BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi memberikan dampak yang cukup signifikan kepada aspek lainnya mulai
dari lingkungan, politik, budaya serta bisnis. Griffin dan Ebert dalam Solihin
(2006:4) mengatakan bahwa : ”bisnis merupakan aktivitas penyediaan barang dan
jasa yang bertujuan untuk menghasilkan profit’’. Pada dasarnya setiap perusahaan
berupaya untuk menberikan laba yang maksimal dan keuntungan yang berlipat
bagi setiap stakeholders mereka. Hal ini dilakukan agar para stakeholders puas
dan akhirnya loyal kepada perusahaan. Frederick, Post dan Davis dalam Gugup
Kismono (2001:6) mengatakan bahwa : “stakeholders adalah semua pihak yang
dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung”.
Stakeholders dapat dibagi menjadi 2 yaitu Primary stakeholders dan Secondary
stakeholders. Primary stakeholders merupakan pihak yang secara langsung
dipengaruhi oleh kebijakan, produk, dan aktivitas perusahaan. Primary
stakeholders juga sering disebut sebagai market driven. Mereka terdiri dari para
pelanggan atau konsumen, pemasok, karyawan, investor, pesaing. Secondary
stakeholders adalah pihak-pihak atau kelompok yang dipengaruhi oleh aktivitas
kedua perusahaan. Cara yang paling dasar digunakan sebuah perusahaan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan keuntungan. Untuk
supaya penjualan atas produk tersebut juga meningkat disamping itu perusahaan
juga dapat meningkatkan keuntungan melalui ketepatan penggelolaan perusahaan
dalam menggunakan dana.
Dana memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan. Dana sebagai
modal kerja diperlukan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.
Bahkan modal kerja juga bisa dikatakan sebagai nafas dan dasar kelangsungan
hidup perusahaan tersebut. Perusahaan tidak akan bisa menjalankan usahanya
tanpa ada modal kerja yang cukup. Modal kerja tersebut diperoleh dari berbagai
sumber misalnya harta atau kekayaan perusahaan yang dialokasikan untuk periode
tertentu dan setiap watu modal kerja itu akan terus berputar. Modal kerja diartikan
sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,
seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan dan aktiva lancar lainnya
(Kashmir, 2008:250). Modal kerja tersebut digunakan perusahaan untuk
membiayai keperluan operasionalnya sehari-hari dan untuk membiayai investasi
jangka panjang serta untuk menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety
terutama kreditur jangka pendek melalui aktiva lancar yang cukup besar. Modal
kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam
perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.
Pengelolaan modal kerja sangat penting untuk diperhatikan dan diawasi oleh
pihak-pihak yang ada dalam perusahaan khususnya manajer keuangan atau kepala
bagian keuangan yang ada di perusahaan tersebut.
Pengelolaan modal kerja berkaitan dengan berapa jumlah aktiva atau
dengan jumlah yang terlalu besar tanpa melakukan pertimbangan terlebih dahulu
maka akan terjadi overlikuid dan ketidakefisienan pada perusahaan tersebut,
karena banyak modal atau dana yang tidak digunakan dan tertimbun di dalam kas
perusahaan, sehingga kesempatan untuk memperoleh laba yang maksimal akan
berkurang.
Besarnya jumlah modal kerja sangat tergantung kepada kebijakan dari
kebutuhan perusahaan dan pertimbangan manajer perusahaan. Disisi lain jika
perusahaan memutuskan untuk menggunakan lebih banyak hutang daripada
modal, maka akan terjadi pengurangan keuntungan karena beban bunga yang
harus dibayar oleh kreditur ikut meningkat dengan pesat.
Untuk itu, seorang manajer tidak hanya dituntut memikirkan dari mana
sumber dana diperoleh agar dapat digunakan menjadi modal perusahaan tetapi
juga harus mengatur dan mengawasi serta mengelola penggunaan modal kerja.
Disamping itu manajer juga perlu mengetahui bagaimana perputaran modal kerja
dan mampu mengambil keputusan yang tepat agar tidak terjadi hal buruk yang
dapat mengganggu perusahaan khususnya dalam hal keuangan. Dari hasil
pengamatan dan pengawasan itu, maka manajer akan mampu menyusun rencana
strategis (renstra) untuk keuangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga
tujuan peusahaan akan tercapai. Selain manajer kreditor jangka pendek dalam
internal perusahaan juga perlu mengawasi pengelolaan modal kerja untuk
mendapatkan informasi bagaimana tingkat likuiditas perusahaan dalam membayar
hutang jangka pendek perusahaan kepada pihak lain. Jika perusahaan dapat
dalam perusahaan yangpada akhirnya laba juga meningkat sehingga perusahaan
tersebut dapat berkembang dengan baik. Tetapi sebaliknya jika perusahaan tidak
dapat mengelola modal kerja dengan baik, maka akan terjadi kerugian yang besar
dan dapat mengancam keberlangsungan usaha tersebut serta tidak tercapainya
efisiensi modal kerja yang diharapkan. Efisiensi modal kerja dapat dilihat melalui
inventories tunover dan total assets turnover. Efisiensi modal kerja adalah
ketepatan organisasi atau perusahaan dalam menggunakan modal kerja yang ada,
dengan kata lain tidak kurang dan tidak lebih. Dan untuk mengetahui efisiensi
modal kerja, maka kita dapat mengukurnya melalui elemen modal kerja terlebih
dahulu.
Menurut Esra dan Apriweni dalam pramudita (2013), dalam pengelolaan
modal kerja perlu diperhatikan tiga elemen utama modal kerja, yaitu kas, piutang
dan persediaan. Jika ditemukan bahwa tingkat perputaran elemen modal kerja
tinggi maka dapat dikatakan bahwa penggunaan dan pengelolaan modal kerja
efisien, tetapi sebaliknya jika perputaran elemen modal lambat maka dapat
dikatakan penggunaan dan pengelolaan modal kerja tidak efisien.
Efisiensi Modal Kerja (Handoko, 1999) adalah ketepatan cara (usaha dan
kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan
kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal
kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Untuk dapat
menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen-
elemen modal kerja. Dalam penelitian ini, elemen modal kerja yang akan dibahas
Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang memiliki pengaruh
yang kuat terhadap likuiditas sebuah perusahaan, karena semakin banyak kas yang
dimiliki perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang tinggi.
Tetapi disisi lain, perusahaan juga harus menentukan kas minimun yang
proposional, karena jika perusahaan menyimpan kas dalam jumlah banyak, maka
tingkat perputaran modal perusahaan akan kecil, sehingga profitabilitas yang
dihasilkan perusahaan akan rendah.
Selain kas, ada unsur modal kerja lainnya adalah persediaan. Persediaan
adalah elemen penting dari modal kerja yang selalu berputar dan jumlahnya selalu
berubah-ubah setiap waktu. Persediaan perusahaan dapat dikelompokan menjadi 3
jenis, yaitu persediaan barang mentah(bahan baku), barang setengah jadi (barang
dalam proses) dan barang jadi.
Perputaran modal kerja diperlukan, karena perputaran modal kerja itu
berpengaruh terhadap aktivitas operasional perusahaan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pendapatan perusahaan. Pendapatan yang diperoleh perusahaan
akan dikurangi beban operasional sehingga menghasilkan laba bersih
(profitabilitas).
Laba bersih merupakan salah satu komponen pembentuk dari ROI (Return
On Investment) yang dimana ROI menunjukkan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama
periode tertentu. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur serta
kecenderungan keuntungan yang meningkat merupakan faktor yang sangat
manajer, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk
mengetahuiberhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan
bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur prospek modal yang
ditanamkan dalam perusahaan tersebut.
Industri dasar dan kimia merupakan industri yang sangat strategis dan
sangat dibutuhkan, karena industri ini memproduksi bahan mentah menjadi
barang-barang baku dan barang setengah jadi yang kemudian akan diolah kembali
oleh perusahaan lain. Disamping itu perusahan-perusahan yang ada dalam
industry dasar dan kimia pada dasarnya memiliki modal kerja yang cukup besar
untuk membiayai kegiata operasionalnya, sebagai contoh industri metal and allied
product yang memerlukan biaya besar untuk mengeruk isi perut bumi yang
kemudian diolah menjadi besi, baja dan produk turunannya yang pada proses
tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar sehinga peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimana perusahaan dalam industri dasar dan kimia memanajemenkan
modal kerja tersebut agar mendapatkan laba dan melihat apa pengaruh dari modal
kerja terhadap Return On Investmen (ROI).
Adapun jumlah perusahaan manufaktur sektor Industri Dasar dan Kimia
yang terdaftar tahun 2010-2012 dalam BEI dan mengeluarkan laporan keuangan
pada tanggal 31 desember 2012 berjumlah, hanya berjumlah 58 perusahaan.
Berikut data rata-rata Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital
Tabel 1.1 Rata-rata ROI, Current Ratio, Inventory Turnover dan Working Capital TurnOver
Variabel Tahun
2010 2011 2012
Return On Investment (ROI) 0,047 0,067 0,055
Current Ratio (CR) 363,463 286,23 229,1
Inventory Turn Over (ITO) 9,31 8,22 6,21
Working Capital Turn Over (WCTO) (45,83) 17,96 4,54 Sumber : www.idx.co.id (diolah peneliti 2013)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui ROI perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2012. Perubahan ROI perusahaan terjadi karena berfluktuasi beberapa variabel,
diantaranya current ratio, inventory turnover, dan working capital turnover.
Perputaran modal kerja pada tahun 2011 mengalami peningkatan dan ROI
juga meningkat, sedangkan pada tahun 2012 perputaran modal mengalami
penurunan yang diikuti juga oleh variabel ROI juga mengalami penurunan yang
dimana dapat disimpulkan bahwa perputaran modal memiliki pengaruh terhadap
profitabilitas, hal ini berbeda dengan penelitian Rio (2011) yang mengatakan
bahwa perputaran modal kerja tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.
Current ratio pada tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan Return
On Investment mengalami peningkatan dan pada tahun 2012 Current Ratio
mengalami penurunan kembali yang kemudian diikuti oleh ROI yang juga
mengalami penurunan yang dimana dapat disimpulkan bahwa current ratio tidak
memiliki pengaruh terhadap ROI, sedangkan menurut penelitian Relani (2008)
mengatakan bahwa Current Ratio memiliki pengaruh terhadap tingkat
Inventory Turnover pada tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan
ROI mengalami peningkatan. Dan pada tahun 2012, Inventory Turnover juga
mengalami penurunan yang juga diikuti oleh ROI yang juga mengalami
penurunan pada tahun 2012, sehingga dapat dilihat bahwa Inventory Turnover
tidak memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas. Sedangkan menurut penelitian
oleh Ririn (2009) mengatakan bahwa Inventory Turnover memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas.
Adapun penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini yang
membahas pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dilakukan oleh Ririn
(2009) dengan judul Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
menggunakan variabel antara lain: sales growth ratio, financial debt ratio, fixed
financial assets ratio, inventory turnover ratio, receivable turnover ratio yang
memberikan pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) sebagai variabel tidak bebas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan
hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial kelima
variabel penelitian berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dan variabel yang paling dominan
mempengaruhi ROA adalah financial debt ratio karena mempunyai t statistik
paling besar dan probabilitas yang paling kecil.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Relani (2008) yang berjudul Pengaruh
Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Hotel Internasional Sibayak
rasio perputaran modal kerja sebagai variabel bebas serta ROI sebagai variabel
terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio lancar, rasio cepat dan rasio
perputaran modal kerja memiliki hubungan yang searah dengan ROI, namun tidak
memiliki pengaruh yang kuat terhadap ROI.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatma (2006) yang berjudul Pengaruh
Modal Kerja Terhadap Profitabilitas PT Goodyear Sumatra Plantations Dolok
Merangir dengan variabel cash turnover, receivables turnover, inventory turnover
sebagai variabel bebas dan Return on Investment (ROI) sebagai variabel terikat
dan metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda linear menunjukkan
hasil bahwa secara simutan variabel cash turnover, receivables turnover, dan
inventory turnover tidak memiliki pengaruh yang signikan terhadap return on
investment (ROI). Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya
variabel cash turnover yang berpengaruh signifikan terhadap return on invetment
(ROI) PT Goodyear Sumatra Plantations Dolok Merangir.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Pramudita (2013) dengan judul
Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja dan Struktur Modal Kerja Terhadap
Profitailitas Perusahaan (Analisis pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
dan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2007-2011). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perputaran kas, perputaran persediaan, rasio lancar dan rasio hutang terhadap
ekuitas dan variabel terikat ROI. Metode pengambilan sampel yang digunakan
yaitu purposive sampling, dan didapat 26 perusahaan yang terdiri dari 14
sektor industri barang konsumsi. Data dianalisis memakai analisis regresi
berganda yang meliputi uji statistik deskriptif, uji penyimpangan asumsi klasik,
uji goodness of fit, dan menggunakan uji beda (Chow Test). Hasil analisis
menunjukkan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri bahwa variabel
perputaran kas, dan rasio hutang terhadap ekuitas berpengaruh signifikan terhadap
ROI. Sedangkan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
hanya variabel perputaran persediaan yang berpengaruh signifikan terhadap ROI.
Penelitian yang dilakukan oleh Rio (2011) dengan judul “Pengaruh
Efektivitas Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah Working Capital Turnover (WCTO), Receivabel Turnover
(RTO), Inventory Turnover (ITO) sedangkan variabel terikatnya adalah Return On
Investment (ROI) yang dimana variabel-variabel independen dan dependen diuji
dengan menggunakan analisis statisktik SPSS 18.00 dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen dengan dependen
baik secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel working capital turnover, receivable turnover dan inventory turnover
memiliki pengaruh secara simultan terhadap return on investment. Sedangkan
secara parsial hanya variabel inventory turnover yang memiliki pengaruh terhadap
return on investment.
Penelitian yang dilakukan oleh kumala (2012) dengan judul “Pengaruh
Efisiensi Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Rokok Di
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004-2011) dengan variabel bebas modal kerja,
Tingkat perputaran modal kerja, rasio lancar, rasio kecukupan kas, dan variabel
terikat return on investment (ROI). Analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program
SPSS 18. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel modal kerja yang
terdiri atas Tingkat Perputaran Modal Kerja, Rasio Lancar, dan Rasio Kecukupan
Kas secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap tingkat
profitabilitas untuk industri rokok Go-public yang terdaftar di BEI tahun
2004-2011. Sedangkan secara parsial, variabel modal kerja yang berpengaruh secara
parsial dan signifikan terhadap profitabilitas yaitu Tingkat Perputaran Modal
Kerja. Sedangkan Rasio Lancar dan Rasio Kecukupan Kas tidak berpengaruh.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Aulia (2011) dengan judul Analisis
Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar Di BEI Periode
2004-2008)dengan variabel bebas perputaran modal kerja, perputaran kas,
perputaran persediaan, perputaran piutang dan status perusahaan terhadap Return
On Investment (ROI) perusahaan manufaktur. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi berganda dengan variabel dummy. Hasil kesimpulan
penelitian ini adalah perputaran kas dan status perusahaan berhubungan positif
dan signifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran modal kerja berpengaruh
Dengan adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti
terdahulu, maka penelitian ini akan mencoba menguji kembali variabel yang
sebelumnya pernah diteliti. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)”
1.2Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini pengelolaan modal kerja yang dianggap berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan terdiri dari rasio likuiditas yaitu Current Ratio
(CR), rasio aktivitas yaitu Working Capital Turnover (WCTO) dan Inventory
Turnover (ITO) baik secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Return On
Investment (ROI) perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2012.
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengelolaan modal kerja Current Ratio (CR) secara parsial
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
2. Apakah pengelolaan modal kerja Inventory Turnover (ITO) secara parsial
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor
3. Apakah pengelolaan modal kerja Working Capital Turnover (WCTO)
secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan
manufaktur sektor industri dasar kimia yang terdaftar di BEI periode
2010-2012?
4. Apakah pengelolaan modal kerja Current Ratio, Inventory Turnover dan
Working Capital Turnover secara simultan berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan (ROI) manufaktur sektor industri dasar dan kimia
yang terdaftar di BEI periode 2010-2012?
1.3Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja Current Ratio secara
parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012
2. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal Inventory Turnover (ITO) secara
parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
3. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal Working Capital Turnover
(WCTO) secara parsial terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan
manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode
2010-2012.
4. Mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja Current Ratio, Inventory
Turnover dan Working Capital Turnover secara simultan terhadap
profitabilitas (ROI) perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia
1.4Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak:
1. Bagi Peneliti
a. Untuk memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU
b. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap
profitabilitas (ROI) perusahaan pada perusahaan industri dasar dan
kemasan subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di BEI periode
2010-2012 sehingga mengetahui bagaimana cara mengelola modal
kerja secara lebih efisien untuk menjalankan suatu usaha yang
nantinya dapat diterapkan jika ingin membuat usaha sendiri.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian tentang pengelolaan modal kerja ini dapat dijadikan bahan
sebagai gambaran bagaimana kinerja perusahaan industri dasar dan kimia
sehingga dapat dijadikan bahan masukan untuk dipertimbangkan dalam
pembuatan kebijakan baru di dalam perusahaan daam rangka peningkatan
profitabilitas perusahaan tersebut.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dan studi
pustaka bagi peneiti selanjutnya, yang ingin meneliti pengaruh