.2.1 Pengertian Pengendalian……….………..8
2.2.2 Jenis Pengendalian…...……….9
2.2.3 Tujuan Pengendalian………...13
2.2.4 Proses Pengendalian………13
x Universitas Kristen Maranatha
2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal…..………16
2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal…..………..17
2.3.3 Manfaat Pengendalian Internal……..………18
2.3.4 Komponen Pengendalian Internal………..………19
2.3.5 Keterbatasan Pengendalian Internal……..……….26
2.4 Pembelian……...……….28
2.4.1 Pengertian Pembelian……..………...………28
2.4.2 Klasifikasi Transaksi Pembelian…………..………..29
2.5 Pengertian Bahan Baku...30
2.6 Pengendalian Internal Pembelian……...……….31
2.6.1 Tujuan Pengendalian Internal pembelian……….…….31
2.6.2 Fungsi-fungsi yang Terlibat dalam Aktivitas Pembelian……..32
2.6.3 Tugas Pokok Bagian Pembelian……….………...33
2.6.4 Informasi yang Dihasilkan Oleh Bagian Pembelian…….…….34
2.6.5 Dokumen yang Digunakan……….…………...34
2.7 Pengertian Penggunaan………...………35
2.8 Efisiensi…………...………36
2.8.1 Pengertian Efisiensi…………..………..36
2.8.2 Efisiensi Penggunaan Bahan Baku………..………..36
2.9 Hubungan Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku Dalam Menunjang Efisiensi Penggunaan Bahan Baku………...…………...37
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……..………..42
3.1 Objek Penelitian…….………...42
3.2 Metode Penelitian……….………42
3.2.1 Metode Pengumpulan Data…………..………...43
3.2.2 Definisi Operasional Variabel……….44
3.2.3 Pengembangan Instrumen………...46
3.2.4 Teknik Pengambilan Sampel………...47
3.2.5 Kriteria Responden, Populasi dan Sampel………..48
3.2.6 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis………...48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….…...…………..53
4.1 Gambaran Umum Perusahaan……….……….53
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………....54
4.1.2 Bidang Usaha Perusahaan………...56
4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………58
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan……..…….………88
4.2.1 Pelaksanaan Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku Pada PT WIKA SBU Automotive Part………...88
4.2.2 Tujuan Pengendalian Internal Pembelian Bahan Baku……118
4.2.3 Efisiensi Penggunaan Bahan Baku………...121
4.3 Pengujian Hipotesis…….………...123
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….………132
5.1 Simpulan……….………132
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA………..………138 LAMPIRAN………140
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A : Struktur Organisasi PT Wika Intrade
SBU Automotive Part………140
Lampiran B : FlowchartProses Pembelian………..………141
Lampiran C : Surat Pengantar Kuesioner..…………...………142
Lampiran D : Pertanyaan Umum Kuesioner……..………..143
Lampiran E : Pertanyaan Esai Kuesioner..…..……….144
Lampiran F : Kuesioner Variabel Independen…...……..……….…...146
Lampiran G : Kuesioner Variabel Dependen…...……..……….………….156
Lampiran H : Jawaban Kuesioner Variabel Independen…….…………..……...157
Lampiran I : Jawaban Kuesioner Variabel Dependen………..……..…………..163
Lampiran J : Rencana Tindakan Perbaikan………..………164
Lampiran K : Berita Acara Penerimaan Barang………..……….165
Lampiran L : Bukti Kas Keluar…………..………..166
Lampiran M : Surat Permintaan Material Bahan Baku………..…………..167
Lampiran N : Rencana Kebutuhan Dana……..………168
Lampiran O : Daftar Supplier Mampu………..………...169
Lampiran P : Invoice………..………..170
Lampiran Q : Surat Pesanan Barang (PO)………….………..171
Lampiran R : Berita Acara Bimbingan.……….………..172
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang terjadi oleh
kemajuan jaman. Dalam bidang perekonomian hal ini membawa dampak yang
cukup besar bagi industri-industri di Indonesia baik itu industri perdagangan,
manufaktur maupun jasa.
Persaingan di dunia usaha ini mengharuskan perusahaan atau organisasi
untuk melakukan usaha-usaha ke arah perubahan yang dapat mematangkan
perusahaan agar dapat bertahan hidup dan mencapai tujuannya. Kondisi tersebut
menuntut suatu organisasi atau perusahaan untuk mengelola semua sumber daya
yang dimilikinya agar perusahaan dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan
oleh konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang kompetitif untuk tetap
bertahan di dalam persaingan yang ketat.
Pada umumnya tujuan didirikan perusahaan adalah untuk memaksimalkan
kemakmuran pemilik sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka
panjang. Tujuan itu dapat dicapai dengan adanya peranan pengendalian bahan
baku untuk menghindari kegagalan dalam aktivitas pembelian yang menyangkut
2
Kegiatan pembelian merupakan aktivitas utama dari sebuah perusahaan
untuk menyediakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
Kegagalan dalam aktivitas pembelian yang menyangkut masalah harga, kualitas,
dan kuantitas, mempunyai peranan terhadap aktivitas lainnya. Misalnya kualitas
bahan baku yang salah akan menghasilkan kualitas produksi yang buruk, sehingga
hal ini akan berdampak luas ke aktivitas penjualan. Demikian pula apabila
kuantitas pembelian bahan baku salah dalam arti jumlahnya terlalu tinggi sebagai
akibat adanya manipulasi dan lain-lain, akan mengakibatkan harga pokok
penjualan tinggi, sehingga harga produk yang dihasilkan tidak kompetitif. Dalam
hal-hal seperti inilah peranan pengendalian internal pembelian bahan baku
diperlukan dalam perusahaan untuk mencegah dan meminimalkan kegagalan
dalam pembelian bahan baku.
Seperti kita tahu bahwa manajemen berkepentingan terhadap efisiensi.
Efisiensi merupakan rasio hubungan antara input dan output yang dihasilkan atau
berapa jumlah output untuk setiap unit input (Anthony &
Govindarajan;1998,174). Penggunaan bahan baku yang efisien akan membuat
berkurangnya kuantitas pembelian bahan baku, sehingga menghasilkan jumlah
output yang banyak dan harga pokok penjualan yang kompetitif.
Sebagai negara yang sedang berkembang, pemerintah Indonesia
melakukan pembangunan secara merata di segala bidang, baik pembangunan
mental, pembangunan fisik maupun nonfisik. Pembangunan ini akan terlaksana
jika didukung oleh sarana transportasi yang memadai. Oleh karena itu, sebagai
3
Universitas Kristen Maranatha listrik yang ada mendorong PT Wijaya Karya atau biasa disebut dengan (WIKA)
untuk melakukan perluasan operasi dengan membentuk anak perusahaan yaitu PT
Wijaya Karya Intrade (WIKA Intrade) yang merupakan hasil penggabungan dua
buah divisi yang ada di PT WIKA, yaitu Divisi Prodak Metal dan Divisi
Perdagangan. Yang menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah PT Wika Intrade
Strategic Bisnis Unit (SBU) Automotive Part yang memproduksi berbagai suku
cadang kendaraan motor roda dua dan roda empat.
WIKA menyadari bahwa terdapat risiko-risiko yang dapat mempengaruhi
perusahaan, salah satu nya adalah risiko kelangkaan bahan baku atau material.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyelesaiaan proyek, bahan olahan seperti
aluminium, dan plastik bisa saja mengalami kelangkaan atau kekurangan
penyediaan di beberapa daerah yang dapat mengganggu penyelesaiaan proyek.
Disisi lain kelangkaan ini dapat menyebabkan kenaikan harga bahan dan
mundurnya waktu pelaksanaan sehingga dapat menyebabkan penurunan laba
Perseroan.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
guna memenuhi tugas akhir pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha dengan judul: “Peranan Pengendalian Internal
Pembelian Bahan Baku Dalam Menunjang Efisiensi Penggunaan Bahan Baku”
(Studi kasus pada PT Wijaya Karya Intrade SBU Automotive Part di Jatiwangi,
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengendalian internal atas pembelian bahan baku yang diterapkan
dalam perusahaan telah memadai?
2. Bagaimana peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam
menunjang efisiensi penggunaan bahan baku ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maksud dan tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kememadaian pengendalian internal pembelian bahan baku
yang di terapkan dalam perusahaan.
2. Untuk mengetahui peranan pengendalian internal pembelian bahan baku
dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan diharapkan dapat berguna
bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya:
1. Bagi Penulis:
a. Untuk memenuhi syarat didalam menempuh ujian sidang pada Program S1
5
Universitas Kristen Maranatha b. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang
efisiensi penggunaan bahan baku.
2. Bagi Pembaca, sebagai informasi tambahan dan bahan perbandingan tentang
penerapan teori yang ada pada praktik yang sesunggguhnya.
3. Bagi perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, hasil dan penelitian ini
diharapkan dapat memeberikan suatu sumbangan pemikiran dalam menilai
dan mengeveluasi mengenai peranan pengendalian internal pembelian bahan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan sebagaimana dikemukakan
dalam Bab IV, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku pada PT WIKA
SBU Automotive Part telah memadai. Hal ini dapat dilihat dari jawaban
kuesioner mengenai kememadaian pengendalian internal pembelian bahan
baku sebesar 78,22%, penilaian oleh penulis sebesar 78,67 dan didukung oleh
komponen-komponen pengendalian internal pembelian bahan baku yang ada
di perusahaan, yaitu:
a. Unsur-unsur pengendalian internal pembelian bahan baku yaitu:
1) Lingkungan pengendalian dinilai memadai karena adanya inegritas dan
nilai-nilai etis yang baik yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan di
perusahaan; adanya prosedur penerimaan karyawan yang baik dan
prosedur penggajian, pemberian cuti, pemberian promosi, dan
pemberian bonus yang baik; adanya peran dewan komisaris atau
komite audit; adanya penerapan falsafah dan gaya operasi oleh
manajemen; adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas;
adanya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk
masing-masing karyawan; serta adanya kebijakan dan penilaian dari
133
Universitas Kristen Maranatha 2) Penilaian resiko cukup baik, karena perusahaan melakukan usaha
dalam mengantisipasi perubahan lingkungan perusahaan yang datang
dari masyarakat disekitar lingkungan operasi perusahaan, pemasok,
pelanggan dan karyawan di perusahaan; adanya masa training on the
job untuk karyawan baru selama tiga bulan; penggunaan teknologi
komputer dalam pemrosesan transaksi pembelian yang menghasilkan
data-data yang akurat, lengkap, dan tepat waktu; adanya usaha yang
dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi pertumbuhan operasi
perusahaan yang pesat dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan karyawan dengan mengikuti seminar-seminar, training of
the job, menyempurnakan pengendalian internal yang ada; adanya
penggunaan mesin-mesin yang terotomatisasi; dan melakukan
pengembangan produk baru.
3) Pelaksanaan aktivitas pengendalian di perusahaan berjalan dengan baik
hal ini dibuktikan dengan adanya pemisahan tugas yang memadai,
adanya pengendalian fisik atas aktiva dan catatan yaitu perusahaan
menggunakan password untuk dapat membatasi orang yang dapat
mengakses dan menginput data, adanya penggunaan dokumen dan
catatan yang memadai untuk menyediakan data yang diperlukan,
adanya pemeriksanaan independen atas kinerja yang dilakukan oleh
manajer masing-masing bagian sesuai kebutuhan (bisa tiap hati, setiap
minggu, atau setiap bulan), dan adanya kebijakan dan prosedur
134
4) Informasi dan komunikasi di perusahaan berjalan dengan baik, hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya laporan mingguan yang dibuat oleh
masing-masing staf bagian, konfirmasi dari rekan sejawat yang dapat
diakses dan dikirim lewat email, telepon, fax, yang digunakan oleh
manajer atau pihak terkait untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi
dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan, serta
kendala-kendala dan masalah-masalah yang dihadapi karyawan di PT WIKA
Intrade SBU Automotive Part dikomunikasikan dengan masing-masing
manajer atau kepala seksi yang bersangkutan.
5) Pemantauan dilakukan oleh manajer/atasan masing-masing bagian
sesuai kebutuhan dan juga oleh SPI yang melakukan kunjungan ke
perusahaan, tepatnya ke bagian keuangan dan akuntansi sebanyak 3
bulan sekali.
b. Tercapainya tujuan pengendalian internal pembelian bahan baku yang
meliputi:
1) Laporan keuangan perusahaan dapat diandalkan, hal ini ditunjukkan
dengan tersedianya data yang akurat dan dapat dipercaya melalui
dokumen dan catatan yang dapat diverifikasi mengenai pembelian
bahan baku dan penggunaan bahan baku, sehingga memungkinkan
tersusunnya laporan keuangan yangapat diandalkan. Laporan keuangan
perusahaan telah di audit oleh akuntan publik dengan hasil pendapat
135
Universitas Kristen Maranatha 2) Tercapianya efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan, khususnya
yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dan penggunaan
bahan baku yang dapat dilihat dari kegiatan pembelian, penerimaan,
penyimpanan yang efektif serta tidak ditemui adanya penyimpangan
yang berarti.
3) Perusahaan telah mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini
dapat dilihat dari dipatuhinya peraturan, kebijakan dan prosedur yang
yang ditetapkan oleh kantor pusat, penyusunan laporan keuangan
perusahaan telah menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (PABU) dan standar akuntansi keuangan (SAK), dan
perusahaan telah mempunyai NPWP untuk membayar pajak.
2. Penggunaan bahan baku di PT WIKA SBU Automotive Part telah efisien, hal
ini ditunjukkan dari 30 responden yang menjawab “Ya” atas kuesioner
mengenai efisiensi penggunaan bahan baku adalah sebanyak 88,83%,
penilaian oleh penulis sebesar 80 dan persentase bulan yang efisien atas
penggunaan bahan baku adalah 83,338%.
3. Pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam perusahaan
yang memadai berperan dalam menunjang efisiensi penggunaan bahan baku.
Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuesioner mengenai kememadaian
pengendalian internal pembelian bahan baku sebesar 78,22%, didukung oleh
komponen-komponen pengendalian internal pembelian bahan baku yang ada
di perusahaan dan penggunaan bahan baku di perusahaan telah efisien yang
136
efisiensi penggunaan bahan baku adalah sebanyak 88,83% dan persentase
bulan yang efisien atas penggunaan bahan baku adalah 83,338%.
Walaupun demikian, PT WIKA SBU Automotive Part memiliki berbagai
kelemahan dalam pelaksanaan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam
menunjang efisiensi penggunaan bahan baku, yaitu:
1. Dalam penggunaan time card machine tidak di awasi oleh satpam atau oleh
bagian SDM yang lain. Hal ini mengakibatkan adanya karyawan yang
menitipkan kartu absen pada rekan sejawatnya.
2. Tidak dilaksanakan pemeliharaan mesin-mesin secara berkala oleh bagian
workshop yang mengakibatkan kerusakan pada mesin-mesin terlambat
dideteksi dan biaya yang dikeluarkan atas perbaikan mesin-mesin tersebut
sangat banyak.
3. Perusahaan tidak menggunakan Bukti Kas dan PO yang dipranomori cetak
karena dalam penulisan nominal rupiah dan penulisan jumlah nominal
terbilang tidak boleh menggunakan correction pen, dan dokumen yang berisi
jumlah nominal yang salah dibuang begitu saja.
5.2 Saran-Saran
Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, penulis mencoba
memberikan saran sebagai bahan masukan bagi perusahaan. Adapun
saran-sarannya adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya time card machine dilakukan pengaawasan oleh satpam/bagian
SDM yang lain atau absen karyawan diganti dengan finger print atau juga di
137
Universitas Kristen Maranatha kecurangan yang mungkin terjadi, salah satunya adalah karyawan dapat
menitipkan kartu absen pada rekan sejawatnya, sehingga hal ini akan membuat
kerugian perusahaan.
2. Sebaiknya bagian workshop melakukan pemeliharaan dan pengecekan
terhadap mesin-mesin secara berkala. Dengan pemeliharaan dan pengecekan
mesin-mesin secara berkala akan mengurangi tingkat kerusakan mesin dan
memperlancar produksi serta mengurangi tingkat produk cacat.
3. Sebaiknya perusahaan mengarsip dokumen yang salah tersebut dalam file
tertentu untuk kepentingan dan kelengkapan perusahaan pada saat diaudit oleh
auditor internal maupun eksternal dan juga agar no.dokumen tidak digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder & Mark S. Beasley. 2008. “Auditing & Assurance Service: An Integrated Approach.” Twelfth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: Herman Wibowo. 2008. Auditing & Jasa
Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Edisi 12. Buku 1. Jakarta: Erlangga
Badudu, JS. & Sutan Muhamad Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Bodnar, George H. & William S. Hopwood. 2000. “Accounting Information System.” Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: Amir Abadi Jusuf & Rudi M.Tambunan. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 6. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Carter, William K. & Milton F. Usry. 2002. “Cost Accounting” Edition. Singapore: Thomson Learning. Diterjemahkan oleh: Krista. 2002. Akuntansi
Biaya. Edisi 13. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Champion, Dean J. 1990. Basic Statictic for Social Reaserch. Second Edition. New York: Mac Millan Publishing.
Cushing, Barry E. 1992. “Accounting Information System and Business Organization” Edition. Philippines: Addison Wesley Publishing Company. Diterjemahkan oleh: Drs. Ruchiyat Kosasih. 1992. Sistem
Informasi Akuntansi & Oragnisasi Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Koontz, Harold., Cyril O’Donnell Milton., Heinzweihrich. “Management” Edition. New York: McGraw Hillboot Company, Inc. 1996. Diterjemahkan oleh: Antarikso. 1996. Manajemen. Edisi 8. Buku 2. Jakarta: Erlangga.
Midjan, La & Azhar Susanto. 1997. Sistem Informasi Akuntansi Pendekatan Manual
Praktika Penyusunan Metode & Prosedur. Edisi 11. Bandung: Lembaga
Informatika Akuntansi.
139
Universitas Kristen Maranatha Robbins, Stephen P. & Mary Coulter. 2002. “Management.” Seventh Edition. New
Jersey: Prentice Hall. Diterjemahkan oleh: T. Hermaya & Harry Slamet. 2005.
Manajemen. Edisi 7. Buku 2. Jakarta: Index.
Soekanto, Soejono. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wilson, James D. & John B. Champbell. 1981. “Controllership: The Work Managerial Accountant” Edition. New York: John Willey and Sons, Inc. Diterjemahkan oleh: Tjintjin Fenix Tjendera. 1989 .Controllership: Tugas