21 3.1.1. Jenis Penelian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian Eksperimen. Penelitian ini untuk memperoleh informasi yang diperoleh dengan eksperimen (slameto, 2015). Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen semu (Quasi-experiment) yaitu eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen.
3.1.2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah Desain Nonequvalent Control Group Desaign menggunakan gambar 3.1 berikut:
O1 X O2
O3 O4
Terdapat data dari 4 kelompok dalam desain penelitian ini yaitu data
pretest kelas eksperimen 1 (O1) dan kelas kontrol (O3), data posttest kelas eksperimen 1 (O2) dan kelas kontrol (O4).
3.1.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Gugus Ki Hajar Dewantara yang terletak di Kecamatan Tengaran. Penelitian ini mengambil beberapa SD Gugus Ki Hajar Dewantara yaitu SD Negeri Sugihan 1 dan SD Negeri Sugihan 04.Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari semester II tahun ajaran 2017/2018.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Dengan kata lain bahawa variabel bebas ini memengaruhi variabel lain dan variabel yang secara langsung dipengaruhi dinamakan variabel tergantung (Nur Kholisiyani, 2013). Dalam penelitian ini variabel bebas nya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau dependent variabel adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu hasil belajar matematika kelas V SD Gugus Ki Hajar Dewantara Tahun ajaran 2017/2018 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
3.2.2 Definisi operasional
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan kontaks dengan cara memberikan arti atau lebih menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur kontaks variabel tersebut. Untuk memahami objek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas maka diperlukan pendefinisian variabel secara operasional sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran TSTS
setiap kelompoknya, perwakilan kelompok yang bertugas menjadi tamu mulai berjalan menuju kelompok kelompok lainnya, setelah mendapatkan informasi yang diinginkan kedua siswa kembali menuju kelompoknya untuk menjelaskan kepada teman satu kelompok yang tinggal, dan yang terakhir mengevalusi hasil pekerjaan secara bersama. Pembelajaran ini sebagai model pembelajaran untuk siswa melakukan komunikasi dengan teman sekelas, keterampilan menjelaskan kepada sesama anggota, dan menggali informasi. Selain itu pembelajaran dengan model ini membelajarkan siswa untuk belajar dengan temannya sendiri, serta dapat membantu siswa berani mengungkapkan pendapatnya dihadapan temannya. b. Model pembelajaran konvensional
Model konvensional dimulai dengan penyampaian pembelajaran dengan menuliskan materi atau dengan meminta siswa untuk membaca materi terlebih dahulu. Kemudian guru mejelaskan materi yang disampaikan, siswa diminta untuk menghafalkan apa yang terpenting dalam materi tersebut. Dalam pembelajaran model ini hanya menekankan pada menghafal materi yang terpenting misalnya rumus dalam pembelajaran matematika.
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data angka (hasil tes) maupun proses belajar. Hasil belajar diperoleh pada kegiatan akhir yang diisi dengan pemberian evaluasi terhadap siswa dan dilakukan di dalam kelas. Pengambilan hasil belajar digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan belajar dan menunjukkan kompetensi siswa melalui mengadakan tes terhadap siswa.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
kelas V SDN Sugihan 01 dan SDN Sugihan 04, kecamatan Tengaran. Secara rinci gambaran populasi dapat dilihat pada tabel 3.1:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 120) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel penelitian baik kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 tidak dipilih secara random tetapi menggunakan kelas yang sudah tersedia yaitu siswa kelas V SD Negeri Sugihan 01 sebagai kelompok eksperimen 1. Siswa kelas V SD Negeri Sugihan 04 sebagai kelompok experiment 2. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Nama sekolah Status Jumlah siswa kelas 4
1 SD Negeri Sugihan 01 SD Negeri 24 siswa
2 SD Negeri Sugihan 04 SD Negeri 23 siswa
Jumlah 47 siswa
No Nama sekolah Status Jumlah siswa Kelompok Jumlah
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2012). Alat/instrument observasi tersebut berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa dengan penerapan model TSTS dan model konvensional. Observasi dilakukan pada tahap persiapan, yaitu untuk menentukan subyek penelitian, membuat kisi-kisi soal. Pada tahap pelaksanaan lembar observasi juga digunakan untuk mengetahui penerapan pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu dengan model pembelajaran TSTS dan untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Kemudian lembar observasi tersebut akan diserahkan kepada guru atau observer, agar mengetahui apakah langkah-langkah yang terdapat pada aktivitas guru dan aktivitas siswa terlaksana semua atau tidak terlaksana. Secara lebih jelasnya lembar observasi terdapat pada lampiran. Klasifikasi keterlaksanaan pembelajaran hasil observasi adalah sebagai berikut:
2) Penilaian
Penilaian dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan menafsirkan atau memaknai hasil data pengukuran tentang kompetensi yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran (Eko, 2014). Penilaian yang diterapkan dalam tahap persiapan yaitu untuk mengujicobakan instrument pretes dan post test materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada kelas uji coba yang telah dipilih yaitu kelas V SDN Sruwen 3 untuk mencari validitas dan
Rentang Kategori
81%-100% Sangat baik
61%-80% Baik
41%-60% Sedang
21%-40% Kurang baik
reliabilitas soal. Pada tahap akhir juga diperlukan penilaian berupa soal postest materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas V SDN Sugihan 01 sebagai kelas eksperiman dan SDN Sugihan 04 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Matematika dengan menggunakan model pembelajaran TSTS pada siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara tahun ajaran 2017/2018 yaitu :
a) Tes
Tes merupakan prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis, untuk mengukur indikator atau kompetensi tertentu (Wardani, Slameto, & Winanto, 2014). Tes lebih cocok untuk mengukur hasil belajar aspek kognitif dan aspek psikomotor, tes tidak cocok untuk mengukur hasil belajar aspek afektif (sikap) karena sikap tidak bisa diukur dengan wujud angka, melainkan diukur dengan menggunakan deskripsi. Penelitian ini menggunakan teknik tes yang berupa pilihan ganda dan uraian yang akan dilakukan sebelum dan sesudah dilaksanakannya penerapan model pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil
pretest berupa hasil tes yang telah dilakukan sebagai acuan. Dan soal sesudah diberikan perlakuan sebanyak 15 soal, 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.
b) Penilaian sikap
Penilaian sikap merupakan penilaian guru terhadap sikap siswa dalam merespon suatu objek. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan observasi perilaku, pertanyaan secara langsung, dan laporan pribadi.
3) Dokumentasi
dengan menggunakan model konvensional. Selain itu dokumentasi juga bisa sebagai bukti bahwa sudah melakukan penelitain dengan benar menggunakan model pemnbelajaran TSTS.
3.4.2 Intrument Pengumpulan Data
Teknik instrument pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa dalam menerapkan model pembelajaran TSTS dan lembar soal pretes dan posttes yang berjenis pilihan ganda dan uraian. Observasi dilakukan oleh guru kelas V (observer) masing-masing SD untuk mengetahui tingkat ketercapaian guru dan siswa dalam menerapkan model pembelajaran TSTS. Berikut dipaparkan kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam menerapakan model TSTS.
1. Instrument Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumen pengumpulan data yang gunakan pada variabel ini ada lembar observasi. Lembar observasi ini untuk mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran model TSTS dan model Konvensional.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Menerapkan Model TSTS
No Aktifitas Guru No
Item
1 Guru menyampaikan salam dan berdoa bersama sebagai awal
pembelajaran 1,2
2 Guru menyampaikan skenario pembelajaran matematika yang akan
dilaksanakan 3
3 Guru menggali pengetahuan siswa mengenai mengidentifikasi sifat-sifat
bangun datar dan bangun ruang 4
4 Guru menjelaskan tata cara pembelajaran TSTS 5
5 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dengan
anggota 4 orang setiap kelompok. 6
6 Guru memberikan pertanyaan berupa soal kepada setiap kelompok. 7
tamu, juga yang sebagai penerima tamu.
8 Guru membimbing siswa dalam menjelaskan hasil dari bertamu kepada
kelompoknya sendiri. 9
9 Guru membahas dan mengoreksi hasil dari anggota kelompok yang
bertamu ke kelompok lainnya. 10
10 Guru memberikan soal evaluasi (postest) 11
11 Guru berkeliling mengawasi siswa mengerjakan soal evaluasi 12
12 Guru mengoreksi perkerjaan bersama siswa 13
13 Guru meluruskan kesalahpahaman siswa. 14
14 Guru membantu siswa membuat kesimpulan 15
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran TSTS
No Aktifitas Siswa No
item
1 Siswa mendengarkan guru menyampaikan skenario pembelajaran
matematika yang akan dilaksanakan 1
2 Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai sifat-sifat bangun datar dan
bangun ruang 2
3 Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tata cara pembelajaran
kooperatif TSTS. 3
4 Siswa bertransisi ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan arahan
guru. 4
5 Siswa mengerjakan soal dengan berdiskusi bersama kelompoknya. 5
6 Dua siswa dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain yang
telah ditentukan oleh guru sebelumnya. 6
7 Dua siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya masing-masing dan
menjelaskan kepada anggota kelompok yang tinggal. 7
8 Siswa memperhatikan guru ketika membahas dan mengoreksi jawaban
9 Siswa menerima dan mengerjakan soal evaluasi (postest) 9
10 Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu 10
11 Siswa mengoreksi pekerjaan bersama guru. 11
12 Siswa memperhatikan guru ketika meluruskan kesalahpahaman 12
13 Siswa bersama guru membuat kesimpulan. 13
Tabel 3.5
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Model Konvensional
No Indikator No Item
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1
2 Guru menjelaskan mengenai sifat-sifat bangun datar dan bangun
ruang 2
3 Guru dan siswa bertanya jawab mengenai sifat-sifat bangun datar dan
bangun ruang 3
4 Guru meminta siswa mengerjakan soal 4
5 Guru dan siswa membahas hasi dari pekerjaan siswa 5
6 Guru menyuimpulkan materi yang telah diajarkan 6
7 Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang
diajarkan dan materi selanjutnya. 7
Tabel 3.6
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Konvensional
No Indikator No Item
1 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan. 1
2 Siswa memperhatikan penjelasan mengenai sifat-sifat bangun datar
dan bangun ruang. 2
4 Siswa mengerjakan soal 4
5 Siswa dengan guru membahas hasil pekerjaan. 5
6 Siswa menyimak penjelasan guru mengenai kesimpulan pelajaran
tersebut 6
7
Siswa mendengarkan nasehat guru mengenai untuk belajar kembali mengenai materi yang disampaikan dan mempelajari materi yang
akan datang.
7
2. Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar Kognitif
Penyusunan kisi-kisi soal akan digunakan sebagai pretest dan post test
didasarkan pada Standar Kompetensi yang telah dipilih yaitu Geometri dan Pengukuran. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah sifat-sifat hubungan antar bangun. Jumlah item soal yang dikembangkan (untuk keperluan uji coba sebanyak 20 item), jumlah soal yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi siswa sebanyak 10 soal. Peneliti sengaja menyusun soal uji coba lebih dari dua kali lipat soal yang akan digunakan karena mengantisipasi soal-soal yang drop karena kualitasnya yang kurang baik. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Menjelaskan ciri-ciri bangun persegi dari bentuk benda konkrit
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun pesegi panjang.
Membandingkan ciri-ciri persegi dan siri-siri persegi panjang.
PG (1,3, 7,8)
Mengidentifikasi
sifat- Menjelaskan ciri-ciri bangun segitiga dengan
Menjelaskan sifat-sifat bangun jajargenjang.
Menggambar bangun kubus
Mengidentifikasi ciri-iri bangun balok.
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun balok.
Menggambar bangun balok.
sifat bangun tabung.
Jaring-jaring kubus Mengamati bangun kubus
Jaring-jaring balok Mengamati bangun balok
Membuka balok dalam berbagai cara.
Merangkai sisi-sisi balok dalam berbagai bentuk cara untuk menentukkan jaring-jaring balok
Menentukan bentuk jaring-jaring balok
Jaring-jaring tabung Mengamati bangun tabung
Mengamati bangun limas (segitiga, segiempat)
3. Kisi-kisi Isntrument Hasil Belajar Afektif dan Psikomor
Aspek yang dinilai dalam penilaian afektif atau sikap siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kisi-kisi Penilaian Afektif
No Aspek yang dinilai No Item
1 Bekerjasama 1
2 Tanggungjawab 2
3 Percaya Diri 3
4 Teliti 4
Tabel 3.9
Kisi-kisi Penilaian Psikomotor
No Aspek yang dinilai No item
1 Interaksi dengan guru 1
2 Interaksi dengan teman 2
3 Kemampuan menjelaskan terhadap teman 3
Tabel afektif dan psikomotor menggunakan skala likert dikembangkan oleh Rensis Likert. Keterangan sebagai berikut :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = perlu bimbingan
Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran dngan model TSTS dengan rumus di
bawah ini : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =Jumlah skor yang diperoleh
Dengan kriteria nilai : >86%= Baik Sekali
70-85%= Baik
55-69%= Cukup Baik
<54%= Kurang
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.5.1 Validitas Instrumen
Berkaitan dengan uji validitas soal tes, butir soal dianggap valid apabila mencapai nilai koefisien korelasi. Mansur (1979) menyakatakn “Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampe sekarang merupakan teknik yang
paling banyak digunakan”, selanjutnya. Mansur menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,30. Jadi kalau koefisien korelasi kurang dari batas minimum maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2012). Instrumen yang telah dibuat diuji-cobakan kepada subyek yang bukan menjadi subyek penelitian. Berdasarkan hasil uji oba instrumen tersebut, kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS.
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
Tabel 3.10
Uji validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda
Indikator soal Nomor
soal
Jumlah butir soal
ket
Valid Tidak Valid
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun persegi.
Menjelaskan ciri-ciri bangun persegi dari bentuk benda konkrit
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun pesegi panjang.
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi panjang.
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun segitiga.
Menjelaskan ciri-ciri bangun segitiga dengan benda konkritt.
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun segitiga.
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun jajargenjang.
2, 11, 12,
20 4 2 2
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun kubus.
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun kubus.
Mengidentifikasi ciri-iri bangun balok.
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun balok.
13, 5, 15 3 1 2
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun limas
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun limas.
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun tabung.
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun tabung.
4, 6 2 2 -
Mengamati bangun kubus
Merangkai enam sisi kubus dalam berbagai cara.
Menentukan jaring-jaring kubus.
17, 9, 10 3 2 1
Menentukan bentuk jaring-jaring
balok 19 1 - 1
Menentukan jaring-jaring tabung. 18 1 1 -
Mengamati bangun limas (segitiga,
segiempat) 14, 16 2 1 1
Tabel 3.10 diatas menunjukan hasil uji validitas. Berdasarkan uji validitas dengan 20 soal yang diuji terdapat 11 soal yang valid dengan r hitung > 0,312 dan 9 soal yang tidak valid dengan r hitung <0,312. Kemudian dari 11 soal yang telah valid di uji reliabilitasnya.
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Soal Uraian
Indikator Soal Nomor
Soal
Jumlah butir soal
Keterangan
Valid Tidak Valid
Menjelaskan ciri-ciri bangun persegi dari bentuk benda konkrit
Membandingkan ciri persegi dan ciri-ciri persegi panjang.
1, 2 2 2 -
Menggambar macam-macam bentuk
segitiga 5, 6 2 2 -
Menggambar bangun balok.
Membedakan sifat-sifat bangun kubus dan balok.
9, 10 2 2 -
Menyebutkan sifat-sifat bangun tabung
Menggambarkan bangun tabung 3, 4 2 2 -
Membandingkan gambar jarning-jaring
bangun ruang 7, 8 2
2
-
Total 10 10 10 0
Tabel 3.11 diatas menunjukan hasil uji validitas. Berdasarkan uji validitas dengan 10 soal yang diuji terdapat 10 soal yang valid dengan r hitung > 0,312. Kemudian dari 10 soal yang telah valid di uji reliabilitasnya.
3.5.2 Uji Reliabilitas
kurang baik, 0,7 dapat diterima, dan lebih dari 0,8 dinyatakan reliable. Sehingga penulis mengikuti ketentuan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.716 11
Dari tabel 3.12 diatas Cronbach Alpha menunjukkan 0,716 yang berarti soal yang valid telah teruji reliabel.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Uraian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.735 10
3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran yaitu parameter untuk menyatakan bahan item soal dinyatakan mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks (Wardani, dkk, 20012 :338). Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut
P=
BN
Keterangan :
P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
Ketentuan taraf kesukaran soal pada penelitian ini mengacu pada rentang nilai tingakt kesukaran soal yang dikemukan oleh Wardani,dkk (2012:339). Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.14
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0.00-0.25 Sukar
0.26-0.75 Sedang
0.76-1.00 Mudah
Berikut adalah hasil uji kesukaran pada instrumen soal
Tabel 3.15
Hasil Uji Kesukaran Instrumen Pilihan Ganda
Taraf
Kesukaran Butir Soal Jumlah
Mudah 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
18, 19, 20 18
Sedang 17, 3 2
Sukar - -
3.5.4 Daya Pembeda
didik yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab dengan betul (Wardani, Slameto, & Winanto, 2014) Cara menghitung Daya Pembeda (DB) menggunakan rumus berikut ini:
Daya Pembeda = (𝐾𝐴−𝐾𝐵)
0.5 X J
Keterangan :
KA = Jumlah peserta dalam kelompok atas (sekitar 30% berdasarkan rangking skor total) yang menjawab benar
KB = Jumlah peserta dalam kelompok bawah (sekitar 30% berdasarkan rangking skor total) yang menjawab salah
J = Jumlah seluruh peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah
Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Kesepakatan umummenyatakan bawah DB (Daya Pembeda) terkecil yang diterima adalah 0,25. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan peserta didik yang telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi. Berikut adalah hasil uji Daya Pembeda soal pilihan ganda.
Tabel 3.16
Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda
Index Daya Pembeda No soal
0,25 - 1,00 Soal no 3, no 17
+ 1,00
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
18, 19, 20
3.6 Teknik Analisis Data
Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi maka akan dilakukan pengujian dengan teknik statistik non parametric Kolomogorov Smirnov.
3.6.1. Uji normalitas
Untuk mengetahui data yang ada di setiap kelas itu memiliki data yang terdistribusi normal atau tidak maka perlu dilakukan uji normalitas data.Apabila data yang digunakan normal maka dapat digunakan statistic parametrik. Namun jika data yang digunan tidak normal maka akan digunakan statistic nonparametrik.
Acuan yang digunakan yaitu, jika signifikan ≥ 0,05 maka data tersebut
terdistribusi normal. Jika nilai signifikan kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak normal. Dalam uji normalitas dapat menggunakan bantuan software SPSS 21 for windows yaitu :
Tabel 3.17
Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NILAI konvensional .117 21 .200* .954 21 .401
tsts .178 23 .056 .905 23 .032
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 3.18
Hasil Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai konvensional .155 21 .200* .926 21 .114
tsts .194 23 .025 .883 23 .012
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 3.17 pada kelas eksperimen terdapat nilai signifikan pretes 0,032 dan 0,012 pada siginifikan postes, hal tersebut terlihat jelas bahwa nilai signifikan pada kelas eksperimen >0,005, artinya penyebaran data pada kelas eksperimen pretes dan postes berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 3.17 terdapat nilai signifikan pretes 0,401 dan nilai signifikan postes 0,114. Hal itu terlihat jelas bahwa pada kelas kontrol nilai signifikan >0,005, artinya penyebaran pretes dan postes pada kelas kontrol berdistribusi normal.
3.6.2. Uji homogenitas
Uji homogenitas varian digunakan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Varian data kedua kelompok dikatakan homogen jika nilai probabilitas/signifikasi lebih dari 0,05. Jika probabilitas kurang dari 0,05 maka data dikatakan tidak homogen. Analisis uji homogen dapat dilakukan dengan cara menggunakan software SPPS 21 for windows
Tabel 3.19
Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.713 1 42 .403
3.6.3. Uji Hipotesis
Teknik analisi data pada penelitian ini adalah menggunakan hipotesis t. Melalui uji t ini peneliti ingin menguji kemampuan generalisasi (signifikan hasil penelitian yang merupakan perbandingan dua rata-rata sampel). Melalui uji t peneliti berharap menemukan perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe TSTS dengan model pembelajaran konvensional. Untuk menganalisis hal tersebut peneliti menggunakan uji t.
Hipotesis yang akan diujikan dieksperimen ini adalah H0: μ1 = μ2 Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Sugihan 01 dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran